Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Di

Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham
Oleh:
Afrista Sari1
Abstract
The stability of the currency to be one of the most important aspects that influence the occurrence
of inflation and the crisis in the community. Currency system that is currently used judged unable
to solve economic problems would worsen economic conditions. Returns an economic system that
uses a more stable currency is essential that efforts should be made. Economic system or the gold
and silver which is currently called the dinar and dirham be assessed right from the stability of
the currency because it has proven anti against inflation. Efforts to return this currency would
bring prosperity to the community with all the advantages and disadvantages.
Keywords: gold dinar, fiat money, currency stability.
Abstrak
Kestabilan mata uang menjadi salah satu aspek terpenting yang mempengaruhi terjadinya inflasi
maupun krisis di masyarakat. Sistem mata uang yang saat ini digunakan dinilai tidak berhasil
mengatasi berbagai masalah ekonomi justru memperkeruh kondisi ekonomi. Pengembalian
sistem ekonomi yang menggunakan mata uang yang lebih stabil adalah upaya penting yang harus
dilakukan. Sistem ekonomi emas dan perak atau yang saat ini disebut dinar maupun dirham
dinilai tepat dilihat dari stabilitas mata uang tersebut karena memang sudah terbukti anti
terhadap inflasi. Upaya pengembalian mata uang ini akan membawa kemakmuran bagi
masyarakat dengan segala kelebihan maupun kekurangannya.

Kata kunci: uang emas, uang fiat, kestabilan mata uang.
Pendahuluan
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan Asia telah berlanjut memasuki tahun ke
6. Belum ada tanda-tanda bahwa krisis di kawasan ini akan pulih, meskipun Indonesia yang
dianggap sebagai salah satu daerah penggerak ekonomi kawasan Asia Tenggara telah dianggap
sukses melaksanakan pemilihan umum, tanpa diwarnai kekerasan. Sebagaimana dimaklumi, krisis
1

Mahasiswi Fakultas Agama Islam UHAMKA Program Studi Perbankan Syariah semester IV
1

ekonomi yang terjadi di kawasan Asia ini berawal dari krisis nilai tukar mata uang, yaitu semakin
kuatnya mata uang asing (khususnya dollar Amerika) terhadap mata uang domestik.
Akibatnya harga-harga meningkat secara berlipat karena struktur ekonomi Indonesia
didominasi impor, baik bahan baku maupun barang jadi. Di bidang jasa keuanganpun demikian,
dan tingkat suku bunga meroket sehingga pada puncaknya pernah mencapai 90%. Dunia usaha
macet, tingkat pengangguran semakin besar, inflasi meninggi, pertumbuhan negatif dan
seterusnya.
Banyak orang gusar mengapa sebuah perekonomian harus terpuruk hanya karena nilai mata
uang yang berubah. Sehingga di tengah krisis pernah ada usulan untuk mengikat (peg) rupiah

kepada beberapa mata uang asing, yang lazim disebut CBS (Currency Board System). Namun
karena sebelumnya Indonesia telah menandatangani Letter of Intent dengan IMF, yang
mensyaratkan diantaranya bahwa Indonesia harus menganut sistem (rezim) devisa bebas, maka
ide tentang CBS tidak diterima. Padahal sistem itu sudah dipraktekkan oleh negara lain yang
pernah mengalami krisis, seperti Hongkong.
Orang juga ingat kembali bahwa dalam sejarah ekonomi, baru pada tahun 1990an inilah krisis
mata uang muncul kembali setelah menimpa Amerika pada tahun 1973. Kali ini negara-negara
yang terkena adalah negara-negara selain Amerika dan Eropa, terutama Asia. Sebelumnya ketika
Bretton Wood Agreement masih diikuti, di mana setiap mata uang harus dirujuk kepada emas,
belum pernah terjadi krisis seperti ini. Adalah Amerika di bawah Nixon yang kemudian
membatalkan perjanjian Bretton Wood tersebut pada tahun 1971 ketika dollar Amerika semakin
lemah dan ekonomi Amerika mengalami krisis. Sejak saat itu dollar Amerika tidak lagi
didasarkan kepada emas. Dengan demikian ekonomi dunia secara praktis telah dikuasai oleh
Amerika, mengingat mata uang rujukan dunia saat ini adalah dollar Amerika, sedangkan mata
uang tersebut sepenuhnya diatur oleh pemerintah Amerika.
Menarik untuk diperhatikan bahwa selama mata uang dunia masih disandarkan kepada emas,
selama itu pula mata uang relatif stabil dan kemungkinan krisis sangat kecil. Ancaman krisis
hanya ada dari penyakit yang lain, yaitu bunga. Tidak mengherankan karenanya jika dalam
sejarah Islam tidak pernah terjadi krisis semacam itu. Sebab, sejak zaman Nabi SAW sampai
dengan Dinasti Ustmaniyyah, yang jatuh pada tahun 1923, yang namanya uang adalah uang emas

atau perak. Uang kertas tidak dikenal sama sekali.
Karya ilmiah ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar mata uang emas dan perak
dilihat dari perspektif syariah Islam. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul adalah bagaimana
hukumnya penggunaan emas dan perak sebagai mata uang? Apakah sisi negatif maupun positif
2

yang ditimbulkan dari penerapan sistem mata uang emas dan perak? Bagaimana penetapan mata
uang emas terhadap valuta asing dan kaitannya dengan transaksi-transaksi luar negeri?

3

Pembahasan
Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Konvensional
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang
bukan capital (modal). Sedang uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara
interchangeability/ bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan sebagai capital bahkan dianggap
sebagai barang komoditi.
Perbedaan lain adalah bahwa dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat
flow concept dan capital adalah suatu yang bersifat stock concept. Dalam Islam, capital is private

goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow
concept), lalu mengendap kedalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi
milik pribadi (private goods)2.
Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun 1980-an. Baru setelah
muncul ekonomi lingkaran, maka kita berbicara tentang externalities, public goods, dan
sebagainya. Dalam islam konsep ini sudah di kenal, yaitu ketika Rosulillah bersabda “Manusia
mempunyai hak bersama dalam tiga hal: air, rumput, dan api” (HR Ahmad, abu Dawud dan Ibn
Majah). Dengan demikian, berserikat dalam hal public goods bukanlah hal yang baru dalam
ekonomi islam, bahkan konsep ini sudah terimplementasi, baik dalam bentuk musyarakah,
muzara’ah, musaqah, dan lain-lainnya.
Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan sisi fungsi 3.
Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi
segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa
sesuatu itu dapat digunakan sebagi alat tukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan uang
adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat
tukar menukar (medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Ini adalah pendapat
irving fisher dan Cambridge. Sementara Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai alat untuk
transaksi, spekulasi dan jaga-jaga.
Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga dan dapat
berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut time value of money . adalah nilai

waktu dari uang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan
2

3

Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), hal 77
Muhammad, Kebijakan Fiscal dan Moneter dalam Ekonomi Islam (Jakarta:Salemba 4, 2002), hal 32

4

memegang uang orang dapat dihadapkan pada resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai
akibat inflasi. Sedangkan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan
memperoleh bunga yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang
saat sekarang - nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibandingkan nilai dimasa
yang akan datang.
Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional kapitalisme, islam membicarakan
uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukanlah barang dagangan.
Mengapa uang berfungsi? Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan barang yang nyata
atau digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu, uang tidak bisa di jual dan dibeli secara
kredit. Orang perlu memahami kebijakan Rasulullah SAW, bahwa tidak hanya mengumumkan

bunga atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukran uang dan
beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama jumlahnya, serta menunda
pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama. Efeknya adalah mencegah
bunga yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak diketahui. Jika uang adalah flow
concept maka modal adalah stock concept.
Di dalam ekonomi islam, konsep time value of money tentunya tidak akan terjadi. Untuk
menganalisa ini, ada ajaran kuat dalam islam, yaitu terdapat di dalam QS.Al Ashr:1-3 yang
berbunyi:

 

        
     

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dari surah Al-Ashr ini menunjukkan bahwa waktu bagi semua orang adalah sama
kuantitasnya, yaitu 24 jam/hari, 7 hari/minggu. Namun nilai dari waktu itu akan berbeda dari satu
orang dengan orang lainnya. Perbedaan nilai waktu tersebut adalah tergantung pada bagaimana

seseorang memanfaatkan waktu. Semakin efektif dan efisien, maka akan semakin tinggi nilai
waktunya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang
melaksakannya. Oleh karena itu, siapapun pelakunya tanpa memandang suku, agama dan ras,
secara sunatullah ia akan mendaptkan keuntungan di dunia. Di dalam islam keuntungan bukan

5

saja di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan dunia dan akhirat. Oleh karena itu,
pemanfaatan waktu bukan saja harus efisien dan efektif, namun juga harus didasari keimanan.
Kerancuan Konsep Uang dalam Pemikiran Konvensional
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemikiran ekonom konvensional tentang uang
beragam. Fisher menyatakan bahwa permintaan uang (money demand) adalah fungsi dari income,
sedangkan interest tidak ada hubungannya dengan permintaan uang. Sementara itu, para ekonom
Cambridge menyatakan bahwa uang sebagai medium of exchange dan store value dan tidak
meniadakan efek dari interest rate.
Selain berpendapat bahwa uang adalah stock consept sehingga uang adalah salah satu cara
untuk menyimpan kekayaan (store fo wealth), Marshall-Pigou juga menyatakan bahwa manusia
mempunyai indivudal choice, yaitu bagaimana dia menentukan dan bagaimana memegang dan
memelihara asetnya, apakah sebagian di bonds, di stock, atau di money, dan sebagainya. Dalam
teori moneter konvensional, Marshall-Pigou dijabarkan oleh Keynes yang mengatakan bahwa

individual choice seseorang itu dipengaruhi oleh tiga motif, yaitu money demand for transaction,
money demand for precautionary dan money demand for speculation.
Bagi Keynes, money demands for transaction ditentukan oleh tingkat pendapatan; money
demand for precautionary ditentukan oleh tingkat pendapatan; dan money for speculation
ditentukan oleh tingkat suku bunga.4
Sebenarnya, ada beberapa kekeliruan yang dibuat oleh Keynes, salah satunya yang juga
diprotes oleh muridnya sendiri, Tobin-Boumol, masing-masing pada tahun 1953 dan 1956. Jika
kita pelajari dari buku Keynes, secara impisit, ada perfect subtitution antara money dan nonmonetary asset. Kita lihat modelnya, secara implisit dia mengatakan bahwa adanya perfect
subtitution antara money, bonds, dan capital misalnya dalam teori konvensional dan yang disebut
problem of aggregation, di mana diketahui ada lima pasar, yaitu:
1. Consumer Goods
2. Labor Sevices
3. Production (capital) Goods
4. Bonds
5. Money
Semua ini akan berhadapan dengan:
1. Price
2. Wages
4


Adiwarman A Karim, Op.Cit., hal 89.

6

3. Interest
Sistem Uang Emas
Negara akan mempraktikan sistem uang emas, apabila negara tersebut mempergunakan mata
uang emas dalam melakukan transaksinya ke dalam dan luar negeri, atau apabila di dalam negeri
negara tersebut mempergunakan mata uang kertas yang bisa ditukarkan menjadi emas. 5 Namun
adakalanya dipergunakan di luar negeri maupun melakukan pembayaran ke luar negeri, atau
hanya untuk melakukan pembayaran ke luar negeri. Hanya saja, pertukarannya mempergunakan
kurs6 tetap. Artinya, satuan uang kertas tersebut harus bisa ditukar menjadi barang tertentu, yang
berupa emas atau sebaliknya, dengan kurs tertentu pula. Maka secara pasti, dalam kondisi
semacam ini mata uang dalam suatu negara terkait erat dalam nilai emas. Apabila nilai emas
(yang terkait dengan barang-barang lain) naik, maka nilai mata uang tersebut akan naik. Apa bila
nilai emas (yang terkait dengan barang lain) tersebut menurun, maka nilai mata uang tersebut
akan menurun.
Uang, dengan standar emas (gold standard) memiliki beberapa sifat khusus, dimana satuan
uangnya terkait dengan emas dengan persamaan tertentu, yakni satuan tersebut secara teratur
terbuat dari berat emas tertentu. Sedangkan mengimpor dan mengekspor emas, dapat dilakukan

secara bebas, dimana orang-orang boleh mendapatkan uang, atau batangan, atau berat emas, lalu
mengeluarkannya dengan bebas.
Di samping karena emas tersebut bisa ditukarkan dengan bebas antarnegara yang berbeda,
sehingga tiap orang bisa memilih antara membeli uang asing dengan mengirimkan emas. Hanya
biasanya orang akan memilih sistem yang paling minimum biayanya. Selama harga emas
ditambah dengan biaya pengirimiannya lebih besar dari pada harga uang asing di pasar, maka
pengiriman uang asing itulah yang lebih baik. Namun, bila harga pertukaran tadi melampaui harga
nominalnya, maka lebih baik mengambil emas daripada melakukan pertukaran dan pengiriman
tersebut.7
Sistem Uang Perak
Yang dimaksud dengan sistem uang perak, atau standar perak (silver standard) adalah, bahwa
peraklah yang menjadi standar satuan uang, di mana logamnya bisa dinikmati dengan adanya
kebebasan bentuk, serta mampu dilebur tanpa batas. Sistem ini telah dikenal sejak zaman dahulu,
sehingga di dalam negara islam sistem ini telah berjalan seiring dengan sistem uang emas.
Sementara di beberapa negara, sistem tersebut telah menjadi satu-satunya sistem uang utamanya.
5

Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam (Surabaya:Risalah Gusti,
1996), Hal 302
6

7

Nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara yang lain
Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 303.

7

Bahkan sistem uang perak tetap dipakai di Indo-China hingga tahun 1930, di mana pada tahun
yang sama qirsy8 emas telah diganti dengan qirsy perak.
Sistem uang perak ini sama seperti sistem uang emas, dalam bentuk rinciannya. Oleh karena
itu, sangat mudah menggabungkan antara sistem uang emas dengan perak tersebut dalam satu
negara. Di mana, negara islam sejak hjirahnya Rasulullah saw telah mengambil moneter
seharusnya tetap berpijak pada standar emas dan perak tersebut yang secara hakiki dipergunakan
dalam pertukaran, maupun dalam pertukarannya mempergunakan uang kertas, dengan cadangan
emas dan perak, di tempat-tempat tertentu.
Sistem Uang Fiat
Saat ini hampir semua transaksi perdagangan baik lokal sampai tingkat internasional di
lakukan dengan menggunakan fiat money9. Mata uang ini mengemuka karena fleksibilitas dan
kepraktisannya. Selain itu, fiat money juga membuka peluang bagi suatu negara untuk menyusun
anggaran defisit yang di antaranya dibiayai dari penciptaan uang yang tak perlu didukung dengan
kepemilikan logam berharga.10
Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat money beroleh legitimasi dan
dipergunakan secara luas. Negara berkembang misalnya, jarang yang menggunakan fiat money
lokal untuk urusan transaksi internasional karena mata uang mereka dianggap volatile11
Fiat money atau uang kertas ini terbagi menjadi tiga jenis12:
1. Uang kertas subtitusi, yaitu uang kertas yang mencerminkan kadar jumlah emas dan perak
dalam bentuk uang atau batangan, yang disimpan di tempat tertentu, yang memiliki nilai logam
sama dengan nilai nominal yang dimiliki oleh uang kertas tersebut, dan bisa ditukarkan sesuai
dengan permintaan. Dalam kondisi semacam ini, pertukaran tersebut berpijak pada uang logam
(specie). Apa saja yang menjadi pengganti, karena bisa saling ditukarkan, maka uang kertas
tersebut bisa menggantikan kedudukannya sebagai subtitusinya.
2. Uang kertas yang dijamin (representative money), yaitu uang kertas yang disepakati oleh
penandatangannya untuk membayar mata uang logam tertentu kepada pembawanya.
Sedangkan nilai tukar (exchange value)-nya sangat bergantung kepada terjaganya kredibilitas
dan kemampuan penandatangan untuk memenuhi janjinya. Apabila kertas tersebut sangat
mudah dipergunakan dalam pertukaran, sebagaimana uang logam. Bentuk uang ini yang paling
8

Qirsy adalah jenis mata uang yang dipergunakan di Indo-China ketika itu.
Fiat Money bisa didefinisikan sebagai uang kertas yang secara legal diakui pemerintah melalui dekrit sebagai
uang resmi, tetapi tidak disokong dengan logam mulia seperti emas dan perak.
10
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,(Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2007), Hal 32
11
Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi, atau nilainya mudah
naik turun secara relatif dibandingkan dengan mata uang lainnya.
12
Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 309.
9

8

utama adalah uang kertas bank (bank note) yang dikeluarkan oleh bank yang sudah dikenal dan
terpercaya di mata khalayak.
Hanya saja, uang kertas bank (bank note) atau uang kertas yang terjamin (representative
money) ini sumbernya-baik bank maupun pemerintah- tidak dapat menyimpan kadar emas
tertentu yang nilainya sama persis, sabagaimana terdapat pada uang kertas bank (bank note).
Namun sumber yang mengeluarkan uang kertas bank (bank note) tersebut biasanya
menyimpan di dalam kasnya dalam jangka waktu biasa dengan cadangan logam sebagai
jaminan uang kertasnya menurut nilai tertentu. Boleh jadi 3:4, 2:3, 1:3, atau menurut
kedudukan tertentu. Oleh karena itu, kadar nilai uang kertas bank yang mempunyai penjamin
dalam bentuk cadangan logam, yang nilainya sama persis tersebut bisa dianggap sebagai uang
kertas subtitusi, sedangkan sisa kadar nilai yang tidak mempunyai penjamin berupa cadangan
logam tersebut uang kertas bank. Di mana kemampuan pertukarannya harus dikembalikan
kepada kepercayaan khalayak pada penandatangannya.
Atas dasar inilah, negara yang menjadikan niali emas dan perak sama persis dengan nilai mata
uang kertas yang dikeluarkannya, maka uangnya disebut dengan uang kertas subtitusi dan uang
sempurna. Adapun negara yang menjadikan nilai logam emas dan perak tidak sama dengan
nilai uang kertas secara sempurna, namun hanya sebagian nilainya yang sama, maka uangnya
disebut dengan uang kertas yang dijamin (representative money).
3. Uang kertas yang tidak dapat ditukarkan dengan logam murni (unconvertible paper money),
yang juga disebut dengan flat money. Uang tersebut juga disebut dengan uang kertas atau
(paper money). Di mana, uang tersebut merupakan kertas uang yang dikeluarkan oleh
pemerintah, dan pemerintah menjadikan kertas uang tersebut sebagai uang utama, namun
kertas uang tersebut tidak dapat ditukarkan dengan emas dan perak, dan tidak dijamin dengan
cadangan emas dan perak, atau disebut uang kertas bank (bank note). Namun, untuk
kepentingan tersebut dikeluarkanlah undang-undang yang bisa melindungi bank yang
mengeluarkannya, sehingga dapat memaksa terjadinya pertukaran dengan emas dan perak.
Ayat Al Quran dan Hadist yang menyebutkan Uang Dinar dan Dirham
QS. At-Taubah ayat 34

        
         
         
 
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi
dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
9

menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
QS. Al Kahfi ayat 19

        
            
       
         
 
Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada
(disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain
lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah
Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu
kepada seorangpun.

QS. Yusuf ayat 20

         
Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka
merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.13
QS. Ali Imran ayat 75

           
            
         
   
Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak,
dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan
kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya.
yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orangorang ummi.14 mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)

13

Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi
mereka kuatir kalau-kalau pemiliknya datang mengambilnya. oleh karena itu mereka
tergesa-gesa menjualnya Sekalipun dangan harga yang murah.
14
Yang mereka maksud dengan orang-orang Ummi dalam ayat ini adalah orang Arab.

10

”Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihan antara keduanya (jika dipertukarkan); dan Dirham
dengan Dirham dan tidak ada kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).”
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Uang logam perak jumlahnya di bawah lima auqiyah tidak ada kewajiban zakat atasnya.”
Keuntungan Sistem Uang Emas
Keuntungan sistem uang emas jika dibandingkan dengan sistem uang kertas maupun sistemsistem yang lain adalah, adalah secara pasti uang emas bersifat internasional. Di mana keuntungan
semacam ini tidak dimiliki oleh sistem-sistem uang lain.
Dunia secara keseluruhan telah mempraktikan sistem uang emas dan perak, sejak
ditemukannya uang hingga Perang Dunia I. Yang ketika itu belum dikenal sistem yang lain selain
kedua sistem mata uang tersebut. Akan tetapi, ketika para imperialis membuat tipu daya melalui
imperialiasasi ekonomi15 dan kekayaan, maka mereka mempergunakan uang sebagai salah satu
sarana imperialisasi. Mereka kemudian merubah sistem uang emas emas tersebut ke dalam sistem
uang lain. Mereka menganggap tabungan bank dan flat money, yang disandarkan kepada emas
atau perak itu merupakan nilai banyaknya uang. Begitu pula mereka menganggap emas dan perak
sebagai nilai banyaknya uang.
Dari sinilah, maka diperlukan penjelasan tentang manfaat sistem uang emas. Dan di antara
manfaat yang paling penting adalah sebagai berikut16:
1. Sistem uang emas akan mengakibatkan kebebasan pertukaran emas, mengimpor dan
mengekspornya, yakni masalah yang menentukan peranan kekuatan uang, kekayaan dan
perekonomian. Dalam kondisi semacam ini, aktivitas pertukaran mata uang tidak akan terjadi
karena adanya tekanan dari luar negeri sehingga bisa mempengaruhi harga-harga barang dan
gaji para pekerja.
2. Sistem uang emas, juga berarti tetapnya kurs pertukaran mata uang antarnegara. Karena
tetapnya kurs pertukaran mata uang tersebut, maka akan menyebabkan meningkatnya
perdagangan internasional. Sebab, para pelaku bisnis dalam perdagangan luar negeri tidak
takut bersaing. Karena kurs uangnya tetap, maka mereka tidak khawatir dalam
mengembangkan bisnisnya.
3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintah, tidak mungkin memperluas
peredaran kertas uang, karena secara umum kertas uang tersebut bisa ditukarkan menjadi emas
dengan harga tertentu. Sebab, pemerintah-pemerintah tertentu khawatir jika memperluas
15

Imperialisasi di sini maksudnya, upaya dominasi ekonomi yang dilakukan bangsa luar untuk berusaha
menghapuskan sistem mata uang emas yang sudah diberlakukan sebelumnya.
16
Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 304.

11

peredaran kertas tersebut, justru akan menambah jumlah permintaan akan emas, sementara
pemerintah sementara pemerintah tidak sanggup menghadapi permintaan tersebut. Oleh karena
itu, untuk melindungi kertas uang yang dikeluarkan serta sikap hati-hati pemerintah terhadap
emas, pemerintah tersebut akan melakukan penimbunan (uang emas).
4. Tiap mata uang yang dipergunakan di dunia, selalu dibatasi dengan standar tertentu yang
berupa emas. Dan pada saat itu pengiriman barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke
negara lain, menjadi sedemikian mudah. Sehingga masalah potongan serta kelangkaan uang
bisa dihilangkan.
5. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak akan terjadi pelarian emas dari suatu
negara ke negara lain. Dan negara pun tidak akan memerlukan kontrol sekecil-kecilnya untuk
melindungi kekayaannya. Sebab, kekayaan tersebut tidak akan ditransfer dari negara tersebut
kecuali karena adanya alasan yang sah menurut syara’, yakni adakalanya untuk membayar
barang atau gaji para pekerja.
Kontroversi Penggunaan Uang Emas dan Perak17
1. Jumlah Emas yang Kurang?
Ada yang menyatakan bahwa jumlah emas yang pernah ditambang dan diproduksi hanya 142
metrik ton atau senilai 4,5 trilyun US$ (jika harga emas per kg = 32.500 US$). Menurut
mereka jumlah itu kurang. Padahal jika dibagi untuk 7 milyar manusia, maka tiap manusia
mendapat sekitar Rp. 5,85 juta atau 20 gram emas. Tiap keluarga (suami-istri+2 anak) berarti
punya Rp. 23,5 juta. Itu baru dari emas. Belum dari uang perak dan tembaga. Karena Islam
tidak hanya memakai emas. Tapi juga perak (Dirham) dan tembaga (Fulus) untuk mata
uangnya. Jika digabung dengan uang perak dan tembaga, tiap keluarga bisa memiliki uang
senilai Rp. 70 juta. Itu sudah jauh dari mencukupi mengingat dalam Islam uang itu berfungsi
sebagai alat tukar/jual-beli. Bukan untuk disimpan.

Stabilitas uang Dinar dan Perak

sebagaimana ditunjukkan di atas, berdasarkan hukum Supply and Demand menunjukkan
bahwa jumlahnya stabil/sesuai pertumbuhan jumlah penduduk. Tidak kurang. Tidak juga
berlebih.
2. Membawa Uang Emas Repot dan Berat?
Ada yang bilang kalau bawa uang emas repot dan berat. Memang berapa banyak uang yang dia
bawa? Sebagai contoh, berat uang kertas sekitar 1 gram. Jadi dengan membawa 1 gram uang
kertas, paling banyak Kita membawa Rp. 100.000. Sementara 1 gram emas itu harganya
sekitar Rp. 450.000. Artinya jika untuk membawa uang Rp. 100 juta Kita harus membawa 1 kg
17

Dinar Emas & Dirham Perak Sebagai Solusi Islam Mengatasi Riba & Inflasi.
http://23fx.blogspot.com/2011/08/dinar-emas-dirham-perak-sebagai-solusi.html (diakses tanggal 14 juni 2012 pukul
01.37)

12

uang kertas Rp. 100.000. Dengan membawa uang emas Kita cukup membawa 0,22 kg uang
emas saja. Tapi jarang ada orang yang mau membawa uang Rp. 100 juta di dompetnya.
3. Emas dan Perak Tidak Cocok untuk Jadi Mata Uang?
Sebenarnya emas dan perak sudah dijadikan mata uang di berbagai dunia selama ribuan tahun.
Bahkan AS sendiri menggunakan emas sebagai jaminan uang kertas mereka hingga 40 tahun
lalu. Saat Presiden AS Nixon mencabut emas sebagai jaminan di bulan Agustus 1971, baru
uang Dollar AS benar-benar menjadi Fiat Money. Uang kertas yang tidak dijamin emas
ataupun perak. Nilainya ditentukan oleh para spekulan pasar. Jadi baru 40 tahun terakhir saja
dunia hidup dengan uang kertas Fiat Money.
Celakanya kaum Yahudi melalui keluarga Rothschild dan Rockefeller memegang Bank Sentral
AS The Fed, dan berbagai Bank Sentral di seluruh dunia. Dengan cara itu, mereka bisa
mencetak kertas yang tidak berharga menjadi uang yang dianggap bernilai. Hanya mereka
yang berhak mencetak uang. Ada pun pihak lain, meski menggunakan tinta dan kertas yang
sama atau lebih mahal, tetap dianggap uang palsu dan merupakan kejahatan. Dengan uang itu
mereka membiayai kampanye para politikus/kandidat presiden sehingga bisa jadi boneka
mereka. Dengan uang itu mereka bisa membeli berbagai perusahaan dan menguasai kekayaan
alam di seluruh dunia.
4. Mata Uang Emas dan Perak Hanya Mata Uang Islam?
Sebetulnya mata uang emas dan perak dipakai di seluruh dunia di berbagai zaman. Bukan
hanya di kalangan Muslim. Sebagai contoh di Alkitab ditulis:
Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai,
kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah !” (Kisah
Para Rasul 3:6).
Pada beberapa versi lain, kata “Emas dan Perak” langsung diterjemahkan sebagai uang atau
uang emas dan uang perak. Di lagu “London Bridge is Falling Down” juga ditulis “Gold and
Silver I have none”. Jadi emas dan perak yang merupakan logam mulia yang
berharga merupakan mata uang yang universal. Kekaisaran Romawi biasa memakai emas,
perak, dan perunggu sebagai mata uang mereka. Bahkan nama uang Romawi, Denarius, mirip
dengan nama uang Dinar.
5. Bagaimana dengan Negara yang Tidak Punya Tambang Emas atau Perak?
Ada orang yang menganggap penggunaan mata uang emas dan perak tidak praktis bagi negaranegara yang tidak memiliki tambang emas dan perak. Ini keliru. Buktinya negara-negara
seperti Singapura dan Jepang yang nyaris tidak memiliki tambang emas dan perak, mereka
tetap punya banyak emas dan perak. Wanita-wanita mereka tetap bisa mengenakan cincin dan
13

kalung emas. Ini karena mereka bisa menjual produk/jasa yang mereka miliki sehingga mereka
bisa mendapatkan emas dan perak.
Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdangan Internasional
Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai langkah dan strategi.
Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter dunia dimaksudkan untuk menggantikan
uang fiat dan menjadikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk menghindari dominasi
perekonomian negara-negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian
diperlukan beberapa penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan
perubahan secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan dinar tersebut
adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan

barang dan jasa

internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.18
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam perdagangan
internasional, antara lain:
1. Peran Dinar dalam Perdagangan
Penggunaan dinar tidak ditunjukan untuk menggantikan peran mata uang domestik, tetapi
hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa luar negeri.
Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi domestik. Dinar tidak diwujudkan dalam
bentuk fisik, tetapi diukur dalam ukuran harga emas. Jika satu dinar sama dengan satu ounce
emas dan satu ounce emas setara dengan $290, maka satu dinar sama dengan $290. Emas
tersebut bisa dihargakan dengan nilai mata uang negara lain yang ditetapkan oleh kedua
negara. Pembayaran tidak dilakukan dengan mentransfer dinar dari satu negara ke negara lain,
tetapi hanya dengan mentransfer ekuivalen emasnya ke bank kustodian yang telah disepakati.
Hal ini ditunjukan untuk menghindari kesulitan untuk mentransfer emas dalam bentuk fisik
serta memberikan kemudahan bagi negara yang tidak memiliki sumber daya emas yang cukup.
2. Penggunaan Emas Dinar
Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral dan bilateral.
Perdagangan multilateral melibatkan beberapa negara dalam transaksi perdagangan seperti
ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia dengan Arab Saudi dan Indonesia. Sedangkan
transaksi bilateral melibatkan dua negara dalam perdagangan barang dan jasa, seperti
perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia. Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas
pada negara yang ada dalam satu regional, tetapi bisa juga dengan negara yang berada di luar
regionalnya, seperti perdagangan antara Indonesia dengan Australia atau Indonesia dengan
Amerika Serikat.
3. Peraturan tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Internasional
18

M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam ,(Bandung:Alfabeta, 2010), Hal 77

14

Mengimplementasikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional harus merujuk
pada peraturan dan undang-undang yang membolehkan dinar yang terbuat dari emas bisa
digunakan sebagai alat pembayaran. Setidaknya, ada tiga atura (legal issues) yang berkenaan
dengan menggunakan dinar dalam perdagangan internasional, yaitu19:
a.

Internasional Legal Implements
Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan dinar dalam perdagangan
internasional dalam Articles of Agreement of the Internasional Monetary Fund. Pada tahun
1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah sistem par value yang mengharuskan
negara-negara anggota mengkonversikan mata uang mereka seperti dolar yang di-peg
kepada emas sebesar 1/35 per ons emas. Setelah sistem par value berakhir pada tahun
1971, negara anggota mengadopsi aturan yang dibuat IMF pada tahun 1976 the Second
Amandement to the Article of Agreement yang baru efektif digunakan pada tahun 1978
hingga saat ini. Dalam aturan tersebut negara anggota dibolehkan untuk mengkonversikan
mata uangnya terhadap mata uang lain selain emas. Beberapa negara ada yang
mengkonversikan mata uangnya dengan Special Drawing Rate (SDR) yang dibuat IMF.
Sebagian lainnya ada yang membiarkan mata uangnya mengambang berdasarkan
permintaan dan penawaran internasional. Walaupun setiap negara bebas menentukan mata
uang yang menjadi standar nilai tukarnya, setiap negara dilarang melakukan manipulasi
nilai tukar atau moneter internasional yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari
persaingan yang tidak fair dengan negara lain. Setiap negara diharuskan untuk
berkolaborasi dengan pendanaan dan pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan
stabilitas nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara yang
membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan melakukan intervensi nilai
tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan fluktuasi nilai tukar.
Berdasarkan Articles IV the Obligations Regarding Exchange Arrangements berisikan
tentang nilai tukar hanya dikonversikan kepada SDR atau kepada mata uang negara lain
selain emas. Sekilas, aturan tersebut terlihat melarang dan membatasi penggunaan emas
sebagai sebuah perjanjian nilai tukar (exchange arrangements). Tetapi dinar yang akan
digunakan dalam perdagangan internasional bukan uang sebuah negara yang ditopang
dengan emas (backed by gold). Kehadiran dinar dalam perdagangan internasional tidak
ditujukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi
hanya digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral. Pembayaran dengan
dinar dilakukan dengan mentransfer ekuivalen dinar ke account negara peserta yang ada di
bank kustodian. Dalam aturan yang sama dengan Article IV dinyatakan bahwa kondisi

19

Ibid,. Hal 78

15

ekonomi internasional tertentu, mengizinkan sebuah negara untuk memperkenalkan sistem
perjanjian nilai tukar yang berdasarkan atas stabilitas.

b.

Financial Infrastructure
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan implementasi dinar
sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga keuangan seperti perbankan
harus siap dengan beberapa aturan yang mendukung penggunaan dinar dan menyesuaikan
sistem operasionalnya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan peran dan aturan yang
mendukung industri perbankan untuk berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal
ini, bank sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan
mengatur mekanisme sistem perbankan internasional.

c.

Dispute Settlement
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah mekanisme
penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antar negara
maupun sektor swasta. Saat ini aturan tentang perselisihan telah ditetapkan oleh WTO
yang dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. WTO telah mengeluarkan
beberapa persetujuan, seperti General Agreement on Tariffs and trade, General
Agreement on Trade in Service dan Agreement on Trade-Related Aspect of Property
Rights. Setiap dari aturan tersebut memiliki tiga tujuan utama yaitu:
1.

Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas;

2.

Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan

3.

Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment)

Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam the Understanding on Rules
and Procedures Governing the Settlement on Dispute (DSU). Di samping peraturan yang
ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga membutuhkan lembaga-lembaga
yang membantu dalam penyelesaian masalah-masalah perdagangan seperti lembaga
mediasi, arbitrasi dan konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan bisa membantu
kelancaran dan menyelasaikan setiap permasalahan yang muncul dari perdagangan
tersebut.
Urgensi Penggunaan Dinar dan Dirham dalam Sistem Ekonomi
Penggunaan dinar maupun dirham merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang
menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian dunia,
untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang stabil yaitu dinar ataupun dirham. 20 Pada
20

Ibid,. Hal 80

16

tahun 1250 M/ 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai dasar moneter pernah
dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang campuran dari kuningan dan tembaga.
Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan
harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya
Ighosatul Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta
memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di antara pemikiran
Al-Maqrizi tersebut adalah:
1. Hanya dinar dan dirham yang dapat digunakan sebagai uang
2. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
3. Membatasi uang fulus
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham harus kembali
digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja. Untuk
mendukung penggunaan dinar dirham tersebut maka pemerintah harus menghentikan penurunan
nilai uang (debasement of money) serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi
dalam skala kecil dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan
dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar negeri
dan transaksi domestik lainnya.
Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar Islam dalam menuju stabilitas sistem
moneter, antara lain:
1.

Uang yang stabil. Pebedaan uang dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang
tersebut. Setiap mata uang dinar mengandung 4.25 gram emas 22 karat dan tidak ada
perbedaan ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai
dinar yang digunakan di Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab saudi. Uang dinar
tidak mengalami inflasi semenjak zaman Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wassallam hingga
sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh professor Roy Jastram dari Berkeley
University dengan menulis buku tentang The Goldent Constant. Ia melakukan penelitian harga
emas terhadap beberapa komoditi untuk waktu 400 tahun hingga 1976. hasil dari penelitiannya
adalah bahwa harga emas adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah
terjadi krisis, perang, dan bencana alam nilai emas relatif stabil (Vadillo, 2002).

2.

Alat tukar yang tepat. Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap
negara, dinar akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan
transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun. Dinar adalah mata uang yang berlaku
secara sendirinya, berbeda dengan fiat money sebagai legal tender yang membutuhkan
pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Uang dinar emas adalah uang
17

sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya proses penghalalan dan
pengesahan sebagai uang
3.

Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi. Nilai dinar yang sama akan
mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di pasar valuta asing, karena kemungkinan
perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi. Jika dinar sudah menjadi “single currency” yang sama
di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap negara yang memberikan
keuntungan yang besar kepada para spekulator-spekulator tersebut.

4.

Karena setiap transaksi Dinar dan dirham akan didasari oleh transaksi di sektor riil,
maka penggunaannya dapat mengiliminir penurunan ekonomi atau economic downturn dan
resesi.

5.

Penggunaan Dinar dan Dirham dalam suatu negara akan mengiliminir risiko mata uang
yang dihadapi oleh negara tersebut, apabila digunakan oleh beberapa negara yang berpenduduk
Islamnya mayoritas akan mendorong terjadinya blok perdagangan Islam.

6.

Penggunaan Dinar dan Dirham akan menciptakan sistem moneter yang adil yang
berjalan secara harmonis dengan sektor riil. Sektor riil yang tumbuh bersamaan dengan
perputaran uang Dinar dan Dirham, akan menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat pada
harga yang terjangkau.

7.

Berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan akan dengan sendirinya
menurun atau bahkan menghilang.

8.

Kedaulatan negara akan terjaga melalui kesetabilan ekonomi yang tidak terganggu
oleh krisis moneter atau krisis mata uang yang menjadi pintu masuknya kapitalis-kapitalis
asing untuk menguasai perekonomian negara dan akhirnya juga menguasai politik keamanan
sampai kedaulatan negara.

9.

Hanya uang emar (Dinar) dan perak (Dirham) yang bisa menjalankan fungsi uang
modern dengan sempurna yaitu fungsi alat tukar (medium of exchange), fungsi satuan
pembukuan (unit of account) dan fungsi penyimpan nilai (store of value).
Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat yang digunakan untuk semua

transaksi perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penggunaan dinar maupun dirham
merupakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai dampak penggunaan perekonomian yang
ditimbulkan oleh penggunaan uang fiat dalam perekonomian dunia.
Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya Al-Awraq an-Naqdiyyat fi al-Iqtishadi al-Islamiy
menjelaskan bahwa setelah berakhirnya perang dunia I, setiap negara memberlakukan peraturan
dan pengawasan ketat terhadap perdagangan dunia untuk menurunkan jumlah impor barang dan
komoditi seperti pemberlakuan pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk mendorong
peningkatan ekspor yang kemudian menyebabkan perbedaan harga-harga di setiap negara.
18

Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan mempertahankan kesesuian,
karena menggunakan sistem emas sangat berperan penting untuk menjaga stabilitas harga di
berbagai negara. Sebagai contoh, terjadinya kerjasama dagang antara Suriah dengan Prancis
dengan menggunakan sistem emas. Suriah mengimpor komoditi dengan jumlah besar dari
Prancis, hal ini akan menyebabkan keluarnya emas dari Suria menuju Prancis dan persediaan
emas akan menipis di Suriah. Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di Suriah. Ketika
harga-harga komoditi komoditi di Suriah menurun, negara lain akan melakukan impor dari Suriah
dan saat itu pula emas-emas akan kembali masuk dan menguat di Suriah. Tetapi, ketika
perdagangan di dunia tidak lagi berjalan dengan bebas, keberadaan uang emas akan digantikan
dengan uang kertas yang berakibat pada perbedaan indeks harga-harga.
Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A Brovosky (Stable and Just Global Monetary
System, 2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua negara dalam perdagangan bilateral
akan menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap neraca pembayaran (balance of payment) ke
dua negara. Contoh sederhananya adalah ketika salah sati negara mekespor barang ke negara
lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih banyak dinar emas dan jumlah barang yang
lebih sedikit. Hal ini akan menyebabkan terangkatnya harga barang karena adanya ekspor dan
dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta melakukan penyesuaian otomatis terhadap perbedaan
pada neraca pembayaran. Dampak implementasi gold dinar dalam perdagangan internasional
diproyeksikan akan mendatangkan banyak manfaat.
Pertama, mengurangi dampak voltalitas yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Kedua,
trader tidak perlu melakukan hedging. Ketiga, transaksi semakin efisien karena semakin banyak
negara yang bergabung, hanya diperlukan gold dinar yang relatif kecil untuk volume perdagangan
yang difasilitasi. Keempat, gold dinar akan berperan seperti mata uang bersama (common
currency) yang berimplikasi akan mengurangi biaya transaksi. Kelima, keuntungan politis di
mana para pendukung gold dinar akan menjadi blok yang solid yang diperhatikan kiprahnya.21
Peluang Bersanding dengan Dolar
Menurut Dr. Mahatir Muhammad solusi yang mudah untuk keluar dari krisis moneter adalah
dengan meniggalkan kebijakan IMF dan mulai mandiri dengan kebijakan sendiri. Meniggalkan
IMF untuk menjadi sukses ternyata telah dibuktikan oleh Korea Selatan dan Thailand. Bagaimana
halnya dengan Indonesia? Ternyata hal ini tidak cukup berhasil pada kenyataannya kontrak kerja
sama dengan IMF yang habis 2001 lalu justru diperpanjang.
Untuk keluar dari krisis perlu mandiri dengan kebijakan sendiri, dalam hal lain dalam
mencegah krisis diperlukan pengembalian sistem keungan dengan kembali menggunakan mata
uang emas untuk alat pembayaran.
21

M. Luthfi Hamidi, Op.Cit., Hal 102-103

19

Krisis moneter yang menghantam kawasan Asia Tenggara pada pertengahan 1997 memang
menjadi tonggak peringatan betapa tak berdayanya negara dan betapa jumuwanya para spekulan.
Tak heran bila dalam pidato-pidatonya saat itu, Mahatir lantang menuding para spekulankhususnya George Soros-yang bak malaikat maut memainkan stabilitas mata uang negara tertentu
dari jauh.
Mata uang kertas yang tidak mempunyai nilai intrinsik sehingga nilai tukarnya menjadi subjek
manipulasi seperti yang kita saksikan selam krisis keuangan di Asia, papar Mahatir pada saat
membuka konferensi mengenai Islam di Kuala Lumpur. Orang yang membawa Malaysia sebagai
negara yang diperhatikan kelas ekonominya ini seterusnya membandingkan betapa lemahnya
uang kertas yang saat ini dipakai bila dibandingkan dengan uang emas. Dinar mempunyai nilai
yang jelas berdasarkan kebutuhan dunia akan emas. Artinya, ia tidak perlu dijamin oleh bank
sentral manapun, karena dinar menjaminnya sendiri se