Analisis Kapasitas Tingkat Pelayanan Kin

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

43

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN
PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN
Adhi Muhtadi
ABSTRAK
Pada saat ini kemacetan sering kali timbul di kota-kota besar di negara kita
karena semakin banyaknya jumlah kendaraan yang lewat sehingga mempengaruhi dari
kapasitas jalan yang direncanakan sebelumnya. Kota Jombang merupakan kota
pesantren yang cukup besar. Sehingga menimbulkan daya tarik bagi orang islam untuk
melakukan perjalanan ke daerah tersebut. Salah satunya di Jalan Raya Peterongan
jombang, yang semakin lama kinerja ruas jalan dari jalan tersebut akan semakin tidak
stabil.
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja ruas jalan
tersebut. Pada kondisi Existing Jalan Raya Peterongan lebar efektif jalur lalu lintas 7,50
m terdiri dari 2 lajur 2 jalur dan tidak menggunakan median jalan kemudian diadakan
pelebaran sehingga lebar efektif jalur lalu lintas yang baru menjadi 10 m terdiri dari 4
lajur 2 jalur dan menggunakan median jalan.

Dari hasil Penelitian pada Jalan Raya Peterongan tersebut mengalami kenaikan
dari segi kapasitas jalan yang semula 3144 smp/jam menjadi 6224 smp/jam, tingkat
pelayanan jalan yang semula termasuk dalam kategori pelayanan C menjadi kategori
pelayanan A, kinerja ruas jalan yang semula tidak stabil menjadi stabil dan jalan
peterongan yang ada mediannya lebih rendah kepadatan arus lalu lintasnya daripada
yang tidak ada mediannya.
Kata kunci: kapasitas, tingkat pelayanan, kinerja, median
PENDAHULUAN
Jalan Raya Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang adalah jalan
utama yang menghubungkan kota-kota besar seperti Mojokerto, Surabaya dengan kotakota bagian timur propinsi Jawa Timur. Dari kondisi tersebut akan terjadi pergerakan
orang, barang dan jasa yang tinggi di Jalan Raya Peterongan, sehingga menimbulkan
kepadatan lalu lintas pada waktu-waktu tertentu. Mengingat tingginya tingkat perjalanan
yang terjadi seringkali menimbulkan permasalahan lalu lintas pada ruas jalan ini, yang
sebelumnya hanya terdiri dua lajur lalu lintas saja.
Sebagai jalan penghubung utama, Jalan Raya Peterongan dituntut untuk
melakukan perbaikan dan pembangunan prasarananya. Berdasarkan kondisi tersebut
Jalan Raya Peterongan telah mengalami perbaikan dan pembangunan, antara lain:
pelebaran jalur lalu lintas (menjadi empat jalur), pembangunan fasilitas bagi pejalan
kaki dan pembangunan median sebagai pemisah bagi dua arus lalu lintas yang
berlawanan arah.

Berdasarkan kondisi diatas, penelitian yang akan dilakukan adalah untuk
mengetahui kinerja ruas jalan tersebut. Sehingga penulis dapat membandingkan kinerja
ruas jalan sebelum dan sesudah pelebaran atau perbaikan serta untuk mengetahui
besarnya pengaruh yang ditimbulkan setelah pembangunan median terhadap kinerja
ruas jalan tersebut.

44

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

Permasalahan
1. Bagaimana kapasitas jalan tersebut sebelum dan setelah pelebaran serta
pembangunan median?
2. Bagaimanakah tingkat pelayanan jalan tersebut pada waktu puncak kepadatan
lalu lintas sebelum dan setelah pelebaran serta pembangunan median ?
3. Bagaimana kinerja Jalan Peterongan sebelum dan sesudah pelebaran dan
pembangunan median jalan
4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya median terhadap kinerja
ruas jalan tersebut?
TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas Jalan
Dalam pengendalian arus lalu lintas, salah satu aspek yang penting adalah
kapasitas jalan serta hubungannya dengan kecepatan dan kepadatan. Kapasitas
didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan dapat diharapkan untuk
melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk kondisi lajur/jalan,
pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku.
Nilai kapasitas dihasilkan dari pengumpulan data arus lalu lintas dan ndata
geometrik jalan yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk jalan
dua lajur – dua arah penentuan kapasitas berdasarkan arus lalu lintas total, sedangkan
untuk jalan dengan banyak lajur perhitungan dipisahkan secara per lajur.
Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:
C = Co x FCw x FCsp x FCcs
Dimana :
C
: Kapasitas (smp/jam)
CO
: Kapasitas dasar (smp/jam)
Fcw
: Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp

: Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf
: Faktor penyesuaian hambatansamping dan bahu jalans
Adapun nilai variabel-variabel yang termasuk dalam kapasitas, antara lain:
1) Faktor kapasitas dasar (Co) ditunjukkan dalam tabel 2.6 berikut ini :
Tabel 1. Kapasitas Dasar jalan Antar Kota
Tipe Jalan/
Tipe Alinyemen
4 lajur terbagi
 Datar
 Berbukit
 Pegunungan
4 lajur tak terbagi
 Datar
 Berbukit
 Pegunungan
2 lajur tak terbagi
 Datar
 Berbukit
 Pegunungan


Kapasita Dasar
(smp/jam)

Keterangan

1900
1850
1800

Per lajur

1700
1650
1600

Per lajur

3100
3000

2900

Total 2 arah

45

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

Sumber: MKJI (1997)

2) Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah (FCSP) tercantum pada tabel 2.7
berikut ini :
Tabel 2. Penyesuaian Kapasitas akibat pemisah Arah
Pemisah arah SP % - %
Dua – lajur (2/2)
Empat – lajur (4/2)
Sumber : MKJI (1997)

50 - 50

1,00
1,00

55 - 45
0,97
0,975

60 - 40
0,94
0,95

65 – 35
0,91
0,925

70 - 30
0,88
0,90

3) Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas (FCw) ditunjukkan dalam

tabel 2.8 dibawah ini :
Tabel 3.Penyesuaian Kapasitas akibat Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas
Tipe Jalan
Lebar Efektif Jalan
FCw
Empat - lajur Terbagi
Enam - lajur Terbagi

Empat – lajur tak terbagi

Dua – lajur Tak terbagi

Per lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
Per lajur
3,00
3,25

3,50
3,75
Total kedua arah
5
6
7
8
9
10
11

0,91
0,96
1,00
1,03
0,91
0,96
1,00
1,03
0,69

0,91
1,00
1,08
1,15
1,21
1,27

Sumber : MKJI (1997)

4) Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping
Tipe jalan

Kelas
hambatan
jalan
VL
L
4/2 D

M
H
VH
VL
L
2/2 UD
M
4/2 UD
H
VH
Sumber : MKJI (1997)

Faktor penyesuaian akibat hambatan samping
(FCSF)
Lebar bahu efektif (Ws)
≤ 0,5
1,0
1,5
≥ 2,0
0,99
1,00
1,01
1,03
0,96
0,97
0,99
1,01
0,93
0,95
0,96
0,99
0,90
0,92
0,95
0,97
0,88
0,90
0,93
0,96
0,97
0,99
1,00
1,02
0,93
0,95
0,97
1,00
0,88
0,91
0,94
0,98
0,84
0,87
0,91
0,95
0,80
0,83
0,88
0,93

46

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

Kinerja Ruas Jalan
Kinerja ruas jalan digunakan untuk mengevaluasi permasalahanm lalu lintas
pada suatu jalan. Kinerja jalan digambarkan berdasarkan kondisi kestabilan jala, waktu
tempuh bagi kendaraan untuk melewati segmen jalan tersebut, tingkat kejenuhan lalu
lintas pada segmen jalan dan kecepatan bebas setiap kendaraan dalam melalui segmen.
Beberapa kinerja ruas jalan diterangkan sebagai berikut:
1. Nisbah Volume dan Kapasitas
Tabel 5. Nilai NVK
NVK
Keterangan
< 0,8
Kondisi stabil
0,8 – 1,0
Kondisi tidak stabil
> 1,0
Kondisi kritis
Sumber: Tamin & Nahdalina (1998)

2. Kecepatan Perjalanan Rata-rata
3. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan merupakan indikator yang mencakup gabungan dua
parameter yaitu tingkat kejenuhan dan kecepatan arus bebas.
 Derajat Kejenuhan
Dimana ; DS = Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
Q = Volume Lalu lintas
C = Kapasitas
 Kecepatan Arus Bebas
Besarnya kecepatan arus bebas dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai
berikut:
FV = (Fvo + FVw) x FFVSF x FFVRC
Dimana:
FV
: Kecepatan arus bebas (km/jam)
FVo
: Kecepatan arus bebas dasar (km/jam)
FVw
: Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FFVSF
: Faktor penyesuaian akibat hambatan samping
FFVRC : Faktor penyesuaian akibat tata guna lahan
Berdasarkan parameter tersebut tingkat pelayanan jalan dapat diketahui kategori
pelayanan segmen jalan itu. Secara umum tingkat pelayanan dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Indeks Tingkat Pelayanan A
b. Indeks Tingkat Pelayanan B
c. Indeks Tingkat Pelayanan C
d. Indeks Tingkat Pelayanan D
e. Indeks Tingkat Pelayanan E
f. Indeks Tingkat Pelayanan F
Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan kategori tingkat pelayanan ruas jalan.

47

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

Tabel 6. Indeks Pelayanan Berdasarkan Kecepatan Rata-rata
Kelas Arteri
I
II
III
Kecepatan (km/jam)
72 – 56
56 – 48
56 - 40
ITP
Kecepatan perjalan rata-rata (km/jam)
A
≥ 56
≥ 48
≥ 40
B
≥ 45
≥ 38
≥ 31
C
≥ 35
≥ 29
≥ 21
D
≥ 28
≥ 23
≥ 15
E
≥ 21
≥ 16
≥ 11
F
< 21
< 16
< 11
Sumber: Tamin & Nahdalina (1998)

Tabel 7. Indeks Pelayanan Berdasarkan Kecepatan arus Bebas
Dan Tingkat kejenuhan Lalu Lintas
Tingkat pelayanan
A
B
C
D
E
F

% dari kecepatan bebas
≥ 90
≥ 70
≥ 50
≥ 40
≥ 33
< 33

Tingkat kejenuhan
≥ 0,35
≥ 0,54
≥ 0,77
≥ 0,93
≥ 1,0
< 1,0

Sumber: Tamin & Nahdalina (1998)

METODE PENELITIAN
Permasalahan

Pengumpulan Data
Geometrik Jalan
Jenis Hambatan Samping
Volume Lalu Lintas
Jenis Kendaraan

Studi Literatur
Kapasitas Jalan
Tingkat Pelayanan
Kinerja Jalan

Analisa Pembahasan
Geometrik Jalan, Volume Arus Lalu Lintas, Komposisi Kendaraan,
Hambatan Samping, Kapasitas Jalan, Tingkat Pelayanan, Kinerja Jalan,
dan Pengaruh Pembuatan Media Jalan

Kesimpulan dan Saran
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

48

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

Lokasi Dan Waktu Survei
Lokasi survei berada ditengah-tengah segmen jalan yang diamati, tepatnya pada
ruas jalan, kelurahan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Survei volume lalu
lintas dilaksanakan selama tiga hari, diambil pada kondisi yang mewakili hari biasa dan
yang mewakili hari sibuk, yaitu Minggu, Senin, dan Selasa. Waktu survei dimulai pada
pukul 06.00 WIB, selama 24 jam.
Survei Geometrik Jalan
Survei Geometrik jalan merupakan bagian dari survei jalan yang dititik beratkan pada
fisik jalan. Elemen dari survei geometrik jalan adalah:
 Alinyemen jalan
 Penampang melintang jalan
Menentukan Volume Jam Puncak
Survei volume lalu lintas merupakan pencatatan jumlah kendaraan yang melalui
segmen jalan tersebut per 15 menit, selama tiga hari. Kemudian dari data survei lalu
lintas tersebut dilakukan perhitungan rata-rata arus lalu lintas dari tiga hari pengamatan.
Selanjutnya untuk menentukan volume lalu lintas maksimum di jalan Peterongan,
dibuat gambar jumlah arus lalu lintas pada waktu yang ditinjau berdasarkan data arus
lalu lintas rata-rata.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Data Geometrik Jalan
Segmen Jalan Raya Peterongan adalah jalan yang menghubungkan Jombang dengan
Mojokerto. Dari penelitian yang telah kami lakukan didapatkan data sebagai berikut:
Kondisi Jalan Peterongan sebelum pelebaran dan perbaikan (kondisi existing). Jalan dua
lajur dua arah (tipe 2/2 UD) dengan lebar efektif jalur lalu lintas 7,50 m. Bahu jalan
tanpa perkerasan, dengan aktifitas samping jalan yang padat. Untuk lebar bahu bagian
utara 3,50 m, sedangkan bagian selatan sebesar 2,50 m (data geometrik ruas jalan
tersebut dapat dilihat pada gambar 1).
Bahu jalan
3,50

Lebar efektif jalur lalu lintas

3,75

3,75

Bahu jalan

2,50

7,50
Gambar 2. Penampang Melintang Ruas Jalan Kondisi Existing (tipe jalan 2/2 UD)
Dengan kondisi existing kami mengasumsikan jalan tersebut beroperasi pada
saat penelitian, sehingga jumlah kendaraan dan tingkat hambatan yang terjadi mengacu
pada hasil penelitian. Kondisi Jalan Peterongan pada waktu penelitian adalah jalan tipe
4/2 D (empat lajur-dua arah terbagi), dengan lebar efektif jalur lalu lintas 10,00 m, lebar
per lajur 2,50 m. Trotoar dengan lebar bagian selatan jalan sebesar 1,30 m dan bagian
utara jalan sebesar 1,30 m. bagian tepi dan tengah dipasang kerb untuk memisahkan
antara jalur lalu lintas dan trotoar atau median dengan tinggi 20 cm. Dari kedua arah
tersebut dipisahkan oleh median dengan lebar 0,70 m, beda tinggi dengan jalur lalu
lintas sebesar 20 cm.

49

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

Data geometrik Jalan Peterongan kondisi baru-1 dapat dilihat pada gambar 2.

trotoar

median

trotoar

jalur lalu lintas
2,50

2,50

1,30

5,00

jalur lalu lintas
0,70

2,50

0,70

2,50
5,00

1,30

Gambar 3. Penampang Melintang Ruas Jalan Kondisi Baru (tipe 4/2 D)
Data survey geometrik Jalan Peterongan baru diperoleh langsung dari lokasi
penelitian, sedangkan kondisi existing (tipe 2/2 UD) diperoleh dari pengukuran di jalan
Raya Mojoagung. Hal ini dilakukan karena jalan tersebut merupakan jalan penghubung
yang sebagian masih belum mengalami pelebaran dan perbaikan. Adapun data
geometrik dari masing-masing tipe ruas jalan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8 Data Geometrik Jalan

1.

Existing

2/2 UD

Lentur

7,50

Lebar Lajur
Lalu Lintas
Efektif
Ws (m)
3,75

2.

Baru-1

4/2

Lentur

10,00

2,50

No.

Kondisi
Ruas Jalan

Tipe
Jalan

Perkerasan
Jalan

Lebar Jalur
Efektif
Wc (m)

D

Lebar
Bahu
Efektif
Ws (m)
3,00
1,00

Sumber : Hasil pengamatan

Data Volume Arus Lalu Lintas
Dari hasil pengamatan kemudian diketahui jumlah kendaraan per 60 menitan
dan rata-rata per satu harinya dari setiap hari. Kemudian hasil pengamatan selama 3 hari
(72 jam) dijumlahkan berdasarkan arah dan jenis kendaraan, sehingga didapatkan
volume lalu lintas harian dan volume lalu lintas rata-rata harian. Dibawah ini
merupakan volume lalu lintas rata-rata harian untuk dua kondisi jalan pada jam puncak,
antara lain:
Kondisi existing (tipe 2/2 UD)
: 2407 smp/jam
 Kondisi baru-1 (tipe 4/2 D)
: 2591 smp/jam
Komposisi Kendaraan
Jenis kendaraan yang melewati Jalan Peterongan bervariasi, meliputi 16 jenis
kendaraan, Dari jenis-jenis kendaraan tersebut kemudian kami mengelompokkan
menjadi 6 macam kendaraan berdasarkan jumlah roda atau as rodanya dan beban
muatan serta ukuran kendaraan. Hasil survei komposisi jenis lalu lintas dapat dilihat
pada Tabel 9.

50

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

3000
2632

2587
2434 2442

2500

2474

2428

2249

2280 2289

2056 2059
2130

2000

1938
1851

1924 1969
1909
1944 1954

1829

1824 1867

1738

1800

1764
1656

1500

1520
1446
1444
1442
1369

1374

1169
1112

1120

1000

908

676

500

1056

944
704

647
496 447 431

619

479
431

417

0
06.00-07.00-08.00 -09.00-10.00- 11.00-12.00- 13.00- 14.00-15.00- 16.00-17.00- 18.00- 19.00-20.00- 21.00- 22.00-23.00- 24.00-01.00- 02.00-03.00- 04.00- 05.00- 06.00

Waktu
Keterangan :

Jalan baru
Jalan Existing
Gambar 4. Volume Lalu Lintas Rata-Rata Harian
Tabel 9. Komposisi Kendaraan dan Prosentase Arus Lalu Lintas
Jalan Peterongan Pada Jam Puncak
No

Jenis Arus Lalu lintas

Komposisi Lalu lintas (%)
Jombang - Surabaya
Surabaya - Jombang

Total

1.

Kendaraan Ringan (LV)

18,0

18,7

36,7

2.

Kendaraan Medium (MHV)

4,0

3,8

7,8

3.

Bus Besar (LB)

3,2

4,1

7,3

4.

Truck Besar (LT)

4,6

2,6

7,2

5.

Sepeda Motor (MC)

19,2

21,8

41,0

49

51

100

Jumlah Total
Sumber: Data Olahan

51

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

50

Jombang Surabaya

40
30

Surabaya Jombang

20

Total

10
0

Kend.
Ringan
(LV)

Kend.
Sedang
(MHV)

Truck
Besar
(LT)

Bus
Besar
(LB)

Sepeda
Motor
(MC)

Gambar 5. Prosentase Arus Lalu Lintas
Kelas Hambatan Samping
Hasil perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel 10 di bawah ini:
Tabel 10. Frekuensi Hambatan Samping
Tipe Kejadian Hambatan
Samping

Faktor
Bobot

Frekwensi kejadian

Pejalan Kaki

0,6

127/jam/200m

76

Parkir, kendaraan berhenti

0,8

151/jam/200m

120

Kendaraan lambat

0,4

118/jam

47

Kendaraan masuk & keluar

1,0

158/jam/200m

158

603

401

Frekuensi
Berbobot

Sumber: Hasil Pengamatan

Total frekwensi berbobot diatas adalah 401. Frekwensi berbobot kejadian di jalan
Peterongan tersebuat termasuk dalam kategori tingkat hambatan samping sangat tinggi
(VH) dengan kondisi dekat perkotaan dan kegiatan pasar/perniagaan.
Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Existing
Kapasitas pada segmen jalan tersebut pada jam puncak adalah 2998 smp/jam,
dengan volume arus lalu lintas pada jam puncak sebesar 2407 smp/jam. Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa daya tampung segmen Jalan Raya Peterongan terhadap
volume arus lalu lintas dalam tingkat membahayakan atau rawan terjadi kemacetan,

52

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

sehingga menimbulkan permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius bagi
pihak terkait.
Hal ini terjadi akibat lebar efektif jalur lalu lintasnya hanya 7,50 m atau lebih kecil dari
kondisi baru dan terdiri dari 2 lajur yang berlawanan arah, maka besarnya nilai – nilai
faktor penyesuaian dipengaruhi oleh perbedaan- perbedaan yang terjadi.
Nilai-nilai hasil analisa kapasitas pada segmen Jalan Peterongan kondisi existing dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Existing Tipe 2/2 UD Pada Jam
Puncak
No.

Parameter

Nilai

1.

Kapasitas Dasar (smp/jam)

3100

2.

Koreksi akibat lebar jalur efektif

1,04

3.

Koreksi akibat hambatan samping

0,93

4.

Koreksi akibat pembagi arah

1,00
2998

Sumber: Data olahan

Kapasitas Ruas Jalan Raya Peterongan Kondisi Baru
Segmen jalan Peterongan kondisi baru merupakan jalan 4 lajur, maka perhitungan
kapasitas dilakukan secara per lajur. Lihat tabel berikut ini.
Tabel 12. Kapasitas Ruas Jalan Peterongan Kondisi Baru Tipe 4/2 D Pada Jam Puncak
No.

Parameter

Nilai

1.

Kapasitas Dasar (smp/jam)

1900

2.

Koreksi akibat lebar jalur efektif

0,91

3.

Koreksi akibat hambatan samping

0,90

4.

Koreksi akibat pembagi arah

1,00
1556

Sumber: Data olahan

Kapasitas total yang dapat ditampung oleh jalan Peterongan pada jam puncak untuk dua
kondisi, sebagai berikut:
 Kondisi Existing Tipe 2/2 UD
= 2407 smp/jam
 Kondisi baru Tipe 4/2 D
= 2591 smp/jam
Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan (Fv)
Nilai Kecepatan arus bebas kendaraan ringan yang terjadi di segmen Jalan
Peterongan sebagai berikut :
 Kondisi Existing (2/2 UD)
= 58 km/jam
 Kondisi Baru (4/2 D)
= 65 km/jam

53

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
Pengaruh Pembuatan Median Jalan

Nilai Derajat Kejenuhan (DS)
Dari perbandingan volume arus lalu lintas dan kapasitas diketahui nilai derajat
kejenuhan untuk tiga kondisi di ruas Jalan Peterongan sebagai berikut :
 Kondisi existing (2/2 UD)
= 0,81
 Kondisi Baru (4/2 D)
= 0,42
Tingkat Pelayanan Jalan
Dari hasil analisa dapat diketahui indeks tingkat pelayanan berdasarkan nilai-nilai yang
tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Pada Ruas Jalan Raya Peterongan
Kondisi Jalan

Volume
Lalu lintas
(smp/jam)

Kapasitas
(smp/jam)

Existing (2/2 UD)
Baru (4/2 D)

2407
2591

2998
6224

Kecepatan
(km/jam)

40
60

Indeks
Pelayanan
Jalan
C
A

Sumber: Data olahan

Pengaruh Median Terhadap Kinerja Ruas Jalan
Jalan Peterongan merupukan jalur lalu lintas utama yang menghubungkan kota
Jombang dengan Surabaya. Dari kondisi ruas jalan yang padat lalu lintas tersebut maka
pemisahan arah menuju Jombang dan Surabaya diterapkan guna meningkatkan
kapasitas & kinerja ruas jalan itu. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi
perubahan kinerja dari masing-masing kondisi Jalan Peterongan yang diakibatkan oleh
ada atau tidaknya median.
Hasil analisa untuk Jalan Peterongan kondisi existing atau jalan tanpa median
didapatkan data kejenuhan 0,80, dimana nilai tersebut melebihi batas kejenuhan yang
dijinkan menurut MKJI 1997 yaitu 0,75. Sehingga kondisi ruas jalan Peterongan dengan
nilai DS tersebut, berarti bahwa kondisi arus lalu lintasnya tidak stabil dengan
kepadatan yang tinggi. Berbeda dengan jalan Peterongan kondisi baru, karena adanya
median yang membatasi dua arah yang berlawanan, menimbulkan rendahnya kepadatan
lalu lintas pada ruas jalan tersebut. Berdasarkan analisa pada Jalan Peterongan kondisi
baru diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0,42.
Dari segi tingkat pelayanan terhadap lalu lintas, adanya perubahan geometrik
dan pembangunan median pada jalan Peterongan berdampak pada peningkatan indeks
tingkat pelayanannya. Hal ini dapat dilihat bahwa indeks tingkat pelayanan untuk
kondisi baru lebih baik dibandingkan dengan kondisi existing. Indeks tingkat pelayanan
dapat disimak pada table
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kapasitan Jalan untuk tiga kondisi ruas jalan Peterongan sebagai berikut:
 Kondisi existing
= 3144 smp/jam
 Kondisi Baru = 6224 smp/jam

54

NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 43 - 54

2. Tingkat pelayanan pada jalan Peterongan mengalami peningkatan akibat perubahan
geometrik dan perbaikan jalan tersebut. Tingkat pelayanan yang terjadi pada dua
kondisi ruas jalan Peterongan antara lain :
 Kondisi existing dengan kategori pelayanan C
 Kondisi baru dengan kategori pelayanan A
3. Kinerja jalan pada ruas jalan Peterongan pada dua kondisi adalah :
 Kondisi existing keadaan lalu lintas hampir tidak stabil dengan NVK = 0,80
 Kondisi baru keadaan lalu lintas stabil dengan NVK = 0,42
4. Jalan Peterongan yang ada mediannya lebih rendah kepadatan arus lalu lintasnya
dan dari segi pelayanan lebih baik.
Saran
1. Guna menghindari kemacetan di simpang pasar Peterongan, maka perlu
dipasang rambu
2. Perlu pemasangan lampu penerangan jalan (LPJ) untuk menghindari
kecelakaan lalu lintas pada malam hari akibat tidak terlihatnya median oleh
pengemudi.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1999), Pedoman Perencanaan
dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta.
Direktoret Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1997), Manual Kapasitas
Jalan Indonesia, Jakarta.
Hobbs F.D (1979), Traffic Planning and Engineering, Headington Hill Hall, Oxford,
England.
Sukirman, Silvia (2004), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung.
Tamin, Ofyar (2008), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Institut Teknologi
Bandung.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63