MINAT KEPERILAKUAN INDIVIDU MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK SEBAGAI PENUNJANG PELAPORAN KEUANGAN

MINAT KEPERILAKUAN INDIVIDU MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK SEBAGAI PENUNJANG PELAPORAN KEUANGAN

Narulita Rahmi Azriani 1) Bambang Subroto 2) Zaki Baridwan 2)

1) UD. RIFAZ Jl. Percetakan Negara I/5 Jakarta Pusat

2) Universitas Brawijaya Malang Jl. M.T. Haryono No. 165, Malang, 65145.

Surel: narulitarahmi@gmail.com

Abstract: Individuals Behavioural Interests Using Software as Financial

Reporting Supporting. This study examines determinant of behaviour intention using financial reporting software. The research combined Technology Acceptance Model (TAM) and Theory of Planned Behaviour (TPB) construct. Survey method was used to collect data and 141 questionnaires were distributed to the Bank Perkredi- tan Rakyat’s staff (BPR) who operated financial reporting software. The results shows that intention to use software is positively affected by Perceived Ease of Use (PEU), Attitude, and Perceived Behaviour Control (PBC). While perceived usefulness and subjective norms do not influence individual behaviour intention.

Abstrak: Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti Lunak se-

bagai Penunjang Pelaporan Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji determinan minat keperilakuan individu menggunakan piranti lunak penun- jang pelaporan keuangan. Studi ini menggabungkan konstruk model Technol- ogy Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behaviour (TPB). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan responden penelitian sebayak 141 kar- yawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Malang Raya yang sehari-hari menggu- nakan piranti lunak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat keperilakuan individu menggunakan piranti lunak secara positif dipengaruhi oleh persepsi kemudahan, sikap, dan kontrol perilaku individu, sedangkan, persepsi kegu- naan dan norma subjektif tidak memengaruhi minat keperilakuan individu.

Kata kunci: Minat Keperilakuan, Piranti Lunak, Technology Acceptance Model

Dewasa ini, hampir semua jenis usaha menggunakan peran dari Teknologi Informasi (TI). Sek- tor perbankan merupakan salah satu pemakainya. Berbagai ap- likasi perbankan memanfaatkan TI, misalnya e-banking, Banking Telephone, dan Automatic Teller Machine (ATM) yang saat ini ban- yak digunakan (Maharsi dan Mu- lyadi 2007). Aplikasi tersebut tentu dapat menghasilkan pening- katan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, layanan yang lebih cepat, kepuasan pelanggan, kenyaman- an, fleksibilitas, 24 jam per hari, dan 7 hari seminggu operasi, ser- ta penghematan ruang dan biaya

(Nasri dan Charfeddine 2012a). Hal ini menunjukkan bahwa sek- tor perbankan memanfaatkan dan mengembangkan TI sebagai alter- natif untuk menjangkau nasabah.

Tidak dapat dipungkiri, sek- tor perbankan memiliki ketergan- tungan yang besar terhadap TI. Perkembangan transaksi keuan- gan yang saat ini serba elektronik menjadikan TI sebagai salah satu piranti yang diunggulkan un- tuk digunakan di dalam indus- tri keuangan. Operasional yang berkaitan dengan nasabah mem- butuhkan peran TI dalam hal pemrosesan data dan pencatatan transaksi yang menggunakan

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416 uang elektronik, seperti transfer, debit, dan

penggunaan kartu kredit. Selain dengan na- sabah, aktivitas dengan pihak regulator pun menggunakan TI. Bank Indonesia, selaku regulator yang memiliki kewenangan penga- wasan, mewajibkan seluruh lembaga keuan- gan memberikan laporan berkala secara on- line (DASP 2013). Dengan demikian, secara umum seluruh proses pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan di sektor perbank- an menggunakan jasa dari TI.

Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan membutuhkan data dan informasi yang memenuhi standar dari se- luruh lembaga keuangan (DASP 2013). Ben- tuk pengendalian data yang dilakukan Bank Indonesia adalah memberikan form online yang wajib diisi dan dilaporkan secara online oleh lembaga keuangan. Data yang dilapor- kan bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif lebih dominan bersumber dari data-data keuangan. Di lain pihak, lemba-

ga keuangan sebagai pelaksana operasion- al perbankan dituntut untuk memberikan pelayanan perbankan sekaligus memenuhi ketentuan pengawasan rutin oleh Bank In- donesia. Oleh karena itu, lembaga keuan- gan diharapkan memiliki aplikasi piranti lunak TI yang mampu memenuhi kewajiban pelaporan, menunjang operasional, dan se- cara sinergis mampu menghasilkan laporan keuangan. Kompleksitas situasi inilah yang mendorong timbulnya tantangan dalam ke- berhasilan implementasi TI pada operasional lembaga keuangan. Tantangan ini umum- nya timbul dari kondisi sarana prasarana dan sumber daya manusia pelaksana sistem tersebut.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu lembaga keuangan yang meno- pang perekonomian negara khususnya bagi masyarakat daerah diharapkan juga mam- pu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Udin (2011) berpendapat bahwa BPR di- harapkan dapat terus bertahan sebagai bank yang dikhususkan bagi para pengusaha ke- cil agar mampu mewujudkan pemerataan layanan perbankan, kesempatan berusaha, dan pendapatan. TI telah menjadi kebutu- han dasar bagi setiap perusahaan tidak ter- kecuali bagi BPR. Meskipun BPR membidik para pengusaha kecil yang belum terjang- kau bank umum, tetapi kompleksitas kerja pada BPR hampir sama dengan bank umum. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, hal yang menjadi pembeda BPR dengan bank umum adalah BPR tidak mem-

berikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan tidak dapat menciptakan uang giral.

Dengan demikian, teknologi yang digunakan di BPR lebih berfokus pada kegiatan pen- catatan transaksi dan pelaporan keuangan, akan tetapi tidak menyediakan fasilitas bagi nasabah seperti uang elektronik.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) dan McLeod Jr. dan Schell (2007) terdapat

tiga hal yang berkaitan dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer yaitu: (1) piranti keras (hardware); (2) piranti lunak (software); dan (3) pengguna (brainware). Pengguna, yang dalam hal ini adalah manu- sia (man ), secara psikologi memiliki suatu perilaku tertentu yang melekat dalam dirin- ya, sehingga aspek psikologi perilaku yang melekat pada pengguna ini menjadi faktor penting sebagai penentu dalam menjalank- an sistem informasi (Natigor 2004). Hal ini diperkuat Kustono (2000) sebagaimana di- kutip oleh Sekundera (2006) menyebutkan bahwa faktor pemakai sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan sistem baru, karena tingkat kesiapan pemakai untuk menerima sistem baru mempunyai penga- ruh besar dalam menentukan sukses tida- knya penerapan sistem tersebut.

Ketika TI baru diimplementasikan dan terjadi perubahan proses bisnis, kary- awan juga akan bereaksi terhadap peruba- han tersebut. Reaksi ini seringkali tidak dapat diprediksi. Sikap penerimaan (accep- tance) karyawan atas TI akan mempunyai hubungan yang positif dan langsung terha- dap kepuasannya dan kesuksesan sistem (Sekundera 2006). Namun, kegagalan sistem TI pada beberapa dekade yang lalu lebih banyak pada aspek keperilakuan (Hartono 2007). Ketika suatu organisasi menerapkan sebuah TI, maka di sana terjadi interaksi antara pengguna atau manusia dengan TI. Pada beberapa kasus, interaksi ini dapat me- nimbulkan masalah keperilakuan. TI gagal diterapkan karena manusia menolak atau tidak mau menggunakan dengan berbagai alasan. Penolakan ini adalah suatu perilaku (Hartono 2007).

Lebih lanjut menurut Bodnar dan Hop- wood (2004), pengembangan TI memerlukan perencanaan dan implementasi yang hati- hati untuk menghindari penolakan terha- dap sistem yang akan digunakan tersebut. Hal ini sangat berhubungan dengan pe- rubahan perilaku secara individual dalam melaksanakan pekerjaannya. Sekundera (2006) memaparkan beberapa permasalahan

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...404 umum yang timbul pada tingkat pemakai di

sektor perbankan, baik itu tingkat pelaksa- na dan manajerial, antara lain, keluhan dari karyawan tentang kinerja sistem, seperti sistem yang tidak stabil dan data yang tidak akurat sehingga muncul ketidakpercayaan terhadap sistem secara keseluruhan. Selan- jutnya, keluhan pada level manajerial bahwa sistem tidak dapat memberikan laporan se- bagaimana yang dibutuhkan. Terakhir, keti- dakpedulian karyawan atas pemeliharaan sistem.

Kendala-kendala di atas menunjukkan permasalahan yang sebagian besar timbul diakibatkan oleh piranti lunak yang tidak sesuai dengan harapan pengguna. Perma- salahan di atas mendorong pengguna untuk cenderung menolak atau enggan serta men- gabaikan peran atas pemanfaatan piranti lu- nak tersebut. Aspek perilaku tersebut dipen- garuhi oleh persepsi, sikap, dan afeksi yang melekat pada diri manusia sebagai penggu- na (Natigor 2004). Hal ini yang ingin dijawab peneliti melalui penelitian ini, apakah per- sepsi dan sikap pengguna memengaruhi mi- nat perilaku atas penggunaan suatu sistem.

Penelitian terkait aspek keperilakuan telah banyak dilakukan. Bahkan beberapa model telah dibangun khusus untuk menga- nalisis dan memahami faktor yang memen- garuhi minat dan perilaku menggunakan TI. Di antara banyak model Technology Accep- tance Model (TAM) yang berkembang, model yang dikembangkan oleh Davis (1989) meru- pakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian TI. Sejumlah penelitian empiris menemukan bahwa TAM secara konsisten terbukti dapat menjelaskan faktor yang memengaruhi minat penggunaan dan perilaku terhadap penggunaan suatu TI (Venkatesh dan Davis 2000). Dua konstruk utama TAM yaitu persepsi kegunaan (per- ceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use ) secara umum dapat menjelaskan proporsi yang signifikan (30%- 70%) atas penerimaan suatu teknologi (Liu dan Ma 2006). Dengan demikian, TAM di- anggap sebagai model yang mapan dan kuat untuk memprediksi penerimaan pengguna (Venkatesh dan Davis 2000).

Salah satu penelitian yang menggunak- an TAM untuk mengetahui minat perilaku individu dalam mengadopsi suatu sistem dilakukan oleh Liu dan Ma (2006). Pene- litian tersebut menggunakan dua konstruk TAM yakni persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan untuk mengetahui faktor yang

memengaruhi penggunaan sistem pen- catatan medis elektronis di sebuah rumah

sakit. Penelitian tersebut membuktikan se- cara empiris bahwa persepsi kegunaan dan

persepsi kemudahan sama-sama berpenga- ruh terhadap minat perilaku untuk menggu- nakan sistem pencatatan medis elektronis.

Penelitian lain menggunakan peng- gabungan TAM dan Theory of Planned Be- havior (TPB) untuk mengetahui minat perilaku dan perilaku atas penggunaan suatu teknologi (Taylor dan Todd 1995). Menurut Taylor dan Todd (1995), peng- gabungan TAM dan TPB disebabkan TAM tidak memasukkan pengaruh dari faktor so- sial dan faktor kontrol pada perilaku. Fak- tor-faktor ini sebenarnya sudah ditemukan mempunyai pengaruh yang signifikan pada perilaku penggunaan suatu teknologi infor- masi (Taylor dan Todd 1995 yang merujuk pada studi Compeau dan Higgins 1991); Hartwick dan Barki (1994); dan Thompson et al. (1991). Model TPB sendiri memiliki tiga konstruk yang memengaruhi minat perilaku yaitu sikap (attitude), norma subjektif (sub- jective norm), dan kontrol perilaku persep- sian (perceived behavior control). Hanya saja pada penelitian Taylor dan Todd (1995) ti- dak menguji salah satu konstruk TAM yaitu persepsi kemudahan terhadap minat peng- gunaan computing resource center (CRC). Penelitian tersebut memiliki empat konstruk yang dapat memengaruhi minat perilaku un- tuk menggunakan suatu teknologi, tiga kon- struk dari TPB yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian serta satu konstruk dari TAM yaitu persepsi kegunaan.

Selain penelitian Taylor dan Todd (1995), terdapat penelitian Nasri dan Charf- eddine (2012) serta Yaghoubi dan Bahmani (2010) yang juga menggabungkan konstruk TAM dan TPB dengan komposisi konstruk seperti studi Taylor dan Todd (1995). Kedua penelitian tersebut hanya menggunakan em- pat konstruk yakni sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsian serta persepsi kegunaan untuk mengetahui minat nasa- bah terhadap penggunaan internet banking. Kedua hasil penelitian menegaskan hal yang berbeda dengan penelitian Taylor dan Todd (1995), yakni dengan memberikan bukti se- cara empiris bahwa keempat konstruk di atas memengaruhi minat nasabah untuk menggunakan internet banking.

Hal yang memotivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini, adalah minat pen- gadopsian suatu sistem teknologi informasi

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416 pada lembaga keuangan yang lebih banyak

membahas pada internet banking atau on- line banking, seperti halnya pada penelitian Nasri dan Charfeddine (2012) serta Yaghoubi dan Bahmani (2010). Oleh karena itu, penel- iti mencoba meneliti pada aspek yang ber- beda yaitu penggunaan piranti lunak yang menunjang proses pengawasan dan pelapo- ran keuangan.

Perbedaan hasil penelitian sebelumnya juga memotivasi peneliti untuk menguji se- cara empiris penggabungan TAM dan TPB ini. Perbedaan tersebut terjadi pada pene- litian Taylor dan Todd (1995) dengan Nas- ri dan Charfeddine (2012) serta Yaghoubi dan Bahmani (2010). Pada penelitian Nasri dan Charfeddine (2012) serta Yaghoubi dan Bahmani (2010), konstruk sikap memenga- ruhi minat perilaku dalam menggunakan teknologi informasi, sedangkan pada peneli- tian Taylor dan Todd (1995), konstruk sikap tidak memengaruhi minat perilaku dalam menggunakan teknologi informasi. Ketiga penelitian di atas tidak menguji pengaruh konstruk persepsi kemudahan penggunaan terhadap minat perilaku dalam menggunak- an teknologi informasi. Sedangkan, menurut penelitian Liu dan Ma (2006) konstruk per- sepsi kemudahan penggunaan memiliki pen- garuh terhadap minat perilaku dalam meng- gunakan teknologi informasi.

Penelitian ini bertujuan untuk men- getahui minat perilaku karyawan terhadap penggunaan piranti lunak yang digunak- an BPR dalam aktivitas operasional yang pada akhirnya menunjang proses pelaporan keuangan. Penelitian ini menggabungkan dua konstruk TAM yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan, dan tiga konstruk TPB yaitu sikap, norma subjektif, dan kon- trol perilaku persepsian. Penelitian ini me- milih BPR sebagai objek penelitian. Alasan pemilihan BPR adalah sebagai salah satu lembaga keuangan yang diwajibkan untuk melaporkan data keuangan secara online pada Bank Indonesia selaku pengawas per- bankan (DASP 2013). Hal ini menimbulkan konsekuensi bagi BPR untuk menggunak- an aplikasi piranti lunak dalam kaitannya menunjang proses pelaporan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengu- ji secara empiris yaitu, pertama, pengaruh

persepsi kegunaan terhadap minat perilaku individu menggunakan piranti lunak penun- jang pelaporan keuangan. Kedua, penga- ruh persepsi kemudahan terhadap minat

perilaku individu menggunakan piranti lu- nak penunjang pelaporan keuangan. Ketiga, pengaruh sikap terhadap minat perilaku in- dividu menggunakan piranti lunak penun- jang pelaporan keuangan. Keempat, penga- ruh norma subjektif terhadap minat perilaku individu menggunakan piranti lunak penun- jang pelaporan keuangan. Kelima, pengaruh kontrol perilaku persepsian terhadap minat perilaku individu menggunakan piranti lu- nak penunjang pelaporan keuangan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa kontribusi bagi berbagai pihak. Pertama, bagi peneliti mendatang, dapat memberikan kontribusi pada pengemban- gan teori keperilakuan, khususnya yang terkait minat penggunaan suatu teknologi dengan menggabungkan konstruk TAM dan TPB. Taylor dan Todd (1995) menyatakan penggabungan konstruk TAM dan TPB mem- berikan pemahaman lebih terkait determi- nan minat individu menggunakan teknolo- gi. Kedua, dapat memberikan kontribusi bagi BPR dan pengembang TI. Ketiga, dapat diterapkan pada praktik pengembangan dan implementasi TI. Keempat, dapat memberi- kan informasi dan evaluasi pada manajemen BPR bahwa faktor kemudahanmerupakan faktor dominan yang memengaruhi minat perilaku karyawanterhadap piranti lunak tersebut. Selain itu, proses implementasi ap- likasi piranti lunak dapat lebih optimal apa- bila karyawan memiliki sikap yang positif terhadap piranti lunak. Hal ini tentu didu- kung dengan faktor sumber daya dan pen- getahuan karyawan terkait piranti lunak. Melalui penelitian ini pula, pihak penyedia atau pengembang TI pada masing-masing kantor dapat menyediakan piranti lunak yang berguna dan mudah digunakan. Selain itu, pihak pengembang TI dapat memberi- kan petunjuk teknis dalam mengoperasikan piranti lunak, sehingga karyawan semakin termotivasi untuk menggunakan TI. Dengan demikian, hal ini diharapkan dapat menum- buhkan minat karyawan untuk menggunak- an piranti lunak.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan ada atau ti- daknya hubungan kausal antara variabel- variabel yang diteliti. Populasi dalam pene- litian ini adalah seluruh karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kota Batu,

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...406 dan Kabupaten Malang. Karyawan yang di-

masing BPR. Peneliti mengasumsikan pada maksud adalah karyawan yang dalam men-

masing-masing kantor terdapat paling tidak jalankan tugas sehari-harinya menggunak-

tiga karyawan yang dapat memenuhi kriteria an aplikasi piranti lunak pada masing-ma-

ini. Dengan demikian, peneliti dapat menen- sing BPR. BPR wilayah Malang Raya terpilih

tukan jumlah karyawan BPR yang dimaksud sebagai objek penelitian, selain karena fak-

penelitian ini yaitu sebanyak 141 karyawan. tor kemudahan peneliti yang berdomisili di

Unit analisis studi ini adalah individu Kota Malang, jumlah BPR di wilayah Malang

karyawan yang dalam menjalankan tugas Raya menduduki peringkat kedua terbanyak

sehari-harinya menggunakan aplikasi piran- se Jawa Timur dengan jumlah 47 kantor. ti lunak pada masing-masing BPR. Peneliti

Meskipun dari segi kuantitas BPR bukan memilih unit analisis tersebut karena kary- yang tertinggi di Jawa Timur, namun potensi

awan tersebut merupakan pelaku aktivitas ekonomi Wilayah Malang Raya sangat baik.

yang berhubungan langsung dengan aplika- Tahun 2013, pertumbuhan pendapatan per

si piranti lunak yang digunakan BPR dalam kapita Malang sebesar 7,6% lebih tinggi dari

menunjang pelaporan dan pengawasan oleh pendapatan per kapita Propinsi Jawa Timur

Bank Indonesia.

yang mencapai 7,3% (Huda 2013). Selain itu, Jenis data dalam penelitian ini adalah

perekonomian wilayah Malang Raya lebih data primer, yaitu sejumlah data yang dibu- banyak digerakkan oleh UMKM (Usaha Mi-

tuhkan dalam riset dan didapatkan secara kro, Kecil, dan Menengah), yang bergerak langsung oleh peneliti (Sugiyono 2012). disektor pariwisata dan manufaktur. BPR Teknik pengumpulan data yang dilakukan

sendiri dikenal sebagai mitra UMKM dalam oleh peneliti melalui metode survei. Metode berwirausaha. Demikian eratnya hubungan

survei yang dilakukan dalam penelitian ini antara UMKM dan BPR sebagai mitra usaha,

adalah metode pengumpulan data primer maka perkembangan UMKM di Malang Raya

dengan memberikan sejumlah pertanyaan tidak terlepas dari peran BPR yang besar. kepada responden (Hartono 2008).

Berikut tabel 1, yang menyajikan rincian Dalam penelitian ini, peneliti meng-

jumlah BPR pada masing-masing wilayah di gabungkan kuesioner dari Liu dan Ma (2006) Malang Raya. serta Nasri dan Charfeddine (2012). Untuk Penelitian ini menggunakan sensus konstruk persepsi kegunaan (perceived use- atau complete enumeration. Metode ini digu- nakan sebab ukuran populasi relatif kecil. fulness) dan persepsi kemudahan (perceived

ease of use), serta minat perilaku (behavior Dalam metode sensus, penelitian diadakan intention) diambil dari penelitian Liu dan Ma pada seluruh anggota populasi, maka den- (2006), sementara itu untuk konstruk sikap gan kata lain dalam metode ini sampel dari (attitude), norma subjektif (subjective norm), penelitian adalah seluruh populasi penelitian dan kontrol perilaku persepsian (perceived itu sendiri (Hutasuhut 2009 sebagaimana behavior control) diambil dari penelitian dikutip pada Supramono dan Utami 2004). Nasri dan Charfeddine (2012). Dalam pene- Peneliti tidak dapat mengetahui se- cara pasti jumlah keseluruhan karyawan litian ini peneliti menggunakan pertanyaan

negatif pada konstruk persepsi kemudahan yang bertugas atau memenuhi kriteria yaitu pertanyaan no 6 dan konstruk minat penelitian di atas. Peneliti hanya mendapat-

perilaku yaitu nomor 4.

kan data jumlah BPR se-Malang Raya, se- Jika mendasarkan pada kuesioner hingga peneliti tidak dapat menentukan penelitian, baik itu dari Liu dan Ma (2006) jumlah keseluruhan karyawan yang dalam serta Nasri dan Charfeddine (2012a) yang menjalankan tugas sehari-harinya menggu- menggunakan bahasa Inggris, maka peneliti nakan aplikasi piranti lunak pada masing- perlu untuk melakukan pre test. Pre test di-

Tabel 1. Data BPR Malang Raya NO

WILAYAH

JUMLAH BPR

1 Kota Malang

2 Kabupaten Malang

3 Kota Batu

Jumlah

407

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416

lakukan oleh peneliti dengan menerjemah- kan kuesioner yang berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Untuk menguji kebenaran terjemahan ini, peneliti meminta ahli bahasa Inggris untuk menerjemahkan kembali hasil terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris (Hartono 2008). Setelah itu, peneliti membandingkan hasil terjema- han ahli Bahasa Inggris tersebut dengan kuesioner asli yang berbahasa Inggris untuk melihat apakah terdapat perbedaan. Hasil pembandingan tersebut didapatkan tidak terdapat perbedaan.

Setelah itu, peneliti melakukan uji va- liditas dan reliabilitas melalui pilot test. Pi- lot test dilakukan pada 47 responden selain sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek penelitian. Peneliti me- milih karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan karyawan Bank Umum karena karyawan tersebut juga menggunaan aplika- si piranti lunak dalam menjalankan peker- jaannya sehari-hari. Hasil pilot test menun- jukkan bahwa semua konstruk dan indika- tor telah memenuhi validitas dan reliabilitas (terlampir).

Setelah peneliti melakukan pilot test, peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan metode penyebaran secara langsung pada sampel penelitian. Dalam proses pelak- sanaan survei, peneliti dibantu oleh seorang tenaga survei yang merupakan mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya. Untuk kuesioner yang diantar langsung, peneliti melalui tenaga survei membawa langsung kuesioner ke tempat penelitian. Peneliti hanya menyerahkan kuesioner dan langsung meninggalkan lokasi penelitian tanpa menunggu responden menyelesaikan pengisian kuesioner. Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan pengumpulan kue- sioner, peneliti memberikan batasan maksi- mal kepada responden selama 2 hari. Selain penyebaran secara langsung, peneliti juga melakukan penyebaran melalui pos. Peneliti

dibantu tenaga survei menyiapkan amplop yang berisi sejumlah kuesioner, surat pe- ngantar, sebuah cindera mata, dan amplop balasan berperangko untuk memudahkan responden mengirim balik kuesioner yang telah diisi. Peneliti melakukan pengiriman melalui jasa pos Indonesia. Berikut hasil pe- nyebaran dan pengembalian kuesioner.

Setelah proses penyebaran dan pengem- balian kuesioner, selanjutnya diolah untuk pengujian. Pengujian Partial Least Squares (PLS) merupakan suatu teknik statistika multivariate yang melakukan pembandin- gan antara variabel dependen berganda dan variabel independen. PLS merupakan salah satu metoda statistika SEM (Structural Equa- tion Modeling) berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda keti- ka terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, ad- anya data yang hilang, dan multikolinearitas (Hartono dan Abdillah 2009).

Model spesifikasi PLS terdiri atas dua tahap, yaitu outer model dan inner model. Outer model (model pengukuran) menunjuk-

kan spesifikasi hubungan antara indikator atau parameter yang diestimasi dengan vari- abel latennya. Inner model (model struktural)

menunjukkan spesifikasi hubungan kausal antar variabel laten (Hartono dan Abdillah 2009). Model pengukuran (outer model) digu- nakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilaku- kan untuk mengetahui kemampuan instru- men penelitian mengukur apa yang harus diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konsep (con- truct validity), yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Sementara itu, uji reli- abilitas digunakan untuk mengukur konsis- tensi alat ukur dalam mengukur suatu kon- sep atau dapat juga mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen penelitian.

Model struktural (inner model) dievalu-

Tabel 2. Daftar Distribusi Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner No.

Proses Jumlah

1 Jumlah kuesioner yang disebar 141 Eksemplar 2 Jumlah kuesioner yang dikembalikan

104 Eksemplar 3 Jumlah kuesioner yang tidak lengkap

2 Eksemplar 4 Jumlah kuesioner yang digunakan untuk penelitian

102 Eksemplar 5 Tingkat pengembalian (respon rate)

73,76% 6 Tingkat pengembalian yang dapat digunakan untuk penelitian

72,34%

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...408

Tabel 3. Parameter Pengukuran Outer Model Uji

Parameter Rule of Thumbs

Faktor Loading

Lebih dari 0,7

Uji Validitas Average Variance Extracted Konvergen

(AVE)

Lebih dari 0,5

Communality

Lebih dari 0,5

Uji Validitas Akar AVE dan Korelasi Variabel Laten Akar AVE > Korelasi Variabel Laten Diskriminan

Cross Loading Lebih dari 0,7 dalam satu variabel Cronbach’s alpha

Lebih dari 0,6 dalam satu variabel Uji Reliabilitas Composite reliability

Lebih dari 0,6 dalam satu variabel Sumber: Hartono dan Abdillah (2009)

mengeluasi hubungan antara konstruk. struk dependen, path coefficient value atau

asi dengan menggunakan R 2 untuk kon-

Evaluasi model tahap pertama. Hasil t-values tiap path untuk uji signifikansi an-

pengujian algoritma sebelum terjadi pengu- tar konstruk dalam model struktural. Nilai

rangan indikator konstruk disajikan pada R 2 digunakan untuk mengukur tingkat va-

tabel berikut.

riasi perubahan variabel independen terha- Validitas konvergen berhubungan den- dap variabel dependen. Nilai path coefficient

gan prinsip bahwa pengukur-pengukur dari atau t-values menunjukkan tigkat signifi-

suatu konstruk berkorelasi tinggi. Validitas kansi dalam pengujian. Nilai path coefficient

konvergen terjadi jika nilai outerloading yang dijelaskan melalui nilai t-statistics. Nilai t-

diperoleh dari dua instrumen yang berbeda statistics akan dibandingkan dengan nilai yang mengukur konstruk yang sama mem- t-table dalam pengujian. Dijelaskan bahwa punyai korelasi yang tinggi (Hartono dan Ab- t-table untuk one-tailed adalah 1,96, sedan-

dillah (2009) merujuk pada tulisan Hartono gkan untuk one-tailed adalah 1,64 (Hartono

(2008)). Jika nilai loading antara 0,50–0,70 dan Abdillah 2009).

maka sebaiknya peneliti tidak menghapus indikator yang memiliki nilai loading terse-

HASIL DAN PEMBAHASAN

but sepanjang nilai AVE dan Communality Evaluasi model terdiri atas dua ta-

indikator tersebut >0,50 (Hartono dan Ab- hap pengujian yaitu evaluasi outer model

dillah 2009 yang merujuk pada Hair et al. dan inner model. Terdapat dua uji validitas

konstruk dalam model pengukuran PLS Berdasarkan Tabel 4 terdapat satu yaitu validitas konvergen dan validitas dis-

konstruk yang memiliki nilai AVE dan nilai kriminan. Pada penelitian ini, evaluasi out-

communality kurang dari 0,50 yaitu persep- er model dilakukan sebanyak dua kali. Hal

si kemudahan. Selain itu, berdasarkan Ta- ini disebabkan, pada pengujian outer model

bel 5 indikator yang memiliki nilai loading pertama masih terdapat indikator yang tidak

kurang dari 0,50 adalah persepsi kemuda- memenuhi validitas, sehingga perlu dilaku-

han ke 4. Oleh karena indikator ini memiliki kan penghapusan pada indikator konstruk

nilai loading 0,50 dan pada konstruk yang yang selanjutnya akan dievaluasi kembali. nilai AVE dan communality kurang dari 0,50 Langkah selanjutnya adalah inner model atau

juga, maka indikator ini dihapus dari model model struktural merupakan tahapan untuk

pengukuran.

Tabel 4. Hasil Pengujian Algoritma Sebelum Penghapusan Indikator Konstruk

Composite

AVE

Cronbachs Alpha

Communality

Reliability

AT

0,698926 BI 0,716168

PBC

PEU

PU

SN

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416

Tabel 5. Hasil Output Cross Loading Sebelum Penghapusan Indikator Konstruk AT

0,415268 0,90394 Keterangan: AT=Sikap; BI=Minat Perilaku; PBC=Kontrol Perilaku Persepsian; PEU= Per-

sepsi Kemudahan; PU= Persepsi Kegunaan; SN=Norma Subjektif Validitas diskriminan berhubungan tersebut adalah persepsi kemudahan ke 4.

dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur Hartono dan Abdillah (2009) berpendapat konstruk yang berbeda seharusnya tidak bahwa hanya indikator yang memiliki nilai berkorelasi tinggi. Validitas diskriminan ter-

loading kurang dari 0,50 dapat dihapus dari jadi jika dua instrumen yang berbeda yang

konstruknya karena indikator ini tidak ter- mengukur dua konstruk yang diprediksi muat ke konstruk yang mewakilinya. Oleh tidak berkorelasi menghasilkan nilai yang karena itu, indikator tersebut dihapus dari memang tidak berkorelasi (Hartono dan Ab-

model pengukuran.

dillah 2009 merujuk pada tulisan Hartono Hartono dan Abdillah (2009) yang 2008). Hasil uji validitas diskriminan ber-

merujuk pada Hartono (2008) menyatakan dasarkan nilai cross loading masing-masing

bahwa reliabilitas menunjukkan akurasi, indikator konstruk memiliki nilai yang lebih

konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur tinggi atau mengumpul pada konstruk yang

dalam melakukan pengukuran. Berdasarkan telah ditetapkan.

Tabel 4 dapat dilihat bahwa setiap konstruk Berdasarkan nilai cross loading pada

memiliki nilai cronbach alpha atau composite Tabel 5, terdapat satu indikator yang memi-

reliability harus lebih besar dari 0,7 meski- liki nilai loading kurang dari 0,50. Indikator

pun nilai 0,6 masih dapat diterima (Harto-

Tabel 6. hasil Pengujian Algoritma Setelah Penghapusan Indikator Konstruk

Composite

Cronbachs

Communality AT

AVE

Reliability

R Square

Alpha

0,698926 BI 0,716258

PBC

PEU

PU

SN

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...410

Tabel 7. hasil Output Cross Loading Setelah Penghapusan Indikator Konstruk AT

0,415243 0,903971 Keterangan: AT=Sikap; BI=Minat Perilaku; PBC=Kontrol Perilaku Persepsian; PEU= Persepsi

Kemudahan; PU= Persepsi Kegunaan; SN=Norma Subjektif no dan Abdillah 2009 sebagaimana dikutip

ingkan dengan indikator di blok lainnya. pada Hair et al. 2006). Hal ini membuktikan

Reliabilitas yang dapat dilihat dari nilai secara empiris bahwa setiap konstruk telah

alpha dan composite reability menunjukkan reliabel, meskipun terdapat satu konstruk bahwa nilainya harus lebih besar dari 0,70. yang tidak memenuhi validitas.

Pada Tabel 6, setiap konstruk bernilai di Evaluasi model tahap kedua. Hasil

atas 0,70, sehingga setiap konstruk dipasti- pengujian algoritma setelah terjadi pengu-

kan telah reliabel. Dengan demikian, setelah rangan indikator yakni persepsi kemudahan

melalui proses pengevaluasian outermodel keempat akan disajikan pada tabel berikut.

ini, model penelitian dapat dipastikan telah Validitas konvergen yang diukur dari ni-

memenuhi uji validitas dan reabilitas. lai parameter AVE dan communality menun-

Evaluasi innermodel atau model struk- jukkan bahwa seluruh konstruk bernilai tural dievaluasi dengan menggunakan nilai lebih dari 0,50. Dengan demikian, nilai AVE

R 2 dan uji signifikansi melalui nilai koefisien dan communality tersebut telah memenuhi path atau t-values tiap path. Nilai R 2 minat rule of thumb yang digunakan untuk mengu-

perilaku seperti yang dapat dilihat pada Ta- ji validitas konvergen (Hartono dan Abdillah

bel 7 adalah 0,48. Ini menjelaskan bahwa 2009 yang merujuk pada Chin 1997). Hal ini

konstruk minat perilaku dapat dijelaskan mengindikasikan bahwa data telah valid un-

48% melalui konstruk persepsi kegunaan, tuk dilakukan pengujian berikutnya.

persepsi kemudahan, sikap, norma subjek- Validitas diskriminan yang didasarkan

tif, dan kontrol perilaku persepsian. Sisanya pada parameter nilai loading pada Tabel 7

yaitu 52% dijelaskan melalui variabel lain di adalah nilai loading masing-masing indi-

luar model. Berikut adalah hasil uji signifi- kator konstruk memiliki nilai di atas 0,70 kansi nilai koefisien path atau t-values tiap

dan mengumpul pada konstruk yang telah

path.

ditetapkan. Hal ini membuktikan secara em- Uji signifikansi dilakukan dengan piris bahwa setiap konstruk memprediksi in-

membandingkan nilai t-table dengan t-sta- dikator pada blok mereka lebih baik diband-

tistics. Penelitian ini menggunakan hipotesis

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416

Gambar 1. Output Model Pengukuran

one-tailed, sehingga nilai t-statistics harus di 2,1050 (>1,64). Demikian dapat disimpulkan atas 1,64. Berikut hasil pengujian bootstrap-

bahwa perasaan suka atau tidak suka kary- ing dengan program smartPLS.

awan terhadap aplikasi piranti lunak ber- Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpul-

dampak pada minat karyawan dalam meng- kan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh

gunakan aplikasi tersebut. Norma subjektif terhadap minat perilaku. Hasil pengujian berpengaruh terhadap minat perilaku. Hasil pada Tabel 8 menunjukkan nilai t-statistics

pengujian pada Tabel 8 menunjukkan nilai adalah 0.6772 (<1,64). Hasil pengujian ini t-statistics adalah 0,7076 (<1,64). Dengan menunjukkan bahwa kegunaan atau ke-

demikian, dapat disimpulkan bahwa penga- bermanfaatan tidak memengaruhi minat ruh orang lain pada karyawan agar respon-

perilaku karyawan untuk menggunakan den berminat untuk menggunakan aplikasi aplikasi piranti lunak. Persepsi kemudahan

piranti lunak tidak memiliki dampak yang berpengaruh positif terhadap minat perilaku.

signifikan terhadap minat karyawan dalam Hasil pengujian pada Tabel 8 menunjuk-

menggunakannya.

kan nilai t-statistics adalah 2,9504 (>1,64). Kontrol perilaku persepsian berpenga- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

ruh positif terhadap minat perilaku. Hasil kemudahan untuk menggunakan aplikasi pengujian pada Tabel 8 menunjukkan nilai piranti lunak memiliki dampak pada minat

t-statistics adalah 1,8119 (>1,64). Dengan karyawan dalam menggunakannya dalam demikian, dapat disimpulkan bahwa hal-hal

yang memfasilitasi karyawan menjadikan- pekerjaan sehari-hari. nya untuk berminat menggunakan aplikasi Sikap berpengaruh positif terhadap piranti lunak. Fasilitas tersebut mendukung minat perilaku. Hasil pengujian pada Ta- keseharian karyawan untuk mau menggu- bel 8 menunjukkan nilai t-statistics adalah

nakan aplikasi.

Tabel 8. Hasil Pengujian dengan SmartPLS Original Sample (O)

Keputusan PU -> BI

Sample Mean (M)

T Statistics (|O/

Diterima Keterangan: AT=Sikap; BI=Minat Perilaku; PBC=Kontrol Perilaku Persepsian; PEU= Persepsi

Kemudahan; PU= Persepsi Kegunaan; SN=Norma Subjektif

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...412 Studi ini menguji determinan minat

keperilakuan individu untuk menggunakan aplikasi piranti lunak. Determinan minat keperilakuan individu tersebut adalah kegu- naan persepsian, kemudahan penggunaan persepsian, sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Studi ini mem- buktikan secara empiris bahwa kemudahan penggunaan persepsian, sikap, dan kontrol perilaku persepsian memengaruhi minat keperilakuan individu untuk menggunakan teknologi. Kemudahan penggunaan persep- sian merupakan konstruk yang paling besar memengaruhi minat keperilakuan.Setelah itu dilanjutkan sikap, kemudian kontrol perilaku persepsian.

Diskusi pengaruh persepsi kegunaan

terhadap minat perilaku. Davis (1989) mendefinisikan kegunaan persepsian sebagai

tingkat keyakinan seseorang bahwa dengan menggunakan sebuah sistem tertentu akan meningkatkan kinerja. Jika seseorang mera- sa percaya bahwa sistem informasi berguna, maka dia akan berminat menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna, maka dia tidak akan berminat menggunak- annya (Hartono 2007). Konstruk kegunaan persepsian telah terbukti secara empiris pada beberapa penelitian berpengaruh pada minat keperilakuan (Liu dan Ma 2006; Tay- lor dan Todd 1995; Nasri dan Charfeddine 2012a; Yaghoubi dan Bahmani 2010).

Pada penelitian ini, konstruk persepsi kegunaan tidak terbukti memengaruhi mi- nat perilaku karyawan dalam menggunakan aplikasi piranti lunak. Hasil studi ini men- dukung penelitian Nasri dan Charfeddine (2012b) dan Lin et al. (2011). Menurut pene- litian Nasri dan Charfeddine (2012b) yang merujuk pada temuan Nasri dan Charfed- dine (2012a), bahwa persepsi nilai tambah individual yang kemudian memengaruhi sikap individu terhadap suatu teknologi lebih memengaruhi minat individu untuk mengadopsi suatu teknologi. Pada pene- litian ini, persepsi kegunaan tidak menjadi pertimbangan utama karyawan dalam minat penggunaan piranti lunak. Hal ini ditengarai penggunaan piranti lunak yang secara tidak langsung bersifat mandatory di setiap lem- baga keuangan.

Seperti telah dijelaskan pada bab sebe- lumnya, Bank Indonesia memerlukan data atau informasi dari kegiatan suatu Bank yang sifatnya standar. Oleh karena itu, Bank Indonesia telah memberikan sarana pelapo-

ran dalam bentuk web form. Pelaporan di- lakukan melalui media ekstranet antara Bank Indonesia dengan bank yang terkait. Pihak bank diharapkan mengisi dan mel- aporkan secara online. Dengan demikian, masing-masing lembaga keuangan dalam hal ini juga BPR diharapkan dapat mengem- bangkan sistem aplikasi piranti lunaknya sendiri, sehingga dapat menyesuaikan ke- mampuan dengan web form Bank Indonesia.

Regulasi di atas menjadikan karyawan tidak terlalu mengindahkan sisi keberman- faatan dari sebuah teknologi. Karena kary- awan dalam kesehariannya menggunakan aplikasi tersebut, maka karyawan merasa terbiasa dan mampu untuk mengopera- sikannya. Dengan demikian, persepsi ini menjadi tidak berpengaruh terhadap minat perilakunya dalam menggunakan aplikasi piranti lunak.

Diskusi pengaruh persepsi kemuda-

han terhadap minat perilaku. Kemudahan penggunaan persepsian didefinisikan se- bagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Davis 1989). Mendasarkan pada definisinya, diketahui bahwa konstruk ke- mudahan penggunaan persepsian merupak- an suatu kepercayaan (belief) tentang pen- gambilan keputusan. Dengan demikian, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem in- formasi mudah digunakan, maka dia akan- berminat menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem in- formasi tidak mudah digunakan, maka dia tidak akan berminat menggunakannya (Har- tono 2007). Kemudahan penggunaan per- sepsian ini dibuktikansecara empiris mem- pengaruhi minat perilaku (Liu dan Ma 2006; Hernandez et al. 2008; Bhatti 2007; Fusulier dan Durlabhji 2005 serta Jam dan Waheed 2010).

Penelitian ini juga membuktikan se- cara empiris bahwa persepsi kemudahan

memengaruhi minat karyawan untuk meng- gunakan piranti lunak. Menurut Natigor (2006) persepsi kemudahan penggunaan dapat mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang dalam mempelajari kom- puter. Perbandingan persepsi kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa kar- yawan yang menggunakan teknologi dapat bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja secara manual. Pene- litian ini juga memperkuat temuan studi Iqbaria (1994) yang membuktikan secara empiris bahwa TI digunakan bukan mut-

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416 lak karena adanya tekanan sosial, sehingga

dapat dijelaskan bahwa penggunaan TI bu- kan karena adanya unsur tekanan, tetapi karena memang mudah digunakan (Natigor 2006). Dengan demikian, karyawan yang se- hari-harinya menggunakan aplikasi piranti lunak berpendapat bahwa dengan menggu- nakan piranti lunak, mereka akan dapat ter- bebas dari usaha yang lebih berat, sehingga hal memunculkan minat karyawan untuk menggunakannya.

Diskusi Pengaruh Sikap Terhadap

Minat Perilaku. Sikap terhadap perilaku didefinisikan oleh Davis (1989) sebagai per-

asaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang ditentukan. Hartono (2007) yang merujuk pada studi Mathieson (1991) mendefinisikan sikap se- bagai evaluasi pemakai tentang ketertari- kannya menggunakan sistem. Mendasarkan pada TPB, sikap diprediksi berpengaruh ter- hadap minat perilaku dengan akurasi yang tinggi (Ajzen 1991). Beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa sikap berpen- garuh terhadap minat perilaku (Nasri dan Charfeddine 2012a; Al Somali 2009; Celik dan Yilmaz 2011; serta Yaghoubi dan Bah- mani 2010).

Konstruk sikap berpengaruh terhadap minat keperilakuan seseorang untuk meng- gunakan aplikasi piranti lunak. Mendasar- kan pada penelitian Nasri dan Charfeddine (2012b) yang merujuk pada temuan Nasri dan Charfeddine (2012a), bahwa persep- si nilai tambah individual yang kemudian memengaruhi sikap individu terhadap suatu teknologi lebih memengaruhi minat individu untuk mengadopsi suatu teknologi. Sejalan dengan pendapat tersebut serta hasil pen- gujian, maka persepsi kemudahan, peng- gunaan aplikasi piranti lunak yang mudah menjadikan karyawan berpikir bahwa peng- gunaan aplikasi ini merupakan keputusan yang bijak dan menyenangkan. Selain itu, peran sebuah teknologi khususnya penggu- naan komputer mampu menyediakan proses yang cepat, akurat, rendah biaya, tepat wak- tu, dan produktivitas tinggi (Wilkinson et al. 2000). Peranan ini membentuk sebuah in- formasi positif yang berdampak pada tercip- tanya sikap positif karyawan terhadap peng- gunaan sebuah teknologi. Pikiran positif ini- lah yang menyebabkan karyawan berminat untuk menggunakannya. Dengan demikian, sikap menjadi salah satu determinan penen- tu karyawan untuk berminat menggunakan aplikasi piranti lunak.

Diskusi Pengaruh Norma Subjek-

tif Terhadap Minat Perilaku. Ajzen (1991) mengungkap bahwa keyakinan normatif (normative beliefs) adalah keyakinan tentang harapan normatif orang lain yang memoti- vasi seseorang untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to comply). Keyakinan normatif merupak- an indikator yang kemudian menghasilkan norma subjektif. Beberapa penelitian me- nyebutkan konstruk ini memengaruhi peng- gunaan suatu sistem, misalnya Taylor dan Todd (1995); Nasri dan Charfeddine (2012a); Yaghoubi dan Bahmani (2010); Fusilier dan Durlabhji (2005); serta Nasri dan Charfed- dine (2012b).

Hasil berbeda dibuktikan pada pene- litian ini. Norma subjektif tidak memenga- ruhi minat karyawan untuk menggunakan aplikasi piranti lunak. Hasil studi ini kon- sisten dengan studi Windharta (2011) bahwa konstruk norma subjektif tidak berpengaruh terhadap minat keperilakuan seseorang un- tuk menggunakan SIA berbasis teknologi. Windharta (2011) yang merujuk pada studi Chau dan Hu (2002) menjelaskan bahwa re- sponden lebih menyukai untuk membangun evaluasi pada sistem informasi secara inde- penden sehingga akan mengurangi penga- ruh pendapat dari orang lain terhadap peng- gunaan teknologi. Sejalan dengan pendapat di atas, penelitian Nasri dan Charfeddine (2012b) yang merujuk pada temuan Nasri dan Charfeddine (2012a) menyatakan bah- wa persepsi nilai tambah individual lebih memengaruhi sikap atau pikiran individu terhadap suatu teknologi, tanpa dipengaruhi hal atau orang lain.

Hasil pengujian ini sejalan dengan ha- sil pengujian penelitian sebelumnya. Dijelas- kan bahwa persepsi kemudahan dan sikap individu memengaruhi karyawan untuk menggunakan piranti lunak ini. Oleh kare- na itu, pendapat orang lain bukan menjadi pertimbangan bagi karyawan untuk memu- tuskan intensinya terhadap aplikasi. Den- gan demikian, studi ini tidak membuktikan adanya pengaruh norma subjektif terhadap minat perilaku.

Diskusi Pengaruh Kontrol Perilaku

Persepsian Terhadap Minat Perilaku. Ajzen (1991) menyatakan bahwa keyakinan kon- trol (control beliefs) yang kemudian meng- hasilkan kontrol perilaku yang dipersepsi- kan adalah keyakinan tentang keberadaan faktor-faktor yang mendukung atau meng- hambat perilaku yang sedang dipertimbang-

Azriani, Subroto, Baridwan, Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Piranti...414 kan. Jika semakin menarik sikap terhadap

suatu perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku persepsian, maka semakin kuat se- seorang untuk melakukan sesuatu yang se- dang dipertimbangkan (Hartono 2007). Be- berapa penelitian menyebutkan bahwa kon- trol perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap minat penggunaan teknologi (Tay- lor dan Todd 1995; Nasri dan Charfeddine 2012; Yaghoubi dan Bahmani 2010; Fusilier dan Durlabhji 2005; serta Bhatti 2007).

Hasil pengujian studi ini memperkuat hasil studi Taylor dan Todd (1995) yang me- nyatakan bahwa pengaruh kontrol perilaku persepsian terhadap minat perilaku lebih kuat bagi grup berpengalaman dibandingkan grup tidak berpengalaman. Hal ini disebab- kan, orang yang berpengalaman lebih mam- pu memanfaatkan informasi, sehingga mer- eka memiliki cukup pengetahuan dan sum- ber daya. Hal ini diperkuat oleh TPB bahwa salah satu faktor penentu minat perilaku yakni kontrol perilaku persepsian sering di- dasarkan atas pengalaman masa lalu terkait teknologi (Ajzen 1991). Karyawan yang mera- sa memiliki sumber daya, pengetahuan, dan kemampuan, maka hal ini dapat menjadi faktor pendukung bagi karyawan. Adanya faktor pendukung di atas menjadikan kary- awan merasa mudah dalam mengoperasikan piranti lunak tersebut. Oleh karena itu, hal ini menjadikan karyawan berminat untuk menggunakan aplikasi. Dengan demikian, hasil studi ini membutikan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh terhadap minat perilaku karyawan dalam menggu- nakan piranti lunak.

SIMPULAN

Hasil studi ini mampu menjawab per- tanyaan penelitian yang ingin mengetahui pengaruh persepsi kegunaan, persepsi ke- mudahan, sikap, norma subjektif, dan kon- trol perilaku persepsian terhadap minat perilaku penggunaan piranti lunak. Peneli-

tian ini membuktikan secara empiris bahwa minat keperilakuan karyawan untuk meng-

gunakan aplikasi piranti lunak ditentukan oleh persepsi kemudahan, sikap, dan kon- trol perilaku persepsian. Dalam studi ini, persepsi kemudahan memberikan penga- ruh terbesar terhadap minat keperilakuan. Setelah persepsi kemudahan diikuti sikap, kemudian kontrol perilaku persepsian. Pene- litian ini tidak dapat membuktikan bahwa minat keperilakuan dipengaruhi oleh norma subjektif dan persepsi kegunaan.

Studi ini menyatakan bahwa karena faktor regulasi yang secara tidak langsung

mengharuskan penggunaan piranti lunak, maka karyawan tidak terlalu memandang ke- gunaan aplikasi yang ada. Selain itu, karena karyawan merasa memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menggunakan aplikasi, maka karyawan cenderung merasa mudah untuk menggunakannya. Di sisi lain, kar- yawan tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain dalam penggunaan aplikasi. Se- jalan dengan hal tersebut, sikap dalam hal ini pikiran positif karyawan yang cenderung menyukai aplikasi menjadikannya berminat menggunakan aplikasi tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu berminat menggunakan aplikasi piranti lunak jika aplikasinya mu- dah, fasilitas mendukung, dan persepsi positif terhadap aplikasi yang diimplemen- tasikan. Semakin tinggi tingkat kemudahan, semakin tinggi fasilitas yang mendukung, dan semakin tinggi pikiran positif terhadap aplikasi yang diimplementasikan, maka se- makin tinggi pula minat keperilakuan indi- vidu untuk menggunakannya.

Saran untuk peneliti mendatang adalah peneliti selanjutnya dapat menyesuaikan waktu pengisian kuesioner dengan aktivitas responden agar responden dapat berkontri- busi penuh pada penelitian. Selanjutnya, peneliti mendatang dapat memperpanjang waktu konfirmasi atas kesanggupan objek penelitian untuk menerima kuesioner dan pengisian kuesioner. Terakhir, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mendatangi se- cara langsung seluruh objek penelitian apa- bila dimungkinkan, sehingga proses pengi- sian kuesioner menjadi lebih optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Ajzen, I. 1991.” The Theory of Planned Be- havior”. Organizational Behavior and Human Decision Processes, Vol.50, hal.179-211.

Al-Somali, S.A., G. Roya , dan C. Ben. 2009. “An Investigation into The Acceptance

of Online Banking in Saudi Arabia”. Technovation, Vol. 29, hal. 130-141.

Bhatti, T. 2007. “Exploring Factors Influenc- ing The Adoption of Mobile Commerce”. Journal of Internet Banking and Com- merce, Vol.12, No.3, hal.1-13.

Bodnar, G.H. dan W.S.Hopwood. 2004. Ac- counting Information Systems. 9/e. Prentice Hall. Australia

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 3, Desember 2013, Hlm 402-416 Celik, E dan V.Yilmaz. 2011. “Extending

Jam, F. A. dan M. Waheed. 2010. “Teachers The Technology Acceptance Model For

Intention to Accept Online Education: Adoption of e-Shopping By Consumers

Extended TAM Model”. Interdisciplinary in Turkey”. Journal of Electronic Com-

Journal Of Contemporary Research In merce Research, Vol. 12, No.2, hal.152-

Business, Vol.2, No. 5, hal. 330-343. 164.

Lin, F., Seedy S., F., dan Deron L. 2011. “As- Chau, P.Y.K. and P. J. Ho. 2002. “Examin-

sessing Citizen Adoption of E-Govern- ing A Model of Information Technology

ment Initiatives in Gambia: A Validation Acceptance by Individual Professionals”

of The Technology Acceptance Model in Systems, Vol. 18, hal. 191-229.

Dokumen yang terkait

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP THE DESIGN OF SSB SUPPRESSED CARRIER GENERATOR USING OP AMP BASED PHASE SHIFT (SSBSC)

0 0 7

PERANCANGAN APLIKASI M–COMMERCE MENGGUNAKAN FITUR AUGMENTED REALITY PADA PT SURYA MOTOR SHELMINDO M-COMMERCE APPLICATION DESIGN USING AUGMENTED REALITY FEATURES IN PT SURYA MOTOR SHELMINDO

0 1 9

APLIKASI PENYEDIA INFORMASI PRODUK DAN PENANDA STAN PADA PAMERAN MENGGUNAKAN QR CODE BERBASIS ANDROID PRODUCT INFORMATION PROVIDER AND BOOTH MARKER APPLICATION IN EXHIBITIONS USING ANDROID BASED QR CODE

0 0 18

STRATEGI MINIMASI WASTE ALUMINIUM FOIL PADA PROSES PENGEMASAN SUSU KENTAL MANIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA (STUDI KASUS: PT X) ALUMINIUM FOIL WASTE MINIMIZATION STRATEGY IN CONDENSED SWEET MILK PACKAGING PROCESS USING LEAN SIX SIGMA METHOD (

1 3 9

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KERAMIK SEBAGAI TAMBAHAN AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL THE EFFECT OF USING CERAMIC POWDERS AS ADDITIONAL FINE AGREGATES IN ASPHALT MIXTURE

0 0 8

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KALKULATOR INDONESIA 2050 ANALYSIS OF THE USE OF HOUSEHOLD ENERGY SECTOR USING THE CALCULATOR INDONESIA 2050

1 1 15

PEMANFAATAN LIMBAH GENTENG DAN KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR CAMPURAN BETON K-350 UTILIZATION OF WASTE OF ROOF TILES AND CERAMICS AS CONCRETE-MIXED OF ROUGH AGGREGATE K - 350

0 1 9

IDENTIFIKASI DINI PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN EXPERT SYSTEM BUILDER EARLY IDENTIFICATION OF DIABETES MELLITUS DISEASE USING EXPERT SYSTEM BUILDER

0 0 15

FAKTOR DETERMINAN ATAS HUTANG PEMERINTAH DENGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEBAGAI VARIABEL ANTARA

0 0 12

SYSTEM-DRIVEN (UN) FRAUD: TAFSIR APARATUR TERHADAP “SISI GELAP” PENGELOLAAN KEUANGAN DAE

0 0 16