LEM BA R KERJA SISWA 4

  

MODUL 4

KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAH LI AN TEKN I K PEM AN FAATAN TEN AGA LI STRI K

  DISUSUN OLEH : Dr s. SOEBANDONO PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  LEM BA R KERJA SISWA 4

  A. PPPK Disetiap lokasi pekerjaan konstruksi perlu disiapkan kemampuan untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) serta tindak lanjutnya. Pada lokasi proyek perlu adanya orang yang dapat melakukan PPPK, alat dan bahan PPPK. Daftar nama, alamat, nomor telepon pekerja, instansi yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan atau musibah seperti klinik, rumah sakit, pemadam kebakaran dll. Disamping itu di lokasi proyek perlu disediakan petunjuk untuk mengatasi bila terjadi kecelakaan atau musibah.

  1. Orang yang dapat melakukan tindakan PPPK Orang ini dapat sebagai petugas khusus menangani PPPK atau mereka yang pernah mengikuti diklat PPPK. Mereka itu dapat seorang staff kontraktor maupun para tukang yang bekerja di proyek. Oleh karena itu mereka yang pernah mengikuti PPPK didaftar dan bila dipandang perlu mengirimkan orang untuk mengikuti diklat PPPK.

  2. Alat dan bahan Alat dan bahan PPPK dilokasi proyek harus disediakan oleh pihak pemborong. Setidak- tidaknya tersedia kotak PPPK. Kotak PPPK perlu dicek secara teratur baik isi maupun jumlahnya.

  3. Daftar nama, alamat dan nomor telepon Pada kantor proyek harus tersedia daftar nama, alamat, nomor kantor instansi yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan kerja.

  4. Petunjuk Petunjuk yang jelas berupa poster ataupun papan petunjuk lain yang dipasang ditempat strategis.

  5. Contoh Pertolongan Pertama Berikut dibahas salah satu contoh pertolongan pertama yaitu memberikan nafas buatan. Bila terjadi pernafasan terhenti, maka dapat diatasi dengan memberikan nafas buatan antara lain dengan cara mulut ke mulut sebagai berikut :

  a. Menghindarkan sesuatu yang menghambat pada mulut korban, dengan jalan membuka mulut korban dengan jari dan jari harus dalam keadaan bersih.

  b. Memegang tengkuk atau leher korban dengan hati-hati dan membaringkannya sambil kepala dikebawahkan.

  c. Tekan sudut rahangnya kedepan dari belakang untuk meyakinkan bahwa lidahnya terjulur dan jalan nafasnya bebas.

  d. Buka mulutnya lebar-lebar dan tarik nafas dalam-dalam. Pijit kedua lubang hidungnya dan padukan mulut anda ke mulut korban dengan posisi menyilang. Hembuskan dengan keras kedalam paru-parunya sampai penuh. Lepaskan mulutnya dan perhatikan gerakan- gerakan korban. Ulangi cara-cara tersebut diatas hingga korban bernafas kembali.

  Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  1 – 8

  PROBOLINGGO PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK

  

MEMUTUS HUBUNGAN SI KOR-

BAN DENGAN PENGHANTAR

MENGHINDARI SENTUHAN TUBUH DENGAN BAGIAN LOGAM

  B A C D

  Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman : SMKN 2

  

Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono

Nama Siswa :

  2 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK) Bila bekerja sendirian, pijatan jantung masih dapat diterapkan sambil melakukan cara pernafasan dari mulut ke mulut dengan cara :

  Berlutut disamping korban dekat dadanya. Lakukan beberapa kali nafas buatan seperti yang telah diuraikan diatas. Gantilah dengan cara pijatan jantung dan tekanlah lima kali selang satu detik. Berilah hembusan lagi. Ulangi pijatan jantung lima kali, lanjutkan pernafasan buatan ini bergantian, yaitu satu hembusan dan lima kali penekanan dada sampai pertolongan datang.

  B. SEBAB DAN PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN KERJA Dalam melakukan pekerjaan seseorang dapat terganggu kesehatannya. Gangguan kesehatan akibat kerja ternyata cukup banyak. Terutama pada pekerjaan konstruksi yang sifat pekerjaannya keras dan dilaksanakan pada lingkungan kerja yang umumnya terbuka. Pekerjaan konstruksi kadang-kadang harus dilakukan pada cuaca dingin, kadang panas, hujan, angin kencang.

  Pekerjaannya kadang harus dilakukan pada tempat berair, lembab, gelap dsb. Bahan yang digunakan pada pekerjaan konstruksi ada yang berasal dari bahan-bahan alami tetapi ada juga yang berasal dari bahan-bahan yang mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Hal-hal seperti itu merupakan sumber penyakit akibat kerja atau dapat disebut juga sebagai penyakit jabatan. Penyakit jabatan disebabkan oleh kerja atau sakit yang diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan. Menurut undang-undang, penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul karena hubungan kerja termasuk kecelakaan. Penyakit akibat kerja harus mendapat perhatian secara khusus, hal ini dikarenakan :

  • Penyakit yang terjadi sebenarnya dapat dihindari
  • Penyakit yang terjadi dapat menimbulkan cacat
  • Penyakit yang terjadi karena perbuatan manusia
  • Penyebab penyakit adalah apa yang dikerjakan, yang dihasilkan ataupun karena alat atau bahan yang digunakan
  • Penyakit akibat kerja menurunkan produktifitas dan kemampuan

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

  

Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal :

Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  3 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  C. SEBAB-SEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA Penyebab penyakit akibat kerja berasal dari berbagai hal antara lain penyebab yang tergolong fisik, mental, psikologis, faal, hayati dan kimia

  1. Golongan fisik antara lain :

  • Suara bising, gaduh yang dapat menyebabkan tuli
  • Tekanan udara yang tinggi dan berubah-ubah
  • Suhu yang tinggi, sebaliknya suhu yang terlalu rendah
  • Getaran dapat mengganggu sirkulasi darah, saraf dll
  • Penerangan yang kurang sebaliknya sinar yang terlalu kuat. Sinar infra merah dapat merusak lensa mata, sinar ultra violet dapat menimbulkan peradangan
  • Radiasi sinar radio aktif dapat menyebabkan sakit tumor atau kanker

  2. Golongan mental-psikologis antara lain :

  • Ketegangan kerja karena tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya
  • Beban kerja atau tanggung jawab yang terlalu berat
  • Tidak dapat bekerja sama dengan teman sekerja

  3. Golongan faal antara lain :

  • Mengangkut beban yang terlalu berat
  • Cara kerja yang tidak benar
  • Kelelahan fisik karena kesalahan konstruksi / mesin dan peralatan
  • Kerja dengan berdiri terus menerus mengakibatkan strees

  4. Golongan hayati antara lain :

  • Cacing, serangga
  • Bakteri, virus
  • Jamur menimbulkan penyakit kulit
  • Getah tumbuhan menimbulkan penyakit kulit / peradangan

  5. Golongan kimia antara lain :

  • Gas yang berbahaya seperti amoniak, CO, H

  2 S, belerang

  • Uap logam dapat menimbulkan penyakit kulit / peradangan
  • Semen menimbulkan penyakit kulit
  • Cat, thinner menimbulkan nyeri
  • Debu menimbulkan penyakit paru-paru

  

Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal :

Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  4 – 8

  PROBOLINGGO PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  D. PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu hambatan pada tingkat keamanan dalam bekerja. Dalam hal ini perlu adanya pengertian serta usaha pencegahan, baik untuk keselamatan maupun kesehatan kerja disamping perlu adanya hubungan baik antara sesama tenaga kerja maupun pimpinan.

  Usaha pencegahan akibat kekurangan segi teknis di bidang konstruksi dapat dilakukan dengan desain kerja yang baik dan organisasi / pengaturan kerja. Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan :

  1. Substitusi

  Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya.

  2. Isolasi Yaitu menjauhkan atau memisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu / membahayakan.

  3. Ventilasi

  Baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan ke ruang kerja dengan menghisap udara keluar ruangan.

  4. Alat pelindung diri

  Alat ini dapat berbentuk pakaian, topi, pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban yang berat, masker khusus untuk melindungi pernafasan terhadap debu atau gas berbahaya, kaca mata khusus las dsb.

  5. Pemeriksaan kesehatan

  Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk mencari faktor penyebab yang menimbulkan gangguan maupun kelainan kesehatan terhadap tenaga kerja

  6. Latihan dan informasi sebelum bekerja Agar pekerja mengetahui dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan adanya bahaya.

  7. Pendidikan dan penyuluhan tentang K3 Dilaksanakan secara teratur.

  E. PEMERIKSAAN KESEHATAN Pemeriksaan kesehatan pekerja perlu dilakukan secara teratur. Terlebih bila diketahui adanya penyakit yang berjangkit secara cepat ditempat kerja. Misalnya sakit mata yang kadang-kadang dianggap sebagai sakit yang ringan pada awalnya justru menjadi wabah bila tidak segera ditangani secara serius. Sakit mata merupakan penyakit yang mudah menular, dapat dibayangkan bila hal ini terjadi pada sebagian karyawan, tentu dapat menyebabkan terganggunya aktifitas kerja.Selain sakit mata, flu dan batuk merupakan penyakit ringan dan menular.

  Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  5 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  F. PENGARUH BURUK LINGKUNGAN TERHADAP KESELAMATAN KERJA

  1. Perkembangan dan kemajuan industri mengakibatkan bertambahnya pencemaran lingkungan

  2. Pencemaran tersebut adalah akibat pembuangan sisa-sisa pabrik selama atau sesudah proses industri berlangsung

  3. Buangan ini dapat berbentuk gas, air, padat, panas, radiasi, bunyi dll

  4. Pada permulaan perkembangan industri belum terasa pengaruh buruk yang timbul. Akan tetapi makin lama makin terasa kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat makin banyaknya zat buangan dari pabrik-pabrik (Industri)

  5. Pabrik-pabrik membuang kotoran & zat-zat kimia ke sungai. Sungai tercemar yang mengakibatkan kehidupan ganggang, ikan & hewan-hewan terganggu dan seterusnya mempengaruhi penyediaan makanan bagi umat manusia

  6. Pengotoran udara menyebabkan kesehatan manusia terganggu. Begitu pula tumbuh- tumbuhan dapat dirusak oleh gas-gas buangan tersebut. Menurut pengalaman, pengotoran air dan udaralah yang paling buruk bagi kesehatan makhluk yang hidup

  7. Seperti pepatah mengatakan, ‘lebih baik mencegah daripada mengobatinya’, begitu pula dengan pencemaran, lebih baik mencegahnya daripada memperbaiki yang diakibatkannya.

  Akibat dari pencemaran industri menjadi sangat serius, sehingga setiap pencemaran yang dilakukannya lambat atau cepat harus dibayar akibatnya

  8. Pada dasarnya pemulihan kerusakan oleh pencemaran industri memakan waktu yang lama & biaya yang besar. Oleh karena itu adalah lebih baik kita memikirkan hal tersebut, jauh- jauh sebelum terlanjur, agar dengan mempergunakan pengalaman negara-negara lain yang perindustriannya lebih maju kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh mereka yang industrinya telah berkembang.

  

Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal :

Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  6 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  RANGKUMAN ………………………………………………………………………………………………………..

  ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………..

  Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman : SMKN 2

  Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono Nama Siswa :

  7 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

  SOAL

  1. Secara umum apakah yang dimaksud dengan PPPK ?

  2. Jelaskan langkah tindakan bila menolong korban tenggelam !

  3. Penyakit akibat kerja dikelompokkan menjadi 5 macam, sebut dan jelaskan !

  4. Sebutkan 6 (enam) golongan penyakit akibat kerja !

  5. Sebutkan 7 langkah untuk mencegah penyakit akibat kerja , jelaskan !

  JAWABAN Program Keahlian : Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman :

  SMKN 2

Teknik Ketenagalistrikan Drs. Soebandono

Nama Siswa :

  8 – 8

  PROBOLINGGO

  5 T L

  5 S

  4

  Daft ar Pust aka Drs. Heru Subagyo, Keselamatan Kerja, APEI- JATIM 2000 Ir. Imam Soebari, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), APEI- JATIM 2000 H.N.C. Stam, Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, Katalis- Jakarta 1989 Tia Setiawan, Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Depdikbud 1980