BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental 2.1.1 Pengertian Plak Dental - Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

  2.1.1 Pengertian Plak Dental

  Plak dental merupakan suatu biofilm bakteri yang kompleks yang

  20 berhubungan dengan spesies bakteri berbeda bersama-sama dalam satu lingkungan.

  Plak gigi secara klinis didefinisikan sebagai substansi kuning keabu-abuan terstruktur yang melekat pada permukaan keras intraoral, termasuk restorasi lepasan

  10 dan restorasi permanen.

  2.1.2 Struktur dan Komposisi Plak Dental

  Plak gigi secara luas dapat digolongkan sebagai supragingiva dan subgingiva plak. Plak Supragingiva ditemukan pada atau di atas margin gingiva dan kemungkinan berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak subgingiva ditemukan

  20 di bawah margin gingiva.

  Plak gigi terutama terdiri dari mikroorganisme dan 1 gram plak (berat basah)

  11

  mengandung sekitar 2x10 bakteri. Lebih dari 325 spesies bakteri yang berbeda dapat ditemukan dalam plak dengan potensial lebih dari 500 spesies yang tercatat pada sampel rongga mulut. Mikroorganisme yang bebas bakteri juga ditemukan dalam plak dan ini termasuk spesies mikoplasma, protozoa, dan virus. Mikroorganisme yang ada dalam matriks intraselular tersebut juga berisi beberapa sel

  20 pejamu, seperti sel-sel epitel dan leukosit.

  Sekitar 70-80% kandungan plak terdiri dari mikroba dan sisanya mewakili matriks ekstraseluler. Matriks interseluler sekitar 20% dari massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva, dan bakteri. Bahan organik matriks tersebut termasuk polisakarida, protein, glikoprotein dan lipid. Komponen anorganik terdiri dari kalsium, magnesium, sodium, potasium, dan fluorida. Garam anorganik konten tertinggi pada permukaan lingual bagian bawah. Ion kalsium ternyata dapat membantu adhesi antara bakteri dan antara bakteri dan pelikel. Sumber organik dan anorganik komponen adalah terutama air liur dan sebagai peningkatan konten mineral, massa plak dapat berkalsifikasi ke bentuk

  20 kalkulus.

2.1.3 Tahap-tahap Pembentukan Plak

  Tahap-tahap yang berbeda dalam pembentukan plak terdiri dari tiga tahap, yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder dan pematangan

  20 plak.

2.1.3.1 Pembentukan Pelikel

  Dalam hitungan detik protein saliva membersihkan lapisan tipis dari permukaan gigi yang sebagian besar glikoprotein yang diendapkan pada permukaan gigi (serta pada restorasi dan gigi palsu). Lapisan ini mengakuisisi pelikel tipis saliva (0,5µ) halus, tidak berwarna, transparan, dapat melekat pada permukaan gigi, dan dapat dihapus hanya dengan gesekan. Menimbulkan elektrostatik antara hidroksiapatit dan komponen saliva tertentu seperti glikoprotein. Pada awalnya

  20 pelikel adalah bebas bakteri.

  Komponen khas pelikel pada berbagai daerah komposisinya bervariasi. Pengamatan terhadap pelikel enamel yang baru terbentuk ( 2 jam ) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, dimana pelikel

  20 dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif.

  Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan) jaringan. Selain itu pelikel

  20 merupakan substrat dimana bakteri dari sekitarnya akan melekat.

2.1.3.2 Kolonisasi Awal

  Kolonisasi awal hanya membutuhkan waktu beberapa menit, setelah itu pelikel langsung terdeposit oleh populasi bakteri. Bakteri dapat terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu terjadi perlekatan dengan pelikel dan agregasi bakteri juga dilapisi oleh glikoprotein saliva. Pada orang primitif dimana dietnya alami dari makan yang keras dan berserat pada permukaan oklusal dan area kontak dari subjek cukup mengenai seluruh permukaan sehingga deposit bakteri sangat minimal. Ketika dietnya lunak gigi yang digunakan hanya terkena sedikit atau tidak sama sekali dan mendorong terjadinya deposit dari bakteri. Akumulasi terbesar dijumpai pada sisi yang tersembunyi pada bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari lidah. Pada regio interdental yang berada dibawah daerah kontak

  20 merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak terbesar.

  Pada beberapa jam pertama jenis Streptococcus dan sedikit perlekatan dari

  

Actinomyces pada pelikel merupakan awal dari kolonisasi. Selama jam pertama pada

  beberapa hari terjadi pertumbuhan dari populasi bakteri dan menyebar keluar dari permukaan gigi, dimana dibawah pemeriksaan mikroskop elektron terlihat bentukan organisme tersebut seperti skyscrapers pada satu lapisan yang terbaik dari permukaan gigi tersebut. Terdapat kolom pararel dari bakteri yang dipisahkan oleh ruang sempit, dan proses pertumbuhan plak merupakan deposisi dari jenis baru dalam bentuk ruang. Terdapat perlekatan deposit jenis baru yang merupakan perintis bakteri yang menggunakan molekul spesifik dan mekanismenya. Pada awal ini, jenis bakteri yang baru dari saliva atau sekitar membran mukosa yang muncul pada bakteri secara alami dari permukaan gigi, dan perlekatan oleh karena adanya interaksi dengan kesiapan perlekatan bakteri plak. Hubungan ini diketahui sebagai coaggregations dan merupakan perantara terhadap perlekatan spesifik dari protein yang terjadi antara sel-

  20 sel tersebut.

  Pembentukan plak supragingiva juga dipelopori oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida ekstraseluler yang diikuti dengan keterikatannya pada gigi dan yang lainnya termasuk Streptococcus mitior, S. Sanguis,

  

Actinomyces dan A. Naeslundi. Dua tahap pembentukan plak ini membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena ikatan multiplikasi internal dan deposisi pada permukaan gigi. Meskipun, multiplikasi internal sangat lambat sampai

  20 plak tersebut menjadi matur.

2.1.3.3 Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak

  Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan mengambil keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat pertumbuhan plak dan metabolismenya. Pertama-tama pada proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak adalah adanya inflamasi gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini termasuk pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang lebih dalam, dan ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Ini merupakan hasil penyediaan nutrisi dari serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan bakteri lain memiliki kebutuhan metabolisme yang berbeda untuk masuk kedalam plak, dan ini termasuk gram negatif rods seperti jenis Prevotella,

  

Porphyromonas , Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah 7-11

  hari, kompleksibilitas dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaran bakteri motil seperti Spirocaeta dan Vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan perbedaan dalam jumlah dan jenisnya. Pada kolonisasi sekunder ini juga bentuk dari beberapa kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva

  20 pada proses pembentukan selanjutnya.

  Pada proses ini plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merupakan tempat akumulasi bakteri dan perlekatan gigi dengan objek yang lain seperti restorasi, gigi tiruan, dan kalkulus. Pada lapisan tipis ini hampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan menggunakan disclosing agent. Pada lapisan ini terlihat adanya deposit warna kekuningan atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur atau irigasi, tetapi dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat gigi. Hal semacam ini sering ditemukan pada permukaan organ pengunyahan dari bagian yang

  20 tidak bergigi sampai pada bagian yang bergigi, ketika pembentukan deposit terjadi.

  2.2 Kontrol Plak

  Kontrol plak pada umumnya merupakan langkah-langkah pencegahan yang bertujuan untuk menghilangkan plak gigi dan mencegah munculnya kembali. Hal ini

  18 dapat dicapai baik secara mekanis maupun khemis.

  2.3 Obat Kumur

  Obat kumur telah digunakan untuk beberapa tujuan seperti membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan, sebagai pembawa agen antibakteri untuk mencegah atau mengurangi akumulasi plak, mengandung anti-karies, fluorida, dan mengurangi aktifitas produksi mikroorganisme. Biasanya obat kumur dianjurkan digunakan selama 30 detik dua kali sehari, sebelum atau sesudah menyikat gigi. Pemakaian obat kumur hanyalah merupakan suplemen dan bukan pengganti prosedur pembersihan mekanis dengan sikat gigi dan dan alat pembersihan mekanis lainnya. Efek samping menggunakan obat kumur secara berlebihan diantaranya adalah perubahan pengecapan rasa, perubahan warna pada gigi dan lidah, ekosistem rongga mulut terganggu, deskuamasi mukosa mulut, mukositis, erythema multiforme, pertumbuhan

  21 subur candida albicans .

  2.4 Stroberi

  Stroberi dikenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa belanda, aardbei adalah sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di Indonesia, buah ini disebut stroberi, dan dijumpai kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies paling umum di tanam untuk dijual adalah hasil dari penyilangan Fragaria x ananassa. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman

  19 semak.

2.4.1 Klasifikasi Tanaman Stroberi

  Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman stroberi di klasifikasikan sebagai berikut :

19 Divisi : Spermatophyta

  Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Rosaceae Genus : Fragaria Spesies : Fragaria spp.

  Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. Virgiana L. Var Duchesnes asal Amerika Utara dengan F.

  Chiloensis L. Var Duchesnes asal chili.

  19 Gambar 1. Fragaria x ananassa

  19 Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x ananassa var Duchesnes.

  19

2.4.2 Kandungan Buah Stroberi

2.4.2.1 Catechin

  Catechin dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans melalui dua

  cara yaitu sebagai bakterisidal dan menghambat proses glikosilasi. Kemampuan katekin sebagai bakterisidal adalah mendenaturasi protein dalam sel bakteri sehingga

  5

2.4.2.2 Naringin

  Naringin mempunyai banyak aktifitas biologik seperti sebagai antioksidan,

  efek antimutagenik, analgesik, dan anti inflamasi. Naringin telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab penyakit periodontal dan mikroorganisme lain yang secara umum terdapat di rongga mulut.

  2

2.5 Indeks Pemeriksaan Klinis

2.5.1 Indeks plak (Plaque Index)

  Indikator dalam perhitungan skor akumulasi plak gigi adalah menggunakan kriteria Loe&Silness, dan pemeriksaan dilakukan pada semua gigi. Lokasi untuk tiap gigi yang diperiksa adalah bukal, mesiobukal, distobukal dan lingual. Skor plak pada satu gigi didapat dengan menjumlahkan skor plak pada tiap sisi permukaan gigi yang dibagi dalam empat sisi. Indeks plak dihitung dengan menjumlahkan skor plak pada semua gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.

  16 Tabel 1. Indeks Loe & Silness

  Skor Kriteria Tak ada plak

  1 Lapisan tipis plak terdapat antara margin gingiva dan permukaan gigi yang berdekatan. Plak terlihat pada ujng prob ketika prob dilewatkan pada permukaan gigi diantara margin gingiva dan gigi

  2 Terdapat penumpukan plak yang sedang pada didalam saku dan tepi gingiva dan permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat dengan mata telanjang

  3 Terdapat penumpukan plak pada permukaan gigi atau saku gingiva dan sudah dapat dilihat dari jauh Kriteria penilaian indeks plak Loe & Silness adalah :

  a). Baik : 0 - 0,9

  b). Sedang : 1 - 1,9

  c). Buruk : 2 - 3

2.6 KerangkaTeori

  Obat kumur ekstrak stroberi 5%

  Catechin Naringin

  sebagai bakterisidal dan menghambat proses glikosilasi.

  Streptococcus mutans

  Menghambat pertumbuhan bakteri

  Actinobacillus actinomycetemcomitans

  dan Porphyromonas gingivalis Kolonisasi bakteri plak

  Akumulasi plak

2.7 Kerangka Konsep

  Indeks Plak (Loe & 10ml Obat Kumur

  Ekstrak Stroberi 5% Silness)

  Variabel tidak terkendali Variabel terkendali

  1. Diet

  1. Waktu dan frekuensi

  2. Sosial ekonomi menyikat gigi

  2. Metode menyikat gigi

  3. Jenis pasta gigi dan sikat gigi

  4. Lama berkumur

  5. Frekuensi berkumur

  6. Volume obat kumur

Dokumen yang terkait

BAB II PENGERTIAN DAN DEFINISI PAJAK DAN PAJAK HOTEL DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. DEFINISI PAJAK 1.Pengertian Pajak - Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Rantau Prapat Berdasarkan Perda Kabu

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Rantau Prapat Berdasarkan Perda Kabupaten Labuhanbatu Nomor 6 Tahun 2011

0 0 23

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemupukan Pupuk Organik Cair Dan Aplikasi Pupuk Dasar NPK

0 0 8

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemupukan Pupuk Organik Cair Dan Aplikasi Pupuk Dasar NPK

0 0 13

Tanggap Tiga Varietas Kedelai Terhadap Pemberian Rhizobium Di Gawangan Karet TBM 1

0 0 31

Tanggap Tiga Varietas Kedelai Terhadap Pemberian Rhizobium Di Gawangan Karet TBM 1

0 0 11

Tanggap Tiga Varietas Kedelai Terhadap Pemberian Rhizobium Di Gawangan Karet TBM 1

0 0 17

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Redesign Pakaian Pelindung Dingin Pekerja Cold Storage Di Pt Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan Berdasarkan Insulation Required (Ireq) Dan Metode Value Engineering

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN - Redesign Pakaian Pelindung Dingin Pekerja Cold Storage Di Pt Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan Berdasarkan Insulation Required (Ireq) Dan Metode Value Engineering

0 1 8

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

0 1 20