MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM QUALITY C

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM
QUALITY CONTROL

Disusun Oleh :
Semester IV B

Dosen Pengampu :
Dian Nurmasnyah S.ST M.Biomed

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2018

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. berkat bimbingan
serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun sehubungan dengan tugas mata kuliah Manajemen
Laboratorium dengan Bapak Dian Nurmansyah S.ST M.Biomed selaku dsen
pengampu. Makalah ini membahas mengenai Quality Control dan bagian bagian
didalamnya Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Banjarbaru, April 2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
Latar Belakang ..........................................................................................
Rumusan Masalah .....................................................................................
Tujuan .......................................................................................................
Manfaat .....................................................................................................
BAB II ISI .............................................................................................................
Pemantapan Mutu Laboratorium.....................................................................
Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Internal .....................................
Pengertian pemantapan Mutu Laboratorium eksternal ...................................
Assesment Laboratorium ...............................................................................
Audit mutu internal ........................................................................................
Akreditasi .......................................................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................

Kesimpulan .....................................................................................................
Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan
kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya
dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika,
laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer,
dan laboratorium bahasa. Kedudukan laboratorium menjadi sangat
penting dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan pusat
proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan dan karena
mengingat dalam pencapaian tujuan pembelajaran di bidang sains,
sebaiknya siswa dituntut mampu mengembangkan keterampilannya
dalam mengaplikasikan beberapa konsep atau materi yang sedang
dipelajari dalam bentuk eksperimen atau percobaan untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan berpikir ilmiah,
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium
diartikan sebagai tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh
dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan
praktikum. Fungsi laboratorium salah satunya adalah sebagai
prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
Dan tentunya laboratorium harus dikelola dengan baik untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium. Pengelolaan Laboratorium
(Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola
Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola
dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat
laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil
belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manaJemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu perlu

dilakukkan quality Control yang mencakup kegiatan PMI, PME,
Assessment atau penilaian, audit hingga akreditasi terhadap
petugas laboratorium. pengujian alat pemerikaan dalam
laboratorium sampai kepuasaan pelanggan. QC sangat penting

dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem
manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir QC adalah menemukan
akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu Pemantapan Mutu ?
2. Apa itu Pemantapan Mutu Internal dan eksternal ?
3. Apa saja Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium Internal dan
eksternal ?
4. Bagaimana Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan Mutu Internal dan
eksternal ?
5. Apa yang dimaksud dengan Assesment laboratorium ?
6. Bagaimana pelaksanaan Assesement di laboratorium ?
7. Bagaimana proes Assesment di laboratorium ?
8. Apa yang dimaksut dengan audit ?

9. Apa tujuan dan manfaat audit mutu internal ?
10. Bagaimana komunikasi audit mutu internal ?
11. Apa saja jenis dan langkah langkah audit mutu internal ?
12. Apa itu akreditasi ?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan Mutu internal dan eksternal
2. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan Mutu Internal dan eksternal
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium Internal
dan eksternal
4. Untuk Mengetahui Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan Mutu
Internal dan ekternal
5. Untuk memahami pelaksanana assessment di laboratorium
6. Untuk memahami proses assessment di laboratorium
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit mutu internal
1.4.Manfaat
1. Meningkatkan kualitas laboratorium, meningkatkan moral dalam
kehidupan karyawan laboratorium.
2. Merupakan suatu metode pengawasan (kontrol) yang efektif.
3. Untuk melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan dari
(konsumen) pasien laboratorium.

4. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil
5. Bagi petugas laboratorium dapat memperbaiki kesalahan bagi dalam
pemeriksaan maupun pengujan alat
6. Bagi laboratorium dapat meningkatakan kualitas atau mutu laboratorium
7. Bagi pasien laboratorium mendapatkan pelayanan yang maksimal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemantapan Mutu Internal
1.1.Pengertian Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium (Depkes, 1997).
Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu
internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan
pendidikan dan pelatihan. Pada makalah ini yang dibahas adalah pemantapan
mutu laboratorium internal (PMI).
1.2.Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh

hasil pemeriksaan yang tepat serta mendeteksi adanya kesalahan dan
memperbaikinya. kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu:
Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap
pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses
pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :
1. Tahap Pra Analitik
Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di
analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan
dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan
formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan
persiapan sampel untuk analisa.
2. Tahap Analitik
Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana
spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode
tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan
sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses pengukuran
dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup
pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian.
3. Tahap Post Analitik
Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar

hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan
bahan penunjang atau penentu diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi
pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan
pelaporan hasil.

Tujuan dilakukannya pemantapan mutu Internal :
1) Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis ;
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan hasil
yang salah dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera ;
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan spesimen, pengiriman spesimen, penyimpanan serta
pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil telah
dilakukan dengan benar ;
4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya :
5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan PMI.
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri olah
laboratorium klinik yang bersangkutan untuk mengendalikan mutu
analisisnya setiap hari. PMI meliputi presisi, akurasi, sensitifikasi,tidak
mahal, cepat dan nilai normal.

B. Pemantapan Mutu Eksternal
2.1 Pengertian Pemantapan Mutu Eksternal
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.
Tujuan dilakukakannya pemantapan mutu Eksternal :
1) Untuk meningkatkan kesadaran peserta akan kemungkinan terjadinya
kekurangan laboratorium.
2) Memberikan motivasi penggunaan metode yang standar .
3) Meningkatkan kepercayaan kepada pengguna jasa laboratorium.
4) Untuk memantau ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
suatu laboratorium dengan cara membandingkan terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium lain atau terhadap nilai target laboratorium
rujukan,.
2.2. Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal
Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) adalah suatu
program untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium secara periodik,
serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium

(independen) dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium
peserta terhadap nilai target.
C. Assessment di Laboratorium
3.1. Pengertian Assesment Laboratorium
Suatu proses penilaian sebuah laboratorium dan salah satu standar yang harus
dilakukan dalam penentuan mutu laboratorium . Assesment sangat

penting dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem
manajemen mutu laboratorium.
Hasil akhir assessment adalah
menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan
penanggulangan.
3.2.Pelaksanaan Assessement
Untuk melakukan assessment dapat dilakukan beberapa quality ,
diantaranya :
a. Quality Planning (Perencanaan)
Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di
laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen,
bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki
laboratorium

b. Quality Laboratory Pratice
Membuat pedoman petunjuk, dan prosedur tetap yang merupakan
acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan digunakan
untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan
mempengaruhi mutu pemeriksaan.
c. Quality Control
Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen.
QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi.
d. Quality Assurance
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik,
analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan
keseluruhan input-proses-output/outcome, dan menjamin pelayanan
dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan.
Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat
diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah
kesalahan terjadi (antisipasi error).
Indikator kinerja QA adalah :
Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi spesimen
Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), pelaporan hasil,
pemeliharaan alat
Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education, Profesional
Development Programm.
Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury),
kimiawi & biologis
e. Quality Improvement
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan
dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung
3.3.Tahapan Assessment

Tahapan yang dilakukan dalam assessment atau penilaian didalam
laboratorium :
1. Pemantauan / pengawasan
Meliputi kegiatan pemantau dan evalaluasi terhadap semua
kegiatan yang ada di dalam laboratorium, melakukan pengujian
alat, audit dan kepuasaan terhadap pelayanan pelanggan yang
di lakukan di dalam laboratorium.
2. Quality planning improvement
Meliputi kegiataan perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan baik peralatan maupun bahan untuk
menngkatakan kualitas perencanaan.
3. Corrective action
Kegiatan evaluaasi atau mengkoreksi kesalahan kesalahan
yang terjadi untuk nantinya dilakukan perbaikan.
Semua tahapan diatas dilakukan secara terus menerus agar
laboratorium sesuai dengan mutu laboratorium yang berlaku.
D. Audit Mutu Internal
4.1. Pengertian Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap
suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh
pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Tujuan diadakannya audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit harus direncanakan untuk memastikan bahwa, tujuan manajemen
yang ditetapkan dalam Sistem Manajemen tercapai, seluruh personil, pada
setiap tingkatan melakssanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara memadai, prosedur yang dirinci dalam sistem manajemen
mutu diikuti (Depkes RI, 2004).
Audit harus dirancang untuk tujuan menilai pencapaian kesesuaian
terhadap persyaratan bagi seluruh unsur sistim manajemen, dan harus disajikan
untuk memeriksa kemampuan dan integritas manajemen serta personil
laboratorium pada setiap tingkatan.
4.2. Tujuan Audit Mutu Internal Laboratorium
a) Identifikasi ketidak sesuaian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian
yang serupa.
b) Identifikasi kesempatan peningkatan sistem manajemen mutu dengan
menghindari:
Penyimpangan/ketidaksesuaian yang tidak perlu terjadi

Persyaratan yang sudah tidak berlaku namun tetap diterapkan di
laboratorium;
Kegiatan yang tidak efektif dan efisien namun tetap dipelihara; dan
Memberikan jaminan kepada manajemen laboratorium bahwa sistem
manajemen mutu yang sedang diterapkan tepat sesuai dengan yang
ditetapkan.
4.3. Manfaat Audit Mutu Internal Laboratorium
a)
Untuk memeriksa apakah penerapan sistem manajemen mutu di
laboratorium telah memenuhi standar ISO/IEC 17025: 2005.
b)
Menilai kesiapan laboratorium dalam rangka menghadapi audit
eksternal yang dilakukan oleh pihak kedua yaitu pelanggan laboratorium
maupun pihak ketiga dari badan akreditasi.
c)
Memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh pelanggan apabila
ditetapkan dalam suatu kontrak.
d) Melindungi investasi yang telah dikeluarkan untuk pembuatan sistem
manajemen mutu laboratorium.
e)
Mencegah biaya yang timbul yang berkaitan dengan kegagalan sistem
manajemen mutu laboratorium.
f) Memverifikasi bahwa kegiatan laboratorium dilakukan secara kontinu
sesuai persyaratan sistem manajemen .
g) Memeriksa pemenuhan sistem manajemen dengan persyaratan SNI
ISO/IEC 17025:2008 atau kesesuaiannya dengan kriteria lain yang relevan.
h) Memeriksa kesesuaian semua kebijakan dinyatakan dalam Panduan Mutu
dan dokumen-dokumen lain yang terkait terhadap implementasinya
diseluruh tingkatan kerja.
i) Ketidaksesuaian yang ditemukan dalam audit internal sebagai informasi
yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen laboratorium dan
sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.
4.4.Jenis dan langkah langkah audit mutu internal
a) Audit Pihak Pertama
Audit yang dilakukan oleh suatu organisasi terhadap dirinya sendiri (AUDIT
INTERNAL).
b) Audit Pihak Kedua
Audit yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain yang memiliki
kepentingan terhadap produk atau pelayanan dari suatu organisasi
c) Audit Pihak Ketiga
Audit yang dilakukan oleh pihak yang independen dari organisasi yang
diaudit, oleh pihak ketiga yang tidak memihak, yang biasanya digunakan
untuk kepentingan sertifikasi, registrasi atau kesesuaian terhadap regulasi
tertentu

Langkah-langkah Audit Mutu Internal :
1. Melakukan assesment (menemukenali) persoalan atau hambatanhambatan yang dihadapi oleh lembaga, unit, dan perangkat kerja .
2. Mendiagnosa persoalan dan hambatan-hambatan dalampenyelenggaraan
pelayanan pendidikan melalui pemetaan sifat dan karakteristiknya
sesuai dengan ketersediaan sumberdaya sebagai modal solutifnya.
3. Menyediakan data untuk meningkatkan kinerja lembaga berbasis resolusi
taktis dan strategis dalam rangkai pencapaian visi, misi, dan mandat.
4. Menjadi bagian dari evaluasi melekat terhadap sistem dan mekanisme
kerja melalui peningkatan partisipasi menyeluruh sumberdaya yang
terorganisasi secara organik dalam tata kelola yang profesional dan
terukur.
5. Memerika kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem
mutu dengan standar yang telah ditentukan.
6. Memeriksa kesesuaian pencapaian tujuan mutu yang telah ditentukan
(Seyoum, B., 2006).
E. Akreditasi
5.1. Pegertian Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu badan yang
berwenang kepada labkes yang telah memenuhi standar yang telah
ditentukan
5.2. Tujuan Akreditasi


Memberikan pengakuan kepada laboratorium kesehatan yg telah
mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yg
ditetapkan



Memberikan jaminan kepada petugas laboratorium kesehatan bahwa
semua fasilitas, tenaga & lingkungan yg diperlukan telah memenuhi
standar, sehingga dapat mendukung pelayanan laboratorium yang baik.



Memberikan jaminan & kepuasan kepada pelanggan & masyarakat bahwa
pelayanan yg diberikan oleh labkes telah diselenggarakan dengan baik

5.3 Manfaat Akreditasi
1. Masyarakat merasa aman & percaya mendapat pelayanan labkes yg telah
memenuhi standar.
2. Sebagai alat pemasaran dan simbol peningkatan citra bagi labkes.
3. Sebagai pedoman bagi pemiliki dalam mengelola kinerja dan dapat
sebagai forum komunikasi dan konsultasi.
4. Bagi asuransi sebagai mitra kerja untuk klaim asuransi

5. Bagi petugas memberikan rasa aman & terjamin bekerja serta memotivasi
terhadap pelayanan yg bermutu.
6. Bagi pemerintah dapat melindungi masyarakat karena pelayanan labkes
sdh memenuhi standar & sebagai masukan dlm peningkatan &
pengembangan lab. Sehigga pembinaan dapat terarah.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik
untuk petugas laboratorium maupun terhadap alat dan di dalamnya.
Quality control yang dilakukkan diantarnya ialah dengan melakukan
pemantapan mutu internal dan eksternal , assessment atau penilaian dan
audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar mutu
yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan
melaukan quality control hasil akhir yang didapatkan oleh sebuah
laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh badan
yang berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan standar
akreditasi yang ditentukan.
b. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Semoga dengan adanya materi dalam makalah ini bisa menunjang
pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Penyusun makalah mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi kelancaran dalam penyusunan
makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC17025:
2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good
Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology, Haramaya
University, Ethiopia Public Health Training Initiative (EPHTI)
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
2002. Pedoman
PraktekLaboratorium Kesehatan. Jakarta : Direktorat Laboratorium
Kesehatan.
Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju
Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip
Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi
Klinik Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr.
Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta
Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Muslim,Muhamad dan Kuntjoro, Tjahjono. 2001. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Nyeneng,I Dewa Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA.
Bandarlampung : Universitas Lampung.
Kancono . 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit Penerbitan
FKIP UNIB