Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Agama Terhadap Pembinaan Karakter Bangsa : Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen

PERAN AGAMA-AGAMA

DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Tinjauan dari Perspektif Agama Kristen
Dr. Jacob Daan Engel
Mariska Lauterboom, MATS

PENDAHULUAN

Apa yang menyebabkan mutu, kualitas hidup dan moralitas

Kristen semakin merosot? Semakin jarang kita temui suara-suara keras
didikan dan pengajaran yang tegas akan standar moral dan karakter
Kristen dibawakan di mimbar-mimbar. Orang Kristen semakin dibuai
dengan berbagai janji Tuhan, jaminan kemakmuran, jaminan pemulihan,
dan

jaminan

kesembuhan.


Kehidupan

bergereja

jus*"ru

semakin

menggiring orang Kristen terpisah dengan dunia luar (Kristian, 2012).
Kita cenderung eksklusif membangun dunia kita sendiri. Perayaanperayaan gerejawi dan kristiani tanpa kita sadari justru semakin
membuat kita menjadi asing di mata masyarakat sekitar. Meskipun

banyak kegiatan-kegiatan spektakuler di gereja digelar sebagai wujud
kepedulian terhadap dunia, sayangnya kebanyakan acara dan kegiatan
tersebut hanya bisa dipahami oleh kalangan gereja sendiri, dan hanya
menjadi tontonan masyarakat, yang sebenarnya membutuhkan sesuatu
yang lebih konkrit, sesuatu yang lebih nyata bisa dirasakan dan

tersentuh. Padahal gereja memiliki tanggung jawab terbesar dalam hal

ini adalah tanggung jawab dalam Pendidikan Agama Kristen.
Media

Indonesia,

massa

yang

menyebutkan

menyoroti

masyarakat

tentang

mulai

dunia


pendidikan

memandang

bahwa

pendidikan di Indonesia saat ini mengalami suatu penurunan karakter

di dalam diri peserta didik. Peserta didik mulai marak menampilkan

sikap yang tidak berkarakter. Artinya banyak peserta didik yang sikap

dan perilakunya sudah tidak sesuai dengan norma yang berlaku
sehingga memunculkan karakter buruk. Banyaknya tawuran antar geng
di dalam komunitas pelajar dan mahasiswa, menyebarnya video mesum,

penggunaan alkohol, narkoba, rokok dan maraknya kasus pelecehan
seksual.


Peranan Agama Kristen memfasilitasi untuk membentuk nilainilai moral dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Peranan

Agama Kristen berpengaruh pada pola perilaku yang mengacu pada
kualitas moral dan karakteristik yang mengandung makna (meaning)
yaitu values (nilai-nilai) dan kepribadian. Nilai mengacu pada kualitas
moral yaitu spiritual pribadi setiap individu

sebagai inti kekuatan

[power) dalam kepribadian dan bukan bagian yang terpisah dari
kepribadian (De Braine, 2007).
ORIENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Pendidikan Agama

Kristen

berfungsi

sebagai


penyampaian

kebenaran yang dinyatakan Tuhan dalam Alkitab (Homrighausen,
1985). Dengan kata lain, Pendidikan Agama Kristen hendak memberikan

suatu pengajaran yang mendalam kepada peserta didik yang berpusat
pada Alkitab. Dengan itu, Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu
pendidikan yang berpangkal kepada persekutuan umat Tuhan dan
digambarkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hal itu dapat

dilihat dari terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan
Allah. Pendidikan Agama Kristen juga berpokok kepada Allah sendiri

,

karena Allah yang menjadi Pendidik Agung bagi umat-Nya dapat dilihat
,

di dalam kisah Abraham, Ishak dan Yakub dalam Alkitab.


Perjanjian

Lama

mendeskripsikan

Bangsa

Israel

sering

menggunakan perayaan hari-hari raya sebagai sarana dalam mengajar
dan menghibur karena lewat hal tersebut bapa-bapa menceritakan
kepada anak-anaknya tentang pimpinan dan berkat Tuhan pada masa

lampau.
18


Pendidikan dimulai dari rumah tangga

(keluarga)

,

dan

diteruskan dalam kebaktian-kebaktian umum serta di dalam pengajaran
tentang Taurat Tuhan. Tuhan Allah sebagai pusat dan tujuan segala

pendidikan

masyarakat

Bangsa

Israel,

maka


segala

hal-ihwal

masyarakat umum dipelajari dan diatur dalam terang Penyataan Tuhan.
Perjanjian Barupun menjelaskan Pendidikan Agama Kristen
melalui tokoh Yesus, cara hidup jemaat mula-mula dan kehidupan Rasul
Paulus. Yesus Kristus telah meneladankan kepada kita bagaimana

mengajarkan dan menyampaikan Pendidikan dengan baik. Selain
sebagai penebus dan pembebas, Yesus Kristus juga menjadi seorang
guru yang Agung. la sangat disegani dan dihormati oleh orang sebangsa

sebagai seorang pengajar yang mahir dalam ilmu ke-Tuhanan, sehingga
la mendapat sebutan Rabbi. Yesus mengajar dimana saja (di atas bukit,
dari dalam perahu, disisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah yang
sederhana dan di rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar
agama dan pemerintah bahkan sampai dikayu salib sekalipun). Dalam


pengajaranNya, Yesus juga tidak mengenal waktu (siang-malam). Ia

bersedia menerangkan jalan keselamatan dan Kerajaan Surga yang telah
datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepadaNya.
Cara mengajar Yesus sangat istimewa Dia tidak membentangkan
,

sesuatu ajaran dengan menyuruh orang mempercayai-Nya tetapi la
,

menolong mereka berpikir dan menarik kesimpulannya sendiri dari apa
yang telah dijelaskanNya kepada mereka. la juga menyatakan diri
sebagai seorang guru yang tidak ada taranya karena la adalah
"

kebenaran". Metode-metode yang dipakai Yesus dalam mengajar dan
perlu dipelajari oleh guru dan dosen masa kini antara lain : bercerita,
perumpamaan,

pertanyaan


yang

kemudian

menjadi

bahan

pengajaranNya, serta praktek. Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa

ternyata pendidikan Agama Kristen sudah dirintis dan dimulai sejak
Perjanjian Lama sampai dengan saat ini

.

19

KARAKTERISTIK AGAMA KRISTEN


Berlandaskan pada orientasi Pendidikan Agama Kristen dalam
Alkitab Perjanjian Lama dan Baru, serta ajaran Yesus, dirumuskan

karakteristik Agama Kristen sebagai berikut.
1

.

FIGHTING SPIRIT (SEMANGAT JUANG)

Fighting spirit merupakan suatu kekuatan spiritual yang dimiliki

pribadi setiap individu, memberdayakannya melewati masa-masa sulit,
untuk mencapai meaning of life dan sukses menggapai masa depan
penuh harapan. Fighting spirit merupakan usaha memperoleh eksistensi

yang otentik dan penuh. Artinya, hidup bersatu dengan Allah dan
mengalami transformasi diri yang sesuai dengan kehendak Tuhan
(McGrath, 1992). Mohamad Ali seorang petinju kelas brat dunia pernah
berucap bahwa seorang juara itu bukan di dalam gym, tetapi kekuatan
spiritual yang

dimilikinya

memotivasinya

pada visi, impian

dan

kemauan, mencapai sukses dan kebahagiaan.

Menurut Rasul Paulus, setiap orng memiliki fighting spirit
sebagaimana diungkapkan dalam 2 Timotius 1: 7 bahwa Sebab Allah
"

memberikan kepada kita bukan roh ketakutan tetapi Roh yang
membangkitkan

"

Kekuatan, Kasih dan Ketertiban

Kekuatan yang

bersumber pada Roh Kudus yang memberdayakan setiap orang
mengembangkan diri tetapi juga memperbaiki diri keluar dari
keterpurukan, menemukan meaning of life di setiap situasi kehidupan
yang dihadapinya. Kasih yang berorientasi pada pengabdian,
pengorbanan, perhatian dan kasih sayang tanpa pamrih. Ketertiban
berkiprah untuk membangun kehidupan spiritualitas diri dan
mendatangkan Syalom Allah di lingkungannya.
2.

[MODESTY) KERENDAHAN HATI

Kerendahan hati menggambarkan seluruh pengorbanan diri
penyerahan

mutlak

dan

ketergantungan

pada

kehendak

,

Allah.

Pengorbanan Kritus menjadi salah satu kedamaian yang sempurna dan
suka cita bagi penebusan dosa dunia dan manusia. Di sini kita memiliki
20

akar dan sifat kerendahan hati yang sejati. Hal ini karena kerendahan
hati yang kita miliki begitu dangkal dan lemah, Kita harus belajar dari
Yesus, bagaimana Dia adalah lemah lembut dan rendah hati. Dia

mengajarkan kita kerendahan hati yang sejati membutuhkan kekuatan
dalam pengetahuan bahwa Allahlah yang mengerjakannya senva dalam
semua.

Hanya kerendahan hati yang absolut dapat menghasilkan cinta
mutlak. Ini adalah sifat cinta menjadi tanpa pamrih, memberi. Dalam 1
Korintus

13:5,

Paulus

mengatakan bahwa

kasih

"tidak

mencari

keuntungan diri sendiri." Bahkan, untuk menyaring semua kebenaran 1
Korintus 13 menjadi satu pernyataan, kita bisa mengatakan bahwa
kebajikan terbesar dari cinta adalah kerendahan hati. Kasih Kristus dan

kerendahan hati-Nya tidak dapat dipisahkan.
Ketika Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya, menggambarkan
kerendahan hati-Nya. Mengapa? Dalam tradisi Yahudi, di pintu masuk ke
setiap rumah Yahudi ada panci besar berisi air untuk mencuci kaki yang

kotor. Biasanya, pembasuhan kaki adalah tugas dari budaK yang paling
rendah. Ketika tamu datang, ia harus pergi ke pintu dan membasuh kaki
mereka - bukan tugas yang menyenangkan. Bahkan cuci kaki mungkin
,

tugas yang paling hina dan hanya budak yang dapat melakukannya. Jadi
,

jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,

maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu (Johanes 13: 14)
Mother Theressa mendapat hadiah Nobel dunia karena
.

kerendahan hatinya terpanggil melayani borok luka yang berbau dan
,

jijik dari para pengemis disepanjang jalan Kalkuta India. Dalam suatu
wawancara dikatakannya bahwa ketika ia melakukannya bukan melihat
orangnya tetapi yang dilihatnya di wajah para pengemis itu adalah
Yesus-Yesus-Yesus.dst

.

Kerendahan

hati

Mother

Theressa

melahirkan kasih sejati tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih seperti yang
dikatakan Rasul Paulus dalam Kolose 3 : 13 "Apapun yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan tapi
,

bukan untuk manusia.

21

3

.

RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB)

Tanggung jawab adalah

kata yang dalam bahasa

Inggris

responsibility berasal dari kata response (respons/tanggapan) dan ability
(kemampuan). Tanggung jawab adalah kemampuan kita merespons
atau menanggapi tiap kejadian yang terjadi di dalam hidup kita. Jika kita
melihat dalam perspektif iman Kristen, kejadian negatif direspons

dengan nilai positif yang lebih besar, hasilnya akan menjadi positif dan

menjadi pelajaran serta pengalaman yang berharga (Matius 5:43-44).
Tanggung jawab di sini dimengerti bukan sebagai kewajiban (beban),
tetapi komitmen sebagai panggilan untuk bersekutu, bersaksi dan
melayani (Meta, 2005). Persekutuan di sini adalah persekutuan antara
Kristus sebagai Kepala dan Gereja sebagai Tubuh-Nya. Persekutuan itu
harus terjalin antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,

karena persekutuan itu bersifat dinamis (selalu bergerak, giat, tidak
kaku), dan terbuka (tidak menutup diri, tidak egois, tidak sombong).

Kesaksian yang dimaksudkan disini adalah evangelisasi sebagai bentuk
pembinaan bagi warga gereja.supaya tetap hidup, menghayati injil dari
segi perkataan maupun perbuatan, dan pekabaran Injil sebagai upaya
memberitakan Injil ke dalam dunia bagi mereka yang belum percaya.

Sedangkan melayani dihubungkan dengan pelayanan kasih, anggota
saling membantu dalam penderitaan, saling menolong yang kuat
menanggung yang lemah (Roma 15: 1), melayani orang miskin (Yakobus
2:5), mengunjungi anak yatim dan lain sebagainya.
Albert

Einstein

pernah

berkta

The

Price

of Greatness

is

Responsibility, bahwa harga sebuah kebesaran ada pada tanggung jawab.
Pernyataan tersebut mendeskripsikan dua pemahaman dalam hal
tanggungjawab.

Pada

satu

sisi,

tanggungjawab

menggambarkan

keberhasilan seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan yang
dipercayakan. Pada sisi lain ketika orang tersebut gagal atau membuat
,

suatu kesalahan, maka hal itu harus diterima sebagai suatu pengalaman
hidup yang membentuk kepribadian yang konsisten konsekuen dan
,

jentelmen. Dengan kata lain, kegagalan atau kesalahan harus diterima

22

sebagai suatu tanggungjawab dan jangan mengelak, berdalih, apalagi
mencari kambing hitam dengan melemparkan kegagalan atau kesalahan
tersebut kepada orang lain.

Apa yang dapat kita pelajari tentang tanggung jawab dalam
hubungan dengan kehidupan Yesus? Membuat suatu keputuÿan yang
benar, ketika Yesus harus menolak ajakan iblis untuk menyuruh

menjatuhkan diri dan menjadikan batu-batu menjadi roti. Keputusan
yang tepat disertai argumentasi yang benar tentang suatu kehidupan

yang tidak bergantung pada manusia tetapi mengandalkan hidup pada
Allah dan setiap Firman yang keluar dari mulut-Nya.

Yesus berpikir dan bertindak rasional, mampu bertindak tanpa
bimbingan atau pengawasan, karena berdampak pada perilaku-Nya dan

orang lain. Yesus dapat dipercaya atau diandalkan untuk melakukan halhal sendiri, karena memiliki reputasi yang sangat baik, dipercaya untuk
menangung dosa dunia dan manusia yang bukan karena perbuatan-Nya.
Dia tidak akan

sebaliknya;

menyalahkan orang lain

Yesus

memiliki

karakter

untuk setiap masalah,

untuk melakukannya

demi

keselamatan banyak orang bahkan seisi dunia.
4

.

THE SENSE OF BELONGING (MENCIPTAKAN RASA MEMILIKI)
Tuhan Yesus menciptakan rasa memiliki terhadap murid-murid-

Nya dan semua orang yang dijumpainya dengan menyapa mereka
sebagai sahabat. Aku tidak sebut kamu hamba tetapi Sahaijat (Yohanes

15:15). Sahabat sejati yang mau mengorbankan diri-Nya, dihina, dicacimaki, difitnah, dianiaya, bahkan mati di kayu salib bagi kepentingan
dunia dan manusia.

Kehadiran kita sebagai pengikut Kristus harus menciptakan rasa
memiliki, sehingga orang lain tidak menjadi canggung segan, takut
,

tetapi merasa nyaman, tentram, damai dan bahagia. Kehadiran kita
bukan

sebagai

batu-sandungan, penghambat dan kendala

,

tetapi

pembawa berkat, suka-cita, sehingga menjadi pribadi yang sehat di
lingkungan gereja keluarga dan masyarakat.
,

23

Howard Schutz pengusaha Starbucks yang sukses dan terkenal
memiliki perusahan kedai kopi 17.000 gerai di 55 negara. Menurut
Schutz kekuatan Organisasi bukan pada Organisasi dan sosok pemimpin,
tetapi pada para anggota tim. Schutz tidak menyebut anak buahnya
sebagai

karyawan

tetapi

rekan

sekerja

bahkan

menyapa

setiap

karyawan dengan kata sahabat. Demikian pula dalam pengambilan

keputusan, Schutz melibatkan bawahan yang berkompeten dalam
bidang terkait, sehingga ketika perusahaannya melakukan sosialisasi

mengenai berbagai kebijakan, cepat direspons oleh karyawan karena
mereka telah merasa memiliki perusahan itu.
5

.

CARING CPEDULI)

Markus 10: 13-16: Orang tua ingin memiliki anak-anak mereka

tersentuh oleh Yesus. Yesus peduli dengan anak-anak kecil, ketika orang
mencoba untuk menghentikan anak-anak dari Yesus, Dia menjawab,
"

Biarkan anak-anak kecil datang kepadaKu!" Anak-anak datang kepada

Yesus dan ia memberkati me

reka. Matius 14:14: Yesus menghabiskan

.

banyak waktu ketika ia berada di bumi penyembuhan orang-orang
,

sakit. la membantu seorang pria berjaian yang tidak bisa berjalan

,

seorang pria melihat yang tidak bisa melihat dan seorang wanita yang
berdarah untuk menghentikan pendarahan. Dia melakukan semua ini

dan lebih karena Dia memperhatikan nasib orang-orang yang tersakiti,
Bai Fang Li seorang tukang becak, kurus, miskin hidup di daerah
,

perkumuhan. Penghasilan dari mengayu becak selama 30 tahun

diperkirakan 455 juta rupiah, Bai Fang Li membantu 300 anak miskin di

panti asuhan Tianjin-Tiongkok. Bai Fang Li meninggal sebagai seorang

yang miskin materi tetapi kaya kebajikan, dirinya tidak dipeaulikan
tetapi memikirkan masa depan orang lain

bungkem teori tetapi

,

melimpah dalam tindakan. Pejabat pemerintah pengusaha kaya raya
,

merasa sejahtera karena seorang Bai Fang Li yang memberikan

perhatian khusus, memiliki perasaan tanggung jawab atau cinta untuk

mereka, sehingga bendera setengah tiang dan upacara kenegaraan
24

dilakukan untuk seorang tukang becak yang miskin tetapi memperkaya
banyak orang.
6

.

HOPE (PENGHARAPAN)
Dalam istilah Alkitab, harapan erat bersekutu dengin iman.

Penulis kitab Ibrani mengatakan kepada kita bahwa, iman adalah "dasar

dari segala sesuatu yang kita harapkan" (Ibrani 11: 1). Harapan, oleh
karena itu, adalah obyek atas mana kita mengarahkan fokus dan energi.

Untuk orang Kristen, harapan adalah pengetahuan bahwa kita sedang
berubah menjadi lebih baik, kita percaya pada janji-janji Allah (Roma
8:28). Ini adalah keyakinan bahwa tidak peduli keadaan, rencana Allah
bagi hidup kita "untuk kebaikan dan bukan untuk bencana, untuk
"

memberikan masa depan dan harapan (Yeremia 29: lib)
Keith Martin dalam lagu ciptaannya BECAUSE

OF

YOU, pada

tahun 1995 album rohaninya gagal promosi. Keith kecewa tetapi ibunya

adalah seorang Majelis Gereja, mendukngngnya dalam doa dengan
keyakinan, jangan menyerah sekalipun ditolak manusia tetapi Tuhan
,

Yesus

pasti

berkenan

buat

kamu

berhasil,

asalkan

kamu

berpengharapan kepada-Nya. Tahun 2001 BECAUSE OF YOU meledak

dan terlaris bahkan memberkati banyak orang. Bersandar sepenuhnya
kepada Tuhan baik dalam managerial maupun operasional pelayanan

,

Dia tidak mengecewakan kita.

Pelaut tua memandang langit dan melihat badai gelap datang.
Sebagian laut menjadi kasar dan berombak pelaut tua dengan tenang
,

menurunkan jangkar berat dirantai. Dia tahu badai akan datang Tapi dia
.

memiliki iman dipegang jangkar. Dia tahu perahunya akan berada di

sana di pagi hari. Harapanpun ditetapkan seperti pelaut itu kita
,

memiliki

"

jangkar" untuk kehidupan kita yang dapat membantu kita

berdiri cepat melalui badai kehidupan. Ini disebut harapan.

25

PERAN

AGAMA

KRISTEN

DALAM

PEMBANGUNAN

KARAKTER

BANGSA

Peranan Agama Kristen dalam rangka pembangunan karakter

mengacu pada nilai universal, sebagai nilai inti dari pendidikan moral
yang harus ditanamkan pada pribadi setiap individu

menurut

kemampuannya sehingga mengalami internalisasi dengan nilai-nilai
kejujuran, tanggung jawab, cinta dan kepedulian, keadilan, dan rasa
hormat (Lickona, 1993; 2013). Bertolak pada pemahaman tersebut dan
berdasarkan paparan tentang karakteristik Agama Krirsten, maka
peranan Agama Krirsten telah berpengaruh dalam pembangunan
karakter bangsa yang terintegrasi dalam Inti karakter, Komponen
karakter dan Elemen karakter, dideskripsikan sebagai berikut.
1

.

INTI KARAKTER

Inti karakter adalah kebajikan, yang terdiri atas enam kategori
(De Braine, 2007) dengan kfikuatan karakter dideskripsikan sebagai
berikut.
a

.

Kebijaksanaan

dan

pengetahuan

meliputi:

Kreativitas

[orisinalitas, kecerdikan) yaitu cara berpikir produktif, menciptakan

konsep dan melakukan pencapaian artistik; curiosity (keingintahuan
dan

keterbukaan

terhadap

pengalaman):

mengambil

suatu

kepentingan dalam pengalaman berkelanjutan untuk kepentingan
lembaga yang dipimpin; menemukan subyek dan topik yang
menarik; menjelajahi dan menemukan; Penilaian (berpikir kritis):
Berpikir hal-hal melalui dan memeriksa mereka dari semua sisi;

tidak

melompat

ke

kesimpulan;

mampu

mengubah

pikiran

seseorang dalam terang bukti; menimbang semua bukti yang cukup;
Cinta belajar (meng-up-date-kan diri): menguasai keterampilan
baru, wawasan, dan pengetahuan;

Perspektif (kebijaksanaan):

mampu memberikan nasihat yang bijaksana untuk orang lain;

26

memiliki cara untuk melihat dunia yang masuk akal untuk diri
sendiri dan orang lain.
b

Keberanian meliputi:

.

Keberanian (kemampuan) yaitu menyikapi

ancaman, tantangan, kesulitan, atau sakit; berbicara untuk apa yang
benar bahkan jika ada oposisi; bertindak atas keyakinan bahkan jika

tidak populer; termasuk keberanian fisik tetapi tidak terbatas untuk
itu; Ketekunan (kegigihan, kerajinan): menyelesaikan apa yang harus
dikerjakan; bertahan dalam suatu tindakan meskipun hambatan;
mendapatkan jalan keluar dalam menyelesaikan tugas; Kejujuran

(Integritas,

keaslian):

Berbicara

kebenaran

tetapi

lebih

luas

menyajikan diri dengan cara yang tulus dan bertindak dalam cara

yang benar; tanpa kepura-puraan; mengambil tanggung jawab untuk
perasaan dan tindakan seseorang; Semangat (Vitality, antusiasme,
energi): Mendekati kehidupan dengan semangat dan energi; tidak
melakukan hal-hal dengan setengah hati; menjalani hidup sebagai
sebuah petualangan; merasa hidup dan aktif.

KemanHsiaan meliputi: Cinta yaitu menilai hubungan yang dekat

c

.

dengan orang lain, khususnya mereka yang berbagi dan peduli;
Kebaikan (kemurahan hati, pemeliharaan, perawatan, kasih sayang,

altruistik, cinta) yaitu melakukan perbuatan baik bagi orang lain;
mernbantu dan merawat mereka; Kecerdasan sosial (kecerdasan

emosional, kecerdasan pribadi) yaitu menyadari motif dan perasaan
lainnya orang dan diri sendiri; mengetahui apa yang harus dilakukan
untuk masuk ke berbagai situasi sosial; mengetahui apa yang
membuat orang lain tertarik.
d

.

Keadilan meliputi: Kerjasama tim (tanggung jawab sosial, loyalitas)
yaitu Bekerja dengan baik sebagai anggota kelompok dalam tim;

menjadi setia kepada kelompok; melakukan share dengan seseorang;
Keadilan yaitu memperlakukan orang sesuai dengan tatanan dan
norma yang berlaku; tidak membiarkan perasaan pribadi menjadi
keputusan tentang orang lain; memberi semua orang kesempatan
yang adil;

Kepemimpinan yaitu

mendorong kelompok untuk

27

menyelesaikan sesuatu dan pada saat yang sama menjaga hubungan

baik dalam kelompok; mengorganisir kegiatan kelompok.
e

Integritas.

.

Dari semua aspek karakter, integritas mungkin yang

paling penting untuk membangun kepercayaan diri, yang meliputi:
Pengampunan dan belas kasihan yaitu mengampuni orang-orang

yang telah berbuat salah; menerima kekurangan orang lain;
memberikan kedua kesempatan kedua; tidak menjadi pendendam.

Kerendahan hati

tidak mempertahankan harkat martabat untuk

suatu kepedulian bagi yang membutuhkannya; Prudence (kehati-

hatian)

yaitu

berhati-hati

tentang

pilihan

seseorang;

tidak

mengambil yang tidak semestinya berisiko; tidak mengatakan atau
melakukan hal-hal yang mungkin nanti akan menyesali diri sendiri;

Self-regulasi yaitu

pengaturan apa yang menjadi tujuan, visi

seseorang kedepan.
f

Transenden meliputi apresiasi keindahan dan keunggulan (kagum,

.

heran, levasi) yaitu memperhatikan dan menghargai keindahan,

keunggulan, dan/atau kinerja dalam berbagai bidang kehidupan;
Rasa terima kasih yaitu menyadari dan bersyukur untuk hal-hal yang

baik yang terjadi; meluangkan waktu untuk mengucapkan syukur;
Harapan (optimisme dan future orientation) yaitu mengharapkan
,

yang terbaik di masa depan dan bekerja untuk mencapainya; Humor
(menyenangkan) , yaitu

membawa

senyum

pada

orang

lain;

Spiritualitas (religiusitas, iman, tujuan) yaitu Memiliki koherensi

keyakinan tentang tujuan yang lebih tinggi dan makna hidup dibalik
situasi kehidupan yang dialami.
2

.

Komponen Karakter

Komponen karakter merupakan kualitas moral yang terdiri atas
tiga

kategori

(De

Braine

dideskripsikan sebagai berikut
a

.

28

2007)

,

dengan

kekuatan

karakter

.

Moral knowing meliputi: Kesadaran Moral yaitu menggunakan
kecerdasan ketika situasi membutuhkan penilaian moral;

Pengetahuan norma-norma yang diteruskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya; Nilai moral membutuhkan etika untuk suatu

penilaian baik atau buruk; Pemahaman diri kemampuan berpikir,
bertindak dan kemampuan emosional; Sudut pandang sebagai

prasyarat untuk penilaian moral; Penalaran moral metibatkan
pemahaman tentang apa artinya moral dan mengapa kita harus

bermoral. Belajar tentang apa yang dianggap baik sebagai alasan
moral

dan

menghormati

nilai

intrinsik dari

setiap

individu;

Pengambilan cara berpikir seseorang melalui masalah moral;
Keputusan yaitu pertanyaan-pertanyaan apa pilihan saya dan apa
konsekuensinya?
b

.

Moral feeling meliputi: Hati nurani
kewajiban

moral

untuk

meliputi

pengambilan

konstruktif; Self-esteem Suatu

ukuran

peÿasaan

keputusan
harga

diri

dari

moral

yang

yang

sehat

membantu kita untuk menghargai diri kita sendiri dan tidak terlalu
tergantung pada persetujuan orang lain. Diri yang positif memiliki
korelasi- positif dengan memperlakukan orang lain secara positif;
Empati memahami orang lain secara emosional dari sudut pandang
mereka; Mencintai yaitu bentuk tertinggi dari karakter termasuk

menjadi benar-benar tertarik dengan baik. ketika orang mencintai
yang baik, mereka mengambil kesenangan dalam berbuat baik;
Kontrol Diri kebajikan moral untuk pengendalian diri membantu
,

kita untuk menjadi etis bahkan mengekang kesenangan diri sendiri
yang merugikan.
c

.

Moral action meliputi: Kompetensi.

Moral

kompetensi

adalah

memiliki kemampuan untuk mengubah pertimbangan moral dan

perasaan ke dalam tindakan moral yang efektif; Keinginan

(Will)

adalah memobilisasi energi moral untuk melakukan apa yang kita
pikirkan. Dibutuhkan kemauan untuk menjaga emosi di bawah
kendali akal. Dibutuhkan kemauan untuk melihat dan memikirkan

semua dimensi moral. Dibutuhkan kemauan untuk menempatkan

29

tugas sebelum kesenangan. Will adalah inti dari keberanian moral;
Kebiasaan yaitu melakukan manfaat Moral.
3

.

Elemen Karakter

Elemen karakter merupakan karakter pendukung pada tataran
praktis. Elemen karakter meliputi [De Braine, 2007): Kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin adalah memimpin dengan contoh
sebagai panutan dan teladan, memungkinkan orang lain (bawahannya)
untuk melakukan pekerjaan apapun untuk pemimpinnya. Pemimpin

yang memenuhi dan memberi bawahannya kepuasan serta
menginspirasi mereka, mereka akan meningkatkan kinerja dan
mengembangkan etos kerjanya; Integritas yaitu perkataan yang benar
dan yang dapat dipercaya dalam kondisi apapun. Konsistensi kata-kata
dan tindakan, demikian pula setia dalam hal-hal kecil, dalam tanggung
jawab yang besar tetap setia; Kerajinan yaitu karakter dan kemampuan

yang menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, ketiga hal tersebut
berjalan beriringan; Empati mendasari semua aspek kepemimpinan

dengan menempatkan diri paÿda posisi orang lain untuk memahamiapa
kebutuhan

mereka

dalam

posisi

mereka,

agar

benar-benar

berkomunikasi secara efektif mendapatkan perspektif yang seimbang
dan membangun rasa hormat dari orang lain; Kesetiaan. Kesetiaan
kepada diri sendiri, orang lain dan atau lembaga menggambarkan citra

dan komitmen diri untuk membantu orang lain berdasarkan cinta;
Optimisme melakukan sesuatu yang melebihi yang diharapkan; Keadilan

menerapkan

aturan

secara

konsisten

dan

memberikan

orang

kesempatan yang sama; Belas kasihan membutuhkan perhatian dan
konseling untuk masalah yang dihadapinya; Cinta layanan dalam konsep
kasih, tanpa pamrih peduli sekitar. Bersifat universal dan prinsipprinsip yang mendukung pengembangan sumber daya manusia; Humor
sebagai treatment dalam mengatasi masalah berdampak positif bagi
,

kesehatan; Disiplin diri dan bertanggung jawab untuk setiap kegiatan di
organisasi, membutuhkan disiplin untuk mematuhi kebijakan
perusahaan dan prosedur; Ketekunan Ketekunan adalah keinginan

30

bawaan atau gairah untuk Anda ingin mencapai sesuatu; Percaya Diri

Meyakinkan orang lain untuk setiap keputusan yang diambil dan
membuat percaya diri, apakah itu baik atau buruk; Kerendahan Hati

Jangan pernah berpikir bahwa Anda lebih besar atau lebih baik daripada
yang lain, selalu menempatkan diri dalam sikap belajar; Pemahaman

Diri tahu kekuatan dan kelemÿhan serta jujur dengan diri sendiri;
Inisiatif 'Bercita-cita menjadi' apa atas prakarsa sendiri; tidak perlu

menunggu orang lain untuk mengembangkannya; Konsistensi Apakah
Anda

bertindak

benar

atau

salah;

Kreativitas

mempunyai ide-ide baru dan inovatif;

modifikasi

Spiritualitas

diri,

menggambar

kekuatan diri (power), melampaui diri sendiri, menyikapi situasi fisik,
psikis dan seksual.
KESIMPULAN

>

Peranan Agama Kristen dalam pembangunan karakter bangsa dapat

dilihat melalui perubahan dalam lingkungan, sikap dan perilaku
pribadi setiap individu.

>
>

Perubahan sebagai agent of change adalah transformasi nilai-nilai
yang kita yakini sebagai sikap/karakter Kristiani
Transformasi dalam pengertian membawa perubahan spiritual,
moral, dan budaya yang mengubah dunia (visi), dengan berfungsi
sebagai terang, garam, sesawi dan ragi (misi).
,

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

De Braine. (2007}. Leadership, Character and Its Development: A
Qualitative Exploration. 5ÿ4 Journal of Human Resource
Management, 5 (1), 1-10. Department of Human Resource
Management University of Johannesburg.
Dhiman., Singh & Kumar. (2012). Personality Development: A Worthy
Need. International Journal of Education and Applied Research
Vol. 2, Issue 1, pp. 62-64.
,

31

Eysenck, H. (1991). Dimensions of personality: 16: 5 or 3? Criteria for a
taxonomic paradigm. Journal of Personality and Individual
Differences, 12, 773-790.
Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of character
and well-being. Journal of Socio ! and Clinical Psychology, 23(5),
,

603-619.
Buku - Buku

Goldberg, C. (2003). The effects of a Character education Program on
Teacher and Students Perceptions of Classroom Climate and Prosocial Development. University of Denver.
Homrighausen. (1985). Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK gunung
Mulia.

Lickona, T. (1991J. Educating for character:
respect and responsibility. New York:
Lickona, T. (1993) Educating for character:
respect and responsibility .New York:

How our schools can teach
Bantam.
How our schools can teach
Bantam Books.

Lickona, T. (2013) Educating for character: Mendidik untuk Membentuk
Karakter. Terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: PT Bumi Aksara.
McGrath, Alister. (1992) Spiatualitas Kristen. Artikel Sahabat Gembala.
Edisi Juli.

Nucci, L. (1997). Moral development and character formation. In
Walberg, H.J. & Haertel, G.D. Psychology & Educational Practice.
Berkeley: MacCarchan.
Park, N., Peterson C., & Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of character
and well-being. Journal of Social and Clinical Psychology 23(5),
,

,

603-619.
Online

Huitt, W. (2004). Moral character development. Educational Psychology
Interactive.
(Online).
Tersedia:
http://teach.valdosta.edu/whuitt/col. [16 Agustus 2006]
Kristian. N. (2012). Minoritas: bagaimana seharusnya? YLSA (Yayasan
Lembaga Sabda). [Online]. Tersedia : www.artikel.sabda.org. [16
Maret 2012].
Meta: Activism Churches & Christians Permalink. (2005). Faith and
Responsibility. Public Christian. May 2 2005, [Online]. Tersedia :
www.publicchristian.com. [16 Maret 2012].
.

,

,

32

Dokumen yang terkait

LAMPIRAN 1 KUESIONER EVALUASI FUNGSI SOSIAL TAMAN BENDOSARI KOTA SALATIGA Metode: KPI (Key Performance Index) Judul Penelitian : Evaluasi Aspek Fungsi Sosial dan Estetika Taman Bendosari Kota Salatiga

0 2 33

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Kelompok - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Bargaining terhadap Pasar Beras Organik =

0 0 10

4. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1.Gambaran Wilayah Penelitian Secara Umum 4.1.1. Letak Geografis - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Bargaining t

0 0 10

5. ANALISIS KOHESI KELOMPOK APPOLI DALAM MEMBANGUN PASAR BERAS ORGANIK 5.1. Proses Pembentukan Appoli - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Barga

0 0 9

6. BARGAINING POWER DAN BARGAINING POSITION APPOLI 6.1. Analisis Porter’s Five Forces - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Bargaining terhadap P

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Bargaining terhadap Pasar Beras Organik = Cohesion Analysis of Appoli Group in Building Group’s Collectivity

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kohesi Kelompok Appolidalam Membangun Kolektivitas Kelompok sebagai Bentuk Bargaining terhadap Pasar Beras Organik = Cohesion Analysis of Appoli Group in Building Group’s Collectivity

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayan berkarakter

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perempuan Menyikapi Perdagangan Manusia (Human Trafficking) Sebagai Masalah Kemanusiaan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Logo Konseling Untuk Memperbaiki Karakter Spiritual Low Selfesteem Perempuan Korban Trafficking

0 0 16