TRACER STUDY TERHADAP PESERTA PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN LPPM UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2000-2007.

Susilaningsih, Tracer Study Terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Yang Diselenggarakan Oleh Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas
Sebelas MAret Tahun 2000-2007

JKB. Nomor 6 Th. IV Januari 2010

39

Susilaningsih, Tracer Study Terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Yang Diselenggarakan Oleh
Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas Sebelas MAret Tahun 2000-2007
TRACER STUDY TERHADAP PESERTA PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
YANG DISELENGGARAKAN OLEH PUSAT PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN LPPM UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2000-2007

Oleh :
Susilaningsih
LV Ratna Devi S
ABSTRAK
Tracer Study adalah kegiatan penelusuran alumni khususnya dalam hal pencarian
kerja, situasi kerja, dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah di universitas.
Tracer study bermanfaat untuk berbagai pihak, yakni perguruan tinggi dan terutama untuk
alumni guna memberikan informasi penting mengenai hubungan antara dunia pendidikan

tinggi dengan dunia kerja. Tracer study dapat menyajikan informasi mendalam dan rinci
mengenai relevansi antara dunia kerja dengan lulusan perguruan tinggi. Dalam rangka
melakukan perbaikan berkelanjutan Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM UNS
merasa perlu untuk mengetahui bagaimana dampak dari berbagai pelatihan terhadap
“lulusannya”. Untuk itulah kegiatan tracer study ini dilakukan. Kegiatan ini pada dasarnya
untuk melakukan pengembangan program kerja dalam rangka peningkatan mutu
berkelanjutan. Informasi mengenai kompetensi yang relevan bagi dunia kerja dapat
membantu upaya perbaikan kurikulum dan sistem pembelajaran. Di sisi lain, dunia industri
dan dunia kerja dapat "mereferensi" ke dalam instistusi pendidikan tinggi melalui tracer
study ini, dan dengan demikian dapat menyiapkan diri dengan menyediakan pelatihanpelatihan yang lebih relevan bagi sarjana pencari kerja baru.
Kata kunci : tracer study, pendidikan, dunia kerja.
output

PENDAHULUAN
Era

globalisasi

adalah


era

kompetisi kualitas, organisasi apapun
yang tidak memikirkan kualitas tentu akan
ditinggal oleh jaman. Demikian juga
halnya dengan institusi atau unit-unit
pendukung yang ada didalam institusi
terutama yang termasuk dalam kawasan
pendidikan

tinggi.

universitas

yang

Institusi
tidak

atau


memikirkan

kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakannya, tentu
hanya akan menghasilkan lulusan atau

yang

akan

menjadi

beban

masyarakat. Era globalisasi ini menuntut
pembenahan

bidang


Teknologi

dan

Informasi dan penyiapan SDM yang
berkualitas untuk mengatasi tuntutan itu.
Institusi pendidikan tinggi, secara moral
berkewajiban

melakukan

berbagai

pembenahan pada berbagai bidang agar
lulusan atau output yang dihasilkan
memiliki nilai pasar dan berdaya saing
tinggi. Tuntutan itu bukan lagi sekadar
slogan namun benar-benar sudah harus
menjadi


agenda

utama

setiap

unit

penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
JKB. Nomor 6 Th. IV Januari 2010

39

Susilaningsih, Tracer Study Terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Yang Diselenggarakan Oleh
Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas Sebelas MAret Tahun 2000-2007
Jones (2004:303) mengemukakan bahwa

mereka berhasil di tempat kerja (Fritz et.

kompetisi merupakan kekuatan untuk


al., 1999:5).
Pusat

melakukan perubahan jika tidak ingin

Pengembangan

ketinggalan dari kompetitor lain dalam hal

Kewirausahaan LPPM UNS selama ini

efisiensi, kualitas atau kapabilitas untuk

sudah melakukan berbagai upaya untuk

menemukan sesuatu yang baru dan yang

ikut membekali calon lulusan, lulusan


berbeda dalam arti positif.

pendidikan tinggi atau masyarakat luas

Berbagai hasil penelitian yang
relevan

menunjukkan

bahwa

hanya

dengan berbagai pengembangan sikap dan
ketrampilan,

khususnya

untuk


bekal

dengan strategi penyiapan SDM yang

berwirausaha. Dalam rangka melakukan

berdayasaing tinggi dan secara umum

perbaikan

memiliki

Pengembangan

nilai

pasarlah

yang


akan

berkelanjutan

Pusat

Kewirausahaan

LPPM

mempunyai keunggulan bersaing di pasar

UNS merasa perlu untuk mengetahui

kerja

bagaimana

era


globalisasi

(O’Regan

&

dampak

dari

berbagai

Ghobadian, 2004 ; Jones, 2004 ; Robbins

pelatihan terhadap “lulusannya”. Untuk

& Coulter, 2004 ; Pinsonneault &

itulah kegiatan tracer study ini dilakukan.


Kraemer, 1993 ; Nunan, 1996) dimana

Kegiatan

umumnya

melakukan pengembangan program kerja

organisasi

yang

mampu

ini

menyiapkan SDM dengan kualifikasi

dalam

tersebut

berkelanjutan.

adalah

organisasi

yang

pada

rangka

dasarnya

peningkatan
Secara

logika,

untuk

mutu
arah

kualitas

pengembangan tersebut akan kurang tepat

secara terus menerus (Ho & Wearn, 1996 ;

dan jauh dari sasaran mutu jika Pusat

Report on Enterprising Nation, 1995)

Pengembangan

mengutamakan

peningkatan

Apakah bidang studi seseorang itu

Kewirausahaan

LPPM

UNS tidak tahu atau kurang tahu tentang

pertanian,

manfaat output/ lulusan di pasar kerja.

pendidikan, ilmu sosial, teknik, bahasa

Pelaksanaan tracer study ini menjadi

dan seni maupun administrasi bisnis,

sangat

pemberi kerja selalu menanyakan apakah

Pengembangan

lulusan dari institusi atau universitas yang

UNS memikirkan keberlanjutannya agar

akan

tetap diakui keberadaannya pada masa

terkait

dengan

mereka

bidang

pekerjakan

memiliki

ketrampilan (skills) yang memadai karena
umumnya

40

skills inilah yang membuat

penting

artinya

jika

Pusat

Kewirausahaan

LPPM

yang akan datang.
Tujuan tracer study:

JKB. Nomor 6 Th. IV Januari 2010

Susilaningsih, Laporan Tracer Study terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pusat
Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas Sebelas Maret Tahun 2000 – 2007

1. Menyediakan

informasi

yang

telah

selesai

mengikuti

pelatihan

berharga untuk mengevaluasi hasil

kewirausahaan yang diselenggarakan

pendidikan dan pembelajaran yang

oleh

dilakukan

Kewirausahaan LPPM UNS dari tahun

oleh

suatu

unit

Pusat


penyelenggara pendidikan dan atau

2000

pelatihan

lingkungan

sedangkan sampel diambil sekitar 20%

pendidikan tinggi. Dalam konteks

atau sebanyak 60 orang secara random

tertentu

di

penjaminan mutu, informasi tersebut
dapat

dimanfaatkan

meningkatkan

untuk

kualitas

unit

penyelenggara pendidikan dan atau

yaitu

307

orang

2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik

pengumpulan

data

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik kuesioner.
3. Analisis data

pelatihan tersebut
2. Untuk

2007

Pengembangan

mengevaluasi

relevansi

pendidikan tinggi dengan pasar kerja

Analisis Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis Statistik
Deskriptif

3. Untuk mendukung proses akreditasi
4. Untuk

bahan

informasi

dalam

kepada

orangtua,

dosen,

memberikan
mahasiswa,
dan

tenaga

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian terhadap
peserta Pelatihan Kewirausahaan yang

administrasi.

diselenggarakan

METODE
Penelitian
menggunakan

ini

menggunakan

metode

deskriptif

oleh

Pusat

Pengembangan Kewirausahaan LPPM
Universitas Sebelas Maret

Tahun

kuantitatif. Melalui metode deskriptif ini

2000 – 2007 dapat dipaparkan sebagai

diharapkan

berikut:

peneliti

mampu

menggambarkan kondisi aktual tentang

1. Jumlah Peserta Pelatihan yang

kondisi peserta pelatihan yang telah lulus

Berwirausaha/Bekerja

dari pelatihan yang diselenggarakan oleh

Data

Pusat

Pengembangan

Kewirausahaan

penelitian

yang

dilakukan terhadap peserta pelatihan
PPKwu LPPM UNS Tahun 2000 –

LPPM UNS
1. Populasi,

hasil

Sampel

dan

Teknik

Sampling

2007 diperoleh hasil Jumlah Peserta
Pelatihan yang Berwirausaha/Bekerja

Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh peserta pelatihan yang

terlihat pada tabel 1 dan grafik 1
dibawah ini :

JKB. Nomor 6 Th. IV Januari 2010

41

Susilaningsih, Tracer Study Terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Yang Diselenggarakan Oleh
Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas Sebelas MAret Tahun 2000-2007
Tabel 1

2.

Data Peserta Pelatihan yang Berwirausaha
N

Keterangan

Masa

tunggu

mendapatakan

pekerjaan
Dari hasil penelitian, diperoleh

Jumla

Prosenta

o

h

se

data mengenai masa tunggu peserta

1. Berwirausaha

30

50%

yang pernah mengikuti pelatihan yang
selenggarakan PPKwu LPPM UNS,

2. Bekerja di
Instansi/Perusah

22

masa tunggu tersebut dihitung dari para

37%

aan

peserta lulus dari bangku perguruan

3. Belum

tinggi. Hasil penelitian tersebut tersaji

bekerja/mempun

8

13%

60

100

dalam tabel dan grafik sebagai berikut :

yai usaha
Jumlah

Tabel 2.
Masa tunggu mendapatkan pekerjaan

(Sumber : Data Olahan)

No

Peserta yang
berwirausaha
Peserta yang bekerja
di
Instansi/Perusahaan
Peserta yang belum
bekerja/mempunyai
usaha

50%
37%

Jumlah Prosentase

Tunggu

Grafik 1. Peserta yang berwirausaha/bekerja

13%

Masa

Dari tabel 1 dan grafik 1 tersebut
diatas, diketahui bahwa peserta yang

1.

1 - 6 bulan

9

41%

2.

7 bulan - 12

2

9%

6

27%

5

23%

22

100%

bulan
3.

13 bulan - 24
bulan

4

Di atas 24
bulan
Jumlah

berwirausaha sebanyak 30 orang dari 60
peserta pelatihan atau mencapai 50%.
Sedangkan 22 (37%) peserta

Grafik 2. Masa Tunggu Mendapatkan
Pekerjaan

memilih

bekerja di instansi/perusahaan dan sisanya

1 - 6 bulan
23%
41%

8 orang (13%) belum bekerja atau
mempunyai

usaha.

Dari

60

peserta

27%

9%

7 bulan - 12 bulan
13 bulan - 24
bulan
Di atas 24 bulan

tersebut, 10 orang diataranya selain
bekerja di instansi juga berwirausaha.

Dari tabel 2 dan grafik 2 tersebut
diatas, dapat diketahui masa tunggu

42

JKB. Nomor 6 Th. IV Januari 2010