Usulan Magang Rahadatul Aisy Analisis K
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Untuk memenuhi sebagian persyaratan melaksanakan
tugas akhir (Skripsi)
Oleh
RAHADATUL ‘AISY
NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Usulan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas akhir
(Skripsi) di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh
RAHADATUL ‘AISY
NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
LEMBARAN PENGESAHAN USULAN MAGANG
Judul
:
Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi
Kepulauan Riau
Nama
:
Rahadatul ‘Aisy
NIM
:
130254241023
Jurusan :
Ilmu Kelautan
Tanjunginang, 24 Juli 2016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
Arief Pratomo, S.T., M. Si
NIDN. 0416047008
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN. 0028098602
Mengesahkan,
Dekan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc
NIP. 196111011987031002
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan usulan
magang dengan judul Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Usulan magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan Ibu Ita Karlina, S. Pi., M. Si.,
sebagai Dosen Pembimbing magang. Usulan kegiatan ini belumlah sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan
penulisan dimasa yang akan datang.
Tanjungpinang, 24 Juli 2016
RAHADATUL ‘AISY
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Tujuan ..................................................................................................2
1.3. Manfaat ................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi ..........................................................3
2.2 Oksigen Terlarut (DO) .........................................................................3
2.3 CO2 bebas ............................................................................................4
2.4 Alkalinitas ...........................................................................................5
2.5 Amonia dan Nitrit ................................................................................5
III. METODE
3.1. Waktu Dan Tempat
3.2. Alat Dan Bahan
3.3. Metode Praktek
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
7
8
8
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Alat dan Bahan
Halaman
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rincian Anggaran Biaya
14
2. Organisasi Magang
15
3. Jadwal Pelaksanaan
16
4. Outline Sementara
17
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam Perairan Indonesia hidup berbagai jenis biota laut. Kehidupan
biota laut sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah spesias (genetik) dan faktor eksternal
adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan bagi biota laut salah satunya adalah
faktor kualitas kimia air.
Kualitas kimia air laut perlu dianalisis bagi kehidupan berbagai jenis biota
laut. Hal ini disebabkan telah banyaknya industri, perusahaan, bahkan perumahan
warga juga membuang limbah yang akhirnya berujung ke perairan laut. Setiap zat
yang ada di sekitar tidak luput dari unsur kimia. Beberapa unsur-unsur kimia yang
masuk ke perairan laut adalah kadar oksigen terlarut, CO2 bebas, alkalinitas,
amonia dan nitrit.
Unsur kimia yang ada di laut secara alami diperlukan bagi biota, namun
bagi beberapa unsur kimia yang berbahaya ataupun tidak dalam ambang batas
normal dan stabil bagi kehidupan biota laut akan membuat kehidupan biota-biota
laut tersebut terganggu. Contoh dari beberapa ikan laut adalah seperti ikan kerapu
macan, kerapu kertang, kakap putih, kakap merah, bawal bintang dan ornamental
fish. Ikan-ikan ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur kimia dalam air laut
terhadap kehidupan dan pertumbuhannya. Hal ini yang perlu dianalisis mengingat
perairan disekitar BPBL Batam merupakan perairan yang digunakan sebagai
tempat budidaya ikan agar ikan-ikan tersebut tidak terganggu.
Kegiatan magang ini merupakan langkah awal yang tepat bagi mahasiswa
ilmu kelautan untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
mengenai analisis kualitas air secara kimia khususnya dengan metode titrasi yang
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan kualitas air untuk biota laut
sekitarnya.
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang yang akan dilakukan ini adalah untuk
mengetahui analisis kualitas air melalui pengamatan kimia metode titrasi serta
pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap biota budidaya pada perairan laut
di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktik magang ini adalah:
1. Diharapkan agar bisa menjadi bahan rujukan kepada instansi terkait,
khususnya bagi pemerintah daerah setempat
2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa guna menambah pengetahuan
wawasan tentang analisis kualitas air laut yang baik.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan
bahan kajian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi
Titrasi adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetrik
dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya)
diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum
diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya,
zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan
ditentukn kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan dalam
Erlenmeyer sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan
biasanya diletakkan dalam buret (Ika, 2009; Lestari, 2015).
Analisis kualitas air laut dengan parameter kimia yang menggunakan
metode titrasi yaitu seperti oksigen terlarut (DO), CO2 bebas, alkalinitas.
2.2 Oksigen Terlarut (DO)
Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam
miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya
berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan
hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air.
Menurut Effendi (2003), kandungan oksigen terlarut 2 mg/l sudah cukup
untuk mendukung komunitas biota unuk hidup normal asalkan perairan tidak
mengandung bahan-bahan racun.
Konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu
fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang
disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari.
Pada malam hari saat itdak terjadi fotosintesis, pernafasan organisme di air
memerlukan oksigen sehingga menyebabkan penurunan oksigen terlarut (Ghufran
dkk (2007); Afrizal (2015)).
Mudjiman
(2004)
dalam
Langkosono
(2006)
menyatakan
bahwa
pertumbuhan ikan yang baik salah satunya harus didukung oleh oksigen terlarut.
4
Menurut Chua dan Teng (1978) dan Yoshimitsu et al. (1986) dalam Langkosono
(2006) kadar oksigen terlarut yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu
berkisar, oksigen terlarut > 3,5 ppm.
Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa membutuhkan oksigen terlarut
6,5-12,5 mg/l (Soetomo, 1997; Rayes et al, 2013), sesuai dengan nilai oksigen
terlarut selama penelitian yaitu 6,55 mg/l. Kisaran pengukuran oksigen terlarut air
selama penelitiannya berada dalam rentang kondisi yang layak untuk
pemeliharaan ikan kakap putih (Rayes et al, 2013).
Pada ikan kakap merah, kandungan oksigen minimum yang dapat diterima
ikan menurut Boyd (1990) dalam Aslianti dan Nasukha (2012) adalah sebesar 3
ppm, dan kebutuhan organisme terhadap oksigen sangat bervariasi tergantung
pada umur, ukuran dan kondisinya. Hal ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan
kakap merah terhadap kehidupannya seperti pertumbuhan, kualitas benih, kualitas
warna benih dan sebagainya.
Kadar oksigen terlarut untuk kisaran aman bagi ikan bawal bintang yaitu
antara 4 – 5 mg/L (Arrokhman, et al. 2012). Kisaran kadar oksigen terlarut ini
mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan terhadap ketahanan (Survival Rate).
2.3 CO2 bebas
Saeni (1989) dalam Mansur (2012) menyatakan bahwa CO2 dihasilkan oleh
proses pernafasan organisme dalam air. CO2 juga dapat masuk ke dalam perairan
dari atmosfir. Tingginya CO2 dalam air yang dihasilkan oleh proses fotosintesis
oleh ganggang dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang sangat cepat dan
menaikkan produktifitas.
Swingle (1968) dalam Mansur (2012) menganjurkan agar kadar CO2 bebas
dalam air tidak lebih dari 25 ppm dengan catatan kadar oksigen terlarut 2 ppm.
Selanjutnya dikemukakan bahwa kadar CO2 bebas 12 ppm cukup aman dari
kehidupan ikan.
Konsentrasi CO2 berkisar antar 14,98±0–41,95±8,47 mg/L pada penelitian
Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan. Kisaran CO2 tersebut masih
mendukung kehidupan ikan. Boyd (1992) dalam Supriyono et al (2010)
5
menyatakan banyak ikan yang hidup pada air dengan kadar CO2 lebih besar dari
60 mg/L.
2.4 Alkalinitas
Alkalinitas atau yang lebih dikenal dengan total alkalinitas adalah
konsentrasi total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasa
dinyatakan dalam mg/L atau setara dengan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam air,
basa-basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat.
(Kordi & Tancung, 2007)
Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak
sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepadkan ion hidrogen yang bersifat asam,
sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion
karbonat dalam air akan mengalami hidrolisis menjadi ion bikarbonat dan
melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral.
(Kordi & Tancung, 2007).
Alkalinitas perlu dimonitoring secara berkala guna menyeimbangkan pH air
laut. Perhatian terhadap lingkungan sekitar sangat penting agar pH air stabil.
Lingkungan yang buruk akan memberikan dampak buruk bagi biota, seperti jika
pH tidak stabil maka disimpulkan total alkalinitas di perairan tersebut kurang dari
100 ppm (Tim Perikanan WWF-Indonesia, 2015). Hal ini akan menyebabkan
mudahnya biota terserang penyakit yang akan berujung kematian.
Pada penelitian Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan
konsentrasi alkalinitas air rata-rata berkisar 67,27± 12,68 mg/L hingga
264,58±25,37 mg/L. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi
tersebut masih mendukung pertumbuhan ikan. Sesuai pernyataan (Boyd 1992;
Supriyono 2010) bahwa konsentrasi alkalinitas 41–80 mg/L masih memberikan
pertumbuhan.
2.5 Amonia dan Nitrit
Amonia merupakan produk akhir yang terakumulasi di dalam air dari
kotoran padat dan sisa bahan organik dengan kandungan protein tinggi yang
6
diuraikan menjadi polypeptida, begitu juga asam-asam amino sebagai produk
akhirnya. (Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Effendi (2003), sumber ammonia di perairan adalah hasil
pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) serta nitrogen anorganik yang
terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organic
(tumbuhan dan biota akuatik yag telah mati) oleh mikroba dan jamur yang dikenal
dengan istilah amonifikasi. Kandungan amoniak bebas di perairan melebihi 0,2
ppm dapat menyebabkan kematian pada beberapa jenis ikan. (Effendi, 2000).
Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amonia
menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya, dalam proses nitrifikasi
dengan bakteri nitrifikasi, terutama Nitrosomonas dan Nitrobacter. (Kordi &
Tancung, 2007).
Nitrit (NO2) juga beracun terhadap biota laut seperti ikan dan udang karena
mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin. Mekanisme toksitas dari nitrit ialah
pengaruhnya terhadap transpor oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan.
(Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Anonim (2001) dalam Langkosono (2006) untuk laju pertumbuhan
dan kelangsungan ikan kerapu harus dipertahankan pada kadar nitrit 0,05 ppm dan
amonia < 0,02 ppm. Toksisitas akut amonia untuk ikan laut berkisar 0.54 mg/L
NH3-N untuk Centropristis striata sampai 1.77 mg/L NH3-N untuk Menidia
beryllina . Dibandingkan dengan amonia, nitrit kurang toksik terhadap ikan laut.
Toksisitas akut nitrit terhadap ikan laut antara 30 mg/L NO2-N untuk Paralichthys
(EPA, 2009).
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktik magang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 – 8 Oktober
2016 yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam (BPBL), Jl. Raya
Barelang, Jembatan III Pulau Setoko Batam Provinsi Kepulauan Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No.
1.
2.
3.
Alat / Bahan
Botol BOD
Erlenmeyer
Gelas ukur
4.
Jarum suntik
5.
Pipet tetes
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
1 mL MNSO4
1 mL NaOH-KI
1 mL H2SO4
Na2S2O35H2O
Larutan amilum
Indikator pp
Na2CO3 0,0454 N
Larutan BC-GMR 2 tetes
H2SO4 0,022
Tetra Test NH3
Tabung reaksi
Tetra Test NO2
Fungsi
Alat untuk pengambilan sampel
Alat untuk pemasukkan larutan sampel
Alat untuk mengukur volume larutan
Alat untuk mengambil dan memasukkan
sampel air dalam volume kecil
Alat untuk mengambil dan memasukkan
sampel air dalam volume kecil
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai bahan titrasi analisis DO
Sebagai bahan campuran titrasi analisis DO
Sebagai bahan tambahan analisis sampel
Sebagai bahan titrasi analisis CO2 bebas
Sebagai bahan tambahan analisis alkalinitas
Sebagai bahan titrasi analisis alkalinitas
Sebagai bahan titrasi analisis amonia
Alat untuk test air
Sebagai bahan titrasi analisis nitrit
8
3.3 Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah melakukan
pengambilan sample air laut secara langsung di sekitar BPBL Batam dilanjutkan
dengan analisis kimia di laboratorium BPBL Batam dengan menggunakan metode
titrasi.
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data
3.4.1 Penentuan DO
Adapun prosedur kegiatan analisis oksigen terlarut sebagai berikut.
a. Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai
timbul gelembung udara,
b. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan
berwarna coklat,
c. Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai
endapan hilang dan berwarna kuning,
d. Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer,
e. Dititrasi dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna kuning pucat,
f. Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru, fgfgf fgfg fgf
g. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna biru hilang,
h. Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :
DO (mg/l) =
3.4.2 Penentuan CO2 bebas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
b. Pipet air sampel sebanyak 25 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
9
c. Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda
berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan
lanjutkan ke prosedur berikutnya,
d. Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali.
e. Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening
kembali, dan itulah ml titrannya,
f. Dihitung CO2 bebas dengan rumus :
CO2 (mg/l ) =
3.4.3 Alkalinitas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
b. Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
c. Tambahkan indikator pp 4 tetes,
d. Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru,
e. Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange,
f. Dihitung total alkalinitas dengan rumus :
3.4.4 Amonia
⁄
Bahan yang digunakan dalam uji amonia adalah dengan Tetra Test NH3.
Cara penggunaannya sebagai berikut:
a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung
tersebut.
b. Isi tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperature air yang ditest
harus berkisar antara 20-30
/ 68-86 .
c. Botol tabung harus dijaga agar tetap tegak. Tambahkan 14 tete dari botol 1
pada tabung dan kocok dengan baik. Kemudian tambahkan lagi 7 tetes lagi
dari botol 2 (reagent 2), dikocok lagi dan yang terakhir tambahkan 7 tetes
reagent 3 dan dikocok untuk terakhir.
10
d. Tunggu sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala
secara saksama. Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah
pada daftar nilai/kadar amonia.
3.4.5 Nitrit
Metode yang digunakan adalah metode titrasi dengan menggunakan Tetra
Test NO2. Prosedur pengerjaannya sebagai berikut:
a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung
tersebut.
b. Isi air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.
c. Kocok dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung, sambil
dikocok secara teratru.
d. Setelah 10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam waktu 2-5
menit warna air akan berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan
kandungan nitrit dari air yang sedang diukur.
e. Bandingkan warna air dengan warna-warna yang tertera pada dinding
kemasan, kemudian akan diketahui nilai (kadar) nitrit air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, A. 2015. Teknik Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya Tetraselmis sp.
Skala Semi Massal di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam.
Universitas Maritim Raja Ali Haji : Tanjungpinang. Hal (5-6) dari 58 hlm.
Arrokhman S, Abdulgani N, Hidayati D. 2012. Survival Rate Ikan Bawal Bintang
(Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa
Salinitas. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301928X. Hal 32-38.
Aslianti, T & Nasukha, A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap
Merah Lutjanus sebae Melalui Pakan yang Diperkaya dengan Minyak Buah
Merah Pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm 171-181.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. IPB : Bogor.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius: Yogyakarta.
EPA. 2009. Draft 2009 Update Aquatic Life Ambient Water Quality Criteria For
Ammonia – Freshwater. U.S. Environmental Protection Agency Office of
Water Office of Science and Technology. Washington, DC.
Kordi, M.G.H.K & Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan. PT Asdi Mahasatya; Jakarta. Hal (50-53) dari 210 hlm.
Langkosono. 2006. Laju Pertumbuhan Kerapu (Serranidae) dan Kondisi Perairan
Teluk Kodek, Des A Malaka Lombok Barat [Growth Rate of Groupers
(Serranidae) and Condition Waters Kodek Bay, Malaka Village West
Lombok] . Jurnal LIPI-Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006. Hal
61-68.
Lestari, F.A. 2015. Penentuan Kadar Cl- pada Sampel Air dengan Metode
Argentometri (Metode Mohr). Universitas Halu Oleo; Kendari. Jurnal
Kimia Analisis I. Hal 1 dari 6 hlm.
Mansur, A. 2012. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 1. Universitas Riau :
Riau. Hal 2 dari 12 hlm.
Rayes R.D, Sutresna I.W, Diniarti N, Supii A.I. 2013. Pengaruh Perubahan
Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates
12
calcarifer Bolch). Jurnal Kelautan, Volume 6, Nomor 1, April 2013, ISSN:
1907-9931. Hal 47-56.
Supriyono E, Budiyanti, Budiardi T. 2010. Respon Fisiologi Benih Ikan Kerapu
Macan Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh
dalam Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi. Jurnal Ilmu
Kelautan Juni 2010. Vol. 15 (2). ISSN: 0853-7291. Hal 103-112.
Tim Perikanan WWF-Indonesia. 2015. Budidaya Ikan Kerapu Macan-Sistem
Keramba Jaring Apung. WWF-Indonesia; Jakarta. Hal 6 dari 26 hlm.
LAMPIRAN
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
No
Uraian Kegiatan
Volume
Satuan SatuanHarga
Jumlah (Rp)
(Rp)
1.
BiayaAkomodasidanTransportasi
a. Transportasi
- Tiket Roro (PP)
1
Paket
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
- Bensin Transportasi (PP)
1
Paket
Rp. 60.000,-
Rp. 60.000,-
40
Hari
Rp. 6.500,-
Rp. 260.000,-
b. Penginapan
Sub Total
2.
Rp. 420.000,-
Biaya Habis Pakai
a. Kertas A4
5
Rim
Rp. 38.000,-
Rp. 190.000,-
b. Alat Tulis Menulis
1
Paket
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
c. Jilid
3
Paket
Rp. 5.000,-
Rp. 15.000,-
Sub Total
3.
Rp. 305.000,-
Biaya Lain-Lain
A. Konsumsi
1
Paket
Rp2.700.000,-
Rp2.700.000,-
B. Lain-lain
Rp.200.000,-
Sub Total
Rp2.900.000,-
Total Akhir
Rp3.625.000,-
‘Terbilang : ‘Tiga Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah .’
ORGANISASI MAGANG
1. Dosen Pembimbing
Nama
: Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN
: 0028098602
Pekerjaan
: Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat
: Jalan Politeknik Senggarang, Kampus Universitas
Maritim Raja Ali Haji No. 34, Senggarang,
Tanjungpinang.
No Hp
: 0812-6882-238
2. Pelaksana Magang
Nama
: Rahadatul ‘Aisy
NIM
: 130254241023
Jurusan
: Ilmu Kelautan ( IKL )
Fakultas
: Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat Rumah
: Jalan Riau 19
No Hp
: 0831-8460-4775
Lampiran 3. Jadwal Pelaksanakaan Kegiatan Magang
BULAN
NO
KEGIATAN
Juli
1
1
Persiapan
2
Pengajuan
proposal usulan Magang
3
Persetujuan Magang dari
dosen pembimbing
4
Pelaksanaan Magang
5
Pengolahan data Magang
6
7
8
Pembuatan laporan
Magang
Persiapan seminar
Magang
Seminar Magang
2
Agustus
3
4
1
2
3
September
4
1
2
3
Oktober
4
1
2
3
4
OUTLINE SEMENTARA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi
2.2 Oksigen Terlarut (DO)
2.3 CO2 bebas
2.4 Alkalinitas
2.5 Amonia dan Nitrit
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Metode Praktek
3.4 Prosedur Magang dan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Untuk memenuhi sebagian persyaratan melaksanakan
tugas akhir (Skripsi)
Oleh
RAHADATUL ‘AISY
NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LAUT DENGAN METODE TITRASI
DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
USULAN MAGANG
Usulan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas akhir
(Skripsi) di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh
RAHADATUL ‘AISY
NIM. 130254241023
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
LEMBARAN PENGESAHAN USULAN MAGANG
Judul
:
Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi
Kepulauan Riau
Nama
:
Rahadatul ‘Aisy
NIM
:
130254241023
Jurusan :
Ilmu Kelautan
Tanjunginang, 24 Juli 2016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
Arief Pratomo, S.T., M. Si
NIDN. 0416047008
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN. 0028098602
Mengesahkan,
Dekan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc
NIP. 196111011987031002
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan usulan
magang dengan judul Analisis Kualitas Kimia Air Laut dengan Metode Titrasi di
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Usulan magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan Ibu Ita Karlina, S. Pi., M. Si.,
sebagai Dosen Pembimbing magang. Usulan kegiatan ini belumlah sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan
penulisan dimasa yang akan datang.
Tanjungpinang, 24 Juli 2016
RAHADATUL ‘AISY
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Tujuan ..................................................................................................2
1.3. Manfaat ................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi ..........................................................3
2.2 Oksigen Terlarut (DO) .........................................................................3
2.3 CO2 bebas ............................................................................................4
2.4 Alkalinitas ...........................................................................................5
2.5 Amonia dan Nitrit ................................................................................5
III. METODE
3.1. Waktu Dan Tempat
3.2. Alat Dan Bahan
3.3. Metode Praktek
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
7
8
8
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Alat dan Bahan
Halaman
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rincian Anggaran Biaya
14
2. Organisasi Magang
15
3. Jadwal Pelaksanaan
16
4. Outline Sementara
17
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam Perairan Indonesia hidup berbagai jenis biota laut. Kehidupan
biota laut sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah spesias (genetik) dan faktor eksternal
adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan bagi biota laut salah satunya adalah
faktor kualitas kimia air.
Kualitas kimia air laut perlu dianalisis bagi kehidupan berbagai jenis biota
laut. Hal ini disebabkan telah banyaknya industri, perusahaan, bahkan perumahan
warga juga membuang limbah yang akhirnya berujung ke perairan laut. Setiap zat
yang ada di sekitar tidak luput dari unsur kimia. Beberapa unsur-unsur kimia yang
masuk ke perairan laut adalah kadar oksigen terlarut, CO2 bebas, alkalinitas,
amonia dan nitrit.
Unsur kimia yang ada di laut secara alami diperlukan bagi biota, namun
bagi beberapa unsur kimia yang berbahaya ataupun tidak dalam ambang batas
normal dan stabil bagi kehidupan biota laut akan membuat kehidupan biota-biota
laut tersebut terganggu. Contoh dari beberapa ikan laut adalah seperti ikan kerapu
macan, kerapu kertang, kakap putih, kakap merah, bawal bintang dan ornamental
fish. Ikan-ikan ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur kimia dalam air laut
terhadap kehidupan dan pertumbuhannya. Hal ini yang perlu dianalisis mengingat
perairan disekitar BPBL Batam merupakan perairan yang digunakan sebagai
tempat budidaya ikan agar ikan-ikan tersebut tidak terganggu.
Kegiatan magang ini merupakan langkah awal yang tepat bagi mahasiswa
ilmu kelautan untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
mengenai analisis kualitas air secara kimia khususnya dengan metode titrasi yang
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan kualitas air untuk biota laut
sekitarnya.
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang yang akan dilakukan ini adalah untuk
mengetahui analisis kualitas air melalui pengamatan kimia metode titrasi serta
pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap biota budidaya pada perairan laut
di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktik magang ini adalah:
1. Diharapkan agar bisa menjadi bahan rujukan kepada instansi terkait,
khususnya bagi pemerintah daerah setempat
2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa guna menambah pengetahuan
wawasan tentang analisis kualitas air laut yang baik.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan
bahan kajian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi
Titrasi adalah suatu proses atau suatu prosedur dalam analisis volumetrik
dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya)
diteteskan melalui buret kelarutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum
diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya,
zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan
ditentukn kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan dalam
Erlenmeyer sedangkan zat yang diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan
biasanya diletakkan dalam buret (Ika, 2009; Lestari, 2015).
Analisis kualitas air laut dengan parameter kimia yang menggunakan
metode titrasi yaitu seperti oksigen terlarut (DO), CO2 bebas, alkalinitas.
2.2 Oksigen Terlarut (DO)
Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam
miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya
berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan
hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air.
Menurut Effendi (2003), kandungan oksigen terlarut 2 mg/l sudah cukup
untuk mendukung komunitas biota unuk hidup normal asalkan perairan tidak
mengandung bahan-bahan racun.
Konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu
fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang
disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari.
Pada malam hari saat itdak terjadi fotosintesis, pernafasan organisme di air
memerlukan oksigen sehingga menyebabkan penurunan oksigen terlarut (Ghufran
dkk (2007); Afrizal (2015)).
Mudjiman
(2004)
dalam
Langkosono
(2006)
menyatakan
bahwa
pertumbuhan ikan yang baik salah satunya harus didukung oleh oksigen terlarut.
4
Menurut Chua dan Teng (1978) dan Yoshimitsu et al. (1986) dalam Langkosono
(2006) kadar oksigen terlarut yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu
berkisar, oksigen terlarut > 3,5 ppm.
Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa membutuhkan oksigen terlarut
6,5-12,5 mg/l (Soetomo, 1997; Rayes et al, 2013), sesuai dengan nilai oksigen
terlarut selama penelitian yaitu 6,55 mg/l. Kisaran pengukuran oksigen terlarut air
selama penelitiannya berada dalam rentang kondisi yang layak untuk
pemeliharaan ikan kakap putih (Rayes et al, 2013).
Pada ikan kakap merah, kandungan oksigen minimum yang dapat diterima
ikan menurut Boyd (1990) dalam Aslianti dan Nasukha (2012) adalah sebesar 3
ppm, dan kebutuhan organisme terhadap oksigen sangat bervariasi tergantung
pada umur, ukuran dan kondisinya. Hal ini mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan
kakap merah terhadap kehidupannya seperti pertumbuhan, kualitas benih, kualitas
warna benih dan sebagainya.
Kadar oksigen terlarut untuk kisaran aman bagi ikan bawal bintang yaitu
antara 4 – 5 mg/L (Arrokhman, et al. 2012). Kisaran kadar oksigen terlarut ini
mempengaruhi fungsi kerja tubuh ikan terhadap ketahanan (Survival Rate).
2.3 CO2 bebas
Saeni (1989) dalam Mansur (2012) menyatakan bahwa CO2 dihasilkan oleh
proses pernafasan organisme dalam air. CO2 juga dapat masuk ke dalam perairan
dari atmosfir. Tingginya CO2 dalam air yang dihasilkan oleh proses fotosintesis
oleh ganggang dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang sangat cepat dan
menaikkan produktifitas.
Swingle (1968) dalam Mansur (2012) menganjurkan agar kadar CO2 bebas
dalam air tidak lebih dari 25 ppm dengan catatan kadar oksigen terlarut 2 ppm.
Selanjutnya dikemukakan bahwa kadar CO2 bebas 12 ppm cukup aman dari
kehidupan ikan.
Konsentrasi CO2 berkisar antar 14,98±0–41,95±8,47 mg/L pada penelitian
Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan. Kisaran CO2 tersebut masih
mendukung kehidupan ikan. Boyd (1992) dalam Supriyono et al (2010)
5
menyatakan banyak ikan yang hidup pada air dengan kadar CO2 lebih besar dari
60 mg/L.
2.4 Alkalinitas
Alkalinitas atau yang lebih dikenal dengan total alkalinitas adalah
konsentrasi total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasa
dinyatakan dalam mg/L atau setara dengan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam air,
basa-basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat.
(Kordi & Tancung, 2007)
Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak
sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepadkan ion hidrogen yang bersifat asam,
sehingga keadaan menjadi netral. Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion
karbonat dalam air akan mengalami hidrolisis menjadi ion bikarbonat dan
melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral.
(Kordi & Tancung, 2007).
Alkalinitas perlu dimonitoring secara berkala guna menyeimbangkan pH air
laut. Perhatian terhadap lingkungan sekitar sangat penting agar pH air stabil.
Lingkungan yang buruk akan memberikan dampak buruk bagi biota, seperti jika
pH tidak stabil maka disimpulkan total alkalinitas di perairan tersebut kurang dari
100 ppm (Tim Perikanan WWF-Indonesia, 2015). Hal ini akan menyebabkan
mudahnya biota terserang penyakit yang akan berujung kematian.
Pada penelitian Supriyono et al (2010) terhadap ikan kerapu macan
konsentrasi alkalinitas air rata-rata berkisar 67,27± 12,68 mg/L hingga
264,58±25,37 mg/L. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi
tersebut masih mendukung pertumbuhan ikan. Sesuai pernyataan (Boyd 1992;
Supriyono 2010) bahwa konsentrasi alkalinitas 41–80 mg/L masih memberikan
pertumbuhan.
2.5 Amonia dan Nitrit
Amonia merupakan produk akhir yang terakumulasi di dalam air dari
kotoran padat dan sisa bahan organik dengan kandungan protein tinggi yang
6
diuraikan menjadi polypeptida, begitu juga asam-asam amino sebagai produk
akhirnya. (Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Effendi (2003), sumber ammonia di perairan adalah hasil
pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) serta nitrogen anorganik yang
terdapat di dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organic
(tumbuhan dan biota akuatik yag telah mati) oleh mikroba dan jamur yang dikenal
dengan istilah amonifikasi. Kandungan amoniak bebas di perairan melebihi 0,2
ppm dapat menyebabkan kematian pada beberapa jenis ikan. (Effendi, 2000).
Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amonia
menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya, dalam proses nitrifikasi
dengan bakteri nitrifikasi, terutama Nitrosomonas dan Nitrobacter. (Kordi &
Tancung, 2007).
Nitrit (NO2) juga beracun terhadap biota laut seperti ikan dan udang karena
mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin. Mekanisme toksitas dari nitrit ialah
pengaruhnya terhadap transpor oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan.
(Kordi & Tancung, 2007).
Menurut Anonim (2001) dalam Langkosono (2006) untuk laju pertumbuhan
dan kelangsungan ikan kerapu harus dipertahankan pada kadar nitrit 0,05 ppm dan
amonia < 0,02 ppm. Toksisitas akut amonia untuk ikan laut berkisar 0.54 mg/L
NH3-N untuk Centropristis striata sampai 1.77 mg/L NH3-N untuk Menidia
beryllina . Dibandingkan dengan amonia, nitrit kurang toksik terhadap ikan laut.
Toksisitas akut nitrit terhadap ikan laut antara 30 mg/L NO2-N untuk Paralichthys
(EPA, 2009).
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktik magang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 – 8 Oktober
2016 yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut Batam (BPBL), Jl. Raya
Barelang, Jembatan III Pulau Setoko Batam Provinsi Kepulauan Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No.
1.
2.
3.
Alat / Bahan
Botol BOD
Erlenmeyer
Gelas ukur
4.
Jarum suntik
5.
Pipet tetes
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
1 mL MNSO4
1 mL NaOH-KI
1 mL H2SO4
Na2S2O35H2O
Larutan amilum
Indikator pp
Na2CO3 0,0454 N
Larutan BC-GMR 2 tetes
H2SO4 0,022
Tetra Test NH3
Tabung reaksi
Tetra Test NO2
Fungsi
Alat untuk pengambilan sampel
Alat untuk pemasukkan larutan sampel
Alat untuk mengukur volume larutan
Alat untuk mengambil dan memasukkan
sampel air dalam volume kecil
Alat untuk mengambil dan memasukkan
sampel air dalam volume kecil
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai pencampuran sampel analisis DO
Sebagai bahan titrasi analisis DO
Sebagai bahan campuran titrasi analisis DO
Sebagai bahan tambahan analisis sampel
Sebagai bahan titrasi analisis CO2 bebas
Sebagai bahan tambahan analisis alkalinitas
Sebagai bahan titrasi analisis alkalinitas
Sebagai bahan titrasi analisis amonia
Alat untuk test air
Sebagai bahan titrasi analisis nitrit
8
3.3 Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah melakukan
pengambilan sample air laut secara langsung di sekitar BPBL Batam dilanjutkan
dengan analisis kimia di laboratorium BPBL Batam dengan menggunakan metode
titrasi.
3.4 Prosedur Kerja dan Analisis Data
3.4.1 Penentuan DO
Adapun prosedur kegiatan analisis oksigen terlarut sebagai berikut.
a. Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai
timbul gelembung udara,
b. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan
berwarna coklat,
c. Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai
endapan hilang dan berwarna kuning,
d. Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer,
e. Dititrasi dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna kuning pucat,
f. Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru, fgfgf fgfg fgf
g. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 5H2O sampai warna biru hilang,
h. Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :
DO (mg/l) =
3.4.2 Penentuan CO2 bebas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
b. Pipet air sampel sebanyak 25 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
9
c. Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda
berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan
lanjutkan ke prosedur berikutnya,
d. Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali.
e. Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening
kembali, dan itulah ml titrannya,
f. Dihitung CO2 bebas dengan rumus :
CO2 (mg/l ) =
3.4.3 Alkalinitas
a. Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul
gelembung udaranya,
b. Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan
hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,
c. Tambahkan indikator pp 4 tetes,
d. Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru,
e. Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange,
f. Dihitung total alkalinitas dengan rumus :
3.4.4 Amonia
⁄
Bahan yang digunakan dalam uji amonia adalah dengan Tetra Test NH3.
Cara penggunaannya sebagai berikut:
a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung
tersebut.
b. Isi tabung test sampai dasar mencapai 5 ml/cc (temperature air yang ditest
harus berkisar antara 20-30
/ 68-86 .
c. Botol tabung harus dijaga agar tetap tegak. Tambahkan 14 tete dari botol 1
pada tabung dan kocok dengan baik. Kemudian tambahkan lagi 7 tetes lagi
dari botol 2 (reagent 2), dikocok lagi dan yang terakhir tambahkan 7 tetes
reagent 3 dan dikocok untuk terakhir.
10
d. Tunggu sampai 20 menit (suhu kamar) dan cocokkan warnanya pada skala
secara saksama. Perhatikan warna yang mendekati, kemudian bacalah
pada daftar nilai/kadar amonia.
3.4.5 Nitrit
Metode yang digunakan adalah metode titrasi dengan menggunakan Tetra
Test NO2. Prosedur pengerjaannya sebagai berikut:
a. Bersihkan tabung reaksi dengan air yang akan ditest ke dalam tabung
tersebut.
b. Isi air ke dalam tabung reaksi hingga volume 5 cc.
c. Kocok dulu reagent 1, kemudian teteskan 7 tetes ke dalam tabung, sambil
dikocok secara teratru.
d. Setelah 10 detik tambahkan reagent 2 sambil dikocok. Dalam waktu 2-5
menit warna air akan berubah menjadi warna tertentu sesuai dengan
kandungan nitrit dari air yang sedang diukur.
e. Bandingkan warna air dengan warna-warna yang tertera pada dinding
kemasan, kemudian akan diketahui nilai (kadar) nitrit air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, A. 2015. Teknik Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya Tetraselmis sp.
Skala Semi Massal di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam.
Universitas Maritim Raja Ali Haji : Tanjungpinang. Hal (5-6) dari 58 hlm.
Arrokhman S, Abdulgani N, Hidayati D. 2012. Survival Rate Ikan Bawal Bintang
(Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa
Salinitas. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301928X. Hal 32-38.
Aslianti, T & Nasukha, A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap
Merah Lutjanus sebae Melalui Pakan yang Diperkaya dengan Minyak Buah
Merah Pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm 171-181.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. IPB : Bogor.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius: Yogyakarta.
EPA. 2009. Draft 2009 Update Aquatic Life Ambient Water Quality Criteria For
Ammonia – Freshwater. U.S. Environmental Protection Agency Office of
Water Office of Science and Technology. Washington, DC.
Kordi, M.G.H.K & Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan. PT Asdi Mahasatya; Jakarta. Hal (50-53) dari 210 hlm.
Langkosono. 2006. Laju Pertumbuhan Kerapu (Serranidae) dan Kondisi Perairan
Teluk Kodek, Des A Malaka Lombok Barat [Growth Rate of Groupers
(Serranidae) and Condition Waters Kodek Bay, Malaka Village West
Lombok] . Jurnal LIPI-Berita Biologi, Volume 8, Nomor 1, April 2006. Hal
61-68.
Lestari, F.A. 2015. Penentuan Kadar Cl- pada Sampel Air dengan Metode
Argentometri (Metode Mohr). Universitas Halu Oleo; Kendari. Jurnal
Kimia Analisis I. Hal 1 dari 6 hlm.
Mansur, A. 2012. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 1. Universitas Riau :
Riau. Hal 2 dari 12 hlm.
Rayes R.D, Sutresna I.W, Diniarti N, Supii A.I. 2013. Pengaruh Perubahan
Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates
12
calcarifer Bolch). Jurnal Kelautan, Volume 6, Nomor 1, April 2013, ISSN:
1907-9931. Hal 47-56.
Supriyono E, Budiyanti, Budiardi T. 2010. Respon Fisiologi Benih Ikan Kerapu
Macan Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh
dalam Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi. Jurnal Ilmu
Kelautan Juni 2010. Vol. 15 (2). ISSN: 0853-7291. Hal 103-112.
Tim Perikanan WWF-Indonesia. 2015. Budidaya Ikan Kerapu Macan-Sistem
Keramba Jaring Apung. WWF-Indonesia; Jakarta. Hal 6 dari 26 hlm.
LAMPIRAN
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
No
Uraian Kegiatan
Volume
Satuan SatuanHarga
Jumlah (Rp)
(Rp)
1.
BiayaAkomodasidanTransportasi
a. Transportasi
- Tiket Roro (PP)
1
Paket
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
- Bensin Transportasi (PP)
1
Paket
Rp. 60.000,-
Rp. 60.000,-
40
Hari
Rp. 6.500,-
Rp. 260.000,-
b. Penginapan
Sub Total
2.
Rp. 420.000,-
Biaya Habis Pakai
a. Kertas A4
5
Rim
Rp. 38.000,-
Rp. 190.000,-
b. Alat Tulis Menulis
1
Paket
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
c. Jilid
3
Paket
Rp. 5.000,-
Rp. 15.000,-
Sub Total
3.
Rp. 305.000,-
Biaya Lain-Lain
A. Konsumsi
1
Paket
Rp2.700.000,-
Rp2.700.000,-
B. Lain-lain
Rp.200.000,-
Sub Total
Rp2.900.000,-
Total Akhir
Rp3.625.000,-
‘Terbilang : ‘Tiga Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah .’
ORGANISASI MAGANG
1. Dosen Pembimbing
Nama
: Ita Karlina, S.Pi., M.Si
NIDN
: 0028098602
Pekerjaan
: Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat
: Jalan Politeknik Senggarang, Kampus Universitas
Maritim Raja Ali Haji No. 34, Senggarang,
Tanjungpinang.
No Hp
: 0812-6882-238
2. Pelaksana Magang
Nama
: Rahadatul ‘Aisy
NIM
: 130254241023
Jurusan
: Ilmu Kelautan ( IKL )
Fakultas
: Ilmu Kelautan dan Perikanan
Alamat Rumah
: Jalan Riau 19
No Hp
: 0831-8460-4775
Lampiran 3. Jadwal Pelaksanakaan Kegiatan Magang
BULAN
NO
KEGIATAN
Juli
1
1
Persiapan
2
Pengajuan
proposal usulan Magang
3
Persetujuan Magang dari
dosen pembimbing
4
Pelaksanaan Magang
5
Pengolahan data Magang
6
7
8
Pembuatan laporan
Magang
Persiapan seminar
Magang
Seminar Magang
2
Agustus
3
4
1
2
3
September
4
1
2
3
Oktober
4
1
2
3
4
OUTLINE SEMENTARA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parameter Kimia Metode Titrasi
2.2 Oksigen Terlarut (DO)
2.3 CO2 bebas
2.4 Alkalinitas
2.5 Amonia dan Nitrit
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Metode Praktek
3.4 Prosedur Magang dan Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN