3 tingkat risiko dan ketdkpastian
KECENDERUNGAN
MENINGKATNYA RISIKO DAN
KETIDAKPASTIAN5 PENGGERAK UTAMA TREN KETIDAKPASTIAN DAN MENINGKATNYA RESIKO
1. Laju perubahan lebih cepat
Laju perubahan yang lebih cepat membatasi kemampuan kita untuk
memprediksi masa depan, yang membuat prakiraan kami kurang
akurat. Dengan perkiraan kurang akurat, bisnis menghadapi tingkat
ketidakpastian yang lebih tinggi. Selain itu, meningkatnya kecepatan
perubahan dalam dunia bisnis mempersingkat waktu yang tersedia bagi
perusahaan untuk merencanakan kemungkinan perubahan atau
merespon orang-orang yang tak terduga, yang pada gilirannya, dapat
meningkatkan dampak dari risiko. Jadi, laju perubahan yang lebih
cepat dapat meningkatkan kedua unsur risiko: ketidakpastian dan
2. Kompleksitas yang meningkat.
Kompleksitas, secara umum, meningkatkan risiko.
Sebuah sistem yang kompleks adalah sistem yang
tidak dapat dijelaskan dengan memecahnya
menjadi bagian-bagian karena elemen kunci
adalah interaksi antara bagian-bagian. Sebagai
hasil dari interaksi ini, sistem kompleks
menunjukkan perilaku tiba-tiba (Horton, 2012).3. Tatanan Global Multi-Polar
Munculnya kekuatan ekonomi baru, adalah tanda-tanda tren menuju
tatanan dunia multi-polar. Ketika kita memiliki lebih banyak kekuatan
yang berpengaruh di seluruh dunia, kita bisa mengharapkan lebih banyak acara tak terduga terjadi karena interaksi dan persaingan antara kekuatan ini. Berikut adalah bagaimana para ahli memprediksi trenglobal jangka panjang ketidakpastian dari sudut pandang ini: '' Sistem
Internasional - seperti yang dibangun setelah perang dunia kedua - akan
hampir tak bisa dikenali pada tahun 2025 karena meningkatnya kekuatanyang muncul, sebuah ekonomi global, peralihan sejarah kekayaan relatif
dan kekuatan ekonomi dari Barat ke Timur, dan pertumbuhan pengaruh aktor non-negara Secara historis, muncul sistem multi-polar lebih stabil daripada bipolar atau yang unipolar [. . .] 20 tahun ke depan dari transisi ke sistem baru
4. Globalisasi
Sebagai tambahan terhadap penguatan risiko, dunia
bisnis semakin saling terkait dapat mengubah risiko lokal
menjadi global. Meskipun gangguan besar jarang terjadi
di lokasi tertentu, kemungkinan memiliki gangguan besar
di suatu tempat di seluruh dunia tidak jarang lagi.
Globalisasi berarti bahwa bisnis di seluruh dunia lebih
dan lebih saling terkait. Akibatnya, gangguan di mana
saja menyebar dengan cepat ke berbagai daerah, yang
berarti sebuah bisnis hampir tidak aman dari gangguan
5. Risiko saling terkait meningkat.
Selain tren globalisasi yang memfasilitasi penyebaran cepat dari setiap
gangguan lokal, interkoneksi meningkat dari berbagai jenis risikomembuat masalah lebih buruk. Artinya, berbagai kategori risiko bisnis
yang tidak independen satu sama lain. Salah satu jenis risiko yang mungkin berkembang menjadi kategori risiko lainnya. Disini adalah bagaimana dalam laporan '' Global Risks 2010 '' menekankan aspek intensif risiko: '' Kita berada di dunia dengan tingkat belum pernah terjadi keterkaitan sebelumnya dari antara semua daerah yangberisiko. . . peningkatan interkoneksi antara risiko berarti tingkat yang
lebih tinggi dari risiko sistematis dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, ada kebutuhan yang lebih besar untuk sebuah pendekatan
Memanfaatkan Manajemen Resiko untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif
Klasifikasi pertama melihat pada manfaat potensial dari risiko Sebuah perusahaan mungkin menghadapi dua jenis utama dari risiko: Risiko yang bernilai (Rewarded risk) yaitu risiko yang terkait dengan manfaat yang diharapkan. Ini adalah risiko yang kita ambil dengan harapan menciptakan nilai lebih, misalnya ketika kita memasuki pasar baru, atau mengembangkan produk atau proses baru.
Risiko yang tidak bernilai (Un-Rewarded Risk). yaitu risiko yang terkait oleh kekuatan eksternal dengan tidak ada nilai potensi di dalamnya. bencana alam, kecelakaan industri, pencurian, pandemi, dll adalah contoh dari risiko dihargai. Kami selalu berusaha untuk menghindari atau mengurangi risiko ini.
Memanfaatkan Manajemen Resiko - lanjutan Klasifikasi Kedua sesuai dengan besaran dan dampak pada organisasi.
risiko mengganggu (Disruptive risk) Yaitu risiko yang dapat mengganggu operasi utama dan kayanan organisasi serta mengancam posisi pasar atau bahkan kelanjutan dari bisnis
risiko yang tidak mengganggu (Un-disruptive risk).
Yaitu risiko yang lebih sering berhubungan dengan bisnis dari hari ke hari. Meskipun masing-masing risiko “tidak mengganggu” tidak mengancam posisi pasar atau keberadaan suatu organisasi, kemampuan untuk menangani secara efektif dan secara keseluruhan akan berdampak penting pada kinerja organisasi, dan karenanya pada posisi kompetitif.
4 CARA MANAJEMEN RESIKO MENJADI KEUNGGULAN KOMPETITIF 1.
Tetap melayani ketika yang lain berhenti - Kompromi dengan resiko yang mengganggu dan resiko yang tidak bernilai. Contoh : Kasus Nokia vs Ericson.
Nokia mampu meningkatkan pangsa pasar 30% dari 27%
ketika Ericson turun dari 12% menjadi 9%.
Nokia responsif ketika pemasok Royal Philip Electric
mengalami kebakaran untuk mencari pemasok lain dalam
memenuhi komponen yang dibutuhkan2.
Mencari bisnis berisiko – Kompromi dengan bisnis beresiko yang bernilai, resiko yang mengganggu, dan resiko yang tidak mengganggu Contoh :
Film Avatar (2009) yang di buat James Camerron memecahkan rekor
box office terbesar setelah Titanic (1995) dengan $ 1.830.000.000, James
menghasilkan $ 2.700.000.0000.Ketika Twentieth Century Fox mengambil risiko untuk memulai proyek
James dengan menginvestasikan uang sebesar $10 juta untuk
membangun kamera revolusioner yang diperlukan dengan sistem
pembagian resiko. James keluar dari tradisi “ Jangan pernah
tenggelamkan uang sendiri ke Film”3. Unggul dalam kinerja sehari-hari – Kompromi dengan resiko yang tidak bernilai dan resiko yang tidak mengganggu. Contoh : Toyota responsif dan memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, untuk menjaga posisi pada saat menghadapi gangguan yang besar. Pada tahun 1997 terjadi kebakaran terhadap pabrik yang memproduksi P-katup di Aisin Seiki Co di Kariya, Jepang. Pabrik
tersebut bertanggung jawab 99% untuk memasok spare part P-
katup di seluruh produksi mobil toyota. Karena ada hubungan yang dekat antara toyota dengan pemasok dan ada rasa saling percaya, di hari yang sama Toyota dan Aisin mampu mengumpulkan semua produsen P-Valve. Akhirnya dalam 9 hari toyota dapat kembali beroperasi normal4. Membangun citra tangguh – kompromi dengan segala macam resiko. Ketika sebuah perusahaan berhasil mendapatkan
kepercayaan orang lain dalam memiliki kemampuan
manajemen resiko yang kuat, dan karenanya menjadi tangguh
dalam menghadapi volatilitas dan gangguan, sehingga perusahaan bisa bermain labih kompetitif di pasarKONSEP RISIKO
Secara ilmiah pengertian risiko masih tetap beragam. Risiko telah didefinisikan secara berbeda di berbagai disiplin ilmu (ekonomi, asuransi, ilmu perilaku, manajemen strategis, dll).
Definisi yang kita bahas dalam makalah ini menentukan risiko dalam hal ketidakpastian dan besarnya kerugian potensial:'risiko adalah ketidakpastian tentang terjadinya kerugian '' (Regda, 2007).
Kaplan dan Garrick (1981) definisi yang sama tentang risiko yaitu Ketidakpastian, di sisi lain, berasal dari kurangnya informasi yang lengkap tentang masa depan.
Dengan kata lain, ketidakpastian adalah situasi di mana pembuat keputusan memiliki pengetahuan yang terbatas untuk persis menggambarkan hasil di masa depan (Carbonara dan Caiazza, 2010; Krickx, 2000)
Karakteristik Risiko a. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
b. Terjadi secara tiba-tiba (accidental)
c. Bila terjadi menimbulkan kerugian
Jenis Risiko
Resiko dapat dibedakan dengan berbagai cara (Djojosoedarso, 2003) antara lain :
1. Resiko yang tidak disengaja (resiko muni)
2. Resiko yang disengaja (Resiko spekulatif)
3. Resiko fundamental
4. Resiko khusus
5. Resiko Dinamis
MANAJEMEN RISIKO
Regda (2007) mendefinisikan manajemen risiko dalam istilah kerugian eksposur: '' manajemen risiko adalah proses yang mengidentifikasi eksposur kerugian yang dihadapi oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk menangani kerugian eksposur tersebut”.
Pada dasarnya Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan risiko.
Tujuan Manajemen Risiko
a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian
tujuan perusahaan.b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada
pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian,
menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dankeunggulan kinerja perusahaan.
d. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi
risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risikodan
pentingnya pengelolaan risiko.f. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang
dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna bagi manajemendalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus menerus dan berkesinambungan
Proses Manajemen risiko
Risk Identification
Risk Assesment Risk Evaluation
Implementation Risk Monitoring INTEGRATED RISKS MANAGEMENT Life Circle & Life Circle & COMMUNICATION
INTEGRATION Environment
SCOPE Environment Variables Variables
Expectation/ Feasibility Ideas, Directives, Data
Exchanges Availability,
QUALITY HUMAN
Requirement
PROJECT
Productivity Standard
RESOURCES RISKS
Cost, Objective, Time
Restraint Objective Restraint
TIME
CONTRACT/ Service, Service,
COST
PROCUREMENT Material, Material, Performance
Performance
Identifikasi Risiko Proyek (Project Risk Exposure)
Schedule Financial
Quality Resources
Scope External
Risks Internal
Risks Integration
Procurement Communication
Project Objective
Project Planning
Project Excecution
Project Excecution PROJECT – OPPORTUNITY/RISKS
OPPORTUNITY
RISKS
Identification gaps in realization of strategic objective Escalates current risks & identifies potential risks earlier Ensures proper communications to relevant stakeholder
- Fragmentend project plans
- Poorly defined project mission & tasks
- No clear process for escaping risksto senior management decisions
- Insufficient reporting to support top-management decisions
Improves monitoring and control of project Mediates issue resolution Increases efficiency in tracking progress of projects Integrates project plans for
- Ineffective enforcement of project controls and policies
- Conflict between line and project managers
- Projects do not meet deadlines and/or milestones
- Lack of standardized reports
Operation Integrity Operational Delivery
Capacity Management Corporate Governance
Supplier Management Service Management Sourcing Management
HR Management Operational Control
Project Risk Management Portfolio Risk Management
Executive Board
G
IN U FO
ID R E M
Operations
A Programmes T
Functional
IO N
Projects Logistics
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”
BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO –
Lanjt”BEBERAPA CARA ANALISA RESIKO – Lanjt”
SUMMARY
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua organisasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia
Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko Manajemen resiko dengan menggunaan metode yang tepat akan membantu didalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dan bisa mendapatkan keungtungan kompetitif.