KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae).

KAJ IAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN
PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL J AMUR
MERANG (Volvariella volvaceae).

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Program Studi Agroteknologi

Oleh :
ELLENI WAHYUNI
NPM : 0625310042

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KAJ IAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN
PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL J AMUR
MERANG (Volvariella volvaceae).

SKRIPSI

Oleh :

ELLENI WAHYUNI
NPM : 0625310042

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWATIMUR
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KAJ IAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN
PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL J AMUR
MERANG (Volvariella volvaceae).
Diajukan oleh :
Elleni Wahyuni
0625310042

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama :

Pembimbing Pendamping :

Ir. Hadi Suhardjono, MT.

F. Deru Dewanti, SP, MP.

Mengetahui :

Ketua Program Studi Agroteknologi

Ir. Mulyadi, MS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KAJ IAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN
PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL J AMUR
MERANG (Volvariella volvaceae).
Disusun Oleh :
Elleni Wahyuni
NPM : 0625310042
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : Februari 2013
Pembimbing
1. Pembimbing Utama :


Tim Penguji :
1. Ketua

Ir. Hadi Suhardjono, MT.
2. Pembimbing Pendamping :

F. Deru Dewanti, SP, MP.

Ir. Hadi Suhardjono, MT.
2. Sekretaris

Ir. Agus sulistyono, MP.
3. Anggota

Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS.
4. Anggota

Ir. Didik Utomo Pribadi, MP.

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Ketua Program Studi
Agroteknologi

Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS.

Ir. Mulyadi, MS.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Telah Direvisi
Tanggal : …………………….

Pembimbing Utama :

Ir. Hadi Suhardjono, MT.

Pembimbing Pendamping :


F. Deru Dewanti, SP, MP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan petunjukNya,
sehingga penulisan Karya Ilmiah yang berjudul “KAJIAN KOMPOSISI MEDIA
UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL PANEN JEMUR MERANG (Volvariella volvaceae)”. Karya Ilmiah ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan
tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen. Penulis pada kesempatan ini ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Ir. Hadi Suhardjono, MT. Selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak membantu selama penulisan laporan ini.
2. F. Deru Dewanti, SP, MP. Selaku dosen pembimbing pendamping dan
sekretaris program Studi Agroteknologi yang telah banyak memberikan

arahan dengan baik.
3. Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Ir. Mulyadi, MS. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Ayah, Ibu dan Adik yang telah member dorongan, semangat dan kasih
sayang.
6. Semua sahabat – sahabatku angkatan 2005 , terimakasih banyak untuk
semuanya.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu baik selama pelaksanaan Karya
Ilmiah dalam penulisan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu –
persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Karya Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki,
tetapi penulis juga berusaha menyajikan laporan ini dengan sebaik – baiknya, agar

menjadi sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan sesuatu
yang berguna bagi penulis pada khususnya serta bagi para pembaca pada
umumnya.
Surabaya, Januari 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ...........................................................................

vi

DAFTAR GAMABAR ....................................................................


vii

LAMPIRAN ...................................................................................

viii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................

1

B. Perumusan Masalah ...........................................................

2

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

3


D. Manfaat .............................................................................

3

II. TINJ AUAN PUSTAKA
A. Karakteristik dan Syarat Tumbuh Jamur Merang ..............

4

1.Karakteristik Jamur Merang ....................................

4

2.Syarat Tumbuh Jamur Merang ................................

6

B. Media Tanam Jamur Merang .............................................

6


1. Jerami Padi ............................................................

7

2. Kompos ................................................................

9

3. Bahan – Bahan Tambahan .........................................

10

a. Kapur ………………………….………..….

10

b. Bekatul ………………………….…..……..

11

c. Pupuk ZA .......…………………………...

12

d. Pupuk SP-36 ....................................................

13

C. Pengomposan .....................................................................

13

D. Hipotesis ............................................................................

15

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................

16

B. Bahan dan Alat .................................................................

16

C. Metode Penelitian ............................................................

16

D. Pelaksanaan Penelitian .................................................... ..

19

1. Pembuatan Media Tanam ............................................

19

a.

Persiapan Bahan ...................................................

19

b.

Perendaman .........................................................

19

c.

Pencampuran .......................................................

19

d.

Pengomposan ......................................................

20

2. Sterilisasi ....................................................................

21

3. Penyebaran Bibit ............................................................

22

4. Pemeliharaan .................................................................

22

5. Pemanenan ....................................................................

22

E.

Parameter Pengamatan .......................................................

23

F.

Analisis Data ....................................................................

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ....................................................................................

26

1. Jumlah Badan Buah/m2 ....................................................

26

2. Berat Segar Badan Buah kg/m2 ..........................................

28

3. Diameter Tudung Buah (cm) ..............................................

31

B. Pembahasan ...........................................................................

32

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................

36

LAMPIRAN .....................................................................................

38

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Judul

1.

Komposisi Kimia Jerami .................................................

8

2.

Kandungan Kimia Jerami Padi ........................................

9

3.

Kandungan Kimia Bekatul ..............................................

12

4.

Berat Segar Badan Buah Jamur Tiram
Akibat Pengaruh Pengomposan
Pada Media Tanam ..........................................................

15

Perlakuan Kombinasi Bahan Utama dan
Lama Pengomposan Pada Media Tanam .........................

17

Rerata Jumlah Badan Buah Akibat
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan
Penambahan Pupuk Pada Jamur Merang .........................

26

Rerata Berat Segar Badan Buah Akibat
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan
Penambahan Pupuk Pada Jamur Merang .........................

29

Rerata Diameter Tudung Buah Akibat
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan
Penambahan Pupuk Pada Jamur Merang ........................

31

5.

6.

7.

8.

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Judul

1. Siklus Hidup Jamur Merang ....................................................

4

2. Denah Plot Percobaan ................................................................

18

3. Pemberian Dedak Pada Media Jerami .......................................

20

4. Proses Pengomposan ................................................................

21

5. Proses Sterilisasi Media Jerami ................................................

21

6. Histogram Rerata Jumlah Badan Buah ....................................

27

7. Histogram Rerata Berat Segar Badan Buah .................................

29

Lampiran

1. Tempat Perendaman Jerami Padi ............................................

39

2. Pemberian Kapur Pada Jerami ................................................

39

3. Penyiraman Pada Media Jerami Setelah Diberi Dedak ..........

39

4. Bibit Jamur Merang ................................................................

39

5. Proses Pengukuran Diameter Tudung Buah ...........................

40

6. Kumpulan Miselium Jamur Merang ......................................

40

7. Kompos ..................................................................................

40

8. Proses Pengukuran Berat Segar Jamur Merang .....................

40

9. Pertumbuhan Jamur Merang Pada Media Jerami ..................

41

10. Media Jerami Yang Telah Dicampuri Kompos ......................

41

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman
Lampiran

1.

2.

3.

Tabel Analisis Ragam Pengaruh Berbagai Media
Utama Dan Penambahan Pupuk Terhadap Jumlah
Badan Buah Jamur Merang ………………………………

38

Tabel Analisis Ragam Pengaruh Berbagai Media
Utama Dan Penambahan Pupuk Terhadap Berat
Segar Jamur Merang ………………………………………

38

Tabel Analisis Ragam Pengaruh Berbagai Media
Utama Dan Penambahan Pupuk Terhadap Diameter
Tudung Buah Jamur Merang ………………………………

38

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RINGKASAN
ELLENI WAHYUNI. 0625310042. KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA dan
PENAMBAHAN PUPUK ter hadap PERTUMBUHAN dan HASIL PANEN J AMUR MERANG
(Volvariella volvaceae). Ir . Hadi Suhar djono, MT. dan F. Der u Dewanti, SP, MP.
Jamur merang (Volvariella volvaceae ) merupakan jamur berbentuk tubuh buah yang
berdaging, memiliki akar semu (Rhizoid), tangkai, tudung dan cawan yang dapat dikonsumsi terutama
oleh masyarakat diwilayah Asia Tenggara. Jamur ini dibudidayakan sebagai sumber pangan alternatif
karena termasuk golongan jamur yang bergizi, aman bila dikonsumsi dan enak rasanya.
Kehidupan jamur merang berawal dari spora (basidiospora) yang kemudian berkecambah
membentuk hifa yang berupa benang – benang halus. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media
tumbuh. Kemudian dari kumpulan hifa (miselium) akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul
benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur merang mulai terbentuk. Simpul ini berbentuk
bundar dan dikenal dengan stadia kepala jarum (pin head) atau primordia. Simpul ini membesar dan
diberi istilah stadia kancing kecil (small botton). Selanjutnya stadia kancing kecil akan membesar
mencapai stadia kancing (botton) dan stadia telur (egg), pada stadia ini tangkai dan tudung mulai
tampak dan membesar. Setelah itu diikuti dengan stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva)
pada stadia ini terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai. Stadia yang terakhir
adalah stadia dewasa tubuh buah jamur merang pada stadia kancing yang telah membesar, akan
terbentuk bilah. Bilah yang matang akan membentuk spora.
Penelitian ini dilaksanakan di Kumbung Jamur Desa Gelang Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur dengan ketinggian tempat 5 meter dpl. Penelitian ini berlangsung pada bulan
November sampai dengan bulan Desember 2010. Penggunaan kompos seresah tanaman mempunyai
fungsi yang sama dengan jerami padi sehingga kompos serasah tanaman dipakai sebagai pengganti
jerami pada dalam budidaya jamur merang. Penggunaan pupuk memberikan pengaruh yang positif
terhadap jumlah badan buah dan berat segar badan buah pada semua media tanam (M2, M3, M4, M5)
kecuali pada media M1 (jerami 100%).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Jamur merang (Volvariella volvaceae ) merupakan jamur berbentuk tubuh
buah yang berdaging, memiliki akar semu (Rhizoid), tangkai, tudung dan cawan
yang dapat dikonsumsi terutama oleh masyarakat diwilayah Asia Tenggara. Jamur
ini dibudidayakan sebagai sumber pangan alternatif karena termasuk golongan
jamur yang bergizi, aman bila dikonsumsi dan enak rasanya.
Perkembangan jamur memerlukan sumber nutrisi atau makanan dalam
bentuk unsur – unsur kimia seperti nitrogen, phospor, belerang, kalsium dan
karbon. Oleh karena itu, diperlukan penambahan pupuk untuk bahan campuran
pembuatan substrat tanaman. Umumnya untuk mempercepat dan meningkatkan
produktivitas pertumbuhan jamur merang digunakan pupuk ZA dan SP36. Selain
produktivitas jamur merang ditinjau dari sisi kualitas tubuh buah seperti tingkat
kekenyalan, warna dan aroma. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan
penelitian tentang kajian komposisi media utama dan penambahan pupuk terhadap
pertumbuhan dan hasil panen jamu merang (Volvariella volvaceae). Produksi
jamur rata – rata 200 – 250 kg/satu kumbung berukuran 6m x 8m (Widyastuti,
2008). Sedangkan produksi jamur merang yang dihasilkan di Denpasar dan
Bandung hanya 300 kg tiap hari (Hagutami, 2001).
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat dan lembab. Semua
bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan,
limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas,
limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit.
Kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang
dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat
mengikat partikel tanah. Kompos dapat mendukung berjalannya gerakan pertanian
organik (organic farming) yang tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida
dalam pertanian.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah terdapat interaksi antara komposisi media utama (merang +
kompos seresah tanaman) dengan penggunaan pupuk ZA + SP36
terhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang.
2. Apakah ada perbedaan dari berbagai komposisi media utama (merang
+ kompos seresah tanaman) terhadap pertumbuhan dan hasil jamur
merang.
3. Apakah ada perbedaan penggunaan pupuk ZA + SP36 terhadap
pertumbuhan dan hasil jamur merang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi media utama (merang +
kompos seresah tanaman) dan penambahan pupuk terhadap pertumbuhan dan
hasil panen jamur merang.

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat dikenali komposisi media kompos daun
taman selain media merang agar dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil
panen jamur merang yang terbaik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

II. TINJ AUAN PUSTAKA

A. Karakteristik dan Syarat Tumbuh J amur Merang
1. Karakteristik J amur Merang

Gambar 1. Siklus Hidup Jamur Merang

Kehidupan jamur merang berawal dari spora (basidiospora) yang
kemudian berkecambah membentuk hifa yang berupa benang – benang halus.
Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari kumpulan
hifa (miselium) akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang
menandakan bahwa tubuh buah jamur merang mulai terbentuk. Simpul ini
berbentuk bundar dan dikenal dengan stadia kepala jarum (pin head) atau
primordia. Simpul ini membesar dan diberi istilah stadia kancing kecil (small
botton). Selanjutnya stadia kancing kecil akan membesar mencapai stadia kancing
(botton) dan stadia telur (egg), pada stadia ini tangkai dan tudung mulai tampak
dan membesar. Setelah itu diikuti dengan stadia perpanjangan (elongation).
Cawan (volva) pada stadia ini terpisah dengan tudung (pileus) karena
perpanjangan tangkai. Stadia yang terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

jamur merang pada stadia kancing yang telah membesar, akan terbentuk bilah.
Bilah yang matang akan membentuk spora. Siklus perkembangan dan tubuh buah
jamur merang (Gamabar 1). Sebagai organisme yang tidak berklorofil, jamur
merang tidak dapat melakukan fotosintesa seperti halnya tumbuhan, dengan
demikian jamur merang tidak menggunakan energi cahaya matahari secara
langsung. Bahan makanan ini diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh
hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk tumbuh dan
berkembang (Petra, 2010).
Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil, sehingga tidak
dapat melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur
hidup dengan cara mengambil zat – zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin,
protein dan senyawa pati dari organisme lain. Derajat keasaman yang diperlukan
agar pertumbuhan jamur merang menjadi lebih baik yaitu 6,5 – 7,2. Jamur ada
yang merugikan dan ada juga yang menguntungkan. Hal yang merugikan adalah
berbagai jenis jamur penyebab penyakit pada manusia dan tanaman, misalnya
jamur yang menyebabkan keracunan saat dikonsumsi dan jamur yang
menyebabkan kayu cepat lapuk. Jamur yang menguntungkan adalah berbagai
jenis jamur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya jamur yang
berperan dalam pembuatan tempe, tape dan kecap. Jamur lain yang termasuk jenis
jamur yang menguntungkan dan dapat dikonsumsi seperti jamur kuping, jamur
merang dan jamur tiram (Parjimo, 2007).
Jamur ini dibudidayakan sebagai sumber pangan alternatif karena
termasuk golongan jamur yang bergizi, aman apabila dikonsumsi dan enak
rasanya. Jamur merang termasuk spesies jamur daerah tropika dan golongan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

jamur mesofilik yaitu jamur yang tumbuh pada kisaran temperatur 25 – 30o C dan
kelembaban udara sekitar

80 % kadar air di udara. Habitat jamur merang

umumnya pada media sumber selulosa (unsur hara) seperti tanah lempung
berpasir atau limbah persawahan (jerami) yang mudah dan banyak didapati di
daerah agraris (Petra, 2010).

2. Syarat Tumbuh J amur Merang
Secara alami, jamur merang ditemukan dihutan dibawah pohon berdaun
lebar atau di bawah tanaman berkayu. a) Jamur merang tidak memerlukan cahaya
matahari yang banyak dan remang – remang, di tempat terlindung miselium jamur
akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari
berlimpah. b) Kelembaban ruangan optimal 90 – 96 % yang harus dipertahankan
dengan menyemprotkan air secara teratur. c) Suhu udara untuk pertumbuhan
miselia 23 – 28o C dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 13 – 15o C.

B. Media Tanam J amur Merang
Sutedjo, Kartasapoetra dan Sastroadmojo dalam Elly (2002) mengatakan
bahwa selulosa merupakan salah satu dari polimer glukosa. Selulosa terdapat
dalam bahan – bahan berserat seperti jerami, rumput liar, daun – daunan dan
biji – bijian. Selulosa dibongkar dengan sempurna dan hanya menghasilkan CO2
dan sejumlah (zat) sel mikroba. Sekitar 30 – 40 % dari selulosa yang dipecahkan
atau dipisahkan oleh mikrooganisme perusak (decomposing organism) diubah ke
dalam bahan sel. Hemiselulosa penyusun dinding sel mengandung karbohidrat,
kadarnya bervariasi antara 6 – 40 %. Unsur ini sulit dicerna yakni hanya sekitar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

45 – 90 %. Selulosa dan hemiselulosa setelah diurai diubah menjadi bahan yang
lebih sederhana, sehingga dapat dijadikan nutrisi dan akhirnya menjadi glukosa
dan air serta produk yang lain (Adiyuwono, 2002).
Lignin adalah bahan penguat yang terdapat bersama selulosa dan
polisakarida lainnya di dinding sel tertentu (terutama di xylem) dari semua
tumbuhan tingkat tinggi. Lignin mencakup 15 – 25 % berat kering dari banyak
pelarut. Ketidaklarutan ini terjadi terutama karena lignin mempunyai bobot
molekul yang luar biasa tinggi (Muridan, 2010).

1. J erami Padi
Bahan yang biasa digunakan sebagai media tumbuh jamur merang oleh
para petani adalah jerami yang masih segar, jerami yang digunakan dapat
dipotong atau tidak. Jerami yang dipakai sebagai media tumbuh jamur merang
biasanya dikomposkan dengan cara direndam, jerami diperas dan disterilkan baru
dapat digunakan sebagai media tumbuh. Sebenarnya jamur merang dapat tumbuh
pada berbagai media terutama dari limbah industri pertanian seperti tulang daun
tembakau, lamtoro serbuk gergaji, eceng gondok, gandum daun pisang, limbah
kapas, limbah kertas dan sekam. Bahan-bahan tersebut dapat digunakakn dengan
mencampurnya dengan bahan-bahan lain, seperti dedak atau bekatul atau dapat
digunakan tanpa dicampur-campur bahan apapun. Bahan-bahan sebagai media
tumbuh jamur merang seperti di atas selain memiliki kandungan gizi yang cukup
untuk pertumbuhan jamur juga mudah didapatkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Menurut

Widiastuti

(2007)

mengatakan

jamur

merang

dapat

memanfaatkan kabohidrat dan mineral dari rumput-rumputan yang melapuk, pada
jerami yang telah megalami pelapukan banyak mengandung zat gula dan mineral
antara lain natrium phospor, kalsium dan kalium (Tabel 1). Selama proses
fermentasi bahan organik berupa karbohidrat dan mineral dapat diambil dalam
jumlah yang besar dan dalam proses pelapukan senyawa organik dapat tersedia
dengan cepat sehingga dapat digunakan oleh jamur untuk pertumbuhannya. Selain
zat tersebut masih ada banyak lagi zat yang terkandung pada jerami yaitu selulosa
sebanyak 55 % dan lignin 30% yang tidak kalah penting untuk pertumbuhan
jamur merang.
Tabel 1. Komposisi Kimia Jerami (Widiastuti, 2007)
KANDUNGAN

(%)

Air
Nitrogen
Posphor
Kalium
Magnesium
Lignin
Selulosa

3,9
0,7
0,5
0,1
55
30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Demikian halnya dengan jerami dengan C/N 50 % - 70 % dapat
menjadikan tanah subur dalam jangka waktu panjang (Tabel 2).
Tabel 2. Kandungan Kimia Jerami Padi (Riyati, 1996)
Komponen
Kadar air (%)
C (%)
N
C/N
Serat Kasar
P
Selulosa
Lignin

J erami padi sebelum
pengomposan
10,8
42,2
0,90
47,9
30
0,20
24,2
7,20

J erami padi sesudah
pengomposan
24,5
16,1
1,50
10,9
7,80
0,08
9,76
8,30

Limbah padi terdiri atas jerami, merang, sekam, dedak dan bekatul.
Masing – masing mempunyai potensi yang berbeda – beda ditinjau dari
kandungan bahan kimia yang masih mungkin dipergunakan. Sedangkan menurut
Table 2 dapat diketahui bahwa jerami dapat digunakan sebagai bahan baku
utama media jamur karena kandungan seratnya yang cukup tinggi, sehingga
merupakan penyedia unsur C yang potensial dalam kaitannya dengan C/N yang
sangat berpengaruh terhadap partumbuhan dan perkembangan jamur.

2. Kompos
Kompos dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah yang
selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Pada tanaman hortikultura
(buah‐buahan, tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya perishable
ini hampir tidak mungkin ditanam tanpa kompos. Demikian juga di bidang
perkebunan, penggunaan kompos terbukti dapat meningkatkan produksi tanaman.
Di bidang kehutanan, tanaman akan tumbuh lebih baik dengan kompos.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Sementara itu, pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada
tambak, umur pemeliharaan 7 bulan menjadi 5‐6 bulan. Kompos membuat rasa
buah‐buahan dan sayuran lebih enak, lebih harum dan lebih masif. Hal inilah yang
mendorong perkembangan tanaman organik, selain lebih sehat dan aman karena
tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia rasanya lebih baik, lebih getas, dan
harum. Bahwa dengan menggunakan media tanam jerami, bekatul kapuk dan
kapur tanpa pupuk menghasilkan produksi 25 kg/hari, tingkat kekenyalan lebih
padat tidak genjur, warna putih dan aroma lebih wangi pada lama pengomposan
10 – 11 hari dibandingkan dengan media tanam terdahulu tanpa menggunakan
kapuk. Penggunaan kompos sebagai pupuk organik saja akan menghasilkan
produktivitas yang terbatas apalagi dengan penggunaan pupuk buatan saja (urea,
SP, MOP, NPK) juga akan memberikan produktivitas yang terbatas. Namun, jika
keduanya digunakan saling melengkapi, akan terjadi sinergi positif. Produktivitas
jauh lebih tinggi dari pada penggunaan jenis pupuk tersebut secara
masing‐masing. C/N ratio antara 15‐ 20 , diatas atau dibawah itu kurang baik
sehingga untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus
mempunyai kualitas yang ajek dan supply yang berkesinambungan (Sunandar,
2010).

3. Bahan – Bahan Tambahan
a. Kapur
Kapur sebagai sumber hara Ca dan Mg, serta secara tidak langsung dapat
memperbaiki ciri kimia tanah seperti pH tanah, meningkatkan ketersediaan hara
N, P, Mo dan hara lainnya. Kejenuhan Al berkurang dan menjadikan suasana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

tumbuh yang lebih baik bagi akar. Akibatnya serapan hara meningkat dan
menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat. Pengapuran
dimaksudkan tidak saja hanya menaikkan pH media, tetapi juga untuk
menghilangkan keracunan aluminium dan menambahkan calsium,

serta

meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama pospor. Secara umum pengapuran
media untuk jamur ada dua tujuan yaitu pemberian kapur dengan tujuan untuk
menaikkan pH tanah yang beraksi asam dan pemberian kapur dengan tujuan untuk
menambah ketersediaan unsur Ca (Wikipedia, 2009).
Pemberian kapur yang ditujukan untuk menaikkan pH tanah asam
dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan jumlah takaran kapur yang rendah
untuk

menambah

tersedianya

unsur

Ca.

Pemberian

kapur

disamping

menguntungkan juga dapat merugikan apabila kapur diberikan secara berlebihan
yang mengakibatkan ph tanah naik melebihi sasaran (Widiastuti, 2007).

b. Bekatul
Bekatul adalah hasil samping penggilingan padi yang berasal dari lapisan
luar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras. Bekatul atau amonium
sulfat atau kotoran kandang dapat dipakai sebagai sumber mineral (Sinaga, 2001).
Dedak sebagai campuran media tanam berfungsi sebagai nutrisi dan sumber
karbohidrat, karbon, dan nitrogen (Tabel 4). Karbon digunakan sebagai sumber
energi utama, sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun miselium dan
membangun enzim – enzim yang disimpan dalam tubuhnya. Dedak yang
disarankan adalah yang masih baru dan tidak berbau apek atau tengik (Wikipedia,
2009).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Menurut Winarno (2001) kandungan mineral Mg, P, K, S masih tinggi
pada bekatul sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber mineral (Tabel 3).
Tabel 3. Kandungan Kimia Bekatul (Winarno, 2001)
Komposisi Kimia

Kandungan Nutrisi (%)

Air

8,4 – 14,7

Protein

9,8 – 15,4

Lemak

7,7 – 22,4

Abu

7,1 – 20,6

Serat Kasar

5,7 – 20,9

Selulosa

5,0 – 12,3

c. Pupuk ZA
Zwavelzure Amonia atau yang lebih dikenal dengan singkatan ZA
mengandung unsur N

20,21%; H 6,06%; S 24,24%; O 48,48%. Pupuk ini

biasanya berbentuk kristal, berwarna putih kotor dan sedikit higroskopis. Unsur
utama ZA adalah (NH4)2SO4 yang bereaksi membentuk amonium dan asam sulfat.
Tanaman yang peka terhadap nitrat atau nitrit sebaiknya menggunakan pupuk ZA
sebagai pupuk dasar.
Pupuk ZA juga mengandung unsur S yang tidak dimiliki oleh pupuk Urea.
Unsur S pada ZA berperan sebagai penyusun ion sulfat, menambah kandungan
protein dan vitamin. Keunggulan pupuk ZA antara lain : mudah diterapkan dan
ekonomis, tidak menyerap banyak air, dapat digunakan sebagai pupuk dasar dan
susulan, senyawa kimia stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, dapat
dicampur dengan pupuk lain, aman untuk semua jenis tanaman, memperbaiki
kualitas dan produksi serta nilai gizi hasil panen karena meningkatkan kadar
protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, memperbaiki rasa dan warna hasil panen,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (Muhammad
soleh, 2000).

d. Pupuk SP-36
Superphospat 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat
yang ditambang apabila dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat
akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Manfaat dan keunggulan pupuk
SP36 tidak higroskopis dan mudah larut dalam air. Sebagai sumber unsur hara
fosfor bagi tanaman memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik,
mempercepat panen, memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah
serta menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan
kekeringan. Pupuk SP-36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar (Sumaryo dan
Suryono, 2011).

C. Pengomposan
Sampah organik yang memiliki kandungan serat tinggi dapat dipergunakan
sebagai media tumbuh jamur. Semakin tinggi seratnya, maka semakin bagus
badan buah yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah seratnya semakin sedikit
pula badan buah yang dihasilkan. Sampah organik yang berpotensi dalam
mendukung kehidupan jamur antara lain ampas tebu, sekam, alang – alang, teki,
jerami padi, sampah kertas dan karton, daun – daun jati, daun – daun tebu kering
dan sampah organik rumah tangga. Komposting atau pengomposan adalah salah
satu cara pengolahan limbah yang mengandung bahan organik biodegradable
artinya dapat diuraikan mikroorganisme yang dilakukan secara aerobik. Kelebihan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

proses aerobik adalah tidak menimbulkan bau, waktu lebih cepat temperatur
tinggi sehingga dapat menumbuh bakteri patogen dan telur cacing. Kompos yang
dihasilkan higienis (Adiyuwono, 2002).
Usaha meningkatkan hara yang tersedia serta hara siap dipakai maka
limbah perlu diolah menjadi kompos. Pengomposan merupakan suatu proses
biologi oleh mikroorganisme secara terpisah atau bersama – sama dalam
menguraikan bahan organik menjadi bahan semacam humus. Bahan yang
terbentuk mempunyai bobot/volume yang lebih rendah dari bahan dasarnya.
Pengomposan berarti menyiapkan makanan untuk tanaman dan sekaligus
menghilangkan senyawa yang mudah teroksidasi (Sutanto, 2002 dalam
Ruskandi, 2006).
Pengomposan dilakukan dengan cara membumbun campuran media
kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik. Dikatakan oleh
Nilawati, Arinong dan Syaifudin (2007) bahwa sukses pengomposan ditentukan
oleh aktifitas bakteri pengurai yang bekerja dalam melakukan fermentasi, semakin
baik jika masa fermentasi cepat. Lama fermentasi juga dipengaruhi jenis
formulasinya idealnya fermentasi pada media jerami berlangsung 7 – 14 hari.
Sedangkan menurut Suriawiria (2002), lama pengomposan adalah 2 – 5 hari
dengan dilakukan pengadukan sebanyak 3 – 4 kali.
Kadar air kompos harus diatur pada kondisi 50 – 65% dengan tingkat
keasaman (pH) 6 – 7. Air berlebih dapat menyebabkan kompos anaerob dan akan
memacu pertumbuhan mikroba yang lain. Bila kadar air kurang menyebabkan
tumpukan kompos terkontaminasi cendawan pengganggu (Himatansi, 2010).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Tabel 4. Berat Segar Badan Buah Jamur Tiram Akibat Pengaruh Lama
Pengomposan Pada Media Tanam (Nugrahini, 2007)
Perlakuan
Lama Pengomposan
P1 (5 hari)
P2 (10 hari)
P3 (15 hari)
BNT 5%

Panen I
34,78
29,69
36,19
tn

Gram
Panen II
Total
26,42
23,92
23,33
tn

61,19
53,93
59,51
tn

Rata - rata
30,60
26,92
31,98
tn

Data tabel 4 menunjukkan panen I dan panen II, pada perlakuan lama
pengomposan pada media tanam tidak berbeda nyata.

D. Hipotesis.
1. Terdapat adanya perbedaan antara komposisi media utama (jerami + kompos
seresah tanaman) dengan penggunaan pupuk ZA + SP36 terhadap pertumbuhan
dan hasil jamur merang.
2. Terdapat adanya perbedaan yang nyata dari berbagai komposisi media utama
(jerami + kompos seresah tanaman) terhadap pertumbuhan dan hasil jamur
merang.
3. Terdapat adanya perbedaan penggunaan pupuk ZA + SP36 terhadap
pertumbuhan dan hasil jamur merang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. BAHAN DAN MOTODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kumbung Jamur Desa Gelang Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dengan ketinggian tempat 5 meter dpl.
Penelitian ini berlangsung pada bulan November sampai dengan bulan Desember
2010.

B. Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan adalah kumbung jamur merang ukuran 4m x
3,5m, satu kumbung jamur merang terdiri dari delapan rak dengan ukuran 1m x
4m, satu set perangkat pasteurisasi (drum, pipa paralon, selang plastik, kompor
minyak dan pompa), thermometer, ph meter, sprayer, timbangan kapasitas dua
kilogram, penggaris, rak, sekop, cetok, plastik, sendok, alat tulis dan bambo.
Sedangkan bahan yang perlu disediakan adalah bibit jamur merang, jerami, kapur
dan bekatul.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan percobaan factorial yang disusun dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dengan
3 ulangan yang masing – masing terdiri dari 3 sampel.
Faktor I : Jerami dan Kompos Daun Taman
M1 = Menggunakan Jerami 100 % = 20kg dan 0 % = 0kg Kompos
Seresah Tanaman
M2 = Menggunakan Jerami 75 % = 15kg dan 25 % = 5kg Kompos
Seresah Tanaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17
M3 = Menggunakan Jerami 50 % = 10kg dan 50 % = 10kg Kompos
Seresah Tanaman
M4 = Menggunakan Jerami 25 % = 5kg dan 75 % = 15kg Kompos
Seresah Tanaman
M5 = Menggunakan Jerami 0 % = 0kg dan 100 % = 20kg Kompos
Seresah Tanaman
Faktor II : Pupuk
P0 = Tanpa Pupuk
P1 = Menggunakan Pupuk ZA 1% = 3kg + SP36 1% = 3kg
Kombinasi perlakuan antara komposisi bahan utama dengan pemupukan
diperoleh 10 kombinasi perlakuan (Tabel 5) dan dari 10 kombinasi perlakuan
tersebut diulang 3 kali sehingga diperoleh 30 satuan percobaan
Tabel 5. Perlakuan Kombinasi Media Utama dan Pupuk Pada Media Tanam
Jerami dan Kompos
Seresah Tanaman
M1
M2
M3
M4
M5

Pupuk
P0
M1P0
M2P0
M3P0
M4P0
M5P0

P1
M1P1
M2P1
M3P1
M4P1
M5P1

Keterangan :
1. M1P0

:Menggunakan Jerami 100 % : 0 % Kompos Seresah Tanaman dan
Tanpa Pupuk.

2. M1P1

:Menggunakan Jerami 100 % : 0 % Kompos Seresah Tanaman dan
Menggunakan Pupuk 1 % ZA + 1 % SP36.

3. M2P0

:Menggunakan Jerami 75 % : 25 % Kompos Seresah Tanaman dan
Tanpa Pupuk.

4. M2P1

:Menggunakan Jerami 75 % : 25 % Kompos Seresah Tanaman dan
Menggunakan Pupuk 1 % ZA + 1 % SP36.

5. M3P0

:Menggunakan Jerami 50 % : 50 % Kompos Seresah Tanaman dan
Tanpa Pupuk.

6. M3P1

:Menggunakan Jerami 50 % : 50 % Kompos Seresah Tanaman dan
Menggunakan Pupuk 1 % ZA + 1 % SP36.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
7. M4P0

:Menggunakan Jerami 25 % : 75 % Kompos Seresah Tanaman dan
Tanpa Pupuk.

8. M4P1

:Menggunakan Jerami 25 % : 75 % Kompos Seresah Tanaman dan
Menggunakan Pupuk 1 % ZA + 1 % SP36.

9. M5P0

:Menggunakan Jerami 0 % : 100 % Kompos Seresah Tanaman dan
Tanpa Pupuk.

10. M5P1

:Menggunakan Jerami 0 % : 100 % Kompos Seresah Tanaman dan
Menggunakan Pupuk 1 % ZA + 1 % SP36.

M1P0
(I)

M1P1
(II)

M2P0
(I)

M2P1
(III)

M3P0
(I)

M3P1
(II)

M4P0
(I)

M4P1
(II)

M5P0
(I)

M5P1
(III)

M1P0
(III)

M1P1
(I)

M2P0
(III)

M2P1
(I)

M3P0
(III)

M3P1
(I)

M4P0
(II)

M4P1
(III)

M5P0
(II)

M5P1
(I)

M1P0
(II)

M1P1
(I)

M2P0
(II)

M2P1
(II)

M3P0
(II)

M3P1
(III)

M4P0
(III)

M4P1
(I)

M5P0
(III)

M5P1
(II)

Keterangan :
I,II,III : Ulangan
M
: Bahan Utama
P
: Pupuk
Gambar 2. Denah Plot Percobaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19
D. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian meliputi bahan dan media tanam (perendaman,
pencampuran, pengomposan, inkubasi, pemeliharaan dan pemanenan).

1. Pembuatan Media Tanam
a. Persiapan Bahan
Jerami, bekatul, kapas, kapur, pupuk kompos, pupuk ZA, pupuk SP36
disiapkan dan ditimbang sesuai dengan formulasinya.

b. Perendaman
Perendaman jerami juga berfungsi untuk melunakkan bahan – bahan
tersebut agar mudah diuraikan oleh jamur. Perendaman dilakukan dengan cara
memasukkan bahan – bahan tersebut ke dalam karung plastik secara terpisah
untuk mengurangi kehilangan serbuk – serbuk tersebut selama perendaman.
Perendaman dilakukan selama 12 jam, setelah itu ditiriskan.

c. Pencampuran
Masing – masing bahan yang telah direndam tersebut dicampur dengan
bahan – bahan (Gambar 3) lainnya yang telah ditimbang sesuai dengan
formulasinya. Pencampuran dilakukan secara merata dan diusahakan tidak ada
gumpalan karena dapat mengakibatkan komposisi media yang diperoleh tidak
merata sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Gambar 3. Pemberian Dedak pada Media Jerami

d. Pengomposan
Proses pengomposan dimaksudkan (Gambar 4) untuk mengurangi
senyawa – senyawa kompleks dalam bahan – bahan dengan bantuan mikroba
sehingga diperoleh senyawa – senyawa yang lebih sederhana yang lebih mudah
dicerna oleh jamur sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur akan lebih baik.
Pengomposan dilakukan dengan cara menimbun campuran masing –
masing formulasi tersebut kemudian menutupnya secara rapat menggunakan
plastik selama 5 hari, 10 hari dan 15 hari. Proses ini dipertahankan suhu maksimal
50o C dengan kadar air 50 – 65 % dan pH 6 – 7.
Secara sederhana untuk mengetahui kadar air 50 – 65 % dapat dilakukan
dengan cara mengepalkan adonan. Adonan yang baik adalah bila adonan tersebut
membentuk gumpalan tetapi mudah dihancurkan kembali. Tingkat keasaman
media (pH) dapat diukur dengan kertas pH, apabila terlalu asam dapat
ditambahkan kapur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Gambar 4. Proses Pengomposan

2. Sterilisasi
Setelah pengomposan, media disusun dalam rak - rak setebal 15 - 20 cm.
proses berikutnya adalah sterilisasi media. Sterilisasi dilakukan dengan
mengalirkan uap air panas selama 10 jam dengan suhu puncak 65 – 70o C
(Gambar 5). suhu dipertahankan pada 50o C selama 50 jam. Apabila budi daya
jamur merang dilakukan dalam skala besar, sterilisasi media dilakukan dengan
sistem tunnel yaitu sterilisasi dalam ruangan khusus.

Gambar 5. Proses sterilisasi media jerami

Gambar 5. Proses Sterilisasi Media Jerami

3. Penyebaran Bibit
Setelah temperatur turun menjadi 35o C, 24 jam kemudian bedengan
dalam rak – rak siap ditanami bibit. Bibit yang diperlukan 250 g/m2. Bibit yang
sudah digunakan sudah dipisahkan tidak berupa gumpalan lagi. Bibit tersebut
ditebarkan diseluruh permukaan media tanam. Setelah peletakan bibit, jendela dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22
pintu ditutup selama tiga hari. Temperatur dalam ruangan dipertahankan 35o C
untuk memberikan kesempatan miselium tumbuh dan beradaptasi.

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan jamur merang meliputi penyiraman media tanam dan
melakukan penyiangan terhadap gulma atau jamur lain. Penyiraman dilakukan
pada saat miselium belum membentuk tubuh buah, apabila sudah terbentuk tubuh
buah maka tubuh buah akan busuk atau gembos.

5. Pemanenan
Jamur merang sudah dapat dipanen setelah berumur 10 – 14 hari sejak
penanaman. Panen bisa dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur sebulan.
Setelah dipanen 4 – 5 kali, dibiarkan dahulu selama 2 – 3 hari baru bisa dipanen
kembali. Jamur merang harus segera dipanen sebelum mekar, yaitu kancing dan
stadium telur. Jamur yang telah mekar mutunya rendah. Hal ini biasanya
disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang tidak merata. Waktu pemanenan yang
baik adalah sore hari, sekitar pukul 15.00 WIB. Kadang – kadang pada pagi
harinya ada jamur yang sudah stadi telur sehingga harus segera dipetik. Cara
memanen jamur merang sangat mudah, tetapi harus dilakukan secara hati – hati.
Pemetikan dapat dilakukan menggunakan tangan atau pisau tajam. Tangan
dan pisau dicuci dengan alkohol. Pada saat memetik jamur, sediakan keranjang
untuk menampung hasil panen. Letakkan jamur yang telah dipetik ke dalam
keranjang dan lakukan dengan hati – hati.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23
Berikut ini langkah – langkah yang bisa dilakukan dalam memanen jamur
merang:
1. Buka plastik perlahan - lahan.
2. Usahakan air embun di penutup plastik tidak menetes ke media jamur
yang sedang tumbuh, karena tidak menyebabkan jamur busuk.
3. Jamur diambil berdasarkan tingkat kedewasaan dengan cara dipotong
dengan pisau tajam yang steril. Lakukan dengan hati – hati, jangan sampai
media rusak.
4. Jamur yang sudah panen sebaiknya tidak disimpan didalam lemari es
karena bisa meleleh. Cukup diangin – anginkan atau disimpan dalam
plastik yang berlubang.
5. Setelah panen dilakukan, plastik ditutup kembali seperti semula. Media
kering sebaiknya disemprot dengan air hangat terlebih dahulu agar jamur
yang masih stadium jamur dan kancing tidak membusuk.

E. Parameter Pengamatan
Pengamatan dimulai dari tingkat penyebaran miselium sampai dengan
berat segar hasil panen jamur merang, ketika jamur memasuki 10-14 hari sejak
penanaman.
Parameter pengamatan yang digunakan antara lain:
1. Jumlah badan buah per m2 yakni menghitung berapa jumlah badan buah
yang dipanen dari tiap m2 dan dihitung dalam satuan buah.
2. Berat segar badan buah yakni badan buah jamur ditimbang berat segarnya
tiap panen total panen, kemudian berat segar badan buah tersebut
dijumlahkan sebagai hasil berat segar tiap m2 dan dihitung dalam satuan
kilogram (kg) per m2.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24
3. Diameter tudung buah yakni jamur yang telah dipanen diukur diameternya
yaitu pada bagian tudung buah dengan menggunakan jangka sorong dan
dihitung dalam satuan cm.

F. Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam
yang sesuai dengan rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap
faktorial. Pengaruh perlakuan diuji dengan uji F tabel pada taraf 5%. Apabila F
hitung lebih kecil daripada F tabel 5% maka perlakuan dinyatakan tidak berbeda
nyata, tetapi apabila F hitung lebih besar daripada F tabel 5% maka perlakuan
dinyatakan berbeda nyata. Pengujian lebih lanjut dengan uji BNT 5% untuk
mendapatkan perlakuan yang paling berpengaruh.
Persamaan umum RAL faktorial adalah (Sastrosupadi, 2000) :
Y ijk = μ + αi + βj + (αβ)ij +εijk
Keterangan :

γij

= Nilai pengamatan untuk faktor α media utama (jerami : kompos daun
taman) pada taraf ke-i, fakor β pupuk (ZA + SP36) pada taraf ke-j dan
pada ulangan ke-k

µ

= Nilai tengah umum

αi

= Pengaruh faktor α media utama (jerami: kompos daun taman) pada taraf
ke-i

βj

= Pengaruh faktor β pupuk (ZA + SP36) pada taraf ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi αβ pada faktor α taraf ke-i, faktor β taraf ke-j

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

εijk

= Pengaruh galat pada untuk faktor α pada taraf ke-i, fakor β pada taraf
ke-j . Interaksi αβ yang ke-i dan ke-j serta ulangan ke-k

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. J umlah Badan Buah/m 2
Berdasarkan hasil analisa ragam terhadap data pengamatan jumlah badan
buah akibat perlakuan M1 berbagai bahan utama dan penambahan pupuk ZA dan
SP36 0% menunjukkan hasil yang tidak nyata dibanding pada perlakuan M2, tapi
menunjukkan interaksi sangat nyata pada perlakuan M3, M4, dan M5 (Tabel
Lampiran 1). Hasil pengamatan saat tumbuhnya jumlah badan buah pada
perlakuan berbagai bahan utama dan penambahan pupuk dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Rerata Jumlah Badan Buah Akibat Pengaruh Komposisi Media Tanam
dan Penambahan Pupuk Pada Jamur Merang.

Bahan Utama
(M)
M1
M2
M3
M4
M5

Jumlah Badan Buah/m2
Tanpa pupuk (P0)
Pupuk (P1)
22,333 ab

12,667 a

14,000 a

16,333 ab

16,000 ab

25,000 b

14,000 a

16,333 ab

14,333 a

26,333 b

BNT 5% = 10.631

Ket : *angka rata – rata perlakuan yang didampingi oleh huruf yang sama pada
perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT
5%
**M1 : Jerami 100% + Kompos 0 %
M2 : Jerami 75% + Kompos 25%
M3 : Jerami 50% + Kompos 50%
M4 : Jerami 25% + Kompos 75%
M5 : Jerami 0% + Kompos 100%

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

P0 : ZA + SP36 0%
P1 : ZA + SP36 1%

27

Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan media 100% kompos dengan
penambahan ZA dan SP36 1% (M5P1) menghasilkan jumlah badan buah yang
paling banyak walaupun tidak berbeda nyata dengan M1P0, M1P1, M2P0, M2P1,
M3P0, M3P1, M4P0, M4P1, dan M5P0. Pada perlakuan pemberian pupuk ZA dan
SP-36 tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk, begitu juga dengan
perlakuan media dengan menggunakan bahan jerami dan kompos seresah
tanaman.
Pengukuran jumlah badan buah digunakan untuk mengetahui perbedaan
prosentase tumbuh jamur pada media merang (jerami) dan kompos seresah
tanaman. Jumlah badan buah hasil interaksi jerami dan kompos (M) dengan pupuk
ZA dan SP36 (P) dapat dilihat pada gambar 6 histogram rerata jumlah badan

Rerat a Jumalah Badan Buah/ m 2

buah.
30,000

26,333

25,000
25,000

22,333

20,000
15,000

12,667

16,333 16,000
14,000

16,333
14,000

14,333

10,000
5,000
0,000
M1

M2

M3

M4

M edia Ut ama
Tanpa Pupuk

Pupuk

Ket : M1 : Jerami 100% + Kompos 0 %
M2 : Jerami 75% + Kompos 25%
M3 : Jerami 50% + Kompos 50%
M4 : Jerami 25% + Kompos 75%
M5 : Jerami 0% + Kompos 100%
Gambar 6. Histogram Rerata Jumlah Badan Buah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

M5

28

Gambar 6, dapat diketahui bahwa pemberian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN KARDUS DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG Pengaruh Penambahan Kardus Dan Air Leri Terhadap Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Yang Ditanam Pada BAGLOG.

0 5 15

PENGARUH PENAMBAHAN KARDUS DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG Pengaruh Penambahan Kardus Dan Air Leri Terhadap Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Yang Ditanam Pada BAGLOG.

0 2 15

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Hasil Jamur Merang (Volvariella volvaceae).

0 0 16

PENDAHULUAN Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Hasil Jamur Merang (Volvariella volvaceae).

0 1 4

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Hasil Jamur Merang (Volvariella volvaceae).

0 0 14

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae).

0 0 7

PEMANFAATAN JERAMI DAN BLOTONG KERING SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PEMANFAATAN JERAMI DAN BLOTONG KERING SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae).

0 0 13

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PEMANFAATAN JERAMI DAN BLOTONG KERING SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae).

0 0 11

Kata Kunci: Jamur merang, Formulasi media, Ketebalan media PENDAHULUAN - Tanggap Pertumbuhan Jamur Merang Terhadap Formulasi Dan Ketebalan Media

0 0 6

KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae).

0 0 17