Perjanjian kinerja dinas tenaga kerja da

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Susanto,SH,,MM

Jabatan

: Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama

: Hj. Sri Surya Widati

Jabatan


: Bupati Bantul

Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Bantul, 2015
Pihak Kedua

Pihak Pertama

Hj. Sri Surya Widati

Susanto,SH,MM.


Lampiran
Perjanjian Kinerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Tahun Anggaran : 2015
Sasaran Strategis
Meningkatnya ketrampilan

Indikator Kinerja
Pencari kerja yang trampil

Target
33
%

mampu berwirausaha
Menurunnya Tingkat

Angka Pengangguran

4,7


%

Pengangguran
Meningkatnya Penempatan

-Persentase Penempatan Tenaga

%

Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

Kerja

65
100

Meningkatnya penempatan

- Persentase Perluasan Kerja

Persentase Transmigran yang

100

%

Transmigran
Meningkatnya perlindungan

ditempatkan
- Pesentase Penyelesaian sengketa

100

%

pekerja

hubungan industrial


pencari kerja sesuai yang
dibutuhkan pasar kerja dan

- Persentase kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan

Secara rinci ditampilkan sasaran, indikator, program, kegiatan dan anggaran yang

72

dipergunakan untuk mencapai sasaran tahun 2015 seperti pada tabel di bawah ini
Tabel Sasaran, Indikator, Program, Kegiatan dan Anggaran

No

Sasaran

Indikator

Target


Program

Kegiatan

Anggaran (Rp)

1

Strategis
Meningkatny

Kinerja
Persentase

33%

Peningkatan

Pendidikan


1.890.704.900

a

pencari kerja

kualitas dan

Dan

ketrampilan

yang trampil

produktivitas

Pelatihan

tenaga kerja


Ketrampilan

pencari kerja

Bagi Pencari
Kerja
2

Menurunnya

Angka

Tingkat

Pengangguran

4,7 %

Penganggura

3

n
Meningkatny

Persentase

a
Penempatan

65 %

Penempatan

Penempatan

Penempatan

Tenaga Kerja


Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Dan

melalui

Tenaga Kerja

Perluasan

AKL,AKAD

dan

Kerja

,AKAN


72.478.700

Perluasan
Kerja

Persentase

100 %

Perluasan

11.536.611.255

Perluasan

Kerja

368.771.200

Kerja

melalui :
Padat Karya,
Penyiapan
TK siap
pakai

4

Meningkatny

Persentase

a

Transmigran

penempatan

yang

100 % Transmigrasi
Umum

(WUB)
Pengarahan
Dan
Penempatan

1.246.449.500

5

transmigran

ditempatkan

Transmigrasi

Meningkatny

Persentase

a

Penyelesaian

Pengembang

Penyelesaian

perlindungan

sengketa

an

Prosedur

pekerja

hubungan

Penyelesaian

industrial

Hubngan

100 % Perlindungan

Fasilitasi

9.440.000

Industrial
Persentase

72 %

Lembaga

Fasilitasi

kepesertaan

Ketenagakerj

Penyelesaian

BPJS

aan

Prosedur

Ketenagakerja

Pemberian

an

Perlindungan

39.120.000

Hukum
Dan Jaminan
Sosial
Ketenagakerj
aan

Tugas :
1. Apakah sasaran perjanjian kinerja reable (dapat tercapai)
Jawaban : iya .
Alasan : Karena Untuk tahun 2015, capaian kinerja pada sasaran persentase pencari kerja
yang trampil masuk kriteria sangat baik, dapat di jelaskan dari indikator tersebut.

Melalui Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Pelatihan ketrampilan
dilaksanakan guna menyiapkan tenaga terampil bagi pencari kerja agar memiliki daya saing
dalam memasuki dunia kerja. Kegiatan pelatihan ketrampilan selain belajar di kelas juga
termasuk pemagangan purna latihan (on the job training) sehingga menambah pengalaman untuk
memasuki dunia kerja.

Program ini meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja (Mobile Training Unit
[MTU] dan institusional). Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mengatasi
masalah pengangguran adalah dengan meningkatkan keahlian, ketrampilan, dan produktivitas
kerja bagi sumberdaya manusia agar mampu mengolah potensi sumberdaya daya alam di
perdesaan dan mampu menciptakan lapangan kerja baru secara mandiri atau berwirausaha
dilaksanakan secara institusional di Balai Latihan Kerja (BLK).

2. Apakah sasaran bisa di ukur ?
Jawaban : tidak
Alasan : karena Pelatihan Calon Tenaga Kerja multak diperlukan untuk mendapatkan tenaga
kerja yang terdidik dan profesional, agar dapat direkrut oleh perusahaan, tenaga kerja harus
mempunyai ketrampilan sesuai dengan bidangnya. Pelatihan ketrampilan selain dilaksanakan
oleh Balai Latihan Kerja (BLK) juga dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan Ketrampilan Swasta.
Selain itu pelatihan juga diaksanakan dengan menggandeng mitra seperti LPK, supaya LPK bisa
berkembang dan saling mensuport.
Eksistensi BLK pada saat ini cukup penting mengingat saat ini tingkat pengangguran semakin
tinggi dan lapangan pekerjaan yang terbatas, maka dengan adanya lembaga-lembaga pelatihan
ketrampilan ini selain itu diharapkan juga akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
yang berguna bagi masyarakat sekitar.
Kebutuhan yang begitu besar akan pelatihan ketrampilan mendorong SKPD untuk semaksimal
mungkin mengusahakan keinginan masyarakat akan kebutuhan ini. Meskipun terjadi
peningkatan dengan tahun sebelumnya, namun masih banyak peminat yang belum bisa
diikutkan dalam pelatihan. Dengan begitu banyaknya peminat atau pendaftar, maka diadakan
seleksi. Pendaftar yang memenuhi persyaratan akan diprioritaskan. Pelatihan berbasis
masyarakat diutamakan bagi kelompok keluarga miskin dan penganggur, diajukan oleh
pemerintah desa setempat dan pendidikan minimal SD. Sedangkan pelatihan berbasis
kompetensi diutamakan bagi mereka yang telah mempunyai ketrampilan khusus dan tinggal
memoles serta meningkatkan ketrampilan supaya bisa bersaing di dunia kerja.

3. Apakah sasaran di turunkan dalam bentuk kegiatan atau program jika? Jika
iya,berikan contoh ?
Jawaban : Untuk tahun 2015, capaian kinerja pada sasaran, indikator angka pengangguan masuk
kriteria sangat baik.
Menurunnya tingkat pengangguran yang cukup signifikan dapat dijelaskan melalui programprogram dan kegiatan yang dilaksanakan.
Mengingat bahwa pengangguran di Kabupaten Bantul masih relatif tinggi, maka program
penempatan tenaga kerja merupakan prioritas untuk dilaksanakan. Anggaran untuk program ini
adalah sebesar Rp. 72.478.700,00. Ada kegiatan penunjang penempatan seperti mengadakan
penyuluhan (delapan kali di empat desa dan empat Bursa Kerja Khusus atau BKK).
Pada tahun 2015, pencapaian target penempatan melalui AKL, AKAD, dan AKAN sebanyak
2.531 orang, Penempatan meliputi penempatan AKL sejumlah 1.986 orang dan penempatan
AKAD sejumlah 245 orang. Kebanyakan pengiriman ke daerah tujuan Batam, selebihnya ke
Ketapang di dan Sampit Kalimantan Barat. Penempatan AKAN sejumlah 300 orang dengan
daerah tujuan menyebar ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan
Taiwan. Penempatan tenaga kerja tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2014,
dengan adanya peluang kerja di luar negeri yang semakin terbuka.
Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah pembinaan dan pembekalan kepada tenaga kerja yang
tujuannya adalah menghindarkan penipuan yang dialami tenaga kerja, seleksi dan memfasilitasi
atau mempertemukan pencari kerja dan perusahaan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan serta
penanggulangan permasalahan penempatan tenaga kerja yang tujuannya adalah menciptakan
situasi yang kondusif untuk bekerja terhindar dari berbagai permasalahan.
Selain itu juga mengadakan koordinasi dan pembinaan lembaga penempatan tenaga kerja. Dalam
pelaksanaannya, penempatan harus mengakomodasi kebutuhan pencari kerja apalagi jika ada
lowongan yang ditawarkan, maka sebanyak mungkin hal itu harus dilakukan untuk memenuhi
penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Mengingat di Kabupaten Bantul jumlah
pengangguran masih cukup tinggi maka program / kegiatan ini merupakan prioritas untuk

dilaksanakan. Hal-hal yang mendukung keberhasilan adalah penempatan tenaga kerja menjadi
prioritas pada program ketenagakerjaan. Upaya ke arah itu diupayakan untuk mengatasi masalah
pengangguran di Kabupaten Bantul.
Kegiatan penunjang penempatan seperti : mengadakan penyuluhan yang tujuannya adalah
menghindarkan penipuan yang dialami tenaga kerja, seleksi dan memfasilitasi/ mempertemukan
pencari kerja dan perusahaan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan serta penanggulangan
permasalahan penempatan tenaga kerja yang tujuannya adalah menciptakan situasi yang
kondusif untuk bekerja terhindar dari berbagai permasalahan. Selain itu juga mengadakan
koordinasi dan pembinaan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja.
Secara riil penempatan telah memenuhi target RPJMD dan juga mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya. Namun demikian untuk pencapaian SPM masih dibawah standar yang
ditetapkan, karena dihitung dari pendaftar yang ada. Penempatan melalui AKAN mengalami
penurunan yang cukup berarti disebabkan karena banyak perusahaan yang menutup usahanya,
selain juga minat bekerja di luar negeri menurun.
Contoh : Kegiatan yang mendukung program ini adalah pembinaan dan pembekalan kepada
tenaga kerja yang tujuannya adalah menghindarkan penipuan yang dialami tenaga kerja, seleksi
dan memfasilitasi atau mempertemukan pencari kerja dan perusahaan sesuai spesifikasi yang
dibutuhkan serta penanggulangan permasalahan penempatan tenaga kerja yang tujuannya adalah
menciptakan situasi yang kondusif untuk bekerja terhindar dari berbagai permasalahan. Selain itu
juga mengadakan koordinasi dan pembinaan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja.
2. Perluasan Kerja melalui :
1) Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan berbasis masyarakat
(wirausaha baru, penyiapan tenaga kerja siap pakai) Perluasan kerja dilakukan dengan melalui
kegiatan pembinaan tenaga kerja mandiri yaitu pengembangan kelembagaan produktivitas dan
pelatihan kewirausahaan berbasis masyarakat dan penyiapan tenaga keja siap pakai. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja secara mandiri menjadi

wirausaha baru atau pengusaha kecil, meningkatkan kemampuan managerial, dan ketrampilan
teknis pemula usaha dan usaha mikro.
Sasaran kegiatan adalah pencari kerja terutama angkatan kerja muda lulusan minimal SLTP
yang memiliki bakat, minat dan motivasi yang tinggi untuk memasuki dunia usaha sebagai
lapangan kerja utama.
Kegiatan pembinaan tenaga kerja mandiri ini pelatihan prosesing dan menjahit dilaksanakan di:
Kadibeso Argodadi Sedayu, Menden Bantul, Pelemwulung Banguntapan, Kanggotan Pleret dan
Bedukan Pleret

Kegiatan yang dilaksanakan rata-rata adalah menjahit dan procesing (pengolahan pengembangan
makanan). Sasarannya adalah kelompok muda berjumlah masing-masing 30
orang sebanyak 5 paket dengan anggaran sebesar Rp.368.771.200,00an realisasi penyerapannya
sebesar Rp. 330.270.900,00 yang berasal dari APBD.
2) Sistem padat karya
Strategi pembangunan ketenagakerjaan harus diarahkan untuk mendorong masyarakat pencari
kerja berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif dengan harapan agar mereka mampu menjadi
masyarakat yang mandiri (wirausaha) atau menjadi masyarakat berjiwa usaha (entrepreneurship).
Persoalannya adalah bagaimana dapat memfasilitasi masyarakat pencari kerja agar mau dan bisa
menjadi wirausaha baru. Dengan demikian diperlukan model perluasan kerja yang mampu
mendorong ke arah usaha mandiri yang didasarkan pada potensi
sumberdaya manusia yang tersedia.Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
(PPKK) merupakan perwujudan upaya penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan usaha
produktif yang berkelanjutan dengan
mendayagunakan sumber daya alam, sumberdaya manusia, serta terapan teknologi yang tepat
guna sehingga tercipta dan terbentuk wirausaha baru