makalah biosel

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel merupakan bagian terkecil dan merupakan bagian terpenting dari setiap
mahluk hidup. Contohnya adalah mekanisme transpor melalui
membran.membran plasma bersifat selektif permeable (semipermeable) yang
artinya membran plasma dapat dilalui oleh molekul atau ion tertentu.
Dalam hal ini kami membahas tentang transport aktif dan tronspor pasif.
Transpor aktif adalah transport yang memerlukan energi, sedangkan transport
pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunaka energi sel.
Materi ini kami pilih karena rasa keingintahuan kami yang mendalam terkait
dengan materi ini dan memberi tahu anda bagaimana proses transpor melalui
membran.
Kami menyusun makalah ini dengan mengambil materi dari berbagai sumber
misalnya dari internet, buku paket, dan lks. Dalam hal ini kami juga
menambahkan sumber dimana kami mendapatkan refrensi untuk menyusun
makalah ini. Kami menyusunnya dengan tujuan supaya anda dapat mengetahui
materi yang kami susun pada makalah ini.
Kami juga melengkapi makalah kami dengan berbagai gambar supaya anda
lebih dapat mengenal dan mengatahui materi yang kami jelaskan. Menurut kami
jika di dalam suatu makalah atau buku pelajaran tidak memiliki gambar atau
hal-hal yang menarik maka pembaca akan merasa bosan dan sulit untuk

memahami materi.

Mekanisme Transport Melalui
Membran

1. Macam macam transpor melalui membran
Membran sel atau membran plasma terletak di sebelah luar sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh
membran. Membran yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama
dengan membran sel, yaitu terdiri atas molekul lemak dan protein.membran sel
berguna sebagai batas antara organel-organel di bagian dalam sel dan cairan yang
membasahi sel.
S. Singer dan E. Nicolson (1972) mengemukakan teori tentang membran sel yang
dikenaldengan teori membrane mozaik cair.(biologi SMA jilid 2, penerbit erlangga th.
2006)
Diantara fungsi suatu membran adalah sebagai pengatur keluar masuknya zat
untuk memperoleh pH (derajat keasaman) yang sesuai, mengendalikan konsentrasi ion
dalam sel, dan membuang sisa metabolisme yang tidak berguna bagi sel. Lalu
bagaimanakah membran sel bisa melakukan semua itu?
Membran sel melakukan semua itu melalui transpor membran. Transpor membran

dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Transpor pasif,
yaitu transportasi yang tidak membutuhkan energi, transportasi ini terjadi
secara spontan dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi
rendah. Transpor pasif ada beberapa macam, yaitu:
o)Difusi, yaitu peristiwa berpindahnya zat pelarut dari yang berkonsentrasi tinggi ke
zat yang memiliki konsentrasi rendah. Proses perpindahan ini akan berhenti ketika
kerapatan dalam ruangan menjadi rata. Analisa proses difusi adalah seperti
menyebarnya molekul gula pada cairan teh yang tawar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses difusi, yaitu :
- Ukuran partikel, semakin kecil bentuk partikel maka proses difusi akan
semakin cepat.
- Ketebalan membran, semakin tebal lapisan membran maka proses difusi
akan semakin lambat.
- Suhu, semakin tinggi suhu suatu partikel maka proses difusi akan
semakin cepat.
- Luas suatu area, semakin luas area difusi maka proses difusi akan
semakin cepat.
Difusi dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Difusi Sederhana

Difusi sederhana terjadi secara spontan, molekul zat akan berdifusi menyebar ke
seluruh ruangan sampai dicapai kesetimbangan. Kesetimbangan ini ditandai kerapatan
zat yang seragam di seluruh bagian ruang.

b) Difusi terbantu
merupakan proses difusi dengan peratara protein pembawa dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contoh mekanisme difusi terbantu yaitu proses molekul
glukosa melewati membrane. Membrane sel memiliki struktur protein perifer dan
protein integram pada lapisan foslidnya. Fungsi protein ini untuk membantu
pengangkutan molekul gula yang tidak dapat berdifusi secara spontan melewati
membrane sel. Proses pengangkutan dengan bantuan protein juga berlaku bagi ion-ion
Na+ , Cl-, dan Ca2+.
o) Osmosis,
yaitu proses berpindahnya suatu zat pelarut atau ion dari zat yang
berkonsentrasi tinggi ke zat yang memiliki konsentrasi rendah melalui suatu membran
atau disebut juga difusi melalui membran yang bersifat semipermeabel (hanya zat
tertentu yang bisa masuk ke dalam sel).
Karena membran sel bersifat semipermeabel maka zat terbagi menjadi dua,
yaitu:
- Zat yang dapat melewati membran sel (bersifat permeabel).

Zat yang dapat melewati membran bermacam macam, yaitu zat zat terntentu yang
larut dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak,
gliserol, gula sederhana, dan air. Zat yang berelektrolit lemah lebih cepat melalui
membran daripada zat yang berelektorlit kuat.
- Zat yang tidak dapat melewati membran sel (bersifat impermeabel)
Zat yang tidak dapat melewati membran yaitu zat gula protein, zat yang larut dalam
pelarut organik, dan zat yang berukuran besar.
2) Transpor aktif
yaitu transportasi yang membutuhkan energi, dan transportasi ini melawan
gradien konsentrasi. Transpor ada beberapa macam, yaitu:
o) Pompa kalium - natrium.
Ion kalium penting untuk mempertahankan muatan listrik yang berfungsi untuk
memacu transpor aktif zat zat lain. Sebenarnya ion kalium dan natrium dapat melewati
membran, namun karena ion kalium diluar sel mempunyai konsentrasi rendah
sedangkan didalam sel mempunyai konsentrasi yang tinggi dan sebaliknya ion natrium
di dalam sel memiliki konsentrasi yang rendah sedangkan di luar sel memiliki
konsentrasi yang tinggi maka untuk menukar 2 ion kalium dengan 3 ion natrium dan
memasukkan semua ion kalium ke dalam sel membutuhkan energi ATP.
Proses pompa kalium - natrium dimulai dari berubahnya protein intergal (protein
pembawa) yang memungkinkan ion 3 natrium untuk masuk kedalan protein itu.

Kemudian enzim akan memecah ATP dan fosfat akan menempel pada protein. Proses
pemecahan energi ATP mengubah bentuk protein yang memungkinkan keluarnya ion
natrium dan masuknya ion 2 kalium. Kemudian protein intergal melepaskan fosfat

yang menempel pada protein dan bentuknya pun berubah menjadi membuka ke dalam
lalu ion kalium keluar dari protein dan masuk ke dalam sel.
o) Endositosis
Endositosis adalah proses pemasukan partikel atau cairan ke dalam sel melalui
membran. Endositosis terbagi menjadi dua, yaitu :
- Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus partikel yang
berukuran kurang dari 250 nm yang berada di luar sel dan menangkapnya dalam suatu
vakuola makanan ( vakuola makanan yang terbentuk pada proses fagositosis disebut
fagosom ). Contoh proses fagositosis adalah sel amoeba yang memakan bakteri.
- Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari
150 nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan lalu membentuk
sebuah gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.
o) Eksositosis
Eksosotosis adalah proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan di dalam sel
melalui membran pada peristiwa sekresi ( proses keluarnya zat cair melalui kelenjar ).
Caranya zat akan di masukkan ke dalam vakuola lalu berjalan menuju tepi sel. Setelah

berada di tepi membran itu akan membuka dan zat zat tersebut akan keluar dari sel.

KESIMPULAN :
Mekanisme transport melalui membran dapat kami simpulkan bahwa
mekanisme transport melalui membrane dapat digolongkan menjadi dua yaitu
transport aktif dan transport pasif. Transport pasif merupakan perpindahan molekul
tanpa menggunakan energy sel. Contoh transport ini adalah difusi dan osmosis.
Osmosis merupakan difusi melalui membrane yaitu perpindahan ion dari kerapatan
tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati membran selektif permeable.
Sedangkan transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy. Contohnya
anatara lain companatrium-kalium dan endositosis dan eksositosis.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
http://belajar45yuk.blogspot.com/2014/10/makalah-mekanisme-transportmelalui.html

Laporan Praktikum Mekanisme Transport Membran
Posted by edi sumarno on 15:21 in KUMPULAN MATERI | No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membran sel atau membran plasma terletak di sebelah luar sitoplasma.

Membran yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama
dengan membrane sel, yaitu terdiri atas molekul lemak dan protein. Membran
sel tersusun dari ±50% lipid dan 50% protein. Lipid terutama merupakan
fosfolipid yang tersusun 2 lapis, sedangkan protein tersebar di antara kedua lapis
fosfolipid tersebut. Protein yang tersembul di antara dua lapis fosfolipid disebut
protein ekstrinsik ( perifer ). Protein yang tenggelam di antara dua lapis fosfolipid
disebut protein intrinsik ( integral ). Protein ekstrinsik bersifat hidrofilik (suka air),
sedangkan protein intrinsik bersifat hidrofobik ( menolak air ).
Karena susunan membran sel yang demikian, maka membran sel bersifat
semipermeabel atau selektif permeabel. Artinya membrab sel hanya dapat
dilalui oleh air dan zat – zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel
berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari dan keluar sel.
Transport melalui membran sel dapat dibedakan menjadi 2, yaitu transport pasif
dan transport aktif. Transport pasif adalah transport yang tidak memerlukan
energi. Transport aktif adalah transport yang memerlukan energi.
Dalam laporan ini saya akan melaporkan mengenai praktikum transport pasif
yang terdiri dari difusi, osmosis dan plasmolisis yang termasuk di dalam osmosis.
B.

Rumusan Masalah




Untuk Difusi

1.

1.

Bagaimana pergerakan yang terjadi pada tinta setelah dimasukkan ke dalam
air?
Untuk Osmosis
Bagaimana perubahan dan perbandingan berat masing-masing kentang
sebelum dan sesudah direndam dalam larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M; dan
1M?



Untuk Plasmolisis


1.

Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap peristiwa plasmolisis?

C. Tujuan

Dengan adanya praktikum mengenai transport pasif dalam mata pelajaran
biologi ini, kami mempunyai beberapa tujuan yang diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.

Mampu menjelaskan prinsip dasar mekanisme transport pada makhluk hidup
melalui proses difusi dan osmosis.
Mampu membedakan prinsip dasar difusi dan osmosis.
Mampu menganalisis pengaruh konsentrasi gula terhadap plasmolisis dengan
teliti melalui percobaan menggunakan mikroskop.
Memenuhi laporan praktikum biologi.


BAB II
KAJIAN TEORI
A. DIFUSI
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:


Ukuran partikel : Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.



Ketebalan membran : Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan
difusi.


Luas suatu area: Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan
difusinya.
Konsentrasi : semakin besar gradien ( perbedaan ) konsentrasi antara dua
daerah ( larutan ) maka kecepatan rata – rata difusi semakin tinggi.






Suhu: Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang
tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya
adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi
khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung
berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi
seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein
khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun
membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel
tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein
yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik
partikel.
B.

OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel

harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan
turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Osmosis dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke
dalam dan ke luar sel.
PLASMOLISIS
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis yang menyebabkan
tumbuhan menjadi layu. Plasmolisis merupakan proses dimana apabila sel
tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan
menyusut dan lepas dari dinding selnya.
Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda

Sebelum plasmolisis

Sesudah plasmolisis

Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel
tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu.
Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan
terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas
dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada
beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air
secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis
dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel
hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang
memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
“Jika sebuah sel yang telah terplasmolisis dimasukkan atau dipindahkan ke
dalam air murni, maka gradien konsentrasi akan berbalik dan airnya akan
berdifusi kembali menuju sel dan protoplasma akan kembali seperti bentuk

asalnya. Dapat dikatakan plasmolisis sementara tidak akan merusak. Peristiwa
ini disebut dengan deplasmolisis. ( Suyitno, 2010:11 )”

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum biologi ini berlangsung pada Hari Rabu, tanggal 05 September 2012 di
laboratorium biologi SMA N 1 Jetis Bantul.
B.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1.

Eksperimen “DIFUSI”
Alat :

1.

Gelas ukur

2.

Eksperimen “OSMOSIS”
Alat :

Bahan :
1. Tinta

Bahan :

1.

Timbangan

1. Irisan kentang

2.

Gelas ukur

2. Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M

3.

Cawan petri

3. Air

4.

Pisau

5.

Pinset

6.

Penggaris

3.

Eksperimen “PLASMOLISIS”
Alat :

1.

Counter

2.

Cutter / silet baru, pipet tetes

3.

Mikroskop cahaya

Bahan :
1. 1 lembar daun Rhoeo discolor
2. Larutan glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M
3. Aquadest

C. Prosedur Kerja
1.

DIFUSI

a.

Siapkan air ke dalam gelas ukur

b.

Masukkan setetes tinta ke dalam air tersebut

c.

Amati pergerakan yang terjadi dengan seksama

2.

OSMOSIS

a.

Buatlah irisan kentang dengan potongan dadu ( 1x1x1x1 cm ) sebanyak 4 buah

b.

Timbanglah masing – masing irisan kentang dan beri tanda atau dicatat jangan
sampai keliru

c.

Masukkan masing – masing 20 ml larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M dan 1M
pada gelas I, II, III, dan IV

d.

Masukkan 1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, III, dan IV

e.

Diamkan kira – kira 20 – 30 menit, kemudian ambil dengan pinset lalu
ditimbang

f.

Catat perubahan berat kentang dalam table, dan bandingkan dengan berat
kentang sebelum direndam tadi

3.

PLASMOLISIS

a.

Buatlah 3 sayatan tipis epidermis bawah daun Rhoeo discolor

b.

Letakkan masing-masing sayatan epidermis di atas gelas benda

c.

Amati dan gambar

d.
e.
f.

Tetesi preparat sayatan epidermis tersebut dengan larutan ( glukosa 0,25M;
0,5M dan 1M )
Amati masing-masing di bawah mikroskop
Amati dan gambar, hitung jumlah sel yang terplasmolisis pada ketiga preparat
dalam 2 menit

g.

Tetesi kembali preparat dengan aquadest

h.

Amati lagi apa yang terjadi!

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Untuk DIFUSI

2.

3.

Untuk OSMOSIS
Dalam Air
(gram)

Larutan Gula
0,25 M
(gram)

Larutan Gula
0,5 M (gram)

Larutan Gula
1M (gram)

Berat awal

1,3

1,5

1,4

1,4

Berat akhir

1,5

1,5

1,3

1,4

Perubahan
berat

+ 0,2

0

- 0,1

0

Untuk PLASMOLISIS
( Terlampir )

B.

Pembahasan

1.

DIFUSI
Ketika beberapa tetes tinta dimasukkan ke dalam air, tinta akan bercampur
dengan air, dan dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah
bercampur dengan air secara keseluruhan.

2.

OSMOSIS
Seharusnya berat kentang setelah dimasukkan dalam larutan gula 0,25 M dan
larutan gula 1M adalah berkurang karena air yang berada pada kentang
bergerak keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada kentang berkurang dan
menyebabkan berat pada kentang berkurang. Namun, pada praktikum saya
berat kentang yang dimasukkan dalam larutan gula 0,25M tidak mengalami
perubahan berat. Hal ini mungkin dikarenakan, pada saat menimbang kentang
tidak bisa tepat karena timbangan yang digunakan tidak bisa seimbang. Atau
mungkin dikarenakan, kesalahan pada saat menimbang..
Pada kentang yang direndam dalam air, peristiwa yang berkebalikan terjadi.
Air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis
dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan
sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras
dan beratnya bertambah.

3.

PLASMOLISIS
Pada pengamatan proses plasmolisis, daun Rhoe discolor yang ditetesi larutan
glukosa setelah didiamkan selama kurang lebih 2 menit menghasilkan bentuk
yang berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Daun Rhoeo discolor telah mengalami plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya
sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik . Pada saat diteteskan air, kondisi sel
daun Rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk
rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Air
yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar
sel, sehingga bentuk sel normal. Pada saat larutan glukosa diteteskan di atas
sayatan daun Rhoeo discolor, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun
adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip
osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput semi-permeabel dari
konsentrasi pelaru tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air
akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan
osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma
yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan
pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak
berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan glukosa yang diteteskan
berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih
rendah daripada cairan di dalam sel. Sedangkan air pada sel daun Rhoeo
discolor berperan sebagai hipotonik.

C. Diskusi
 Difusi
1.

Apa yang terjadi pada eksperimen difusi?
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan konsentrasi. Pada difusi pada tinta
yang terjadi pada tinta adalah tinta tersebut akan bercampur dengan air, dan
dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan
air secara keseluruhan.

2.

Apa yang dapat disimpulkan dari ekserimen tersebut?
Difusi adalah suatu perpindahan partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik
(konsentrasi tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi
rendah).
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi
walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

 Osmosis
1.

Apa yang terjadi pada irisan kentang pada tiap perlakuan? Mengapa demikian?
Irisan kentang yang dimasukkan dalam larutan gula, beratnya akan berkurang
karena air yang berada pada kentang bergerak keluar ke gelas ukur sehingga
kadar air pada kentang berkurang dan menyebabkan berat pada kentang
berkurang. Irisan kentang yang dimasukkan dalam air, beratnya akan bertambah
karena air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis
dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan
sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras
dan beratnya bertambah.

2.

Apa yang dapat disimpulkan dari eksperimen di atas?
Osmosis adalah suatu proses pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi
tinggi ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable
( dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.

3.

Peristiwa apa yang terjadi pada eksperimenmu?
Osmosis

 Plasmolisis
a.

Apa perbedaan sel – sel epidermis sebelum dan sesudah ditetesi dengan
larutan glukosa?
Setelah ditetesi larutan gula, protoplasma dalam sel keluar dari dinding sel
epidermis Rhoeo discolor.

b.

Apa yang melatarbelakangi hal tersebut?

Latar belakangnya karena sel epidermis daun Rhoeo discolor tersebut ditetesi
larutan hipertonis ( gula 1 M ) protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari
dinding selnya.
c.

Disebut peristiwa apa itu?
Peristiwa plasmolisis.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan


Difusi adalah suatu perpindahan partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik
(konsentrasi tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi
rendah).



Osmosis adalah suatu proses pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi
tinggi ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable
( dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat ).



Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran
plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sukoco.2009.DIKTAT BIOLOGI KELAS XI.Yogyakarta.Drs. Sukoco
Pratiwi, D.A.BIOLOGI Untuk SMA Kelas XI.2006.Penerbit. ERLANGGA.Jakarta
http://id.wikipedia.org//
http://www.google.com/id.wikipedia/wiki/difusi//
http://www.google.com/id.wikipedia/wiki/osmosis//
http://www.google.com/id.wikipedia/wiki/plasmolisis//
http://www.google.com/gambar/difusi sederhana//

Mekanisme Transpor Membran
Juni 13, 2013nurhidayah49 Tinggalkan komentar

Metabolisme merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan
untuk hidup. Berbagai macam molekul, seperti molekul makanan maupun gas oksigen dan
karbondioksida senantiasa keluar-masuk sel dalam proses tersebut. Setiap molekul memiliki
sifat yang khas, begitu pula membran sel. Transport membran selain merupakan sebuah
proses gerakan, ternyata sangat dipengaruhi oleh interaksi antara membran sel dengan
molekul-molekul yang ditranspor. Hal itu bisa dilihat pada “keragaman jalur” berbagai
molekul untuk melewati membran sel.
Berikut ini pembahasan yang lebih mendalam mengenai transpor pada membran sel.
A. Pengertian Mekanisme Transpor pada Membran
Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul melewati
membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.

Gambar 1.1 Membran sel diunduh dari (http://citadel.sjfc.edu )

Gambar 1.2 Membran Sel diunduh dari (http://www.goldiesroom.org)

Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar bersifat hidrofilik,
sementara bagian dalam bersifat hidrofobik. Sifat kimia membran sel tersebut, berpengaruh
terhadap molekul-molekul yang bergerak melewatinya. Untuk lebih mendalaminya, berikut
ini disajikan berbagai macam jenis-jenis mekanisme membran sel dan perbandingannya.
B. Jenis-jenis Mekanisme Transpor pada Membran

Gambar 1.3 Analogi perbedaan transpor mebran pasif
dan aktif dinduh dari (http://www.lionden.com/slides-cell.htm)
Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan energinya,
yakni transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran pasif yang
tidak memerlukan energi.
1. Transpor Membran Aktif
Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena molekul tidak bisa dilewatkan
secara langsung melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel yang lebih
sedikit. Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran sel umumnya terjadi
karena interaksi antara membran sel yang memiliki ekor bagian dalam yang bersifat
hidrofobik non polar dengan molekul yang bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu,
ukuran molekul yang besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.
Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain:
a. Pompa ATP
Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein membran yang mengalami
perubahan bentuk sehingga memungkinkan molekul bisa melewatinya untuk keluar atau
masuk sel. Perubahan konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.

Gambar 1.4 Pompa ATP diunduh dari (pelauts.com)
b. Kotranspor
Kotranspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran
plasma. Kotransport dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Disebut simport
apabila kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila
arah pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan
sodium.

Gambar 1.5 Kotranspor diunduh dari (http://keepinapbiologyreal.wikispaces.com)
c. Endositosis dan Eksositosis
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi menjadi 2, yaitu
pinositosis (pemasukan zat cair) dan fagositosis (pemasukan zat cair). Sedangkan
eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke luar sel dengan membentuk vesikula
baru.

Gambar 1.6 Eksositosis dan Endositosis diunduh dari (http://alevelnotes.com )
2. Transpor Membran Pasif
Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan memanfaatkan prinsip sederhana
difusi. Molekul akan berpindah dari seuatu area yang konsentrasinya tinggi ke rendah. Hal ini
menyebabkan sel tidak perlu mengeluarkan energi.
a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat gerak acak, dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui
membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi (perbedaan konsentrasi antar
ruang pada sel), tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid dari partikelpartikel tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik,
lebih mudah berdifusi melalui membrane daripada molekul hidrofilik. Membrane sel, kurang
permeable terhadap ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang
tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui
membrane sel daripada molekul besar

Gambar 1.7 Difusi diunduh dari (http://www.biologyguide.net)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ialah:
a). Jarak

b). Luas permukaan
c). Beda konsentrasi
d). Suhu
e). Permeabilitas membran
f). Ukuran molekul
b. Osmosis
Osmosis adalah bagian khusus dari difusi. Osmosis ialah pergerakan air dari konsentrasi
yang lebih tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel.

Gambar 1.8 Osmosis diunduh dari (ww.thestudentroom.co.uk)
Dampak peristiwa osmosis terjadi akibat sel ditempatkan pada kondisi hipertonik maupun
hipotonik.

Gambar 1.9 Dampak Terjadinya Osmosis diundh dari (http://bioserv.fiu.edu)
c. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau dengan saluran
protein.

Gambar 2.0 Difusi Terfasilitasi diunduh dari (http://biology.about.com)
Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adalah molekulmolekul berukuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil seperti air yang
memiliki protein membran khusus sebagai media transpor.
C. Perbandingan Mekanisme Transpor pada Membran
Selain penggunaan energi. Perbedaan lain antara transpor membran pasif dan aktif adalah
arah pergerakan zat yang ditranspor terhadap gradien konsentrasinya. Pada mekanisme
transpor pasif, arah pergerakan zat terhadap konsentrasinya adalah dari tinggi ke rendah.
Sebab pada mekanisme transpor ini tidak ada pengeluaran energi. Sedangkan pada
mekanisme transpor aktif, zat yang ditranspor bergerak dari gradien konsentrasi rendah ke
tinggi. Hal ini dimungkinkan sebab ada penggunaan energi. Selain itu, perbedaan lainnya
adalah penggunaan karakteristik molekul yang ditranspor. Molekul bermuatan seperti ion dan
yang berukuran besar hanya ditranspor secara aktif karena tidak bisa menembus fosfolipid
bilayer.
________________________________________________
Daftar Pustaka
Anonim.____. “Active Transport”. Diakses dari
http://keepinapbiologyreal.wikispaces.com/Active%2BTransport%2Band
%2BCotransport&docid pada 10 Juni 2013 pukul 20.00 WIB
Anonim.____.” Chapter 5 The Movement of Substances Across Cell Membranes”. Diakses
dari jpkc.scu.edu.cn pada tanggal 7 Mei 2013 pukul 20.00 WIB
Anonim. ____. “Crossing Membrane”. Diakses dari http://alevelnotes.com/CrossingMembranes/pada 20 Juni pukul 20.15 WIB
Anonim.____. “Cytology”. Diakses dari http://www.goldiesroom.org/Note
%20Packets/03%20Cytology/00%20Cytology–WHOLE.htm pada 10 Juni 2013 pukul 14.00
WIB
Anonim.____. “Diffusion”. Diakses dari
http://bioserv.fiu.edu/~walterm/human_online/labs/cell_lab/diffusion_osmosis/diffusion.htm
&d pada 10 Juni 21.00 WIB
Anonim. ____. “Difusi”. Diakses dari http://www.biologyguide.net pada 10 Juni 2013 pukul
21.00 WIB

Anonim.____. “Endocytosis”. Diakses dari academic.brooklyn.cuny.edu pada tanggal7 Mei
2013 pukul 20.00 WIB
Anonim. 2005. “Osmosis and Diffusion”. Diakses dari faculty.southwest.tn.edu pada tanggal7
Mei 2013 pukul 20.00 WIB
Anonim.____. Osmotic”. Diakses dari ww.thestudentroom.co.uk pada 10 Juni 2013 pukul
21.00 WIB
Anonim.____. “Pinocytosis”. Diakses dari
http://academic.brooklyn.cuny.edu/biology/bio4fv/page/endocytb.htmpada tanggal7 Mei
2013 pukul 20.00 WIB
Anonim.____. “Transport in Angiosperm”. Diakses dari ib.bioninja.com.au pada tanggal7
Mei 2013 pukul 20.00 WIB
Anonim.____.”Transport”. Diakses dari http://www.goldiesroom.org/Note
%20Packets/06%20Transport/00%20Transport–WHOLE.htm pada tanggal7 Mei 2013 pukul
20.00 WIB
Bailey, Rgina. ____. “Fascilitated Diffusion”. Diakses pada
http://biology.about.com/od/cellularprocesses/ss/diffusion_2.htm&docid=83yWzipMc5FQM&imgurl=http://0.tqn.c pada 20 Juni pukul 20.15 WIB