METODE INFERENSIKESIMPULAN TREES,LATTICES DAN GRAF
9 Setiap pertanyaan, turun satu tingkat dalam tree.Jika
METODE INFERENSI/KESIMPULAN
seluruh leaves adalah jawaban dan seluruh node yg turun
n
adalah pertanyaan, maka ada max 2 untuk jawaban dan n pertanyaan
TREES,LATTICES DAN GRAF
Tree :struktur data hirarki yg berisi node/vertices/objek
yg menyimpan informasi/pengetahuan dan link/edges/cabang yg menghubungkan node
STATE SPACE
9 Disebut juga dg tipe jaringan semantik khusus
9 State adalah kumpulan karakteristik yg dapat digunakan
9 Merupakan kasus khusus yg disebut graf untuk menentukan status.
9 Suatu graf dapat mempunyai nol atau lebih link, dan tidak
9 State Space adalah rangkaian pernyataan yg menunjukkan ada perbedaan antara root dan child transisi antara state dimana objek dieksprerimen
9 Root : node tertinggi, leaves : terendah
9 Stuktur keputusan : skema representasi pengetahuan dan metode pemberian alasan tentang pengetahuannya.
9 Jika suatu keputusan adalah binary, maka tree keputusan binary mudah dibuat dan sangat efisien.
POHON AND-OR
9 Tipe-tipe Inferensi Dalam SP, untuk menemukan solusi problem dapat menggunakan rangkaian backward yaitu dengan tree AND- INFERENCES
OR dan AND-OR-NOT Sid.Sarjana LULUS
Induction Heuristics Abduction Autoepistemic Analogy D3 LULUS Persyaratan Deduction Intuition Generate&Test Default Nonmonotonic Deduction
¾ Pemberian alasan logikal dimana kesimpulan harus mengikuti IPK >=2.0 SKS = 160 Lulus premis
Induction
¾ Inferensi dari khusus ke umum
Intuition KURSUS WORK ¾ SHOP Tidak ada teori yg menjamin. Jawabannya hanya muncul, mungkin dengan penentuan pola yg ada secara tidak
disadari.
Heuristic
¾ Aturan yg didasarkan pada pengalaman
Generate & Test
¾ Trial dan error. Digunakan dgn perencanaan.
Abduction
¾ Pemberian alasan kembali dari kesimpulan yg benar ke premis .
Default
Anyone who can program is intelligent ¾
Diasumsikan pengetahuan umum sebagai default John can program
Autoepistemic
¾ ∴John is intelligent
Self-knowledge
Nonmonotonic
¾ Dalam bentuk IF-THEN
Pengetahuan yg sebelumnya mungkin tdk benar jika bukti baru didapatkan
IF Anyone who can program is intelligent And
Analogy
John can program ¾
THEN John is intelligent Kesimpulan yg berdasarkan pada persamaan untuk situasi yg lainnya.
Silogisme klasik disebut categorical syllogism. Yang paling sering dipakai : deductive logic, unruk menentukan Premis dan kesimpulan ditentukan sebagai statement validitas “argument”. categorical dari 4 bentuk berikut :
Silogisme merupakan satu type argumen logika. FORM SCHEMA
Contoh : A All S is P
Premise : Anyone who can program is intelligent E No S is P
Premise : John can program
I Some S is P O Some S is not P
Conclusion : Therefore, John is intelligent S : Subjek kesimpulan disebut minor term P : Predikat kesimpulan disebut major term
Premise
9 Digunakan sebagai bukti untuk mendukung sutu kesimpulan.
Major premise : All M is P
9 Disebut juga antecedent Minor premise : All S is M
Kesimpulan/Conclusion Concluusion : All S is P
9 Disebut juga consequent Karakteristik logika deduktif adalah kesimpulan benar harus
Silogisme diatas disebut standard form dimana major dan
mengikuti dari premis yg benar
Categorical Silogisme
Untuk membuktikan validitas argumen silogisme, ada metode ¾
A dan I disebut “affirmative in quality” , subjek yang dinamakan “decision prosedure” yaitu dengan dimasukkan kedalam jenis predikat menggunakan diagram venn. ¾
E dan O disebut “negative in quality”, subjek tidak masuk Contoh : dalam jenis predikat All M is P
¾
IS = capula = menghubungkan, menunjukkan bentuk tense All S is M type AAA-1 dari kata kerja “tobe” ∴ All S is P
¾ Middle term (M)
¾ All dan No : universal quantifier, Some :particular S P S P quantifier
¾ Mood silogisme ditentukan dengan 3 huruf yg memberikan bentuk premis pokok, minor premis, dan kesimpulan. M M
Figure Figure 2 Figure Figure 4
1
3 Major Premise M P P M M P P M
Minor Premise S M S M M S M S
S P Contoh :
All M is P M
All S is M type AAA-1 ∴ All S is P
All M is P Some P are M No S is M type ???? All M are S type ???? ∴ No S is P ∴Some S are P
BARIS INFERENCE (RULES OF INFERENCE)
1. Disebut dg fallacy of converse
2. Disebut dg indirect reasoning, modus tollens, law of
Yaitu modus ponens dan modus tollens contrapositive
Diagram venn tidak sesuai untuk argumen yg lebih kompleks karena menjadi sulit untuk dibaca pada decision tree untuk silogisme Pada logika proposisional, If there is power, the computer will work There is power ∴The computer will work Maka dapat ditulis A Æ B p Æ q A ≡ p ≡ p, p
Æ q; ∴q ∴B ∴q Æ disebut “direct reasoning,modus ponenes, law of detachment dan assuming the antecedent” p,q disebut variabel logika A,B disebut konstanta proposisional Bagaimana dengen skema untuk argumen dari tipe ini : 1. p Æ q 2. p Æ q q ~q ∴p ∴~p
Tabel Kondisional dan variantnya
Kondisional p Æ q Konversi qÆ p Invensi ~p Æ ~q Kontrapositif ~q Æ ~p
Contoh argumen dengan lebih dari 2 promise: Chip prices rise only if the yen rises The yen rises only if the dollar falls and If the dollar falls then the yen rises.
Since chip proses have risen, the dollar must have fallen Proposisinya C = chip prices rise Y = yen rises D = dollar falls C Æ Y (Y Æ D) ∧ (D Æ Y) C ∴D Buktikan !…..
Solusi :
1. Ingat p Æ q dan q Æ p benar maka p dan q ekuivalen 2.
Jika (p Æ q) ∧ (q Æ p) maka ekuivalen dg p↔q dg kata lain p ≡ q
Maka argumennya menjadi C Æ Y Y ≡ D C ∴D 3.
Karena Y sama dengan D maka substitusi D kedalam Y Maka argumennya menjadi : C Æ D C ∴D (TERBUKTI valid bahwa ini adalah modus ponens) SOAL : All men are mortal (p) Socrates is a man (q) Therefore, Socrates is mortal ∴r Buktikan valid atau tidak ?…. Solusi :
FIRST ORDER PREDICATE LOGIC
1. (∀x) (H(x) Æ M(x)) Kategori silogisme dengan menggunakan predikat logik 2.
H(s) 3. ∴M(s)
TIPE SKEMA REPRESENTASI 4.
H(s) Æ M(s) PREDIKAT 5.
M(s) A All S is P (∀x) (S(x) Æ P(x))
E No S is P (∀x) (S(x) Æ ~P(x))
LOGIC SYSTEMS = WFFS = WFF
I Some S is P (∃x) (S(x) ∧ P(x))
9 Koleksi objek seperti baris, aksioma, pernyataan dsb O Some S is not P (∃x) (S(x) ∧ ~P(x))
9 Tujuan : 1.
Menentukan bentuk argumen (WFFS=Well Formed Rule Hukum Universal Instantion menunjukkan individual yg
Formulas) mungkin digantikan dg universal yaitu simbol φ yg berarti Contoh All S is P fungsi proposisional
2. Menunjukkan baris inference yg valid (∀x) φ(x) x= variabel yg mengatur seluruh individual 3.
Mengembangkan sendiri dg menemukan baris baru dari ∴φ(a) a= individual khusus inference shg memperluas rentangan argumen yg dapat dibuktikan
Contoh : Socrates is human
9 Aksioma :fakta sederhana atau assertion yg tidak dapat (∀x) H (x) dibuktikan dari dalam sistem
∴H (Socrates)
9 System formal yang diperlukan : dimana H(x) : fungsi proposissional dg x adalah human
1. Alfabet simbol
2. String finite dari simbol tertentu, wffs Contoh lain 3.
Aksioma, definisi system All men are mortal
4. Baris inference, yang memungkinkan wff, A untuk Socrates is a man dikurangi sebagai kesimpulan dari set finite Γ wff lain
∴Socrates is mortal dimana Γ = {A1,A2,…An}. Wffs harus berupa aksioma dimana H=man, M=mortal, s=socrates
Dengan klausa Horn menjadi :
RESOLUSI
A1, A2, ………. A Æ B
9 N Diperkenalkan oleh Robinson (1965)
Dalam prolog :
9 Merupakan baris inference yg utama dalam prolog B :- A1, A2, … A
9 N Prolog menggunakan notasi “quantifier-free”
Untuk membuktikan teori benar dengan metode klasik
9 Prolog didasarkan pada logika predikat first-order “reductio ad absurdum” metode kontradiksi.
9 Sebelum resolusi diterapkan, wff harus berada dalam Tujuan resolusi adalah meng-infer klause baru “revolvent” dari keadaan normal (bentuk standar) yaitu hanya 2 clause yang disebut parent clauses menggunakan V , ∧ , ~ Contoh
A V B Mis wff (A V B) ∧ (~B V C) disebut bentuk normal konjungtif
A V ~B A V B dan ~B V C
∴ ∀ A dapat ditulis sbb Ekspresi clausal umumnyya dituliskan dalam bentuk khusus yg
(A V B) ∧ (A V ~B) disebut kowalski : ingat distribusi :
A1, A2, ………. A Æ B1, B2, ….B
N M
p V (q∧ r) ≡ (p V q) ∧ (p V r) Dalam notasi predikat standar : sehingga
A1 ∧ A2 ∧ ………. A Æ B1 V B2 V, ….B
N M
(A V B) ∧ (A V ~B) ≡ A V (B∧ ~B) ≡ A (resolvent) Bentuk disjungsinya menggunakan ingat (B∧ ~B) ≡ nil/null
(p Æ q) ≡ ~p v q menjadi : A1 ∧ A2∧ V ………. A Æ B1 V B2 V, ….B
N M
≡ ~(A1 ∧ A2 ∧ ………. A ) V (B1 V B2 V, ….B )
N M
≡ ~A1 V ~A2 V ………. ~A
V B1 V B2 V, …. B
INGAT De
N M
Morgan ~(p ∧ q) ≡ ~p v ~q
Latihan :
SISTEM RESOLUSI DAN DEDUKSI
B Æ E E ∧ E Refutation adalah salah satu type pembuktian yang salah
E ∧ S Æ F
Contoh A Æ B
F ∧ G Æ R B Æ C
R ∧ T Æ C C Æ D
B ∧ S ∧ G ∧ T Æ C ∴ A Æ D
A Æ B, B Æ C, C Æ D ├ A Æ B Buktikan bahwa kesimpulan adalah teori resolusi RESOLUSI DAN LOGIKA PREDIKAT FIRT ORDER
refulasi
Sebelum resolusi dapat diterapkan, wff harus diletakkan Solusi : dalam bentuk casual
Gunakan (p Contoh :
Æ q) ≡ ~p v q untuk semua premise dan kesimpulan, kemudian negasikan untuk kesimpulannya, Some programmers hate all failures sehingga menjadi
No programmer hates any success (~A V B) ∧ (~B V C) ∧ (~C V D) ∧ A ∧ ~D ∴ No failure is a success Pohon resolusi refutation
P(x) = x is a progammer F(x) = x is a failure S(x) = x is a success H(x,y) = x hates y Premise dan kesimpulannya (1)
(∃x) [P(x) ∧ (∀y) (F(y) Æ H(x,y))] (2) (∀x) (P(x) Æ (∀y) (S(y) Æ ~H(x,y))] (3)
~(∀y) (F(y) Æ ~S(,y)) Konversi ke bentuk clausal
Contoh : Ubah ke bentuk klausal !!!!!! ∀x (Balok (x) Æ (∃y (Diatas(x,y) ∧ ~Piramid(y))
1. Hilangkan kondisional, (p Æ q) ≡ ~p v q 2.
Geser negasi ke dalam (reduksi skope ~).
Negasi digeser hanya berlaku untuk atomik formula 3. Hilangkan quantifier eksistensial
∧ ~∃y (Diatas(x,y) ∧ Diatas(y,x)) ∧ ∀y (~Balok(y) Æ ~Sama(x,y))))
- Jika ∃ tidak ada dalam skope ∀, ganti variabel dengan suatu konstanta baru (∃x) P(x) diganti P(a)
- Jika ∃ berada dalam skope ∀, ganti variabel dengan suatu fungsi yang memiliki argumen semua variabel dari ∀ tersebut
6. Hilangkan ∀ . ∀ tidak perlu ditulis, diasumsikan semua variabel terkuantifikasi universal
7. Geser disjungsi (V) kedalam, sehingga terbentuk conjungsi normal form
Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tidak ada variabel yang muncul pada lebih dari 1 klausa.
5. Geser semua ∀ ke kiri (karena semua quantifier punya nama yang berbeda, pergeseran tidak mempengaruhi hasil) Bentuk ini disebut prenex normal form terdiri atas prefix quantifier yang diikuti matriks
∀x ,∀y , ∃z P(x,y,z) diganti menjadi ∀x,∀y, P(x,y,F(x,y)) 4. Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tiap quantifier memiliki variabel yang berbeda
Solusi : 1. ∀x (~Balok (x) V (∃y (Diatas(x,y) ∧ ~Piramid(y))
∧ ~∃y (Diatas(x,y) ∧ Diatas(y,x)) ∧ ∀y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
2. ∀x (~Balok (x) V (∃y (Diatas(x,y) ∧ ~Piramid(y)) ∧ ∀y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) ∧ ∀y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
3. ∀x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ∧ ~Piramid(f(x))) ∧ ∀y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) ∧ ∀y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
4. ∀x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ∧ ~Piramid(f(x))) ∧ ∀y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) ∧ ∀z (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
5. ∀x∀y∀z (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ∧ ~Piramid(f(x))) ∧ (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) ∧ (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
8. Buang konjungsi dan uraikan menjadi klausa-klausa 9.
6. (~Balok (x) V ((Diatas(x,f(x)) ∧ ~Piramid(f(x))) Rangkaian forward Rangkaian Backward
∧ (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))
- Planning, monitoring,control -Diagnosis ∧ (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
- Saat sekarang ke masa depan -Sekarang ke masa lalu
- Antecedent ke consequent -Consequent ke antecedent 7.
(~Balok (x) V Diatas(x,f(x))
- Data driven, bottom-up -Goal driven, top-down ∧ (~Balok (x) V ~Piramid(f(x)))
- Kerja mundur untuk -Kerja mundur untuk ∧ (~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) menemukan pemecahan yg menemukan fakta yg ∧ (~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z)))) mengikuti fakta mendukung hipotesa
- Breadth-first search -Depth-first search 8.
1. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))
- Antecedent menentukan -Consequent menentukan 2.
~Balok (x) V ~Piramid(f(x)) pencarian pencarian 3.
~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x) -Fasilitas bukan penjelasan -Fasilitas penjelasan 4. ~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z) 9.
1. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))
METODE LAIN DARI INFERENCE/KESIMPULAN
2.~Balok (k) V ~Piramid(f(k))
ANALOGI
3.~Balok (m) V ~Diatas(m,y) V~ Diatas(y,m) ¾
Mencoba dan menghubungkan situasi lama sebagai penuntun 4. ~Balok (n) V ~Balok(z) V ~Sama(n,z) ke situasi baru.
¾ Contoh : diagnosis medical
¾ Pemberian alasan analogis berhubungan dgn induksi
RANGKAIAN BACKWARD DAN FORWARD
Forward : bottom-up reasoning, breadth first
GENERATE AND TEST
Backward : top-down reasoning, depth-first ¾ Pembuatan solusi kemudian pengetesan untuk melihat apakah solusi yg diajukan memenuhi semua persyaratan.
Jika solusi memenuhi maka berhenti yg lain membuat sollusi yg baru kemudian test lagi dst
ABDUCTION/PENGAMBILAN
¾ ¾
Metodenya sama dg modus ponens
Tambahan aksioma yg baru pada sistem logika berarti
¾ bahwa banyak teori yg dapat dibuktikan jika ada banyak
Abduction Modus ponens p Æ q p Æ q aksioma dari teori yg didapat, disebut monotonik sistem q p
∴ p ∴ q
METAKNOWLEDGE
¾ Program meta-DENDRAL menggunakan induksi untuk
¾ menyimpulkan baris baru dari struktur kimia.
Bukan argument deduksi yg valid ¾
¾ Berguna untuk baris/rules heuristik inference Contoh : TEIRESIAS yg menambah pengetahuan secara
¾ interaktif dari expert
Analogi,generate and test, abduction adalah metode bukan deduksi. Dari premise yg benar, metode ini tidak dapat membuktikan kesimpulan yg benar
Perbedaan : Inference Start Tujuan
FORWARD Fakta Kesimpulan yg harus mengikuti BACKWARD Kesimpulan tdk Fakta pendukung pasti kesimpulan ABDUCTION Kesimpulan benar Fakta yg dpt mengikuti