Multimedia Networking Quality of Service
Multimedia Networking
Quality of Service
- Isu:
- – Aplikasi media adalah intensif-bandwith
- – Membutuhkan delay dan jitter yang rendah
- – Network harus menyediakan QoS untuk kinerja baik
Requirements untuk QoS
• Lihat model sederhana untuk melihat pengaruh
sharing dan congestion- – Dua “flows” sharing link antara R1 dan R2
Skenario 1
- Aplikasi audio dan FTP share link
- – Audio: 1 Mbps (membutuhkan delay rendah)
- – FTP: sebanyak mungkin (tidak ada time constraint)
- Priority scheduling:
- – Selalu forward paket audio sebelum FTP
Klasifikasi Paket
• Lebih general dibanding menandai satu class
paket adalah klasifikasi paket- – Klasifikasi berdasarkan pada siapa yang mengirim jenis paket
Skenario 2
• Jika audio memiliki prioritas lebih tinggi dari FTP, dapat
menyebabkan kesulitan FTP dengan mengirim 1.5 Mbps
- – Mungkin karena malicious atau erroneous
- Flows harus diisolasi satu sama lain
– Malicious flow tidak dapat menurunkan service lainnya
“Memungkinkan menerapkan derajat isolasi antar traffic flows, maka satu flow tidak dirugikan oleh misbehavinf flow lainnya.”
Isolasi dan Kebijakan
- Prinsip 2 QoS:
Skenario 3
- Alokasi ketat sumber daya untuk flow
- – Tidak membolehkan penggunakan bandwith yang tidak terpakai
- – Jika audio dipause, FTP tidak dapat menggunakan bandwidth
- Prinsip 3 QoS 3:
Skenario 4
• Bagaimana jika dua aplikasi dengan prioritas yang
sama overload kapasitas link?
– Misal, dua aplikasi audio membutuhkan 2 Mbps
• Keduanya masih dapat berbagi link meskipun
dengan 0.75 Mbps
Admisi Call
- Tidak dapat menggunakan bandwith
lebih dari yang ada
QoS Requirements
Mekanisme Scheduling dan Policing
- Scheduling:
- – FIFO
- – Priority Queuing
Scheduling: FIFO
- First-In-First-Out
- – Packets diforward sesuai urutan kedatangan
- Discard policy (when buffer is full and packet
arrives):
Scheduling: Priority Queuing
- Antrian berbeda untuk class berbeda
- – Kalsifikasi menentukan paket masuk antrian yg mana
- Preemptive dan non- preemptive
Contoh Antrian Prioritas
- Non- preemptive
Round Robin
- Tidak seperti antrian prioritas, perlakuan equal untuk tiap class yang berbeda
- Transmit class 1, kemudian class 2, kemudian class 1, …
- Tetap berjalan, dengan cepat ke class berikutnya jika salah
/ (Ów k ) throughput (rata-rata)
Scheduling: WFQ
- Weighted Fair Queuing • Generalisasi abstraksi Round Robin – Memberi weight w i untuk tiap class
- – Tiap class mendapat R * w i
Paketisasi
- Problem dalam algoritma scheduling?
- Bagaimana flow mengeksploitasi
scheduling dan mendapatkan bandwidth
lebih banyak dari flow lain yang memiliki
Policing
• Bagaimana menentukan rate dimana flow
diperbolehkan dikirim?- – Average rate: interval penting
Leaky Bucket
- Transmit jika token paket untuk paket tersedia
• Rate r menentukan average, bucket size b membatasi
burst
Leaky Bucket + WFQ
- Rate maksimum untuk interval t adalah rt+b
- Burst maksimum adalah b
- Dengan WFQ: tiap flow is dikontrol oleh leaky bucket dengan r dan b i i
Delay Bound
- Delay maksimum untuk paket dalam flow i:
- – Diteruskan lewat leaky bucket
- Tidak ada delay jika dikirim pada rate yang ditentukan
- – b packets didepannya (packet adalah burst terakhir)
Arsitektur QoS
- Pendekatan 1: Integrated Services
– Penerapan QoS pada tiap hop dalam
network
Integrated Services
- Reservasi resource ditiap router pada path
- – Butuj per-flow state (=> “virtual circuit” J)
- – Butuh call setup
- – Setiap router menerapkan spesifikasi QoS
Call Setup (1)
- Session menyatakan requirement QoS-nya
- – R- spec: spesifikasi QoS
- – T- spec: spesifikasi traffic
• Protokol signaling membawa R- spec dan T- spec
Call Setup (2)
IntServ Traffic Classes
- Guaranteed QoS:
- – Batas tetap queuing delay pada routers
- – Untuk aplikasi hard real-time dengan
Differentiated Services
- Problem dengan IntServ:
- – Skalabilitas: membutuhkan per-flow state ditiap router
- – Service classes sedikit: tidak ada prioritas eksplisit
- Differentiated Services:
DiffServ Network DiffServ Edge (1)
• Fungsi edge pada router-DS “pertama” dalam path (atau
pada host)- – Klasifikasi – Traffic Conditioning • Klasifikasi:
DiffServ Edge (2)
- Traffic Conditioning:
- – Node edge mungkin mendelay dan membuang paket
- Untuk beberapa classes, rate yang diberikan terbatas
- – Traffic dimonitor dan ditentukan jika tidak disyaratkan
DiffServ Core (1)
- Per-Hop Behavior:
- – Kinerja berbeda, dapat diukur
- – PHB tidak menentukan mekanisme
- Contoh:
Ringkasan Multimedia Networking
- Aplikasi
- – Bandwidth-intense, delay-sensitive
- QoS perlu
- – Harus ditambahkan pada Internet yang ada