PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN DENGAN PENGOBATAN CARA HERBAL Ashari

  PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN DENGAN PENGOBATAN CARA HERBAL 1) 2) Ashari , Andi Yulia Muniar , 1) 2)

  Program Studi Teknik Informatika, Sistem Informasi, STMIK AKBA Jl. P. Kemerdekaan km. 9 No. 75 Makassar, telp/fax : 0411-588371

  1

  E-mail :

  ABSTRAK

  Penerapan sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit pencernaan dengan pengobatan cara herbal. Metode yang digunakan yaitu forward chaining. Forward chaining merupakan metode inferensi untuk penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Penelitian ini sebagai produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai konsultan atau instruktur dalam masyarakat umum, dokter dan paramedis pada klinik, puskesmas, rumah sakit maupun dokter praktek, sebagai bahan acuan dan perbandingan untuk pengembangan sistem pakar yang lebih baik dalam pengembangan khazanah keilmuan. Perancangan sistem dilakukan melalui 4 bagian meliputi pengumpulan data, perancangan rules, perancangan proses dan pengujian sistem. Output yang dihasilkan berdasarkan gejala penyakit pencernaan yang kemungkinan terjadi dengan memberikan solusi pencegahan terhadap penyakit berdasarkan hasil inference yang ada dengan pengobatan cara herbal. Berdasarkan hasil pengujian dan penggunaan sistem informasi didapatkan hasil yang menyatakan baik dengan pengujian terhadap kemudahan penggunaan (daya guna), fungsionalitas, antarmuka pengguna, efisiensi, integritas (keamanan), kemampuan adaptasi sistem, keakuratan dan kemudahan instalasi software dengan tingkat akurasi rata-rata 91,56%.

  Kata kunci: forward chaining, penyakit pencernaan, pengobatan herbal

1. Pendahuluan Sistem pakar adalah suatu program

  yang memanfaatkan sekumpulan pengetahuan (knowledge) untuk domain Semakin berkembangnya ilmu tertentu, dapat memberikan solusi atas pengetahuan dan teknologi dengan pesat jawaban dari suatu masalah yang mencoba akan menginspirasi manusia menciptakan meniru proses pengambilan keputusan suatu hal yang baru. Salah satu contohnya oleh seorang pakar dalam suatu bidang dalam penggunaan teknologi komputer. keahlian tertentu. Komputer yang biasanya hanya digunakan untuk mengolah data dan melakukan

  Sistem pakar berusaha mengadopsi perhitungan matematika, saat ini sudah pengetahuan manusia ke komputer, agar dapat dimanfaatkan sebagai pemberi komputer dapat menyelesaikan masalah solusi terhadap masalah yang diinputkan, seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. seperti halnya sistem pakar. Sistem pakar

  Sistem pakar akan membantu dokter dan merupakan bagian dari pengembangan paramedis dalam melakukan diagnosa teknologi informasi yang saat ini telah penyakit, diantaranya pada pencernaan banyak membantu kebutuhan manusia. yang biasa dikenal dengan gangguan pencernaan.

  Pencernaan merupakan serangkaian organ tubuh yang bertanggung jawab dalam proses pencernaan makanan. Pencernaan ini dapat terkena gangguan atau terinfeksi penyakit sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat. Oleh karena itu, penyebaran informasi tentang penyakit pencernaan sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini jenis penyakit yang diderita oleh seorang pasien, terlebih lagi jenis pengobatan yang sesuai dan tersedia pada suatu tempat tertentu bahkan dengan menggunakan pengobatan secara alami atau herbal.

  Berbagai indikasi yang berhubungan dengan pencernaan dapat dimonitoring dengan sistem pakar. Gangguan pada pencernaan dapat dihubungan dengan perubahan kombinasi yang sangat kompeks (nonlinear dan interaktif) pada subset dari variabel, dapat dimonitoring. Dengan sistem pakar maka dapat ditumbuhkenali pola yang diperkirakan sehingga perlakuan yang tepat dapat pula dilakukan.

  Metode forward chaining pada sistem pakar menganalisa data atau fakta agar dapat dibuat suatu sistem yang akan memberikan suatu kesimpulan. Dalam metode forward chaining dilakukan pencarian fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian

  IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Dengan demikian sistem ini akan memberikan solusi terbaik dalam mengidentifikasi penyakit pencernaan dan akan memberikan jawaban terhadap gejala yang terjadi dengan solusi yang terbaik. Dengan demikian peluang dalam mendapatkan suatu konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan.

  Penerapan sistem pakar dapat membantu aktivitas seorang dokter dan paramedis bahkan dapat berperan sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Aplikasi sistem pakar dapat diterapkan di rumah, puskesmas, rumah sakit, klinik bahkan di tempat-tempat praktek dokter sekalipun. Penerapan sistem pakar yang dapat diterapkan di rumah sangat memungkinkan untuk memilih jenis obat alternatif pada penderita gangguan pencernaan yang tersedia cara herbal.

  Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menerapkan metode forward chaining dalam penerapan sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit pencernaan sehingga dapat memberikan kesimpulan terhadap gejala penyakit dan alternatif pencegahan atau pengobatan cara herbal yang mungkin dilakukan.

  2. Kajian Pustaka

  2.1 Sistem Pakar

  Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah. Sistem pakar akan memberikan pemecahan suatu masalah yang didapat dari dialog dengan pengguna. Dengan bantuan sistem pakar seseorang yang pakar ahli dapat menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar. Manfaat sistem pakar sebagai berikut:

  1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat daripada manusia.

  10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

  Forward Chaining , dapat diperhatikan

  Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam. Untuk memahami cara kerja

  First Search (DFS), Breadth-First Search (BFS) atau Best First Search.

  pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF- THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang digunakan adalah Depth-

  Forward Chaining adalah teknik

  11. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena Sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar. Pada sistem pakar berbasis rule, domain pengetahuan direpresentasikan dalam sebuah kumpulan rule berbentuk IF- THEN, sedangkan data direpresentasikan dalam sebuah kumpulan fakta-fakta tentang kejadian saat ini. Mesin inferensi membandingkan masing-masing rule yang tersimpan dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang terdapat dalam database. Jika bagian IF (kondisi) dari rule cocok dengan fakta, maka rule dieksekusi dan bagian THEN (aksi) diletakkan dalam database sebagai fakta baru yang ditambahkan.

  Berbeda dengan sistem komputer konvensional, Sistem pakar dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap.

  2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

  9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

  8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan sistem computer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi.

  7. Andal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

  6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

  5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

  4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

  3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

  pada contoh kasus berikut: Misalkan diketahui sistem pakar menggunakan 5 buah rule berikut : R1 : IF (Y AND D) THEN Z R2 : IF (X AND B AND E) THEN Y R3 : IF A THEN X R4 : IF C THEN L R5 : IF (L AND M) THEN N Fakta-fakta : A, B, C, D dan E bernilai benar. Goal: Menentukan apakah Z bernilai benar atau salah. Sampai di sini proses dihentikan karena sudah tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Hasil pencarian adalah Z bernilai benar (lihat database di bagian fakta baru).

  2.2

  nyeri pada tenggorokan, nyeri pada perut

   Penyakit Gangguan Pencernaan dan nyeri sekitar anus.

  Penyakit gangguan pencernaan Dari pengelompokkan penyakit merupakan suatu penyakit yang terjadi pencernaan manusia tersebut, didapatkan akibat teganggunya sistem pencernaan jenis penyakit pencernaan beserta gejala- manusia. Penyebab utama dari penyakit gejala yang dialaminya. Beberapa penyakit gangguan pencernaan ini biasanya terjadi pada pencernaan manusia yang akan karena pola makan yang tidak teratur dan dibahas diantaranya adalah : kurang sehat serta stres, infeksi bakteri, cacing dan bisa juga karena adanya

  a. Nyeri pada tenggorokan : gangguan pada lambung. Banyak sekali

  1. Esofagitis : peradangan pada lapisan

  penyakit yang berhubungan dengan esofagus gangguan pencernaan. Diantaranya yaitu

  2. Striktur Esofagus : refluks asam seperti penyakit diare, radang usus buntu, lambung Gastritis , tukak lambung, maag, dan mual.

  3. Karsinoma Esofagus : tumor ganas

  4. GERD (Gastroesofageal Refluks Untuk menghindari peyakit

  Disorder) : penyakit yang paling gangguan penernaan langkah awalnya umum yang dihadapi oleh yaitu dengan membiasakan dengan pola pencernaan makan dan pola hidup sehat, tidak

  5. Akalasi : kelainan motorik dari otot

  mengkonsumsi alkohol, tidak merokok, polos esofagus Berikut beberapa tanda atau gejala umum

  b. Nyeri pada perut : yang sering ditemukan pada penderita

  1. Kolesistitis : peradangan dinding

  penyakit gangguan pencernaan diantaranya kandung empedu yaitu, sebagai berikut : 2.

   Gastritis Kronik : peradangan bagian

  mukosa lambung

  a. Sering sembelit 3.

   Gastritis Akut Erosif : peradangan

  b. Sering mual pada lapisan lambung c. Sering sendawa 4.

   Refluk Empedu : penyakit maag

  d. Perut terasa sakit dan pedih

  5. Duodenum : defek Ulkus

  e. Sulit untuk tidur mukosa/submukosa yang f. Penurunan berat badan berbatas tegas g. Nafsu makan berkurang 6.

   Ulkus Gastrikum : luka pada

  h. Sesak pada bagian atas perut lambung i. Sulit untuk buang air besar 7.

   Gastroentritis : peradangan pada

  saluran pencernaan Penyakit pada pencernaan manusia 8.

   Ileus : gangguan pasase isi usus

  lebih dikenal dengan nama gangguan

  9. Pencernaan Lemah : lambat dalam pencernaan. Gangguan pada pencernaan mencerna makanan adalah terhalangnya fungsi pencernaan

  10. Kolitis Hemoragika : diare berdarah atau kegagalan perut dalam mencerna c. Nyeri pada anus : makanan. Kebiasaan cara makan yang

  1. Gatal Anus : rasa gatal yang timbul

  kurang baik bisa menimbulkan berbagai di sekitar anus gangguan pada pencernaan, seperti rasa 2.

   Fisurra Anus : luka dengan nanah

  panas dalam perut, diare, pusing, sulit pada daerah anus buang air besar, mual, perut kembung dan 3.

   Hemoroid : pelebaran varises satu

  demam. Penyakit pada pencernaan ini segmen atau lebih pembuluh darah dibedakan menjadi tiga gejala awal, yaitu : vena hemoroidales

4. Pilonidal : rambut (bulu) yang

  mencederai kulit di ujung atas dari celah bokong

  memory . Tabel working memory berfungsi

  Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pencernaan ini, dalam implementasinya dibatasi pada tambah, update dan delete data user, pakar, gejala, penyakit, dan informasi penyakit ganguan pencernaan. Implementasinya terdiri dari beberapa halaman yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Halaman-halaman tersebut akan tampil secara berurutan sesuai dengan urutan yang telah terprogram, setelah pengguna melakukan proses tertentu. Untuk melihat alur proses dari model sistem terintegrasi ini dapat dilihat pada gambar 1.

  3.2 Perancangan Proses

  Kesimpulan/konklusi diagnosa, bisa saja yang keluar lebih dari satu penyakit gangguan pencernaan. Hal ini terjadi jika pada saat proses tanya jawab antara user dengan pengunjung didapatkan KONDISI yang memenuhi beberapa HIPOTESA.

  untuk menyimpan semua variable pada suatu rule saat proses pengambilan keputusan.

  Inisialisasi tabel kerja dilakukan setiap memulai program atau bila akan memulai suatu sesi konsultasi. Tabel kerja yang digunakan adalah tabel working

  5. Abses Anorektal : suatu

  usus buntu Metode Penalaran yang digunakan pada sistem pakar penyakit pencernaan mengunakan model backpropgation dan metode forward chaining diartikan sebagai pendekatan yang dimotori data. Dimana penelusuran didasarkan pada informasi masukan dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut merupakan salah satu tujuan atau konklusi terpilih berdasarkan data (fakta) yang diberikan oleh user.

  DAN. Bentuk pernyatannya adalah : JIKA tidak bisa buang gas DAN mengalami deman ringan DAN perut bengkak MAKA terserang penyakit radang

  Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala- gejala yang terdapat pada penyakit pencernaan dan konklusi adalah jenis penyakitnya, sehingga bentuk pernyataannya adalah (if-then). Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi yaitu berarti pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala. Gejala-gejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika

  then menghubungkan (antecendent) dengan konskuensi yang di akibatkannya.

  Perancangan basis pengetahuan mengunakan kaidah produksi untuk merepresentasikan pengetahuan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then). Kaidah if-

  pengumpulan nanah yang disebabkan masuknya bakteri ke ruangan di sekitar anus dan rektum

3. Metode Perancangan

3.1 Perancangan Rule

  2. Mulai Data Flow Diagram ( DFD) Level 1

  yang merupakan penjabaran dari level 0 Menu Utama : 2. Diagnosis 1. Master yang menggambarkan proses-proses 3. Informasi Penyakit Penyakit apa saja yang direlasikan dalam JST 4. Laporan 5. Keluar dan sistem pakar ini. Pada level ini juga Pil = 1? Y Menu Master dilakukan penambahan data store.

  3.3 T Pengujian Sistem menu utama Tampilkan Strategi pengujian sistem yang digunakan dalam penelitian ini yakni Menu black-box testing. Kriteria atau karateristik Pil = 2? Y Diagnosis Penyakit pengujian sebagai berikut : T

  1. Karakteristik Luar, yaitu karakteristik menu utama Tampilkan yang dapat diamati secara langsung.

  2. Karakteristik Dalam, karakteristik yang Pil = 3? Y Informasi Menu dipikirkan oleh pengembang, baik itu T Penyakit analis, desainer, atau pemrogram. menu utama Tampilkan Pil = 4? Y Laporan Menu Pengujian sistem dilakukan untuk

  4. Hasil dan Pembahasan T mengetahui apakah sistem telah berjalan menu utama Tampilkan sesuai dengan apa yang telah T

  direncanakan. Pengujian yang dilakukan Pil = 5? berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini Y memungkinkan pakar memperoleh Keluar kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak

  Gambar 1. Flowchart sistem pakar

  tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan Menu master terdiri dari beberapa pilihan sebagaimana yang diharapkan. penginputan yakni:

  Pengujian model black box 1.

   Data flow diagram (DFD) atau

  dilakukan dengan melakukan text case diagram arus data merupakan suatu dengan mempartisi domain input dengan gambaran grafis dari suatu sistem cara memberikan cakupan pengujian yang yang menggunakan sejumlah bentuk mendalam. Pengujian dilakukan dengan simbol untuk menggambarkan

  black box. Sedangkan untuk pengujian

  bagaimana data mengalir melalui yang dilakukan melibatkan pihak suatu proses yang saling berkaitan. pengguna sistem dan para pakar, meliputi :

  Walaupun nama diagram ini dokter, paramedis, petugas klinik, praktisi menekankan pada data, situasinya IT, dan mahasiswa sistem informasi. justru sebaliknya, penekanannya ada

  Berdasarkan hasil pengujian dan pada proses. penggunaan sistem informasi didapatkan hasil quisioner yang menyatakan baik dengan pengujian terhadap kemudahan penggunaan (daya guna) diperoleh hasil 90%, fungsionalitas diperoleh hasil 90%, antarmuka pengguna diperoleh hasil 95%, efisiensi diperoleh hasil 95%, integritas (keamanan) diperoleh hasil 90%, kemampuan adaptasi sistem diperoleh hasil 92,5%, keakuratan diperoleh hasil 90% dan kemudahan instalasi software diperoleh hasil 90%. Dengan demikian secara keseluruhan sistem ini dinyatakan baik dengan tingkat akurasi 91,56%.

  Form utama terdiri dari menu Gambar 3. Form Kelola Pasien Pengguna dan Data.

  Untuk kelola penyakit dan kelola gejala dapat dilihat pda gambar 4 dan gambar 5.

  Gambar 2. Form Menu Utama Sistem Pakar

  Gambar 4. Form Kelola Penyakit Untuk dapat login maka operator harus memiliki password. Selanjutnya dapat menginputkan biodata dari calon pasien yang ingin mendiagnosa penyakit yang mereka derita.

  Biodata kelola pasien meliputi nama, jenis kelamin, alamat dan no. Telpon yang dapat dihubungi.

  Gambar 5. Form Kelola Gejala

4. Kesimpulan

  Sistem Pakar . Yogyakarta: Penerbit

  Malang. 2011. Prosiding volume 1. hal. 125-130.

  untuk Diagnosa Penyakit Menular pada Kambing . SNATIKA 2011.

  Firman Anindra. Aplikasi Sistem Pakar

  Berbagai Makalah Sistem Informasi dalam KNSI 2009. KNSI 2009. Yogyakarta. 2009. hal. 283-288. [8] Galan Tri Suseno, Ina Agustina,

  Saraf Tiruan untuk Meramal Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia .

  Tasikmalaya: Penerbit ILLG 2013. [7] Ditdit N. Utama. Aplikasi Jaringan

  Graha Ilmu. 2008. hal 1 – 47. [6] Aryanto. Obat Infeksi saluran Pencernaan Tradisional yang Aman .

  & Pengembangnnya . Yogyakarta:

  Andi. 2005. hal 1 – 25. [5] Sri Hartati. Sari Iswanti. Sistem Pakar

  11 – 20. [4] Muhammad Arhami. Konsep Dasar

  Sesudah menjawab semua pertanyaan berdasarkan data gejala, data penyakit, maka akan ditampilkan form hasil diagnosa penyakit meliputi pencegahan dan pengobatan.

  Yogyakarta: Penerbit Andi. 2005. hal

  2013. Vol. 1 Nomor 1. hal 11 – 20. [3] T. Sutojo, Edy Mulyanto, Vincent Suhartono. Kecerdasan Buatan.

  Penyakit Saluran Pencernaan pada Manusia Menggunakan Metode Forward Chaining dan Visual Basic 2010 . Jurnal TransIT: SIJALU USM.

  2014; vol: 4 Nomor 2. hal. 1- 8. [2] Kuwati. Sistem Pakar Pendeteksi

  Sistem Pakar Dalam Mendiagnosa Penyakit Ikan Bandeng Dengan Metode Forward Chaining . Jurnal Inspiration. P3M STMIK AKBA.

  [1] Andi Yulia Muniar, Ashari. Penerapan

  Daftar Pustaka

  Diharapkan berikutnya dapat dikembangkan jumlah variasi penyakit ditambahkan, metode penelitian yang lain, pengembangan aplikasi lebih baik sehingga sistem dapat mendiagnosa penyakit pencernaan lebih detail, akurat dan lebih berguna terutama pada puskesmas pembantu dan klinik kesehatan yang jauh dari jangkauan para dokter ahli.

  Berdasarkan hasil perancangan sistem pakar untuk mendeteksi penyakit pencernaan dan pengobatan secara herbal, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi ini mampu memberikan hasil diagnosa penyakit yang cukup baik berdasarkan gejala

  Gambar 5. Hasil Diagnosa Penyakit

  • – gejala yang diberikan dengan cepat dan akurat, aplikasi ini 91,56% mampu menjelaskan penyebab serta cara pengobatan dan pencegahan dari hasil diagnosa penyakit yang dilakukan sistem. Hasil akhir diagnosa ditentukan berdasarkan faktor inferensi yang diberikan sesuai banyaknya gejala pada kaidah diagnosa.

Dokumen yang terkait

INDONESIA DAN JEPANG DALAM PERSPEKTIF PERBANDINGAN POLITIK Oleh: Moris Adidi Yogia, S.Sos, M.Si Abstract - Indonesia Dan Jepang Dalam Perspektif Perbandingan Politik

0 0 31

PENERAPAN ALGORITMA ANFIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERPINDAHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SISTEM TRANSPORTASI CERDAS Elly Warni Ellywarni82gmail.com Dosen Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin ABSTRAK - Penerap

0 0 6

ANALISIS TINJAUAN PERBANDINGAN AKUNTANSI PERPAJAKAN DENGAN AKUNTANSI KOMERSIAL DALAM PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU SENAPELAN

0 0 16

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT IKAN BANDENG DENGAN METODE FORWARD CHAINING

0 0 8

SISTEM PENILAI SOURCE CODE OTOMATIS

0 0 12

RANCANG BANGUN SISTEM ENKRIPSI DAN DEKRIPSI PENGIRIMAN INFORMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA (Rivest Shamir Adlement) BERBASIS WIFI

0 0 9

KONFLIK DAN KEKERASAN ANTARA MASYARAKAT MELAYU TAMBUSAI DENGAN PT. TORGANDA PROPERTY Oleh : Sobri, M.A., S.IP Dosen Jurusan Kriminologi Fisipol – Universitas Islam Riau Pekanbaru Abstract - Konflik Dan Kekerasan Antara Masyarakat Melayu Tambusai Dengan Pt

1 3 22

PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA KAMPUS TEKNIK GOWA

0 0 8

EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Oleh: Askarial, MH., SH Dosen Jurusan Kriminologi Fisipol – Universitas Islam Riau Pekanbaru Abstract - EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANE

0 1 10

PENERAPAN MODEL INDIVIDUAL DALAM PEMBELAJARAN MIKROKONTROLLER MENGGUNAKAN ANDROID Rohayati Arifin Ashari Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar Teknik Informatika, STMIK AKBA oya_arifinyahoo.com ashari.akba36gmail.com Abstrak - Penerapana Model Indi

0 0 8