Analisis data dasar Rangkuman (1)
BAB I
LANDASAN TEORI
Berikut merupakan teori-teori pendukung yang digunakan dalam pengerjaan
laporan modul 1 “Analisis Data Dasar dan Perencanaan Kebutuhan Material, Mesin,
dan Peralatan dari modul Process Layout.
1.1
Perencanaan Fasilitas
Perencanaan
fasilitas
merupakan
langkah
awal
sebelum
melakukan
perancangan tata letak fasilitas suatu pabrik. Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada
dua hal pokok yang penting yaitu pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi
pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus
ditempatkan dan yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi (facilities design)
yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design) , perancangan
tata letak fasilitas produksi (facilities plant layout design) dan perancangan sistem
pemindahan material. Secara skematis dan hirarki dari perencanaan fasilitas pabrik
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sritomo, 2009):
Gambar 1.1 Skema Perencanaan Fasilitas Pabrik
BAB I Landasan Teori
1.2
Modul I Process Layout
Perancangan Fasilitas
Perancangan fasilitas adalah proses menganalisis, membentuk konsep,
merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini
umumnya digambarkan sebagai rencana lantai, yaitu suatu susunan fasilitas fisik
(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan
antara manusia, mesin, peralatan, material, energi, uang (modal), informasi, dan
sumber daya alam, untuk menghasilkan suatu produk secara efektif dan efisien
(Apple, 1990).
Ruang lingkup pengerjaan perancangan fasilitas mencakup beberapa kajian
diantaranya (Apple, 1990):
1. Pengangkutan
2. Penerimaan
3. Gudang bahan baku
4. Produksi
5. Perakitan
6. Pengemasan dan pengepakan
7. Pemindahan barang
8. Pelayanan pegawai
9. Kegiatan produksi penunjang
10. Pergudangan
11. Pengiriman
12. Perkantoran
13. Fasilitas luar (penunjang)
14. Bangunan
15. Lahan
16. Lokasi
17. Keamanan
18. Buangan
PT ABILITY MANUFACTURING
2
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Ada beberapa permasalahan yang mungkin terjadi dalam hal perancangan
fasilitas yaitu (Apple, 1990):
a. Perubahan rancangan.
Seiring dengan perubahan rancangan produk maka akan menuntut
perubahan proses atau operasi yang diperlukan. Sehingga hal ini
memerlukan perancangan ulang tata letak.
b. Perluasan departemen.
Penambahan produksi suatu komponen produk tertentu akan memerlukan
perubahan dalam tata letak.
c. Pengurangan departemen.
Kondisi ini terjadi apabila terjadi suatu kondisi penurunan jumlah
produksi secara drastis dan menetap.
d. Penambahan produk baru.
Dalam hal ini terjadi penambahan produk baru yang berbeda dengan
produk yang sedang diproduksi. Sehingga terjadi kondisi kemungkinan
penambahan mesin baru sehingga memerlukan penyusunan ulang fasilitas.
e. Memindahkan satu departemen.
Memindahkan
suatu
departemen
ke
lokasi
baru
memerlukan
penataletakkan ulang pada wilayah baru.
f. Peremajaan peralatan yang rusak.
Persoalan ini akan menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk
mendapatkan tambahan ruang.
1.3
Tata Letak Fasilitas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk
konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa.
Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik
suatu lingkungan (Apple, 1990).
PT ABILITY MANUFACTURING
3
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Selain itu tata letak fasilitas juga didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas– fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Sritomo,
1992).
Berikut beberapa peranan penting dari perancangan tata letak fasilitas (Apple,
1990):
a. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk
mendapatkan produksi yang ekonomis.
b. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik
yang efektif.
c. Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan
yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
d. Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat
menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya
produksi.
e. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
Secara umum, tipe-tipe tata letak fasilitas dapat dibedakan menjadi empat
jenis diantaranya adalah (Sritomo, 1992):
a. Product Layout
Product layout merupakan pengaturan dan penempatan fasilitas produksi
yang diperlukan kedalam departemen secara khusus. Dalam tipe tata letak
ini produk akan dikerjakan hingga selesai pada satu departemen yang
sama. Tipe tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
rendah, dan volume produksi tinggi. Berikut merupakan contoh tipe tata
letak product layout:
PT ABILITY MANUFACTURING
4
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Gambar 1.2 Contoh Produk Layout
b. Fixed Layout
Fixed Layout
merupakan pengaturan fasilitas produksi seperti mesin,
manusia, dan komponen lainnya yang beergerak menuju komponen
produk utama. Tipe tata letak ini biasa digunakan untuk produksi produk
dengan ukuran yang cukup besar sperti kapal laut, pesawat, dan lainnya.
Berikut merupakan contoh tipe tata letak fixed layout:
Gambar 1.3 Contoh Fixed Layout
c. Process Layout
Process layout merupakan metode pengaturan dan penempatan segala
jenis mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis yang sama
kedalam satu departemen. Mesin akan dikelompokkan sesuai fungsi kerja
PT ABILITY MANUFACTURING
5
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
dan prosesnya. Tata letak ini cocok untuk kegiatan produksi dengan
variasi produk yang tinggi, namun dengan volume produksi yang kecil.
Berikut merupakan contoh tipe tata letak process layout:
Gambar 1.4 Contoh Process Layout
d. Group Technology Layout
Group technology layout merupakan tata letak yang didasarkan pada
pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Dalam hal ini
pengelompokannya tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir,
tetapi dikelompokkan berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, dan
mesin/peralatan yang dipakai. Berikut merupakan contoh tipe tata letak
group technology layout:
Gambar 1.5 Contoh Group Technology Layout
PT ABILITY MANUFACTURING
6
BAB I Landasan Teori
1.4
Modul I Process Layout
Analisis Data Dasar
Analisis data dasar perlu dilakukan untuk mendapatkan karakteristik tata letak
yang diinginkan sebelum melakuykan perancangan terhadap suatu kegiatan
manufaktur. Hasil analisis data dasar akan memberikan suatu gambaran tentang
produk yang akan dibuat, bagaimana proses produksi akan dilakukan yang
ditumjikkan oleh gambar urutan produksi dan peta proses operasi, seberapa besar
jumlah produk yang akan dihasilkan, yang mana semuanya merupakan bagian dari
tahap perancangan proses produksi. Data dasar yang dibutuhkan dalam perancangan
fasilitas adalah (Apple, 1990):
1. Peramalan penjualan
2. Jadwal produksi.
3. Jumlah unit produksi
4. Urutan produksi
5. Urutan komponen
6. System persediaan
7. Gambar
8. Metode terdahulu
9. Operasi yang dilakukan
10. Tata letak terdahulu
11. Waktu baku produksi
12. Persentase scrap
13. Gambar bangunan
14. Batas beban lantai dan langit-langit
Data dasar yang yang dibutuhkan untuk masing-masing komponen
dikumpulkan dalam bentuk part list, routing sheet, dan bill of material, serta gambar
komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
7
BAB I Landasan Teori
1.
Modul I Process Layout
Part List
Part list merupakan lembaran yang berisikan deskripsi dari produk atau
komponen yang dibuat. Informasi yang terdapat pada sebuah part list adalah:
a. Nomor komponen
b. Nama komponen
c. Jumlah komponen
d. Bahan
e. Dimensi bahan dasar
f. Dimensi bahan jadi
g. Berat bahan dasar
h. Harga bahan dasar
i. Klasifikasi produksi (MFG atau BO)
2.
Routing Sheet
Routing sheet adalah suatu proses penyimpulan langkah-langkah operasi yang
diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang diinginkan,
dimana untu kproses tersebut dibutuhkan informasi-informasi mengenai
proses produksi (Sritomo, 2003). Informasi yang terdapat pada routing sheet
adalah :
a. Nama dan nomor komponen
b. Urutan operasi
c. Nama operasi
d. Keterangan operasai
e. Nama dan jumlah mesin
f. Jumlah dan besar perkakas serta alat bantu lain
g. Jumlah departemen
h. Waktu proses
PT ABILITY MANUFACTURING
8
BAB I Landasan Teori
3.
Modul I Process Layout
Bill of Material
Bill of material Merupakan daftar dari seluruh material,parts, subassemblies,
serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi
suatu unit produk. Kegunaan bill of material adalah untuk mengetahui
kebutuhan serta jenis material yang digunakan. Informasi yang terdapat pada
bill of material adalah:
a.
Spesifikasi bahan
b. Dimensi komponen
c. Jumlah unit produksi
d. Level komponen
e. Klasifikasi komponen produksi (MFG atau BO)
f. Gambar komponen
Gambar dari komponen-komponen yang membentuk sutau produk akhir,
dimana didalamnya terdapat informasi berupa dimensi, dan bentuk
komponen.
1.5
Peta- peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat pete-peta ini kita bisa melihat
semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk
ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,sampai
akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari
produk lengkap. Terdapat empat macam lambang yang digunakan untuk pembuatan
suatu peta kerja yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):
1. Melambangkan operasi. Suatu benda atau bahan dikatakan dalam proses
operasi apabila bahan tersebut mengalami perubahan.
2. Merupakan lambing dari kegiatan pemeriksaan terhadap barang atau
komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
9
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
3. Merupakan lambing dari kegiatan transportasi bahan.
4. Merupakan lambing yang digunakan apabila terjadi proses penyimpanan
bahan atau produk.
1.5.1
Peta Proses Perakitan
Peta perakitan atau sering disebut Assembly Chart, merupakan gambar grafis
dari urutan aliran komponen dan perakitan bagian dalam perakitan bagian kedalam
suatu produk. Peta proses perakitan akan menunjukkan cara yang mudah dipahami
tentang komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen ini
bergabung, komponen yang menjadi suatu rakitan bagian, aliran komponen kedalam
sebuah rakitan, keterkaitan komponen dengan rakitan bagian, gambaran menyeluruh
dari proses rakitan, urutan waktu komponen bergabung, dan suatu gambaran awal
dari pola aliran bahan (Apple,1990).
1.5.2
Peta Proses Operasi
Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutanurutan operasi dan pemeriksaan. Dalam peta proses operasi
terdapat beberapa informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan
tempat atau alat atau mesin yang digunakan. Biasanya peta proses
operasi
digunakan
untuk
mengetahui
kebutuhan
mesin,
memperkirakan kebutuhan bahan baku, melakukan perbaikan cara
kerja, dan menentukan tata letak pabrik (Sutalaksana, 1979).
Adanya informasi-informasi yang dicatat melalui peta proses operasi dapat
diperoleh beberapa manfaat diantaranya dapat mengetahui kebutuhan mesin dan
penganggarannya, dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat
untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara
kerja yang dipakai, sebagai alat untuk latihan kerja, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979).
PT ABILITY MANUFACTURING
10
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):
1.
Membuat kepala judul “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi
serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, dan
nomor peta.
2.
Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3.
Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau secara
berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.
5.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta pada
bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya dipetakan terlebih
dahulu, dan ini dilakukan pada bgaian peta sebelah kanan. Secara sketsa, prinsipprinsip pembuatan peta proses operasi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Sutalaksana, 1979).
PT ABILITY MANUFACTURING
11
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Gambar 1.6 Peta Proses Operasi
Keterangan:
W
= Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan.
O – N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut.
I – N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.
M
= Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
1.6
Perencanaan Kebutuhan Material
Perencanan kebutuhan bahan baku adalah suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan produk
dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai
dengan kebutuhan
Kebutuhan Material dapat dihitung dengan rumus :
Kebutuahn Material =
PT ABILITY MANUFACTURING
…(1)
12
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Langkah-langkah dalam merencanakan kebutuhan material:
1. Menentukan input dan output masing-masing komponen untuk setiap proses
operasi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung input dari masingmasing proses adalah:
input=
…(2)
Perhitungan dilakukan dari operasi terakhir, kemudian dilanjutkan ke operasi
sebelumnya. Untuk mengetahui %Scrap dapat dihitung dengan:
%Scrap=
…(3)
2. Menghitung jumlah kebutuhan material
3. Membuat rekapitulasi kebutuhan material, atau sering disebut kebutuhan
material actual, yang sebelumnya sudah memerhitungkan ukuran dimensi dan
jumlah komponen. Untuk menghitung kebutuhan bahan dapat digunakan
persamaan berikut:
Kebutuhan Bahan=
...(4)
Untuk menghitung unit per bahan dasar adalah sebagai berikut:
Kebutuhan Bahan =
PT ABILITY MANUFACTURING
…(5)
13
BAB I Landasan Teori
1.7
Modul I Process Layout
Perencanaan Kebutuhan Mesin dan Alat Bantu
Perhitungan kebutuhan mesin dilakukan untuk memperoleh luas area yang
dibutuhkan sebagai sarana pendukung pada lantai produksi. Dalam satu perusahaan
manufaktur yangmemproduksi suatu produk, maka kebutuhan jumlah mesin sangat
bergantung terhadap beberapa faktor yaitu (Hadiguna, R.A):
1. Rencana produksi
2. Target produksi
3. Kapasitas produksi
4. Waktu produksi yang dibutuhkan
Untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dapat dihitung dengan
rumus berikut (Tompkins, 1996):
F=
…(6)
Keterangan:
F
= Jumlah Mesin (Unit)
S
= Waktu Proses Operasi Per Komponen (Detik)
Q
= Output Per Operasi Per Hari
E
= Efisiensi
H
= Jumlah Waktu Mesin Yang Tersedia Per Hari (Detik)
R
= Reliability Mesin
Proses perhitungan jumlah mesinyang dibutuhkan pada setiap operasi
dilakukan dalam table perhitungan kebutuhan mesin. Jadi untuk menghitung
kebutuhan suatu mesin, dikelompokkan opersai yang menggunkan mesin
sejenis,dengan variabelnya waktu operasi, waktu set-up, dan target produksi operasi
tersebut. Dengen demikian perhitungan jumlah kebutuhan mesin dapat dirumuskan
sebagai berikut:
PT ABILITY MANUFACTURING
14
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Jumlah Mesin =
…(7)
Alat bantu yang dibutuhkan tergantung pada jenis mesin yang digunakan.
Penentuan jumlah peralatan/alat bantu yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan
menggunkan persaamaan berikut:
Jumlah Peralatan = Jumlah alat bantu yang dibutuhkan x Jumlah mesin actual
1.8
…(8)
Perencanaan Kebutuhan Operator
Setiap mesin membutuhkan operator untuk mengawasi atau menjalankan
mesin tersebut. Untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya manusia, perlu
dilakukan perhitungan jumlah operator yang dibutuhkan untuk setiap mesin. Ini
bertujuan supaya jumlah operator sesuai dengan kebutuhan untuk pengoperasian
mesin pabrik. Untuk menghitung jumlah operator digunakan persamaan berikut:
Jumlah Operator/Mesin =
1.9
…(9)
Multi Process Production Cahrt (MPPC)
MPPC merupakan peta kerja yang dibuat untuk memberikan gambaran
pekerjaan
dari banyak produk secara mendetail
untuk setiap
produknya
(Sritomo,1995). Simbol-simbol yang di pergunakan dalam MPPC ini sama dengan
simbol- simbol yang di gunakan pada OPC, antara lain operasi, pemeriksaan dan
penyimpanan. Hanya saja pada cara penomorannya dilakukan berdasarkan urutanurutan proses operasi perkomponen.
MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan proses untuk
masing-masing komponen yang akan di produksi. Pembuatan MPPC dilakukan
PT ABILITY MANUFACTURING
15
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
berdasarkan peta proses operasi dan routing sheet yang telah dibuat sebelumnya.
(Aplle, 1990)
Apabila didefinisikan MPPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun
bahan tambahan, seperti urutan-urutan operasi, pemeriksaan dan penyimpanan, serta
dalam menggambarkannya dipisahkan antara Rough Lumber, Fabrikasi dan
Assembling, atau dapat di katakan MPPC adalah suatu peta yang menggambarkan
jumlah pemakaian kebutuhan mesin dari Routing Sheet.
Kebutuhan mesin dari tiap-tiap proses yang sama untuk setiap part
dijumlahkan agar dapat ditemukan jumlah mesin secara keseluruhan yang dibutuhkan
perusahaan agar dapat memproduksi sesuai target.
Deskripsi
Peralatan
FABRIKASI
001
002
003
PERAKITAN
004
005
006
007
008
009
010
011
Jumlah Mesin
012
013
I1
Teoritis
Aktual
2.48
3
3.16
4
2.84
3
5.65
6
2,18
3
Receiving
0.22
Meja Fabrikasi
0.61
O-1
0.25
O-5
1.2
0.29
O-9
0.35
0.07
O-13
0.19
0.5
0.51
O-17
0.29
0.28
O-21
0.45
O-25
0.43
Mesin Potong
O-2
0.61
Mesin Serut
O-3
0.84
Mesin Bor
O-4
O-6
O-10
0.58
0.74
O-7
2.48
O-8
O-11
0.25
O-12
O-14
0.26
O-15
0.39
O-16
O-18
0.22
O-19
0.19
O-20
O-22
O-26
0.33
0.1
O-27
O-23
0.78
0.72
O-24
O-28
0.44
Meja Assembling
Stop
0.51
O-29
A
B
C
D
E
F
G
O-31
O-30
H
A+B
D+I
0.2
0.19
O-32
J
I
C+H
0.2
0.53
O-34
O-33
K
E+J
L
F+K
0,11
I-1
M
G+L
Gambar xx. Contoh MPPC
PT ABILITY MANUFACTURING
16
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatann Multi Process Production
Chart (MPPC):
1. Urutan proses operasi dan perakitan harus asama dengan informasi yang
dihasilkan oleh AC dan OPC.
2. Simbol yang digunakan dalam MPPC sama dengan sibol yang digunakan
pada OPC.
3. Penomoran dilakukan sesuai urutan proses operasi per komponen.
4. Kebutuhan mesin teritoris sama dengan jumlah kebutuhan setiap mesin
dalam satu kegiatan, tetapi tidak sama dengan jumlah kebutuhan seluruh
mesin untuk satu komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
17
LANDASAN TEORI
Berikut merupakan teori-teori pendukung yang digunakan dalam pengerjaan
laporan modul 1 “Analisis Data Dasar dan Perencanaan Kebutuhan Material, Mesin,
dan Peralatan dari modul Process Layout.
1.1
Perencanaan Fasilitas
Perencanaan
fasilitas
merupakan
langkah
awal
sebelum
melakukan
perancangan tata letak fasilitas suatu pabrik. Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada
dua hal pokok yang penting yaitu pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi
pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus
ditempatkan dan yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi (facilities design)
yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design) , perancangan
tata letak fasilitas produksi (facilities plant layout design) dan perancangan sistem
pemindahan material. Secara skematis dan hirarki dari perencanaan fasilitas pabrik
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sritomo, 2009):
Gambar 1.1 Skema Perencanaan Fasilitas Pabrik
BAB I Landasan Teori
1.2
Modul I Process Layout
Perancangan Fasilitas
Perancangan fasilitas adalah proses menganalisis, membentuk konsep,
merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini
umumnya digambarkan sebagai rencana lantai, yaitu suatu susunan fasilitas fisik
(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan
antara manusia, mesin, peralatan, material, energi, uang (modal), informasi, dan
sumber daya alam, untuk menghasilkan suatu produk secara efektif dan efisien
(Apple, 1990).
Ruang lingkup pengerjaan perancangan fasilitas mencakup beberapa kajian
diantaranya (Apple, 1990):
1. Pengangkutan
2. Penerimaan
3. Gudang bahan baku
4. Produksi
5. Perakitan
6. Pengemasan dan pengepakan
7. Pemindahan barang
8. Pelayanan pegawai
9. Kegiatan produksi penunjang
10. Pergudangan
11. Pengiriman
12. Perkantoran
13. Fasilitas luar (penunjang)
14. Bangunan
15. Lahan
16. Lokasi
17. Keamanan
18. Buangan
PT ABILITY MANUFACTURING
2
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Ada beberapa permasalahan yang mungkin terjadi dalam hal perancangan
fasilitas yaitu (Apple, 1990):
a. Perubahan rancangan.
Seiring dengan perubahan rancangan produk maka akan menuntut
perubahan proses atau operasi yang diperlukan. Sehingga hal ini
memerlukan perancangan ulang tata letak.
b. Perluasan departemen.
Penambahan produksi suatu komponen produk tertentu akan memerlukan
perubahan dalam tata letak.
c. Pengurangan departemen.
Kondisi ini terjadi apabila terjadi suatu kondisi penurunan jumlah
produksi secara drastis dan menetap.
d. Penambahan produk baru.
Dalam hal ini terjadi penambahan produk baru yang berbeda dengan
produk yang sedang diproduksi. Sehingga terjadi kondisi kemungkinan
penambahan mesin baru sehingga memerlukan penyusunan ulang fasilitas.
e. Memindahkan satu departemen.
Memindahkan
suatu
departemen
ke
lokasi
baru
memerlukan
penataletakkan ulang pada wilayah baru.
f. Peremajaan peralatan yang rusak.
Persoalan ini akan menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk
mendapatkan tambahan ruang.
1.3
Tata Letak Fasilitas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk
konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa.
Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik
suatu lingkungan (Apple, 1990).
PT ABILITY MANUFACTURING
3
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Selain itu tata letak fasilitas juga didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas– fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Sritomo,
1992).
Berikut beberapa peranan penting dari perancangan tata letak fasilitas (Apple,
1990):
a. Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk
mendapatkan produksi yang ekonomis.
b. Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik
yang efektif.
c. Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan
yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
d. Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat
menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya
produksi.
e. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
Secara umum, tipe-tipe tata letak fasilitas dapat dibedakan menjadi empat
jenis diantaranya adalah (Sritomo, 1992):
a. Product Layout
Product layout merupakan pengaturan dan penempatan fasilitas produksi
yang diperlukan kedalam departemen secara khusus. Dalam tipe tata letak
ini produk akan dikerjakan hingga selesai pada satu departemen yang
sama. Tipe tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
rendah, dan volume produksi tinggi. Berikut merupakan contoh tipe tata
letak product layout:
PT ABILITY MANUFACTURING
4
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Gambar 1.2 Contoh Produk Layout
b. Fixed Layout
Fixed Layout
merupakan pengaturan fasilitas produksi seperti mesin,
manusia, dan komponen lainnya yang beergerak menuju komponen
produk utama. Tipe tata letak ini biasa digunakan untuk produksi produk
dengan ukuran yang cukup besar sperti kapal laut, pesawat, dan lainnya.
Berikut merupakan contoh tipe tata letak fixed layout:
Gambar 1.3 Contoh Fixed Layout
c. Process Layout
Process layout merupakan metode pengaturan dan penempatan segala
jenis mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis yang sama
kedalam satu departemen. Mesin akan dikelompokkan sesuai fungsi kerja
PT ABILITY MANUFACTURING
5
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
dan prosesnya. Tata letak ini cocok untuk kegiatan produksi dengan
variasi produk yang tinggi, namun dengan volume produksi yang kecil.
Berikut merupakan contoh tipe tata letak process layout:
Gambar 1.4 Contoh Process Layout
d. Group Technology Layout
Group technology layout merupakan tata letak yang didasarkan pada
pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Dalam hal ini
pengelompokannya tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir,
tetapi dikelompokkan berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, dan
mesin/peralatan yang dipakai. Berikut merupakan contoh tipe tata letak
group technology layout:
Gambar 1.5 Contoh Group Technology Layout
PT ABILITY MANUFACTURING
6
BAB I Landasan Teori
1.4
Modul I Process Layout
Analisis Data Dasar
Analisis data dasar perlu dilakukan untuk mendapatkan karakteristik tata letak
yang diinginkan sebelum melakuykan perancangan terhadap suatu kegiatan
manufaktur. Hasil analisis data dasar akan memberikan suatu gambaran tentang
produk yang akan dibuat, bagaimana proses produksi akan dilakukan yang
ditumjikkan oleh gambar urutan produksi dan peta proses operasi, seberapa besar
jumlah produk yang akan dihasilkan, yang mana semuanya merupakan bagian dari
tahap perancangan proses produksi. Data dasar yang dibutuhkan dalam perancangan
fasilitas adalah (Apple, 1990):
1. Peramalan penjualan
2. Jadwal produksi.
3. Jumlah unit produksi
4. Urutan produksi
5. Urutan komponen
6. System persediaan
7. Gambar
8. Metode terdahulu
9. Operasi yang dilakukan
10. Tata letak terdahulu
11. Waktu baku produksi
12. Persentase scrap
13. Gambar bangunan
14. Batas beban lantai dan langit-langit
Data dasar yang yang dibutuhkan untuk masing-masing komponen
dikumpulkan dalam bentuk part list, routing sheet, dan bill of material, serta gambar
komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
7
BAB I Landasan Teori
1.
Modul I Process Layout
Part List
Part list merupakan lembaran yang berisikan deskripsi dari produk atau
komponen yang dibuat. Informasi yang terdapat pada sebuah part list adalah:
a. Nomor komponen
b. Nama komponen
c. Jumlah komponen
d. Bahan
e. Dimensi bahan dasar
f. Dimensi bahan jadi
g. Berat bahan dasar
h. Harga bahan dasar
i. Klasifikasi produksi (MFG atau BO)
2.
Routing Sheet
Routing sheet adalah suatu proses penyimpulan langkah-langkah operasi yang
diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang diinginkan,
dimana untu kproses tersebut dibutuhkan informasi-informasi mengenai
proses produksi (Sritomo, 2003). Informasi yang terdapat pada routing sheet
adalah :
a. Nama dan nomor komponen
b. Urutan operasi
c. Nama operasi
d. Keterangan operasai
e. Nama dan jumlah mesin
f. Jumlah dan besar perkakas serta alat bantu lain
g. Jumlah departemen
h. Waktu proses
PT ABILITY MANUFACTURING
8
BAB I Landasan Teori
3.
Modul I Process Layout
Bill of Material
Bill of material Merupakan daftar dari seluruh material,parts, subassemblies,
serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi
suatu unit produk. Kegunaan bill of material adalah untuk mengetahui
kebutuhan serta jenis material yang digunakan. Informasi yang terdapat pada
bill of material adalah:
a.
Spesifikasi bahan
b. Dimensi komponen
c. Jumlah unit produksi
d. Level komponen
e. Klasifikasi komponen produksi (MFG atau BO)
f. Gambar komponen
Gambar dari komponen-komponen yang membentuk sutau produk akhir,
dimana didalamnya terdapat informasi berupa dimensi, dan bentuk
komponen.
1.5
Peta- peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat pete-peta ini kita bisa melihat
semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk
ke pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,sampai
akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari
produk lengkap. Terdapat empat macam lambang yang digunakan untuk pembuatan
suatu peta kerja yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):
1. Melambangkan operasi. Suatu benda atau bahan dikatakan dalam proses
operasi apabila bahan tersebut mengalami perubahan.
2. Merupakan lambing dari kegiatan pemeriksaan terhadap barang atau
komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
9
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
3. Merupakan lambing dari kegiatan transportasi bahan.
4. Merupakan lambing yang digunakan apabila terjadi proses penyimpanan
bahan atau produk.
1.5.1
Peta Proses Perakitan
Peta perakitan atau sering disebut Assembly Chart, merupakan gambar grafis
dari urutan aliran komponen dan perakitan bagian dalam perakitan bagian kedalam
suatu produk. Peta proses perakitan akan menunjukkan cara yang mudah dipahami
tentang komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen ini
bergabung, komponen yang menjadi suatu rakitan bagian, aliran komponen kedalam
sebuah rakitan, keterkaitan komponen dengan rakitan bagian, gambaran menyeluruh
dari proses rakitan, urutan waktu komponen bergabung, dan suatu gambaran awal
dari pola aliran bahan (Apple,1990).
1.5.2
Peta Proses Operasi
Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutanurutan operasi dan pemeriksaan. Dalam peta proses operasi
terdapat beberapa informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan
tempat atau alat atau mesin yang digunakan. Biasanya peta proses
operasi
digunakan
untuk
mengetahui
kebutuhan
mesin,
memperkirakan kebutuhan bahan baku, melakukan perbaikan cara
kerja, dan menentukan tata letak pabrik (Sutalaksana, 1979).
Adanya informasi-informasi yang dicatat melalui peta proses operasi dapat
diperoleh beberapa manfaat diantaranya dapat mengetahui kebutuhan mesin dan
penganggarannya, dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat
untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara
kerja yang dipakai, sebagai alat untuk latihan kerja, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979).
PT ABILITY MANUFACTURING
10
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):
1.
Membuat kepala judul “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi
serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, dan
nomor peta.
2.
Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3.
Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau secara
berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.
5.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, gambar peta pada
bagian produk yang paling banyak memerlukan operasi sebaiknya dipetakan terlebih
dahulu, dan ini dilakukan pada bgaian peta sebelah kanan. Secara sketsa, prinsipprinsip pembuatan peta proses operasi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Sutalaksana, 1979).
PT ABILITY MANUFACTURING
11
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Gambar 1.6 Peta Proses Operasi
Keterangan:
W
= Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan.
O – N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut.
I – N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.
M
= Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
1.6
Perencanaan Kebutuhan Material
Perencanan kebutuhan bahan baku adalah suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan produk
dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai
dengan kebutuhan
Kebutuhan Material dapat dihitung dengan rumus :
Kebutuahn Material =
PT ABILITY MANUFACTURING
…(1)
12
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Langkah-langkah dalam merencanakan kebutuhan material:
1. Menentukan input dan output masing-masing komponen untuk setiap proses
operasi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung input dari masingmasing proses adalah:
input=
…(2)
Perhitungan dilakukan dari operasi terakhir, kemudian dilanjutkan ke operasi
sebelumnya. Untuk mengetahui %Scrap dapat dihitung dengan:
%Scrap=
…(3)
2. Menghitung jumlah kebutuhan material
3. Membuat rekapitulasi kebutuhan material, atau sering disebut kebutuhan
material actual, yang sebelumnya sudah memerhitungkan ukuran dimensi dan
jumlah komponen. Untuk menghitung kebutuhan bahan dapat digunakan
persamaan berikut:
Kebutuhan Bahan=
...(4)
Untuk menghitung unit per bahan dasar adalah sebagai berikut:
Kebutuhan Bahan =
PT ABILITY MANUFACTURING
…(5)
13
BAB I Landasan Teori
1.7
Modul I Process Layout
Perencanaan Kebutuhan Mesin dan Alat Bantu
Perhitungan kebutuhan mesin dilakukan untuk memperoleh luas area yang
dibutuhkan sebagai sarana pendukung pada lantai produksi. Dalam satu perusahaan
manufaktur yangmemproduksi suatu produk, maka kebutuhan jumlah mesin sangat
bergantung terhadap beberapa faktor yaitu (Hadiguna, R.A):
1. Rencana produksi
2. Target produksi
3. Kapasitas produksi
4. Waktu produksi yang dibutuhkan
Untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dapat dihitung dengan
rumus berikut (Tompkins, 1996):
F=
…(6)
Keterangan:
F
= Jumlah Mesin (Unit)
S
= Waktu Proses Operasi Per Komponen (Detik)
Q
= Output Per Operasi Per Hari
E
= Efisiensi
H
= Jumlah Waktu Mesin Yang Tersedia Per Hari (Detik)
R
= Reliability Mesin
Proses perhitungan jumlah mesinyang dibutuhkan pada setiap operasi
dilakukan dalam table perhitungan kebutuhan mesin. Jadi untuk menghitung
kebutuhan suatu mesin, dikelompokkan opersai yang menggunkan mesin
sejenis,dengan variabelnya waktu operasi, waktu set-up, dan target produksi operasi
tersebut. Dengen demikian perhitungan jumlah kebutuhan mesin dapat dirumuskan
sebagai berikut:
PT ABILITY MANUFACTURING
14
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Jumlah Mesin =
…(7)
Alat bantu yang dibutuhkan tergantung pada jenis mesin yang digunakan.
Penentuan jumlah peralatan/alat bantu yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan
menggunkan persaamaan berikut:
Jumlah Peralatan = Jumlah alat bantu yang dibutuhkan x Jumlah mesin actual
1.8
…(8)
Perencanaan Kebutuhan Operator
Setiap mesin membutuhkan operator untuk mengawasi atau menjalankan
mesin tersebut. Untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya manusia, perlu
dilakukan perhitungan jumlah operator yang dibutuhkan untuk setiap mesin. Ini
bertujuan supaya jumlah operator sesuai dengan kebutuhan untuk pengoperasian
mesin pabrik. Untuk menghitung jumlah operator digunakan persamaan berikut:
Jumlah Operator/Mesin =
1.9
…(9)
Multi Process Production Cahrt (MPPC)
MPPC merupakan peta kerja yang dibuat untuk memberikan gambaran
pekerjaan
dari banyak produk secara mendetail
untuk setiap
produknya
(Sritomo,1995). Simbol-simbol yang di pergunakan dalam MPPC ini sama dengan
simbol- simbol yang di gunakan pada OPC, antara lain operasi, pemeriksaan dan
penyimpanan. Hanya saja pada cara penomorannya dilakukan berdasarkan urutanurutan proses operasi perkomponen.
MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan proses untuk
masing-masing komponen yang akan di produksi. Pembuatan MPPC dilakukan
PT ABILITY MANUFACTURING
15
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
berdasarkan peta proses operasi dan routing sheet yang telah dibuat sebelumnya.
(Aplle, 1990)
Apabila didefinisikan MPPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun
bahan tambahan, seperti urutan-urutan operasi, pemeriksaan dan penyimpanan, serta
dalam menggambarkannya dipisahkan antara Rough Lumber, Fabrikasi dan
Assembling, atau dapat di katakan MPPC adalah suatu peta yang menggambarkan
jumlah pemakaian kebutuhan mesin dari Routing Sheet.
Kebutuhan mesin dari tiap-tiap proses yang sama untuk setiap part
dijumlahkan agar dapat ditemukan jumlah mesin secara keseluruhan yang dibutuhkan
perusahaan agar dapat memproduksi sesuai target.
Deskripsi
Peralatan
FABRIKASI
001
002
003
PERAKITAN
004
005
006
007
008
009
010
011
Jumlah Mesin
012
013
I1
Teoritis
Aktual
2.48
3
3.16
4
2.84
3
5.65
6
2,18
3
Receiving
0.22
Meja Fabrikasi
0.61
O-1
0.25
O-5
1.2
0.29
O-9
0.35
0.07
O-13
0.19
0.5
0.51
O-17
0.29
0.28
O-21
0.45
O-25
0.43
Mesin Potong
O-2
0.61
Mesin Serut
O-3
0.84
Mesin Bor
O-4
O-6
O-10
0.58
0.74
O-7
2.48
O-8
O-11
0.25
O-12
O-14
0.26
O-15
0.39
O-16
O-18
0.22
O-19
0.19
O-20
O-22
O-26
0.33
0.1
O-27
O-23
0.78
0.72
O-24
O-28
0.44
Meja Assembling
Stop
0.51
O-29
A
B
C
D
E
F
G
O-31
O-30
H
A+B
D+I
0.2
0.19
O-32
J
I
C+H
0.2
0.53
O-34
O-33
K
E+J
L
F+K
0,11
I-1
M
G+L
Gambar xx. Contoh MPPC
PT ABILITY MANUFACTURING
16
BAB I Landasan Teori
Modul I Process Layout
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatann Multi Process Production
Chart (MPPC):
1. Urutan proses operasi dan perakitan harus asama dengan informasi yang
dihasilkan oleh AC dan OPC.
2. Simbol yang digunakan dalam MPPC sama dengan sibol yang digunakan
pada OPC.
3. Penomoran dilakukan sesuai urutan proses operasi per komponen.
4. Kebutuhan mesin teritoris sama dengan jumlah kebutuhan setiap mesin
dalam satu kegiatan, tetapi tidak sama dengan jumlah kebutuhan seluruh
mesin untuk satu komponen.
PT ABILITY MANUFACTURING
17