PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN SELF EFFICACY SISWA SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN DENGAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN SELF
EFFICACY SISWA SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN
DENGAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

WILDA HASANAH
Nim. 8106171020

\

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN SELF
EFFICACY SISWA SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN
DENGAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

WILDA HASANAH
Nim. 8106171020

\


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah peningkatan
penalaran siswa dengan penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih
tinggi daripada siswa yang diberi pembelajaran biasa, (2) apakah peningkatan
kemampuan self efficacy siswa dengan penemuan terbimbing berbantuan software
Cabri 3D lebih tinggi daripada siswa yang diberi pembelajaran biasa, (3) apakah
ada interaksi antara peningkatan penalaran siswa dengan pembelajaran dan gender
siswa (4) apakah ada interaksi antara peningkatan self efficacy siswa dengan
pembelajaran dan gender siswa (5) bagaimana respon siswa dengan penemuan
terbimbing berbantuan software Cabri 3D. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua SMP berakredita A di kota
Padangsidimpuan. Dan sampel pada penelitian ini adalah SMP N 1
Padangsidimpuan kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen yang diberikan
pembelajan penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D dan VIII-3

sebagai kelas control yang diberikan pembelajaran biasa. Instrument pada
penelitian ini adalah tes penalaran matematika dan tes self efficacy siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) peningkatan penalaran matematik siswa
yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing berbantuan software
Cabri 3D lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (2)
peningkatan self efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran penemuan
terbimbing berbantuan software Cabri 3D tidak lebih tinggi dari siswa
yang memperoleh pembelajaran biasa, (3) tidak ada interaksi antara
kenampuan penalaran dengan pembeajaran dan gender siswa (4) tidak ada
interaksi antara peningkatan self efficacy dengan pembelajaran dan gender
siswa (5) siswa merespon pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan
software Cabri 3D dengan baik.

Kata Kunci : Penelitian Penemuan Terbimbing, Penalaran Matematika, Self
Efficacy, Software Cabri 3D

i

ABSTRACT


This research aimed at to know: (1) Whether there is increased reasoning
skills on students ' mathematical each learning (2) Whether there is increased selfefficacy on students ' mathematical each learning (3)there is an interaction
between type of incuiry approaches with gender Incuiry to increased Reasoning of
mathematics students, (4) there is a incuiry approach to the interaction between
the types of gender with Incuiry in increased self-efficacy of student (5) the
respons of solving students ' answers on the respective instruction. This research
was quasi experimental research. The population of this research grade VIII
accredited A Padangsidimpuan in the city. Selected as a subject of research i.e.
SMP 1. Experimental class given the type of Incuyri software-assisted Cabri 3D
and control classes were given the usual learning. Instruments used include: test
reasoning skills and self-efficacy is declared to have been been eligible validatas
the contents as well as the reliability coefficient of 0.74. The results showed that:
(1) there is an increase in math reasoning skills of students in each learning, (2)
there is an increase in self efficacy of students in each learning (3) there is no
interaction between the incuiry approach with gender in improving reasoning
math skills of the students, (4) there is no interaction between the incuiry
approach with gender in improving self-efficacy of the students, (5) there is a
positif respons from students abaout incuiry approach software assisted Cabri 3D.

Keywords: The approach of Incuiry, Reasoning Mathematics, Self-efficacy,

software Cabri 3D

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kita sanjung sajikan khadirat
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau
sekalian. Sehingga tesis saya yang berjudul: ”Peningkatan Kemampuan
Penalaran dan Self Efficacy Siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dengan
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Cabri 3D” dapat
diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si

selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika.

2.

Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku pembimbing I sekaligus Sekretaris
program Studi pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED,

dan

bapak

Dr. Kms M. Amin Fauzi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam
penyusunan tesis ini.
3.

Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Ibu Dr. izwita Dewi, M.Pd, dan Bapak
Dr. lisyanto, M.Si. selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik
yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.


iii

4.

Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program
Pascasarjana UNIMED.

5.

Bapak ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED.

6.

Ibu Hj. Melliani Dalumunthe, S.Pd dan Bapak Alm. Aswan S.Pd selaku
kepala sekolah dan wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota
Padangsidimpuan beserta dewan guru yang telah memberikan kesempatan
dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7.


Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Drs. Amanuddin Lubis, Ibunda
tercinta Nursani Nasution, S.Pd yang selalu mendoakan penulis, suami
tercinta Deni Rahman Marpaung S.Pd. M.Or, yang senantiasa memberikan
dorongan, motivasi dan doa sehingga tesis ini terselesaikan dengan baik.
Adik-adikku Muhammad Fadhli Lubis, S.Kom, Ahmad Fadlan Lubis,
S.E, Fahrul Ikhsan Lubis, dan Arif Subhan Lubis.

8.

Sahabat seperjuangan Nisah Ayu Siregar, seluruh sahabat kelas A/Reguler
2010, serta seluruh sahabat prodi pendidikan matematika UNIMED yang
telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan kepada penulis.
Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta

saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya.
Medan,
Penulis,

Februari 2013


WILDA HASANAH

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB IPENDAHULUAN ...............................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah ..................................................................
1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................
1.3. Pembatasan Masalah.......................................................................
1.4. Rumusan Masalah .........................................................................
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................

1.6. Manfaat Penelitian ..........................................................................
1.7.Defenisi Operasional .......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
2.1.Kerangka Teoritis ............................................................................
2.1.1. Penalaran Matematik ..........................................................
2.1.2. Self Efficacy .........................................................................
2.1.3. Pembelajaran Temuan Terbimbing......................................
2.1.4. Pembelajaran Biasa ..............................................................
2.1.5. Komputer sebagai Media Pembelajaran ..............................
2.1.6. Media Software Cabri 3D ....................................................
2.1.7. PembelajaranKubusdanBalok dengan Pembelajaran
Penemuan Terbimbing Berbantuan SoftwareCabri 3D .......
2.1.8. Gender .................................................................................
2.2. Teori Belajar Yang Mendukung.....................................................
2.3. Kerangka Konseptual .....................................................................
2.4. Penelitian Yang Relevan ................................................................
2.5. Hipotesis ........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................
3.2. Populasi dan Sampel .....................................................................

3.3. Variabel Penelitian ........................................................................
3.4. Desain Penelian ..............................................................................
3.5. Prosedur Penelitian ........................................................................
3.6. Instrumen Penelitian ......................................................................
3.7. Bahan Ajar.....................................................................................
3.8.Tekhnik Analisis Data ...................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ............................
4.1.Hasil Penelitian ..............................................................................
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
v

1
1
12
13
13
14
14
15
17
17
17
22
27
38
40
44
48
50
51
56
63
64
66
66
66
67
67
69
72
82
82
87
87
164

4.3. Keterbatasan Penelitian .................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN ....................................
5.1. Simpulan .......................................................................................
5.2. Implikasi ........................................................................................
5.3. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................

vi

187
189
189
190
191
194
197

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1: Strategi Penemuan Terbimbing ....................................................
Tabel 2.2: Perbedaan Penemuan Terbimbing dengan Pembelajaran Biasa ...
Tabel 2.3: Klasifikasi dan Jenis Media ........................................................
Tabel 3.1: Rancangan Penelitian ...................................................................
Tabel 3.2: Tabel Weiner ................................................................................
Tabel 3.3: Kisi-Kisi Penalaran Matematika ..................................................
Tabel 3.4: Pedoman Penskoran Tes Penalaran Matematika Siswa ...............
Tabel 3.5: Skor Alternatif Jawaban Angket ..................................................
Tabel 3.6: Kisi-Kisi Instrumen Self Efficacy .................................................
Tabel 3.7: Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ...................
Tabel 3.8: Hasil Uji Validasi Butir Soal Kemampuan Penalaran
Matematis .....................................................................................
Tabel 3.9: Hasil Realibilitas Butir Soal Kemampuan Penalaran
Matematis .....................................................................................
Tabel 3.10: Hasil Reabilitas Butir Soal Self Efficacy ....................................
Tabel 3.11: Hasil Tingkat Kesukaran Kemampuan Penalaran Matematis ....
Tabel 3.12: Hasil Daya Beda Kemampuan Penalaran Matematis .................
Tabel 3.13: Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik
Yang Digunakan.........................................................................
Tabel 4.1: Data Hasil Pretes Kemampuan Penalaran ..................................
Tabel 4.2: Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.3: Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Penalaran
Sistematis ....................................................................................
Tabel 4.4: Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan Penalaran
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................................
Tabel 4.5: Data Hasil Postes Kemampuan Penalaran Matematis ................
Tabel 4.6: Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 4.7: Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Postes Kemampuan Penalaran
Matematis....................................................................................
Tabel 4.8: Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Penalaran
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................................
Tabel 4.9: Data Hasil Peningkatan Kemampuan Penalaran ........................
Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Penalaran ........
Tabel 4.11: Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan
Penalaran ........................................................................................
Tabel 4.12: Hasil Uji Homogenitas Varians Peningkatan Kemampuan
Penalaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................
Tabel 4.13: Hasil Uji-t Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................
Tabel 4.14: Data Hasil Gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

35
39
42
68
68
72
73
74
74
76
78
79
79
80
81
87
88
89
90
91
93
94
95
97
98
99
100
102
103

Laki-Laki dan Perempuan ...........................................................
Tabel 4.15: Hasil Uji-t Kemampuan Penalaran Matematis berdasarkan
Gender Siswa .............................................................................
Tabel 4.16: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran pada Indikator Menduga. ......................
Tabel 4.17: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran pada Indikator memanipulasi ................
Tabel 4.18: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran pada Indikator menyusun bukti dan
memberialasan pertama ..............................................................
Tabel 4.19: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran pada Indikator menyusun bukti dan
alasan kedua ................................................................................
Tabel 4.20: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran pada Indikator Menyimpulkan ..............
Tabel 4.21: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Kemampuan Penalaran Total Keseluruhan Indikator ................
Tabel 4.22: Data Hasil PretesSelf efficacy Siswa ..........................................
Tabel 4.23: Hasil Uji Normalitas PretesSelf efficacy Matematis ...................
Tabel 4.24: Uji Perbedaan Rata-Rata PretesSelf efficacy Matematis ............
Tabel 4.25: Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Self Efficacy
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................
Tabel 4.26: Data Hasil PostesSelf efficacy Matematis...................................
Tabel 4.27: Hasil Uji Normalitas PostesSelf efficacyMatematis ...................
Tabel 4.28: Uji Perbedaan Rata-Rata Postes Self efficacy Matematis ..........
Tabel 4.29: Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Self efficacy Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................
Tabel 4.30: Data Hasil Peningkatan Self efficacy Matematis ........................
Tabel 4.31: Uji Normalitas Peningkatan Self efficacy Matematis .................
Tabel 4.32: Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Self Efficacy
Matematis....................................................................................
Tabel 4.33: Hasil Uji Homogenitas Peningkatan Self Efficacy .....................
Tabel 4.34: Hasil Uji-t Gain Ternormalisasi Self EfficacyKelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................
Tabel 4.35: Data Hasil Gain Self efficacy Matematis Siswa Laki-Laki
dan Perempuan ...........................................................................
Tabel 4.36: Hasil Uji-t Self efficacy Matematis Siswa berdasarkan
Gender Siswa ..............................................................................
Tabel 4.37: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap

107
108

112

114

117

120

123

126
129
130
131
132
133
134
135
136
138
139
139
141
142
145
146

Self efficacy pada Indikator Otentik. ...........................................
Tabel 4.38: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Self Efficacy pada Indikator Pengalaman Orang Lain. ...............
Tabel 4.39: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Self efficacy pada Indikator Sosial. .............................................
Tabel 4.40: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Self efficacy pada Indikator Psikologis. ......................................
Tabel 4.41: Hasil Uji Anava Dua Jalur untuk Melihat Interaksi antara
Pendekatan Pembelajaran dengan Gender Siswa terhadap
Self efficacy pada Jumlah keseluruhan indikator ........................
Tabel 4.42: Respon Siswa terhadap Pembelajaran Penemuan
Terbimbing Berbantuan Software Cabri 3D ...............................

148

150

153

155

158
161

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Rangkuman Alur Penelitian ....................................................... 71
Gambar 4.1 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran pada
Indikator menduga ..................................................................... 113
Gambar 4.2 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran pada
Indikator memanipulasi .............................................................. 116
Gambar 4.3 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran pada
Indikatormenyusun bukti dan alas an ......................................... 119
Gambar 4.4 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran pada
Indikator Menyusun bukti dan alasan kedua .............................. 122
Gambar 4.5 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran pada
Indikator Menyimpulkan ............................................................ 125
Gambar 4.6 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Kemampuan Penalaran
Keseluruhan Indikator................................................................. 128
Gambar 4.7 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Self efficacy pada Indikator Otentik ..... 150
Gambar 4.8 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Self efficacy pada Indikator
Pengalaman orang lain ................................................................ 152
Gambar 4.9 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
GenderSiswa terhadap Self efficacy pada Indikator Sosial ......... 154
Gambar 4.10 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
GenderSiswa terhadap Self efficacy pada IndikatorPsikologis ... 157
Gambar 4.11 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa terhadap Self efficacy pada Indikator Jumlah
keseluruhan indicator .................................................................. 159
Gambar 4.12 Proses Penyelesain Masalah Nomor 1 Di Kelas Eksperimen .. 172
Gambar 4.13 Proses Penyelesain Maslah Nomor 1 Di Kelas Kontrol .......... 172
Gambar 4.14 Proses Penyelesain Maslah Nomor 2 Di Kelas Eksperimen .... 173
Gambar 4.15 Proses Penyelesain Maslah Nomor 2 Di Kelas Eksperimen .... 173
Gambar 4.16 Proses Penyelesain Maslah Nomor 3 Di Kelas Eksperimen .... 174
Gambar 4.17 Proses Penyelesain Maslah Nomor 3 Di Kelas Kontrol .......... 174
Gambar 4.17 Proses Penyelesain Maslah Nomor 4 Di Kelas Eksperimen .... 175
Gambar 4.18 Proses Penyelesain Maslah Nomor 4 Di Kelas Kontrol .......... 175
Gambar 4.19 Proses Penyelesain Masalah Nomor 5 Di Kelas Eksperimen .. 176

Gambar 4.20 Proses Penyelesain Masalah Nomor 5 Di Kelas Kontrol ........
Gambar 4.21 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
GenderSiswa terhadap Kemampuan Penalaran Keseluruhan
Indikator ...................................................................................
Gambar 4.22 Grafik Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan
Gender Siswa Terhadap Self Efficacy Pada Indikator Jumlah
Keseluruhan Indikator ..............................................................
Gambar 4.21 Persentasi Hasil Diskusi Siswa ................................................
Gambar 4.22 Siswa Menggunakan Cabri 3D ................................................

176

183

186
187
187

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Aktifitas Siswa (LAS)
Lampiran B
1. Kisi-kisi Tes Penalaran, Self Efficacy, Respon Siswa
2. Tes Awal Kemampuan Penalaran
3. Tes Akhir Kemampuan Penalaran
4. Kunci Jawaban Tes Awal dan Tes Akhir
5. Angket Self efficacy
6. Angket Respon Siswa
Lampiran C
1. Hasil Ujicoba Soal Kemampuan Penalaran Matematis
Lampiran D
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2. Daftar Nama Kelompok Siswa
3. Daftar Nilai Tes Penalaran Siswa
4. Daftar Nilai Tes Self Efficacy

Lampiran E
1. Analisis Data Penelitian

Lampiran F
1. Dokumentasi
2. Surat Izin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan
siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia berkualitas. Pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui
olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan
adalah dengan mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan dalam
kurikulum. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum
yang dibuat oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Bahwa salah satu
prinsip pengembangan kurikulum adalah “Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni” (Permen No 22 Tahun 2006). Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan
matematika. Boleh dikatakan landasan utama ilmu pengetahuan dan teknologi

1

2

adalah matematika. Masykur dan Fathani (2007) mengatakan :“Kedudukan
matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar, sehingga untuk
dapat berkecimpung di dunia sains, teknologi atau disiplin ilmu lainnya, langkah
awal yang harus ditempuh adalah menguasai ilmu dasarnya yaitu matematika”
Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk
menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika
siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi
matematika kurang menggembirakan. Pemerintah, khususnya Departemen
Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
salah satunya pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru
matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar
siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional untuk kelulusan
pada mata pelajaran matematika. Namun ternyata prestasi belajar matematika
siswa masih jauh dari harapan (Markaban, 2006). Dari hasil TIMMS 2003, skor
siswa-siswa SMP kelas 2 di bidang matematika berada di bawah rata-rata
internasional (urutan ke 38 dari 49 negara peserta). Posisi itu jauh di bawah
Malaysia yang berada di urutan 12 atau bahkan Singapura yang berjaya di urutan
pertama.
Hasil belajar matematika yang kurang memuaskan ini juga dirasakan
hampir

seluruh

guru

matematika

yang

mengajar

di

SMP

Negeri

1

Padangsidimpuan. Dari hasil wawancara peneliti dengan bapak Aswan Siregar
sebagai guru dan wakil kepala sekolah di SMP Negeri 1 Padangsidimpuan pada
bulan November 2011, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang mereka

3

harapkan belum dapat dicapai maksimal. Para guru memperkirakan kemampuan
siswa seharusnya lebih baik namun siswa lebih cenderung bersifat menerima.
Kenyataan yang kurang memuaskan di atas, salah satunya disebabkan karena
rendahnya kemampuan penalaran siswa. Sering kali siswa menjawab soal dengan
mengikuti contoh dari guru tanpa berusaha untuk memikirkan caranya sendiri
untuk menyelesaikan soal. Padahal masalah dalam matematika adalah suatu
persoalan yang dapat diselesaikan tapi tidak menggunakan cara atau algoritma
yang rutin.
Sesuai dengan Depdiknas (2006) menyatakan bahwa “materi matematika
dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
materi matematika dipahami melalui panalaran dan penalaran dipahami dan
dilatih melalui pelajaran matematika”. Dari uraian di atas dapat disimpulakan
bahwa seorang siswa belajar matematika berarti siswa harus memiliki pola pikir
yang membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis , logis dan kreatif.
Dan siswa tidak seharusnya hanya mampu mengerjakan soal dengan hanya
meniru contoh yang sudah ada. Penalaran yang baik ini pula mempengaruhi self
efficacy siswa.
Self efficacy merupakan keyakinan dan harapan mengenai kemampuan
siswa untuk mengahadapi tugasnya. Berbagai studi menunjukkan self efficacy
berpengaruh terhadap motivasi, keuletan dalam menghadapi kesulitan dari suatu
tugas, dan prestasi belajar. Siswa yang memiliki self efficacy yang rendah merasa
tidak memiliki keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas, maka dia
berusaha untuk menghindari tugas tersebut. Self-Efficacy yang rendah tidak hanya

4

dialami oleh individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar, tetapi
memungkinkan dialami juga oleh individu berbakat. Maka dari itu, keyakinan
dalam menyelesaikan tugas atau soal-soal matematika diperlukan self efficacy
yang tinggi untuk mencapai hasil yang harapkan.
Para ahli psikologi pendidikan umumnya berpendapat bahwa prestasi yang
dicapai seorang individu mempunyai hubungan erat dengan kemampuan dan rasa
keberhasilan yang dimilikinya. Pada dasarnya prestasi yang dicapai seorang
individu merupakan realisasi kemampuannya. Di antara kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan intelektual yang mempunyai hubungan fungsional
yang lebih nyata dengan prestasi belajar seseorang . Meskipun menurut pendapat
ahli psikologi pendidikan menyatakan bahwa rasa keberhasilan, taraf kemampuan
intelektual merupakan alat prediksi bagi prestasi belajar, namun dalam
kenyataannya tidak selalu demikian. Bagi siswa yang memiliki prestasi akademik
tinggi mereka mempunyai self efficacy tinggi dan juga sebaliknya. Self efficacy
seseorang dapat dibaca dari kemampuannya menghadapi masalah. Siswa
berprestasi tinggi dan memiliki self efficacy tinggi terdorong melakukan usaha
yang gigih, ulet, dan tekun. Mereka memiliki target memperoleh nilai tertinggi
diantara teman-temannya. Mereka memiliki rasa ingin tahu lebih banyak terhadap
pelajaran di kelas.
Salah satu penyebab rendahnya penalaran matematik dan self efficacy
siswa adalah proses pembelajaran yang terjadi masih saja berpusat pada guru.
Siswa tidak banyak terlibat dalam mengkonstruksi pengetahuannya, hanya
menerima saja informasi yang disampaikan searah dari guru. Seringkali siswa

5

tidak mampu menjawab soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru. Hal
ini dikarenakan siswa hanya mendengar penjelasan guru, mencontoh, dan
mengerjakan latihan mengikuti pola yang diberikan guru, bukan dikarenakan
siswa memahami konsepnya. Seperti dikatakan Ansari (Afriati, 2011),
merosotnya pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena (a)
dalam mengajar guru sering mencontohkan kepada siswa bagaimana
menyelesaikan soal, (b) siswa belajar dengan cara mendengar dan
mencontoh guru melakukan matematik, kemudian guru memecahkannya
sendiri dan (c) pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan
topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh, dan
untuk latihan.
Keadaan ini diperkuat oleh pendapat Sari (2009):
Pembelajaran di kelas yang selama ini lebih berpusat pada guru dan tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran
merupakan salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran yang semacam ini menyebabkan kurangnya minat dan
motivasi siswa untuk belajar di kelas. Mereka sering kali mempraktekkan
„multiple D‟ yaitu datang, duduk, dengar, diam, dongkol dan dengkur.
Siswa sering merasa terpaksa datang dan menghabiskan waktunya dikelas.
Apalagi guru masih terbiasa untuk menjadikan siswanya pendengar yang
baik, karena guru masih memiliki filosofi pembelajaran yang berpusat
pada guru dan masih yakin bahwa satu-satunya cara mengajar dengan
cepat untuk mengejar target kurikulum adalah dengan menggunakan
metode ceramah.
Padahal dengan pembelajaran konvensional seperti ini siswa cenderung
cepat lupa apa yang telah diajarkan guru. Siswa kurang aktif dan pola
pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang
mengundang sikap kritis (Sumarmo dalam Afriati, 2011). Pembelajaran seperti ini
juga membuat respon siswa menjadi kurang baik terhadap pembelajaran
matematika. Siswa lebih banyak menerima saja apa yang disampaikan oleh guru.
Serta minimnya penggunaan media pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan
belajar mengajar menjadi tidak menarik.

6

Berbeda halnya jika siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa
menyelidiki, menginvestigasi, mencoba dan akhirnya menemukan sendiri konsep
matematika yang dimaksud. Para pakar matematika berpendapat bahwa
pengetahuan tidak diterima secara pasif seperti sebuah hadiah, tetapi harus secara
aktif diciptakan, ditemukan atau dikonstruksi siswa.
Masih senada dengan pernyataan pakar matematika yang lain, Dewey
(Afiatin, 2008) menyatakan:
pembelajaran sejati adalah lebih berdasar pada penjelajahan yang
terbimbing dengan pendampingan daripada sekedar transmisi
pengetahuan. Pembelajaran merupakan individual discovery. Pendidikan
memberikan kesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian
informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi
kehidupannya sendiri. Melalui proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa maka fungsi guru berubah dari pengajar (teacher) menjadi mitra
pembelajaran ((fasilitator).
Berdasarkan pendapat para pakar matematika di atas maka Guided Inquiry
atau pembelajaran penemuan terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif yang
dapat meningkatkan penalaran dan self efficacy matematik siswa, karena pada
pembelajaranini

siswa

terlibat

aktif

bekerja

sama

mencari,

menggali,

mengeksplorasi, mencoba-coba, menyelidiki dari berbagai keadaan, untuk
menemukan dan mengkonstruksi ide baru, pengetahuan baru, berdasarkan
berbagai sumber informasi dan pengetahuan awal atau konsep yang telah dikuasai
sebelumnya hingga menyimpulkan dan menguji kesimpulannya. Seperti dikatakan
Slavin (Padiya, 2008):
Pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian
besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan siswa juga
belajar pemecahan masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan
berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi.

7

Dahar (1989) mengungkapkan pandangan Bruner yang menganggap
belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia
dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Pengetahuan yang
diperoleh

melalui

penemuan

memberikan

beberapa

kebaikan.

Pertama,

pengetahuan itu bertahan lama dan lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan
mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Ketiga,
secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir bebas. Secara khusus, belajar penemuan melatih ketrampilan kognitif
siswa untuk menemukan dan memahami masalah.
Pernyataan di atas menunjukkan beberapa kelebihan belajar penemuan.
Akan lebih baik lagi jika dalam proses penemuan ini guru memberikan bimbingan
kepada siswa, sehingga proses pencarian lebih terfokus dan tujuan yang hendak
dicapai terlaksana dengan baik. Seperti dikatakan Ratumanan (Padiya, 2008 )
Dalam proses penemuan ini siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari
guru agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelaksanaan
pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik.
Bimbingan guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa
dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan berupa arahan
tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan karakteristik penemuan terbimbing yang berpusat ke siswa
dan mempunyai beberapa kelebihan, serta didukung data hasil penelitian
sebelumnya yang menunjukkan penemuan terbimbing mampu meningkatkan
kemampuan bernalar siswa, maka dalam penelitian ini akan diterapkan
pembelajaranpenemuan terbimbing yang diprediksi mampu meningkatkan
penalaran siswa. Tentunya akan lebih mudah bila dalam proses pencariannya,

8

siswa dibantu dengan media pembelajaran yang mempermudah melakukan
investigasi dan berbagai eksperimen. Penggunaan media komputer termasuk
software matematika seperti Cabri 3D akan memberikan banyak kemudahan dan
meningkatkan penalaran siswa serta kualitas pembelajaran matematika. Seperti
yang diungkapkan Zarlis (Rusdi 2008: 2):
”Para pakar teknologi bidang pendidikan mengatakan bahwa komputer
sesuai digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam
pendidikan, khususnya pembelajaran matematika komputer berfungsi
sebagai alat (tool), tutor dan tutee”.
Penggunaan ICT termasuk salah satu dari enam prinsip sekolah
matematika, ”Technology is essential in teaching and learning mathematics; it
influences the mathematics that is taught and enhances students' learning.” Untuk
penerapan di kelas, penggunaan ICT dapat diintegrasikan dengan beberapa
pembelajaran. Seperti dikatakan Karnasih (2008),” There are four different
approaches can be implemented in integrating ICT teaching and learning
mathematics: (1) Expository learning; (2) Inquiry based learning; (3)
Cooperative learning; (4) Individual learning”.

Pernyataan Karnasih di atas

menunjukkan ada 4 pembelajaranyang bisa digunakan untuk penerapan ICT
dalam kelas yaitu ekspositori, penemuan terbimbing, koperatif dan individual.
Jadi, pemakaian Cabri 3D sangat cocok jika diintegrasikan dengan pembelajaran
penemuan terbimbing.
Siswa dapat bereksplorasi, melakukan investigasi dan pencarian dengan
Cabri 3D. Siswa dapat menguji lebih banyak contoh-contoh dalam waktu singkat
daripada hanya menggunakan tangan, sehingga dari ekperimennya siswa dapat
menemukan, mengkonstruksi dan menyimpulkan prinsip-prinsip matematika, dan

9

akhirnya paham dan memiliki self efficacy yang tinggi tentang karena memiliki
pengalaman untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Sayangnya penggunaan media komputer di sekolah-sekolah masih belum
dioptimalkan, terutama saat belajar matematika. Malah banyak guru yang
menentang penggunaan media berbasis ICT dalam pembelajaran matematika
dikarenakan masalah waktu dan ketidakmampuan dalam memanfaatkan media
tersebut. Minimnya pengetahuan guru dalam pemanfaatan media komputer dan
software matematika menjadi salah satu faktor tidak digunakannya ICT dalam
pembelajaran matematika.
Secara umum Mame (2008) mengatakan:
”Penguasaan komputer terutama di kalangan SMU dan guru masih
relatif rendah. Padahal mereka merupakan ujung tombak generasi muda.
Penting bagi mereka menguasai teknologi yang pekembangannya
semakin pesat dan menyentuh banyak aspek kehidupan. Sayangnya
masih banyak dari mereka yang belum menguasai komputer. Masih
banyak guru-guru yang bahkan belum tahu cara menggunakan keyboard
komputer”.
Khusus di SMP Negeri 1 Padangsidimpuan terdapat beberapa kelas
unggulan

yang

sudah

dianjurkan

menggunakan

komputer/laptop

dalam

pembelajaran dan hampir seluruh siswa unggulan telah memiliki laptop pribadi
untuk keperluannya belajar, tapi belum pernah digunakan sekalipun untuk
pembelajaran matematika. Dan kemampuan guru khususnya guru matematika di
sekolah tersebut masih sangat minim pengetahuan tentang software matematika
yang dapat dimanfaatkan di kelas. Ketika mempelajari kubus dan balok guru
lebih memilih menggambarnya di papan tulis dan siswa menggambar di bukunya
masing-masing. Tentunya cara ini memakan waktu lama dan siswa hanya

10

menggambar sedikit contoh. Dengan mengandalkan apa yang disampaikan guru,
tak jarang siswa lupa atau bingung ketika diminta menggambarkannya sendiri.
Sedangkan jika menggunakan Cabri 3D siswa dapat berulangkali mencoba-coba
menghasilkan banyak contoh dan mengeksplorasi, sampai akhirnya siswa dapat
mengambil kesimpulan tentang bagaimana memecahkan masalah yang berkaiatan
dengan kubus dan balok, dan jika siswa ragu siswa dapat mencoba lagi berulang
kali sampai yakin dan terbukti benar kesimpulan yang diambilnya. Dengan
pemahaman yang diperolehnya setelah siswa berhasil menemukan sebuah
kesimpulan, tentu saja siswa tidak akan kesulitan untuk menjelaskan ide dan
pemikirannya tentang kubus dan balok tersebut. Berarti penerapan pembelajaran
penemuan terbimbing dibantu pemakaian software Cabri 3D akan dapat
meningkatkan penalaran matematik siswa.
Namun, ada perbedaan gender dalam kemampuan matematika.. Anak lelaki
lebih bagus dalam perhitungan pengukuran sains, dan olahraga sedangkan anak
perempuan lebih bagus dalam perhitungan yang berhubungan dengan tugas-tugas
tradisional wanita, seperti memasak dan menjahit (Linn & Hyde, dalam
Matematika lagi). Salah satu area matematika yang diteliti kemungkinan
perbedaan gendernya adalah keahlian visuospasial, yang mencakup kemampuan
untuk memutar objek secara mental dan mengetahui seperti apa objek itu jika
diputar. Tipe keahlian ini sangat penting dalam pelajaran bidang dan geometri.
Hal ini diperkuat lagi dalam salah satu studi nasional tentang prestasi
sains, anak lelaki sedikit lebih baik dalam bidang sains ketimbang anak
perempuan di grade empat dan delapan, tetapi tak ada perbedaan gender di kelas

11

dua belas (Matematika Lagi, 2010). Dalam studi lain yang difokuskan pada grade
delapan dan sepuluh, anak lelaki nilainya lebih tinggi ketimbang anak wanita
dalam ujian sains, terutama di kalangan murid rata-rata dan murid cerdas
(Burkham, Lee, & Smedon, dalam matematilka lagi, 2010). Dalam kelas sains
yang menekankan pada aktivitas lab, nilai ujian sains anak perempuan meningkat
tajam. Penelitian terbaru menunjukkan perbedaan yang signifikan yang berkenaan
dengan kesenjangan dalam gender dalam prestasi ilmu pengetahuan, namun lakilaki terus tampil di tingkat yang lebih tinggi berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Analisis hasil mengungkapkan bahwa laki-laki mengungguli perempuan dalam
prestasi sains . Kemudian dalam pengelompokan karakteristik yang berhubungan
dengan perbedaan gender dalam hal kemampuan matematika bahwa mulai masa
remaja anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dalam tes mathematical
reasoning. Perbedaan paling besar terjadi pada murid-murid dengan prestasi
tinggi lebih banyak jumlah anak laki-laki yang nilainya baik dalam matematika .
Dari urian diatas peneliti memprediksi bahwa kemampuan penalaran dan self
efficacy antara laki-laki dan perempuan berbeda.
Beberapa kajian teori dan hasil observasi serta dari hasil penelitian yang
terdahulu, mendorong peneliti untuk menerapkan pembelajaran penemuan
terbimbing yang memiliki karakteristik pembelajaran berpusat ke siswa. Siswa
yang terbiasa aktif bekerja,menggali dan menyelidiki untuk mengkontruksi
ide/gagasan baru akan menumbuhkan daya nalar siswa. Dan kemudian
penalarannya tersebut akan membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis dan kreatif. Sehingga siswa mengerjakan soal tidak lagi dengan

12

meniru contoh yang sudah ada tetapi menimbulkan keyakinan/self efficacy untuk
melanjutkan atau mencoba-coba sehingga siswa menemukan konsep baru dan
dapat menyimpulkan dan menguji kesimpulannya sendiri. Dan pembelajaran
penemuan terbimbing dengan penggunaan software Cabri 3D akan membuat
siswa lebih tertarik, leluasa dan memiliki waktu yang banyak untuk terus
mencoba-coba ide yang dimilikinya.
Dari uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan
menerapkan pembelajaranpenemuan terbimbing, dibantu dengan pemanfaatan
software Cabri 3D pada materi kubus dan balok. Diharapkan peningkatan
penalaran matematik dan self efficacy siswa yang mendapat pembelajaran
penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih tinggi dari siswa yang
mendapat pembelajaran biasa di SMP Negeri 1 Padangsidimpuan.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari

latar

belakang

yang

telah

dikemukakan

maka

dapat

diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah
2. Penalaran matematik siswa tentang kubus dan balok rendah
3. Self efficacy matematika siswa rendah.
4. Pembelajaran di kelas masih terpusat ke guru.
5. Kurangnya penggunaan media komputer dan software matematika dalam
pembelajaran matematika.
6. Rendahnya tingkat penguasaan guru terhadap komputer dan software
matematika.

13

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka agar lebih fokus mencapai
tujuan, penulis membatasi masalah pada peningkatan kemampuan penalaran
matematik siswa dan self efficacy siswa dengan pembelajaran penemuan
terbimbing berbantuan software Cabri 3D.
1.4.

Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.

Apakah peningkatan kemampuan penalaran siswa dengan pembelajaran
penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih tinggi daripada
siswa yang diberi pembelajaran biasa?

2.

Apakah peningkatan self efficacy matematik siswa dengan pembelajaran
penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih tinggi daripada
siswa yang diberi pembelajaran biasa?

3.

Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan gender terhadap
peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa?

4.

Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan gender terhadap
peningkatan self efficacy siswa?

5.

Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan pembelajaran
penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D?

14

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1.

Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan penalaran siswa dengan
pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih
tinggi daripada siswa yang diberi pembelajaran biasa.

2.

Untuk mengetahui apakah peningkatan self efficacy matematika siswa dengan
pembelajaran

penemuan terbimbing berbantuan software Cabri 3D lebih

tinggi daripada siswa yang diberi pembelajaran biasa.
3.

Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan
gender terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa.

4.

Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan
gender terhadap peningkatan self efficacy siswa.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru matematika untuk
menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing dan memanfaatkan software
matematika dalam pembelajaran matematika
2. Bagi siswa, diharapkan penerapan pembelajaran penemuan terbimbing
berbantuan software Cabri 3D dapat meningkatkan penalaran dan self efficacy
matematik siswa
3. Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah untuk lebih memberdayakan
laboratorium komputer dan meningkatkan pengetahuan komputer guru-guru di
sekolahnya serta sebagai bahan informasi lanjutan bagi peneliti lainnya.

15

1.7.

Definisi Operasional
Beberapa istilah dalam penelitian ini perlu didefenisikan secara

operasional agar tidak menimbulkan kesalahfahaman dan untuk memberi arah
yang jelas dalam pelaksanaannya. Istilah-istilah tersebut adalah:
a. Penalaran sebagai kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan secara logis,
memperkirakan jawaban, memberi penjelasan mengenai konsep dan prosedur
jawaban yang digunakan, serta menilai kebenarannya secara matematika.
Indikator yang digunakan adalah: 1) Mengajukan dugaan, 2) Melakukan
manipulasi matematika, 3) Menyusun bukti atau memberikan alasan, 4)
Menarik kesimpulan dari pernyataan.
b. Self efficacy adalah penilaian yang berupa keyakinan subyektif individu
mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas, mengatasi masalah,
dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan hasil tertentu
setelah pembelajaran penemuan terbimbing dilaksanakan. Indicator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Pengalaman otentik, 2) Pengalaman
orang lain, 3) Pembelajaran sosial atau verbal, 4) Indeks psikologis dan
afektif.
c. Pembelajaran penemuan terbimbing adalah proses dimana siswa berfikir,
mengamati,

mencerna,

mengerti,

membuat

dugaan,

menjelaskan,

menganalisis sehingga dapat mengkonstruksi dan menemukan sendiri prinsip
umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru dan lembar
kerjanya, berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan.

16

d. Pembelajaran biasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prosedur yang
pada umumnya biasa digunakan guru dalam mengajar yang langkahlangkahnya menjelaskan materi pelajaran, guru memberi contoh, siswa
diberikan kesempatan bertanya, siswa mengerjakan latihan, guru dan siswa
membahas latihan.
e. Pembelajaran matematika dengan penemuan terbimbing berbantuan software
Cabri 3D adalah bentuk pembelajaran dimana siswa menggunakan software
Cabri 3D sebagai media untuk membangun pengetahuannya, menemukan
kembali teorema, aturan, rumus dan sejenisnya. Peran guru hanya sebagai
pengarah dan pembimbing saja.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa

1 8 197

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D.

0 6 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN REPRESENTASI MATEMATIK MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA PADA SISWA SMP NEGERI 25 PEKANBARU.

1 7 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN SELF EFFICACY SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D DI KELAS X SMA YPK MEDAN.

3 18 43

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN TANPA GEOGEBRA DI SMPN 22 MEDAN.

2 6 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN.

0 1 47

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA DENGAN MA PROGRAM IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH DI KOTA LANGSA.

0 3 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

0 5 32

Peningkatan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMP Negeri 2 Ajibarang melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing

0 0 12