PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK

  PT BERLINA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

  

30 JUNI 2014 DAN 2013 (TIDAK DIAUDIT),

SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT)

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 2013 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) DAFTAR ISI

  Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 2013 (TIDAK DIAUDIT) SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

  1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

  3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

  4 Laporan Arus Kas Konsolidasian

  5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 - 60

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) , SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT)

  (Dinyatakan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

  30 JUNI 2014

  31 DESEMBER 2013 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2f,2g,4,38,41 62,302,973 73,003,111

Investasi dalam efek jangka pendek 2f,2g,5,38,41 5,660,469 5,104,452

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 313.001 (2014) dan Rp 600.199 (2013) 2g,2h,6,38,41 209,094,083 158,115,180

Piutang lain-lain 2g,2h,38,41 4,616,159 1,880,403

  Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar Rp 7.102.462 (2014) dan Rp 6.933.857 (2013) 2i,7 179,389,781 148,582,554 Uang muka pembelian

  8 46,026,958 37,750,225

Pajak dibayar dimuka 2s,33 26,473,559 27,649,604

Biaya dibayar dimuka

  4,891,767 4,365,544 Total Aset Lancar 538,455,749 456,451,073

ASET TIDAK LANCAR

  

Aset pajak tangguhan 2s,33 233,185 1,088,690

Beban tangguhan 1,361,687 1,539,345 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai sebesar Rp 463.759.962 (2014) dan Rp 434.771.498 (2013) 2l,2m,2p,10 691,692,248 639,297,618

  Aset takberwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 12.943.302 (2014) dan Rp 12.677.688 (2013) 2q,11 24,337,544 22,196,840

Uang jaminan dan aset lain-lain 12,41 4,690,127 4,559,149

  Total Aset Tidak Lancar 722,314,791 668,681,642

TOTAL ASET

  1,260,770,540 1,125,132,715

  Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) , SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT)

  (Dinyatakan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

  30 JUNI 2014

  31 DESEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank 2g,13,38,41 218,354,497 194,908,726

Utang usaha 2g,14,38,41 228,685,645 168,261,171

Utang pajak

  2s,33 10,081,426 7,389,274

Utang lain-lain 2g,15,38,41 4,460,152 8,767,298

Utang pembelian aset tetap 16,38,41 59,208,622 19,992,865

Uang muka penjualan

  21,368,405 21,866,532 Biaya yang masih harus dibayar 39,209,340 28,780,020 Liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun:

  Pinjaman bank 2g,13,38,41 55,522,110 85,626,162 Utang sewa pembiayaan 2g,2m,19,38,41 19,750,900 26,776,571 Total Liabilitas Jangka Pendek

  656,641,097 562,368,619

LIABILITAS JANGKA PANJANG

  Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank 2g,13,38,41 97,773,225 77,917,460 Utang sewa pembiayaan 2g,2m,19,38,41 35,795,054 31,262,205

  Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan 2,400,291 - disewagunausahakan kembali - neto

Liabilitas pajak tangguhan 2s,33 3,633,036 1,846,793

  

Liabilitas imbalan pasca kerja 2o,20 25,687,668 22,986,948

Utang pembelian aset tetap 96,560,202 122,869,511 Total Liabilitas Jangka Panjang

  261,849,476 256,882,917 TOTAL LIABILITAS 918,490,573 819,251,536

  EKUITAS Pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 50 per saham (nilai penuh)

  Modal dasar - 1.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 690.000.000 saham 21 34,500,000 34,500,000 Tambahan modal disetor 22 575,000 575,000 Saldo laba:

  Ditentukan penggunaannya 6,900,000 6,900,000 Belum ditentukan penggunaannya

  230,095,751 192,350,139 Komponen ekuitas lainnya 23 45,328,718 50,324,836 Total Ekuitas Pemilik Entitas Induk

  317,399,469 284,649,975 Kepentingan nonpengendali 24 24,880,498 21,231,204 Jumlah Ekuitas

  342,279,967 305,881,179

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

  1,260,770,540 1,125,132,715

  Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

  31 6% 5% Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

  Pajak kini 33 (8,967,697) (6,486,454) Pajak tangguhan 33 (2,641,748) (1,388,980) Manfaat (Beban) Pajak

  55

  3,649,294 1,464,797 Total 36,398,788 27,979,099 LABA (RUGI) PER SAHAM (NILAI PENUH)

  Pemilik entitas induk 32,749,494 26,514,302 Kepentingan nonpengendali

  41,394,906 22,679,924 Laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

  37,745,612 21,215,127 Kepentingan nonpengendali 3,649,294 1,464,797 Total

  (4,996,118) 5,299,175

TOTAL KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 36,398,788 27,979,099

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk

  41,394,906 22,679,924 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek

  (11,609,445) (7,875,434) LABA TAHUN BERJALAN

  53,004,351 30,555,358 MANFAAT (BEBAN) PAJAK

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 2013

  (27,935,200) (16,032,383) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

  PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penerimaan bunga & keuangan 2n 98,504 116,526 Beban bunga dan keuangan 2n,32 (28,033,704) (16,148,909) Jumlah Beban Lain-lain - Neto

  LABA USAHA 80,939,551 46,587,741

  2n,31 (1,387,324) (1,146,386) Total (42,991,844) (38,480,451)

  Beban Usaha Umum dan administrasi 2n,30 (30,814,282) (29,625,413) Selisih Kurs Bersih 2,309,906 (353,426) Beban lainnya

  123,931,395 85,068,192 Penghasilan lainnya 28 5,841,376 7,376,242 Beban Usaha Penjualan 2n,29 (18,941,520) (14,731,468)

  30 JUNI 2013 CATATAN PERIODE 6 BULAN PERIODE 6 BULAN Rp Rp

PENJUALAN NETO 2n,26 646,468,989 462,663,373

BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,27 (522,537,594) (377,595,181)

LABA BRUTO

  30 JUNI 2014

  (Dinyatakan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

  • Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2d,23 (4,996,118) 5,299,175 Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 2013 Saldo laba Komponen Ekuitas Lainnya Pemilik Entitas Induk Keuntungan Kepentingan non pengendali Pembagian dividen Saldo per 1 Januari 2013 Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali Ekuitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Tambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total (15,870,000) (15,870,000) (15,870,000) - (kerugian) belum Selisih kurs - 34,500,000 575,000 6,900,000 217,546,358 16,472,922 275,994,280 25,835,652 301,829,932 Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan atas entitas anak yang diakuisisi 21,215,127 5,299,175 26,514,302 1,464,797 27,979,099 - - Saldo per 1 Januari 2014 34,500,000 575,000 6,900,000 192,350,139 50,324,836 284,649,975 21,231,204 305,881,179 - Saldo per 30 Juni 2013 34,500,000 575,000 6,900,000 222,891,485 21,772,097 286,638,582 27,398,800 314,037,382 98,351 98,351 - - - - Pembagian dividen Saldo per 30 Juni 2014 34,500,000 575,000 6,900,000 230,095,751 45,328,718 317,399,469 24,880,498 342,279,967 - Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan Kepentingan non pengendali 37,745,612 (4,996,118) 32,749,494 3,649,294 36,398,788 -

  • - - atas entitas anak yang diakuisisi yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian

  

4

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

  30 JUNI 2014

  30 JUNI 2013 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan

  611,529,083 446,214,307

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (473,014,540) (362,444,971)

Kas dihasilkan dari operasi

  138,514,543 83,769,336

Pembayaran bunga dan beban keuangan (26,836,194) (15,419,856)

Pembayaran pajak penghasilan

  (5,775,796) (13,280,984)

Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 105,902,553 55,068,496

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

  • Arus kas keluar bersih dari akuisisi entitas anak

  (24,054,831)

  • Penjualan Efek

  1,023,788 Pendapatan bunga 98,504 116,526 Hasil penjualan aset tetap

  120,340 316,818 Hasil penjualan aset tetap transaksi sewa pembiayaan 15,267,944 - dijual dan disewa kembali Perolehan aset tetap

  (16,763,194) (18,747,242)

Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (19,541,874) (14,869,769)

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (20,818,280) (56,214,710)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank

  290,674,451 232,321,605 Pembayaran pinjaman bank (366,944,984) (225,883,656)

Pembayaran utang sewa pembiayaan (16,307,283) (10,680,397)

  

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan (92,577,816) (4,242,448)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (7,493,543) (5,388,662)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 73,003,111 43,733,397

  Perubahan kurs mata uang asing (3,206,595) (201,954)

TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 62,302,973 38,142,781

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

1. U M U M

  a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.

  Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010.

  Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12-17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).

  Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.

  Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama yang merupakan induk perusahaan.

  b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.

  Pada bulan Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham (nilai penuh). Seluruh saham Perusahaan sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada bulan Nopember 2012, Perusahaan kembali melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 250 (nilai penuh) menjadi Rp 50 (nilai penuh).

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

UMUM (LANJUTAN)

  c. Entitas Anak Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak berikut :

  Tahun Operasi Persentase Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi 2014 2013

  30 Juni 2014

  31 Desember 2013 Rp Rp

PT Lamipak Primula Sidoarjo, Industri laminasi 1986 70% 70% 253,775,376 247,668,277

Indonesia (LPI) Jawa Timur plastik dan kemasan

Hefei Paragon Plastic Hefei, China Industri botol & cap 2004 100% 100% 321,247,979 312,666,300

Packaging Co. Ltd. (HPPP) plastik dan sikat gigi Berlina Singapore Pte. Ltd. Singapura, Industri plastik dan 100% 100% 81,341 75,912 - (BS) Singapura perdagangan umum

PT Quantex (QTX) Tangerang, Industri botol dan 2004 99% - 25,739,011 23,526,840

Jawa Barat cap plastik

  • PT. Natura Plasindo (NP) Gempol, Industri pengolahan 99.99% 27,956,893 6,939,281 Jawa Timur plastik, Perdagangan dan Jasa

  Pada tanggal 19 Juni 2013 Perusahaan mengakuisisi 99% saham PT Quantex (QTX) yang dimiliki oleh pihak ketiga.PT Quantex bergerak dibidang industri laminasi plastik dan kemasan. Pada tanggal 21 Januari 2013, Perusahaan mendirikan PT Natura Plastindo (NP) dengan persentase kepemilikin 99,99%. PT Natura Plastindo ini bergerak dalam bidang industri pengolahaan plastik, perdagangan dan jasa.

  d. Karyawan, Direksi, Komisaris dan Komite audit Susunan dewan komisaris dan direksi (manajemen kunci) Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 2013 2012

  Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro Komisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim Komisaris Independen : Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala

  Tjipto Surjanto Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng Khim Direktur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta

  Jonny Wijaya Direktur Independen Lau Chek Kiong

  Roberto Bernhardeta Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 sebagai berikut :

  2014 2013

Ketua : Antonius Hanifah Komala Tjipto Surjanto

Anggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Hady Hady

  Total rata-rata karyawan tetap dari Kelompok Usaha adalah 884 karyawan tetap pada tahun 2014 dan 885 karyawan tetap pada tahun 2013.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

UMUM (LANJUTAN)

  e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian ini telah diselesaikan dan disetujui untuk di terbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 23 Juli 2014.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

  Kebijakan akuntansi utama Perusahaan dan entitas anak (secara bersama disebut “Kelompok Usaha”) yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

  Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) serta interpretasinya (“ISAK”), yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) serta peraturan-peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (“Bapepam - LK”).

  Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual kecuali laporan arus kas dan dasar pengukuran menggunakan konsep biaya historis, kecuali dijelaskan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan.

  Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.

  Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan dan disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain.

  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (”PSAK”) yang berlaku efektif pada tahun 2013

  Standar akuntansi revisi yang relevan terhadap kegiatan operasi Kelompok Usaha, telah dipublikasikan dan efektif pada tahun 2013 adalah PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali. PSAK 38 memberikan panduan untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepas bisnis. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah yang dialihkan dan yang dicatat akan disajikan dalam pos tambahan modal disetor di ekuitas. Penerapan PSAK 38 tersebut tidak menimbulkan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan Kelompok Usaha.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih 50% dan dikendalikan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

  Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian.

  Kerugian entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali “KNP” bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha:

  • menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
  • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
  • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
  • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
  • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
  • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan
  • mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya.

  KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

  c. Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis, jika ada, dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang di alihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang di akuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, Kelompok Usaha memilih apakah mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya – biaya akuisisi yang timbul di bebankan langsung dan disertakan dalam beban administrasi.

  Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

  Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, jika ada, Kelompok Usaha mengukur kembali bagian ekuitas yang dimiliki sebelumnya dalam pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada tanggal akusisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  c. Kombinasi Bisnis (lanjutan) Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui di dalam laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas, maka goodwill yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

  d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan, LPI, QTX dan NP diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, dimana merupakan mata uang fungsional mereka. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut sebagai berikut : 2014 2013

  Rp Rp Dolar Amerika Serikat 11,969 12,189 Dolar Singapura 9,583 9,628 Euro 16,333 16,821 Yuan Renminbi China 1,945 1,999 Francs Swiss 13,435 13,732 Yen Jepang 118 116 Dolar Australia 11,265 10,876

  (nilai penuh)

  Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. Pembukuan HPPP dan BS diselenggarakan masing-masing dalam mata uang Yuan Renminbi China (Rmb) dan Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas BS dan HPPP baik moneter maupun non- moneter pada tanggal pelaporan dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  e. Transaksi Dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

  Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

  (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

  b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama

  (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

  (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

  Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); dan (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

  Semua transaksi dan saldo yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang dengan pihak ketiga maupun yang tidak, telah diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

  f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi, yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

  g. Instrumen Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapakan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK revisi berpengaruh pada pengungkapan di laporan keuangan.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  g. Instrumen keuangan (lanjutan) (i). Aset Keuangan

  Pengakuan awal

  Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

  Semua aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali dalam hal aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

  Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

  Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pihak berelasi dan uang muka jaminan.

  Pengakuan setelah Pengakuan awal

  Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi

  Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Kelompok Usaha yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif, termasuk derivatif melekat yang terpisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

  Derivatif melekat dalam kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat sebesar nilai wajar jika karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, investasi jangka pendek Kelompok Usaha termasuk aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  g. Instrumen keuangan (lanjutan) (i) Aset Keuangan (lanjutan)

  Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotoasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan Suku Bunga Efektif (“SBE”), dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan juga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi dan uang jaminan Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan bukan derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk menahan mereka hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan

  bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

  Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Bunga yang diperoleh dari investasi keuangan tersedia untuk dijual dicatat sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode SBE.Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

  (ii). Liablitas Keuangan

  Pengakuan awal

  Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

  2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  g. Instrumen keuangan (lanjutan) (ii) Liablitas Keuangan (lanjutan)

  Semua liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk dari biaya transaksi terkait. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang sewa pembiayaan.

  Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani oleh Kelompok Usaha yang tidak ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif melekat dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

  Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada 30 Juni 2014. Utang dan pinjaman Utang dan pinjaman dikenai bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE. Pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, beban masih harus dibayar, pinjaman bank jangka panjang, utang pembelian aset tetap dan utang sewa pembiayaan Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, termasuk dalam kategori ini. (iii) Saling Hapus Instrumen Keuangan

  Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. (iv) Nilai Wajar Instrumen Keuangan

  Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kutipan harga dealer (tawaran harga untuk posisi jangka panjang dan meminta harga untuk posisi jangka pendek), tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  g. Instrumen keuangan (lanjutan) (iv) Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)

  Teknik tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang diskontokan, atau model penilaian lainnya.

  Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan dipasar tersebut dengan yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha berkaitan dengan instrumen tersebut ikut diperhitungkan.

  (v) Biaya Perolehan Yang Diamortisasi Instrumen Keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau pengurangan. Perhitungan ini memperhitungkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan imbalan yang merupakan bagian integral dari SBE.

  (vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan Kelompok Usaha menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha terlebih dahulu menilai apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, aset tersebut termasuk aset dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok secara kolektif dinilai untuk penurunan. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini dari arus kas estimasi masa depan didiskontokan pada SBE awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE saat ini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai.

  (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.

  IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

  g. Instrumen Keuangan (lanjutan) (vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

  Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, dihapuskan bila tidak ada prospek yang realistis pemulihan di masa depan dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Jika pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan.Jika suatu penghapusan masa depan ini kemudian dipulihkan, pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

  Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam kasus investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi suatu penurunan yang signifikan atau berkepanjangan pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Ketika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai.

  Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Pendapatan Bunga dan Keuangan" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.