TUGAS KELOMPOK DESKRIPSI PANCASILA SEBAG

TUGAS KELOMPOK
DESKRIPSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang diampu oleh :
MUTIA RARAS RESPATI SH, M.M

Disusun oleh :

Abimayu Raihan Al-Qushwa

021117287

M. Dimas Prakarsa

Risma Widiana

021117257

021117263

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN
2017

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar,cita-cita:
dan “logos yang berarti ilmu kata idea berasal dari kata bahasa yunani ‘eidos’. yang artinya
bentuk.’ Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’. Maka secara harafiah, ideologi
berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan artinya
dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang di maksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus
dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau
faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu
kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah
ditetapkan’pula. Dengan demikian ideology mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian
dasar, gagasan dan cita-cita.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adatistiadat, nilai-nilai kebudayaan serta religius yang terdafat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan
materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,

sehingga bangsa ini merupakan karusa materialis (asal bahan) pancasila.
Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
Negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan ideologi bangsa dan Negara
Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau
mengambil idiologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide
atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau
golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komperhensif. Oleh karena ciri khas pancasila itu maka memiliki kesesuian dengan bangsa
Indonesia.
Bilamana ditelurusi secara historis istilah idiologi pertama kali dipakai dan dikemukakan
oleh seorang Perancis yang bernama Destutt de Trady pada tahun 1976. Seperti halnya Lebiniz,
de Tracy mempunyai cita-cita untuk membangun system pengetahuan. Apabila Lebniz
menyebutkan impiannya sebgai “one great system of truth”, dimana tergabung segala cabang
ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy menyebutkan ‘idelogi’, yaitu ‘sciencie of
truth”’ di mana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy
menyebutkan ‘Ideologie’, yaitu ‘sincience of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institutional dalam masyarakat Perancis namun Napoleon

mencemoohkannya sebgai suatu khayalan belaka, yang tidak akan menemukan kenyataan

(pranarka, 1987).
Perhatian kepada konsep ideology menjadi berkembang lagi anatara lain karena pengaruh
Kari Marx. Ideologi menjadi vokabuler penting di dalam pemikiran politik maupun ekonomi.
Kari Marx mengartikan ideology sebagai sebagai pandangan hidup yang dikembangan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas social tertentu dalam bidang politik atau social
ekonomi. Dalam artian ini idelogi menjadi bagian dari apa yang disebut Uberbau atau
suprastruktur (bangunan atas) yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki faktorfaktor produksi yang menentukan coraknya, dan oleh karena itu kebenarannya bersifat relative,
dan semata-mata benar hanya untuk golongan tertentu. Dengan demikian maka ideologi lalu
merupakan keseluruhan ide yang relatif karena justru mencerminkan kekuatan lapisan.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan,
ide-ide, keyakinan-keyakina, kepecayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang
menyangkut :
a.
b.
c.
d.

Bidang politik
Bidang social
Bidang kebudayaan

Bidan keagamaan (Seomargono : 8)

Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu
teori atau system kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri berikut :
a. Mampunyai derajad yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi berikutnya (Noltonagoro,1975 :2,3)
a. Ideologi Dunia
1.) Liberalisme
Pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadilah suatu revolusi dibidang
ilmu pengetahuan kemudian berkembang ke arah revolusi teknologi dan industri. Perubahan
tersebut membawa pula perubahan orientasi kehidupan masyarakat baik dalam bidang social,
ekonomi, maupun politik.
Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang
mendasarkan pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialism yanmg meletakan
materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang
dapat ditangkap melalui indra manusia), serta individualisme yang meletakkan nilai dan
kebebasan individu sebagai nilai tertnggi dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan Negara.


Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk
individu yang bebas, manusia menurut paham liberlarisme sebagai prbadi yang utuh dan lengkap
yang terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa
berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam kehidupan
masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi
manusia lainnya yang menurut istilah hobbes disebut ‘homo himini lupus’,sehingga manusia
harus membuat perlindungan bersama. Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin
kebebasan individu, Negara hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan individu dan
dalam kepentingan inilah kemudian manusia secara bersama-sama menyelenggarakan dan
mengatur Negara sebagai lembaga kemasyarakatan dan lembaga kemanusiaan.
2). Komunisme
Berbagai macam konsep dan paham sosialisme di dunia ini sebenarnya hanya
komunismelah sebagai suatu paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai
bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyrakat
liberal. Berkembangnya paham individualism liberalisme di barat berakibat munculnya
masyarakat kapasitas menurut paham komunisme, mengakibatkan penderitaan raktyat.
Komunisme muncul sebenarnya sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan
kapitalis yang didukung oleh peremerintah.
Bertolak belakang dengan individualism capitalism, paham komunisme yang dicetuskan melalui

pemikiran Kral Marx memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada.
Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu kenyakinan bahwa manusia pada hakitatnya adalah
merupakan mahluk social saja. Manusia secara ontologis merupakan sekumpulan relasi, sehingga
yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas.
3). Ideologi Keagamaan
Ideologi keagamaan pada hakikatnya memiliki perpektif dan tujuan yang berbeda dengan
ideologi liberalisme dan komunisme sebenarnya sangatlah sulit untuk menentukan tipologi
ideology keagamaan, karena sangat banyak dan beraneka ragamnya wujud, gerak dan tujuan dari
ideology tersebut. Namun secara keseluruhan terdapat susatu ciri bahwa ideologi keagamaan
senantiasa menduakan pemikiran, cita-cita serta moralnya pada suatu ajaran agama tertentu.
Gerakan-gerakan politik yang mendasarkan pada suatu ideologi keagamaan lazimnya
sebagai suatu reaksi atas ketidak adilan, pemindasan, serta pemaksaan terhadap suatu bangsa,
etnis maupun kelompok yang berdasarkan pada suatu agama. Pola politik global banyak
menimbulkan ketidak seimbangan bahkan terjadinya suatu konspirasi kekuatan transnasiolnal
melalui suatu organisasi perserikatan Bangsa-Bangsa. Keseimbangan dunia atas kelompok Barat
yang diwakili oleh Nato dan kelompok Timur yang diwakili oleh kalangan Negara Sosialis
komunis terutama dulu Uni Sovyet sekarang berubah petanya yaitu didominasi kelompok Nato
yang dipimpin oleh Amerika, pasca runtuhnya komunisme di Uni Sovyet. Keadaan yang

demikian ini menimbulkan praktek-pratek penindasan internasional terutama terhadap Negaranegara atau bangsa-bangsa kecil seperti palestina, bangsa Asia, Afrika dan bangsa lainnya. Lobilobi serta negosiasi politik tingkat internasional lazimnya sudah tidak mampu lagi membawa

solusi yang demokratis, karena adanya Negara-negara yang memiliki hak veto di PBB.
Atas dasar kenyataan politik dunia yang demikian ini maka berbagai gerakan yang
berbasis pada ideologi keagamaan, untuk melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan
bangsa sau terhadp bangsa lainnya. Misalnya di Belfas Inggris maka muncullah gerakan Utara
dan Selatan oleh tekanan Inggris maka muncullah gerakan tentara Republik Irlandia Utara yang
berbasis pada idelogi nasma yang sebenarna sangat mulia kemudian disalahgunakan untuk
tujuan-tujuan sempit, bahkan kadangkala dengan suatu kekerasan.
b. Ideologi Pancasila
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesepakatan filosofis dan kesepakatan politis
dari segenap elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Dapat juga diistilahkan bahwa
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kontrak social seluruh elemen bangsa Indonesia
dalam mendirikan Negara. Kausa finalis atau tujuan pokok dirumuskannya seluruh aspek dalam
penyelenggaraan Negara system nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Proses terjadinya Pancasila berbeda dengan idelogi-ideologi besar lainnya seperti liberalisme,
komunisme, sosialisme dan lain sebagainy. Pancasila digali dan dikembangkan oleh para pendiri
Negara dengan melalui pengamatam, pembahasan dan consensus yang cermat nilai-nilai
Pancasila yang gersumber dari budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
disublimasikan menjadi suatu prinsip hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi bangsa Indonesia.
Berdasarkan proses kausalitas perumusan dan pembahasan Pancasila tersebut maka sumber
materi yang merupakan nilai-nilai kultural dan religius, pada hakikatnya dari bangsa Indonesia

sendiri. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan kausa materialis
bagi Pancasila. Oleh karena itu terdapat kesesuaian secara korepondensi antara bangsa Indonesia
dengan Pancasila sebagai suatu sistem nilai.
Berdasarkan proses kausalitas sebagai suatu kausa materialis nilai Pancasila telah dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu pada awalnya Pancasila adalah merupakan suatu
pandangan hidup masyarakat, kemudian kondisi bangsa Indonesia yang dijajah berjuang untuk
mewujudkan jati dirinya dan terformulisasi dalam suatu prinsip nilai yang konsisten dan
konperhesif yaitu nilai-nilai Pancasila akhirnya atas dasar proses kausalitas tersebut maka
Pancasila telah diakui keberadaanya dan dengan bangsa Indonesia sehingga akhirnya pancasila
ditentukan sebagai dasar filsafat dan ideology bangsa dan Negara Indonesia.
Berbeda dengan ideology-ideologi lainnya maka Pancasila pada hakikatnya merupakan
suatu ideologi yang bersifat komperehensif, artintya ideologi Pancasila bukan untuk dasar
perjuangan kelas tertentu, golongan tertentu atau kelompok, Pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu ideology bagi seluruh lapisan, golongan, kelompok dan seluruh elemen bangsa

dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara ( yasril
linza mahendra, 1999). Oleh karena itu ideology Pancasila bukannya untuk memperjuangkan
kelas tententu atau golongfan tertentu. Ideology Pancasila secara ontologis berprinsip
monopluralis atau majemuk tunggal yang bersumber pada kakikat manusia baik sebagai makhluk
sosial. Bangsa Indonesia pada prinsip tersusun atas individu-individu, kelurgakeluarga,kelompok-kelompok, golongan-golongan, suku bangsa yang hidup dalam suatu wilayah

tertntu yaitu tanah tumpah darah Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang memiliki
kekayaan budaya yang beraneka ragam, keseluruhannya itu merupakan suatu kesatuan integritaal
baik lahir maupun batin (kaelan, 2001). Kesatuan integrital bangsa dan Negara Indonesia
tersebut dipertegas dalam Pokok Pikiran peratama. “Negara melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia”. Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan penjelmaan
sifat kodrat manusia sebagai individu dan mkhluk sosial. Dalam pengertian yang demikian ini
maka manusia pada prinsipnya merupakan makhluk yang saling tergantung, sehingga hakikat
manusia itu bukanlah total individu sebagaimana prinsip Negara liberal, namunjuga bukan
merupakan total makhluk sosial yang merupakan pinsip Negara sosialis komunis. Relasi yang
salng tergantung tersebut menunjukan bahwa manusia adalah merupakan suatu totalitas makhluk
individu dan makhluk sosial. Adapun penjelmaan dalam wujud persekutuan hidup bersama
adalah terwujud dalam suatu bangsa yaitu suatu kesatuan yang bersifat integralistik( Abdul kadir
Besar, 1975).
Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
Negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan ideology bangsa dan Negara
Indonesia. Dengan demikian pancasila sebgai ideologi bangsa dan Negara Indonesia berakar
pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi
dari bnagsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, tang hanya memperjungkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya

untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif.
a. ideologi terbuka dan ideologi tertutup
ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of thought), maka ideology terbuka itu
merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideology tertutup itu merupakan suatu
sistem pemikiran tertutup.
Yang berlaku bagi ideology tertutup, tidak berlaku bagi ideology terbuka. Ciri khas ideology
terbuka adalah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tiadak dipaksakan dari luar melainkan digali
dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
Ideology terbuka tidak hanya dapat dibenarkan, melainkan dibuktikan kiranya dalam
semua sistem politik yang tidak ideologis dalam aturan merupakan ideology tertutup, kita kan
menemukan bahwa penyelenggaraan Negara berdasarkan pandangan-pandangan danm nilai-nilai
dasar tertentu kadang-kadang dasar normative itu tidak dirumuskan secara eksplisit.

Pancasila sebagai Ideologi Reformatif, Dinamis Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup namun bersifat
reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan sebagai ideologi Pancasila adalah bersifat
actual, dinamis, antisifatif dan secara mampu menyesuiakan dengan perkembangan aspirasi
masyarakat.
Hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,kerakyatan dan
keadilan. Nilai dasar tersebut adalah merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat

internasional,sehingga dalam niali dasar tersebut terkandung cita-cita,tujuan serta nilai-nilai yang
baik dan benar.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, idelogi didefinisikan sebgai kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapatan yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup. Ideology juga berartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideology
dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yangf merupakan satu program sosial politik (kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2008, 517).
Sejarah konsep ideology dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destutt de
Tracy pada penghujung abad kedelapanbelas. Tracy menyebut ideology sebagai science of ideas,
yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat
prancis.
Perlu diketahui selain warga Negara, penyelenggaraa Negara merupakan kunci penting bagi
sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa sehingga aparatur Negara juga harus
memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai ideologi Negara secara konsisten. Magnis
Suseno menegaskan bahw pelaksanaan suatu orientasi kehidupan konstitusional. Artinya,
ideology pancasila dijabarkan ke dalam bebagai peraturan perundang-undangan. Ada beberapa
unsur penting dalam kedudukan pancasila sebagai orientasi kehidupan konstitusional:
a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing artinya adanya
kesepakatan untuk bersama-sama membangun Negara Indonesia., tanpa dikriminasi
sehingga ideology Pancasila menutup pintu unrk semua ideology ekslusif yang mau
menyeragamkan masyarakat menurut gagasannya sendiri
b. Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan bernegara
sebagai berikut:
(1). Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya
diskriminasi atas dasar agama sehingga Negara harus menjamin kebebasan beragama dan
pluralismeekspesi keagamaan.

(2). Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi oprasional dalam jaminan hakhak asasi manusia karena hal itu merupakan tolak ukur keberadaban serta solidaritas
suatu bangsa terhadap setiap warga Negara.
(3). Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia tidak
dilakukan dengan membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan kedudukan
dan tekad untuk menjalin kerjasmaa yang menjamin kesejahteraan dan martabat bangsa
Indonesia.
(4). Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang waib disukseskan.
(5). Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berati pengentasan kemiskinan
dan diskriminasi tehadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah perlu dihapus dari
bumi Indonesia (magnis Suseno, 2011: 118—121).
Pancasila sebagai ideologi Negara bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran
ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
sehingga ancaman berupa penalahgunaan narkoba,terorisme, dan korupsi dapat dicegah. Di
samping itu, Pancasila sebagai ideology Negara pada hakikatnya mengandung dimensi realitas,
idealitas, dan fleksibilitas ang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita.

Kata Pengantar
Puji syukur selalu kami panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di tulis sebagai mata kuliah PPKN.
Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masi ada kemungkinan kekurangankekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu, masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenih kekurangan.
Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan teimakasih, semoga makalah
ini dapat berguna,sebagai karya dari kita dan semua amin.

Bogor, 09 Oktober 2017

DAFTAR PUSAKA

Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam
Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Jakarta: BP-7 Pusat, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
2016.

PROF. DR. H. KAELAN, M.S. DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si. (Eds). 2012. DOSEN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA. Penerbit “PARADIGMA” Yogyakarta.
Berdasarkan SK DIRJEN DIKTI NO. 43/DIKTI/KEP/2006.

PROF. DR. KAELAN, M.S. (Eds). 2014. FAKULTAS FILSAFAT UGM. PENERBIT
“PARADIGMA” YOGYAKARTA. SESUAI DENGAN SK. DIRJEN DIKTI NO. 43 / DIKTI /
KEP / 2006.