PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DISERTAI KUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP N 25 PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

  Education and Science Physics Journal

E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 3, No 2 (2017) 56 - 65

  P- ISSN : 2407-3563

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DISERTAI KUIS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

  

KELAS VIII SMP N 25 PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017

1 1 Eka Okdriani ,

Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang

  

ABSTRACT

  This research is motivated by learning process that is still dominated by teacher center and also stundents tend to be passive. this causes low on learning process of physics in second grade of SMPN 25 Padang. The purpose of this research is to find the effect of discussion methode of buzz group type with a quiz on physics learning outcome in second grade of SMP N 25 Padang. This research is quasi experiment with

  

postest only control group design and using cluster random sampling. the results of the

  quiz analysis are low categorized that is the experimental class averaged is 20.35, while the control class averaged is 23.80. the result of final test analysis by using t test, that t = 5,38 with criterion -0,05 and 2,05 so obtained data -2,05 < 5,38 > 2,05. then H0 rejected. This research shows that there is effect of the method of discussion buzz group's type with a quiz on physics' learning outcome in second grade of SMP N 25 Padang.

  Keywords: Buzz Group, quiz, learning outcome

ABSTRAK

  Penelitian ini dimotivasi oleh proses belajar yang masih didominasi oleh guru pusat dan juga stunden cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan rendahnya proses belajar fisika di kelas dua SMPN 25 Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode diskusi tipe buzz group dengan kuis pada hasil belajar fisika kelas II SMP N 25 Padang. Penelitian ini merupakan percobaan kuasi dengan desain kelompok kontrol postest dan menggunakan cluster random sampling. Hasil analisis kuis rendah dikategorikan yaitu kelas eksperimen rata-rata adalah 20,35, sedangkan kelas kontrol rata-rata adalah 23,80. Hasil analisis uji akhir dengan menggunakan uji t, yaitu t = 5,38 dengan kriteria -0,05 dan 2,05 sehingga diperoleh data

  • 2,05 <5,38> 2,05. lalu H0 ditolak. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh metode diskusi tipe buzz group dengan kuis terhadap hasil belajar fisika kelas II SMP N 25 Padang.

  Kata kunci: Buzz Group, kuis, hasil belajar

I. PENDAHULUAN

  Keberhasilan proses kegiatan pembelajaran fisika dapat diukur dari hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Pada kenyataannya yang banyak ditemukan di lapangan bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan fisika siswa di kelas VIII SMP N 25 Padang. Rendahnya hasil belajar fisika siswa dapat dilihat dari Nilai Ulangan Fisika siswa kelas VIII seperti Tabel 1.

  40

  2

  persentase siswa yang tuntas sudah lebih banyak dari jumlah persentase siswa yang tidak tuntas. Namun, 6 kelas lainnya persentase jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari siswa yang tuntas sehingga hasil belajar pada pelajaran fisika masih rendah. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, salah satu metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah dengan menggunakan metode diskusi tipe Buzz Group disertai Kuis.

  Kuis dilakukan diawal pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum pembelajaran dimulai. Kuis ini terdiri dari beberapa pertanyaan sederhana yang dikerjakan dalam selang waktu tertentu yang berkenaan dengan materi yang akan dipelajari. Pada saat kuis selesai, guru melanjutkanya dengan menjelaskan materi secara singkat, dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang dilakukan adalah metode diskusi tipe Buzz Group. Roestiyah (2012: 9) menyatakan bahwa:

  Tabel 1. Persentase Nilai Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas

  18

  12

  Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata persentase ketuntasan belajar fisika siswa kelas VIII SMP N 25 Padang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) fisika yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Tabel 1 menunjukkan dari 8 kelas, VIII.

  30

  31 13 41,94 18 58,06 VIII. 5

  31 12 38,71 19 61,29 VIII. 4

  34 24 70,59 10 29,41 VIII. 3

  34 31 91,18 3 8,82 VIII. 2

  VIII SMP N 25 Padang Tahun Ajaran 2016/2017 Kls Jml Jumlah persentase siswa JT % JT T % VIII. 1

  1 dan VIII.

60 VIII.

  Jumlah Tuntas Jumlah Tidak Tuntas

  : :

  Keterangan: JT JTT

  31 31 100

  34 34 100 VIII. 8

  6

  31 3 9,68 28 90,32 VIII. 7 menumbuhkan suasana akrab dan “Buzz Group adalah satu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang menyenangkan, serta mendorong tiap lebih kecil, jika diperlukan kelompok anggota untuk berpartisipasi. Penggunaan kecil ini diminta melaporkan apa hasil metode diskusi tipe Buzz Group ini diskusi itu pada kelompok besar dilaksanakan pada salah satu materi ”.

  Hasibuan dan Moedjiono (2012: 89) pembelajaran fisika kelas VIII, yaitu menyatakan bahwa metode diskusi tipe Getaran dan Gelombang. Guru dapat

  

Buzz Group ini mempunyai beberapa merencanakan pembelajaran yang lebih

  keunggulan, yaitu sebagai berikut: lanjut mengenai apa yang terungkap dari 1. siswa, sedangkan siswa secara otomatis

  Kelompok mempunyai buah pikiran yang lebih kaya dibandingkan dengan membuat penyesuaian saat tahu apa yang yang dimiliki perorangan seharusnya mereka pikirkan. Proses 2. pembelajaran tidak lagi hanya

  Anggota sering dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok yang lain mendengarkan penjelasan dari guru,

  3. mencatat materi pelajaran dan

  Anggota yang pemalu akan bebas mengemukakan pikirannya dalam mengerjakan soal latihan, tetapi akan lebih kelompok yang kecil didominasi oleh tanya jawab serta melatih 4. siswa bertanya kepada teman sebaya dan

  Dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik guru untuk menanyakan materi yang 5. kelompok bersifat kurang dipahami.

  Keputusan mengikat, sebab mereka terlibat dalam Tujuan dari penelitian ini untuk proses pengambilan keputusan mengetahui pengaruh penerapan metode 6. metode diskusi tipe Buzz Group disertai

  Partisipasi dalam diskusi dapat meningkatkan pemahaman diri sendiri kuis terhadap hasil belajar fisika siswa maupun terhadap orang lain. kelas VIII SMP N 25 Padang.

  Berdasarkan pendapat di atas maka II.

METODE PENELITIAN

  dapat disimpulkan bahwa keunggulan dari Waktu penelitian dilaksanakan pada metode diskusi tipe Buzz Group, yaitu semester genap Tahun Ajaran 2016/2017. membantu siswa untuk bisa

  Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP menyampaikan gagasan atau pendapat di N 25 Padang pada materi Getaran dan dalam kelompok. Selain itu, dapat Gelombang. Berdasarkan permasalahan 2016/2017. Sampel yang dipilih dalam yang telah dijelaskan maka jenis penelitian ini adalah sampel yang penelitian ini adalah quasi eksperiment. menggambarkan keseluruhan karakteristik Penelitian ini dilakukan pada dua kelas dari suatu populasi. Teknik pengambilan yaitu kelas eksperimen dengan kelas sampel yang digunakan adalah cluster kontrol. Pada kelas eksperimen, dalam random sampling . Langkah-langkah yang proses belajar mengajar menggunakan digunakan dalam pengambilan sampel metode diskusi tipe Buzz Group disertai adalah sebagai berikut: Kuis pada awal pembelajaran, sedangkan 1.

  Mengumpulkan nilai ulangan harian diskusi dilakukan pada pertengahan fisika semester I siswa kelas VIII SMP pembelajaran dan dipresentasikan di N 25 Padang. depan kelas. Pada kelas kontrol, dalam 2.

  Melakukan uji normalitas dari populasi proses belajar mengajar menggunakan untuk mengetahui apakah populasi pembelajaran konvensional dan disertai tersebut berdistribusi normal atau tidak. kuis pada awal pembelajaran. Hipotesis yang digunakan adalah:

  Rancangan penelitian yang H : Populasi berdistribusi normal

  1

  digunakan adalah Posttest only control H : Populasi tidak berdistribusi normal

  

group design . Menurut Arikunto (2010: Pengujian dilakukan dengan

  212) rancangan penelitian ini dapat dilihat menggunakan uji Liliefors. Sudjana pada Tabel 2. (2005: 466) menyatakan untuk

  

Tabel 2. Rancangan Penelitian pengujian hipotesis tersebut

Kelas Perlakuan Tes

  prosedurnya adalah sebagai berikut:

  Akhir

  1) Eksperimen

  X Menyusun skor nilai siswa yang Kontrol - terendah ke skor yang tertinggi.

  Keterangan: 2)

  Skor mentah dijadikan kebilangan X : Perlakuan yang diberikan pada baku menggunakan rumus: kelas eksperimen 2 ∑ 2

  √∑ ( ) − ̅

  : Tes Akhir diberikan pada kelas dengan

  = = −1

  eksperimen dan kelas kontrol Keterangan:

  Populasi dalam peneltian ini adalah = bilangan baku seluruh siswa kelas VIII SMP N 25

  = skor siswa ke-i Padang yang terdaftar pada Tahun Ajaran

  ̅ = rata-rata

  = simpangan baku 3)

  dalam hal lain terima H

  2

  2 Ada beberapa metoda yang telah

  ditemukan untuk melakukan pengujian ini, tetapi dalam penelitian ini uji homogenitas yang diberikan dikenal dengan nama Uji F. Langkah-langkah Uji F yang dikemukan Sudjana (2005: 249) sebagai berikut.

  = Varians terbesar Varians terkecil

  Kriteria pengujian adalah tolak H jika:

  >

  1

  2 ( , )

  . Berdasarkan hasil uji normalitas, maka kelas yang dilakukan uji homogenitasnya adalah kelas yang berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas yang telah dilakukan kelas VIII.

  2

  5 dan VIII. 4 mempunyai

  varians yang homogen, maka kelas sampel diambil secara acak. Kelas yang terambil, yaitu kelas VIII.

  5

  sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.

  4

  sebagai kelas kontrol. Alat pengumpul data yang digunakan berupa penilaian kognitif (kuis dan tes akhir).

  Hasil belajar fisika siswa dinilai dari tes akhir dengan menggunakan penskoran untuk

  essay

  ≠

  1

  Untuk setiap bilangan ini menggunakan daftar peluang dengan menggunakan rumus F (Z i ) =

  5) Menghitung selisih antara F (Z

  ( ≤ ). 4)

  Menghitung harga S (Z

  i ) yaitu

  proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama dengan Z

  i

  dengan rumus:

  ( ) = 1,

  2 … … ≤

  i )

  2 H 1 :

  dengan S (Z i ), kemudian tentukan harga mutlaknya. 6)

  Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut, misalkan dengan L .

  Untuk menerima atau menolak H , L dibandingkan dengan nilai kritis L tabel pada taraf nyata

  . Kriterianya adalah H diterima jka L < L tabel , maka sampel berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang telah dilkukan dapat dilihat pada terdapat 6 kelas berdistribusi normal dan 2 kelas tidak berdistribusi normal.

  3. Melakukan uji homogenitas variansi untuk melihat apakah populasi mempunyai varians yang homogen atau tidak. Formulasi statistik yang diuji adalah: H :

  1

  2

  =

  2

  . Untuk mempermudah penskoran pada tes essay harus dibuat kunci jawaban serta rambu-rambu yang akan dijadikan acuan penskoran. Langkah-langkah yang dilakukan untuk S B : Jumlah skor kelompok bawah mendapatkan tes yang baik sebagai

  N : Jumlah siswa berikut: kelompok atas dan 1. Menyusun tes kelompok bawah maks : Skor maksimal soal

  Tes yang disusun berbentuk yang bersangkutan

  essay berdasarkan pokok bahasan yang Tabel 3. Kriteria Indeks Kesukaran

  telah dipelajari. Dalam penyusunan tes Soal

  Tingkat kesukaran Soal Kriteria

  tersebut, dilakukan langkah-langkah 0,00 - 0,30 Sukar sebagai berikut: 0,31 - 0,70 Sedang

  0,71- 1,00 Mudah a. Menentukan tujuan mengadakan tes,

  Sumber: Jihad & Haris(2013: 182)

  yaitu untuk mengetahui hasil belajar Tabel 3 memperlihatkan fisika siswa. bahwa indeks kesukaran soal terbagi b.

  Membuat batasan terhadap materi menjadi 3. Indeks kesukaran ini yang akan diujikan. terdiri dari sukar, sedang, dan c. Menyusun kisi-kisi soal fisika yang mudah. Tingkat kesukaran soal berkaitan dengan materi penelitian. dapat digunakan untuk memprediksi d. Menyusun butir-butir soal yang alat ukur soal dan kemampuan siswa diujikan. dalam memahami materi yang e. Validitas tes. diajarkan guru. Hasil tingkat 2. Melakukan uji coba tes kesukaran uji coba didapatkan soal

  3. Analisis item nomor 1b, 2, dan 4 terkategori a.

  Tingkat Kesukaran Soal (TK) mudah, 1a, 1c, 5, 6b dan 6c soal Tingkat kesukaran soal dapat mudah dan 3 dan 6a soal sukar, dihitung dengan menggunakan maka kriteria soal yang digunakan rumus yang dikemukakan oleh Jihad untuk tes akhir adalah yang & Haris (2013: 182) sebagai berikut: terkategori mudah, sedang dan

  • = sukar.

  .

  Keterangan: b.

  Daya Pembeda Soal (DP) TK : Tingkat kesukaran

  Menurut Jihad & Haris (2013: S A : Jumlah skor kelompok

  181), untuk menghitung daya atas pembeda (DP) dilakukan langkah- 0,40 atau lebih Sangat baik

  0,30 - 0,39 Cukup baik, langkah sebagai berikut: mungkin perlu

  1) Para siswa didaftarkan dalam diperbaiki

  0,20 - 0,29 Minimum, perlu peringkat pada sebuah tabel diperbaiki

  2) Dibuat pengelompokan siswa

  0,19 - 0,00 Jelek, dibuang atau dirombak dalam dua kelompok, yaitu

  Sumber: Jihad & Haris (2013:181) kelompok atas terdiri dari 50%

  Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari seluruh siswa yang mendapat daya pembeda soal terbagi 4. Daya skor tinggi dan kelompok bawah pembeda soal ini terdiri dari soal terdiri atas 50% dari seluruh diterima, soal diterima tetapi perlu siswa yang mendapat skor diperbaiki, soal diperbaiki dan soal rendah. Daya pembeda dihitung tidak dipakai/ dibuang. Menurut dengan menggunakan rumus DP Ratnawulan & Rusdiana (2015: 167) untuk tes uraian sebagai berikut: menyatakan bahwa: “Semakin tinggi

  − =

  1

  daya pembeda suatu soal, semakin 2 . Keterangan: kuat/baik soal itu. Semakin tinggi

  S A : Jumlah skor indeks daya pembeda soal bearti kelompok atas pada semakin mampu soal yang butir soal yang bersangkutan membedakan siswa yang diolah

  S B : Jumlah skor telah memahami materi dengan peserta kelompok bawah didik yang belum memahami materi”. pada butir soal yang

  Berdasarkan uraian di atas, maka diolah kriteria soal yang digunakan dalam tes n : Jumlah siswa kelompok atas dan akhir adalah soal yang diperbaiki dan kelompok bawah diterima baik. Hasil perhitungan daya maks : Skor maksimal soal pembeda uji coba didapatkan soal yang bersangkutan nomor 1a, 1b, 2, 3, 6a, dan 6b diperbaiki, 4, 6c cukup baik dan 1c, 5

  Tabel 4. Kriteria Daya Pembeda Soal

  sangat baik, maka kriteria soal yang

  Daya Kriteria

  digunakan untuk tes akhir adalah yang

  Pembeda Soal terkategori diperbaiki, cukup baik dan diperoleh data mengenai hasil belajar sangat baik. fisika siswa. Data diperoleh melalui kuis, c. dan tes akhir. Rata-rata penilaian kuis

  Reliabilitas Soal Menurut Jihad & Haris (2013: 180) pada awal pembelajaran di kedua kelas menyatakan bahwa untuk mengukur sampel berbeda. Hasil kuis di awal tingkat reliabilitas soal ini pembelajaran pada kedua kelas sampel ini digunakan perhitungan Alpha terkategori rendah, yaitu pada kelas

  Cronbach, yaitu: eksperimen 20,35, sedangkan pada kelas

  2

  kontrol 23,80. Selain itu, data untuk

  = [ ]

  11

  2 − 1] [1 −

  penilaian tes akhir dilakukan diakhir Keterangan: penelitian.

  r 11 = Koefisien reliabilitas tes

  Soal tes akhir yang diberikan berupa

  n = Banyak butir soal essay dengan 6 butir soal. Hasil belajar

2 S i = Jumlah varians skor tiap item

  fisika kelas eksperimen dilihat dari hasil

  2 t S = Varians skor total

  tes akhir dengan metode buzz group,

  Tabel 5. Klasifikasi Reliabilitas Soal Nilai r Kategori sedangkan pada kelas kontrol dengan

  0,800 - 1,000 Sangat Tinggi metode ceramah. Hasil tes akhir pada 0,600 - 0,799 Tinggi kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 6. 0,400 - 0,599 Cukup 0,200 - 0,399 Rendah

  Tabel 6. Hasil Tes Akhir

  0,000 - 0,199 Sangat Rendah

  Kelas X maks X min Sumber: Ratnawulan & Rusdiana (2015:

  Eksperimen 100 43,3 Kontrol 97,8 6,67

  175)

  Keterangan: Hasil perhitungan reliabilitas uji

  X maks : Skor Tertinggi coba soal, yaitu r hitung = 0,78 menyatakan

  min

  X : Skor Terendah bahwa soal dinyatakan reliabel. Dalam hal

  B.

  ini koefisien reliabilitas termasuk dalam

   Analisis Data 1.

  kriteria reliabilitas tinggi.

  Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  menggunakan uji Liliefors. Hasil uji A.

   Deskripsi Data normalitas dapat dilihat pada Tabel 7.

  Penelitian yang telah dilakukan dari

  Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel

  tanggal 24 Januari s/d 6 Februari 2017,

  T penerapan metode diskusi tipe Buzz Kelas L L Ket Sampel

  Group disertai kuis terhadap hasil Eksperimen 0,102 0,167 Normal Kontrol 0,158 0,167 Normal

  pembelajaran fisika siswa kelas VIII SMP N 25 Padang. Berdasarkan Tabel, uji normalitas

  Secara keseluruhan penerapan pada kelas eksperimen diperoleh L = metode diskusi tipe buzz group dapat

  0,102 < L Tabel = 0,167 pada taraf nyata meningkatkan hasil belajar fisika siswa. 0,05. Maka H diterima dan kelas

  Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian sampel berdistribusi normal. Pada kelas yang telah dilakukan sebelumnya. kontrol diperoleh L = 0,158 < L Tabel =

  Menurut Rahmi, dkk (2016: 191) 0,167 pada taraf nyata 0,05. Maka H menyatakan bahwa “penerapan metode diterima dan kelas sampel berdistribusi pembelajaran diskusi tipe buzz group normal. dengan media permainan Crossword 2. Uji Homogenitas dapat meningkatkan hasil belajar

  Puzzel

  Hasil uji homogenitas siswa kelas X IS-1 SMA Negeri 8 Banda menggunakan uji F menunjukan bahwa

  Aceh dalam pembelajaran geografi pada kedua kelas sampel mempunyai materi mitigasi dan adaptasi bencana”. variansi yang homogen. Pada uji homogenitas ini diperoleh F hitung = 4,07

  IV. KESIMPULAN DAN SARAN

  > F tabel = 2,20 data mempunyai varians A.

   Kesimpulan

  yang tidak homogen. Berdasarkan hal Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka H ditolak dan terima pada penilaian kuis, rata-rata pada

  H 1 . kelas eksperimen 20,35 lebih kecil 3.

  Uji Hipotesis dibandingkan dengan kelas kontrol Hasil uji hipotesis dengan

  23,80. Hasil kuis ini berbeda dengan menggunakan Uji t’ diperoleh −2,05 < tes akhir. ditolak. Jadi,

  5,38 > 2,05 , maka H Pada tes akhir hasil perhitungan rata-rata hasil belajar fisika siswa di uji statistik menggunakan uji t’, yaitu kelas eksperimen berbeda dengan rata- nilai t’= 5,38 dengan kritria -2,05 dan rata hasil belajar fisika siswa di kelas 2,05 sehingga diperoleh data

  2,05 < kontrol. Maka, terdapat pengaruh ditolak. Berdasarkan

  5,38 > 2,05, H hasil perhitungan dalam penelitian ini Hasibuan, J.J., & Moedjiono. (2012). hipotesis diterima, terdapat pengaruh Proses Belajar Mengajar . Bandung: penerapan metode diskusi tipe Buzz PT Remaja Rosdakarya.

  Group disertai kuis terhadap hasil Jihad, Asep., & Haris, Abdul. (2013).

  belajar fisika siswa kelas VIII SMP N Evaluasi Pembelajaran . Yogyakarta: 25 Padang. Multi Presindo.

  B.

  Rahmi, Tasnim, dkk. (2016). Penerapan

   Saran

  Berdasarkan hasil pembahasan Metode Diskusi Tipe Buzz Group dan penelitian yang telah dilakukan dengan Media Permainan dapat dikemukakan beberapa saran Crossword Puzzle untuk sebagai berikut: Meningkatkan Hasil Belajar

  1. Geografi Siswa kelas X IS-1 SMA Bagi guru, metode ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil Negeri 8 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah belajar.

  Mahasiswa Pendidikan Geografi 2. FKIP Unsyiah . (Nomor 1 tahun

  Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan landasan untuk penelitian 2016). Hlm. 178-192. dengan menggunakan metode Ratnawulan & Rusdiana. (2015). Evaluasi diskusi tipe Buzz Group disertai kuis Pembelajaran . Bandung: CV Pustaka di akhir pembelajaran. Setia.

  3. Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Penelitian ini masih terbatas pada materi Getaran dan Gelombang saja, . Jakarta: Rineka Cipta.

  Mengajar diharapkan ada penelitian lanjutan Sudjana. (2005). Metoda Statistik .

  untuk permasalahan dan materi yang Bandung: PT. Tarsito Bandung. lain.

DAFTAR PUSTAKA

  Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur . Jakarta: PT. Rineka

  Penelitian Cipta.