DETERMINAN PERTUMBUHAN ANAK 6-8 TAHUN DI DAERAH ENDEMIK GAKI

-

1)ETERMINAN PERTUMRUHAN ANAK 6 R TAHUN
Dl UAERAH ENDEMIK GAKI
Oleh : Rasuki Rudiman
ARSTRAK
Pertumhuhan yang diuk~trdari tinggi hadan pada anak usia 6-8
tahun di daerah endemik Gangguan Akibat Kurang lodium (GAKI)
cenderrng lehlh huruk daripada di daerah non-endemik. Oleh
karena pertumhuhan merupakan hasil interaksi berhagai faktor,
baik internal maupun eksternal, maka determinan pertumbuhan di
s d i a p daerab akan berbeda. Penelitian ini mengungkapkan determinan pertumbuhan d i daerah endemik GAKI. Rancangan
penelitian kasus-knntrol dipilih dengan kasus ditentukan sehagai
anak 11sia6-8tah~tnyang turnhuh di daerah endemikdan mengalami
gangguan pertumhuhan; sedangkan kontrol adalah anak yang berjenis kelamin dan berusia relatip sama (toleransi tiga bulan) yang
tttmbull di daerah yang sama pula serta tidak mengalami gangguan
perlsmhuhan. lleterminan dianalisis dari regresi ganda logistik
pad21 52 pasang sampel. Penyl~sunanmodel regresi menggunakan
paket analisis SPSS versi 3.1. Hasil analisis memberi petunjuk
hahwa faktor tinggi hadan ayah tidak memberikan risiko terhadap
pertumhtlhan anak: sedang faktor tinggi hadan ibu memberikan

risiko terhadap pertumbuhan anak sehesar 2.72 (1.08-fi.R3). Faktnrfaktor lain tidak dapat dlsimpulkan dan masih m e m e r l ~ ~ k a n
penelitian lebih lanlat. (Penelit.Gizi Makan 1993.16 :45-52).
Rndahuluan
ertumhuhan anak haru masuk sekolah dasar (6-8 tahun) di daerah endemik Gangguan
P A k i b a t Kurang lodium (GAKI) cenderung lebih buruk dari anak pada usia yang sama di
daerah non-endemik. Yada penelitian tinggi badan anak baru masuk sekoiah dasar (1)tersirat
bahwa prevalend gi-likurang anak haru masuk sekolah di daerah endemik lebih tinggi daripada
di daerah non-endcmik.
Pertumbuhan dipcngaruhi oleh hanyak faktor(2, 3). Faktor tersebut secara garis besar
dapat dibednkan dala~ndua kelompok, yaitu faktor internal (herediter, metaholisme, dll) dan
faktor lingkungan (cnvironment: konsumsi, penyakit, dll). Oleh karena faktor lingkungan yang
berbeda, terutama di negara-negara yang sedang herkernbang lebih dominan pengaruhnya
terhadap pertumhuh;~nanak, maka determinan untuk setiap daerah akan berbeda pula.
Tulisan ini mengungkapkan basil penelitian di daerah endemik GAKl dengan tujuan
mempelajari faktor dcterminan pertumbuhan anak di daerah tersebut. Wlisan ini diharapkan
berguna bagi petitgas di daerah endemik GAKI dalam melakukan pendekatan masalah
perbaikan gi7i.

Pertumbuhan Anak di Daerah GAKl


46

Penelitian ini dilaksanakan di daerah endemik GAKI di Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang. Untuk mencapai tujuan penelitian, dipilih rancangan kasus kontrol. Kasus dalam
penelitian adalah anak usia 6-8 tahun yang tinggal di daerah endemik GAKl yang mengalami
gangguan pertumhuhan; scdangkan kontrol adalah anak yang berjenis kelamin dan berusia
sama (toleransi umur 3 bulan) yang tidak mengalami gangguan pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan yang dimaksudkan adalah anak yang tinggi badannya lebih kecil
dari -2.5 simiang baku (SB) dari baku normal tin& badan WHO-NCHS untuk kelompok
umur dan jenis kelamin yang sesuai. Di lain pihak anak yang tidak mengalami gangguan
pertumbuhan adalah anak yang tinggi badannya pada posisi lebih besar dari -2.0SB pada baku
yang sama.
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus (4) :

untuk :
pl
p
a
,8


=p, Rl [ l + p o (R-1)l
=0.5(pt+po)
=0.05
=O.lO

Dengan rumus ini diperoleh jumlah sampel yang harus dikumpulkan paling sedikit 50 anak
untuk setiap kelompok. Pada penelitian ini terkumpul52 pasangsampel, yaitu 52 untuk sampel
kasus dan 52 untuk sampel kontrol.
Data yangdikumpulkan mencakup riwayat penyakit anak, tinggi dan berat-badan anak dan
tinggi badan orangtua, pembesaran kelenjar gondok pada anak dan ibunya, riwayat melahirkan
ibu sampel, dan keadaan ekonomi keluarga sampel. Pada penelitian ini tidak mungkin dapat
dikumpulkan riwayat konsumsi pangan anak karena tidak ada catatan tentang makanan yang
diberikan kepada anak dan tidak mungkin pula diperoleh informasi tentang riwayat pangan
anak sejak bayi hingga saat penelitian herdasarkan ingatau ibu.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh ahli gizi Puslitbang Gizi, ahli gizi
di daerah dan lima orang mahasiswa tingkat terakhir Akademi Gizi, Yogyakarta . Penelitian
dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut.
Peneliti menentukan daerah penelitian atas dasar informasi ahli gizi kabupaten Magclang
dan BLKM Salaman. Kemudian, pemilihan kasus dilakukan dengan cara mengukur tinggi
hadan dim hcrat hadan anak kelas 1-3.Tinggi badan diukur denganrnikrotoise dan berat badan

anak dengan timbangan pegas. Pengukuran dilaksanakan dalam keadaan anak tanpa alas kaki
tctapi masih mcnggunakan pakaian sekolah. Prosedur baku(5) lainnya masih diikuti.
Kesalahan hasil timbang dengan timhangan pegas dikoreksi dengan hasil penimhangan yang
menggunakan timbangan-imhang Derecro. Hasil pengukuran antropometri ini kemudian

Basuki Budiman

dihitung nilai Z-skornya, kemudian dihuat kerangka sampcl unluk kasus dan i~ntukkontrol.
Sesudah itu kegiatan herikutnya memilih kasus dan kontrol secara random sederliana .
Setelah kegiatan-kegiatan tersehut di atasselesai, pengumpulan data lainny;~dilaksanakan
dengan bantuan mahasiswa yang telah dilatih tentang pengisian daftar pertanyaan yang
digunakan untuk penelitian ini. Pada tahap ini, pcngumpulan data dilakukan ilari rumah ke
rumah sampel yangterpilih. Sebagian hcsardata dikumpulkandengan cara wawancara, kecuali
data antropometri dan pembesaran kelenjar gondok.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap; dari cara yangsederhana (distril>usi dan tabel
silang) sampai pada penyusunan model regresi ganda (regresi logistik). Analisis ditujukan
untuk mendeteksi determinan pertumbuhan dengan pertumbuhan sebagai kclu:rran (peubah
tak bebas; dependent variable) dan laktor lain sehagai masukan (peuhah behas; independent
variable1 predictor). Faktor lain dimasukkan ke dalam model dengan menggunakan beberapa
metoda. Dari bclxrapa model yang dipcroleh, model maksimal dan model terbaik disajikan

dalam tulisan ini. Pada waktu menyusun model, digunakan paket analisis SPSS vcrsi 3.1.

Pertumbuhan dapat diukur dari beberapa segi, antara lain berat badan (somatic growth)
dan tinggi hadan (linear growth). Pada tulisan ini, pertumhuhan yitng dibahas adalah pertumbuhan linear. Rata-rata tinggi badan anak umur 7 dan 8 tahun, laki-laki dan pcrempuan di
daerah endemik disajikan pada Tabell dan dibandingkan dengan hasil penelitian Abunain (1).
~

.

~

- - - -

-

- -

~~

r i b i c - ~ = t a - r a t a tinggi badan anak usia 7-8 tahun menurut jenis kelamin di daerah]


Kolom (2,3,6,7) h a 4 penelitian di daerah cndcmik
Kolom (4,5,8,0) hasil penelitian Ahunain, D., dkk
Secara rata-rata postur tuhuh anak di daerah endemik lebih pendck dibanding di daerah
non-endemik. Rata-rata tinggi hadan anak di daerah endemik lebih rendahdari anak di daerah
non endemik. Perbcdaan rata-rala [inmi hadan yang dicapai lebih rendnh antara 4-8 sentimeter dan tampak hahwa dengan pertamhahan umur, rata-rata tinggi hadan anak di daerah
endemik ccnderung tctap tcrtinpgal. Pada anak laki-laki di dacrah endemik hcda rata-rata
tinggi badan anak ;int;lr umur ad;tlah 3 5 scntimctcr dan pads anak pcrcn1pu;in 2.2 srntimeter.
Pada anak laki-laki dan perempuan di daerah non-endemik, perhcdaan terscbut masingmasing adalah 2.2 sentimeter.

Pertumhuhan Anak di Daerah GAKl

Hasil pengujian model disajikan padaTabel2dan Tabel 3. Susunan model maksimal adalah
Pertumbuhan (STG) sebagai keluaran dengan prediktor,
GOND
TB-A
ED-I
TB-I
AN-L


: goiter pada anak
: Tinggi badan ayah
: Pendidikan ibu

Tin@ badan ihu
.

: jumlah anak yang

dilahirkan
AN-H
GO-I
NO-A

I

: jumlah anak yang hidup
!

goiter pada ibu


Berat badan waktu lahir
pernah menderita campak
pernah menderita batuk rejan
pernah diare berat
pernah keluar cacing
mobiliras keluarga keluar daerah
keadaan ekonomi keluarga
umur anak waktu disapih

BBL
CAMK
BATK
DlAR
CACG
MOBL
EKON
AS I

: nomor anak


Tabel 2.

Model reeresi
pcrtumbuhan anak 6-8 tahun dl daerah endemid
- lwistik wnda
.
GAKI schelum dikeluarkan
prediktor-prediktor
yang tldak
.. berpcngaruh.
.
- - ..--.. .-. ---.. . ,...-. ..- -.-...- .. ---.-.--... .~h*diktor
beta
S.E.
Wald
df
sig
/


I

/

-

..

. .

-

. . .

-2

...........

.


TB-A
ED-I
TB-I
AN-L
AN-H
GO-I
NO-A
BBL
CAMK
BATK
DlAR
CACG
MOBL
EKON
AS1
CONS

- --

-.05

.13

._._..........I.

.12

......................................

1

.73

0

Likelihood : (XZ = 127.46; d l = 87; Sig = .003)

'lhble Klasiflkasi STG
lkrprediksi
0
1

!

n

1

1
-.

1

Ketepatan (%)

14
38
keseluruhan
--

73.08 YO
70.19 YO
--

-

Pertumbuhan Anak di Daerah GAKl

Bahasan

Rata-rata tinggi badan anak di daerah endemik GAKl lebih pendek dibandingkan anak
pada usia yang sama di daerah non-endemik. Di lain pihak kecepatan pertumbuhan terutama
pada anak perempuan sama di kcdua daerah itu (2.2 cm per tahun). Ini menjadi petunjuk
bahwa pertumbuhan anak sekolah dasar di daerah endemik tersebut sedang mengejar (catching up) anak di daerah non-endemik.
Oleh karena gangguan pertumbuhan merupakan hasil interaksi berbagai macam faktor (2,
3, 6). maka sangat sulit untuk mengatakan faktor-faktor risiko secara individual sebagai
penyebab gangpan pertumbuhan. Bahkan Cameron (7) mengungkapkan bahwa anak yang
pernah mengalami kwasiorkor pun dapat mengalami catch-up setelah usia sekolah. Perlu
direnungkan pula pernyataan Waterlow (8) bahwa defsiensi gizi secara keseluruhan dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan, tetapi yang jelas bahwa pertumbuhan tidak hanya
dipengaruhi oleh keadaan gidkurang.
Hasil analisis regresi ganda logistik, member; petunjuk bahwa model regresi yang disajikan
ini hanya dapat menjelaskan 70 persen sebab-sebab gangpan pertumbuhan tersebut; sedang
30 persen lagi adalah faktor-fator di luar model tersebut. Faktor-faktor yang belum diikutkan
dalam model ini adalah faktor konsumsi pangan dan penggunaannya dalam tubuh. Faktor ini
jelas tidak reliabel dikumpulkan untuk rancangan penelitian yang digunakan. Idealnya, faktor
konsumsi dikumpulkan dari catatan konsumsi pangan anak selama 6-8 tahun atau informasi
riwayat konsumsi dikumpulkan melalui ingatan ibu. Namun kedua ha1 ini jelas tidak mungkin
dilakukan karena budaya pencatatan konsumsi pangan tidak ada. Di samping itu sangat tidak
sahih mengandalkan daya ingat ibu sclama 6-8 tahun.
Dari model yang diperolch, diketahui bahwa tinggi badan ibu berperan sangat penting.
Anak yang mengalarni gangguan pertumbuhan hampir tiga kali tergantung pada tinggi badan
ibunya dibandingkan anak yang tidak mengalami gangguan pertumbuhan. Peranan ini
merupakan petunjuk kuatnya peranan faktor individu ibu pada pertumbuhan anak. Di lain
pihak, peranan faktor individu ayah dalam model yang diperoleh, sama sekali tidak tampak
pengaruhnya; terbukti dari pengeluaran faktor tinggi badan ayah (TB-A) dari model, tidak
mempengaruhi koefisien model dan kemampuan prediksi model tersebut.
Pembesaran kelenjar gondok yang merupakan cerminan dari defisiensi iodium secara
kumulatif dan yang selama ini dipercaya berpengaruh terhadap pertumbuhan, ternyata tidak
menunjukkan determinasinya. Koutras(9)dan Bautista (10) telah pulamengungkapkan bahwa
defisiensi iodium tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan.
Oleh karena itu, gangguan pcrtumbuhan yang terjadi pada anak di daerah endemik
kemungkinan besar discbabkan oleh faktor-faktor bukan kekurangan iodium, walaupun terdapat pcrbedaan rata-rata t i n a i badan anak dengan anak daerah non-endemik. Kemungkinan
perbedaan faktor lingkungan antara dua daerah itu dan perhedaan faktor konsumsi anak juga
mcmpengaruhi pertumhuhan tersebut.

Basuki Budiman

Tahel2. merupakan model regresi dengan semua prediktor yang mungkin menyebabkan
terjadi gangguan pertumbuhan anak. Faktor-faktor yang dimasukkan dalam model meliputi
faktor herediter, faktor internaldan faktor eksternalanak. Model regresiini dapat menjelaskan
kejadian gangguan pertumbuhan sebesar 70 persen. Di lain pihak, Tabel 3 merupakan model
regresi dengan mengeluarkan prediktor tinggi badan ayah yang tidak berpengaruh dan tidak
mempengaruhi kemampuan prediksinya. Tampak hahwa kemampuan prediksi model ini
(Tabel 3) tetap 70 persen dan koefisien regresi (B) relatif tetap.

I
I

1

%be1 3. Model m .s i l d-s t i k g.
a n d a vertumbuhan anak6-8 tahun dl daemh

/M I"

''

GOND

ED-I
TB-I
AN-L
AN-H
GO-I
NO-A
BBL
CAMK
BATK
Dl AR
CACG
MOBL
EKON
AS1
CONS

- ---

endemik GAKl scsndah dikeluarkan prediktor tinggi badan ayah
. - .. .
-.-. .
. . ..
..
Beta
S.E.
W.U
df
slg
R
Odd I
Rasio
. .
...
. . ..... ..
. . - ..
........ . . .
. .. ............
. ..............
.
-J
-.44
.47
93
1
3-3
0
. f 3~
-.24
.46
.!8
1
1.0
.47
4.51
1
-.I9
.41
.21
1
.59
.37
2.49
1
-.I4
.lo
.13
1
-.32
.28
1.33
1
.50
.66
.57
1
-37
.46
.62
1
-.78
.59
1.51
1
.63
1.68
1
.49
.28
.48
.36
1
-.I7
.48
.I3
1
.68
48
2.04
1
.02
.03
.42
1
-1.93
1.22
.2.50
1

- 2 Log Likelihood : (X2 = 127.46; df

-

=

-

87; Sig = ,003)

'Igble Klasinkasl STG

Terprediksi
0
1
0
1

Ketepatan (%)

temmati (Observasi)
0
1
-

-

0
1

35
17
14
38
keseluruhan
-

Modcl regresi ini merupakan model yang terhaik karena pengeluaran setiap prediktor dari
model ternyata menurunkan kemampuan prediksinya. Tampak bahwa pengaruh terbesar dan
nyata adalah tinggi badan ibu (TB-I) dengan rasio odd sebesar 2.72 (1.08-6.83). Prediktor
lainnya tampak kurang kuat andilnya dalam pcrtumhuhan anak, walaupun beberapa di antaranya rasio-oddnya mencapai hampir 2.

Basuki Budiman

51

Namun demikian, disadari hahwa model yang diperoleh tidak lertutup oleh kemungkinan
dari bias informasi. Kelemahan dalam pcngumpulan data sepcrti daya ingat ihu, kelemahan
instrumen yang digunakan mungkin terjadi.

Tinggi badan yang mencerminkan gangguan prtumbuhan pada anak usia 6-8 tahun di
daerah endemik GAKl lebih rendah dibandingkan tin@ badan anak usia yangsama di daerah
non endemik. Dari model regresi yang diperoleh, peranan tinggi badan ibu berpengaruh
terhadap tinggi badan yangdicapai. Faktor-faktor lain tidak dapat disimpulkan karena kecilnya
peranannya pada pertumbuhan anak.
Saran
Jumlah sampel yang herhasil dikumpulkan dalam penelitian ini kurang mendukung untuk
dilakukan analisis multistrata,sehingga diperlukan penelitian denganjumlah sampel yanglebih
besar untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.
Ucapan Terimakasilt
Penulis mengucapkan terimakasih alas bantuan semua pihak yang telah membantu terlaksananya pcnelili;~nini. Secara khusus rasa tcrimakasih ini saya sampaikan kepada Sdr. Ir. Agus
Sartono., Sdr. tot,^ Castro, SKM., Retno Indriyastuti, SKM; Ir. Sihadi yang denpan sukarela
telah memberikan bantuanya baik secara material maupun spiritual
Bantuan tenaga untuk pcngumpulan data dengan dedikasi yang tinmi dari Saudarasaudara Bambang Supangkat, F. Waluyo, Sctyawan Winarso dan B. Rami'un tidak dapat kami
lupakan. Oleh karena itu melalui tulisan ini saya sampaikan terimakasih. Tidak lupa saya
sampaikan terimakasih pula kepada Drh. Wijayasa, AG sebagai direktur Akademi Gizi
Yogyakarta yang telah mengijinkan mahasiswanya untJk membantu penelitian ini.
Bantuan yangsangat besar dan sangat herarti dari Bapak Achmad kepaladesa N~argoretno
yang telah menampung penulis dan tcman-teman selama melaksanakan penelitian. Kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga ALLAH, SWT. memhalas amal budi baiknya.

i
baru masuk sekolah dasar schagai indiki~torsosial
1. Abunain, D; dkk. Status g i ~ anak
ekonomi penduduk. Bogor: Puslitbang Gizi dan KLH, 1987. Laporan penelitian
2. Garn, S.M; M. Rohinow; and S.M. Bailey. Genetic and nutritional interaction. Dalam:
Nutritional and Growth. D. B. .lelliffe and E. F.Patrice Jelliffe (eds). New York: Plenum
Press, 1979.

3. Gibson, R. S. Principles of nutritional assessment. New York: Oxford Univ. Press., 1Wh
155-183.

I

52

Pertumbuhan Anak di Daerah GAKl

4. Schlesselman, I. J. Case control studies : Design, conduct and analysis. New York: Oxford
Univ. Press, 1982, p 145.

5. Jeliffe, D. 33; and E. E P. Jelliffe; A. Zerfas; and C. G. Neumann. Community nutritional
assessment. New York; Tokyo: Oxford Univ Press, 1989.
6. Kcller, W. Epidemiology in stunting dalam linear growth retardation in less developed
countries. J. C. Waterlow (ed). New York: Raven Press, 1988
7. Cameron, N,F! R. Jones; A. M. Moodie; et. al. Timing and magnitudeof adolescene growth
in heigt and weight in cape coloured children after kwashiorkhor. J Pediatric 1986,109 (3):
548-555.
8. Waterlow, J. C. Linear growth retardation in less developed countries. (Preface). New York:
Raven Press, 1988.
9. Koutras, D. A; G. Kristakis; D. 'Richopulos; A. Dakou Vontetaki; P. Fontanares; D. F!
Livadas; D. Gatsioj; and B. Malamos. Endemicgoiter in Greece: nutritional status, growth
skeletal development of goitrous and non goitrous population. Am J Clin Nutr 1973.;
26:1360-1368
10. Bautista, Arturo; P. A. Baker; J. T. Dunn; May Sanchez. Lack correlation between thyroid
size and body growth in area of endemic goiter. Am J Clin Nutr 1982,30:275-279

Dokumen yang terkait

KETERSEDIAAN DAN KELAYAKAN RUANGAN PELAYANAN PUSKESMAS BERDASARKAN TOPOGRAFI, DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI DI INDONESIA (Availability and Eligibility of Primary Health Center Room for Services Based on Topography Demography and Geography in Indonesia)

0 0 10

ANALISIS PENCAPAIAN TARGET PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MENURUT JENIS PUSKESMAS DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

0 0 12

GAMBARAN SIKAP BIDAN TERHADAP KEBIJAKAN JAMPERSAL DI KABUPATEN SAMPANG (Descriptions of Midwives Attitudes on Delivery Insurance Scheme Policy in Sampang District)

0 0 12

DISTRES EMOSIONAL DI KALANGAN REMAJA DENGAN PENYAKIT KRONIS DI INDONESIA: TANTANGAN PROGRAM KESEHATAN REMAJA (Emotional Distress Among Indonesian Youth with Chronic Disease: Challenge of Youth Health Program)

0 0 7

STUDI HARGA DAN KETERSEDIAAN OBAT PADA RUMAH SAKIT, PUSKESMAS DAN APOTEK DI DKI JAKARTA (Medicines Prices and Availability in Primary Health Cares, Hospitals and Retail Pharmacies in DKI Jakarta)

0 0 7

CIRI-CIRI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN: KAITANNYA DENGAN KIE GIZI, PANGAN DAN KESEHATAN

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI ASAM AMINOBERCABANG TERHADAP PRESTASI PEJUDO DI PUSLATNAS JUDO CILOTO, JAWA BARAT

0 0 12

PREVALENSI ANEMIA ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH PENGHASIL DAN BUKAN PENGHASIL SAYURAN HIJAU DI KABUPATEN BOGOR

0 0 13

POLA KONSUMSI MAKANAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI

0 0 11

TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR UNTUK ANAK USIA 6-36 BULAN YANG DITUJU MASYARAKAT KOTA

0 0 6