LIQUIDITY EFFECT OF TRADING SHARE, SHARE PRICE LEVEL EXPENSIVENESS, FINANCIAL PERFORMANCE OF THE COMPANY STOCK SPLIT DECISION IN LISTED IN BEI

  

LIQUIDITY EFFECT OF TRADING SHARE, SHARE PRICE LEVEL

EXPENSIVENESS, FINANCIAL PERFORMANCE OF THE COMPANY

STOCK SPLIT DECISION IN LISTED IN BEI

  1) 2) 2)

  Ria Widhia Sari Dr, Nelmida, , Yuhelmi,

  1 Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta

  2 Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta

  e-mail : widhiasariria@yahoo.co.id nelmida_58@yahoo.com yuhelmis@yahoo.com

  

Abstract

  At this time the Indonesian capital market continues to experience a significant increase, it is marked by the continued improvement in the stock price index. IHSG improvement in line with the improved performance of the company. Therefore, the purpose of the research is proving empirically the effect of liquidity of stock trading, stock price expensiveness level, the company's financial performance against the decisions companies listed on the Stock Exchange the stock-split. Used in this study were 56 companies that were selected using purposive sampling method. In this study the variables used can be classified into two groups. Independent variables used in this study consisted of trading volume. Trading frequency, costliness share price, the company's liquidity, solvency and profitability. The dependent variable used the stock-split decision. The method of analysis used to test the method of binary logistic regression and t-test statistics. Based on the results of hypothesis testing found that the frequency stock trading and profitability significantly influence the company's decision to do a stock split, while the volume of stock trading, stock price expensiveness, liquidity and solvency are not significantly influence the company's decision to do a stock split. Kata Kunci Share Trading Liquidity, Share Price expensiveness level, The financial performance of the Company and Stock Split

  PENDAHULUAN pertumbuhan kawasan regional di Asia

1.1 Latar Belakang Masalah tidak didukung oleh peningkatan

  Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan negara Eropa dan Amerika perkembangan pasar modal Indonesia yang masih berada dalam suasana resesi. mengalami peningkatan yang signifikan. Dampak membaiknya pertumbuhan Menurut Hendarto (2012) terjadinya perekonomian negara Asia juga peningkatan frekuensi dan volume mendorong peningkatan indeks di perdagangan saham pada saat ini tidak Indonesia yang terlihat dari peningkatan terlepas dari stabilnya perekonomian di volume dan frekuensi perdagangan. kawasan regional seperti Singapura, Menurut Rahman (2012) saat ini Jepang dan Korea Selatan, kecermalangan Bursa Efek Indonesia telah menunjukan pertumbuhan 400% dari peningkatan frekuensi perdagangan terhadap indeks gabungan jika dibandingkan tahun keputusan stock split pada 2007 yang lalu. Saat ini indeks telah perusahaan di BEI ?. menyentuh 2.500 poin sedangkan pada

  2. Bagaimanakah pengaruh tingkat bulan Juli 2007 indeks gabungan baru kemahalan saham terhadap menyentuh angka 550 poin. Peningkatan keputusan stock split pada tersebut tentu sangat membanggakan dan perusahaan di BEI ?. menunjukan bahwa Indonesia telah 3.a Bagaimanakah pengaruh kinerja menjadi pilihan investor sebagai negara keuangan yang diukur dengan tujuan investasi terbaik di dunia. likuiditas berpengaruh terhadap

  Lestari (2005) menemukan bahwa keputusan stock split pada frekuensi perdagangan tidak berpengaruh perusahaan di BEI ? signifikan terhadap keputusan stock split. 3.b Bagaimanakah pengaruh kinerja Ekaningsih dan Yulinartati (2011) keuangan yang diukur dengan mengungkapkan bahwa frekuensi solvabilitas berpengaruh terhadap perdagangan saham tidak berpengaruh keputusan stock split pada signifikan terhadap keputusan stock split, perusahaan di BEI ? keadaan tersebut menunjukan bahwa 3.c Bagaimanakah berpengaruh kinerja peningkatan atau penurunan frekuensi keuangan yang diukur dengan perdagangan tidak selamanya mendorong profitabilitas terhadap keputusan perusahaan melakukan pemecahan saham stock split pada perusahaan di BEI baik secara up atau pun down. Landasan Teori

1.2 Perumusan Masalah

  2.1 Stock split

  Berdasarkan kepada latar belakang

  2.1.1 Pengertian Stock split

  masalah maka diajukan beberapa Salah satu strategi yang pertanyaan yang akan dibuktikan didalam dikembangkan perusahaan untuk menarik penelitian ini yaitu sebagai berikut: perhatian pelaku pasar untuk segera

  1.a Bagaimanakah pengaruh likuiditas membeli saham perusahaan adalah dengan saham yang diukur dengan volume cara melakukan pemecahan saham (stock perdagangan terhadap keputusan split ). Menurut Jogiyanto (2008) stock split pada perusahaan di BEI? adalah pemecahan saham sekunder

  stock split

  1.b Bagaimanakah pengaruh likuiditas menjadi jumlah tertentu, dimana harga per saham yang diukur dengan lembar baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.

  Brigham dan Gapeski (2008) stock

  split atau pemecahan saham merupakan

  suatu aktifitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk menaikan jumlah saham yang beredar. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menormalkan kembali harga saham yang meningkat melebihi harapan pasar.

  Madura (2005) stock split merupakan sebuah aktifitas yang dilakukan manajemen perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham (1/n). Kebijakan tersebut diambil setelah mekanisme permintaan dan penawaran terhadap saham menjadi semakin tinggi. Untuk kembali menciptakan sentimen positif bagi pelaku pasar manajemen mengambil kebijakan untuk melakukan pemencahan saham dalam rangka menambah jumlah saham yang beredar.

  Dalam melakukan stock split ada dua kemungkinan yang akan terjadi apakah akan meningkatkan atau menurunkan harga saham.

  Berdasarkan beberapa uraian ringkas beberapa definisi stock split dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemecahan saham merupakan kebijakan manajer untuk menambah jumlah saham dengan tujuan menarik perhatian investor atau pelaku pasar.

  2.2 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1.a Volume Perdagangan Saham

  Hamzah (2010) hasil yang diperoleh menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap stock split. Hasil yang diperoleh menunjukan jika volume perdagangan yang terjadi terlalu tinggi, kecenderungan yang akan terjadi adalah penurunan dalam jangka pendek, untuk mengantisipasi masalah tersebut tentu akan meningkatkan peluang untuk melakukan stock split. Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap stock split .

  Pada penelitian Lucyanda dan Aggriawan (2011) ditemukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan

  stock split . Pada model penelitian tersebut

  teridentifikasi koefisien regresi yang membentuk volume perdagangan bertanda positif. Hasil tersebut menunjukan bahwa peningkatan volume perdagangan tentu akan mendorong meningkatnya keputusan melaksanakan stock split. Meningkatnya volume perdagangan tentu akan mendorong menguatkan harga saham, ketika harga saham yang terbentuk semakin tinggi, untuk menjaga aktifitas saham tetap tinggi tentu keputusan untuk melakukan stock split semakin tinggi. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu: H 1.a Volume perdagangan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split

  1.b Frekuensi Perdagangan Saham

  Lestari dan Sudaryono (2008) mengungkapkan bahwa likuiditas saham yang diukur dari frekuensi perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap

  stock split . Semakin tinggi frekuensi

  perdagangan saham menunjukan meningkatnya permintaan dan penawaran saham dipasar sekunder, jika frekuensi permintaan semakin banyak tentu akan semakin mendorong terjadinya penguatan harga pasar saham, jika terus dibiarkan dalam jangka panjang akan terjadi penurunan nilai pasar saham ketika pasar menilai harga saham yang terbentuk sudah diluar perkiraan, oleh sebab itu solusi untuk melakukan pemecahan saham adalah yang terbaik.

  Lucyanda dan Aggriawan (2011) menemukan bahwa likuiditas saham yang diukur dengan frekuensi perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan stock split.Kenaikan dan penurunan harga saham dipasar sekunder tentu dipengaruhi oleh frekuensi perdagangan saham. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu sebagai berikut: H 1.b Frekuensi perdagangan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split .

  2 Kemahalan Harga Saham

  Widyastuti dan Usmara (2005) dalam penelitiannya menjelaskan harga saham yang tinggi (mahal) menjadi bagi perusahaan untuk melakukan stock split. Hal tersebut dipahami karena apabila harga pasar saham terlalu mahal maka menjadi tidak menarik bagi investor, terutama investor kecil, dan akhirnya saham menjadi tidak likuid. Dengan alasan tersebut semakin mahal harga saham dan semakin rendah likuiditas saham maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk melakukan stock split.

  Menendes dan Anson (2003) kemahalan harga saham berpengaruh posiitf terhadap keputusan melakukan

  stock split . Hasil penelitian tersebut

  menunjukan bahwa semakin tinggi kemahalan harga saham tentu menciptakan ketakutan bahwa dimasa mendatang saham menjadi kurang aktif dan tentu akan mendorong melemahnya harga saham dimasa mendatang, pertimbangan tersebut mempengaruhi manajemen untuk segera melakukan stock split. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: H

2 Tingkat kemahalan harga saham

  berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan melakukan

  stock split .

  Indriantoro (1999) hasil penelitiannya menunjukan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan untuk melakukan stock split. Semakin tinggi likuiditas yang dilihat dari current ratio akan mendorong menguatnya harga saham, ketika harga saham meningkat terlalu tinggi akan mendorong tentu keputussan untuk melakukan stock split akan semakin meningkat. Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas saham berpengaruh positif terhadap stock split.

  Menendes dan Anson (2003) mengungkapkan bahwa meningkatnya keaktifan dari sebuah saham dipasar modal juga ikut dipengaruhi oleh kinerja likuiditas perusahaan. Semakin baik pengelola terhadap likuiditas tentu akan membuat kegiatan operasional berjalan dengan baik, dan tentunya memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja dimasa mendatang. Peningkatan harga pasar saham secara berlebihan mendorong munculnya pertimbangan dari manajemen untuk segera melaksanakan stock split.

  Sulastri (2010) hasil penelitiannya menunjukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan

  stock split . Terjadinya peningkatan harga

3 Likuiditas Perusahaan

  saham secara luar biasa akibat likuiditas yang optimal membuat manajemen perusahaan merasa was was untuk memprediksi tingkat aktifitas saham dimasa mendatang. Oleh sebab itu untuk kembali menstabilkan nilai pasar saham maka keputusan untuk melaksanakan stock

  split adalah yang terbaik. Berdasarkan

  uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu: H

  3. Likuiditas berpengaruh positif

  terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split.

  4 Solvabilitas

  Purwati (2009) hasil penelitiannya menunjukan bahwa solvabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan stock split. Hasil yang diperoleh menunjukan semakin tinggi komposisi hutang yang dimiliki perusahaan akan semakin menurunkan keputusan stock split. Semakin tinggi hutang akan menciptakan ke khawatiran dalam diri auditor akan keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Nur (2009) hasil penelitiannya menunjukan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semakin optimal pemanfaatan hutang tentu akan memberikan kontribusi yang baik bagi organisasi, kondisi tersebut tentu menciptakan image positif di dalam diri investor sehingga mendorong meningkatnya harga saham. Ketika harga saham yang terjadi dipasar sekunder terlalu tinggi tentu akan mendorong kekhawatiran di dalam diri auditor untuk menurunkan harga saham, dengan cara melaksanakan stock split .

  Lucyanda dan Aggriawan (2011) hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis menunjukan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan stock split. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang bukanlan variabel yang mempengaruhi keputusan stock split , akan tetapi keputusan stock split sebagai indikator untuk menstabilkan saham lebih pengaruhi oleh profitabilitas. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu sebagai berikut: H

  terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split.

  5 Profitabilitas

  Lucyanda dan Aggriawan (2011) hasil penelitiannya menunjukan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan mendorong menguatnya keputusan manajemen untuk melalukan stock split. Laba mendorong ketertarikan dalam diri investor untuk berinvestasi dalam jumlah yang lebih besar, sehingga mendorong meningkatnya harga saham, ketika harga saham mengalami peningkatan yang berlebihan tentu akan mendorong menurunkan keaktifan dari saham, kondisi ini tentu membuat keputusan stock split menjadi jalan keluar yang dipilih manajemen.

  Indriantoro (1999) hasil yang diperoleh di dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin meningkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan menciptakan sentimen positif yang mendorong meningkatnya permintaan dan penawaran terhadap saham sehingga harga saham menjadi meningkat. Ketika harga saham mengalami peningkatan secara luar biasa untuk mengantisipasi hal tersebut dan mempertahankan likuiditas saham salah satu cara yang dikembangkan manajemen adalah dengan cara melaksanakan stock

  split

  . Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

4 Solvabilitas berpengaruh negatif

  H

5 Profitabilitas berpengaruh positif pembegian saham bonus dan

  terhadap keputusan perusahaan pengumuman lainnya secara melakukan stock split bersamaan atau mendekati

  Metode Penelitian pelaksanaan peristiwa stock split

  4. Perusahaan tidak melakukan stock

3.1 Populasi dan Sampel

  . Menurut Ghozali (2011) populassi split lebih dari satu (1) kali pada merupakan kesatuan atribut yang saling periode 2007 – 2012 berhubungan antara satu dengan yang lain.

  5. Perusahaan yang datanya tersedia Pada penelitian ini yang menjadi populasi secara lengkap untuk kebutuhan adalah seluruh perusahaan yang listed di analisis Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk perusahaan yang

  Agar dapat menentukan jumlah tidak melakukan stock split ditentukan sampel yang dapat benar benar mewakili berdasarkan judgment sampling dengan populasi maka digunakan metode kriteria sebagai berikut: pengambilan sampel. Pada penelitian ini

  1. Berada pada industri yang metode pengambilan sampel yang sama pada perusahaan yang digunakan adalah purposive sampling. melakukan stock split Menurut Jogiyanto (2005) purposive

  2. Memiliki range aset yang

  

sampling adalah metode pengambilan sama atau hampir sama

  sampel yang didasarkan pada kriteria dengan perusahaan yang khusus yang dimiliki populasi. Tujuan melakukan stock split digunakannya metode tersebut untuk

  3.2 Metode Analisis

  membatasi jumlah sampel. Secara umum Untuk menjawab atau kriteria sampel yang digunakan meliputi: membuktikan kebenaran hipotesis maka

  1. Perusahaan dengan saham go digunakan metode analisis secara

  public dan tergabung dalam kuantitatif. Didalam metode proses

  berbagai industri pengujian hipotesis dilakukan dengan

  2. Perusahaan yang melakukan menggunakan alat uji statistic. Secara kegiatan stock split pada periode umum tahapan pengujian statistic yang 2007 – 2012 dilakukan terlihat pada sub bab dibawah

  3. Perusahaan tidak melakukan ini kebijakan lainnya seperti pembagian deviden, right issue,

  Analisis Hasil Dan Pembahasan

  Likelihood tabel Block 1 mengalami

  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, kemahalan harga saham, likuiditas saham, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebelum dilakukan tahapan pengolahan data maka dilakukan pencarian data dan informasi. Pada penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari Indonesian

  Capital Market of Directory (ICMD) dan www.idx.co.id .

  4.2 Pengujian Model Regresi Logistic

  hipotesis 0 ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasi sehingga Hosmer and Lemeshow tidak baik karena model tidak dapat memperbaiki nilai obsevasi nya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 0 diterima dan model mampu memprediksi nilai observasinya (santoso,2004). Berdasarkan hasil penguijan yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:

  Lemeshow lebih kecil dari 0,05 maka

  Untuk menguji apakah data empiris yang digunakan cocok atau sesuai dengan model ( tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and

  4.2.2 Pengujian Hosmer and Lemeshow Test

  penurunan sebesar 18,489 atau menjadi 52,035. Penurunan tersebut menunjukan terjadi peningkatan akurasi hasil penelitian pada saat dilaksanakan pembentukan model regresi logistic. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

  4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

4.2.1 Analisis -2 Loglikelihood

  Block 0 nilai koefisien -2 Log Likelihood

  yang dihasilkan adalah sebesar 70,524 setelah diamati dengan nilai -2 Log

  Pada Tabel 4.2 terlihat pada tabel

  Keterangan Model Coefficient Selisih Block 70,524 -2 Log Likelihood Block 1 52,035

  Tabel 4.2 Analisis Pengujian -2 Log Likelihood

  yang dilakukan diperoleh hasil terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

  Loglikelihood, berdasarkan hasil pengujian

  Sebelum dilakukan pembentukan model regresi logistic terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap pengujian -2

  18,489 Sumber Lampiran 2 (Pengolahan Data)

  Tabel 4.3 Pengujian Hosmer and Lemshow Step Chie-

  1 52,035 0,304 0,406 Sumber Lampiran 2 (Pengolahan Data)

  split yang dilakukan di dalam perusahaan

  Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis pertama tidak berhasil membuktikan bahwa volume perdagangan saham tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan stock

  1 )

  4.3.1 Pengaruh Volume Perdagangan Saham Terhadap Stock split (H

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada sub bab dibawah ini:

  4.3 Pembahasan

  adalah sebesar 0,406 hasil tersebut menunjukan bahwa volume perdagangan, frekuensi perdagangan, kemahalan harga saham, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas memiliki variasi kontribusi dalam mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan stock split atau pemecahan saham sebesar 40,6% sedangkan sisanya sisanya sebesar 59.4% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini.

  Negelkerke R-square yang dihasilkan

  Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai

Tabel 4.4 Pengujian Negelkerke R-Square Step -2 Log Likelihood Cox & Snell R- Square Negelkerke R Square

  Square Df Sig

  mengetahui kemampuan dari variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen yang diukur dengan persentase. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.4 dibawah ini:

  Negelkerke R-Square dilakukan untuk

  Menurut Ghozali (2010) pengujian

  pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

  logistic . Oleh sebab itu tahapan

  3,944 dengan nilai signifikan sebesar 0,862. Proses pengolahan data menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,819 > α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian yang digunakan memang cocok atau tepat untuk dibentuk kedalam sebuah persamaan regresi binary

  chi-square yang dihasilkan adalah sebesar

  Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai

  Sumber Lampiran 2 (Pengolahan Data)

  1 3,944 8 0,862

4.2.3 Analisis Negelkerke R-Square

  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ketika pasar memberikan respon positif akibat membaiknya performance perusahaan, hampir seluruh perusahaan mampu mendorong terjadinya peningkatan volume perdagangan melebihi dari yang biasanya. Sehingga keadaan tersebut terjadi karena volume perdagangan mengalami peningkatan dan menunjukkan bahwa posisi likuiditas saham mengalami kenaikkan, karena likuiditas saham perusahaan masih dianggap normal, sehingga kebijakan manajemen untuk melakukan pemecahan saham tidak jadi dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3.2 Pengaruh Frekuensi

  Perdagangan Terhadap Stock split (H 2 )

  . Hasil yang diperoleh dalam tahapan pengujian statistik menunjukan bahwa frekuensi perdagangan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap

  stock split pada perusahaan yang terdaftar

  di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa frekuensi perdagangan saham merupakan variabel yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan pemecahan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keadaan tersebut terjadi karena frekuensi perdagangan saham yang terjadi sepanjang periode penelitian frekuensi perdagangan yang terbentuk tidak terlalu tinggi dan dianggap tidak membahayakan keaktifan saham yang ditawarkan kepada konsumen, selama periode observasi saham yang ditawarkan perusahaan yang dijadikan sampel masih dalam keadaan likuid atau dapat dengan mudah dijual oleh pemiliknya, oleh sebab itu peneliti menduga selama periode observasi data yang dipilih keputusan manajemen untuk melakukan stock split lebih disebabkan oleh variabel lain, seperti situasi perekonommian global, suhu politik, keamanan nasional hingga pergerakan variabel makro seperti inflasi, kurs dan sebagainya.

  4.3.3 Pengaruh Kemahalan Harga Saham Terhadap Stock split (H 3 )

  . Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa kemahalan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa kemahalan harga saham bukanlah variabel yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan stock split. Kondisi tersebut terjadi karena sepanjang periode penelitian harga saham yang dimiliki perusahaan sampel relatif wajar atau tidak mengalami gejolak berarti. situasi tersebut tentu membuat pergerakan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak mengalami perubahan dan tidak mengkhawatirkan pihak manajerial, sepanjang periode penelitian harga saham yang ditawarkan tetap likuid atau relatif diminati pelaku pasar. Situasi tersebut tentu membuat pihak manajemen belum mengambil keputusan untuk melakukan pemecahan saham (stock split). Terjadinya kenaikan saham secara abnormal jarang terjadi, akan tetapi dapat dipicu oleh peristiwa penting seperti kondisi politik, sosial atau pun keamanan sebuah negara atau peristiwa yang besar dan mendorong perubahan dalam kegiatan pasar modal.

  . Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian menunjukan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Hasil yang diperoleh tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa likuiditas perusahaan bukanlah variabel yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan stock split. Situasi tersebut terjadi karena pergerakan posisi likuiditas hanya menciptakan kenaikan harga saham secara normal, selain itu normalnya pergerakan harga saham, juga terjadi karena masing masing investor di dalam pasar modal memiliki informasi yang lengkap tentang kondisi pasar, akibatnya pergerakan harga saham yang terjadi dipasar sekunder relatif normal. Keputusan stock split akan terjadi ketika harga saham mengalami peningkatan melebihi standar normal yang biasa terjadi, keputusan stock split dimaksudkan untuk menjaga daya beli pasar terhadap saham.

  Stock split dapat terjadi ketika terjadinya

  perubahan yang signifikan terhadap sejumlah variabel diluar perusahaan, seperti perubahan infrastruktur politik, keamanan dan kondisi sosial sebuah negara. Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan stock split tidak saja dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan akan tetapi keputusan stock

4.3.4 Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Stock split (H 4 )

  split lebih disebabkan oleh perubahan

  sejumlah variabel yang berada diluar perusahaan seperti kondisi sosial, politik dan ekonomi sebuah negara.

4.3.5 Pengaruh Solvabilitas

  Perusahaan Terhadap Stock split (H 5 )

  Hasil yang diperoleh menunjukan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa bahwa keputusan melakukan stock

  split tidak dipengaruhi Keadaan tersebut

  terjadi karena posisi solvabilitas yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel masih berada dalam keadaan yang wajar. Dalam hal ini perusahaan masih dinilai mampu untuk melakukan mengelolaan dana yang bersumber dari hutang untuk meningkatkan nilai perusahaan. Keadaan yang sama terus dapat dipertahankan hingga akhir periode observasi. Konsistensi perusahaan untuk menjaga optimalisasi solvabilitas membuat hal tersebut menjadi hal yang biasa sehingga tidak lagi mempengaruhi pergerakan harga saham dan keputusan perusahaan melakukan stock split. Pada umumnya investor mulai berfikir untuk mengamati variabel lain yang berada diluar perusahaan. Variabel tersebut memiliki kontribusi yang besar bagi eksistensi perusahaan seperti pergerakan inflasi, depresiasi kurs, perubahan instalasi politik, kondisi sosial hingga keamanan sebuah negara.

  Tahapan hasil pengujian statistik yang diperoleh menunjukan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan

  stock split tidak saja dipengaruhi oleh

  kondisi keuangan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan akan tetapi keputusan

  stock split lebih disebabkan oleh

  perubahan sejumlah variabel yang berada diluar perusahaan seperti kondisi sosial, politik dan ekonomi sebuah negara. Perubahan politik, ekonomi dan sosial tidak dapat dihindari akan tetapi memberikan kontribusi bagi peningkatan atau penurunan harga saham yang mendorong terbentuknya keputusan stock split .

  4.3.6 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Stock split (H

  6 )

  Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keenam menunjukan bahwa profitabilitas adalah variabel yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan stock split. Kondisi tersebut terjadi karena perusahaan yang dijadikan sampel, laba yang dihasilkan mengalami peningkatan, keadaan tersebut mendorong investor dan pelaku pasar khawatir eksistensi perusahaan dalam jangka panjang, selama periode pengambilan sampel investor memperdulikan profitabilitas sebagai salah satu variabel yang memicu kenaikan harga saham atau pun keputusan dalam pada perusahaan yang terdaftar di melakukan pemecahan saham. Bursa Efek Indonesia.

  Hasil yang diperoleh di dalam

  4. Likuiditas perusahaan tidak tahapan pengujian hipotesis keenam berpengaruh signifikan terhadap sejalan dengan teori yang diungkapkan keputusan melakukan stock split Tandelilin (2010) yang menyatakan bahwa pada perusahaan yang terdaftar di pergerakan harga saham perusahaan tidak Bursa Efek Indonesia. saja dipengaruhi oleh variabel yang berasal

  5. Solvabilitas tidak berpengaruh dari dalam perusahaan akan tetapi juga signifikan terhadap keputusan pengaruhi oleh sejumlah variabel yang melakukan stock split pada berasal dari luar perusahaan, seperti perusahaan yang terdaftar di Bursa kondisi sosial , politik dan keamanan Efek Indonesia. sebuah negara.

  6. Profitabilitas berpengaruh

  PENUTUP signifikan terhadap keputusan

  melakukan stock split pada

5.1 Kesimpulan

  Sesuai dengan analisis dan perusahaan yang terdaftar di Bursa pembahasan hasil pengujian hipotesis yang Efek Indonesia. telah dilakukan dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti DAFTAR PUSTAKA dari hasil penelitian ini yaitu:

  Arifin Kusuma. 2011. Reaksi Pasar dan

  1. Volume perdagangan saham tidak Analisis Fundamental Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Harga berpengaruh signifikan terhadap Saham. Jurnal Akuntansi keputusan melakukan stock split

  Keuanganb Nonor 5 Volume 1.

  Universitas Udayana, Bali. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ghozali, Imam. 2011. Analisis

  Multivariate dengan

  2. Frekuensi perdagangan saham

  Menggunakan SPSS 19.0. Badan

  Penerbit Universitas Dipenegoro, berpengaruh signifikan terhadap Semarang. keputusan melakukan stock split Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuty. 2001. pada perusahaan yang terdaftar di

  Manajemen Keuangan Bursa Efek Indonesia. Perusahaan. Jilid 1, Edisi Keempat, YPTKI, Jakarta.

  3. Kemahalan harga saham tidak Jogiyanto. 2005. Dasar Dasar Teori berpengaruh signifikan terhadap

  Pasar Modal. Badan Penerbit

  keputusan melakukan stock split Universitas Gajahmada, Yogyakarta. Kesuma Atmaja. 2013. Analisis

  Fundamental Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Investasi.

  Artikel Akuntansi Keuangan Universitas Gunadarma, Jakarta.

  Lucyanda, Jurica. 2011. Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan Perusahaan dan Likuiditas Perdagangan Saham Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock split . Jurnal Akuntansi Volume 9 Nomor 2.

  Universitas Negeri Jember. Ross, Westerfield Jaffe. 2005. Corporate Finance. McGrawhill, Irwin.

  Sartono Agus. 2010. Dasar Dasar

  Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). BPFE, Yogyakarta.

  Supranto, J. 2007. Metodologi Penelitian.

  Gramedia Pustaka, Jakarta. Suprapto Jodi. 2012. Trend Pergerakan

  IHSG. www.kompas.com Tandelilin, Eduardus. 2010. Dasar Dasar

  Keputusan Investasi. BPFE, Yogyakarta.