The applicability of VCT information card during outreach works of clients of female sex workers in Denpasar Bali Indonesia.

The applicability of VCT information card during outreach works of
clients of female sex workers in Denpasar Bali Indonesia
Pande Putu Januraga1, Desak Widyanthini1, Dewa Nyoman Wirawan2
1
School of Public Health, Faculty of Medicine, Udayana University
2
School of Medicine, Faculty of Medicine, Udayana University
januraga@unud.ac.id
ABSTRACT
The objective of the study is to explore the applicability of outreaching clients
of female sex workers (FSWs) using HIV voluntary conselling and testing
(VCT) information card delivered by trained outreach workers. The outreach
work is being conducted from August to Oktober 2015 in 9 locations or
complexes of brothels in Denpasar. Until 31August 2015 we have outreached
215 clients of FSWs using the information card, surveyed 117 clients and
indepth interviewed 10 clients for HIV-AIDS related knowledge, attitudes and
practices. Furthermore, there were 6 clients accessed the HIV testing site, these
clients were able to be identified as outreached clients based on the information
cards they handed back to the clinic. We conclude that the strategy of using
VCT information card to provide information on the availibility of free HIV
test and treatment is potential to be used in brothels’ setting. This strategy has

more direct approach compare to other strategy currently used to outreach
clients of FSWs such as using peer educators work in general community
settings.
Kata kunci: client of sex workers, outreach, VCT, treatment, card

.

Potensi pemanfaatan kartu informasi VCT selama program
penjangkauan pelanggan pekerja seks perempuan di Denpasar, Bali,
Indonesia
Pande Putu Januraga1, Desak Widyanthini1, Dewa Nyoman Wirawan2
1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK Universitas Udayana
2
Program Studi Pendidikan Dokter, FK Universitas Udayana
januraga@unud.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi penggunaan kartu
informasi konseling dan testing HIV (VCT) untuk menjangkau pelanggan
pekerja seks perempuan (PSP) oleh tenaga pekerja lapangan terlatih.

Penjangkauan dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2015 di 9 lokasi
atau kompleks prostitusi di Denpasar. Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015,
penjangkauan telah dilakukan pada 215 pelanggan menggunakan kartu
informasi VCT. Lebih lanjut, 117 pelanggan berhasil disurvei, dan 10
pelanggan berhasil dilakukan wawancara mendalam untuk menggali informasi
pengetahuan, sikap dan perilaku terkait pencegahan HIV-AIDS. Selain itu 6
orang pelanggan telah memanfaatkan pelayanan tes HIV secara gratis, mereka
berhasil diidentifikasi sebagai pelanggan yang telah menerima penjangkauan
dari kartu informasi VCT yang diserahkan saat tes HIV. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kartu informasi VCT dalam kegiatan penjangkauan di
seting lokasi prostitusi memberikan harapan untuk memperluas penyebaran
informasi keberadaan layanan tes dan pengobatan HIV gratis. Pendekatan ini
bersifat lebih terfokus dibandingkan pendekatan yang selama ini digunakan
untuk menjangkau pelanggan yaitu melalui pendidik sebaya yang diterjunkan
di kelompok masyarakat umum.
Kata kunci: pelanggan pekerja seks, penjangkauan, VCT, pengobatan,
kartu

POTENSI PEMANFAATAN KARTU INFORMASI VCT SELAMA
PROGRAM PENJANGKAUAN PELANGGAN PEKERJA SEKS

PEREMPUAN DI DENPASAR, BALI, INDONESIA

Dr Pande Putu Januraga
Desak Widyanthini, M.Kes
Prof DN Wirawan
FK UNUD

RUANG LINGKUP PRESENTASI
Materi berasal dari penelitian kerjasama luar negeri: THE IMPLEMENTATION
RESEARCH OF A TEST AND TREAT STRATEGY FOR HIV TREATMENT AND
PREVENTION AMONG HIGH RISK MEN (HRM) GROUP IN BALI INDONESIA
Strategi penelitian: IMPLEMENTATION RESEARCH dengan pendekatan multi-methods






Observasi lapangan
Penjangkauan pelanggan dengan kartu informasi VCT

Survey
Wawancara mendalam
Pencatatan pasien yang berkunjung ke klinik dari hasil penjangkauan

Pengumpulan data telah dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2015 dan
sedang dalam proses analisis dan penyusunan laporan
Presentasi hari ini hanya melaporkan hasil kegiatan penjangkauan

LATAR BELAKANG PENJANGKAUAN PADA PELANGGAN
PERSEN HIV+ PADA PSK
(SURVEI SETIAP BULAN NOVEMBER)
25
22.5
19.8

20.5

20

19.5

18.2

WPS langsung

16

14.5 15.2
12.4

10
7

5

8.8 8.5
WPS tidak langsung
4
2.1

1.6


0

7.2
6.1

6.5

5.5

4.1
2.2

2.3

Sumber: Yayasan Kerti Praja dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali

2014

2013


2012

2011

2010

2009

2008

2007

2005

2004

2001

2000


0.25 0.24

2006

%

15

Gelombang
epidemi HIV di
Bali melalui
WPS

Bayi

Istrinya

Pelanggan


WPS
Pelanggan
Istrinya
Bayi

?

PENANGANAN YANG KOMPREHENSIF
Komunikasi edukasi dan informasi (KIE) kesehatan reproduksi
terutama IMS dan HIV-AIDS
Deteksi dini IMS dan pengobatan tepat
Tes HIV secara sukarela lebih dini

Jika positif maka secepatnya menerima pengobatan ARV
Pendampingan untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi
perilaku beresiko setelah menggunakan ARV
BAGAIMANA STRATEGINYA???

APA YANG KAMI LAKUKAN UNTUK MENJANGKAU
1. Memetakan intensitas pelanggan dan interaksi antar pelangggan dengan

menggunakan observasi lapangan
2. Melakukan penjangkauan secara “PASIF” terlebih dahulu melalui
pembagian kartu VCT dan penjelasan singkat tentang HIV-AIDS, tes, dan
pengobatan
3. Mencatat pasien yang datang ke layanan VCT dengan kartu yang kami
bagikan
Analisis kebutuhan layanan dan strategi lebih lanjut dianalisis dari data
survey dan wawancara mendalam yang tidak dilaporkan dalam
presentasi ini

SIAPA MELAKUKAN PENJANGKAUAN
Petugas lapangan yang dilatih sebanyak 7 orang dari LSM yang
sudah memiliki program penjangkauan kepada pekerja seks di
lokasi-lokasi yang tersebar di Denpasar
Petugas dilatih:

 Melakukan observasi
 Menyampaikan informasi
 Membagikan kartu VCT


Juga dilatih:
 Mengisi kuesioner
 Mengundang wawancara penelitian

KARTU VCT

HASIL
300 kartu berhasil disebarkan selama periode
penjangkauan (Agustus-Oktober 2015)
Terdapat 13 orang pasien (pelanggan) yang
mengembalikan kartu informasi VCT setelah melakukan tes
HIV di Klinik Amertha, keseluruhan hasil tes “tidak reaktif”
Terdapat potensi pasien (pelanggan) datang tetapi tidak
mengembalikan kartu VCT

DISKUSI
Meskipun bersifat pasif, pembagian kartu informasi VCT terbukti mampu menarik minat pelanggan untuk
datang ke layanan tes dan pengobatan.
Kartu VCT memiliki potensi untuk digunakan secara lebih luas di hotspot lokasi/lokalisasi:
 Diterima
 Tidak invasif
 Mudah dibawa

Jika asumsi bahwa kartu yang kembali telah mewakili seluruh pasien penerima kartu yang datang ke
layanan tes  mereka yang tes adalah yang memiliki pengetahuan dan kesadaran lebih tinggi dan
siap menerima hasil tes  relatif tidak beresiko (taat KONDOM)
Perlu strategi lebih lanjut untuk membuat mereka yang beresiko lebih tinggi datang ke layanan

SUKSMA