KONTRIBUSI KINERJA MENGAJAR GURU DAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PAI: Studi Analisis Terhadap Guru PAI SD di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
DAFTAR ISI
halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
PEMBIMBING……………….........................
LEMBARAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM
STUDI.........................
PERNYATAAN…………………………………..............................................
.
KATA PENGANTAR..................................................................................
i
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH.........................................................................
v
DAFTAR TABEL..........................................................................................
Viii
DAFTAR GAMBAR………………………......................................................
xi
DAFTAR
LAMPIRAN……………………………............................................
ABSTRAK .................................................................................................
xii
DAFTAR ISI…..……………………
............................................................
PENDAHULUAN...................................................................
BAB I
A. Latar Belakang
Masalah…………………………..…………………
B. Identifikasi
Masalah……………………………………………………
C. Pembatasan
Masalah…………………………………………………
D. Rumusan Masalah
……………………………………………………..
E. Tujuan
Penelitian…………………………………………………
……..
F. Manfaat
Penelitian…………………………………………………
…..
G. Asumsi
……………………………………………………………
………….
H. Defenisi
Operasional………………………………………………
….
I. Hipotesis Penelitian
…………………………………………………..
xiii
xiv
1
1
5
7
8
9
9
12
14
20
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA…………………………...............................
A. Konsepsi Kinerja Mengajar Guru dan Fasilitas
Pendidkan Dalam Konteks Administrasi Pendidikan….
B. Efektifitas Pembelajaran
……………………………………………
1. Konsep Efektifitas
Pembelajaran…………………………..
2. Peranan Guru Dalam Mewujudkan Pembelajaran
Efektif…………………………………………………
…………………
3. Pembelajaran yang
Efektif……………………………………
4. Indikator Efektifitas Pembelajaran.................................
C. Kinerja Mengajar
Guru………………………………………………..
1. Konsep Kinerja Mengajar
Guru…………………………….
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja……….
3. Indikator
Kinerja………………………………………………
……
4. Penilaian
Kinerja………………………………………………
……
22
22
30
30
33
39
45
48
48
51
57
70
71
71
83
D. Fasilitas Pendidikan
…………………………………………………..
1. Konsep Fasilitas
Pendidikan………………………………….
2. Manfaat Fasilitas Pendidikan Dalam Pembelajaran
BAB III
METODE
PENELITIAN………………………….......................
A. Metode Penelitian
……………………………………………………..
A. Variabel
Penelitian…………………………………………………
…...
B. Populasi dan Teknik Pengambilan
90
90
92
102
BAB IV
Sampel…………………
1. Populasi
………………………………………………………
……….
2. Sampel
………………………………………………………
…………
102
105
C. Teknik Pengumpulan
Data…………………………………………
1. Teknik Angket
……………………………………………………..
2. Studi
Dokumen………………………………………………
……..
D. Teknik Pengolahan dan Analisis
Data………………………..
1. Uji Coba
Instrumen………………………………………….
.......
2. Uji Validitas
Instrumen………………………………………….
3. Uji Reliabilitas
Instrumen………………………………………
4. Uji Hipotesis
……………………………………………………
5. Pengolahan
Data……………………………………………..
6. Jadwal Penelitian
…………………………………………….
111
111
113
HASIL
PENELITIAN…………………………...........................
A.
Hasil
Penelitian…………………………………
………………………
1. Kinerja Mengajar
Guru…………………………………….
2. Fasilitas
Pendidikan………………………………………….
3. Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
114
114
122
123
125
126
127
129
129
131
133
136
A. Pengujian
Hipotesis…………………………………………………..
1. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru
Terhadap Efektifitas Pembelajaran…......................
2. Kontribusi Fasilitas Pendidikan Terhadap
Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
3. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru, Fasilitas
Pendidikan secara bersama-sama Dengan
Efektifitas
Pembelajaran…………….…………………….
BAB V
140
140
146
152
B. Interpretasi Hasil
Penelitian………………………………….
158
C.
Pembahasan……………………………………………
……………
1. Kinerja Mengajar
Guru…………………………................
2. Fasilitas
Pendidikan…………………………………………
..
3. Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
161
161
165
167
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
REKOMENDASI…………………………...............................
...
A. Kesimpulan…………………………………………………
………………..
B. Implikasi Hasil
Penelitian……………………………………………..
C. Rekomendasi………………………………………………
………………..
174
DAFTAR
PUSTAKA………………………………
…………………
Riwayat Hidup
LAMPIRAN-LAMPIRAN
174
175
178
182
187
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab ( Pasal I UU No. 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasioanl ).
Agar tujuan pendidikan tersebut diatas dapat tercapai, pemerintah kemudian
memprioritaskan arah pembangunan khususnya di bidang pendidikan secara umum adalah
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan
kesejahteraan tenaga kependidikan, pemberdayaaan lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan nilai,sikap dan kemampuan, melakukan pembaharuan dan pemantapan system
pendidikan ( Propenas, 2001 : 30 ).
Sejalan dengan itu Oteng Sutisna ( 1987 : 369 ) mengemukakan bahwa : “Kualitas
program pendidikan tidak hanya bergantung kepada konsep-konsep program yang cerdas tetapi
juga ada tenaga edukatif yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tampa
tenaga edukatif yang profesional program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang
cerdas serta dirancang dengan telitipun tidak akan berhasil”.
Hal ini mengandung pengertian bahwa peran guru ditempatkan pada posisi yang
strategis dalam memberikan layanan investasi ilmu pengetahuan kepada siswa sebagai subjek
dan sekaligus sebagai objek. Bagaimanapun idealnya kurikulum pendidikan, dan memadainya
sarana prasarana tetapi tidak didukung oleh kenerja guru
maka proses pembelajaran tidak
berjalan secara optimal. Oleh sebab itu, untuk mencapai
proses pendidikan yang bermutu
sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat maka sebaiknya diawali dengan menganalisis
tentang aspek – aspek yang turut memberikan pengaruh terhadap mutu pendidikan.
Ada beberapa aspek pendidikan antara lain; kinerja guru dan kesiapan fasilitas
pendidikan. Kedua aspek tersebut akan memberikan dukungan yang kuat terhadap efektifitas
pembelajaran yang merupakan sebuah indikator kualitas pendidikan, jika di perhatikan dengan
sungguh – sungguh.
Kinerja guru atau biasa disebut performance guru merupakan hasil kerja atau unjuk
kerja atas suatu aktifitas mengajar yang diberikan sesuai dengan petunjuk atau pedoman.
Indikator kinerja guru dapat dilihat pada kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran.
Merencanakan KBM, menguasai bahan pelajaran, mengelolah kelas, menggunakan fasilitas
pendidikan dan penilaian hasil belajar.
Untuk mencapai prestasi mengajar guru dalam konteks kinerja, maka perlu didukung
oleh fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai sesuai
dengan kebutuhan materi
pembelajaran terutama pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Fasilitas pendidikan
adalah
sarana prasarana untuk mendukung aktifitas pembelajaran yang meliputi lahan sekolah,
bangunan sekolah dan peralatan sekolah digunakan dalam proses belajar mengajar atau sarana
interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang diharapkan. Fasilitas pendidikan yang disiapkan oleh guru perlu dipertimbangkan aspek
efektifitas pencapaian tujuan. Dengan demikian, fasilitas pendidikan
prasarana
yang dijadikan sarana
untuk mendukung aktifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan materi dan
kesanggupan guru serta siswa untuk memanfaatkannya. Guru yang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan fasilitas pendidikan dengan terampil akan berimplikasi kepada tingkat kepuasan
dan pemahaman siswa dalam menerima layanan investasi pengetahuan agama Islam dari si
pendidik. Hal ini merupakan sebuah indikator efektifitas pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran adalah segala aktifitas pembelajaran yang memberikan
kesan peserta didik untuk belajar dengan mudah, antusias, dan menyenangkan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Efektifitas pembelajaran Pendididikan Agama islam merupakan target yang
diharapkan setelah dilaksanakan proses pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran dapat dilihat
pada beberapa aspek antara lain; pengorganisasian materi yang baik, komunikasi yang efektif,
penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, sikap positif terhadap siswa, pemberian
nilai yang adil, keluwesan dalam pendekatan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang baik.
Berdasarkan defenisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai
pembelajaran efektif sangat didukung oleh kinerja guru dan fasilitas pendidikan yang lengkap,
memadai dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pendidikan agama Islam.
Akan tetapi fenomena yang terjadi dilapangan adalah bahwa guru pendidikan agama
Islam kurang menunjukkan kinerja mengajar yang optimal dan kesiapan fasilitas pendidikan
kurang memadai, pada gilirannya akan berdampak pada
efektifitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam belum tercapai sesuai dengan harapan.
Mencermati fenomena sebagaimana tersebut diatas, kemudian memotivasi penulis
untuk melakukan kajian dan penelitian untuk mencari informasi yang akurat dan obyektif dalam
rangka upaya perbaikan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas,
dapat dipahami bahwa
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai aktualisasi dari guru yang memiliki
kinerja atau hasil kerja yang berkualitas dan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai.
Efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam dapat tercapai maka, kinerja guru perlu
ditingkatkan dan ketersediaan fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu; fasilitas pendidikan, pendidikan dan pelatihan,
kompetensi, peluang, standar, motivasi, dan komitmen individu.
Karena guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat strategis.
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi, maka akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan disiplin, kreatif dan inovatif dalam menggunakan fasilitas pendidikan. Kinerja mengajar
guru akan lebih baik bilamana didukung oleh kompetensi guru sebagaimana telah diamanatkan
dalam Undang – undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005. Dimana, dari kedua institusi tersebut telah dijelaskan bahwa kompetensi
guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional dan sosial.
Menurut hasil penelitian Ronald Brandt ( 1993 ) menjelaskan bahwa :
“Hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti pembaharuan kurikulum
dan menerapan metode mengajar baru, akhirnya tergantung pada guru. Tampa guru menguasai
bahan pelajaran dan strategi belajar mengajar, tampa guru mendorong siswanya untuk belajar
sungguh-sungguh guna mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal”.
Efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal artinya faktor yang berada di dalam
konteks efektifitas pembelajaran PAI, sedangkan faktor eksternal artinya faktor yang berada di
luar efektifitas. Faktor internal yang berhubungan dengan efektifitas pembelajaran PAI antara
lain : peraturan organisasi sekolah, kepemimpinan, imbalan ( reward ), ketersediaan sarana dan
prasarana, kepelatihan kompetensi, kinerja mengajar guru dan media belajar. Faktor eksternal
meliputi antara lain : faktor budaya, politik, ekonomi dan sosial. Disamping faktor-faktor internal
dan eksternal sebagaimana tersebut di atas, tentunya masih banyak lagi yang berhubungan
dengan efektifitas pembelajaran PAI sebagai aktualisasi dari kinerja guru dan ketersediaan
fasilitas pendidikan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
“Kontribusi Kinerja Mengajar Guru dan Fasilitas Pendidikan Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Khususnya di Kabuapten Sumba Timur Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, bahwa
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan
eksternal. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan untuk memfokuskan kajian, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi dan hanya mengkaji bagaimana pengaruh kontribusi
kinerja guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya di Kabupaten Sumba Timur NTT.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, efektifitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam mendapat kontribusi dari berbagai faktor internal dan
eksternal guru. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan untuk lebih fokus kajian, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi dan hanya mengkaji bagaimana kontribusi kinerja guru dan
fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya di
Kabupaten Sumba Timur – Nusa Tenggara Timur.
Mencermati rumusan masalah tersebut di atas, dijabarkan secara rinci pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru terhadap efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam ?
2. Seberapa besar kontribusi fasilitas pendidikan
terhadap efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam ?
3. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru
dan fasilitas pendidikan terhadap
efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan di atas, maka tujuan penelitian
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara fokus
tentang kontribusi kinerja
mengajar guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur. Adapun uraian sebagai berikut :
1. Kontribusi kinerja mengajar guru dengan efektifitas pembelajaran pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur
2. Kontribusi fasilitas pendidikan dengan efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam
di kabupaten Sumba Timur
3. Kontribusi kinerja mengajar guru
dan fasilitas pendidikan dengan efektifitas
pembelajaran pendidikan agama Islam di Kabupaten Sumba Timur
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan perinsip-perinsip serta
faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan kinerja mengajar guru, fasilitas pendidikan dan
efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Lebih jauh lagi, penelitian ini diharapkan
dapat memperkayah khasanah keilmuan khususnya dalam bidang pengembangan sarana
prasarana dan manajemen tenaga kependidikan guru di Kabupaten Sumba Timur.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak
terkait dalam upaya mengembangkan dan merencanakan program peningkatan kinerja, fasilitas
pendidikan dan efektifitas pembelajaran pendidikan Agama Islam di Kabupaten Sumba Timur.
Beberapa manfaat teoritis yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan di
dalam konteks pengembangan sumber daya manusia khususnya tentang kinerja mengajar
guru.
2. Mengkaji kinerja mengajar guru dan pengembangan, pengadaan serta penggunaan
fasilitas pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan pembelajaran yang efektif.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan
di dalam konteks efektifitas pembelajaran pendidikan Agama Islam.
4. Memberikan kontribusi keilmuan dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu terkait.
Beberapa manfaat praktis yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi guru dalam mendorong perilakunya untuk meningkatkan kinerja mengajanya
sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab profesi yang diembannya.
2. Bagi Kepala sekolah, kepala kantor Departemen Agama, kepala Dinas pendidikan dalam
menyusun program perlu dipertimbangkan adalah upaya peningkatan kinerja mengajar
guru, pengadaan, pengembangan dan penggunaan fasilitas pendidikan Agama Islam.
3. Bagi penyelenggara dan Pembina program pendidikan sebagai masukan dalam
merumuskan kebijakan serta menyusun rencana program peningkatan kinerja mengajar
guru dan fasilitas pendidikan dalam mendukung kelancaran dan efektifitas ketercapaian
tujuan pembelajaran.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan kinerja mengajar guru dan kemanfaatan fasilitas pendidikan.
G. Asumsi
Asumsi adalah suatu titik tolak pemikiran yang menjadi landasan dari penyelidikan
suatu masalah. Hal ini sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah UPI ( 2008 : 51 ) yang
mengemukakan bahwa : “Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi, tesis dan disertasi. Asumsi dapat
berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri”. Adapun penulis
ajukan adalah sebagai berikut :
1. Kinerja mengajar guru merupakan sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan. Terutama
pada tataran proses, dimana kinerja guru dapat dibuktikan dengan kemampuan guru dalam
menyusun program pembelajaran. Program pembelajaran yang dimaksud adalah merencanakan
pengajaran, merencanakan KBM, menguasai bahan pelajaran, mengelolah kelas, menggunakan
media belajar dan penilaian hasil belajar. Tuntutan akan adanya peningkatan kinerja guru karena,
kompleksnya permasalahan pembelajaran termasuk didalamnya adalah mutu keluaran
disingkronkan dengan kebutuhan masyarakat. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
mengajar guru adalah kompetensi, media belajar, peluang, standar, motivasi, dan komitmen
individu. Kinerja mengajar guru dinilai sangat urgen karena akan memberikan sumbangan
kepada efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
2. Fasilitas pendidikan adalah sarana prasarana
yang disiapkan oleh sekolah dan guru
sebagaimana tercantum dalam rencana program pembelajaran untuk digunakan oleh guru dan
siswa dalam interaksi layanan investasi segenap ilmu pengetahuan. Fasilitas pendidikan yang
dimaksud adalah lahan, bangunan, peralatan sekolah dan media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Fasilitas pendidikan mempunyai hubungan dengan kebutuhan pembelajaran
dalam kaitan dengan metode dan materi yang diinvestasikan guru kepada peserta didik. Dengan
demikian fasilitas pendidikan sangat membantu untuk percepatan dalam ketercapaian tujuan
pembelajaran. Yang menjadi dasar pertimbangan guru dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan
adalah; keefektifan penggunaan fasilitas pendidikan dengan pencapaian tujuan belajar, tingkat
kesulitan materi, dana yang disiapkan oleh sekolah, metode yang digunakan guru, jumlah murid
dan kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan.
3. Efektifitas pembelajaran
merupakan target
pembelajaran yang akan diperoleh oleh
peserta didik. Efektifitas pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru untuk
membuat siswa menjadi senang dan bermakna. Kebermaknaan pembelajaran dalam kaitan
dengan pengembangan intelektual dan perubahan perilaku siswa kearah yang lebih positif. Baik
dalam kaitan dengan sikap kritis siswa dalam mencermati fenomena alam, keterampilan siswa
dalam mempraktekkan perintah ajaran Islam, seperti wudhu, sholat
praktek penanganan jenazah, jual beli, dan masalah zakat
( habluminallah ). Dan
serta aspek muamalat lainnya (
habluminannas ). Nilai, konsep, cara hidup serasi dengan indikator dan atau sesuatu hasil belajar
yang diinginkan.
Untuk mengukur efektifitas pembelajaran adalah melalui tahapan evaluasi. Hal ini
sangat membutuhkan kinerja guru dan vasilitas belajar yang disiapkan oleh guru.
H. Defenisi Operasional
Secara umum kinerja menurut Wibowo ( 2007 : 4 )
adalah merupakan implementsi
dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.
Kinerja mengajar guru menurut Rochman Natawijaya
( 1999 : 22 ) adalah
“seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran
kepada siswanya”.
Kinerja guru adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
dimiliki guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
( Depdiknas : 2004 ).
Berdasarkan defenisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa kinerja mengajar guru
adalah suatu penampilan hasil kerja dalam bentuk kerja nyata atas suatu aktifitas mengajar sesuai
dengan kompetensi, pedoman, dan standar yang berlaku.
Menurut Mulyasa ( 2002 : 49 ) bahwa fasilitas pendidikan dibagi atas dua macam
yaitu, pertama ;
sarana,
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan , khsusnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat – alat dan media pembelajaran. Kedua : prasarana,
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar
Fasilitas pendidikan adalah segala peralatan sekolah yang digunakan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya dijelaskan fasilitas dibagi atas dua yaitu
pertama,
fasilitas fisik seperti ruang dan perlengkapan belajar di kelas, alat – alat peraga
pengajaran, buku pelajaran,
laboraturium,
perpustakaan, tempat,
perlengkapan berbagai praktikum,
pusat – pusat keterampilan, kesenian, keagamaan, dan olahraga dengan segala
perlengkapannya.
Kedua, fasilitas non fisik seperti kesempatan, biaya, dan berbagai aturan serta
kebijaksanaan pimpinan sekolah. (Departemen Agama :
2001 : 99 )
Fasilitas pendidikan menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin ( Tiem Dosen
Adpen UPI, 2005 : 123 ) adalah sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan,
seperti : Gedung, ruangan belajar / kelas, alat – alat / media pendidikan, meja, kursi dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti : halaman, kebun / taman sekolah, jalan
menuju ke sekolah.
Berdasarkan defenisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, fasilitas pendidikan
adalah segalah bentuk sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan oleh tenaga pendidik
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung kelancaran proses pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Menurut Mulyasa at al, ( 2002 : 82 ), bahwa efektifitas merupakan barometer untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Jika target dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan
maka pembelajaran tersebut dinilai efektif. Dalam kaitan dengan efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam, perlu ada indikator yang dapat terukur. Untuk melihat efektifitasnya
sebuah pembelajaran adalah kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif,
dan waktu.
Menurut popham ( 2003 : 7 ) efektifitas pembelajaran seharusnya ditinjau dari
hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam
usahanya mencapai tujuan-tujuan intruksional tertentu.
Begitu pula
yang
dikemukakan oleh Degeng dalam Muhaimin ( 2009 : 156 ),
bahwa keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan keriteria : (1) kecermatan penguasaan
kemampuan atau perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar,
( 3 ) kesesuaian dengan prosedur kegiatan bealajar yang harus ditempuh, (4) kuantitas unjuk
kerja sebagai bentuk hasil belajar, ( 5 ) kualitas hasil akhir yang dapat dicapai,
( 6 ) tingkat alih
belajar, dan ( 7 ) tingkat retensi.
Dari semua penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa kinerja mengajar guru
yang berkualitas
merupakan sebuah tuntutan kebutuhan proses pembelajaran. Karena dengan
kualitas kinerja tersebut guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan kreatif dan
inovatif dalam rangka tercapainya pembelajaran yang efektif.
Penelitian ini akan mendeskripsikan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel
terikat melalui uji statistik. Variabel bebas terdiri dari kinerja mengajar guru sebagai X1, fasilitas
pendidikan X2 dan
variabel terikat yaitu efektivitas pembelajaran PAI sebagai Y
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar 1 : 1
Paradigma Penelitian
Kinerja Mengajar
Guru
rx1 = 0,370
Rx1, rx2 Y = 0,474
rx2 = 0,431
Efektifitas
Pembelajaran PAI
Fasilitas Pendidikan
Fokus Penelitian
Kinerja Mengajar Guru ( X1 )
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
Fasilitas Pendidikan ( X2 )
•
Menggunakan lahan sekolah sesuai dengan kebutuhan Pembelajaran PAI
•
Memanfaatkan Bangunan Sekolah sesuai dengan kebutuhan Pembelajaran
PAI
•
Memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan PAI
Variabel Evektifitas Pembelajaran PAI ( Y )
Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari
Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
Tingkat alih belajar
Tingkat retensi belajar
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang
harus diuji kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh suharsimi
Arikunto ( 1998 : 67 ) yang mengemukakan bahwa : “Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul”.
Setelah penulis melakukan penelaahan terhadap teori-teori yang relevan sebagimana
telah dipaparkan di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kinerja mengajar guru terhadap efektifitas
pembelajaran PAI
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Fasilitas Pendidikan terhadap
efektifitas
pembelajaran PAI
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kinerja mengajar guru dan fasilitas pendidikan
terhadap efektifitas pembelajaran PAI
BAB. III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
analitis korelasional. Menurut Notoatmodjo
( 2002 ), bahwa corelation study merupakan
suatu metode penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih, pada suatu
situasi atau sekelompok subjek tertentu. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji
permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang kinerja mengajar guru,
fasilitas pendidikan dan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap
kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, valume dan
sebenarnya. Karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara
statistik, maka antar variabel-variabel yang diajukan obyek penelitian harus jelas pertautannya (
korelasinya )
sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai
pengolah data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya ( reliabilitas
dan validitas ), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang
dihasilkan dapat dijadikan rujukan.
Suriasumantri dalam sugiyono ( 2005 : 16 – 17 ), penelitian kuantitatif didasarkan
kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, dan asumsi
tersebut adalah :
a ). Objek atau fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan
sebagainya. Berdasarkan asumsinya ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai
objek penelitian.
b ). Determnisme ( hubungan sebab akibat ), asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada
penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya. Berdasarkan asumsi pertama
dan kedua, maka penelitian ini dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel
satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu.
Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit dipelajari.
Desain penelitian yang digunakan adalah analisis korelasional, yang mempunyai
tujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi akibat kinerja mengajar guru dan fasilitas
pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Kinerja mengajar guru
tersebut meliputi dua kompetensi guru yaitu; pedagogik dan profesional. Kompetensi pedagogik
mencakup; memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dan mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Dan kompetensi profesional meliputi;
penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, dan penguasaan struktur dan
metode keilmuan. Fasilitas pendidikan yang diteliti adalah lahan sekolah, gedung dan media
pembelajaran. Sedangkan efektifitas pembelajaran yang dimaksud ditinjau adalah ketercapaian
tujuan pembelajaran yang meliputi; kecermatan penguasaan perilaku, kecepatan unjuk kerja,
kesesuaian dengan prosedur, kuantitas unjuk kerja, kualitas hasil kerja, tingkat alih belajar dan
tingkat retensi.
Menindaklanjuti hal tersebut di atas, kemudian ditempuh langka-langka sebagai
berikut : memilih lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu; guru
pendidikan agama Islam pada sekolah dasar di Kabuapten Sumba Timur Privinsi Nusa Tenggara
Timur.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah kontribusi kinerja mengajar guru
( X1 ), fasilitas pendidikan ( X2 ),
sebagai variabel bebas sedangkan efektifitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam sebagai variabel terikat ( Y ).
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan dan diolah ialah data kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan ( Sugiyono, 2003 : 14 ).
Dengan desain korelasional dari penelitian ini, akan dapat diketahui kontribusi
Variabel X1, X2 terhadap variabel Y yang akan diteliti. Nawawi ( 1993 : 75 ) menyatakan bahwa
penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan bentuk korelasi antara variabel korelasional
bertujuan mengungkapkan bentuk korelasi antara variabel yang akan diteliti. Intensitas
kontribusi tersebut diukur dengan menyatakan koefisien korelasinya.
Dalam proses mengukur efektifitas pembelajaran ada tujuh indikator yang perlu
dilihat, yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku (2) kecepatan unjuk kerja (3) kesesuaian
dengan prosedur (4) kuantititas unuk kerja (5) kualitas hasil kerja (6) tingkat alih belajar (7)
tingkat retensi
( Muhaimin, 2009 : 156 ). Dalam penilaian efektifitas pembelajaran. Ada
tiga jenis kriteria yang dapat digunakan yaitu : (1) ketuntasan belajar (2) penurunan miskonsepsi
(3) peningkatan hasil belajar.
Dalam penilaian efektifitas dibutuhkan sumber – sumber data penilaian efektifitas yang dapat
diperoleh dari penyelia. Karyawan / guru itu sendiri, rekan sejawat atau anggota tim, bawahan,
pelanggan dan melalui hasil pantauan komputer ( schuler dan jacson, 1999 : 15 ).
Mengukur efektifitas pembelajaran bermafaat untuk mengetahui sejauhmana aktifitas
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan. Dan upaya – upaya yang dilakukan untuk
perbaikan kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif dan pengaturan
waktu. Slavin ( 1994 : 310 ).
Dalam mengukur efektifitas pembelajaran di sekolah dapat dilihat pada dua hal
pokok, pertama ; tingkat presentase peserta didik yang mencapai penguasaan tujuan dan kedua ;
presentase rata – rata penguasaan tujuan yang dicapai peserta didik. Muhaimin ( 2008 : 275 )
Sedangkan Dunne ( 1996 : 12 ) berpendapat bahwa efektifitas proses pembelajaran
memiliki dua karakteristik. Karakteristik yang pertama ialah “memudahkan murid belajar”
sesuatu yang “bermafaat”, seperti fakta keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi
dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Karakteristik kedua, bahwa
keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru – guru ,pelatih guru –
guru, pengawas, tutor dan pemandu mata pelajaran atau murid – murid sendiri.
Penjelasan ketiga variabel penelitian ini beserta indikatornya dapat dilihat pada table
1 berikut ini :
Table 3. 1
Kisi – kisi Variabel Kompetensi Guru, Fasilitas Pendidikan dan Efektifitas
Pembelajaran.
VARIABEL
Kinerja
Mengajar Guru
SUB VARIABEL
1. Kompetensi
Pedagogik
INDIKATOR
1. Memahami peserta didik
secara mendalam
2. Merancang pembelajaran
3. Memahami
pendidikan
4. Melaksanakan
landasan
pembelajaran
yang
kondusif
5. Melaksanakan
evaluasi
pembelajaran
6. Mengembangkan peserta
didik
sesui
dengan
potensinya.
1.
2. Kompetensi
Menguasai
substansi
keilmuan sesuai dengan
Profesional
bidang studi
2.
Memahami
konsep
hubungan
antar
mata
pelajaran terkait
3.
Menerapkan
keilmuan
konsep
dalam
kehidupan sehari-hari
4.
Menguasai struktur dan
metode keilmuan
5.
Menguasai
langka-
langka penelitian.
Fasilitas
Pendidikan.
1. Memanfaatkan lahan
sekolah
sesuai
dengan kebutuhan
1. Lahan yang digunakan
sesuai
dengan
pembelajaran
materi
2. Lahan
yang
digunakan
sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran
3. Menggunakan
sesuai
dengan
lahan
tujuan
pembelajaran.
2. Memanfaatkan
gedung
sekolah
dalam
kegiatan
KBM
1. Memanfaatkan
gedung
kelas sesuai dengan jumlah
siswa.
2.
Memanfaatkan
gedung
kelas
dengan
sesuai
kebutuhan materi.
3. Memanfaatkan
gedung
kelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Menggunakan
peralatan
dalam
KBM
1. Menggunakan media yang
sekolah
meningkatkan
kegiatan
untuk bertanya
sisiwa
2. Menggunakan media yang
meningkatkan siswa untuk
berfikir ktitis.
3. Menggunakan
sekolah
perlatan
sesuai
dengan
metode
4. Menggunakan
sekolah
peralatan
sesuai
dengan
kebutuhan pembelajaran
5. Memanfaatkan
sekolah
sesuai
fasilitas
dengan
tingkat pemahaman siswa.
1. Kecermatan
1. Materi
Pembelajaran
penguasaan
teratur
PAI
perilaku
Efektifitas
pelajaran
yang
2. Materi pemahaman siswa
3. Rasa kekeluargaan pada
siswa
4. Materi
yang
dapat
merubah perilaku siswa
2. Kecepatan
Unjuk Kerja
1. Kecerdasan siswa
2. Keterampilan siswa
3. Kesempatan
siswa
bertanya
4. Komunikasi dengan siswa
lain
3. Kesesuaian
dengan
prosedur
1. Menyusun
rencana
pembelajaran
2. Materi berpedoman pada
silabus
3. Metode yang tepat
4. Penguasaan siswa
5. Pengetahuan yang efektif
4. Kuantitas
Unjuk Kerja
1. Presentase prestasi siswa
2. Penguasaan
materi
pelajaran
3. Daya serap siswa
4. Motivasi siswa
5. Keunggulan
dalam
prestasi
5. Kualitas Hasil
Kerja
1. Ketuntasan belajar
2. Memenuhi
kelulusan
standar
3. Perubahan perilaku
4. Pemberian nilai
5. Tindak lanjut pemberian
nilai
6. Tingkat
Alih
Belajar
1. Dorongan
siswa
yang
ingin tau
2. Semangat lanjut belajar
3. Presentase
siswa
lanjut
belajar
4. Motivasi
siswa
lanjut
belajar
5. Peningkatan prestasi saat
alih belajar
6. Perubahan perilaku saat
alih belajar
7. Tingkat Retensi
1. Evaluasi
proses
pembelajaran
2. Evaluasi
akhir
pembelajaran
3. Nilai yang objektif
4. Hasil nilai siswa
5. Kekurangan
siswa
dari
penilaian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Dasar ( SD ) yang menyelenggarakan
Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pertimbangan memilih lokasi penelitian seperti tersebut di atas karena
lokasi
penelitian mudah dijangkau, pelaku-pelaku mudah didekati, dan situasi sosial muda diamati,
sehingga memperlancar proses penelitian. Kemudian yang paling penting adalah karena
karakteristik kelayakan obyek yang sangat memungkinkan untuk mendapat informasi yang akan
menunjang tercapainya tujuan penelitian.
Berdasarkan pendataan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Timur
2010 keadaan sekolah dasar dan guru PAI
adalah :
Tabel 3. 2
Data keadaan : jumlah SD dan Guru PAI yang menjadi populasi
NO.
NAMA SEKOLAH
JUMLAH GURU PAI
01.
SD. Inpres Waingapu 1
2 Orang
02.
SD. Inpres Waingapu 2
2 Orang
03.
SD. Inpres Waingapu 3
2 Orang
04.
SD. Inpres Waingapu 4
2 Orang
05.
SD. Inpres Umamapu
2 Orang
06.
SD. Inpres Kamalaputi
2 Orang
07.
SD. Inpres Taimanu
2 Orang
08.
SD. Muhammadiyah
5 Orang
09.
SD. Inpres Kalu
2 Orang
10.
SD. Inpres Watumbaka
2 Orang
11.
SD. Inpres Kayuri
2 Orang
12.
SD. Inpres Tapil
2 Orang
13.
SD. Inpres Tatung
2 Orang
14.
SD. Inpres Kamalawatar
2 Orang
15.
SD. Inpres Salura
2 Orang
16.
SD. Inpres Nanggalidiwatu Lewa
1 Orang
17.
SD. Inpres Mangili Kaliuda
1 Orang
Jumlah
35 Orang
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kab. Sumba Timur
Penelitian ini bermaksud untuk menelaah kontribusi kinerja mengajar guru dan
fasilitas pendidikan terhadap efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sugiyono ( 2005
: 90 ) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”. Menurut Riduwan dalam Akdon ( 2008 : 96 ) mengatakan bahwa populasi
adalah “keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian”. Sedangkan Akdon
( 2008 : 96 ) mengatakan bahwa, “populasi merupaka objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa : “populasi merupakan suatu
wilayah tertentu yang mempunyai syarat dan karakristik yang ditetapkan oleh peneliti menjadi
objek dan subjek penelitian.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto ( 2007 : 97 ) menjelaskan bahwa : pertimbangan lain yang biasa
digunakan dalam menentukan sampel bertujuan adalah lokasi tempat subjek penelitian atau
responden penelitian berada. Selanjutnya Arikunto menjelaskan kadang-kadang peneliti
menentukan subjek atau responden yang lebih banyak tinggal di daerah yang lebih muda
dikunjungi.
Sukardi ( 2004 : 55 ) “Untuk penelitian sosial, pendidikan, ekonomi dan politik yang
berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen. Pengambilan sampel
disamping syarat representativeness ( keterwakilan ) atau mewakili semua komponen populasi”.
Adapun teknik pengambilan sampel juga bisa menggunakan rumus Slovin (dalam
Husein Umar, 2003:120), yaitu:
n=
N
1+ N .e 2
Dimana:
n = sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir
(dalam penelitian ini ditetapkan 5%)
Roscoe dalam bukunya yang berjudul Research Methods for Busines (Sugiyono:74)
memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1) Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independent dan dependent), maka jumlah
anggota sample = 10 x 5 = 50.
4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok control, maka jumlah anggota sample masing-masing kelompok antara 10
sampai dengan 20.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian tersebut, yaitu
tentang kontribusi
kinerja mengajar guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran PAI maka
menjadi populasi dalam penelitian tersebut adalah semua guru Pendidikan Agama Islam tingkat
SD di Kabupaten Sumba Timur NTT. Karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga)
variabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variable terikat (dependent),
maka penulis menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah : Jumlah variabel dalam
penelitian ini dikali 10, sehingga didapatkan 3 x 10 = 30 sampel.
Sugiyono ( 1998 ) mengatakan jika karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu tidak
memungkinkan meneliti dengan jumlah sampel yang besar, maka sampel dapat diambil sesuai
dengan kemampuan peneliti dengan syarat pengambilan sampel representative. Berdasarkan
pendapat di atas, maka tidak semua sekolah umum yang menyelenggarakan pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur menjadi sampel penelitian ini.
Tablel 3. 3
Jumlah Sampel
NO.
NAMA SEKOLAH
JUMLAH
01.
SD. Inpres Waingapu 1
2 orang
02.
SD. Inpres Waingapu 2
2 orang
03.
SD. Inpres Waingapu 3
2 Orang
04.
SD. Inpres Waingapu 4
2 Orang
05.
SD. Muhammadiyah
5 Orang
06.
SD. Inpres Taimanu
2 Orang
07.
SD. Inpres Kamalaputi
2 Orang
08.
SD. Inpres Kalu
2 Orang
09.
SD. Inpres Kayuri
2 Orang
10.
SD. Inpres Tapil
2 Orang
11.
SD. Inpres Tatung
2 Orang
12.
SD. Inpres Kamalawatar
2 Orang
13.
SD. Inpres Watumbaka
2 Orang
14.
SD. Inpres Payeti
1 Orang
Jumlah
30 Orang
Sumber Data : Kantor Kementerian Agama
Kab. Sumba TTimur NTT tahun 2010
Table 3.4
Data Guru PAI Yang Menjadi Sampel
NO.
NAMA GURU
01.
Abubakar
02.
Idris Hasan, A.Ma
03.
Maimunah Abdullah, A.Ma
04.
Maryam Muhammad, A.Ma
05.
Fatmawati Fahwali, A.Ma
06.
Samsidar
07.
Samsudin, S.Ag
08.
Hj. Sahidah Fadaq
09.
Nurlailah, S.Pd.I
10.
Abdul Kadir Shaleh, S.Pd
11.
Ahmad Abdurahman, S.Ag
12.
Maryam Kasim, A.Ma
13.
Moh. Irfad, A.Ma
14.
Mustaming, S.Pd.I
15.
Rudin Endi
16.
Rahim Igo, S.Pd
17.
M. Said, S.Ag
18.
Sahudang Ayub, A.Ma
19.
Muthmainnah, S.Pd.I
20.
Abdul Haris, A.Ma
21.
Aminah Sanne, A.Ma
22.
Rusdin, S.Ag
23.
Abdul Gadir, S.Pd.I
24.
Hasan Al Masud, S.Ag
25.
Ahmad Zubaidi, A.Ma
26.
Karim, A.Ma
27.
Nurhayati, A.Ma
28.
Ali Ahmad
29.
Sarfiyah, S.Pd.I
30.
Adnan Ali
Jumlah : 30 Orang
Sumber : Kantor Kementerian Agama
Kab. Sumba Timur Tahun 2010
Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan :
a. Para guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas di Sekolah Umum yaitu Sekolah Dasar
( SD ) sebagai sampel dianggap cukup mewakili guru-guru lain dan telah sekian lama
mengampu mata pelajaran agama Islam
terhadap penelitian ini.
sehingga dapat memberikan respon positif
b. Para guru mewakili semangat yang tinggi untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya
sehingga diperkirakan dapat memberikan keterangan / data secara objektif tentang
kinerjanya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Angket.
Untuk memperoleh data tentang kinerja mengajar guru, fasilitas pendidikan dan
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka digunakan teknik angket yang
terstruktur dengan terlebih dahulu menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi instrument angket
berdasarkan defenisi operasional dari masing-masing varibel penelitian. Angket yang telah
disusun diujicoba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.
Responden dipersilakan untuk menjawab / merespon pertanyaan yang diajukan
dalam angket sesuai dengan keadaan yang dirasakan, alat yang dikembangkan mengacu pada
teori yang mendasarinya, dari teori kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan ke
dalam item pertanyaan atau pernyataan.
Dengan
mempertimbangkan
kepraktisan
dan
efisiensi
dalam
pelaksanaan
pengumpulan data dilapangan, ketiga angket tersebut digabung menjadi satu paket yang berisi
item – item yang sesuai dengan indikator variabel.
Adapun angket – angket itu terdiri dari :
a. Angket pertama untuk mengetahui tentang kinerja mengajar guru dibuat dalam bentuk
check-list menggunakan skala likert. Dengan opsi : Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ),
Kadang-kadang ( KD ), Tidak Setuju ( TS ), dan Sangat Tidak Setuju ( STS ). Untuk
keperluan
analisis
data
secara
kuantitatif,
“pernyataan/pertanyaan” diberi skor sebagai berikut :
maka
jawaban
terhadap,
1) Jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5, (2) Jawaban Setuju
4, (3) Jawaban Kadang-kadang
( S ) diberi skor
( KD ) diberi skor 3, (4) Jawaban Tidak
Setuju ( TS ) diberi skor 2, (5) Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 1
b. Untuk memperoleh data tentang Fasilitas Pendidikan diberi opsi dengan kata – kata :
Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Kadang-kadang ( KD ), Tidak Setuju ( TS ), dan Sangat
Tidak Setuju ( STK ). Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka jawaban
terhadap “pertanyaan/pernyataan” diberi skor sebagai berikut :
a) Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5
b) Setuju ( S ) diberi skor 4
c) Kadang-kadang ( KD ) diberi skor 3
d) Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 2
e) Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 1
c. Untuk memperoleh data tentang efektifitas pembelajaran PAI juga diberi opsi dengan
kata-kata : Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Kadang-kadang ( KK ) Tidak Setuju ( TS )
dan Sangat Tidak Setuju
( STS ) Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka
jawaban terhadap “pertanyaan/pernyataan” diberi skor sebagai berikut :
1) Jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5
2) Jawaban Setuju ( S ) diberi skor 4
3) Jawaban Kadang-kadang ( KK ) diberi skor 3
4) Jawaban Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 2
5) Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1
2. Studi Dokumen
Studi dokumentasi untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian yang dianggap
penting dari berbagai masalah resmi yang terdapat dilokasi penelitian.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
Sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument penelitian. Uji coba instrument tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas
instrument yang meliputi “Validitas dan “Reliabilitas” instrument ( Arikunto, 2003 : 219 ).
Selain itu, uji coba instrument juga penting untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan / pernyataan dalam instrument dan
untuk mengetahui apakan masih ada hal – hal yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan
penelitian yang sebenarnya di lapangan ( Arikunto, 2003 : 223 ).
Uji coba instrument dalam penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah guru PAI di
Kabupaten Sumba Timur tempat peneliti bertugas, namun memiliki karakteristik yang relativ
sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.
Setelah angket diproses berikutnya diadakan perbaikan untuk tiap item instrument
yang ternyata perlu diperbaiki. Kemudian uji coba instrument ini akan diproses untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas.
Tabel. 3. 5
Kisi-kisi dan Butir Kuesioner
Variabel Kinerja Mengajar Guru.
Variabel
Sub Variabel
Indikator-indikator
No.
Item
Kinerja
1. Menguasai
Mengajar
kompetensi
Guru ( X1 )
Pedagogik
1. Memahami peserta didik
secara mendalam
1,2
3,5
2. Merancang pembelajaran
3. Memahami
landasan
4,10
pendidikan
4. Melaksanakan
6.7
pembelajaran yang kondusif
5. Melaksanakan
evalusi
pembelajaran
6. Mengembangkan
didik
sesuai
8,9,11
peserta
dengan 12,13
potensinya
2. Melaksanakan
kompetensi
1. Menguasai
profesional
keilmuan
substansi
sesuai
14,15
dengan
bidang studi
2. Memahami
hubungan
konsep antar mata pelajaran
terkait
16,17
3. Menerapkan
konsep
18,19
keilmuan dalam kehidupan
sehari – hari
4. Menguasai
struktur
dan
metode keilmuan
20,21
5. Menguasai langka – langka
22,23
penelitian
Jumlah
23
Instrument penelitian tersaji dalam lampiran 1.a
Tabel : 3. 6
Kisi-kisi dan Butir Kuesioner
Fariabel Fasilitas Pendidikan
Fasilitas
1. Memanfaatkan
Pendidikan (
lahan sekolah
X2 )
sesuai dengan
1. Menggunakan
halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
PEMBIMBING……………….........................
LEMBARAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM
STUDI.........................
PERNYATAAN…………………………………..............................................
.
KATA PENGANTAR..................................................................................
i
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH.........................................................................
v
DAFTAR TABEL..........................................................................................
Viii
DAFTAR GAMBAR………………………......................................................
xi
DAFTAR
LAMPIRAN……………………………............................................
ABSTRAK .................................................................................................
xii
DAFTAR ISI…..……………………
............................................................
PENDAHULUAN...................................................................
BAB I
A. Latar Belakang
Masalah…………………………..…………………
B. Identifikasi
Masalah……………………………………………………
C. Pembatasan
Masalah…………………………………………………
D. Rumusan Masalah
……………………………………………………..
E. Tujuan
Penelitian…………………………………………………
……..
F. Manfaat
Penelitian…………………………………………………
…..
G. Asumsi
……………………………………………………………
………….
H. Defenisi
Operasional………………………………………………
….
I. Hipotesis Penelitian
…………………………………………………..
xiii
xiv
1
1
5
7
8
9
9
12
14
20
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA…………………………...............................
A. Konsepsi Kinerja Mengajar Guru dan Fasilitas
Pendidkan Dalam Konteks Administrasi Pendidikan….
B. Efektifitas Pembelajaran
……………………………………………
1. Konsep Efektifitas
Pembelajaran…………………………..
2. Peranan Guru Dalam Mewujudkan Pembelajaran
Efektif…………………………………………………
…………………
3. Pembelajaran yang
Efektif……………………………………
4. Indikator Efektifitas Pembelajaran.................................
C. Kinerja Mengajar
Guru………………………………………………..
1. Konsep Kinerja Mengajar
Guru…………………………….
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja……….
3. Indikator
Kinerja………………………………………………
……
4. Penilaian
Kinerja………………………………………………
……
22
22
30
30
33
39
45
48
48
51
57
70
71
71
83
D. Fasilitas Pendidikan
…………………………………………………..
1. Konsep Fasilitas
Pendidikan………………………………….
2. Manfaat Fasilitas Pendidikan Dalam Pembelajaran
BAB III
METODE
PENELITIAN………………………….......................
A. Metode Penelitian
……………………………………………………..
A. Variabel
Penelitian…………………………………………………
…...
B. Populasi dan Teknik Pengambilan
90
90
92
102
BAB IV
Sampel…………………
1. Populasi
………………………………………………………
……….
2. Sampel
………………………………………………………
…………
102
105
C. Teknik Pengumpulan
Data…………………………………………
1. Teknik Angket
……………………………………………………..
2. Studi
Dokumen………………………………………………
……..
D. Teknik Pengolahan dan Analisis
Data………………………..
1. Uji Coba
Instrumen………………………………………….
.......
2. Uji Validitas
Instrumen………………………………………….
3. Uji Reliabilitas
Instrumen………………………………………
4. Uji Hipotesis
……………………………………………………
5. Pengolahan
Data……………………………………………..
6. Jadwal Penelitian
…………………………………………….
111
111
113
HASIL
PENELITIAN…………………………...........................
A.
Hasil
Penelitian…………………………………
………………………
1. Kinerja Mengajar
Guru…………………………………….
2. Fasilitas
Pendidikan………………………………………….
3. Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
114
114
122
123
125
126
127
129
129
131
133
136
A. Pengujian
Hipotesis…………………………………………………..
1. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru
Terhadap Efektifitas Pembelajaran…......................
2. Kontribusi Fasilitas Pendidikan Terhadap
Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
3. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru, Fasilitas
Pendidikan secara bersama-sama Dengan
Efektifitas
Pembelajaran…………….…………………….
BAB V
140
140
146
152
B. Interpretasi Hasil
Penelitian………………………………….
158
C.
Pembahasan……………………………………………
……………
1. Kinerja Mengajar
Guru…………………………................
2. Fasilitas
Pendidikan…………………………………………
..
3. Efektifitas
Pembelajaran…………………………………..
161
161
165
167
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
REKOMENDASI…………………………...............................
...
A. Kesimpulan…………………………………………………
………………..
B. Implikasi Hasil
Penelitian……………………………………………..
C. Rekomendasi………………………………………………
………………..
174
DAFTAR
PUSTAKA………………………………
…………………
Riwayat Hidup
LAMPIRAN-LAMPIRAN
174
175
178
182
187
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab ( Pasal I UU No. 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasioanl ).
Agar tujuan pendidikan tersebut diatas dapat tercapai, pemerintah kemudian
memprioritaskan arah pembangunan khususnya di bidang pendidikan secara umum adalah
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan
kesejahteraan tenaga kependidikan, pemberdayaaan lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan nilai,sikap dan kemampuan, melakukan pembaharuan dan pemantapan system
pendidikan ( Propenas, 2001 : 30 ).
Sejalan dengan itu Oteng Sutisna ( 1987 : 369 ) mengemukakan bahwa : “Kualitas
program pendidikan tidak hanya bergantung kepada konsep-konsep program yang cerdas tetapi
juga ada tenaga edukatif yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tampa
tenaga edukatif yang profesional program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang
cerdas serta dirancang dengan telitipun tidak akan berhasil”.
Hal ini mengandung pengertian bahwa peran guru ditempatkan pada posisi yang
strategis dalam memberikan layanan investasi ilmu pengetahuan kepada siswa sebagai subjek
dan sekaligus sebagai objek. Bagaimanapun idealnya kurikulum pendidikan, dan memadainya
sarana prasarana tetapi tidak didukung oleh kenerja guru
maka proses pembelajaran tidak
berjalan secara optimal. Oleh sebab itu, untuk mencapai
proses pendidikan yang bermutu
sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat maka sebaiknya diawali dengan menganalisis
tentang aspek – aspek yang turut memberikan pengaruh terhadap mutu pendidikan.
Ada beberapa aspek pendidikan antara lain; kinerja guru dan kesiapan fasilitas
pendidikan. Kedua aspek tersebut akan memberikan dukungan yang kuat terhadap efektifitas
pembelajaran yang merupakan sebuah indikator kualitas pendidikan, jika di perhatikan dengan
sungguh – sungguh.
Kinerja guru atau biasa disebut performance guru merupakan hasil kerja atau unjuk
kerja atas suatu aktifitas mengajar yang diberikan sesuai dengan petunjuk atau pedoman.
Indikator kinerja guru dapat dilihat pada kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran.
Merencanakan KBM, menguasai bahan pelajaran, mengelolah kelas, menggunakan fasilitas
pendidikan dan penilaian hasil belajar.
Untuk mencapai prestasi mengajar guru dalam konteks kinerja, maka perlu didukung
oleh fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai sesuai
dengan kebutuhan materi
pembelajaran terutama pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Fasilitas pendidikan
adalah
sarana prasarana untuk mendukung aktifitas pembelajaran yang meliputi lahan sekolah,
bangunan sekolah dan peralatan sekolah digunakan dalam proses belajar mengajar atau sarana
interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang diharapkan. Fasilitas pendidikan yang disiapkan oleh guru perlu dipertimbangkan aspek
efektifitas pencapaian tujuan. Dengan demikian, fasilitas pendidikan
prasarana
yang dijadikan sarana
untuk mendukung aktifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan materi dan
kesanggupan guru serta siswa untuk memanfaatkannya. Guru yang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan fasilitas pendidikan dengan terampil akan berimplikasi kepada tingkat kepuasan
dan pemahaman siswa dalam menerima layanan investasi pengetahuan agama Islam dari si
pendidik. Hal ini merupakan sebuah indikator efektifitas pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran adalah segala aktifitas pembelajaran yang memberikan
kesan peserta didik untuk belajar dengan mudah, antusias, dan menyenangkan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Efektifitas pembelajaran Pendididikan Agama islam merupakan target yang
diharapkan setelah dilaksanakan proses pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran dapat dilihat
pada beberapa aspek antara lain; pengorganisasian materi yang baik, komunikasi yang efektif,
penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, sikap positif terhadap siswa, pemberian
nilai yang adil, keluwesan dalam pendekatan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang baik.
Berdasarkan defenisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai
pembelajaran efektif sangat didukung oleh kinerja guru dan fasilitas pendidikan yang lengkap,
memadai dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pendidikan agama Islam.
Akan tetapi fenomena yang terjadi dilapangan adalah bahwa guru pendidikan agama
Islam kurang menunjukkan kinerja mengajar yang optimal dan kesiapan fasilitas pendidikan
kurang memadai, pada gilirannya akan berdampak pada
efektifitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam belum tercapai sesuai dengan harapan.
Mencermati fenomena sebagaimana tersebut diatas, kemudian memotivasi penulis
untuk melakukan kajian dan penelitian untuk mencari informasi yang akurat dan obyektif dalam
rangka upaya perbaikan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas,
dapat dipahami bahwa
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai aktualisasi dari guru yang memiliki
kinerja atau hasil kerja yang berkualitas dan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai.
Efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam dapat tercapai maka, kinerja guru perlu
ditingkatkan dan ketersediaan fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu; fasilitas pendidikan, pendidikan dan pelatihan,
kompetensi, peluang, standar, motivasi, dan komitmen individu.
Karena guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat strategis.
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi, maka akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan disiplin, kreatif dan inovatif dalam menggunakan fasilitas pendidikan. Kinerja mengajar
guru akan lebih baik bilamana didukung oleh kompetensi guru sebagaimana telah diamanatkan
dalam Undang – undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005. Dimana, dari kedua institusi tersebut telah dijelaskan bahwa kompetensi
guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional dan sosial.
Menurut hasil penelitian Ronald Brandt ( 1993 ) menjelaskan bahwa :
“Hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti pembaharuan kurikulum
dan menerapan metode mengajar baru, akhirnya tergantung pada guru. Tampa guru menguasai
bahan pelajaran dan strategi belajar mengajar, tampa guru mendorong siswanya untuk belajar
sungguh-sungguh guna mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal”.
Efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal artinya faktor yang berada di dalam
konteks efektifitas pembelajaran PAI, sedangkan faktor eksternal artinya faktor yang berada di
luar efektifitas. Faktor internal yang berhubungan dengan efektifitas pembelajaran PAI antara
lain : peraturan organisasi sekolah, kepemimpinan, imbalan ( reward ), ketersediaan sarana dan
prasarana, kepelatihan kompetensi, kinerja mengajar guru dan media belajar. Faktor eksternal
meliputi antara lain : faktor budaya, politik, ekonomi dan sosial. Disamping faktor-faktor internal
dan eksternal sebagaimana tersebut di atas, tentunya masih banyak lagi yang berhubungan
dengan efektifitas pembelajaran PAI sebagai aktualisasi dari kinerja guru dan ketersediaan
fasilitas pendidikan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
“Kontribusi Kinerja Mengajar Guru dan Fasilitas Pendidikan Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Khususnya di Kabuapten Sumba Timur Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, bahwa
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan
eksternal. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan untuk memfokuskan kajian, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi dan hanya mengkaji bagaimana pengaruh kontribusi
kinerja guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya di Kabupaten Sumba Timur NTT.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, efektifitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam mendapat kontribusi dari berbagai faktor internal dan
eksternal guru. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan untuk lebih fokus kajian, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi dan hanya mengkaji bagaimana kontribusi kinerja guru dan
fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya di
Kabupaten Sumba Timur – Nusa Tenggara Timur.
Mencermati rumusan masalah tersebut di atas, dijabarkan secara rinci pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru terhadap efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam ?
2. Seberapa besar kontribusi fasilitas pendidikan
terhadap efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam ?
3. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru
dan fasilitas pendidikan terhadap
efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan di atas, maka tujuan penelitian
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara fokus
tentang kontribusi kinerja
mengajar guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur. Adapun uraian sebagai berikut :
1. Kontribusi kinerja mengajar guru dengan efektifitas pembelajaran pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur
2. Kontribusi fasilitas pendidikan dengan efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam
di kabupaten Sumba Timur
3. Kontribusi kinerja mengajar guru
dan fasilitas pendidikan dengan efektifitas
pembelajaran pendidikan agama Islam di Kabupaten Sumba Timur
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan perinsip-perinsip serta
faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan kinerja mengajar guru, fasilitas pendidikan dan
efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Lebih jauh lagi, penelitian ini diharapkan
dapat memperkayah khasanah keilmuan khususnya dalam bidang pengembangan sarana
prasarana dan manajemen tenaga kependidikan guru di Kabupaten Sumba Timur.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak
terkait dalam upaya mengembangkan dan merencanakan program peningkatan kinerja, fasilitas
pendidikan dan efektifitas pembelajaran pendidikan Agama Islam di Kabupaten Sumba Timur.
Beberapa manfaat teoritis yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan di
dalam konteks pengembangan sumber daya manusia khususnya tentang kinerja mengajar
guru.
2. Mengkaji kinerja mengajar guru dan pengembangan, pengadaan serta penggunaan
fasilitas pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan pembelajaran yang efektif.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan
di dalam konteks efektifitas pembelajaran pendidikan Agama Islam.
4. Memberikan kontribusi keilmuan dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu terkait.
Beberapa manfaat praktis yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi guru dalam mendorong perilakunya untuk meningkatkan kinerja mengajanya
sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab profesi yang diembannya.
2. Bagi Kepala sekolah, kepala kantor Departemen Agama, kepala Dinas pendidikan dalam
menyusun program perlu dipertimbangkan adalah upaya peningkatan kinerja mengajar
guru, pengadaan, pengembangan dan penggunaan fasilitas pendidikan Agama Islam.
3. Bagi penyelenggara dan Pembina program pendidikan sebagai masukan dalam
merumuskan kebijakan serta menyusun rencana program peningkatan kinerja mengajar
guru dan fasilitas pendidikan dalam mendukung kelancaran dan efektifitas ketercapaian
tujuan pembelajaran.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan kinerja mengajar guru dan kemanfaatan fasilitas pendidikan.
G. Asumsi
Asumsi adalah suatu titik tolak pemikiran yang menjadi landasan dari penyelidikan
suatu masalah. Hal ini sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah UPI ( 2008 : 51 ) yang
mengemukakan bahwa : “Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi, tesis dan disertasi. Asumsi dapat
berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri”. Adapun penulis
ajukan adalah sebagai berikut :
1. Kinerja mengajar guru merupakan sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan. Terutama
pada tataran proses, dimana kinerja guru dapat dibuktikan dengan kemampuan guru dalam
menyusun program pembelajaran. Program pembelajaran yang dimaksud adalah merencanakan
pengajaran, merencanakan KBM, menguasai bahan pelajaran, mengelolah kelas, menggunakan
media belajar dan penilaian hasil belajar. Tuntutan akan adanya peningkatan kinerja guru karena,
kompleksnya permasalahan pembelajaran termasuk didalamnya adalah mutu keluaran
disingkronkan dengan kebutuhan masyarakat. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
mengajar guru adalah kompetensi, media belajar, peluang, standar, motivasi, dan komitmen
individu. Kinerja mengajar guru dinilai sangat urgen karena akan memberikan sumbangan
kepada efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
2. Fasilitas pendidikan adalah sarana prasarana
yang disiapkan oleh sekolah dan guru
sebagaimana tercantum dalam rencana program pembelajaran untuk digunakan oleh guru dan
siswa dalam interaksi layanan investasi segenap ilmu pengetahuan. Fasilitas pendidikan yang
dimaksud adalah lahan, bangunan, peralatan sekolah dan media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Fasilitas pendidikan mempunyai hubungan dengan kebutuhan pembelajaran
dalam kaitan dengan metode dan materi yang diinvestasikan guru kepada peserta didik. Dengan
demikian fasilitas pendidikan sangat membantu untuk percepatan dalam ketercapaian tujuan
pembelajaran. Yang menjadi dasar pertimbangan guru dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan
adalah; keefektifan penggunaan fasilitas pendidikan dengan pencapaian tujuan belajar, tingkat
kesulitan materi, dana yang disiapkan oleh sekolah, metode yang digunakan guru, jumlah murid
dan kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan fasilitas pendidikan.
3. Efektifitas pembelajaran
merupakan target
pembelajaran yang akan diperoleh oleh
peserta didik. Efektifitas pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru untuk
membuat siswa menjadi senang dan bermakna. Kebermaknaan pembelajaran dalam kaitan
dengan pengembangan intelektual dan perubahan perilaku siswa kearah yang lebih positif. Baik
dalam kaitan dengan sikap kritis siswa dalam mencermati fenomena alam, keterampilan siswa
dalam mempraktekkan perintah ajaran Islam, seperti wudhu, sholat
praktek penanganan jenazah, jual beli, dan masalah zakat
( habluminallah ). Dan
serta aspek muamalat lainnya (
habluminannas ). Nilai, konsep, cara hidup serasi dengan indikator dan atau sesuatu hasil belajar
yang diinginkan.
Untuk mengukur efektifitas pembelajaran adalah melalui tahapan evaluasi. Hal ini
sangat membutuhkan kinerja guru dan vasilitas belajar yang disiapkan oleh guru.
H. Defenisi Operasional
Secara umum kinerja menurut Wibowo ( 2007 : 4 )
adalah merupakan implementsi
dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.
Kinerja mengajar guru menurut Rochman Natawijaya
( 1999 : 22 ) adalah
“seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran
kepada siswanya”.
Kinerja guru adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
dimiliki guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
( Depdiknas : 2004 ).
Berdasarkan defenisi tersebut diatas dapat dipahami bahwa kinerja mengajar guru
adalah suatu penampilan hasil kerja dalam bentuk kerja nyata atas suatu aktifitas mengajar sesuai
dengan kompetensi, pedoman, dan standar yang berlaku.
Menurut Mulyasa ( 2002 : 49 ) bahwa fasilitas pendidikan dibagi atas dua macam
yaitu, pertama ;
sarana,
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan , khsusnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat – alat dan media pembelajaran. Kedua : prasarana,
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar
Fasilitas pendidikan adalah segala peralatan sekolah yang digunakan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya dijelaskan fasilitas dibagi atas dua yaitu
pertama,
fasilitas fisik seperti ruang dan perlengkapan belajar di kelas, alat – alat peraga
pengajaran, buku pelajaran,
laboraturium,
perpustakaan, tempat,
perlengkapan berbagai praktikum,
pusat – pusat keterampilan, kesenian, keagamaan, dan olahraga dengan segala
perlengkapannya.
Kedua, fasilitas non fisik seperti kesempatan, biaya, dan berbagai aturan serta
kebijaksanaan pimpinan sekolah. (Departemen Agama :
2001 : 99 )
Fasilitas pendidikan menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin ( Tiem Dosen
Adpen UPI, 2005 : 123 ) adalah sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan,
seperti : Gedung, ruangan belajar / kelas, alat – alat / media pendidikan, meja, kursi dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti : halaman, kebun / taman sekolah, jalan
menuju ke sekolah.
Berdasarkan defenisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, fasilitas pendidikan
adalah segalah bentuk sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan oleh tenaga pendidik
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung kelancaran proses pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Menurut Mulyasa at al, ( 2002 : 82 ), bahwa efektifitas merupakan barometer untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Jika target dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan
maka pembelajaran tersebut dinilai efektif. Dalam kaitan dengan efektifitas pembelajaran
pendidikan agama Islam, perlu ada indikator yang dapat terukur. Untuk melihat efektifitasnya
sebuah pembelajaran adalah kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif,
dan waktu.
Menurut popham ( 2003 : 7 ) efektifitas pembelajaran seharusnya ditinjau dari
hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam
usahanya mencapai tujuan-tujuan intruksional tertentu.
Begitu pula
yang
dikemukakan oleh Degeng dalam Muhaimin ( 2009 : 156 ),
bahwa keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan keriteria : (1) kecermatan penguasaan
kemampuan atau perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar,
( 3 ) kesesuaian dengan prosedur kegiatan bealajar yang harus ditempuh, (4) kuantitas unjuk
kerja sebagai bentuk hasil belajar, ( 5 ) kualitas hasil akhir yang dapat dicapai,
( 6 ) tingkat alih
belajar, dan ( 7 ) tingkat retensi.
Dari semua penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa kinerja mengajar guru
yang berkualitas
merupakan sebuah tuntutan kebutuhan proses pembelajaran. Karena dengan
kualitas kinerja tersebut guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan kreatif dan
inovatif dalam rangka tercapainya pembelajaran yang efektif.
Penelitian ini akan mendeskripsikan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel
terikat melalui uji statistik. Variabel bebas terdiri dari kinerja mengajar guru sebagai X1, fasilitas
pendidikan X2 dan
variabel terikat yaitu efektivitas pembelajaran PAI sebagai Y
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar 1 : 1
Paradigma Penelitian
Kinerja Mengajar
Guru
rx1 = 0,370
Rx1, rx2 Y = 0,474
rx2 = 0,431
Efektifitas
Pembelajaran PAI
Fasilitas Pendidikan
Fokus Penelitian
Kinerja Mengajar Guru ( X1 )
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
Fasilitas Pendidikan ( X2 )
•
Menggunakan lahan sekolah sesuai dengan kebutuhan Pembelajaran PAI
•
Memanfaatkan Bangunan Sekolah sesuai dengan kebutuhan Pembelajaran
PAI
•
Memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan PAI
Variabel Evektifitas Pembelajaran PAI ( Y )
Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari
Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh
Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar
Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
Tingkat alih belajar
Tingkat retensi belajar
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang
harus diuji kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh suharsimi
Arikunto ( 1998 : 67 ) yang mengemukakan bahwa : “Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul”.
Setelah penulis melakukan penelaahan terhadap teori-teori yang relevan sebagimana
telah dipaparkan di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kinerja mengajar guru terhadap efektifitas
pembelajaran PAI
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Fasilitas Pendidikan terhadap
efektifitas
pembelajaran PAI
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kinerja mengajar guru dan fasilitas pendidikan
terhadap efektifitas pembelajaran PAI
BAB. III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
analitis korelasional. Menurut Notoatmodjo
( 2002 ), bahwa corelation study merupakan
suatu metode penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih, pada suatu
situasi atau sekelompok subjek tertentu. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji
permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang kinerja mengajar guru,
fasilitas pendidikan dan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap
kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, valume dan
sebenarnya. Karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara
statistik, maka antar variabel-variabel yang diajukan obyek penelitian harus jelas pertautannya (
korelasinya )
sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai
pengolah data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya ( reliabilitas
dan validitas ), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang
dihasilkan dapat dijadikan rujukan.
Suriasumantri dalam sugiyono ( 2005 : 16 – 17 ), penelitian kuantitatif didasarkan
kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, dan asumsi
tersebut adalah :
a ). Objek atau fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan
sebagainya. Berdasarkan asumsinya ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai
objek penelitian.
b ). Determnisme ( hubungan sebab akibat ), asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada
penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya. Berdasarkan asumsi pertama
dan kedua, maka penelitian ini dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel
satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu.
Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit dipelajari.
Desain penelitian yang digunakan adalah analisis korelasional, yang mempunyai
tujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi akibat kinerja mengajar guru dan fasilitas
pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Kinerja mengajar guru
tersebut meliputi dua kompetensi guru yaitu; pedagogik dan profesional. Kompetensi pedagogik
mencakup; memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dan mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Dan kompetensi profesional meliputi;
penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, dan penguasaan struktur dan
metode keilmuan. Fasilitas pendidikan yang diteliti adalah lahan sekolah, gedung dan media
pembelajaran. Sedangkan efektifitas pembelajaran yang dimaksud ditinjau adalah ketercapaian
tujuan pembelajaran yang meliputi; kecermatan penguasaan perilaku, kecepatan unjuk kerja,
kesesuaian dengan prosedur, kuantitas unjuk kerja, kualitas hasil kerja, tingkat alih belajar dan
tingkat retensi.
Menindaklanjuti hal tersebut di atas, kemudian ditempuh langka-langka sebagai
berikut : memilih lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu; guru
pendidikan agama Islam pada sekolah dasar di Kabuapten Sumba Timur Privinsi Nusa Tenggara
Timur.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah kontribusi kinerja mengajar guru
( X1 ), fasilitas pendidikan ( X2 ),
sebagai variabel bebas sedangkan efektifitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam sebagai variabel terikat ( Y ).
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan dan diolah ialah data kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan ( Sugiyono, 2003 : 14 ).
Dengan desain korelasional dari penelitian ini, akan dapat diketahui kontribusi
Variabel X1, X2 terhadap variabel Y yang akan diteliti. Nawawi ( 1993 : 75 ) menyatakan bahwa
penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan bentuk korelasi antara variabel korelasional
bertujuan mengungkapkan bentuk korelasi antara variabel yang akan diteliti. Intensitas
kontribusi tersebut diukur dengan menyatakan koefisien korelasinya.
Dalam proses mengukur efektifitas pembelajaran ada tujuh indikator yang perlu
dilihat, yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku (2) kecepatan unjuk kerja (3) kesesuaian
dengan prosedur (4) kuantititas unuk kerja (5) kualitas hasil kerja (6) tingkat alih belajar (7)
tingkat retensi
( Muhaimin, 2009 : 156 ). Dalam penilaian efektifitas pembelajaran. Ada
tiga jenis kriteria yang dapat digunakan yaitu : (1) ketuntasan belajar (2) penurunan miskonsepsi
(3) peningkatan hasil belajar.
Dalam penilaian efektifitas dibutuhkan sumber – sumber data penilaian efektifitas yang dapat
diperoleh dari penyelia. Karyawan / guru itu sendiri, rekan sejawat atau anggota tim, bawahan,
pelanggan dan melalui hasil pantauan komputer ( schuler dan jacson, 1999 : 15 ).
Mengukur efektifitas pembelajaran bermafaat untuk mengetahui sejauhmana aktifitas
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan. Dan upaya – upaya yang dilakukan untuk
perbaikan kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif dan pengaturan
waktu. Slavin ( 1994 : 310 ).
Dalam mengukur efektifitas pembelajaran di sekolah dapat dilihat pada dua hal
pokok, pertama ; tingkat presentase peserta didik yang mencapai penguasaan tujuan dan kedua ;
presentase rata – rata penguasaan tujuan yang dicapai peserta didik. Muhaimin ( 2008 : 275 )
Sedangkan Dunne ( 1996 : 12 ) berpendapat bahwa efektifitas proses pembelajaran
memiliki dua karakteristik. Karakteristik yang pertama ialah “memudahkan murid belajar”
sesuatu yang “bermafaat”, seperti fakta keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi
dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Karakteristik kedua, bahwa
keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru – guru ,pelatih guru –
guru, pengawas, tutor dan pemandu mata pelajaran atau murid – murid sendiri.
Penjelasan ketiga variabel penelitian ini beserta indikatornya dapat dilihat pada table
1 berikut ini :
Table 3. 1
Kisi – kisi Variabel Kompetensi Guru, Fasilitas Pendidikan dan Efektifitas
Pembelajaran.
VARIABEL
Kinerja
Mengajar Guru
SUB VARIABEL
1. Kompetensi
Pedagogik
INDIKATOR
1. Memahami peserta didik
secara mendalam
2. Merancang pembelajaran
3. Memahami
pendidikan
4. Melaksanakan
landasan
pembelajaran
yang
kondusif
5. Melaksanakan
evaluasi
pembelajaran
6. Mengembangkan peserta
didik
sesui
dengan
potensinya.
1.
2. Kompetensi
Menguasai
substansi
keilmuan sesuai dengan
Profesional
bidang studi
2.
Memahami
konsep
hubungan
antar
mata
pelajaran terkait
3.
Menerapkan
keilmuan
konsep
dalam
kehidupan sehari-hari
4.
Menguasai struktur dan
metode keilmuan
5.
Menguasai
langka-
langka penelitian.
Fasilitas
Pendidikan.
1. Memanfaatkan lahan
sekolah
sesuai
dengan kebutuhan
1. Lahan yang digunakan
sesuai
dengan
pembelajaran
materi
2. Lahan
yang
digunakan
sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran
3. Menggunakan
sesuai
dengan
lahan
tujuan
pembelajaran.
2. Memanfaatkan
gedung
sekolah
dalam
kegiatan
KBM
1. Memanfaatkan
gedung
kelas sesuai dengan jumlah
siswa.
2.
Memanfaatkan
gedung
kelas
dengan
sesuai
kebutuhan materi.
3. Memanfaatkan
gedung
kelas sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Menggunakan
peralatan
dalam
KBM
1. Menggunakan media yang
sekolah
meningkatkan
kegiatan
untuk bertanya
sisiwa
2. Menggunakan media yang
meningkatkan siswa untuk
berfikir ktitis.
3. Menggunakan
sekolah
perlatan
sesuai
dengan
metode
4. Menggunakan
sekolah
peralatan
sesuai
dengan
kebutuhan pembelajaran
5. Memanfaatkan
sekolah
sesuai
fasilitas
dengan
tingkat pemahaman siswa.
1. Kecermatan
1. Materi
Pembelajaran
penguasaan
teratur
PAI
perilaku
Efektifitas
pelajaran
yang
2. Materi pemahaman siswa
3. Rasa kekeluargaan pada
siswa
4. Materi
yang
dapat
merubah perilaku siswa
2. Kecepatan
Unjuk Kerja
1. Kecerdasan siswa
2. Keterampilan siswa
3. Kesempatan
siswa
bertanya
4. Komunikasi dengan siswa
lain
3. Kesesuaian
dengan
prosedur
1. Menyusun
rencana
pembelajaran
2. Materi berpedoman pada
silabus
3. Metode yang tepat
4. Penguasaan siswa
5. Pengetahuan yang efektif
4. Kuantitas
Unjuk Kerja
1. Presentase prestasi siswa
2. Penguasaan
materi
pelajaran
3. Daya serap siswa
4. Motivasi siswa
5. Keunggulan
dalam
prestasi
5. Kualitas Hasil
Kerja
1. Ketuntasan belajar
2. Memenuhi
kelulusan
standar
3. Perubahan perilaku
4. Pemberian nilai
5. Tindak lanjut pemberian
nilai
6. Tingkat
Alih
Belajar
1. Dorongan
siswa
yang
ingin tau
2. Semangat lanjut belajar
3. Presentase
siswa
lanjut
belajar
4. Motivasi
siswa
lanjut
belajar
5. Peningkatan prestasi saat
alih belajar
6. Perubahan perilaku saat
alih belajar
7. Tingkat Retensi
1. Evaluasi
proses
pembelajaran
2. Evaluasi
akhir
pembelajaran
3. Nilai yang objektif
4. Hasil nilai siswa
5. Kekurangan
siswa
dari
penilaian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Dasar ( SD ) yang menyelenggarakan
Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pertimbangan memilih lokasi penelitian seperti tersebut di atas karena
lokasi
penelitian mudah dijangkau, pelaku-pelaku mudah didekati, dan situasi sosial muda diamati,
sehingga memperlancar proses penelitian. Kemudian yang paling penting adalah karena
karakteristik kelayakan obyek yang sangat memungkinkan untuk mendapat informasi yang akan
menunjang tercapainya tujuan penelitian.
Berdasarkan pendataan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Timur
2010 keadaan sekolah dasar dan guru PAI
adalah :
Tabel 3. 2
Data keadaan : jumlah SD dan Guru PAI yang menjadi populasi
NO.
NAMA SEKOLAH
JUMLAH GURU PAI
01.
SD. Inpres Waingapu 1
2 Orang
02.
SD. Inpres Waingapu 2
2 Orang
03.
SD. Inpres Waingapu 3
2 Orang
04.
SD. Inpres Waingapu 4
2 Orang
05.
SD. Inpres Umamapu
2 Orang
06.
SD. Inpres Kamalaputi
2 Orang
07.
SD. Inpres Taimanu
2 Orang
08.
SD. Muhammadiyah
5 Orang
09.
SD. Inpres Kalu
2 Orang
10.
SD. Inpres Watumbaka
2 Orang
11.
SD. Inpres Kayuri
2 Orang
12.
SD. Inpres Tapil
2 Orang
13.
SD. Inpres Tatung
2 Orang
14.
SD. Inpres Kamalawatar
2 Orang
15.
SD. Inpres Salura
2 Orang
16.
SD. Inpres Nanggalidiwatu Lewa
1 Orang
17.
SD. Inpres Mangili Kaliuda
1 Orang
Jumlah
35 Orang
Sumber : Kantor Kementrian Agama Kab. Sumba Timur
Penelitian ini bermaksud untuk menelaah kontribusi kinerja mengajar guru dan
fasilitas pendidikan terhadap efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sugiyono ( 2005
: 90 ) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”. Menurut Riduwan dalam Akdon ( 2008 : 96 ) mengatakan bahwa populasi
adalah “keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian”. Sedangkan Akdon
( 2008 : 96 ) mengatakan bahwa, “populasi merupaka objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa : “populasi merupakan suatu
wilayah tertentu yang mempunyai syarat dan karakristik yang ditetapkan oleh peneliti menjadi
objek dan subjek penelitian.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto ( 2007 : 97 ) menjelaskan bahwa : pertimbangan lain yang biasa
digunakan dalam menentukan sampel bertujuan adalah lokasi tempat subjek penelitian atau
responden penelitian berada. Selanjutnya Arikunto menjelaskan kadang-kadang peneliti
menentukan subjek atau responden yang lebih banyak tinggal di daerah yang lebih muda
dikunjungi.
Sukardi ( 2004 : 55 ) “Untuk penelitian sosial, pendidikan, ekonomi dan politik yang
berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen. Pengambilan sampel
disamping syarat representativeness ( keterwakilan ) atau mewakili semua komponen populasi”.
Adapun teknik pengambilan sampel juga bisa menggunakan rumus Slovin (dalam
Husein Umar, 2003:120), yaitu:
n=
N
1+ N .e 2
Dimana:
n = sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir
(dalam penelitian ini ditetapkan 5%)
Roscoe dalam bukunya yang berjudul Research Methods for Busines (Sugiyono:74)
memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1) Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independent dan dependent), maka jumlah
anggota sample = 10 x 5 = 50.
4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok control, maka jumlah anggota sample masing-masing kelompok antara 10
sampai dengan 20.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian tersebut, yaitu
tentang kontribusi
kinerja mengajar guru dan fasilitas pendidikan terhadap efektifitas pembelajaran PAI maka
menjadi populasi dalam penelitian tersebut adalah semua guru Pendidikan Agama Islam tingkat
SD di Kabupaten Sumba Timur NTT. Karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga)
variabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variable terikat (dependent),
maka penulis menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah : Jumlah variabel dalam
penelitian ini dikali 10, sehingga didapatkan 3 x 10 = 30 sampel.
Sugiyono ( 1998 ) mengatakan jika karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu tidak
memungkinkan meneliti dengan jumlah sampel yang besar, maka sampel dapat diambil sesuai
dengan kemampuan peneliti dengan syarat pengambilan sampel representative. Berdasarkan
pendapat di atas, maka tidak semua sekolah umum yang menyelenggarakan pendidikan agama
Islam di Kabupaten Sumba Timur menjadi sampel penelitian ini.
Tablel 3. 3
Jumlah Sampel
NO.
NAMA SEKOLAH
JUMLAH
01.
SD. Inpres Waingapu 1
2 orang
02.
SD. Inpres Waingapu 2
2 orang
03.
SD. Inpres Waingapu 3
2 Orang
04.
SD. Inpres Waingapu 4
2 Orang
05.
SD. Muhammadiyah
5 Orang
06.
SD. Inpres Taimanu
2 Orang
07.
SD. Inpres Kamalaputi
2 Orang
08.
SD. Inpres Kalu
2 Orang
09.
SD. Inpres Kayuri
2 Orang
10.
SD. Inpres Tapil
2 Orang
11.
SD. Inpres Tatung
2 Orang
12.
SD. Inpres Kamalawatar
2 Orang
13.
SD. Inpres Watumbaka
2 Orang
14.
SD. Inpres Payeti
1 Orang
Jumlah
30 Orang
Sumber Data : Kantor Kementerian Agama
Kab. Sumba TTimur NTT tahun 2010
Table 3.4
Data Guru PAI Yang Menjadi Sampel
NO.
NAMA GURU
01.
Abubakar
02.
Idris Hasan, A.Ma
03.
Maimunah Abdullah, A.Ma
04.
Maryam Muhammad, A.Ma
05.
Fatmawati Fahwali, A.Ma
06.
Samsidar
07.
Samsudin, S.Ag
08.
Hj. Sahidah Fadaq
09.
Nurlailah, S.Pd.I
10.
Abdul Kadir Shaleh, S.Pd
11.
Ahmad Abdurahman, S.Ag
12.
Maryam Kasim, A.Ma
13.
Moh. Irfad, A.Ma
14.
Mustaming, S.Pd.I
15.
Rudin Endi
16.
Rahim Igo, S.Pd
17.
M. Said, S.Ag
18.
Sahudang Ayub, A.Ma
19.
Muthmainnah, S.Pd.I
20.
Abdul Haris, A.Ma
21.
Aminah Sanne, A.Ma
22.
Rusdin, S.Ag
23.
Abdul Gadir, S.Pd.I
24.
Hasan Al Masud, S.Ag
25.
Ahmad Zubaidi, A.Ma
26.
Karim, A.Ma
27.
Nurhayati, A.Ma
28.
Ali Ahmad
29.
Sarfiyah, S.Pd.I
30.
Adnan Ali
Jumlah : 30 Orang
Sumber : Kantor Kementerian Agama
Kab. Sumba Timur Tahun 2010
Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan :
a. Para guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas di Sekolah Umum yaitu Sekolah Dasar
( SD ) sebagai sampel dianggap cukup mewakili guru-guru lain dan telah sekian lama
mengampu mata pelajaran agama Islam
terhadap penelitian ini.
sehingga dapat memberikan respon positif
b. Para guru mewakili semangat yang tinggi untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya
sehingga diperkirakan dapat memberikan keterangan / data secara objektif tentang
kinerjanya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Angket.
Untuk memperoleh data tentang kinerja mengajar guru, fasilitas pendidikan dan
efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka digunakan teknik angket yang
terstruktur dengan terlebih dahulu menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi instrument angket
berdasarkan defenisi operasional dari masing-masing varibel penelitian. Angket yang telah
disusun diujicoba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.
Responden dipersilakan untuk menjawab / merespon pertanyaan yang diajukan
dalam angket sesuai dengan keadaan yang dirasakan, alat yang dikembangkan mengacu pada
teori yang mendasarinya, dari teori kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan ke
dalam item pertanyaan atau pernyataan.
Dengan
mempertimbangkan
kepraktisan
dan
efisiensi
dalam
pelaksanaan
pengumpulan data dilapangan, ketiga angket tersebut digabung menjadi satu paket yang berisi
item – item yang sesuai dengan indikator variabel.
Adapun angket – angket itu terdiri dari :
a. Angket pertama untuk mengetahui tentang kinerja mengajar guru dibuat dalam bentuk
check-list menggunakan skala likert. Dengan opsi : Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ),
Kadang-kadang ( KD ), Tidak Setuju ( TS ), dan Sangat Tidak Setuju ( STS ). Untuk
keperluan
analisis
data
secara
kuantitatif,
“pernyataan/pertanyaan” diberi skor sebagai berikut :
maka
jawaban
terhadap,
1) Jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5, (2) Jawaban Setuju
4, (3) Jawaban Kadang-kadang
( S ) diberi skor
( KD ) diberi skor 3, (4) Jawaban Tidak
Setuju ( TS ) diberi skor 2, (5) Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 1
b. Untuk memperoleh data tentang Fasilitas Pendidikan diberi opsi dengan kata – kata :
Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Kadang-kadang ( KD ), Tidak Setuju ( TS ), dan Sangat
Tidak Setuju ( STK ). Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka jawaban
terhadap “pertanyaan/pernyataan” diberi skor sebagai berikut :
a) Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5
b) Setuju ( S ) diberi skor 4
c) Kadang-kadang ( KD ) diberi skor 3
d) Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 2
e) Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi skor 1
c. Untuk memperoleh data tentang efektifitas pembelajaran PAI juga diberi opsi dengan
kata-kata : Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Kadang-kadang ( KK ) Tidak Setuju ( TS )
dan Sangat Tidak Setuju
( STS ) Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka
jawaban terhadap “pertanyaan/pernyataan” diberi skor sebagai berikut :
1) Jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi skor 5
2) Jawaban Setuju ( S ) diberi skor 4
3) Jawaban Kadang-kadang ( KK ) diberi skor 3
4) Jawaban Tidak Setuju ( TS ) diberi skor 2
5) Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1
2. Studi Dokumen
Studi dokumentasi untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian yang dianggap
penting dari berbagai masalah resmi yang terdapat dilokasi penelitian.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Coba Instrumen
Sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument penelitian. Uji coba instrument tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas
instrument yang meliputi “Validitas dan “Reliabilitas” instrument ( Arikunto, 2003 : 219 ).
Selain itu, uji coba instrument juga penting untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan / pernyataan dalam instrument dan
untuk mengetahui apakan masih ada hal – hal yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan
penelitian yang sebenarnya di lapangan ( Arikunto, 2003 : 223 ).
Uji coba instrument dalam penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah guru PAI di
Kabupaten Sumba Timur tempat peneliti bertugas, namun memiliki karakteristik yang relativ
sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.
Setelah angket diproses berikutnya diadakan perbaikan untuk tiap item instrument
yang ternyata perlu diperbaiki. Kemudian uji coba instrument ini akan diproses untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas.
Tabel. 3. 5
Kisi-kisi dan Butir Kuesioner
Variabel Kinerja Mengajar Guru.
Variabel
Sub Variabel
Indikator-indikator
No.
Item
Kinerja
1. Menguasai
Mengajar
kompetensi
Guru ( X1 )
Pedagogik
1. Memahami peserta didik
secara mendalam
1,2
3,5
2. Merancang pembelajaran
3. Memahami
landasan
4,10
pendidikan
4. Melaksanakan
6.7
pembelajaran yang kondusif
5. Melaksanakan
evalusi
pembelajaran
6. Mengembangkan
didik
sesuai
8,9,11
peserta
dengan 12,13
potensinya
2. Melaksanakan
kompetensi
1. Menguasai
profesional
keilmuan
substansi
sesuai
14,15
dengan
bidang studi
2. Memahami
hubungan
konsep antar mata pelajaran
terkait
16,17
3. Menerapkan
konsep
18,19
keilmuan dalam kehidupan
sehari – hari
4. Menguasai
struktur
dan
metode keilmuan
20,21
5. Menguasai langka – langka
22,23
penelitian
Jumlah
23
Instrument penelitian tersaji dalam lampiran 1.a
Tabel : 3. 6
Kisi-kisi dan Butir Kuesioner
Fariabel Fasilitas Pendidikan
Fasilitas
1. Memanfaatkan
Pendidikan (
lahan sekolah
X2 )
sesuai dengan
1. Menggunakan