BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Kabupaten Solok Selatan - Batombe(Tradisi Masyarakat di Daerah Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

2.1 Kabupaten Solok Selatan

  Kabupaten Solok Selatan merupakan hasil dari perjuangan panjang yang dimulai sejak tahun 1950-an yang ditandai dengan diadakannya Konferensi Timbulun. Pada Konferensi Timbulun saat itu digagas rencana pembentukan sebuah Kabupaten dengan nama Kabupaten Solok Selatan yang memasukan wilayah Kecamatan Pantai Cermin (Surian), Sungai Pagu (Muaro Labuh) dan Sangir (Lubuk Gadang) yang di resmikan pada tanggal 7 januari 2004.

  Kabupaten Solok Selatan berada pada jajaran Pegunungan Bukit Barisan yang termasuk dalam daerah Patahan Semangka. Posisi daerah secara geografis berada pada 01° 17’ 13” - 01° 46’ 45” Lintang Selatan dan 100° 53’ 24”- 101° 26’ 27” Bujur Timur. Dengan luas wilayah lebih kurang 3.590 Km²,Tepatnya berada di bagian Selatan Provinsi Sumatera Barat. Batas-batas wilayah Kabupaten Solok Selatan adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi), Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan, Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Dharmasraya, dengan Ibu Kotanya Padang Aro dengan jumlah Penduduk saat ini tercatat sebanyak 133.861 jiwa, terdiri dari 65.826 jiwa laki-laki dan 68.035 jiwa perempuan.

  Di kabupaten Solok Selatan terdapat 7 kecamatan yaitu, Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, Sangir Batang Hari, Sungai Pagu, Pauh Duo dan Koto Parik Gadang Diateh. Secara keseluruhan Kabupaten ini terdiri dari 39 nagari dan 215 jorong. Tiap Kecamatan ini memiliki luas yang bervariasi. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Sangir Batang Hari dengan luas 752 km2 dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dengan luas 673 km2. Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Sangir Jujuan dengan luas 279 km2 dan Kecamatan Pauh Duo dengan luas 265 km2. Beberapa objek wisata yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan seperti gunung kerinci, air terjun, arung jeram batang liki, air malanca, pemandian air panas, tugu PDRI, Kebun teh, rumah gadang Istana Rajo Balun, dan lain-lain.

2.2 Kecamatan Sangir Batang Hari

  Kecamatan Sangir Batang Hari berdasarkan letak geografis berada pada 01° 00’ 59” - 01° 22’ 24” Lintang Selatan dan 101° 11’ 04”- 101° 38’ 09” Bujur Timur, berada pada ketinggian 350 meter dari perukaan laut,dengan curah hujan 230.96 mm/bln. Luas daerah Kecamatan Sangir Batang Hari Adalah 279 km2dan batas daerahnya:

  Sebelah Utara : Kabupaten Dharmasraya Sebelah Selatan : Kecamatan Sangir Jujuan Sebelah Barat : Kabupaten Dharmasraya Sebelah Timur : Kabupaten Dharmasraya Kecamatan Sangir Batang Hari terbagi dalam 7 (Tujuh) Nagari yaitu:

  Nagari Ranah Pantai cermin (RPC), Nagari Abai, Nagari Sitapus, Nagari Susun Tangah, Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan, Nagari Lubuk Ulang Aling Tengah, dan Nagari Lubuk Ulang Aling.

  

Tabel 1: Persentase Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

  1 Lahan Sawah 136.66

  0.49

  2 Bangunan & Halaman Sekitarnya 2.090.4

  7.47

  3 Tegal/Kebun 288.82

  1.03

  4 Ladang/Huma

  95.40

  0.34

  5 Sementara Tidak Diusahakan

  38.54

  0.14

  6 Hutan Negara 20.482

  71.31

  7 Perkebunan 4.694.9

  16.77

  8 Lahan Kering Lainnya 174.28

  0.62

  9 Rawa-Rawa

  10 Padang Rumput Jumlah 28 001 100.00

  Sumber: Kantor UPTD Pertanian Kec. Sangir Batang Hari Nagari Abai Menurut tambo Minangkabau, orang Minangkabau adalah keturunanIskandar Zulkarnain yang pernah berkuasa sampai ke India abad ketigasebelum Masehi. Mereka datang ke Selatan dan kandas di Gunung Merapitepatnya di suatu tempat yang bernama Pariangan. Dari sanalah merekaberkembang dan menyebar ke sekitar Gunung Merapi yang dikenaldengan

  Luhak Nan Tigo yaitu, Luhak Tanah Agam, Luhak Tanah Datar danLuhak Lima

  Puluh Koto. Dari ketiga luhak inilah mereka menyebar lagike daerah lainnya seperti Solok, Pasaman, Pesisir Selatan, Pariaman, danSawah Lunto Sijunjung.

2.3 Kenagarian Abai

  Kenagarian Abai adalah salah satu nagari yang ada di Kecamatan SangirBatang Hari Kabupaten Solok Selatan. Daerah ini dilalui oleh Sungai BatangHari dengan lingkungan berbukit yang membentang. Pada masa OrdeBaru, Nagari Abai merupakan daerah IDT (Inpres Daerah Tertinggal) danterisolir.

  Tertinggal pada bidang pendidikan, informasi, maupun kualitassumber daya manusia. Akses untuk sampai di Nagari Abai begitu sulit.

  Menurut riwayat yang diterima oleh penghulu-penghulu yang adasekarang yakni Niniak Nan Batigo yaitu Inyiak Pintu Basa, Inyiak Talanainan Sati, dan Inyiak Rajo Tuo, asal kata abai berasal dari obay atau ma obay yangartinya saling menghubungi atau saling peduli antara satu sama lainnya. Dan di sebelah barat Nagari Abai terdapat Sungai Batang Hari yang tumbuhsebatang kayu yang bernama Sangiu, dari nama kayu itulah maka diberilah nama Nagari Abai menjadi Abai Sangir.

  Pada waktu itu Nagari Abai terdiri dari dua desa yaitu: Desa Tanjung Bungo dan Tanjung Puan yang kehidupan masyarakatnya sangat bersahaja.

  Seiring dengan semangat Reformasi tahun 1998 oleh mahasiswa dan disambut oleh segenap masyarakat secara Nasional dan kebijakan Pemerintahan Pusat yang melaksanakan Otonomi Daerah tersebut maka pada tahun 2003 dimekarkannya Kabupaten Solok Selatan dari Kabupaten Solok yang awalnya dipimpin oleh Pjs.

  Bupati Solok Selatan Alm. Bapak Aliman Salim yang kemudian berlanjut dengan di komandio oleh Bapak Bupati Syafrizal. J.M.Si dan Bapak Wakil Bupati Nurfirmanwansyah, kemudian melalui pesta demokrasi pada tahun 2010 Solok Selatan dipimpin oleh Bapak H. Muzni zakaria,M.Eng dan Drs. H. Abdul Rahman, SH. MH yang sampai sekarang ini masih menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati.

  Pada awal berdiri Kabupaten Solok Selatan pada Kecamatan Sangir Batang Hari hanya terdiri dari 3 Nagari, berdasarkan kerjakeras tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Sangir Batang Hari Maka dimekarkannya:

1. Nagari RPC (Ranah Pantai Cermin) dari Abai 2.

  Nagari Sitapus dari Nagari Dusun Tangah 3. Nagari Lubug Ulang Aling Selatan 4. Nagari Lubug Ulang Aling Timur Proses pemekaran Nagari tersebut diatas bermula dari mausyawarah seluruh unsur Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Pemuda dan Bundo Kanduang. Secara geografis Nagari Abai berbentuk miring (rencong) yang berjarak 32 km dari ibu Kota Solok Selatan. Jumlah penduduk saat ini berjumlah 4.933 jiwa dengan jumlah KK 1.411 yang secara pemerintahan dibagi kepada 8 jorong yaitu:

1. Jorong Kapalo Koto 2.

  Jorong Limo Suku 3. Jorong Simpang Ampek 4. Jorong Aur Duri 5. Jorong Pasa Lamo 6. Jorong Pasa Baru 7. Jorong Batu Nago 8. Jorong Batu Kadunduang.

  

Tabel 2:Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jorong Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

  1 Limo Suku 150 143

  2 Simpang Ampek 212 249

  3 Aur Duri 473 490

  4 Pasa Baru 394 391

  5 Pasa Lamo 488 513

  6 Batu Nago 221 218

  7 Batu Kadunduang

  97

  85

  8 Kapalo Koto 403 406

Jumlah 2.438 2.495

  (Data Tahun 2013)

2.3.1 Penduduk

  Jumlah penduduk Negari Abai terdiri dari 2.438 laki-laki dan 2.495 perempuan.

  Tabel 3: Jumlah Penduduk Nagari Abai Berdasarkan Kelompok Umur No Umur Jumlah 1 0-12 bulan 124 2 1-5 tahun 354 3 5-6 tahun 138 4 7-15 tahun 911 5 16-21 tahun 396 6 22-59 tahun 2.536 8 60 tahun > 175

  Bertitik tolak dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 80% dari seluruh penduduk Nagari Abai terdiri dari kelompok usia yang produktif.

  Luas Kenagarian Abai setelah pemekaran lebih kurang 10.000 hektar. Daerah Abai tersebut pada awalnya merupakan sebuah Desa, dan pada tahun 2004 dimekarkan menjadi Kenagarian Abai dengan Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan. Kenaagarian Abai Memiliki batas pemerintahan dengan kenagarian lainnya.

1. Sebalah utara berbatas dengan Nagari RPC 2.

  Sebalah selatan berbatas dengan Nagari Sitapus 3. Sebalah timur berbatas dengan Nagari Talanun maju 4. Sebalah barat berbatas dengan Nagari Lubuk Ulang Aliang

  Sekitar 60% dari seluruh wilayah Kenagarian Abai terdiri dari hutan yang telah dimanfaatkan dalam bidang perkebunan yang dikelolah oleh perusahan.

  Sedangkan 40% dimanfaatkan untuk perumahan dan perkabunan-perkebuanan milik masyarakat Kenagarian tersebut. Yang pada umumnya sebagian besar penduduk masyarakat Kenagarian Abai perekonomiannya bertani.

  Karena itu mayoritas masyarakat Kenagarian Abai menggantungkan perekonomian dengan bertani terutama perkebunan kelapa sawit, karet, padi, kakao, serta kopi dan sebagainya. Sedangkan sebagian lagi dari masyarakat Abai bekerja sebagai pegawai sipil, pedagang/pengusaha dan karyawan.

  

Tabel 4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan / Usaha

No. Jenis Kelamin Jumlah Keterangan

  1 PNS

  35 Orang

  2 TNI/POLRI

  1 Orang

  3 Pedagang 200 Orang

  4 Karyawan 500 Orang

  5 Tani 2.760 Orang

  6 Lain-lain 850 Orang

  (Data Tahun 2012) Sebagian besar masyarakat Abai merupakan etnis Minangkabau yang terdiri dari 14 Suku yaitu: Melayu Rumah Dalam. Melayu Kampung Dalam,

  Melayu Gading, Melayu Rumah Baru, Melayu Sei. Baye, Melayu Sigintir, Panai Tangah, Panai Lundang, Caniago, Sikumbang, Kutianyir, Tigo Lareh, Melayu Durian, Melayu Palak Anau, Melayu, Kampai, Panai Andaleh, Panai Sinelo dan Panai. Yang mana tiap suku tersebut dipimpin oleh kepala.

  “Kamanakan barajo ka Mamak, Mamak barajo ka Panghulu, Panghulu barajo ka

   Bana, Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” 16 Tabel 5: Daftar Niniak Mamak/Kepala Persukuan Kamanakan barajo ka Mamak, Mamak barajo ka Panghulu, Panghulu barajo ka Bana, Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah artinya keponakan rajanya yaitu paman, paman rajanya penghulu adat atau raja adat, raja adat rajanya kebenaran, adat mempunyai aturan, aturan adat mengaju pada kitab suci al-qur’an

  No Suku Ninik Mamak/Datuk

  13 Melayu Durian

  Agama yang dianut oleh masyarakat Nagari Abai 100% beragama Islam dengan paham Al-qur’an, Hadist serta Sunnah Rasull. Sebagai mana kebiasaan masyarakat Islam pada umumnya, setiap hari besar islam selalu diperingati oleh masyarakat di Mesjid-mesjid, ataupun di surau-surau yang ada di Nagari Abai, seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, selain itu yang tak pernah dilupakan adalah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra’-Mi’raj.

  2.3.2 Agama

  19 Panai P. Majoindo

  18 Panai Sinelo Z. DT. Tahijar

  17 Panai Andaleh Z. DT. Tahijar

  16 Kampai M. DT. Saridano

  15 Melayu M.DT. Labuan

  H. DT. Tanameh

  14 Melayu Palak Anau

  H. SH. Rajo Tuo

  12 Tigo Lareh STA. DT. Rajo Penghulu

  1 Melayu Rumah Dalam S. Tuanku Rajo Putih

  11 Kutianyir M. DT. Saribaso

  10 Sikumbang N. DT. Penghulu Sati

  9 Caniago N. Inyik Talanan Sati

  8 Panai Lundang J. DT. Pahlawan

  7 Panai Tangah Ismail DT. Lipati

  6 Melayu Sigintir S. DT. Simajolelo

  5 Melayu Sei. Baye J. DT. Bandaro Kayo

  4 Melayu Rumah Baru L. DT. Rajo Panjang

  3 Melayu Gading N. Tuanku Sutan Ibrahim

  2 Melayu Kampung Dalam I. Tuanku Rajo Lelo

  2.3.3 Kultur

  Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Minangkabau, maka pelaksaan adat Minangkabau sangat kental dan masih dirasakan pada saat ini yang berpijakan ”Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang masih sangat dijujung tinggi oleh masyarakat Kenagarian Abai. Kehidupan beradat dan beragama dengan catatan nilai-nilai adat ditopang oleh nilai-nilai agama. Sesuatu kegiatan menurut adat dapat dibenarkan, maka nilai-nilai yang terkandung di dalamnya otomatis sesuai dengan agama. Sehingga dalam pelaksanaan upacara- upacara yang berbentuk budaya di kenagarian Abai tak lepas dari nilai-nilai adat Minangkabau.

  Dalam bidang seni tradisional, masyarakat Abai masih memakai kesenian tradisi Batombe di upacara-upacara tertentu, karena kesenian ini sangat erat hubungannya dengan adat-istiadat di kenagarian Abai. kesenian ini selalu ditampilkan pada upacara-upacara adat Nagari misalnya dalam bentuk pesta perkawinan, turun mandi, pengangkatan penghulu, dan alek Nagari lainnya.

  Kesenian tradisi Batombe merupakan salah satu potensi seni budaya lokal yang menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma adat di kenagarian tersebut. kesenian tradisi ini masih eksis di masyarakat tersebut karena bagi mereka kesenian tradisi ini merupakan bentuk atau cerminan pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini masih terlihat dalam isi-isi pantun atau syair-syair yang terdapat pada kesenian tradisi Batombe.

2.3.4 Sarana Peribadatan

  Untuk sarana ibadah bagi umat Islam, terdapat sebanyak 4 buah mesjid dan beberapa mushallah yang terbesar di 5 Jorong yang ada di Nagari Abai yaitu:

1. Mesjid Nurul Ulum

2. Mesjid Raya Abai 3.

  Mesjid Batu Kanduduang 4. Mesjid BPSJ

  Pada masing-masing mesjid dan mushallah yang ada, telah berdiri TPA/TPSA dan BKMT sebagai wadah untuk memperdalam ilmu baca Al-qur’an dan Agama Islam dengan perkembangan cukup mengembirakan sehingga pada setiap hari rabu selalu diselenggarakan BKMT dan MTQ pada bulan Rahamdhan.

2.3.5 Pemuda dan Olahraga

  Pembangunan disektor pemuda dan olahraga salah satu bidang yang cukup besar perhatian Pemerintah Nagari, dengan kesungguahan dan kerjasama yang baik dan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Nagari yang sangat luas, Pemuda Nagari telah mampu untuk membangun Nagari kearah yang positif dan

  

  berkembang “Parik Paga Dalam Nagari” Dilihat dari segi olahraga sepakbola, Organisasi pemuda telah banyak menggalakan turnamen antar kampung maupun open turnamen yang mengundang daerah dalam kabupaten maupun dari luar kabupaten solok selatan. Kegiatan ini dilakukan 2 sampai 3 kali setahun, selain itu pemuda telah membentuk tim sepakbola yang dibina dari usia muda, yang kemudian hari akan biasa menjadi pesepak bola handal yang dimiliki Nagari Abai.

17 Parik paga dalam nagari adalah salah satu Lembaga Nagari yang mempunyai tugas sebagai

  kelompok pelindung masyarakat