DIAGNOSIS DINI KEBUNTINGAN MENGGUNAKAN ULTRASONOGRAFI DUA DIMENSI PADA ANJING KINTAMANI.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015

P000

DIAGNOSIS DINI KEBUNTINGAN MENGGUNAKAN
ULTRASONOGRAFI DUA DIMENSI PADA ANJING
KINTAMANI
I Wayan Nico Fajar Gunawan1), Luh Made Sudimartini 2), I Wayan Wirata3), I Ketut Puja4),
1)Laboratorium

Radiologi Veteriner, 2)Laboratorium Farmasi Veteriner, 3)Laboratorium Bedah Veteriner,
4)Laboratorium Histologi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar-Bali
nico_fajar_g@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek kebuntingan pada anjing sangat unik jika dibandingkan dengan

spesies hewan domestik lainnya. Karena itu, pemahaman tentang
waktu dan hubungan klinis ovulasi, fertilisasi, perkembangan embrio
dan fetus, dan perubahan spesifik pada uterus saat kebuntingan
sangat penting untuk diketahui.Pemahaman tersebut penting pula
artinya untuk membuat keputusan apabila di kemudian hari diketahui
bahwa kebuntingan tersebut berisiko terhadap kematian fetus maupun
induk (Puja,2007). Deteksi dini terhadap kebuntingan dan umur
kebuntingan sangat penting artinya di dalam manajemen reproduksi
pada praktisi hewan kecil (Aissi and Slimani, 2008).Di bidang
kedokteran hewan, perkiraan terjadinya kebuntingan dan umur
kebuntingan didasarkan pada penampakan anatomi dan penggunaan
alat ultrasonografi (England,1998; Aissi and Slimani, 2008). Metode
pemeriksaan dengan Ultrasonography (USG) dapat mendeteksi
secara dini kebuntingan pada anjing, perkembangan fetus dan
perkiraan kelahiran (Sridevi,2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui awal kebuntingan pada anjing Kintamani.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 10 Anjing Kintamani betina mulai
hari ke-15 pasca dikawinkan didapatkan 9 ekor anjing kintamani
terditeksi bunting. Rata-rata dapat diamati setelah hari ke-18 pasca

dikawinkan dan 1 ekor terditeksi negative. Hasil ini diperkuat dengan
setelah rata-rata 62 hari pasca dikawinkan. Anjing Kintamani betina
yang terditeksi bunting melahirkan. Sedangkan yang terditeksi
negative tidak melahirkan. Pada anjing Kintamani, kebuntingan dini
telah terdeteksi pada hari ke-18 setelah perkawinan pertama. Pada
saat ini, telah terdeteksi gestational sac yang tampak berbentuk speris
dan bersifat anechoik. Pada saat ini belum tampak terlihat adanya
embryo. Aissi dan Slimani (2008) menyatakan bahwa umur
kebuntingan mulai 16 hari sampai ke-21, telah tampak gestational sac
tetapi belum tampak terlihat adanya embryo. Pada anjing ras Beagle,
kebuntingan dini dapat dideteksi menggunakan Usg pada umur ke-20
bila dihitung dari puncak LH, hari ke-18 setelah ovulasi dan pada ras
Yorkshire adalah 18-24 setelah perkawinan pertama (Feliciano et
al.,2007).

METODE PENELITIAN

VU

VU


Prosedur Penelitian
Penelitian menggunakan anjing Kintamani betina yang
dikawinkan secara alami sebanyak 10 ekor. Anjing Kintamani dengan
berat rata-rata 15 kg, umjur 2-3 tahun. Kesepuluh anjing tampak
secara klinis sehat serta tidak mempunyai sejarah gangguan
reproduksi.
Anjing
DIkawinkan

Pemeriksaan
Hari Ke -15

Tidak
Terdikteksi

Terditeksi
Positif/Negatif

GS


NEGATIF

POSITIF

Hasil Ultrasonografi Kebuntingan pada gambar kiri menunjukan hasil
pemeriksaan kebuntingan negative ditandai dengan tidak tampaknya
Gestational sac. Sedangkan hasil pemeriksaan Ultrasonografi pada
gambar kanan menunjukan hasil kebuntingan positif yang ditandai oleh
tampak Gestational Sac (GS) dibagian bawah Vesica Urinaria (VU)

KESIMPULAN
Ulangi setiap
2 Hari hingga
Terditeksi

Diteksi kebuntingan pada Anjing kintamani dapat diamati pada hari
ke 18 setelah perkawinan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aissi A., and Slimani C.,2008. Ultrasonographic Apperance of the Gestational Structures Throughout Pregnancy in Bitches. American
Journal of Animal and Veterinary Sciences 3 (1): 32-35.
2. England GC. 1998. Ultrasonographic assessment of abnormal pregnancy. Vet Clin North Am Small Anim Pract Jul 28:849-68
3. Feliciano M.A.R., Muzzi L.A.L., Leite C.A.L. & Junqueira M.A. 2007. Two-dimensional conventional, high resolution two-dimensional
and three-dimensional ultrasonography in the evaluation of pregnant bitch. Arquivo Brasileiro de Medicina Veterinária e Zootecnia.
59(1): 1333-1337.
4. Puja, I,K. 2007. Aspek Reproduksi Pada pengembangan Anjing. Universitas Udayana Denpasar.
5. Sridevi P. 2013. Ultrasonographic Diagnosis And Monitoring Of Pregnancy In The Bitch - A Review. J. Vet.Anim.Sci. 44:1-7