DAMPAK PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PENGUSAHA KECIL: Studi kasus dampak pelatihan kewirausahaan terhadap kinerja pengusaha kecil yang diselenggarakan oleh PT. Pusri Palembang Sumatra Selatan.
DAMPAK PELATIHAN KEWIRAIISAHAAN TERHADAP
KINERJA PENGUSAHA KECIL
( Studi kasus dampak pelatihan kewirausaliaan terhadap kinerja pengusaha keci! yang
diselenggarakan oleh PT. Pusri Palembang Sumatra Selatan )
TESfS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Untuk Memenuhi
Sebahagian Syrat Memperoleh Gelar Magister Pada
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Konsentrasi Pelatihan
Oleh
Drs. Mohammad Soltani
NIM 989527
PROGRAM PASCA SARJ.
i NIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM STl DI PLS KONSENTRASI PELATIHAN
2000
PERSETUJUAN/PENGESAHAN
TLAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I
^f
Prof. Dr. H. Djudju Sudjana, M.Ed
Pembimbing II
Prof.Dr.H. Endang Sumantri, M.Ed
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
Sesunggunya Allah tidak akan merobah
sesuatu Kaum^ehingga mereka merobah apa
yang ada pada diri mereka.
(Surat Ar-Ra ad 11)
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan berbuat balk dlantara kamu sekallan bahwa
Dia pastI menjadikan mereka Itu khallfab
di muka Bum/ ini
(Surat An-nur 55).
Setiap orang dapat melaksanakan bagian yang btsar,
sesuai dengan intensitas dart kemauannya yang
sedang menyala dan kecerdasan imajenaslnya
(Brooks A tkinson).
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul
"
Dampak
Pelatihan Kewirausaliaan Tehadap Kinerja Pengusaha Kecil " Studi Kasus Dampak
Pelatihan yang diselenggarakan Oleh PT.Pusri Palembang Propinsi Sumatra Selatan ,
Tesis ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, September 2000.
Yang membuat pernyaaan ,
/v-:_
Mohammad Soltani
ABSTRAK
Yang melatar belakangi munculnya penelitian ini, karena pengusaha kecil,
merupakan aset bagi perekonomian di Indonesia, kepada mereka sudah diberikan
perlakuan dalam bentuk pelatihan dalam meningkatkan kinerjanya, kenyataan
dilapangan bahwa hasil pelatihan belum menunjukan sikap dan motivasi yang tinggi
sebagai seorang wirausahawan. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui dan mengungkap faktor-faktor, metode, teknik dan pendekatan yang cocok
dan berpengamh terhadap kinerja pengusaha kecil. Sedangkan yang menjadi fokos
dalam penelitian ini adalah: Apakah pelatihan yang dilaksanakan ada dampakanya
terhadap Kinerja pengusaha kecil, baik terhadap materi maupun metode, teknik dan
pendekataan yang digunakan. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi kasus. terhadap
pengusaha kecil yang berjumlah 6 orang. Data temuan masalah dihimpun melalui
pendekatan triangulasi anatara lulusan pelatihan, pihak Manajemen pengelola
program, pengembang pelatihan, atasan langsung, pelanggan dan teman sejawat, yang
menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, teknik andalan
untuk mengumpulkan data adalah melalui wawancara dan observasi serta dokumentasi
yang relevan sebagai pelengkap data.
Yang dijadikan landasan tiori dalam mengkaji setiap permasalahan dalam
penelitian ini adalah menggunakan Komponen-komponen Pelatihan dalam konsep
Pendidikan Luar sekolah, Model pelatihan partisipatif, Konsep pemberdayaan,
Konsep kewirausahaan dan pengusaha kecil serta konsep kinerja.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa; dampak yang
ditimbulkan dari pelatihan kewirausahaan belum dapat meningkatkan Kinerja
pengusaha kecil secara maksimal, ditinjau dari prinsip-prinsip ekonomi dan ciri
seorang wirausahawan, hal ini disebabkan peroses awal penyelenggaraan pelatihan
belum mengacu pada komponen-komponen PLS dan model pelatihan partisipatif,
kekurang jelasan pengaturan tugas dan tanggung jawab anatara Pihak Manejemen
PT.Pusri dengan pihak pengembang pelatihan. Namun pada aspek pengetahuan dan
pandangan dari masing-masing responden cendrung sudah menunjukan kepedulian
terhadap usaha yang ditekuninya.
Oleh karena itu disarankan Selektifitas dalam merekrut peserta benar-benar
harus dipertimbangkan dominasi komponen masukan lain yang berkenaan dengan
bantuan modal hendaknya belum diberikan pada saat pelatihan akan diaksanakan,
pengaturan akad kerjasama anatara pihak pengembang pelatihan dengan Manajemen
PT. Pusri perlu diperjelas, demikian juga terhadap kinerja pengusaha kecil perlu
transparan untuk lebih memudahkan sistim pembinaan yang akan dilakukan
selanjutnya. Serta fungsi pengawasan bagi pihak Manajemen PT. Pusri hendaknya
diefektifkan.
DAFTAR1SI
HALAMAN TESIS
PENGESAHAN
•_•
v.-.-^-
"
MOTTO
PERNYATAAN
m
IV
ABSTRAK
v
KATA PENGENTAR
UCAPAM TERIMA KS1H
vi
ix
DAFTARISI
'
XI
DAFTARTABE1
xiv
DAFTARGAMBAR
xv
DAFTAR LAMPERAN
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
l
A. LataT Belakang Maslah
*
B. Pembatasan Masalah
C. Perumusan Masalah
;;-:
-••.:
-
7
D. Penjelasan Istilah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
9
I-"1
14
G. Rancangan Penelitian
14
BAB II. LANDASAN TEORI
16
A. Komponen-komponen Pelatihan ditinjau dari sistem PLS
16
B. Pemahaman tentang konsep pemberdayaan
27
D. Metode danteknik Pembelajaran dalam Pelatihan
37
E. Kewirausahaan danPengusaha kecil
F. Pengertian Dampak
67
76
G. Pengertian Kineria
7g
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
80
A. Metode penelitian
g0
B. Subyek yang diteliti
81
C. Sumber dan teknik pengumpulan data
83
D. Landasan dari proses Pengumpulan Data dan Aniisis data
85
E. Tahapan kegiatan paenelitian
87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Umum PT PUSRI Dan Pengembang Pelatihan
89
89
LSejarahSingkatPT. PUSRI
90
2 Kondisi Umum Dinas PPK & K. PT. PUSRI
98
3. Kondisi Umum pengembang Pelatihan
108
4. Pola penyelenggaraan pelatihan
109
5. Diskripsi KinerjaPenyelia
Ill
6. Motivasi, Komunikasi dan Pemenuhan kebutuhan
112
B. Pola Penyelenggaraan Pelatihan
115
1. Tahapan Persiapan
117
2. Tahap pelaksanaan pelatihan
119
3. Tahap Evaluasi
121
xn
C Analisis Tentang Temuan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengusaha Kecil Dalam Mengelola Usahanya
123
1. Analisis Tentang Kondisi Tenaga Kerja Pengembang Pelatihan
2. Analisis Program Penyelenggaraan Pelatihan
123
126
D Analisis Dampak Pelatihan Terhadap Penggunaan Metode dan Pemahaman
Materi Pelatihan
158
E. Analisis Temuan Dampak Pelatihan Terhadap Kinerja
166
F. Pembahasan Hasil Penelitian
179
1. Interprestasi hubungan antara Temuan Pengembang pelatihan dan Dinas
PPK & K PT.Pusri terhadap pengaruh hasil Pelatihan
179
2. Interprestasi Hubungan antara Temuan hasil Pelatihan Terhadap Kinerja. 182
G. Temuan Hasil Penelitian
•
H. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian
1. Implikasi Hasil Penelitian
2 Keterbatasan Penelitian
184
185
185
188
BABV KESIMPULANDAN SARAN
190
1. Kesimpulan
190
2. Saran
193
DAFAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Xlll
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 Ketenagaan Dinas PPK &KPT.Pusri Palembang
105
Tabel 2 Sarana yang Dimiliki Oleh YTAL
137
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1Hubungan Fungsional Antara Komponen-Komponen
Pelatihan Dalam Pendidikan Luar Sekolah
26
Gambar 2Langkah-Langkah Kegiatan Model Pelatihan Partisipatif.
45
Gambar 3Proses Pengembangan Program Pelatihan
54
Gambar 4 Six Stage OfTraining Process
62
Gambar 5 Fungsi-Fungsi Manajemen
71
Gambar 6 Sistim Bisnis
74
Gambar 7 Keadaan Produksi PT.Pusri
94
Gambar 8Pengadaan dan Distribusi PT.Pupuk Sriwijaya
95
Gambar 9 Prosentase Kwalitas Pendidikan Karyawan PT.Pusri
96
Gambar 10 Struktur Organisasi PT. Pusri
97
Gambar 11 Struktur Organisasi Dinas PPK &KPT. Pusri
99
Gambar 12 Proses Timbulnya Kebutuhan
H3
Gambar 13 Proses Penjaringan Penyelenggaraan Pelatihan
115
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
199
Lampiran 2. Instrumen Penelitian (pedoman wawancara)
203
Lampiran 3. Keadaan Responden
214
Lampiran 4.
215
Surat izin Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian
216
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis
217
XVI
FENDAHliLUAN
A. Latar Beiakang Masaiah
Pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Undang
Undang Rl Nmor 2 tahun 1998, bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan
ke dalam dua sistem penyelenggaraan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Sistem pendidikan nasional yang merupakan kepedulian
pemerintah dalam dunia kependidikan di Indonesia
memungkinkan
peserta
didik/warga belajar untuk leluasa dapat menentukan sendiri jalur pendidikan yang
diinginkannya, serta dengan mudah dapat berpindah dari jalur pendidikan luar
sekolah ke jalur pendidikan sekolah dan sebaliknya. Pada hakikatnya, pendidikan
luar
sekolah
menambah
dan
melengkapi
pendidikan
yang
tidak
dapat
diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah., Sebagai perwujudan ikhtiar
pembangunan nasional, pendidikan luar sekolah memiliki keleluasaan yang lebih
besar daripada pendidikan sekolah untuk secara cepat disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
Lebih oprasional lagi
pengaturan Pendidikan Luar sekolah
di atur dalam
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 dengan tujuan: Membina warga belajar agar
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri, bekerja mencari natkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai perwujutan dari Peraturan pemerintah
ini bentuk program yang ditawarkan dalam pendidikan Luar sekolah ini bermacam-
macam seperti: Magang, Kursus, Kejar Paket A/B, Kelompok bermain, pelatihan-
pelatihan dan iain sebagainya .
Sedangkan sebutan untuk orang-orang yang
mengikuti kegiatan pada Pendidikan luar sekolah ini disebut Warga belajar atau
peserta pelatihan yang merupakan sumber daya manusia, tidak hanya menjadi
konsumen sumber daya alam, meiainkan juga menjadi sumber daya bagi manusia itu
sendiri.
Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari peserta belajar ini meliputi; tenaga
fisiknya, pikirannya dan kepemimpinannya (Nursid.S, 1989:213). Yang memeiliki
karakteristik tersendiri yang mencakup karakteristik akademik maupun karakteristik
pribadi dan sosial (Kemp, 1985).
Dalam upaya mengembangkan dan membina warga belajar atau peserta
pelatihan sebagaimana dirumuskan dalam peraturan pemerintah tersebut, khususnva
bab IV (5), penyelenggaraan program dapat dilakukan oleh semua instansi terkait atau
mstitusi-mstitusi lainnya
oleh suatu lembaga atau organisasi , dengan waktu
pelaksanaan jangka pendek dan khusus (Sudjana, 1996).
Tujuan dari program
pendidikan luar sekolah berorientasi kepada waktu pendidikannya yang smgkat, isi
program berpusat kepada lulusan dan kepentingan perorangan, menekankan kepada
pelatihan dan praktik, persyaratan masuk ditemukan oleh dan/atau bersama peserta
didik, serta penyajiannya dilakukan dalam lingkungan kehidupan peserta didik,
berpusat pada peserta didik, pengawasan diatur sendiri dan demokartis (Sudjana,
1993).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, PT. Pupuk Sriwijaya Palembang ikut
serta dalam penyelenggaraan berbagai pelatihan dalam upaya-upaya pembinaan dan
peningkatan Sumber daya manusia yang diatur oleh Meneteri Investasi dan Pembinaan
Badan Usaha Milik Negara melalui koordinasi dengan Dinas Pembinaan Pengusaha
Kecil dan Koperasi PT.Pusri sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara termasuk
salah satu lembaga yang
menyelnggarakan semua jenis pendidikan luar sekolah,
termasuk bagi pengurus Koperasi dan Pengusaha Kecil yang dikirim dari berbagai
unit Koperasi
dan Pengusaha kecil yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana
keberadaanya Koperasi dan Pengusaha kecil cukup banyak, hal ini
dapat
meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia apabila benar-benar dibina dan
diperdayakan, dan mereka berada pada garis Ekonomi menengah kebawah yang
tersebar di seluruh pelosok Propinsi yang ada di Indonesia.
Dalam kaitan ini
nampaknya PT. Pusri sebagai Badan Usaha Milik Negara telah menyelenggarakan
berbagai pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keberadaan
pengusaha kecil dan
Koperasi, karena pengusaha kecil merupakan salah satu sendi kehidupan perekonomi
Indoneasia yang patut untuk diberdayakan karena:
Perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk yang cukup besar.
Perusahaan kecil ikut andil dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.
Perusdahaan kecil merupakan ujuk tombak industri Nasional.
Perusahaan kecil menjadi pedagang perantara dan pengumpul hasil patten
petani.
Perusahaan kecil memperuduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat.
Perusahaan kecil terdapat disetiap sudut pelosok Indonesia yang
diperkirakan 31 Juta perusahaan (1995)". (Marbun, 1996:3)
Dengan keberadaan pengusaha kecil diatas PT.Pusri dalam hal ini telah berupaya
semaksimal mungkin telah melakukan pembinaan dan peduli kepada pengusaha kecil
tersebut,
diantaranya
telah melakukan
pelatihan kewirausahaan. Tujuan dari
pelatihan kewirasusahaan bagi pengusaha kecil dan Koperasi ini tidak lain untuk
memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek dan lebih menekankan kepada perubahan
tingkah laku fungsional pengurus koperasi dan Pengusaha Kecil, sebagai dasar
terwujudnya peningkatan sumber daya manusia. Keberhasilan penyelenggaraan
program pelatihan kewirausahaan ini sangat ditentukan oleh kerja sama antara pihak
pemerintah atau instansi terkait dan organisasi—rganisasi kemasyrakatan lainnya serta
kesadaran dari masyarakat atau calon peserta didik
yang memerlukan peningkatan
kemampuan dan ketrampulan dirinya sebagai Pengusaha Kecil.
Pengembangan kemampuan dan keterampilan dalam penguasaan wawasan
bidang pekerjaan sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan tugas mereka serta bagi
peningkatan pendapatan Pengusaha Kecil dan penyerapan tenaga kerja, berdasarkan
hasil kajian penelitian dan analisa-analisa terdahulu serta wawancara singkat dengan
peserta terdahulu yang sudah mengikuti pelatihan yang sama, bahwa apa yang
dibutuhkan oleh Pengusaha Kecil tersebut dalam pengembangan wawasan yang
berkaitan erat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan, belum terpenuhi,
khususnva dalam keterampilan yang benar-benar dnngmkannya dalam pelaksanaan
pekerjaan mereka. Menurut hasil pengamatan sementara diasumsikan, bahwa hal
tersebut dimungkinkan karena metode pembelajaran yang belum
sesuai dengan
kondisi peserta didik sebagai orang dewasa.
Pada penyelenggaraan program pelatihan kewirausahaan bagi Pengusah Kecil,
merujuk kepada pengamatan dan asumsi sementara hasil dari pelatihan tersebut,
selanjutnya dilakukan triangulasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelatihan
kewirausahaan baik dari pihak penyelenggar pelatihan, Pimpinan tempat pengusaha
bekerja, dan penyelia untuk menyelusuri kebenaran apa yang dikemukakan responden
dalam mengikuti pelatihan, terutama hal-hal yang berkenaan dengan metode dan
teknik yang digunakan dalam pelatihan, materi-materi pelatihan, serta faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan/kekurang berhasilan pengusaha kecil
dalam kmerjanya. Dengan adanya
triangulasi yang dilakukan diharapkan dapat
menghindari interprestasi atau salah dalam menganalisa terhadap dampak pelatihan
yang pernah diikuti oleh peserta pelatihan setelah mereka memasuki pekerjaannva
kembali. Secara tidak langsung akan berpengaruh dalam mengambil kesimpulan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap dampak pelatihan kewirausahaan bagi peningkatan
kinerja pengusaha kecil.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa
penerapan pelatihan pendidikan luar sekolah belum memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi
pengelola
koperasi dan Pengusaha Kecil di dalam mengembangkan dan mengelola usahanya
sebagai seorang wirausaha yang mandiri dan tangguh . {F f v
B.
Pembatasan Masalah
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik terhadap
tugas yang akan
dihadapi
maupun
terhadap
peningkatan
pendapatan
dalam
kehidupannya di masa yang akan datang, maka bagi mereka dipandang perlu diberikan
suatu kekuatan untuk membangkitkan upaya dimaksud.
Suzanne Kindervatter (1979) sehubungan dengan konsep Empowering process
mengemukakan bahwa : " people gaining and understanding of and control over
social, economic, and or polo/icalforce mi order to improve their standing in sociel ".
Pendapat tersebut menunjukan , bahwa pemberian kekuatan atau pemberdayaan adalah
setiap upaya dalam pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian
dan kepekaan peserta didik terhadap perkembangan sosial ekonomi dan atau politik
sehingga pada akhirnya
mereka memiliki kemampuan
untuk memperbaiki dan
meningkatkan kedudukannya didalam masyarakat. Berangkat dari pendapat diatas ,
peserta didik yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, yang termasuk peserta
pelatihan sebagai warga belajar dari kelompok
orang dewasa, perlu mendapat
perhatian khusus yang menyangkut aspek karakteristiknya (Kern, 1985). Karakteristik
peserta didik yang teapasuk orang dewasa yang perlu diperhatikan
adalah
karakteristik fisiologis, psikologi dan sosial (Sudjana, dalam NAFCAE, 1974:19).
Dalam menghadapi dan mengupayakan harapan diatas perlu dilakukan pendekatanpendekatan berdsasarkan kesadaran yang tinggi. Pendekatan-pendekatan tersebut tidak
terlepas dari aspek karakteristik yang perlu diperhatikan dari peserta pelatihan. .
Pendekatan lain yang perlu untuk ditindak lanjuti
adalah pendekatan kebutuhan
peserta didik yang lebih mengacu pada peningkatan tarap kehidupan . Moslow ( 1954)
mengemukakan asumsi, bahwa tarap kehidupan peserta didik akan terus meningkat
apabila dalam dirinya telah berkembang mengenali kenyataan diri.
Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya melalui peroses
pelatihan Pendidikan Luar Sekolah, yang diharapkan upaya pelatihan tersebut dapat
memberikan perubahan yang lebih mengacu kepada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan peserta yang akan memberikan dampak
terhadap pelaksanaan tugas
maupun terhadap peningkatan pendapatan dalam kehidupannya
keluarga dan
masyarakat.
Dari alasan-alasan tersebur diatas, maka fokus penelitian dibatasi hanya kepada
aspek "Dampak pelatihan kewirausahaan terhadap kenerja pengusaha kecil". ( Studi
hasil penerapan pelatihan kewirausahaan terhadap kinerja pengusaha kecil yang
telah diselenggarakan oleh PT. Pusri Palembang Sumatra Selaian).
C. Perumusan Masalah
1.
Rumusan masalah
Berangkat dari latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah
yang dikemukan adalah :
a. Bahwa dalam pelaksanaan pelatihan kewirausahaan bagi
pengusaha kecil,
metode maupun teknik yang digunakan belum mengacu kepada metode
maupun teknik pelatihan Pendidikan Luar Sekolah
yang berorentasi pada
teknik-teknik Andragogi, hal ini sesuai dengan kondisi peserta didik yang
mayoritas sudah dewasa, hal ini kapasitasnya sebagai pengusaha kecil.
b. Bahwa hasil dari peroses pelatihan belum dapat memotivasi peserta didik guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas dan
peningkatan pendapat para anggota.
c.
Bahwa pelaksanaan pelatihan belum didasarkan pada analisis kebutuhan peserta
pelatihan, hal mi terlihat dari materi yang ditetapkan lebih banyak kepada matermateri yang berhubungan dengan tiori dari pada praktek.
2. Pertanyaan penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu kepada upaya peningkatan pelatihan yang
sudah ada dikaitkan dengan kebutuhan peserta didik dimasa yang akan datang,
hasil pelatihan ini akan memberikan dampak kepada peserta pelatihan dalam
pengembangan usaha peningkatan pendapatan. Pertanyaan penelitian yang akan
diteliti sebagai fokus dari penelitian ini adalah :
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang
berhasilan lulusan pelatihan kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
b. Materi dan metode apa saja yang dianggap cocok oleh peserta pelatihan dalam
mengelola dan mengembangkan usahanya.
c. Bagaimanakah dampak Pelatihan
terhadap peningkatan kinerja lulusan
pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha kecil.
D. Penjelasan Istilah.
Untuk memperjelas dan mengarahkan
pembahasan didalam uraian penelitian ini
selanjutnya penulis akan membatasi penelitian ini pada istilah-istilah yang terdapat
pada pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang berhasilan pelatihan
disini diartikan sebagai latar belakang yang turut mendukung keberhasilan, dan
faktor-faktor penghambat sesuatu program pelatihan, yang nantinya akan terlihat
pada saat peserta memasuki pekerjaan kembali, Faktor-faktor disini berhubungan
dengan:
a. Faktor Internal.
Faktor ini berhubungan dengan apa yang menjadi Motivasi, sikap dan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan.
b. Faktor Ekstenal
Faktor ini berhubungan dengan apa yang terjadi diluar diri peserta pelatihan, halhal yang dapat dijadikan indikator pada faktor eksternal ini diantaranya:
- Lingkungan tempat pelatihan, tempat kerja dan tempat tinggal
- Sikap dan kemampuan pelatih sewaktu peserta mengikuti kegiatan dalam
proses pembelajaran.
- Fasilitas latihan.
- Dana pelatihan.
- Kebijakan pengelola pelatihan.
- Status sosial ekonomi keluarga/orang tua.
2. Materi dan metode pelatihan
Materi disini diartikan sebagai suatu rangkaian pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dirancang untuk meningkatkan jati diri peserta pelatihan
didalam menekuni usahanya. Sebagai indikator dalam materi pelatihan ini
peneliti akan menyelusuri hal-hal berkenaan dengan: kesesuaian antara materi
latihan dengan kebutuhan nyata peserta pelatihan, serta kemanfaatan materi
pelatihan bagi pengembangan pengusaha kecil serta bagi kehidupan peserta.
- Metode latihan disini mengandung arti prosedur yang sistimatik dan terencana
untuk menyelenggarakan latihan dalam rangka mencapai tujuan pelatihan yang
telah ditentukan "(Sudjana, 1996:7). Sedangkan yang dijadikan indikator dalam
metode
mi
peneliti
menggunakan
metode
Partisipatif diantaranya:
Keikutsertaan peserta dalam merencanakan kegiatan pelatihan, keikutsertaan
peserta pelatihan dalam pelaksanaan pelatihan, serta
keikutsertaan peserta
pelatihan dalam penilaian kegiatan belajar." (Sudjana, 1996:21).
3. Dampak pelatihan dalam penelitian ini diartikan pengaruh yang ditimbulkan dari
proses pembelajaran dalam pelatihan.
Hal ini akan terlihat pada waktu peserta
telah memasuki pekerjaanya. Dampak tersebut dapat terlihat pada:
a. Pengaruh pada Institusi/kelembagaan tempat bekerja, yang dapat dijadikan
indikator dalam pengaruh tersebut diantaranya:
- Struktur organisasi tertata dengan rapi.
- Pekerjaan sesuai dengan job masing-masing dengan mempertimbangkan latar
belakang pendidikan dan keahlian/ketrampilan yang dimiliki.
- Adanya peningkatan produksi, pemasaran.
-
Keuntungan bertambah.
- Tersedianya dana cadangan.
- Adanya jalinan kerjasama yang baik dalam lingkungan pekerjaan.
- Anggota bertambah dan memiliki prospek masa depan.
b. Dampak pada peserta sendiri, yaitu peserta yang telah mengikuti pelatihan
kewirausahaan. Dalam penelitian ini yang dijadikan adanya dampak dalam dirinya
dan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
- Peserta memperoleh pendapatan yang tetap dan meningkat.
- Adanya peningkatan derajat kesehatan.
- Memberikan pembelajaran kepada orang lain.
- Peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial.
- Adanya peningkatan belajar mandin.
- Adanya perencanaan program kegiatan usaha.
4. Kinerja
Kinerja dalam penelitian ini diartikan sebagai Out put drive from processes
human othenvise, bahkan kinerja itu merupakan hasil daripada suatu proses Agus S.
Smith (1982:329). Sedangkan menurut Nainggolan, (1985:6) menjelaskan bahwa
12
kinerja adalah merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang dibebankan kepadanya.
Jadi dan kedua pendapat tersebut dapat dikatakan disini bahwa kinerja
pengusaha kecil adalah tercapainya keberhasilan usaha yang dikelola, hal ini dilihat
dari Aspek kualitas, kwantitas, sikap, inisiatif dan kepemipinan yang diterapkan
dalam mengembangkan usahanya. Hal ini akan lebih tergambar
setelah lulusan
pelatihan memasuki dunia kerjanya kembali, apakah brsifat konstan ataukah ada
peningkatan baik dilihat dari segi makro maupun mikro dari usaha yang ditekuni.
5. Kewirausahaan disini dapat diartikan semangat , sikap, penlaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan , menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau
memperoleh
keuntungan
Sumahamijaya (1990:79);
yang
lebih
besar.
bahwa wirausahaan adalah
Sedangkan
menurut
sifat-sifat keberanian,
keutamaan, keteladanan dan semangat yang bersumber dan kekuatan diri sendiri,
dari seorang pendekar kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintahan
maupun
maupun diluar pemerintah dalam arti positif yang menjadi pangkal keberhasilan
seseorang.
5. Pengusaha kecil.
Pengusaha kecil disini identik dengan usaha yang dikelola, yaitu sebagaimana yang
dijelaskan dalam Undang Undang Nomor 9 tahun 1995, yang dimaksud dengan
pengusaha kecil disini termasuk usaha kecil informal adalah bebrbagai usaha yang
13
belum terdaftar, belum tercatat,
dan belum berbadan hukum seperti : petani,
pedagang asongan, industri rumah tangga, pedagang kaki lima, pedagang keliling
dan pedagang asongan. Serta usaha kecil tradisional yaitu mereka dalam berusaha
menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan turun temurun.
E. Tujuan penelitian
Sebagai suatu karya ilmiah, tujuan umum dari penelitian ini diharapkan
hasilnya
dapat merupakan
suatu masukan
terhadap upaya
peningkatan
penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, baik bagi
pengelola program maupun instan terkait yang menginginkan kajian tentang
pelaksanaan pelatihan kewirausaah yang telah dilaksanakan. Penekanannya lebih
mengacu kepada penciptaan peluang bagi peserta pelatihan guna mengisi peran dan
posisinya didalam masyarakat.
Dengan demikian tujuan penelitian ini secara
khusus yang diharapkan adalah:
1. Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang berhasilan lulusan
pelatihan kewirausahaan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
2. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang materi
dan metode yang benar-benar cocok bagi
mengambangkan usahanya.
pengusaha kecil dalam
14
J.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana dampak
pembelajaran dalam pelatihan yang efektif terhadap kinerja lulusan pelatihan
kewirasusahaan bagi pengusaha kecil.
F. Kegunaan Penelitian
Disamping merupakan syarat yang diajuakn didalam menempuh ujian Program
S2 pada Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, juga
penelitian dilihat dari aspek teoritik adalah untuk mempelajari hasanah keilmuan
Pendidikan Luar Sekolah dibidang pelatihan dengan aplikasi yang dilaksanakan
pada pelatihan kewirausahaan. Sedangkan dilihat dari aspek praktis adalah untuk
dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi PT. Pusri , khususnya Dinas Pembinaan
Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang
sejenis.
Kegunaan penelitian ini tidak hanya khusus bagi pengusaha kecil. namun dapat
dikembangkan bagi pelatihan bidang-bidang usaha lainnya sesuai dengan
kebutuhan mereka dalam kedudukannya sebagai peserta pelatihan.
G. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tuntutan penelitian kualitatif, dalam melakukan penelitain ini
tidak dipergunakan hipotesis sebagaimana pada penelitian kuantitatif. Oleh karena
itu didalam penulisan selanjutnya penulis tidak secara khusus menempatkan suatu
paradigm a penelitian.
15
Sebagai pedoman dalam melakuakn penelitian ini, penulis menggunakan suatu
rancangan penelitian. Yaitu melalui komponen-komponen dalam sistem pendidikan
luar sekolah digunakan sebagai alat untuk melakukan pemilahan serta analisis
komponen pelatihan kewirasusahaan bagi pengusaha kecil.
Yang melatar belakangi peneliti dalam menggunakan komponen-komponen
Pendidikan luar sekolah didasarkan atas pemikiran bahwa pelatihan akan terselenggar
dengan baik apabila rangkain atau elemen-elemen dari pelatihan dapat dilalui dan
dipertimbangkan, hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sudjana (1996:32)
adanya hubungan fungsional antara komponen-komponen pendidikan luar sekolah.
dikarenakan setiap komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan luar sekolah
yang terdiri dari: Masukan sarana; Masukan mentah; Masukan lingkungan; Proses;
Keluaran; Masukan lain; dan Pengaruh, sangat erat sekali relevansinya dalam
menganalisis aplikasi pelatihan yang menghasilkan suatu perubahan kearah yang lebih
meningkat bagi peserta didik/peserta latihan.
Dengan adanya rancangan ini diharapkan penelitian ini akan dapat lebih
menuntun bagi peneliti dalam menganalisa dan membahas setiap komponen yang
dilalui
dalam penyelenggaraan
pelatihan, pada akhirnya
kesimpulan
dan
rekomendasi yang diambil mendekati kenyataan yang ada pada konsep pelatihan
dengan penerapan sistem pendidikan luar sekolah.
80
BAB Hi
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung dari
metode dan teknik yang digunakan, karena banyaknya perubahan-perubahan yang
berskala global
serta kentalnya
informasi, diperlukan
adanya perubahan
pendekatan di dalam penelitian dari mono disiplin kepada multi disiplin dalam
rangka menyelami masalah sedalam-daiamnya secara holistik dan integral
(Supardjo A,1990:47).
Hal im
menunjukkan, bahwa di dalam meneliti suatu permasalahan sangat
tergantung dari metode yang dipergunakan
dan memiliki
potensi guna
mengungkapkan segala macam permasalahan secara tuntas. Sehubungan dengan
hal tersebut maka dalam meneliti mengenai dampak pelatihan kewirausahaan
terhadap kinerja pengusaha kecil ini diperlukan puia metode yang benar-benar
memiliki mtegritas dan potensi untuk dapat mengungkapkan persoalan-persoalan
secara tuntas dan menyeluruh.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka dalam metode penelitian ini dipiiih dan
ditetapkan metode kualitatif dengan teknik observasi partisipatif dan dokumentasi,
dimana peneliti ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti.
Metode penelitian
kualitatif ini dipiiih karena relevansinya sangat kuat dan sesuai dengan fokus
penelitian yang terurai didalam pertanyaan penelitian yang nantinya akan dijawab
dalam penelitian ini berkisar kepada bentuk pertanyaan "bagaimana" dan "apa". Dan
"kenapa". Jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut dipertimbangkan dapat
dijawab dengan sempurna apabila melalui dan/atau mengikuti proses.
Selanjutnya metode kualitatif ini sudah dipertimbangkan akan dapat memenuhi
tuntutan penelitian.
Pertimbangan tersebut didasarkan kepada
hal-hal
sebagai
berikut:
/. Fokus penelitian diperoleh dan hasil observasi saat mi, tetapi memiliki
kaitan dengan konteks sosial, budaya dan janngan sejaruh.
2. Penelitian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlihat dalam situasi
sosial penelit uin.
3. Instrumen utamapenelitian adalah peneliti.
4. Hanya terdapat sejumlah kecil pertanyaan penelitian yang kemudian
dikembangkan pada saatpenelitian berlangsung.
5. Dipergunakan wawancara informal yang tidak berstruktur jienelman.
6. Dipergunakan berbagai teknik pelengkap sebagai komplemen penelitian.
7. Keputusan yang berhubungan dengan pengumpulan data dan analisisnya
dilakukan langsung di lapangan.
8. Proses jienelitian sejauh mungkin tidak mengganggu kehidujxm sosial
obyekpenelitian.
9. Kesimpulan jienelitian menqiakan jjroduk bersama antara yang meneliti
dengan pihak yangditeliti. (Barges , 1985:84) ".
B. Subyek yang diteliti (Responden).
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dalam
penyelenggraan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Pusri, terutama Bagian
Dinas Pembina Pengusaha Kecil dan Koperasi PT.Pusri, Khususnya terhadap
pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha kecil yang sudah diselenggarakan mulai
tahun 1994 yang tersebar di sembilan Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Namun
disini penelitian hanya membatasi satu daerah TK.l yaitu Sumatra Selatan, dengan
tiga daerah Tingkat dua yaitu:
82
- Kabupaten Musi Banju Asm propinsi Sumtra Selatan..
- Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatra Selatan.
- Kotamadya Palembang Propinsu Sumatra Selatan.
Terhadap ke tiga Dati II ini ditetapkan oleh peneliti karena daerah tersebut
berdekatan letaknya dengan pusat pengembil kebijakan pelatihan yaitu PT.Pusri
sebagai bapakak angkat pengusaha kecil yang dilatih sehingga memudahkan dalam
memantau perkembangan
Pengusaha Kecil tersebut. Dalam penelitian ini nantinya
akan melibatkan melibatkan unit manajemen Dinas Pembinanan Pengusaha Kecil Dan
Koperasi PT.Pusri, serta Pengembang pelatihan, penyelia, masyarakat pengguna jasa
dan pemakai hasil produksi Pengusaha kecil dan peserta pelatihan yang berjumlah 6
orang Responden.
Penetapan enam orang responden ini adalah untuk merinci
kekhususan yang ada ke dalam Ramuan konteks yang unik serta untuk menggali
informasi yang akan menjadi dasar dan Rancangan tiori yang ditawarkan.
Oleh sebab itu penelitian kualitatif tidak ada sampel acak menurut Lexy J.
Maleong (1988:165). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Noeng Muhajinn
(1990:48), penelitian-penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subyek
penelitian) lebih kecii dan pengambilannya cenderung memilih yang proporsive dari
pada acak.. Sedangkan satuan kajian (unit of analysis) bersifat individu yaitu
Pengusaha kecil yang sudah dilatih untuk pengamatan terhadap dampak peiatihan akan
lebih terpusat dan mendalam seperti di sekitar pekerjaannya dan karyanya. Sesuai
dengan sifat penelitian kualitatif yang menyangangkat datanya dan kasus dan sebagai
studi yang mendalami tentang subyek penelitian serta berjangka waktu panjang yang
83
relatif lama, sehingga keaneka ragaman responden lebih diutamakan, agar informasiinformasi yang beraneka ragam dan lebar dapat diperoleh seperti apa yang terjadi
dalam
kegiatannya,
apa
yang
mempengaruhinya,
bagaimana
sikapnya,
dan
semacamnya J. Maeleong (1980:166).
Berdasarkan pertimbangan diatas subyek penelitian (responden) yang diteliti
dalam penelitian ini adalah 6 orang Pengusaha kecil yang ada di Kabupaten Musi
banyuasin: 2 orang pengusaha kecil yaitu pengusaha industri Batu bata. Kabupaten
Ogan komering llir: 1 orang pengusaha kecil
Palembang: 3
perbengkelan, dan di Kota Madya
Pengusaha kecil yaitu tenun songket, industri bahan bangunan dan
kayu, dan pengusaha depot bangunan.
Penelitian terhadap responden secara proposif sedapat mungkin dipiiih yang
benar-benar memiliki keanehan dan keistimewaan yang didasarkan atas tingkat
kemajuan usaha yang diperoieh pengusaha kecil .pengorganisasian, perencanaan
usaha, pengadministrasian usaha, kerjasama, pelayanan, mutu usaha/banyaknya
produksi, kepemimpinan, sikap dan prilaku, investasi, dan modal, serta jaringan usaha
C
Sumber dan teknik Pengumpulan Data.
Sumber data yang menjadi acuan bersifat deskriptif historis . Data deskriptif
historis didapat dari latar belakang para peserta pelatihan yang kedudukannya
sehan-hari sebagai Pengusaha kecil, serta tingkat pelayanan dan pembinaan dari
Unit Dinas PPK & K PT. Pusri Palembang , pengembang pelatihan, penyelia, dan
pelanggan/pemakai hasil produksi, data-data hasil usaha iainnya.
84
Adapun data yang berhubungan dengan penggunaan metode dan materi pelatihan
serta media yang digunakan
dalam
peroses pelatihan diperoleh melalui
wawancara terhadap responden dan penyelia, serta pengembang pelatihan, dan
data-data media langsung kepada penyelia dan pengembang pelatihan , namun
dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak menekankan pada peroses pelatihan,
akan tetapi lebih menitik beratkan pada penelitian dampak yang ditimbulkan dari
peroses pelatihan tersebut setelah lulusan pelatihan masuk kembali ketempat
usahanya sebgai pengusaha kecil. Teknik yang digunakan dalam mengungkapkan
berbagai temuan dalam pelatihan ini menggunakan teknik wawancara, dan
observasi ketempat usaha, sedangkan untuk mendapatkan kebenaran dari penelitian
im digunakan teknik triangulasi untuk mengecek kebenaran masing-masing temuan
dan hasil wawancara.
Upaya peningkatan kadar validitas reliabilitas penelitian
dilakukan dengan triangulasi serta masukan-masukan dan teman-teman sejawat.
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan mengkonfrontasikan
dengan sesuatu yang lain di luar data dalam upaya mengecek kebenarannya
(Maeleong, 1990:195).
Sumber triangulasi diantaranya adalah
penyelia,
pengembang pelatihan, teman sekerja, pelanggan, pimpinan tempat usaha, pihak
manajemen Dinas PPK & K PT.Pusri.
Bagian yang paling penting di dalam penelitian ini adalah analisis data. Data
dianalisis terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian, dengan demikian
terdapat analisis selama proses yang berguna untuk mempertajam serta
memperdalam analisis akhir.
Analisis ditujukan untuk menemukan bentuk
85
pengelolaan dan sistem pembelajaran yang partisipatif serta motivasi dalam upaya
meningkatkan peran serta para lulusan dalam pengelolaan usahanya dalam
peningkatan pendapatannya. Hasi analisis tersebut selanjutnya dibuat interpretasi
dalam upaya menarik makna dan implikasi dari penelitian yang dilakukan.
D. Landasan dari Proses Pengumpulan dan Analisa Data
I. Hakikat Studi Kualitatif Deskriptif dan Studi Kasus.
Hakikat dari suatu fenomena atau peristiwa dalam metode kualitatif adalah
totalitas (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:195).
Ketetapan interpretasi
tergantung kepada ketajaman analisis, obyektifitas, sistematik dan sistemik.
Kaidah-kaidah yang berlaku dalam studi kualitatif menyangkut studi kualitatif
deskriptif maupun studi kualitatif kasus. Kajian yang ditampilkan diangkat dari
proses interaksi manusia dalam kebersamaan. Data yang dikumpuikan diuji,
dan kesemuanya itu diangkat dari kehidupan nyata. Goetz dan La comte
menyatakan, bahwa penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari transmisi budaya,
sosialisasi, perubahan budaya dan kepribadian (1981:65).
Dilihat dari studi
deskriptif sebagai bagian dari studi kualitatif, penelitian ini menekankan kepada
program dan pengalaman orang-orang sesuai mengikuti pelatihan, dalam hal
ini adalah pelatihan Kewiraswastaan bagi
pengusaha kecil yang merupakan
salah satu jenis kegiatan pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pembinaan
Pengusaha Kecil dan Koperasi PT. Pusri Palembang, dan orang-orang atau
pihak yang terlibat dalam program tersebut.
86
Laporan penelitian akan disajikan dalam bentuk tinjauan yang mendalam dan
terperinci, meiiputi seluruh pengalaman penulis dalam menelusuri program dan
kegiatan yang berlangsung.
maupun kejadian.
Dengan demikian studi ini akan mencakup kegiatan
Selanjutnya dalam mengikuti pola sebagai suatu studi kasus,
ketentuan-ketentuan yang dilakukan oleh penulis antara lain adalah bahwa data yang
menyangkut dampak pelatihan bagi lulusan program peiatihan kewiraswastaan bagi
pengusaha kecil dikumpulkan secara komprehensif sedapat mungkin digunakan datadata yang sekiranya kurang pas diperhalus, dan bagian demi bagian dirangkaikan
sehingga serasi antara yang satu dengan yang lainnya untuk kemudian disajikan sesuai
dengan kronologis dalam penelitian ini.
2, Instumen Penelitian.
Dalam proses pengumpulan data, peranan penelitian adalah sebagai instrumen
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:202).
Namun demikian dalam melakukan
pengamatan di lapangan, instrumen penelitian yang digunakan mengacu kepada
pedoman observasi.
Pedoman observasi ini digunakan secara dinamis, yang
maksudnya bahwa dengan menggunakan pedoman ini observasi dtperluas sesuai
dengan temuan dan kondisi yang ada.
Untuk melengkapi kegiatan penelitian,
dipergunakan pula catatan peristiwa, dokumen pribadi dan dokumen resmi yang
diperoleh dan mengikuti perkembangan segi-segi pelatihan. Selain dari kegiatan
tersebut di atas, penelitian dilengkapi pula dengan wawancara.
87
2, Validitas dan Reliabilitas Penelitian.
Validitas mcmbuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan
apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan (Nasution, 1992:105).
Sedangkan reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi, yakni memberikan hasil
yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya (Nasution, 1992:108).
Walaupun dalam penelitian yang sifatnya partisipatif suatu validitas dan reliabilitas
sudah inhern, namun dalam upaya menjamin keabsahan data dan penelitian
pengujian kredibilitas data dilakukan dengan mengikuti proses observasi dan
diskusi secara berulang-ulang. Adapun dalam mencapai tingkat konsistensi dalam
penjabaran reliabilitas dilakukan dengan melaksanakan pengulangan pengamatan
guna mendapatkan hasil yang secar esensial sama. Guna mencapai kepastian atau
obyektiiitas dilakukan dengan melalui triangulasi dan kesepakatan terhadap
berbagai pendapat maupun kesimpulan dari pihak yang memberikan konstribusi
pernyataan dalam penelitian ini.
E. Tahapan Kegiatan Penelitian
Penelitian dilakukan beberapa tahap, yaitu : yang diawali dengan tahap penyiapan
proposal penelitian, pra-lapangan, pekerjaan lapangan serta analisis data, dan
laporan kemajuan penelitian. Pada tahap penyiapan proposal penelitian, dimana
pada tahap ini peneliti melakukan konsultasi dengan
Dosen Pembimbing mata
kuliah Penelitian untuk memantapkan judul penelitian, serta kerangka penelitian
yang nantinya sebagai bahan untuk diseminarkan dalam desain penelitian.
Pada
88
tahap pra-lapangan, termasuk di dalainnya studi dokumentasi, studi literatur,
penjajagan terhadap latar penelitian, penyusunan rancangan penelitian yang sudah
direka dalam semester II bulan april 1999, saat mengikuti Matakuliah Metodelogi
Penelitian 1, serta mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan instrumen,
penyiapan bahan observasi dan Iain-Iain yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian nanti, serta penyebaran lembaran pendapat awal kepada lulusan
pelatihan dalam al ini lulusan pelatihan kewirausahaan yanitu pengusaha kecil.
Adapun dalam tahap pekerjaan lapangan, dalam setiap ada kesempatan
dilakukan bersamaan dengan proses analisis yang proses tahap pertamanya
berlangsung sampai dengan bulan 17 Juli 2000. Hasil studi lapangan dikaji dan
dianalisis berdasarkan teori dan temuan lapangan. Kemudian dilaporkan dalam
bentuk laporan penelitian 31 Agustus 200 untuk dikaji ulang dan dimantapkan
sehingga benar-benar menjadi laporan yang berkaedah akademik. Pada bulan
September diperkirakan untuk diujikan.
190
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Sebagaimana telah diungkapkan pada bab-bab terdahulu bahwa maksud dan
tujuan dari tesis ini, adalah meneliti tantang faktor-faktor yang memengaruhi
kekurang berhasilan peiatihan kewirausahaan dalam meningkatkan kinerja
pengusaha kecil, termasuk didalamnya penentuan materi dan metode yang
dipergunakan dalam pelatihan dalam kaitannya dengan kinerja pengusaha kecil
lulusan pelatihan, penelitian ini merupakan studi kasus terhadap pengusaha kecil
yang telah mengikuti pelatihan dengan unit usaha yang ditekuninya, jawaban dari
petanyaan penelitian yang diajukan pada bab 1, telah terakomodasi pada
pnejelasan bab iv , diikuti dengan temuan-temuan dilapangan peneletian yang
menyertai fokus utama penelitian , dari temuan tersebut dapat disimpukan bahwa:
1. Analisis pengaruh hasil pelatihan dilihat
dari pemahaman materi pelatihan,
metode dan teknik pendekatan yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan
belum menunjukan hasil yang memuaskan bagi pengusaha kecil, hal ini
dikarnakan muatan dari materi yang diberikan baru pada tahap landasan-landasan
tioritik , sedangkan yang diharapkan pada pelatihan kewirausahaan ini lebih dari
itu, yaitu untuk membentuk watak , sikap dan mental serta prilaku sebagai
seorang warausahawan yang tangguh dan mandiri. Pada aspek pendekatan yang
digunakan dalam pelatihan ini lebih mencerminkan pendekatan paedagogi,
pendekatan ini bila diterapkan pda konteks pembelajaran orang dewasa kurang
tepat sehingga menimbulkan apatis dikalangan peserta pelatihan, yang pada
akhirnya berdampak kekurang berdayaan peserta dalam memasuki dunia kerjanya
kembali,
walaupun tidak semua prinsip-pnnsip paedagogi tidak cocok
dipraktekan pada pelatihan orang dewasa.
2. Dari aniisis dampak hasil pelatihan terhadap kinerja pengusaha kecil
Hasil temuan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: dampak hasil
pelatihan kewirausahaan belum menunjukan perubahan yang mendasar terhadap
sebahagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi kenerja , baik kwalitas usaha,
kwantitas usaha, inisiatif yang timbul dan dalam. dan kepemimpinan yang
diaktualisasikan dalam kegiatan usaha belum memberikan warna tersendiri bagi
unit-unit uasaha yang dikelola. Hal ini terlihat jelas pada aspek kwalitas, dimana
sebahagian besar pengusaha kecil belum dapat menjamin keandalan usaha dan
mutu barang yang dihasilkan, pada aspek kwantitas ditemukan bahwa sebahagian
besar pengusaha kecil belum dapat memenuhi permintaan pangsa pasar, hal ini
diakibatkan ketidak seimbangan anatara sarana pendukung produksi dengan
kemapuan tenaga kerja dalam memenuhi target permintaan pelanggan Sedangkan
pada aspek inisiatif, sebahagian besar pengusaha kecil belum memiliki kesadaran
yang benar-benar tumbuh dari dalam dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam
menjadikan unit usaha sebagai pusat bisnis, sehingga dana yang diberikan oleh
PT.Pusri sebagai modal usaha tidak dirnanfaatkan sebagaimana mestinya.
Sedangkan aspek kepemimpinan yang diterapkan sebahagian besar pengusaha
kecil dalam mengelola usahanya merupakan usaha-usaha keluarga hal ini
didukungoleh pihak Manajemen Dinas Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi
PT.Pusri dari hasil tringulasi yang dilakukan untuk mendapatkan akurasi data.
3. Pengaruh
komponen masukan lain (other input) dalam penyeienggaraan
pelatihan.
Terhadap pengaruh masukan lain dalam penyelenggaraan pelatihan
kewirausahaan dapat disimpulkan bahwa:
Pengaruh dari pihak rnanajernen
Dinas Pembinaan Pengusaha Kecil & Koperasi
PT.Pusri tersebut
cukup
signifikan dalam memberdayakan pengusaha kecil terutama pada aspek
permodalan , dimana sebahagian besar pengusaha kecil yang dilatih sudah
mendapatkan bantuan pinjaman modal dengan bunga yang rmgan, serta fasilitas
jami nan perbankan. bantuan lainnya pembinaan manajemen dalam bentuk
pelatihan, pembinaan teknologi, magang, dan pemasaran hasil usaha. oleh
karenanya
dominasi kepedulian yang cukup besar
yang ditunjukan oleh
PT.Pusri ini diterjemahkan lain oleh peserta pelatihan sebagai anak angkai
perusahaan tersebut, sehingga dapat menimbulkan kesan mengabaikan prinsip-
prinsip seorang wirausaha, sehingga usaha yang dikelola tidak didasarkan pada
kelayakan usaha.
19.1
B. Sara n.
Penelitian yang dilakukan
dengan mengambil kasus hasil
kewirausahaan adalah sebagai salah satu konsep penerapan
sekolah
pelatihan
Pendidikan luar
dengan menggunakan penilaian Dampak pelatihan kwirausahaan bagi
pengusaha kecil, sehingga kemungkinan generalisasi yang dapat diambil hanya
sesuai untuk jenis penelitian dan pelatihan yang sama.
Melalui landasan teoritik
pelatihan
yang dapat diambil dari penelitian Dampak
terhadap kinerja pengusaha kecil
sebagai bagaian yang tidak dapt
dipisahkan dari komponen-komponen Pendidikan luar sekolah, serta pengaruhpengaruh lain yang dapat meningkatkan pengusaha kecil, sehubungan dengan hal
ini maka
sebagai implikasi
hasil penelitian ini maka
peneliti mengajukan
berbagai alternatif saran untuk lebih mengoptimalkan pelatihan denganan pola
kerjasama ini sebagai berikut:
1. Dalam penyelenggaraan suatu pelatihan yang diperhadapkan pada proses
pembelajaran orang dewasa sebagi subtansi
pendidikan luar sekolah
semestinya menggunakan pendekatan andragogi mengingat subyek pelatihan
adalah orang dewasa yang telah memiliki konsep diri, memiliki pengelama
dan ketrampilan
yang telah
terbentuk
dalam dirinya, pelatihan yang
ditawarkan akan lebih bermakna apabila hal ini didasarkan pada kebutuhan
mereka. Untuk ini materi, dan pendekatan akan lebih cocok apabila
menggunakan pendekatan andragogi , hal ini akan dapat membangkitkan
partisipasi dan kesan tersendiri bagi peserta pelatihan. Untuk memberikan
lOd
kejelasan dalam tugas dan tanggung jawab peiatihan sesuai dengan akad
kerjasama yang ditandatangi antara Yayasan Teratai Agro Lestari dengan
PT.Pusri perlu dipcrjclas terutama aspek-aspek yang berkenaan dengan Tugas
/Ion tanrrrrunrr iou/ol-i r\t±ntyoi-nl\ir>{r i-i^loti j-iori
dampak pelatihan setelah
lulusan
DalaiT! ha! mi
UUtUk menilai
kembali memasuki
lapangan
pekerjaannya, ini perlu dilakukan untuk mendapatkan mutu dari pelatihan
yang dilaksanakan:, apakah perlu dipertahankan, ataukah scbaliknya
Aitinnl-atlran
V,e,Ti
KINERJA PENGUSAHA KECIL
( Studi kasus dampak pelatihan kewirausaliaan terhadap kinerja pengusaha keci! yang
diselenggarakan oleh PT. Pusri Palembang Sumatra Selatan )
TESfS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Untuk Memenuhi
Sebahagian Syrat Memperoleh Gelar Magister Pada
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Konsentrasi Pelatihan
Oleh
Drs. Mohammad Soltani
NIM 989527
PROGRAM PASCA SARJ.
i NIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM STl DI PLS KONSENTRASI PELATIHAN
2000
PERSETUJUAN/PENGESAHAN
TLAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I
^f
Prof. Dr. H. Djudju Sudjana, M.Ed
Pembimbing II
Prof.Dr.H. Endang Sumantri, M.Ed
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
Sesunggunya Allah tidak akan merobah
sesuatu Kaum^ehingga mereka merobah apa
yang ada pada diri mereka.
(Surat Ar-Ra ad 11)
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan berbuat balk dlantara kamu sekallan bahwa
Dia pastI menjadikan mereka Itu khallfab
di muka Bum/ ini
(Surat An-nur 55).
Setiap orang dapat melaksanakan bagian yang btsar,
sesuai dengan intensitas dart kemauannya yang
sedang menyala dan kecerdasan imajenaslnya
(Brooks A tkinson).
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul
"
Dampak
Pelatihan Kewirausaliaan Tehadap Kinerja Pengusaha Kecil " Studi Kasus Dampak
Pelatihan yang diselenggarakan Oleh PT.Pusri Palembang Propinsi Sumatra Selatan ,
Tesis ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, September 2000.
Yang membuat pernyaaan ,
/v-:_
Mohammad Soltani
ABSTRAK
Yang melatar belakangi munculnya penelitian ini, karena pengusaha kecil,
merupakan aset bagi perekonomian di Indonesia, kepada mereka sudah diberikan
perlakuan dalam bentuk pelatihan dalam meningkatkan kinerjanya, kenyataan
dilapangan bahwa hasil pelatihan belum menunjukan sikap dan motivasi yang tinggi
sebagai seorang wirausahawan. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui dan mengungkap faktor-faktor, metode, teknik dan pendekatan yang cocok
dan berpengamh terhadap kinerja pengusaha kecil. Sedangkan yang menjadi fokos
dalam penelitian ini adalah: Apakah pelatihan yang dilaksanakan ada dampakanya
terhadap Kinerja pengusaha kecil, baik terhadap materi maupun metode, teknik dan
pendekataan yang digunakan. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi kasus. terhadap
pengusaha kecil yang berjumlah 6 orang. Data temuan masalah dihimpun melalui
pendekatan triangulasi anatara lulusan pelatihan, pihak Manajemen pengelola
program, pengembang pelatihan, atasan langsung, pelanggan dan teman sejawat, yang
menjadi instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, teknik andalan
untuk mengumpulkan data adalah melalui wawancara dan observasi serta dokumentasi
yang relevan sebagai pelengkap data.
Yang dijadikan landasan tiori dalam mengkaji setiap permasalahan dalam
penelitian ini adalah menggunakan Komponen-komponen Pelatihan dalam konsep
Pendidikan Luar sekolah, Model pelatihan partisipatif, Konsep pemberdayaan,
Konsep kewirausahaan dan pengusaha kecil serta konsep kinerja.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa; dampak yang
ditimbulkan dari pelatihan kewirausahaan belum dapat meningkatkan Kinerja
pengusaha kecil secara maksimal, ditinjau dari prinsip-prinsip ekonomi dan ciri
seorang wirausahawan, hal ini disebabkan peroses awal penyelenggaraan pelatihan
belum mengacu pada komponen-komponen PLS dan model pelatihan partisipatif,
kekurang jelasan pengaturan tugas dan tanggung jawab anatara Pihak Manejemen
PT.Pusri dengan pihak pengembang pelatihan. Namun pada aspek pengetahuan dan
pandangan dari masing-masing responden cendrung sudah menunjukan kepedulian
terhadap usaha yang ditekuninya.
Oleh karena itu disarankan Selektifitas dalam merekrut peserta benar-benar
harus dipertimbangkan dominasi komponen masukan lain yang berkenaan dengan
bantuan modal hendaknya belum diberikan pada saat pelatihan akan diaksanakan,
pengaturan akad kerjasama anatara pihak pengembang pelatihan dengan Manajemen
PT. Pusri perlu diperjelas, demikian juga terhadap kinerja pengusaha kecil perlu
transparan untuk lebih memudahkan sistim pembinaan yang akan dilakukan
selanjutnya. Serta fungsi pengawasan bagi pihak Manajemen PT. Pusri hendaknya
diefektifkan.
DAFTAR1SI
HALAMAN TESIS
PENGESAHAN
•_•
v.-.-^-
"
MOTTO
PERNYATAAN
m
IV
ABSTRAK
v
KATA PENGENTAR
UCAPAM TERIMA KS1H
vi
ix
DAFTARISI
'
XI
DAFTARTABE1
xiv
DAFTARGAMBAR
xv
DAFTAR LAMPERAN
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
l
A. LataT Belakang Maslah
*
B. Pembatasan Masalah
C. Perumusan Masalah
;;-:
-••.:
-
7
D. Penjelasan Istilah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
9
I-"1
14
G. Rancangan Penelitian
14
BAB II. LANDASAN TEORI
16
A. Komponen-komponen Pelatihan ditinjau dari sistem PLS
16
B. Pemahaman tentang konsep pemberdayaan
27
D. Metode danteknik Pembelajaran dalam Pelatihan
37
E. Kewirausahaan danPengusaha kecil
F. Pengertian Dampak
67
76
G. Pengertian Kineria
7g
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
80
A. Metode penelitian
g0
B. Subyek yang diteliti
81
C. Sumber dan teknik pengumpulan data
83
D. Landasan dari proses Pengumpulan Data dan Aniisis data
85
E. Tahapan kegiatan paenelitian
87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Umum PT PUSRI Dan Pengembang Pelatihan
89
89
LSejarahSingkatPT. PUSRI
90
2 Kondisi Umum Dinas PPK & K. PT. PUSRI
98
3. Kondisi Umum pengembang Pelatihan
108
4. Pola penyelenggaraan pelatihan
109
5. Diskripsi KinerjaPenyelia
Ill
6. Motivasi, Komunikasi dan Pemenuhan kebutuhan
112
B. Pola Penyelenggaraan Pelatihan
115
1. Tahapan Persiapan
117
2. Tahap pelaksanaan pelatihan
119
3. Tahap Evaluasi
121
xn
C Analisis Tentang Temuan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengusaha Kecil Dalam Mengelola Usahanya
123
1. Analisis Tentang Kondisi Tenaga Kerja Pengembang Pelatihan
2. Analisis Program Penyelenggaraan Pelatihan
123
126
D Analisis Dampak Pelatihan Terhadap Penggunaan Metode dan Pemahaman
Materi Pelatihan
158
E. Analisis Temuan Dampak Pelatihan Terhadap Kinerja
166
F. Pembahasan Hasil Penelitian
179
1. Interprestasi hubungan antara Temuan Pengembang pelatihan dan Dinas
PPK & K PT.Pusri terhadap pengaruh hasil Pelatihan
179
2. Interprestasi Hubungan antara Temuan hasil Pelatihan Terhadap Kinerja. 182
G. Temuan Hasil Penelitian
•
H. Implikasi dan Keterbatasan Penelitian
1. Implikasi Hasil Penelitian
2 Keterbatasan Penelitian
184
185
185
188
BABV KESIMPULANDAN SARAN
190
1. Kesimpulan
190
2. Saran
193
DAFAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Xlll
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1 Ketenagaan Dinas PPK &KPT.Pusri Palembang
105
Tabel 2 Sarana yang Dimiliki Oleh YTAL
137
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1Hubungan Fungsional Antara Komponen-Komponen
Pelatihan Dalam Pendidikan Luar Sekolah
26
Gambar 2Langkah-Langkah Kegiatan Model Pelatihan Partisipatif.
45
Gambar 3Proses Pengembangan Program Pelatihan
54
Gambar 4 Six Stage OfTraining Process
62
Gambar 5 Fungsi-Fungsi Manajemen
71
Gambar 6 Sistim Bisnis
74
Gambar 7 Keadaan Produksi PT.Pusri
94
Gambar 8Pengadaan dan Distribusi PT.Pupuk Sriwijaya
95
Gambar 9 Prosentase Kwalitas Pendidikan Karyawan PT.Pusri
96
Gambar 10 Struktur Organisasi PT. Pusri
97
Gambar 11 Struktur Organisasi Dinas PPK &KPT. Pusri
99
Gambar 12 Proses Timbulnya Kebutuhan
H3
Gambar 13 Proses Penjaringan Penyelenggaraan Pelatihan
115
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
199
Lampiran 2. Instrumen Penelitian (pedoman wawancara)
203
Lampiran 3. Keadaan Responden
214
Lampiran 4.
215
Surat izin Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian
216
Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis
217
XVI
FENDAHliLUAN
A. Latar Beiakang Masaiah
Pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Undang
Undang Rl Nmor 2 tahun 1998, bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan
ke dalam dua sistem penyelenggaraan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Sistem pendidikan nasional yang merupakan kepedulian
pemerintah dalam dunia kependidikan di Indonesia
memungkinkan
peserta
didik/warga belajar untuk leluasa dapat menentukan sendiri jalur pendidikan yang
diinginkannya, serta dengan mudah dapat berpindah dari jalur pendidikan luar
sekolah ke jalur pendidikan sekolah dan sebaliknya. Pada hakikatnya, pendidikan
luar
sekolah
menambah
dan
melengkapi
pendidikan
yang
tidak
dapat
diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah., Sebagai perwujudan ikhtiar
pembangunan nasional, pendidikan luar sekolah memiliki keleluasaan yang lebih
besar daripada pendidikan sekolah untuk secara cepat disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
Lebih oprasional lagi
pengaturan Pendidikan Luar sekolah
di atur dalam
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 dengan tujuan: Membina warga belajar agar
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri, bekerja mencari natkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai perwujutan dari Peraturan pemerintah
ini bentuk program yang ditawarkan dalam pendidikan Luar sekolah ini bermacam-
macam seperti: Magang, Kursus, Kejar Paket A/B, Kelompok bermain, pelatihan-
pelatihan dan iain sebagainya .
Sedangkan sebutan untuk orang-orang yang
mengikuti kegiatan pada Pendidikan luar sekolah ini disebut Warga belajar atau
peserta pelatihan yang merupakan sumber daya manusia, tidak hanya menjadi
konsumen sumber daya alam, meiainkan juga menjadi sumber daya bagi manusia itu
sendiri.
Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari peserta belajar ini meliputi; tenaga
fisiknya, pikirannya dan kepemimpinannya (Nursid.S, 1989:213). Yang memeiliki
karakteristik tersendiri yang mencakup karakteristik akademik maupun karakteristik
pribadi dan sosial (Kemp, 1985).
Dalam upaya mengembangkan dan membina warga belajar atau peserta
pelatihan sebagaimana dirumuskan dalam peraturan pemerintah tersebut, khususnva
bab IV (5), penyelenggaraan program dapat dilakukan oleh semua instansi terkait atau
mstitusi-mstitusi lainnya
oleh suatu lembaga atau organisasi , dengan waktu
pelaksanaan jangka pendek dan khusus (Sudjana, 1996).
Tujuan dari program
pendidikan luar sekolah berorientasi kepada waktu pendidikannya yang smgkat, isi
program berpusat kepada lulusan dan kepentingan perorangan, menekankan kepada
pelatihan dan praktik, persyaratan masuk ditemukan oleh dan/atau bersama peserta
didik, serta penyajiannya dilakukan dalam lingkungan kehidupan peserta didik,
berpusat pada peserta didik, pengawasan diatur sendiri dan demokartis (Sudjana,
1993).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, PT. Pupuk Sriwijaya Palembang ikut
serta dalam penyelenggaraan berbagai pelatihan dalam upaya-upaya pembinaan dan
peningkatan Sumber daya manusia yang diatur oleh Meneteri Investasi dan Pembinaan
Badan Usaha Milik Negara melalui koordinasi dengan Dinas Pembinaan Pengusaha
Kecil dan Koperasi PT.Pusri sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara termasuk
salah satu lembaga yang
menyelnggarakan semua jenis pendidikan luar sekolah,
termasuk bagi pengurus Koperasi dan Pengusaha Kecil yang dikirim dari berbagai
unit Koperasi
dan Pengusaha kecil yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana
keberadaanya Koperasi dan Pengusaha kecil cukup banyak, hal ini
dapat
meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia apabila benar-benar dibina dan
diperdayakan, dan mereka berada pada garis Ekonomi menengah kebawah yang
tersebar di seluruh pelosok Propinsi yang ada di Indonesia.
Dalam kaitan ini
nampaknya PT. Pusri sebagai Badan Usaha Milik Negara telah menyelenggarakan
berbagai pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keberadaan
pengusaha kecil dan
Koperasi, karena pengusaha kecil merupakan salah satu sendi kehidupan perekonomi
Indoneasia yang patut untuk diberdayakan karena:
Perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk yang cukup besar.
Perusahaan kecil ikut andil dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.
Perusdahaan kecil merupakan ujuk tombak industri Nasional.
Perusahaan kecil menjadi pedagang perantara dan pengumpul hasil patten
petani.
Perusahaan kecil memperuduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat.
Perusahaan kecil terdapat disetiap sudut pelosok Indonesia yang
diperkirakan 31 Juta perusahaan (1995)". (Marbun, 1996:3)
Dengan keberadaan pengusaha kecil diatas PT.Pusri dalam hal ini telah berupaya
semaksimal mungkin telah melakukan pembinaan dan peduli kepada pengusaha kecil
tersebut,
diantaranya
telah melakukan
pelatihan kewirausahaan. Tujuan dari
pelatihan kewirasusahaan bagi pengusaha kecil dan Koperasi ini tidak lain untuk
memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek dan lebih menekankan kepada perubahan
tingkah laku fungsional pengurus koperasi dan Pengusaha Kecil, sebagai dasar
terwujudnya peningkatan sumber daya manusia. Keberhasilan penyelenggaraan
program pelatihan kewirausahaan ini sangat ditentukan oleh kerja sama antara pihak
pemerintah atau instansi terkait dan organisasi—rganisasi kemasyrakatan lainnya serta
kesadaran dari masyarakat atau calon peserta didik
yang memerlukan peningkatan
kemampuan dan ketrampulan dirinya sebagai Pengusaha Kecil.
Pengembangan kemampuan dan keterampilan dalam penguasaan wawasan
bidang pekerjaan sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan tugas mereka serta bagi
peningkatan pendapatan Pengusaha Kecil dan penyerapan tenaga kerja, berdasarkan
hasil kajian penelitian dan analisa-analisa terdahulu serta wawancara singkat dengan
peserta terdahulu yang sudah mengikuti pelatihan yang sama, bahwa apa yang
dibutuhkan oleh Pengusaha Kecil tersebut dalam pengembangan wawasan yang
berkaitan erat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan, belum terpenuhi,
khususnva dalam keterampilan yang benar-benar dnngmkannya dalam pelaksanaan
pekerjaan mereka. Menurut hasil pengamatan sementara diasumsikan, bahwa hal
tersebut dimungkinkan karena metode pembelajaran yang belum
sesuai dengan
kondisi peserta didik sebagai orang dewasa.
Pada penyelenggaraan program pelatihan kewirausahaan bagi Pengusah Kecil,
merujuk kepada pengamatan dan asumsi sementara hasil dari pelatihan tersebut,
selanjutnya dilakukan triangulasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelatihan
kewirausahaan baik dari pihak penyelenggar pelatihan, Pimpinan tempat pengusaha
bekerja, dan penyelia untuk menyelusuri kebenaran apa yang dikemukakan responden
dalam mengikuti pelatihan, terutama hal-hal yang berkenaan dengan metode dan
teknik yang digunakan dalam pelatihan, materi-materi pelatihan, serta faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan/kekurang berhasilan pengusaha kecil
dalam kmerjanya. Dengan adanya
triangulasi yang dilakukan diharapkan dapat
menghindari interprestasi atau salah dalam menganalisa terhadap dampak pelatihan
yang pernah diikuti oleh peserta pelatihan setelah mereka memasuki pekerjaannva
kembali. Secara tidak langsung akan berpengaruh dalam mengambil kesimpulan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap dampak pelatihan kewirausahaan bagi peningkatan
kinerja pengusaha kecil.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa
penerapan pelatihan pendidikan luar sekolah belum memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi
pengelola
koperasi dan Pengusaha Kecil di dalam mengembangkan dan mengelola usahanya
sebagai seorang wirausaha yang mandiri dan tangguh . {F f v
B.
Pembatasan Masalah
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik terhadap
tugas yang akan
dihadapi
maupun
terhadap
peningkatan
pendapatan
dalam
kehidupannya di masa yang akan datang, maka bagi mereka dipandang perlu diberikan
suatu kekuatan untuk membangkitkan upaya dimaksud.
Suzanne Kindervatter (1979) sehubungan dengan konsep Empowering process
mengemukakan bahwa : " people gaining and understanding of and control over
social, economic, and or polo/icalforce mi order to improve their standing in sociel ".
Pendapat tersebut menunjukan , bahwa pemberian kekuatan atau pemberdayaan adalah
setiap upaya dalam pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian
dan kepekaan peserta didik terhadap perkembangan sosial ekonomi dan atau politik
sehingga pada akhirnya
mereka memiliki kemampuan
untuk memperbaiki dan
meningkatkan kedudukannya didalam masyarakat. Berangkat dari pendapat diatas ,
peserta didik yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, yang termasuk peserta
pelatihan sebagai warga belajar dari kelompok
orang dewasa, perlu mendapat
perhatian khusus yang menyangkut aspek karakteristiknya (Kern, 1985). Karakteristik
peserta didik yang teapasuk orang dewasa yang perlu diperhatikan
adalah
karakteristik fisiologis, psikologi dan sosial (Sudjana, dalam NAFCAE, 1974:19).
Dalam menghadapi dan mengupayakan harapan diatas perlu dilakukan pendekatanpendekatan berdsasarkan kesadaran yang tinggi. Pendekatan-pendekatan tersebut tidak
terlepas dari aspek karakteristik yang perlu diperhatikan dari peserta pelatihan. .
Pendekatan lain yang perlu untuk ditindak lanjuti
adalah pendekatan kebutuhan
peserta didik yang lebih mengacu pada peningkatan tarap kehidupan . Moslow ( 1954)
mengemukakan asumsi, bahwa tarap kehidupan peserta didik akan terus meningkat
apabila dalam dirinya telah berkembang mengenali kenyataan diri.
Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya melalui peroses
pelatihan Pendidikan Luar Sekolah, yang diharapkan upaya pelatihan tersebut dapat
memberikan perubahan yang lebih mengacu kepada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan peserta yang akan memberikan dampak
terhadap pelaksanaan tugas
maupun terhadap peningkatan pendapatan dalam kehidupannya
keluarga dan
masyarakat.
Dari alasan-alasan tersebur diatas, maka fokus penelitian dibatasi hanya kepada
aspek "Dampak pelatihan kewirausahaan terhadap kenerja pengusaha kecil". ( Studi
hasil penerapan pelatihan kewirausahaan terhadap kinerja pengusaha kecil yang
telah diselenggarakan oleh PT. Pusri Palembang Sumatra Selaian).
C. Perumusan Masalah
1.
Rumusan masalah
Berangkat dari latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah
yang dikemukan adalah :
a. Bahwa dalam pelaksanaan pelatihan kewirausahaan bagi
pengusaha kecil,
metode maupun teknik yang digunakan belum mengacu kepada metode
maupun teknik pelatihan Pendidikan Luar Sekolah
yang berorentasi pada
teknik-teknik Andragogi, hal ini sesuai dengan kondisi peserta didik yang
mayoritas sudah dewasa, hal ini kapasitasnya sebagai pengusaha kecil.
b. Bahwa hasil dari peroses pelatihan belum dapat memotivasi peserta didik guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas dan
peningkatan pendapat para anggota.
c.
Bahwa pelaksanaan pelatihan belum didasarkan pada analisis kebutuhan peserta
pelatihan, hal mi terlihat dari materi yang ditetapkan lebih banyak kepada matermateri yang berhubungan dengan tiori dari pada praktek.
2. Pertanyaan penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu kepada upaya peningkatan pelatihan yang
sudah ada dikaitkan dengan kebutuhan peserta didik dimasa yang akan datang,
hasil pelatihan ini akan memberikan dampak kepada peserta pelatihan dalam
pengembangan usaha peningkatan pendapatan. Pertanyaan penelitian yang akan
diteliti sebagai fokus dari penelitian ini adalah :
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang
berhasilan lulusan pelatihan kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
b. Materi dan metode apa saja yang dianggap cocok oleh peserta pelatihan dalam
mengelola dan mengembangkan usahanya.
c. Bagaimanakah dampak Pelatihan
terhadap peningkatan kinerja lulusan
pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha kecil.
D. Penjelasan Istilah.
Untuk memperjelas dan mengarahkan
pembahasan didalam uraian penelitian ini
selanjutnya penulis akan membatasi penelitian ini pada istilah-istilah yang terdapat
pada pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang berhasilan pelatihan
disini diartikan sebagai latar belakang yang turut mendukung keberhasilan, dan
faktor-faktor penghambat sesuatu program pelatihan, yang nantinya akan terlihat
pada saat peserta memasuki pekerjaan kembali, Faktor-faktor disini berhubungan
dengan:
a. Faktor Internal.
Faktor ini berhubungan dengan apa yang menjadi Motivasi, sikap dan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan.
b. Faktor Ekstenal
Faktor ini berhubungan dengan apa yang terjadi diluar diri peserta pelatihan, halhal yang dapat dijadikan indikator pada faktor eksternal ini diantaranya:
- Lingkungan tempat pelatihan, tempat kerja dan tempat tinggal
- Sikap dan kemampuan pelatih sewaktu peserta mengikuti kegiatan dalam
proses pembelajaran.
- Fasilitas latihan.
- Dana pelatihan.
- Kebijakan pengelola pelatihan.
- Status sosial ekonomi keluarga/orang tua.
2. Materi dan metode pelatihan
Materi disini diartikan sebagai suatu rangkaian pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dirancang untuk meningkatkan jati diri peserta pelatihan
didalam menekuni usahanya. Sebagai indikator dalam materi pelatihan ini
peneliti akan menyelusuri hal-hal berkenaan dengan: kesesuaian antara materi
latihan dengan kebutuhan nyata peserta pelatihan, serta kemanfaatan materi
pelatihan bagi pengembangan pengusaha kecil serta bagi kehidupan peserta.
- Metode latihan disini mengandung arti prosedur yang sistimatik dan terencana
untuk menyelenggarakan latihan dalam rangka mencapai tujuan pelatihan yang
telah ditentukan "(Sudjana, 1996:7). Sedangkan yang dijadikan indikator dalam
metode
mi
peneliti
menggunakan
metode
Partisipatif diantaranya:
Keikutsertaan peserta dalam merencanakan kegiatan pelatihan, keikutsertaan
peserta pelatihan dalam pelaksanaan pelatihan, serta
keikutsertaan peserta
pelatihan dalam penilaian kegiatan belajar." (Sudjana, 1996:21).
3. Dampak pelatihan dalam penelitian ini diartikan pengaruh yang ditimbulkan dari
proses pembelajaran dalam pelatihan.
Hal ini akan terlihat pada waktu peserta
telah memasuki pekerjaanya. Dampak tersebut dapat terlihat pada:
a. Pengaruh pada Institusi/kelembagaan tempat bekerja, yang dapat dijadikan
indikator dalam pengaruh tersebut diantaranya:
- Struktur organisasi tertata dengan rapi.
- Pekerjaan sesuai dengan job masing-masing dengan mempertimbangkan latar
belakang pendidikan dan keahlian/ketrampilan yang dimiliki.
- Adanya peningkatan produksi, pemasaran.
-
Keuntungan bertambah.
- Tersedianya dana cadangan.
- Adanya jalinan kerjasama yang baik dalam lingkungan pekerjaan.
- Anggota bertambah dan memiliki prospek masa depan.
b. Dampak pada peserta sendiri, yaitu peserta yang telah mengikuti pelatihan
kewirausahaan. Dalam penelitian ini yang dijadikan adanya dampak dalam dirinya
dan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
- Peserta memperoleh pendapatan yang tetap dan meningkat.
- Adanya peningkatan derajat kesehatan.
- Memberikan pembelajaran kepada orang lain.
- Peningkatan partisipasinya dalam kegiatan sosial.
- Adanya peningkatan belajar mandin.
- Adanya perencanaan program kegiatan usaha.
4. Kinerja
Kinerja dalam penelitian ini diartikan sebagai Out put drive from processes
human othenvise, bahkan kinerja itu merupakan hasil daripada suatu proses Agus S.
Smith (1982:329). Sedangkan menurut Nainggolan, (1985:6) menjelaskan bahwa
12
kinerja adalah merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang dibebankan kepadanya.
Jadi dan kedua pendapat tersebut dapat dikatakan disini bahwa kinerja
pengusaha kecil adalah tercapainya keberhasilan usaha yang dikelola, hal ini dilihat
dari Aspek kualitas, kwantitas, sikap, inisiatif dan kepemipinan yang diterapkan
dalam mengembangkan usahanya. Hal ini akan lebih tergambar
setelah lulusan
pelatihan memasuki dunia kerjanya kembali, apakah brsifat konstan ataukah ada
peningkatan baik dilihat dari segi makro maupun mikro dari usaha yang ditekuni.
5. Kewirausahaan disini dapat diartikan semangat , sikap, penlaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan , menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
atau
memperoleh
keuntungan
Sumahamijaya (1990:79);
yang
lebih
besar.
bahwa wirausahaan adalah
Sedangkan
menurut
sifat-sifat keberanian,
keutamaan, keteladanan dan semangat yang bersumber dan kekuatan diri sendiri,
dari seorang pendekar kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintahan
maupun
maupun diluar pemerintah dalam arti positif yang menjadi pangkal keberhasilan
seseorang.
5. Pengusaha kecil.
Pengusaha kecil disini identik dengan usaha yang dikelola, yaitu sebagaimana yang
dijelaskan dalam Undang Undang Nomor 9 tahun 1995, yang dimaksud dengan
pengusaha kecil disini termasuk usaha kecil informal adalah bebrbagai usaha yang
13
belum terdaftar, belum tercatat,
dan belum berbadan hukum seperti : petani,
pedagang asongan, industri rumah tangga, pedagang kaki lima, pedagang keliling
dan pedagang asongan. Serta usaha kecil tradisional yaitu mereka dalam berusaha
menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan turun temurun.
E. Tujuan penelitian
Sebagai suatu karya ilmiah, tujuan umum dari penelitian ini diharapkan
hasilnya
dapat merupakan
suatu masukan
terhadap upaya
peningkatan
penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, baik bagi
pengelola program maupun instan terkait yang menginginkan kajian tentang
pelaksanaan pelatihan kewirausaah yang telah dilaksanakan. Penekanannya lebih
mengacu kepada penciptaan peluang bagi peserta pelatihan guna mengisi peran dan
posisinya didalam masyarakat.
Dengan demikian tujuan penelitian ini secara
khusus yang diharapkan adalah:
1. Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurang berhasilan lulusan
pelatihan kewirausahaan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
2. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang materi
dan metode yang benar-benar cocok bagi
mengambangkan usahanya.
pengusaha kecil dalam
14
J.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana dampak
pembelajaran dalam pelatihan yang efektif terhadap kinerja lulusan pelatihan
kewirasusahaan bagi pengusaha kecil.
F. Kegunaan Penelitian
Disamping merupakan syarat yang diajuakn didalam menempuh ujian Program
S2 pada Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, juga
penelitian dilihat dari aspek teoritik adalah untuk mempelajari hasanah keilmuan
Pendidikan Luar Sekolah dibidang pelatihan dengan aplikasi yang dilaksanakan
pada pelatihan kewirausahaan. Sedangkan dilihat dari aspek praktis adalah untuk
dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi PT. Pusri , khususnya Dinas Pembinaan
Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang
sejenis.
Kegunaan penelitian ini tidak hanya khusus bagi pengusaha kecil. namun dapat
dikembangkan bagi pelatihan bidang-bidang usaha lainnya sesuai dengan
kebutuhan mereka dalam kedudukannya sebagai peserta pelatihan.
G. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tuntutan penelitian kualitatif, dalam melakukan penelitain ini
tidak dipergunakan hipotesis sebagaimana pada penelitian kuantitatif. Oleh karena
itu didalam penulisan selanjutnya penulis tidak secara khusus menempatkan suatu
paradigm a penelitian.
15
Sebagai pedoman dalam melakuakn penelitian ini, penulis menggunakan suatu
rancangan penelitian. Yaitu melalui komponen-komponen dalam sistem pendidikan
luar sekolah digunakan sebagai alat untuk melakukan pemilahan serta analisis
komponen pelatihan kewirasusahaan bagi pengusaha kecil.
Yang melatar belakangi peneliti dalam menggunakan komponen-komponen
Pendidikan luar sekolah didasarkan atas pemikiran bahwa pelatihan akan terselenggar
dengan baik apabila rangkain atau elemen-elemen dari pelatihan dapat dilalui dan
dipertimbangkan, hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sudjana (1996:32)
adanya hubungan fungsional antara komponen-komponen pendidikan luar sekolah.
dikarenakan setiap komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan luar sekolah
yang terdiri dari: Masukan sarana; Masukan mentah; Masukan lingkungan; Proses;
Keluaran; Masukan lain; dan Pengaruh, sangat erat sekali relevansinya dalam
menganalisis aplikasi pelatihan yang menghasilkan suatu perubahan kearah yang lebih
meningkat bagi peserta didik/peserta latihan.
Dengan adanya rancangan ini diharapkan penelitian ini akan dapat lebih
menuntun bagi peneliti dalam menganalisa dan membahas setiap komponen yang
dilalui
dalam penyelenggaraan
pelatihan, pada akhirnya
kesimpulan
dan
rekomendasi yang diambil mendekati kenyataan yang ada pada konsep pelatihan
dengan penerapan sistem pendidikan luar sekolah.
80
BAB Hi
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung dari
metode dan teknik yang digunakan, karena banyaknya perubahan-perubahan yang
berskala global
serta kentalnya
informasi, diperlukan
adanya perubahan
pendekatan di dalam penelitian dari mono disiplin kepada multi disiplin dalam
rangka menyelami masalah sedalam-daiamnya secara holistik dan integral
(Supardjo A,1990:47).
Hal im
menunjukkan, bahwa di dalam meneliti suatu permasalahan sangat
tergantung dari metode yang dipergunakan
dan memiliki
potensi guna
mengungkapkan segala macam permasalahan secara tuntas. Sehubungan dengan
hal tersebut maka dalam meneliti mengenai dampak pelatihan kewirausahaan
terhadap kinerja pengusaha kecil ini diperlukan puia metode yang benar-benar
memiliki mtegritas dan potensi untuk dapat mengungkapkan persoalan-persoalan
secara tuntas dan menyeluruh.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka dalam metode penelitian ini dipiiih dan
ditetapkan metode kualitatif dengan teknik observasi partisipatif dan dokumentasi,
dimana peneliti ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti.
Metode penelitian
kualitatif ini dipiiih karena relevansinya sangat kuat dan sesuai dengan fokus
penelitian yang terurai didalam pertanyaan penelitian yang nantinya akan dijawab
dalam penelitian ini berkisar kepada bentuk pertanyaan "bagaimana" dan "apa". Dan
"kenapa". Jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut dipertimbangkan dapat
dijawab dengan sempurna apabila melalui dan/atau mengikuti proses.
Selanjutnya metode kualitatif ini sudah dipertimbangkan akan dapat memenuhi
tuntutan penelitian.
Pertimbangan tersebut didasarkan kepada
hal-hal
sebagai
berikut:
/. Fokus penelitian diperoleh dan hasil observasi saat mi, tetapi memiliki
kaitan dengan konteks sosial, budaya dan janngan sejaruh.
2. Penelitian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlihat dalam situasi
sosial penelit uin.
3. Instrumen utamapenelitian adalah peneliti.
4. Hanya terdapat sejumlah kecil pertanyaan penelitian yang kemudian
dikembangkan pada saatpenelitian berlangsung.
5. Dipergunakan wawancara informal yang tidak berstruktur jienelman.
6. Dipergunakan berbagai teknik pelengkap sebagai komplemen penelitian.
7. Keputusan yang berhubungan dengan pengumpulan data dan analisisnya
dilakukan langsung di lapangan.
8. Proses jienelitian sejauh mungkin tidak mengganggu kehidujxm sosial
obyekpenelitian.
9. Kesimpulan jienelitian menqiakan jjroduk bersama antara yang meneliti
dengan pihak yangditeliti. (Barges , 1985:84) ".
B. Subyek yang diteliti (Responden).
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dalam
penyelenggraan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Pusri, terutama Bagian
Dinas Pembina Pengusaha Kecil dan Koperasi PT.Pusri, Khususnya terhadap
pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha kecil yang sudah diselenggarakan mulai
tahun 1994 yang tersebar di sembilan Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Namun
disini penelitian hanya membatasi satu daerah TK.l yaitu Sumatra Selatan, dengan
tiga daerah Tingkat dua yaitu:
82
- Kabupaten Musi Banju Asm propinsi Sumtra Selatan..
- Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatra Selatan.
- Kotamadya Palembang Propinsu Sumatra Selatan.
Terhadap ke tiga Dati II ini ditetapkan oleh peneliti karena daerah tersebut
berdekatan letaknya dengan pusat pengembil kebijakan pelatihan yaitu PT.Pusri
sebagai bapakak angkat pengusaha kecil yang dilatih sehingga memudahkan dalam
memantau perkembangan
Pengusaha Kecil tersebut. Dalam penelitian ini nantinya
akan melibatkan melibatkan unit manajemen Dinas Pembinanan Pengusaha Kecil Dan
Koperasi PT.Pusri, serta Pengembang pelatihan, penyelia, masyarakat pengguna jasa
dan pemakai hasil produksi Pengusaha kecil dan peserta pelatihan yang berjumlah 6
orang Responden.
Penetapan enam orang responden ini adalah untuk merinci
kekhususan yang ada ke dalam Ramuan konteks yang unik serta untuk menggali
informasi yang akan menjadi dasar dan Rancangan tiori yang ditawarkan.
Oleh sebab itu penelitian kualitatif tidak ada sampel acak menurut Lexy J.
Maleong (1988:165). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Noeng Muhajinn
(1990:48), penelitian-penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subyek
penelitian) lebih kecii dan pengambilannya cenderung memilih yang proporsive dari
pada acak.. Sedangkan satuan kajian (unit of analysis) bersifat individu yaitu
Pengusaha kecil yang sudah dilatih untuk pengamatan terhadap dampak peiatihan akan
lebih terpusat dan mendalam seperti di sekitar pekerjaannya dan karyanya. Sesuai
dengan sifat penelitian kualitatif yang menyangangkat datanya dan kasus dan sebagai
studi yang mendalami tentang subyek penelitian serta berjangka waktu panjang yang
83
relatif lama, sehingga keaneka ragaman responden lebih diutamakan, agar informasiinformasi yang beraneka ragam dan lebar dapat diperoleh seperti apa yang terjadi
dalam
kegiatannya,
apa
yang
mempengaruhinya,
bagaimana
sikapnya,
dan
semacamnya J. Maeleong (1980:166).
Berdasarkan pertimbangan diatas subyek penelitian (responden) yang diteliti
dalam penelitian ini adalah 6 orang Pengusaha kecil yang ada di Kabupaten Musi
banyuasin: 2 orang pengusaha kecil yaitu pengusaha industri Batu bata. Kabupaten
Ogan komering llir: 1 orang pengusaha kecil
Palembang: 3
perbengkelan, dan di Kota Madya
Pengusaha kecil yaitu tenun songket, industri bahan bangunan dan
kayu, dan pengusaha depot bangunan.
Penelitian terhadap responden secara proposif sedapat mungkin dipiiih yang
benar-benar memiliki keanehan dan keistimewaan yang didasarkan atas tingkat
kemajuan usaha yang diperoieh pengusaha kecil .pengorganisasian, perencanaan
usaha, pengadministrasian usaha, kerjasama, pelayanan, mutu usaha/banyaknya
produksi, kepemimpinan, sikap dan prilaku, investasi, dan modal, serta jaringan usaha
C
Sumber dan teknik Pengumpulan Data.
Sumber data yang menjadi acuan bersifat deskriptif historis . Data deskriptif
historis didapat dari latar belakang para peserta pelatihan yang kedudukannya
sehan-hari sebagai Pengusaha kecil, serta tingkat pelayanan dan pembinaan dari
Unit Dinas PPK & K PT. Pusri Palembang , pengembang pelatihan, penyelia, dan
pelanggan/pemakai hasil produksi, data-data hasil usaha iainnya.
84
Adapun data yang berhubungan dengan penggunaan metode dan materi pelatihan
serta media yang digunakan
dalam
peroses pelatihan diperoleh melalui
wawancara terhadap responden dan penyelia, serta pengembang pelatihan, dan
data-data media langsung kepada penyelia dan pengembang pelatihan , namun
dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak menekankan pada peroses pelatihan,
akan tetapi lebih menitik beratkan pada penelitian dampak yang ditimbulkan dari
peroses pelatihan tersebut setelah lulusan pelatihan masuk kembali ketempat
usahanya sebgai pengusaha kecil. Teknik yang digunakan dalam mengungkapkan
berbagai temuan dalam pelatihan ini menggunakan teknik wawancara, dan
observasi ketempat usaha, sedangkan untuk mendapatkan kebenaran dari penelitian
im digunakan teknik triangulasi untuk mengecek kebenaran masing-masing temuan
dan hasil wawancara.
Upaya peningkatan kadar validitas reliabilitas penelitian
dilakukan dengan triangulasi serta masukan-masukan dan teman-teman sejawat.
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan mengkonfrontasikan
dengan sesuatu yang lain di luar data dalam upaya mengecek kebenarannya
(Maeleong, 1990:195).
Sumber triangulasi diantaranya adalah
penyelia,
pengembang pelatihan, teman sekerja, pelanggan, pimpinan tempat usaha, pihak
manajemen Dinas PPK & K PT.Pusri.
Bagian yang paling penting di dalam penelitian ini adalah analisis data. Data
dianalisis terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian, dengan demikian
terdapat analisis selama proses yang berguna untuk mempertajam serta
memperdalam analisis akhir.
Analisis ditujukan untuk menemukan bentuk
85
pengelolaan dan sistem pembelajaran yang partisipatif serta motivasi dalam upaya
meningkatkan peran serta para lulusan dalam pengelolaan usahanya dalam
peningkatan pendapatannya. Hasi analisis tersebut selanjutnya dibuat interpretasi
dalam upaya menarik makna dan implikasi dari penelitian yang dilakukan.
D. Landasan dari Proses Pengumpulan dan Analisa Data
I. Hakikat Studi Kualitatif Deskriptif dan Studi Kasus.
Hakikat dari suatu fenomena atau peristiwa dalam metode kualitatif adalah
totalitas (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:195).
Ketetapan interpretasi
tergantung kepada ketajaman analisis, obyektifitas, sistematik dan sistemik.
Kaidah-kaidah yang berlaku dalam studi kualitatif menyangkut studi kualitatif
deskriptif maupun studi kualitatif kasus. Kajian yang ditampilkan diangkat dari
proses interaksi manusia dalam kebersamaan. Data yang dikumpuikan diuji,
dan kesemuanya itu diangkat dari kehidupan nyata. Goetz dan La comte
menyatakan, bahwa penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari transmisi budaya,
sosialisasi, perubahan budaya dan kepribadian (1981:65).
Dilihat dari studi
deskriptif sebagai bagian dari studi kualitatif, penelitian ini menekankan kepada
program dan pengalaman orang-orang sesuai mengikuti pelatihan, dalam hal
ini adalah pelatihan Kewiraswastaan bagi
pengusaha kecil yang merupakan
salah satu jenis kegiatan pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pembinaan
Pengusaha Kecil dan Koperasi PT. Pusri Palembang, dan orang-orang atau
pihak yang terlibat dalam program tersebut.
86
Laporan penelitian akan disajikan dalam bentuk tinjauan yang mendalam dan
terperinci, meiiputi seluruh pengalaman penulis dalam menelusuri program dan
kegiatan yang berlangsung.
maupun kejadian.
Dengan demikian studi ini akan mencakup kegiatan
Selanjutnya dalam mengikuti pola sebagai suatu studi kasus,
ketentuan-ketentuan yang dilakukan oleh penulis antara lain adalah bahwa data yang
menyangkut dampak pelatihan bagi lulusan program peiatihan kewiraswastaan bagi
pengusaha kecil dikumpulkan secara komprehensif sedapat mungkin digunakan datadata yang sekiranya kurang pas diperhalus, dan bagian demi bagian dirangkaikan
sehingga serasi antara yang satu dengan yang lainnya untuk kemudian disajikan sesuai
dengan kronologis dalam penelitian ini.
2, Instumen Penelitian.
Dalam proses pengumpulan data, peranan penelitian adalah sebagai instrumen
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:202).
Namun demikian dalam melakukan
pengamatan di lapangan, instrumen penelitian yang digunakan mengacu kepada
pedoman observasi.
Pedoman observasi ini digunakan secara dinamis, yang
maksudnya bahwa dengan menggunakan pedoman ini observasi dtperluas sesuai
dengan temuan dan kondisi yang ada.
Untuk melengkapi kegiatan penelitian,
dipergunakan pula catatan peristiwa, dokumen pribadi dan dokumen resmi yang
diperoleh dan mengikuti perkembangan segi-segi pelatihan. Selain dari kegiatan
tersebut di atas, penelitian dilengkapi pula dengan wawancara.
87
2, Validitas dan Reliabilitas Penelitian.
Validitas mcmbuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan
apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan (Nasution, 1992:105).
Sedangkan reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi, yakni memberikan hasil
yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya (Nasution, 1992:108).
Walaupun dalam penelitian yang sifatnya partisipatif suatu validitas dan reliabilitas
sudah inhern, namun dalam upaya menjamin keabsahan data dan penelitian
pengujian kredibilitas data dilakukan dengan mengikuti proses observasi dan
diskusi secara berulang-ulang. Adapun dalam mencapai tingkat konsistensi dalam
penjabaran reliabilitas dilakukan dengan melaksanakan pengulangan pengamatan
guna mendapatkan hasil yang secar esensial sama. Guna mencapai kepastian atau
obyektiiitas dilakukan dengan melalui triangulasi dan kesepakatan terhadap
berbagai pendapat maupun kesimpulan dari pihak yang memberikan konstribusi
pernyataan dalam penelitian ini.
E. Tahapan Kegiatan Penelitian
Penelitian dilakukan beberapa tahap, yaitu : yang diawali dengan tahap penyiapan
proposal penelitian, pra-lapangan, pekerjaan lapangan serta analisis data, dan
laporan kemajuan penelitian. Pada tahap penyiapan proposal penelitian, dimana
pada tahap ini peneliti melakukan konsultasi dengan
Dosen Pembimbing mata
kuliah Penelitian untuk memantapkan judul penelitian, serta kerangka penelitian
yang nantinya sebagai bahan untuk diseminarkan dalam desain penelitian.
Pada
88
tahap pra-lapangan, termasuk di dalainnya studi dokumentasi, studi literatur,
penjajagan terhadap latar penelitian, penyusunan rancangan penelitian yang sudah
direka dalam semester II bulan april 1999, saat mengikuti Matakuliah Metodelogi
Penelitian 1, serta mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan instrumen,
penyiapan bahan observasi dan Iain-Iain yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian nanti, serta penyebaran lembaran pendapat awal kepada lulusan
pelatihan dalam al ini lulusan pelatihan kewirausahaan yanitu pengusaha kecil.
Adapun dalam tahap pekerjaan lapangan, dalam setiap ada kesempatan
dilakukan bersamaan dengan proses analisis yang proses tahap pertamanya
berlangsung sampai dengan bulan 17 Juli 2000. Hasil studi lapangan dikaji dan
dianalisis berdasarkan teori dan temuan lapangan. Kemudian dilaporkan dalam
bentuk laporan penelitian 31 Agustus 200 untuk dikaji ulang dan dimantapkan
sehingga benar-benar menjadi laporan yang berkaedah akademik. Pada bulan
September diperkirakan untuk diujikan.
190
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Sebagaimana telah diungkapkan pada bab-bab terdahulu bahwa maksud dan
tujuan dari tesis ini, adalah meneliti tantang faktor-faktor yang memengaruhi
kekurang berhasilan peiatihan kewirausahaan dalam meningkatkan kinerja
pengusaha kecil, termasuk didalamnya penentuan materi dan metode yang
dipergunakan dalam pelatihan dalam kaitannya dengan kinerja pengusaha kecil
lulusan pelatihan, penelitian ini merupakan studi kasus terhadap pengusaha kecil
yang telah mengikuti pelatihan dengan unit usaha yang ditekuninya, jawaban dari
petanyaan penelitian yang diajukan pada bab 1, telah terakomodasi pada
pnejelasan bab iv , diikuti dengan temuan-temuan dilapangan peneletian yang
menyertai fokus utama penelitian , dari temuan tersebut dapat disimpukan bahwa:
1. Analisis pengaruh hasil pelatihan dilihat
dari pemahaman materi pelatihan,
metode dan teknik pendekatan yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan
belum menunjukan hasil yang memuaskan bagi pengusaha kecil, hal ini
dikarnakan muatan dari materi yang diberikan baru pada tahap landasan-landasan
tioritik , sedangkan yang diharapkan pada pelatihan kewirausahaan ini lebih dari
itu, yaitu untuk membentuk watak , sikap dan mental serta prilaku sebagai
seorang warausahawan yang tangguh dan mandiri. Pada aspek pendekatan yang
digunakan dalam pelatihan ini lebih mencerminkan pendekatan paedagogi,
pendekatan ini bila diterapkan pda konteks pembelajaran orang dewasa kurang
tepat sehingga menimbulkan apatis dikalangan peserta pelatihan, yang pada
akhirnya berdampak kekurang berdayaan peserta dalam memasuki dunia kerjanya
kembali,
walaupun tidak semua prinsip-pnnsip paedagogi tidak cocok
dipraktekan pada pelatihan orang dewasa.
2. Dari aniisis dampak hasil pelatihan terhadap kinerja pengusaha kecil
Hasil temuan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: dampak hasil
pelatihan kewirausahaan belum menunjukan perubahan yang mendasar terhadap
sebahagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi kenerja , baik kwalitas usaha,
kwantitas usaha, inisiatif yang timbul dan dalam. dan kepemimpinan yang
diaktualisasikan dalam kegiatan usaha belum memberikan warna tersendiri bagi
unit-unit uasaha yang dikelola. Hal ini terlihat jelas pada aspek kwalitas, dimana
sebahagian besar pengusaha kecil belum dapat menjamin keandalan usaha dan
mutu barang yang dihasilkan, pada aspek kwantitas ditemukan bahwa sebahagian
besar pengusaha kecil belum dapat memenuhi permintaan pangsa pasar, hal ini
diakibatkan ketidak seimbangan anatara sarana pendukung produksi dengan
kemapuan tenaga kerja dalam memenuhi target permintaan pelanggan Sedangkan
pada aspek inisiatif, sebahagian besar pengusaha kecil belum memiliki kesadaran
yang benar-benar tumbuh dari dalam dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam
menjadikan unit usaha sebagai pusat bisnis, sehingga dana yang diberikan oleh
PT.Pusri sebagai modal usaha tidak dirnanfaatkan sebagaimana mestinya.
Sedangkan aspek kepemimpinan yang diterapkan sebahagian besar pengusaha
kecil dalam mengelola usahanya merupakan usaha-usaha keluarga hal ini
didukungoleh pihak Manajemen Dinas Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi
PT.Pusri dari hasil tringulasi yang dilakukan untuk mendapatkan akurasi data.
3. Pengaruh
komponen masukan lain (other input) dalam penyeienggaraan
pelatihan.
Terhadap pengaruh masukan lain dalam penyelenggaraan pelatihan
kewirausahaan dapat disimpulkan bahwa:
Pengaruh dari pihak rnanajernen
Dinas Pembinaan Pengusaha Kecil & Koperasi
PT.Pusri tersebut
cukup
signifikan dalam memberdayakan pengusaha kecil terutama pada aspek
permodalan , dimana sebahagian besar pengusaha kecil yang dilatih sudah
mendapatkan bantuan pinjaman modal dengan bunga yang rmgan, serta fasilitas
jami nan perbankan. bantuan lainnya pembinaan manajemen dalam bentuk
pelatihan, pembinaan teknologi, magang, dan pemasaran hasil usaha. oleh
karenanya
dominasi kepedulian yang cukup besar
yang ditunjukan oleh
PT.Pusri ini diterjemahkan lain oleh peserta pelatihan sebagai anak angkai
perusahaan tersebut, sehingga dapat menimbulkan kesan mengabaikan prinsip-
prinsip seorang wirausaha, sehingga usaha yang dikelola tidak didasarkan pada
kelayakan usaha.
19.1
B. Sara n.
Penelitian yang dilakukan
dengan mengambil kasus hasil
kewirausahaan adalah sebagai salah satu konsep penerapan
sekolah
pelatihan
Pendidikan luar
dengan menggunakan penilaian Dampak pelatihan kwirausahaan bagi
pengusaha kecil, sehingga kemungkinan generalisasi yang dapat diambil hanya
sesuai untuk jenis penelitian dan pelatihan yang sama.
Melalui landasan teoritik
pelatihan
yang dapat diambil dari penelitian Dampak
terhadap kinerja pengusaha kecil
sebagai bagaian yang tidak dapt
dipisahkan dari komponen-komponen Pendidikan luar sekolah, serta pengaruhpengaruh lain yang dapat meningkatkan pengusaha kecil, sehubungan dengan hal
ini maka
sebagai implikasi
hasil penelitian ini maka
peneliti mengajukan
berbagai alternatif saran untuk lebih mengoptimalkan pelatihan denganan pola
kerjasama ini sebagai berikut:
1. Dalam penyelenggaraan suatu pelatihan yang diperhadapkan pada proses
pembelajaran orang dewasa sebagi subtansi
pendidikan luar sekolah
semestinya menggunakan pendekatan andragogi mengingat subyek pelatihan
adalah orang dewasa yang telah memiliki konsep diri, memiliki pengelama
dan ketrampilan
yang telah
terbentuk
dalam dirinya, pelatihan yang
ditawarkan akan lebih bermakna apabila hal ini didasarkan pada kebutuhan
mereka. Untuk ini materi, dan pendekatan akan lebih cocok apabila
menggunakan pendekatan andragogi , hal ini akan dapat membangkitkan
partisipasi dan kesan tersendiri bagi peserta pelatihan. Untuk memberikan
lOd
kejelasan dalam tugas dan tanggung jawab peiatihan sesuai dengan akad
kerjasama yang ditandatangi antara Yayasan Teratai Agro Lestari dengan
PT.Pusri perlu dipcrjclas terutama aspek-aspek yang berkenaan dengan Tugas
/Ion tanrrrrunrr iou/ol-i r\t±ntyoi-nl\ir>{r i-i^loti j-iori
dampak pelatihan setelah
lulusan
DalaiT! ha! mi
UUtUk menilai
kembali memasuki
lapangan
pekerjaannya, ini perlu dilakukan untuk mendapatkan mutu dari pelatihan
yang dilaksanakan:, apakah perlu dipertahankan, ataukah scbaliknya
Aitinnl-atlran
V,e,Ti