Peran Kepolisian Dalam Penyelesaian Sengketa Adat di Bali.

TESIS

PERAN KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA ADAT DI BALI

I WAYAN ARTA ARIAWAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

PERAN KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA ADAT DI BALI

I WAYAN ARTA ARIAWAN
NIM : 1290561019

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

i

PERAN KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA ADAT DI BALI

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum
Pada Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Udayana

I WAYAN ARTA ARIAWAN
NIM : 1290561019

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii

Lembar Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui
Pada Tanggal 23 Agustus 2016

Pembimbing I

Pembimbing II

(Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH., MS)
NIP.19471231 197503 2003

(Dr. Ni Nyoman Sukerti, SH., MH)


NIP. 19560807 198303 2001

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Direktur Program Pascasarjana

Magister (S-2) Ilmu Hukum

Universitas Udayana

Universitas Udayana

Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, SH., MH.
NIP. 19560410 198303 1 002

iii


Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP. 19590215 198510 2 001

Tesis Ini Telah Diuji
Pada Tanggal 23 Agustus 2016

Panitia Penguji Tesis
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana
Nomor : 3517/UN14.4/HK/2016 Tanggal 1 Agustus 2016

Ketua

: Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH., MS.

Sekretaris

: Dr. Ni Nyoman Sukerti, SH., MH.

Anggota


: 1. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH.,MS.
2. Prof. Dr. I Wayan Windia, SH., Msi.
3. Dr. I Ketut Sudantra, SH., MH.

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama

: I Wayan Arta Ariawan

Program Studi : Ilmu Hukum
Judul Tesis

: Peran Kepolisian Dalam Penyelesaian Sengketa Adat di Bali

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas Plagiat. Apabila dikemudian
hari terbukti Plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.

Denpasar, 6 Oktober 2016
Yang menyatakan,

I Wayan Arta Ariawan

i

UCAPAN TRIMA KASIH

Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat Nyalah penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dengan judul ¨PERAN KEPOLISIAN
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ADAT DI BALI¨, disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Magister pada Program
Magister (S2) Ilmu Hukum Pasca SarjanaUniversitas Udayana.
Penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bimbingan dosen-dosen

pembimbing. Untuk itu perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih sedalamdalamnya kepada yang terhormat Ibu Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH.,MS.
selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ni Nyoman Sukerti SH., MH. selaku
pembimbing II, yang telah meluangkan waktu tenaga serta pikiran guna
memberikan masukan yang berguna bagi penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD KEMD, beserta jajaran atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan
terimakasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) beserta jajarannya atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program

ii

Magister Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas
Udayana Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH., MH. beserta jajaran atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu

Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. Dewa Nyoman Rai
Asmara Putra, SH., MH. atas motivasi, fasilitas, bimbingan praproposal yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister di Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Bapak Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra, SH., M.Hum, atas
kesempatan, motivasi, fasilitas, bimbingan yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Udayana. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada para Guru Besar serta
Bapak dan Ibu dosen pengajar yang telah membagikan ilmunya kepada penulis
serta staf administrasi pada Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Udayana (I Made Mustika SE, Made Dandy Prananjaya, S.Sos, A.A.
Istri Agung Yuniana SE, Gusti Ayu Raka Wiratni), atas berbagai dukungan
administrasi dan moral yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
studi pada Program Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Bapak dan Ibu tercinta, I Ketut Jero dan Ni Made Merti, istri tercinta Hesti Umi

iii


Raharjo, Putra dan putra tersayang Ni Luh Rastra Enggar D.P. dan I Made Dyaksa
Wijaya Kusuma Putra, beserta keluarga besar yang telah penuh kesabaran
memberikan doa, kasih sayang, semangat dan dukungan hingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum
pada Program Pascasarjana Universitas Udayana angkatan tahun 2012, khususnya
rekan-rekan mahasiswa kosentrasi Hukum dan masyarakat yang telah banyak
saling memberikan bantuan, dukungan, motivasi dalam masa perkuliahan, serta
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan penelitian ini, semoga Tuhan
membalas kebaikan hati Bapak/Saudara/I sekalian.
Penulis menyadari bahwa materi yang disajikan dalam tesis ini masih
jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena keterbatasan tersebut, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna kelengkapan dan

penyempurnaan tesis ini. Akhir kata, penulis harapkan semoga tesis ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pembaca.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om


Denpasar,
Penulis,

iv

6 Oktober 2016

ABSTRAK

Berdasarkan data yang dihimpun Kepolisian Daerah Bali (2014) tampak
bahwa banyak sengketa adat yang tidak dapat diselesaikan secara efektif sehingga
timbul pertanyaan: (1) apakah peran Kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat
di Bali?, (2) mengapa Kepolisian belum maksimal berperan dalam penyelesaian
sengketa adat di Bali?, dan (3) bagaimanakah mekanisme yang ideal sehingga
kepolisian dapat berperan maksimal dalam penyelesaian sengketa adat di Bali
sesuai dengan konsep kekinian? Pertanyaan itulah yang menjadi permasalahan
dalam tulisan ini.
Untuk menjawab permasalahan di atas, bahan yang diperlukan
dikumpulkan dengan metode wawancara, studi dokumentasi, dan observasi.

Kemudian dikaji dengan menggunakan teori konflik, teori sistem hukum, teori
hegemoni, ajaran tentang asas-asas hukum adat yaitu asas kerukunan, kepatutan,
dan keselarasan, dan pendapat para ahli. Hasil pengkajian atas permasalahan
tersebut adalah sebagai berikut:
Peran Kepolisian dalam rangka penyelesaian sengketa adat adalah
melakukan upaya preemtif, preventif, represif, dan terhadap sengketa adat yang
masuk ranah perdata, Kepolisian berperan dalam rangka menjaga dan memelihara
situasi kamtibmas tetap kondusif. Kepolisian belum berperan maksimal dalam
penyelesaian sengketa adat, disebabkan oleh faktor budaya hukum aparat
Kepolisian yang hanya berorientasi pada upaya menciptakan dan memelihara
situasi masyarakat tetap kondusif, sedangkan sengketa adatnya sendiri tidak dapat
diselesaikan. Mekanisme yang ideal sehingga Kepolisian dapat berperan
maksimal dalam penyelesaian sengketa adat di Bali adalah: 1) mendeteksi dan
memahami potensi akar masalah sengketa adat, 2) melaksanakan koordinasi
dengan Muspika dan instansi terkait untuk mencari solusi dan langkah-langkah
pemecahan permasalahan sengketa adat, 3) memaksimalkan peran Bimmas dan
Intelijen, 4) memaksimalkan peran penegakkan hukum, 5) mendorong dan
mendampingi pranata adat, pranata sosial, dan instansi/lembaga adat terkait, agar
melaksanakan mekanisme penyelesaian sengketa adat, dan 6) memaksimalkan
peran tim terpadu penyelesaian sengketa adat.

Kata kunci: peran kepolisian, sengketa adat, mekanisme penyelesaian sengketa.

v

ABSTRACT

Based on the datas from Bali Regional Police (2014) appear that a lot of
custom disputes unfinished effectively thus create some question: (1) what is the
role of Indenesian police for resolving custom’s dispute in Bali?, (2) why the
Indonesian police not maximal yet for shared resolving custom’s dispute in Bali?,
and (3) how the ideal mechanism for police to be maximal for solving custom’s
dispute in Bali according to the contemporary concept? That is question which is
being the problems in this script.
For answer the problems above, substance which is need to collect by
interview method, documentation study, and observation. Then examined by using
conflict theory, law system theory, hegemony theory, doctrine about law costum
principle there are intimacy principle, decency, and conformity. The assesement
result of the problems above is:
The role of Indonesian Police in order to solving the custom dispute is
doing preemptive effort, prventive, repressive, and to the dispute that include
court of justice, the role of Police is keeping and maintaining Kamtibmas
situation stay conducive. Police have not a role yet for solving custom dispute,
because law culture factor of the police institution who only oriented with
creating effort and maintaining society situation stay condusive, while their
costum dispute could not be solving. Ideal mechanism that make Police have a
maximal role in order to solving custom dispute in Bali are: 1) detecting and
understanding the potency of costum dispute root problem; 2) make a
coordination with Muspika and instituation related for searching solution and
steps for solving the costum dispute; 3)maximizing the role of Bimmas and
Intelligent; 4) maximizing the role of lawenforcement; 5) pushing and assisting
custom institution, social institution, and instancy/costum institution related, for
making mechanism about solvingcustom dispute; and 6) maximizing the role of
integrated team of custom dispute.

Key word : The role of police, custom dispute, and mechanism of custom dispute.

vi

RINGKASAN

Penelitian ini membahas tentang peran Kepolisian dalam penyelesaian
sengketa adat di Bali, pembahasannya dalam enam bab yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan diawali dengan latar belakang pentingnya tesis ini
dengan mengungkap fakta-fakta terkait dengan belum maksimalnya institusi
Kepolisian berperan dalam penyelesaian sengketa adat di Bali. Berdasarkan data
Kasus sengketa adat s/d tahun 2014 di Biro Operasional dan Direktorat Intelkam
Polda Bali, bahwa terjadi 32 sengketa adat di desa pakraman di seluruh Bali. Dari
32 kasus sengketa adat ditambah dengan tiga kasus konflik sosial lainnya
sehingga berjumlah seluruhnya 35 kasus, hanya lima kasus yang bisa diselesaikan.
Kasus-kasus lainya yang belum bisa diselesaikan masih menjadi polemik di
masyarakat, bahkan terdapat beberapa kasus sengketa adat yang saat ini sedang
berproses peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung. Dari latar belakang
tersebut di atas, selanjutnya dibahas tiga rumusan permasalahan, ruang lingkup
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas penelitian, landasan
teoritis dan metode penelitian.
Bab II, Merupakan Bab yang memuat lima hal pokok yaitu, pertama
tinjauan tentang sengketa adat di Bali, yang meliputi pengertian sengketa adat,
pengertian sengketa, pengertian tentang adat, pengertian tentang sengketa adat,
dan data kasus sengketa adat s/d tahun 2014 dari Direktorat Intelkam Polda Bali.
Kedua, tinjauan tentang penyebab timbulnya sengketa adat di Bali, Ketiga,
tinjauan tentang proses penyelesaian sengketa adat di Bali, Keempat, tinjauan
tentang peran kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat di Bali, dan Kelima,
tinjauan mekanisme kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat di Bali sesuai
dengan konsep kekinian.
Bab III. Bab ini merupakan analisis dari rumusan permasalahan yang
pertama yang membahas tentang peran Kepolisian dalam proses penyelesaian
sengketa adat di Bali. Analisis berdasarkan atas hasil penelitian di tiga lokasi
penelitian yaitu di Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten
Tabanan. Dari tiga lokasi penelitian tersebut, selanjutnya dibahas masing-masing
dua kasus sengketa adat di lokasi penelitian, dengan kriteria sengketa adat yang
berhasil dan yang belum berhasil diselesaikan.
Bab IV. Bab ini merupakan analisis dari rumusan permasalahan kedua
dari tesis ini yang membahas tentang peran Kepolisian belum maksimal dalam
proses penyelesaian sengketa adat di Bali. Analisa terkait dengan belum
maksimalnya peran aparat Kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat,
berdasarkan atas hasil pengumpulan data dari Biro Operasional dan Direktorat
Intelkam Polda Bali bahwa, dari keseluruhan kasus sengketa adat s/d tahun 2014
yang berjumlah 32 kasus dan kasus konflik lainnya yang berjumlah tiga kasus,
hanya lima kasus yang mampu diselesaikan. Disamping berdasarkan data di atas,
vii

hasil penelitian di tiga lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Gianyar, Kabupaten
Badung, dan Kabupaten Tabanan, dari hasil wawancara dan pengamatan juga
ditemukan fakta-fakta terkait dengan belum maksimalnya Kepolisian berperan
dalam penyelesaian sengketa adat.
Bab V. Bab ini merupakan analisis dari rumusan permasalahan ketiga
yang membahas tentang mekanisme ideal sehingga Kepolisian dapat berperan
maksimal dalam penyelesaian sengketa adat di Bali sesuai dengan konsep
kekinian. Upaya penyelesaian sengketa sesuai dengan konsep kekinian
dihadapkan pada situasi saat ini bahwa telah terjadi perubahan tatanan sosial
sebagai pengaruh globalisasi dan adanya pertentangan kepentingan para pihak
yang bersengketa. Dalam rangka merumuskan mekanisme yang ideal bagi
Kepolisian agar dapat berperan maksimal dalam penyelesaian sengketa adat,
penulis mengacu pada teori hegemoni Antonio Gramsci, pendapat para sarjana
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan khususnya Undang-undang No. 7
tahun 2012 tentang Penanganan konflik sosial.
Bab VI. Merupakan Bab terakhir atau penutup dari penulisan ini yang
membuat mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dikemukakan adalah
berlandaskan pada rumusan masalah yang terdapat pada bagian pendahuluan dan
berdasarkan hasil kajian Bab III, Bab IV, dan Bab V. Dalam kesimpulan yang
pertama, tentang peran kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat. Terkait
dengan peran kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat berdasarkan hasil
kajian di lokasi penelitian, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor
sumber daya personil kepolisian sendiri, sarana prasarana pendukung, masyarakat
dan kebudayaan. Keempat faktor tersebut di atas, sangat menentukan berhasil
tidaknya kepolisian berperan dalam penyelesaian sengketa adat. Kesimpulan yang
kedua, tentang peran Kepolisian belum maksimal dalam proses penyelesaian
sengketa adat di Bali. Analisa terkait dengan belum maksimalnya peran aparat
Kepolisian dalam penyelesaian sengketa adat, berdasarkan atas hasil pengumpulan
data dari Biro Operasional dan Direktorat Intelkam Polda Bali dan hasil
penelitian di tiga lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Gianyar, Kabupaten
Badung, dan Kabupaten Tabanan. Berdasarkan dari hasil wawancara dan
pengamatan di lapangan, ditemukan fakta-fakta terkait dengan belum
maksimalnya aparat Kepolisian berperan dalam penyelesaian sengketa adat.
Kesimpulan ketiga, terkait dengan rumusan permasalahan ketiga tentang
mekanisme ideal sehingga Kepolisian dapat berperan maksimal dalam
penyelesaian sengketa adat di Bali sesuai dengan konsep kekinian. Dalam rangka
merumuskan mekanisme yang ideal bagi Kepolisian agar dapat berperan
maksimal dalam penyelesaian sengketa adat sesuai dengan konsep kekinian,
penulis mengacu pada asas-asas hukum adat, teori hegemoni Antonio Gramsci,
pendapat para sarjana dan berdasarkan peraturan perundang-undangan khususnya
Undang-undang No. 7 tahun 2012 tentang Penanganan konflik sosial. Di dalam
organisasi kepolisian sudah terdapat fungsi-fungsi atau bagian-bagian yang
berfungsi sebagai perangkat kerja sesuai dengan teori hegemoni Antonio Gramsci.
Perangkat kerja pertama yang berperan dalam rangka penegakkan hukum diawaki
oleh fungsi Reskrim (Reserse kriminal) yang berwenang melakukan upaya paksa
viii

bila terjadi pelanggaran hukum atau tindak pidana. Namun, untuk menangani
sengketa adat, fungsi reserse kriminal berperan untuk melakukan penegakkan
hukum bila terjadi perbuatan pidana. Kewenangan penegakkan hukum menjadi
senjata bagi kepolisian agar para pihak yang bersengketa, tetap berpedoman pada
mekanisme penyelesaian sengketa adat dan tidak melakukan perbuatan pidana.
Perangkat kerja kedua yang bertugas menghimbau dan membujuk masyarakat
agar taat dan patuh pada mekanisme adat dalam rangka penyelesaian sengketa
adat, juga sudah terdapat di dalam organisasi kepolisian, yaitu fungsi Bimmas
(bimbingan masyarakat). Apabila melalui pranata adat maupun pranata sosial
tidak mampu menyelesaikan permasalahan atau sengketa adat yang terjadi, sesuai
dengan Undang-Undang RI nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan konflik
sosial, maka dibentuk tim terpadu penyelesaian konflik sosial termasuk
diantaranya sengketa adat, secara terpadu dan terintegrasi dalam wadah satuan
tugas terpadu penyelesaian konflik sosial. Team terpadu penyelesaian konflik
sosial, terdiri atas pemerintah daerah, kepolisian, TNI, tokoh agama, tokoh adat,
tokoh masyarakat dan instansi terkait lainnya, diharapkan segera bekerja secara
terintegrasi dan sinergis untuk menyelesaikan sengketa adat.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM

.....................................

i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR

.....................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN

.....................................

iii

HALAMAN PENETAPAN

.....................................

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

.....................................

v

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH

.....................................

vi

HALAMAN ABSTRAK

.....................................

ix

HALAMAN ABSTRACT

.....................................

x

RINGKASAN

.....................................

xi

DAFTAR ISI

.....................................

xiv

DAFTAR TABEL

......................................... xvii

DAFTAR SKEMA

..................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN

.....................................

xix

1.1 Latar Belakang Masalah

.....................................

1

1.2 Rumusan Masalah

.....................................

8

1.3 Ruang lingkup masalah

.....................................

9

1.4 Tujuan penelitian

.....................................

10

1.4.1 Tujuan Umum

.....................................

10

1.4.2 Tujuan Khusus

.....................................

10

.....................................

11

PENDAHULUAN

1.5 Manfaat penelitian

x

1.5.1Manfaat Teoritis

.....................................

11

1.5.2 Manfaat Praktis

.....................................

11

1.6 Orisinalitas Penelitian

.....................................

13

1.7 LandasanTeoritis Dan Kerangka Berfikir

.....................................

18

1.7.1 Landasan Teoritis

.....................................

18

1.7.2 Kerangka Berfikir

.....................................

42

.....................................

46

1.8.1 Jenis Penelitian

.....................................

46

1.8.2 Sifat Penelitian

.....................................

47

1.8.3 Jenis Data dan Sumber Data

.....................................

48

1.8.4 Teknik Penentuan Lokasi Penelitian

.....................................

51

1.8.5 Teknik Penentuan Responden

.....................................

52

1.8.6 Teknik Pengumpulan Data

.....................................

53

1.8 Metode Penelitian

1.8.7 Teknik Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data .......................

57

TINJAUAN UMUM
2.1 Sengketa Adat di Bali

.....................................

61

2.2 Penyebab Sengketa Adat

.....................................

64

2.3 Penyelesaian Sengketa Adat

.....................................

66

2.4 Peran Kepolisian dalam tim terpadu Penyelesaian sengketa adat ..........

89

2.5 Mekanisme Kepolisian Dalam Penyelesaian Sengketa Adat Sesuai Dengan
Konsep Kekinian

.....................................

xi

94

PERAN KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ADAT
DI BALI
3.1 Peran Kepolisian di Kab. Gianyar

.....................................

97

3.2 Peran Kepolisian di Kab. Badung

.....................................

105

3.3 Peran Kepolisian di Kab.Tabanan

.....................................

110

PERAN

KEPOLISIAN

BELUM

MAKSIMAL

DALAM

PROSES

PENYELESAIAN SENGKETA ADAT DI BALI
4.1 Peran Kepolisian Belum Maksimal

...................................

4.2 Faktor Penyebab Peran Kepolisian Belum Maksimal

.....................

124
132

MEKANISME IDEAL KEPOLISIAN DAPAT BERPERAN MAKSIMAL
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ADAT DI BALI
5.1 Mekanisme Internal Perspektif Kearifan Lokal
5.2 Mekanisme Eksternal Perspektif Hukum Nasional

.............................

137

......................

140

5.3 Mekanisme Ideal Kepolisian Sesuai Dengan Konsep Kekinian ………

142

PENUTUP
6.1 Kesimpulan

.....................................

152

6.2 Saran

......................................

154

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

……………………………...........................................................

2

Tabel 2

……………………………...........................................................

5

Tabel 3

……………………………...........................................................

5

Tabel 4

……………………………...........................................................

6

Tabel 5

……………………………...........................................................

60

Tabel 6

……………………………...........................................................

63

Tabel 7

……………………………...........................................................

124

Tabel 8

……………………………...........................................................

146

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema 1

……………………………...........................................................

xiv

43

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Laporan Kronologis Terjadinya Pengerusakan dan Pembakaran di Banjar
Tengah Desa/Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar.

2.

Laporan Khusus Perkembangan Pemekaran Banjar Adat Pangkung
Karung menjadi Desa Adat Pangkung Karung, Kecamatan. Kerambitan
dari Desa Adat Bedha Kecamatan Tabanan.

3.

Kronologis Cemagi

4.

Laporan Perkembangan Tentang Pembangunan Pura Desa/Puseh Desa
Adat Cemagi.

5.

Laporan Kronologis Kasus Adat Sumita dan Banjar Mulung.

6.

Maping Potensi Kerawanan Wilayah Polres Gianyar Tahun 2012.

7.

Kesepakatan Perdamaian Antara Krama Banjar Pangkung Karung
(Gede) Dengan Krama Pangkung Karung (Cenik).

8.

Rekapitulasi Potensi Konflik Sosial Tahun 2013 Polda Bali Periode
Bulan April s/d Juni 2013.

9.

Pemetaan Permasalahan Adat, Tapal Batas dan Pemekaran Desa
Pakraman di Wilayah Bali.

10.

Data Kasus Konflik Yang Terjadi Sebelum Thn 2014 Yang Akan
Diselesaikan Oleh Tim Terpadu.

11.

Laporan Informasi Khusus Kronologis Permasalahan tanah Balai Banjar
Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung,
dalam rangka rencana Eksekusi tanah Balai Banjar Kelodan pada hari
Senin, Tanggal 2 Februari 2015.

xv

xvi