MANUAL SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA 25 juli 2016 fix

  

KETERAMPILAN KOMUNIKASI 1

SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA

Ar sita Eka Pr asetyaw ati*, Eti Poncor ini Pamungkasar i*

Ver onika Ika Budiastuti**, Budiyanti Wibow or ini***

A. LATAR BELAKANG

  Seor ang dokter masa depan, di samping har us mampu mengikuti per kembangan ilmu dan teknologi kedokter an yang sedemikian cepat, juga har us mempunyai kemampuan menjalin hubungan inter per sonal yang efektif dan komunikasi yang baik. Saat ini, har apan pasien adalah dapat menjalin hubungan saling penger tian yang baik dengan dokter nya, didasar i r asa keper cayaan, kesetar aan, dan dapat diajak untuk ber tukar infor masi. Seor ang dokter juga mempunyai per an penting dalam mengubah per ilaku masyar akat yang kur ang baik bagi kesehatan. Hal ini akan lebih mudah bila dokter juga memahami latar belakang budaya di lingkungan pasien. Apabila hubungan dokter dan pasien ini telah ter bina dengan baik, akan mudah bagi dokter untuk mendapatkan infor masi yang dapat menunjang penegakan diagnosis yang akur at dan penatalaksanaan medis yang kompr ehensif. Dengan komunikasi yang baik, pasien juga akan melaksanakan ter api dengan yakin dan benar , sehingga menunjang kesembuhan dan peningkatan kesehatan pasien.

  Sebuah kejadian nyata, di sebuah tempat pelayanan kesehatan minim komunikasi, seor ang nenek yang sakit diber i 3 macam obat tanpa penjelasan lebih lanjut. Dokter tidak mer asa per lu untuk member i penjelasan tentang atur an minum obat secar a lisan kar ena sudah ter tulis di bungkus masing- masing obat diminum 3 x 1. Tiga har i kemudian pasien ter sebut kembali ke klinik dan mengatakan penyakitnya sama sekali tidak ber kur ang. Setelah ditanya lebih lanjut, ter nyata per sepsi nenek ter sebut dengan 3 x 1 adalah obat A diminum pagi, obat B diminum siang dan obat C diminum malam tanpa menghitung ber apa lama jar ak w aktu minum obat. Melihat ilustr asi ini dapat kita lihat, komunikasi dokter -pasien yang kur ang bisa ber akibat tidak baik.

  • *Bagian IKM-KP Fakultas Kedokter an Univer sitas Sebelas Mar et
    • **Bagian Biokimia Fakultas Kedokter an Univer sitas Sebelas Mar et
      • *** Bagian Gizi Fakultas Kedokter an Univer sitas Sebelas Mar et

  Setelah mengikuti kegiatan pembelajar an ini, dihar apkan mahasiswa mampu membina sambung r asa dan menstr uktur wawancar a dengan pasien atau keluar ganya. Adapun tujuan pembelajar an yang dihar apkan adalah mahasiswa :

  1. Mampu mener apkan sambung r asa pada pasien atau keluar ganya secar a benar

  2. Mampu melakukan wawancar a yang ter str uktur dengan empat dasar dan tujuh butir mutiar a anamnesis

  

C. TEORI DASAR KOMUNIKASI SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR

WAWANCARA

  1. Pengertian Komunikasi

  Komunikasi ber asal dar i kata “ communicar e ” yang ber ar ti ber par tisipasi atau member itahukan dan “ communis ” yang ber ar ti milik ber sama. Ter dapat beber apa penger tian komunikasi, yaitu:

  a. Per tukar an pikir an atau keter angan dalam r angka menciptakan r asa saling menger ti ser ta saling per caya demi ter wujudnya hubungan yang baik antar a seseor ang dengan or ang lainnya.

  b. Per tukar an fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua or ang atau lebih.

  c. Suatu hubungan yang dilakukan melalui sur at, kata-kata, simbol atau pesan yang ber tujuan agar tiap manusia yang ter libat dalam pr oses dapat saling tukar menukar ar ti dan penger tian ter hadap sesuatu.

  2. Tujuan Komunikasi

  Tujuan utama komunikasi adalah menimbulkan saling penger tian, bukan per setujuan. Dalam suatu komunikasi, seseor ang bisa saja tidak menyetujui pesan yang disampaikan. Akan tetapi, apabila or ang ter sebut dapat memahami pesan yang disampaikan maka dikatakan komunikasi telah ber jalan dengan baik.

  Komunikasi dokter -pasien ter dir i atas isi, pr oses, dan kemampuan per sepsi.

  a. Isi Isi adalah apa yang dokter bicar akan, seper ti isi per tanyaan yang diajukan oleh dokter , infor masi yang diber ikan, daftar difer ensial diagnosis. Komponen ini didasar i oleh pengetahuan medis yang dimiliki dokter b. Pr oses

  Pr oses adalah bagaimana car a dokter ber bicar a, seper ti bagaimana car a mengajukan per tanyaan, seber apa baik dalam hal mendengar kan pasien, bagaimana car a member ikan penjelasan dan car a menyusun r encana dengan pasien, bagaimana membangun sambung r asa dengan pasien, dan bagaimana car a menstr uktur wawancar a. Jadi, bisa dikatakan bahwa pr oses memer lukan keter ampilan komunikasi ser ta keter ampilan hubungan antar pr ibadi atau int er per sonal skill, sementar a isi sangat ter gantung pada pengetahuan klinis dan kemampuan

  r easoning

  c. Kemampuan per sepsi Kemampuan ini mendasar i pikir an ser ta emosi dokter sepanjang pr oses pemikir an dan pemecahan masalah klinis (clinical r easoning) .

  Kemampuan per sepsi ini dipengar uhi oleh per asaan dan pandangan dokter ter hadap pasien, juga pandangan ter hadap ber bagai macam penyakit. Kemampuan per sepsi ini juga dipengar uhi oleh r asa per caya dir i dokter , penyimpangan sikap (bila ada), ser ta dokter .

  att it ude

4. Struktur Komunikasi Dokter – Pasien

  Str uktur Komunikasi Dokter – Pasien dapat dilihat dar i gambar diagr am The Cambr idge Calgar y Obser vat ion Guide :

  (Silvermann, Kur tz & Draper, 1997)

  Dar i diagr am di atas bisa dilihat bahw a tahap – tahap komunikasi dokter -pasien meliputi : 1) Memulai w aw ancar a (init iat ing t he session) 2) Mengumpulkan infor masi (gat her ing infor mat ion) 3) Penjelasan dan Per encanaan

  (explanat ion and planning)

  4) Menutup w aw ancar a (closing t he session)

5. Tahap – Tahap Komunikasi

  Pada saat melaksanakan tahap – tahap komunikasi dokter pasien, ada dua hal yang har us selalu diper hatikan, yaitu:

   Kemampuan menjalin hubungan/ sambung r asa dengan pasien (building t he r elat ionship)

   Kemampuan menstr uktur waw ancar a (str uctur ing the consult at ion) Kemampuan sambung r asa dan menstr uktur w aw ancar a har us selalu digunakan (secar a tepat) pada tiap tahap komunikasi dokter – pasien

a. Memulai Wawancara ( I nitiating the session)

  Ada 5 tujuan pada tahap ini, yaitu: 1) Membentuk/ menyiapkan suatu lingkungan yang mendukung 2) Membangun kesadar an mengenai status emosional pasien membuat pasien datang ke dokter 4) Membuat per setujuan ter hadap agenda atau r encana konsultasi 5) Membuat pasien ter libat dalam suatu pr oses kolabor atif

  Pada tahap inilah, sambung r asa akan dimulai. Sambung r asa mer upakan tahap dalam komunikasi yang har us diciptakan, supaya hal- hal yang dapat menghambat kelancar an pr oses komunikasi dapat dihindar i. Apabila situasi yang menyenangkan kedua belah pihak sudah ter cipta, dihar apkan infor masi yang dibutuhkan akan diper oleh dengan memuaskan. Untuk menciptakan sambung r asa, disamping per lu menumbuhkan r asa saling per caya, maka per lu ber komunikasi dengan jelas. Dalam sambung r asa yang dilakukan, per lu diingat bahwa pihak per tama sebaiknya tidak seper ti menginter ogasi pihak kedua. Sikap yang hangat namun tidak ber lebihan, akan memper mudah pihak kedua untuk member ikan infor masi yang dibutuhkan. Hal per tama yang dapat dilakukan untuk memulai sambung r asa dengan pasien adalah menjabat tangannya (sesuai dengan budaya dan kebiasaan setempat). Untuk itu ada 3 hal yang har us diper hatikan : 1) Ber bicar a dengan jelas :

  Sangat penting dalam ber komunikasi untuk ber bicar a, menulis atau menyajikan pesan dengan seder hana dan jelas. Bahasa yang dipakai hendaknya dapat dimenger ti. Kalimat yang diucapkan hendaknya tidak ber belit-belit, Bila per lu dapat ditunjang alat bantu seper ti gambar , poster dan sebagainya. 2) Mendengar aktif dan member i per hatian : Mendengar adalah salah satu car a menyatakan per hatian.

  Dengar kan baik-baik apa yang dikatakan or ang pada Anda. Dor ong agar or ang ter sebut mau ber bicar a dengan bebas, namun demikian tetap har us diar ahkan supaya tidak keluar dar i alur topik yang dibicar akan. Jangan menghentikan atau menyela pembicar aan dan mendebat mer eka, kar ena hal ter sebut akan memutus komunikasi, sehingga kemungkinan akan ada infor masi yang hilang. Pada w aktu menyibukkan dir i dengan peker jaan lain. Bila hal ini ter jadi or ang akan menganggap anda tidak member i per hatian pada mer eka. 3) Mendiskusikan dan menjelaskan :

  Setelah mendengar kan, Anda har us meyakinkan dir i bahwa sudah menangkap pesan ter sebut dengan benar . Car anya antar a lain bisa dengan ber tanya untuk mendapatkan gambar an lebih jelas, atau membuat r ingkasan tentang apa yang sudah Anda dengar kan. Keter ampilan yang dibutuhkan pada tahap memulai w aw ancar a:

  1) Per siapan

  a) Mengesampingkan per asaan dan emosi pr ibadi

  b) Buatlah dir i Anda (dokter ) mer asa nyaman c) Baca infor masi dan bahan yang r elevan ter lebih dahulu. 2) Membangun hubungan baik dengan pasien

  a) Sapa pasien saat per tama ber temu (ucapkan selamat pagi,

  selamat sor e, halo , atau yang lainnya; sapa dengan

  menggunakan nama pasien, jabat tangannya, tunjukkan sikap yang r amah).

  b) Per silahkan pasien untuk duduk (gunakan bahasa ver bal dan non ver bal yang jelas).

  c) Ber ikanlah per hatian yang utuh/ penuh pada pasien. Jangan melihat atau menyibukkan dir i dengan hal lainnya.

  d) Klar ifikasi identitas pasien

  e) Per kenalkan dir i Anda dan per an Anda (misalnya : ...“ Saya

  Sandr a dokt er muda yang ber tugas menjadi asist en dokt er Sir egar . Saya di sini ber tugas unt uk mengumpulkan infor masi mengenai keluhan dan penyakit ibu sebelum ibu diper iksa oleh dokt er Sir egar “.... ).

  f) Bila dianggap per lu, sebutkan waktu yang ter sedia.

  g) Sebutkan juga bahwa Anda akan mencatat keter angan– keter angan yang diber ikan oleh pasien. a) Gunakanlah per tanyaan ter buka (misalnya :

  ’’Ada yang bisa saya bant u, Bu ?..“ ; “Ada keluhan apa Pak, kok sampai Bapak ber kunjung kemar i ? ...“ , dll)

  b) Dengar kan keluhan pasien dengan aktif, tetapi jangan melakukan inter upsi atau mengar ahkan pasien (kecuali untuk kasus-kasus khusus)

  c) Gunakan bahasa non ver bal seper ti anggukan, senyuman atau bisa juga menggunakan bahasa ver bal yang ”netr al“ seper ti : “ dengan tujuan agar pasien bisa

  ya, he-em, , t er us…, oh..ya”

  ter bantu untuk ter us melanjutkan per nyataan atau cer ita mengenai alasan utama mer eka datang ber kunjung.

  d) Ringkaslah cer ita atau infor masi dar i pasien, lalu konfir masikan ke pasien apakah per sepsi Anda itu sudah benar . Selanjutnya tanyakan apakah ada gejala atau hal lain yang menjadi keluhan (scr eening)

  Contoh : “Jadi masalah ut ama Bapak adalah nyer i dada dan

  sesak nafas ? Apakah masih ada yang lain?”

  4) Menyusun agenda wawancar a

  a) Jelaskan pada pasien tahap – tahap pemer iksaan yang akan dilakukan.

  b) Negosiasikan dengan pasien mengenai w aktu yang dibutuhkan untuk pemer iksaan, agenda pemer iksaan, dll.

b. Mengumpulkan Informasi (Gather ing Information)

  Tahap ini ser ing disebut dengan tahap ANAMNESIS. Pada tahap ini, ter dapat empat tujuan utama, yaitu: 1) Mendapatkan data biofisik atau sejar ah penyakit dengan lengkap dan akur at, supaya dapat mengenali pola yang bisa diasosiasikan dengan suatu penyakit ter tentu. 2) Mengeksplor asi dan memahami per spektif pasien, agar dokter bisa memahami ar ti gejala ser ta penyakit ter sebut bagi pasien. sehingga mendukung pr oses , dalam waktu

  diagnost ic r easoning seefisien dan seefektif mungkin.

  4) Melibatkan par tisipasi pasien dalam suatu pr oses inter aktif, dengan car a selalu memelihar a sambung r asa dengan pasien, dan member ikan r espon ser ta dukungan pada keter libatan mer eka. Untuk mendapatkan data biofisik atau sejar ah penyakit dengan lengkap dan akur at, har us mengacu pada per tanyaan yang sistematis, yaitu ber pedoman pada empat pokok pikir an ( The Fundament al Four ) dan tujuh butir mutiar a anamnesis ( ). Yang dimaksud

  The Sacr ed Seven

  dengan empat pokok pikir an, adalah melakukan anamnesis dengan car a mencar i data: 1) Riwayat Penyakit Sekar ang (RPS), meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan yang membuat seseor ang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencar i per tolongan, misalnya deman, sesak napas, dll. Kemudian, setelah utama dilanjutkan dengan anamnesis secar a sistematis dengan menggunakan tujuh butir mutiar a anamnesis. 2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), menanyakan tentang apakah pender ita per nah mender ita sakit sebelumnya yang r elevan dengan keadaan sekar ang dan penyakit kr onik seper ti tekanan dar ah tinggi, sakit gula, dan sebagainya

  3) Riwayat Kesehatan Keluar ga, untuk menelur usi apakah ada penyakit yang ditur unkan dan ditular kan di lingkungan keluar ganya. 4) Riwayat Sosial dan Ekonomi, untuk mengetahui status sosial pasien yang meliputi pendidikan, peker jaan, per nikahan, dan kebiasaan yang ser ing dilakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuh butir mutiar a anamnesis, yaitu: 1) Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?) 2) Onset / awitan dan kr onologis (kapan ter jadinya? ber apa lama? 3) Kuantitas keluhan (seber apa banyak? Seber apa ser ing?) 4) Kualitas keluhan (r asanya seper ti apa ?)

  6) Faktor -faktor yang memper ingan ? 7) Analisis sistem yang menyer tai keluhan utama.

  Tahap mengumpulkan informasi ( gather ing infor mation) selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada modul Komunikasi 2 : HISTORY TAKING ( ANAMNESI S), dan akan dilatihkan di semester lain.

c. Penjelasan dan Perencanaan (Explanation And Planning)

  Pada tahap ini ada 3 hal yang penting, yaitu: 1) Member ikan infor masi dalam jumlah ser ta jenis yang tepat. 2) Mencapai pemahaman ber sama antar a dokter dan pasien : ter utama dalam hal ker angka penyakit pasien. 3) Per encanaan : membuat keputusan ber sama antar a dokter dengan pasien. Tujuan tahap ini adalah : 1) Member ikan infor masi yang tepat dan menyelur uh dengan memper hatikan kebutuhan masing – masing pasien ter hadap infor masi

  2) Menyediakan penjelasan yang ber kaitan dengan per spektif pasien ter hadap masalah 3) Menemukan per asaan dan pemikir an pasien sehubungan dengan infor masi yang diber ikan 4) Mendor ong adanya inter aksi/ hubungan timbal balik (bukan hubungan sear ah) 5) Membuat pasien menjadi paham tentang pr oses pengambilan keputusan 6) Melibatkan pasien dalam mengambil keputusan (sampai dengan tingkat/ level yang diinginkan pasien) 7) Meningkatkan komitmen pasien ter hadap r encana yang telah tepat

  Tahap penjelasan dan perencanaan ( explanation and planning) akan dibahas lebih lanjut pada modul Komunikasi 3 : KONSELING dan TELLING BAD NEWS yang akan dilatihkan di semester lain

  Tujuan: 1) Mengkonfir masi r encana per awatan. 2) Mengklar ifikasi langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh dokter maupun pasien. 3) Menetapkan r encana yang akan ditempuh bila ada situasi “dar ur at“. 4) Memaksimalkan kepatuhan pasien dan outcome perawatan ter hadap pasien. 5) Penggunaan waktu konsultasi yang efisien. 6) Menjaga agar pasien tetap mer asa sebagai bagian dar i pr oses kolabor atif, ser ta membangun hubungan dokter -pasien yang baik untuk masa selanjutnya. Keter ampilan yang diper lukan pada tahap ini adalah:

  1) Kemampuan untuk membuat r ingkasan (end summar y) Yang dimaksud dengan r ingkasan di sini adalah r ingkasan akhir .

  Jadi yang dilakukan adalah membuat r ingkasan dar i sesi w aw ancar a yang telah dilakukan dan tentang r encana tindak lanjut dalam penatalaksanaan pasien

  2) Membuat kesepakatan

  (cont r act ing)

  Tahap ini meliputi per setujuan atau kesepakatan mengenai langkah yang akan ditempuh selanjutnya, juga mengenai tanggung jawab masing – masing pihak (pihak dokter maupun pasien). Contoh:

  a) Member itahu dan meminta kesediaan pasien bahw a setelah anamnesis selesai, akan dilakukan pemer iksaan fisik dan pemer iksaan penunjang yang diper lukan

  b) Meminta pasien untuk menghubungi Anda (dokter ) bila hasil pemer iksaan r ontgen sudah ada.

  c) Meminta pasien untuk meminum sampai habis sesuai atur an minum obat yang telah dir esepkan, dan sesudah itu seger a menghubungi Anda (dokter ) kembali.

  d) Member itahu pasien bahwa Anda (dokter ) akan menghubungi dokter bedah yang akan menangani pasien lebih lanjut. memer iksa kembali kondisi pasien besok pagi.

  f) dll. 3) Pengamanan ter hadap hal yang tidak dihar apkan (safet y-net t ing)

  Tahap ini mer upakan tahap pember itahuan pada pasien apabila ter jadi per istiwa atau ter dapat per kembangan yang tidak dihar apkan. Tidak ada jaminan bahwa segala hal yang sudah dir encanakan dengan baik bisa ber jalan sesuai dengan har apan. Untuk itu sejak awal hal ter sebut per lu dibicar akan dengan pasien, ter masuk bagaimana mengatasinya. Adapun hal-hal yang per lu diber itahukan kepada pasien adalah sebagai ber ikut : a) Jelaskan ulang apa saja yang dihar apkan akan ter jadi.

  b) Bagaimana car a mengenali bila muncul hal – hal yang tidak dikehendaki.

  c) Bagaimana car a pasien mencar i bantuan bila muncul hal – hal yang tidak dihar apkan.

  d) Per ubahan yang mungkin ter jadi ter hadap r encana yang telah disepakati ber sama, ataupun per ubahan ter hadap hasil diagnosis. Contoh :

  ” Bu, anak Ibu dihar apkan akan seger a membaik dalam 24 jam ini. Akan t et api, apabila nant i dalam jangka wakt u it u anak Ibu masih t er us munt ah – munt ah dan t idak ada cair an yang bisa masuk, Ibu har us seger a membawa anak Ibu ke r umah sakit . Bila anak Ibu mengalami dehidr asi, kemungkinan besar dia har us diobser vasi di r umah sakit ”

  4) Pengecekan ter akhir

  

(final checking)

  Har us ada pengecekan ter akhir , apakah pasien menger ti dan mer asa senang/ nyaman baik dengan r encana yang telah dibuat, pr osedur apa saja yang har us diikuti, maupun ter hadap segala hal yang har us dilakukan bila muncul hal – hal yang tidak dihar apkan.

6. Kemampuan Menstr uktur Wawancara

  Kemampuan menstr uktur w aw ancar a dibutuhkan untuk mengendalikan agar komunikasi dokter -pasien yang sedang ber langsung beber apa ketr ampilan pokok yang ter masuk dalam kemampuan menstr uktur wawancar a, yaitu: a. Penyar ingan (scr eening)

  Penyar ingan mer upakan suatu car a untuk memer iksa kembali ber sama dengan pasien, apakah ada gejala atau tanda-tanda lain atau per sepsi lain yang belum disebutkan oleh pasien

  b. Negosiasi (negot iat ion) Negosiasi mer upakan suatu car a untuk mencapai suatu kesepakatan ber sama, dalam hal ini antar a dokter dan pasien.

  c. Penentuan Agenda

  (agenda set t ing)

  Penentuan agenda ber manfaat untuk mengur angi ketidakpastian antar a dokter dan pasien, w aktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien, pasien mendapat kesempatan untuk lebih concer n pada hal- hal yang paling penting atau yang paling ingin dibahas dengan dokter , ser ta mendor ong adanya negosiasi dan hubungan timbal-balik yang positif. Str ategi untuk melakukan penentuan agenda antar a lain:

  1) Dokter mendengar kan masalah yang per tama muncul, dan membiar kan pasien mencer itakan masalahnya ter sebut. Jika dokter ter lalu aw al melakukan inter upsi, maka pasien akan “kembali lagi” pada masalah aw al tadi. 2) Dokter mer ingkas masalah–masalah yang ada, dan memer iksa semua yang didengar , dan menger ti dengan sungguh–sungguh yang didengar dar i pasien

  3) Dokter mengenali masalah–masalah yang disampaikan pasien dan menunjukkan per hatian, baik secar a ver bal maupun non ver bal. 4) Dokter menanyakan apakah ada masalah lainnya. Ini untuk menghindar kan pasien ter lambat mengeluhkan masalah lain. 5) Dokter membuat pr ior itas masalah dan menegosiasikan mana masalah yang akan dieksplor asi pada kesempatan ter sebut Contoh kalimat-kalimat yang ser ing digunakan dalam

  agenda set t ing

  antar a lain: 1)

  “Hal apakah yang ingin Bapak diskusikan t er lebih dahulu?”

  3)

  

“Masalah manakah yang akan kit a bahas t er lebih dahulu?”

  4) Bagaimana kalau kit a mulai dengan masalah gangguan haid ini lebih

  dahulu?”

  5) “Baiklah, kit a mulai dulu dengan keluhan Bapak mengenai sesak napas

  ini, bila nant i wakt unya mencukupi, kit a bicar akan juga mengenai kesulit an t idur yang juga Bapak alami”

  Apabila waktu yang ter sedia hanya sedikit, contoh kalimat yang ser ing digunakan antar a lain: 1)

  “Mohon maaf, Ibu, sebent ar lagi saya ada acar a....” (dalam nada yang net r al) kemudian dokt er dapat menegosiasikan apa yang bisa dilakukan dalam sisa wakt u yang ada

  2)

  “Kit a akan mencoba unt uk menyelesaikan sebanyak mungkin masalah yang ada, namun hal t er sebut t er gant ung pada wakt u yang t er sedia...”

  3) “Kit a mencoba unt uk member ikan kesempat an yang sama bagi

  semuanya, jadi...: (negosiasikan apa yang akan dilakukan pada kesempat an/ wakt u yang ada)

  4) “Saya ingin membahasa set iap masalah yang ada dengan lebih

  mendalam sehingga per lu wakt u yang cukup. Unt uk itu, kit a r encanakan....”

  d. Pengar ahan (signpost ing) Yang dimaksud dengan pengar ahan disini adalah per nyataan tr ansisi yang digunakan oleh dokter untuk member ikan isyar at adanya per ubahan ar ah pembicar aan atau adanya per pindahan dar i tahap w aw ancar a satu ke tahap yang lain. Selain itu, juga ber isi

  signpost ing

  penjelasan mengenai tahap ber ikutnya. Manfaat sign post ing antar a lain: 1) Pasien menjadi tahu dokter hendak ke ar ah mana dan mengapa. 2) Dokter bisa ber bagi pemikir annya maupun r encananya dengan pasien. 3) Untuk meminta izin pada pasien ---- membangun hubungan baik. 4) Menjadikan konsultasi menjadi lebih ter buka baik bagi dokter maupun pasien.

  6) Meningkatkan ker jasama dokter dan pasien. 7) Landasan ker jasama antar a dokter dan pasien menjadi lebih baik.

  Sign post ing dapat digunakan untuk:

  1) Ber pindah dar i tahap per mulaan w aw ancar a ke tahap pengambilan/ pengumpulan infor masi. 2) Mengganti per tanyaan ter buka menjadi per tanyaan ter tutup. 3) Mengawali per tanyaan yang membutuhkan jaw aban spesifik, misalnya yang menyangkut masalah ide, per hatian utama pasien,maupun har apan pasien. 4) Ber pindah ke tahap pemer iksaan fisik dan ke tahap pemer iksaan penunjang yang diper lukan 5) Ber pindah ke tahap penjelasan dan per encanaan. Contoh sign post ing : 1) “Baiklah Bu, unt uk menget ahui lebih past i mengenai nyer i dada yang Ibu

  keluhkan, saya akan melakukan beber apa pemer iksaan fisik. Silahkan Ibu menuju r uang per iksa...“

  2) “Ada beber apa hal pent ing yang per lu Bapak ket ahui mengenai

  hiper t ensi. Saya per t ama-t ama akan menjelaskan apa it u hiper t ensi dan beber apa penyebabnya. Selanjutnya, saya ingin juga mener angkan efek hiper t ensi t er hadap Bapak, dan mengapa kit a har us menjaga t ekanan dar ah Bapak. Apakah Bapak set uju ?“

  e. Mer ingkas (int er nal summar ising) Ringkasan dalam pr oses wawancar a dokter -pasien ini ada dua macam, yaitu :

  1) Ringkasan pada akhir w aw ancar a ( end summar y ) 2) Ringkasan dalam pr oses w aw ancar a ( Int er nal summar y ).

  Ringkasan dalam pr oses w aw ancar a ( int er nal summar y ) adalah suatu pr oses dimana dokter mengatakan kembali topik utama yang telah disampaikan oleh pasien sebelumnya. Tujuan utama adalah untuk memer iksa apakah dokter sudah sepenuhnya memahami maksud pasien. per syar atan ber ikut : 1) Har us benar -benar mencer minkan isi pembicar aan pasien. 2) Har us benar -benar r ingkas. 3) Jangan hanya mengulang kata-kata pasien (secar a har fiah), tetapi sebaiknya menggunakan kata-kata dokter sendir i. 4) Sebaiknya r ingkasan mer upakan ver ifikasi ter hadap per nyataan pasien. Untuk itu, bisa dengan menanyakan secar a langsung kepada pasien, atau diucapkan dengan menggunakan nada ber tanya.

  f. Per untunan

  (sequencing)

  Dokter har us bisa membawa wawancar a dalam suatu ur utan/ tahap-tahap yang logis, yaitu mulai dar i explor asi maksud kedatangan pasien, penggalian infor masi, pemer iksaan fisik, penjelasan diagnosis dan per encanaan tindak lanjut.

  g. Membina hubungan dengan pasien (sambung r asa)

  

D. PROSEDUR PELAKSANAAN SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR

WAWANCARA

  Lakukan sambung r asa dan menstr uktur w aw ancar a dengan pr osedur ber ikut ini :

  1. Mengawali per temuan : a. Menyapa pasien, mengucapkan salam dan memper kenalkan dir i.

  b. Menanyakan identitas pasien (nama lengkap, tempat tanggal lahir , alamat lengkap, dan peker jaan). Dapat ditambahkan dengan data-data identitas lain sesuai dengan for mat r ekam medis yang ada c. Menanyakan maksud kedatangan pasien.

  d. Member i situasi yang nyaman bagi pasien.

  e. Menunjukkan sikap empati dan dapat diper caya.

  f. Membuat dan menegosiasikan agenda per temuan

  2. Mendengar kan aktif

  a. Ber konsentr asi pada pembicar aan

  b. Melakukan kontak mata

  c. Memper lihatkan minat pada pembicar aan e. Mendor ong lawan bicar a mengungkapkan isi pikir annya

  f. Menanyakan kejelasan

  g. Menanyakan secar a detail

  h. Meninggalkan asosiasi dan opini i. Menjaga emosi j. Tidak ter bur u-bur u k. member i jeda bila diper lukan

  3. Melakukan waw ancar a ter str uktur untuk menggali infor masi menggunakan 4 dasar dan 7 butir mutiar a anamnesis (seper ti yang ter jabar di teor i komunikasi di atas)

  4. Menutup per temuan :

  a. Membuat r ingkasan dan menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatir an dan har apannya.

  b. Melakukan signposting untuk tahap pemer iksaan fisik selanjutnya

  c. Memelihar a dan menjaga har ga dir i pasien, hal-hal yang ber sifat pr ibadi dan ker ahasiaan pasien sepanjang waktu.

  d. Memper lakukan pasien sebagai mitr a sejajar dan minta per setujuannya dalam memutuskan suatu hal.

E. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Sebelum mengikuti kegiatan sambung r asa dan menstr uktur wawancar a, pelajar i teor i dasar -dasar komunikasi dar i r efer ensi yang dianjur kan.

  2. Untuk ber latih sambung r asa dan menstr uktur w awancar a, setelah instr uktur member i contoh, cobalah ber latih ber pasangan dengan teman, satu or ang sebagai dokter , satu or ang sebagai pasien. Gunakan pr osedur pelaksanaan sebagai acuan. Lakukan ber gantian, bila satu pasang mahasiswa sedang ber latih, teman dalam kelompok menyaksikan dan setelah itu member i masukan.

  3. Pada latihan ter bimbing, waktu tiap pasang mahasiswa maksimal 7 menit untuk sambung r asa dan menstr uktur wawancar a, masukan dar i anggota kelompok 2 menit.

  . Untuk latihan mandir i w aktu latihan disesuaikan waktu yang ada.

  feedback

  5. Lakukan sambung r asa dan menstr uktur waw ancar a dengan situasi sesuai skenar io yang dipilih. Antar pasangan sebaiknya ber latih skenar io yang ber beda. Kar ena w aktu ter batas, mahasiswa disar ankan ber latih sendir i dengan skenar io yang belum sempat dicobanya di luar waktu per temuan Skills Lab.

  Bapak Andi usia 65 tahun adalah penduduk desa Bar okah yang mempunyai sifat pemar ah. Dia sangat kaya, namun kadang ar ogan, memandang r endah or ang lain kar ena menganggap dir inya paling ter kenal dan disegani di desa itu. Dia adalah pender ita hiper tensi. Apabila sakit dia selalu memer iksakan dir i ke dokter spesialis di Rumah Sakit Swasta di kota dengan alasan tidak mau antr i lama dan tidak per caya dengan obat-obat Puskesmas yang har ganya mur ah. Suatu ketika, penyakit pak Sur yo kambuh, dia mer asakan sakit kepala dan kuduknya kaku. Sopir pr ibadinya tidak masuk sehingga tidak ada yang mengantar ke kota. Ter paksa pak Sur yo mendatangi Puskesmas. Puskesmas saat itu penuh dengan pasien. Pak Sur yo tidak sabar dan ter lihat gelisah, ber ulangkali dia mar ah-mar ah pada petuga loket. Setelah 1 jam menunggu, tiba gilir an Pak Andi masuk r uang dokter dengan wajah emosi. Sebagai dokter di Puskesmas ter sebut, apa yang akan Anda lakukan? Feedback _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________

  Bu Sani, 44 tahun adalah ister i seor ang bur uh bangunan, ibu r umah tangga yang ber asal dar i desa dan tidak per nah mengenyam pendidikan for mal. Sudah setahun ini Bu Sani tinggal di kota kabupaten. Bu Sani yang pada dasar nya sangat pendiam dan r endah dir i, jadi makin sulit ber gaul dengan or ang lain. Apabila ber bicar a ter gagap-gagap, sulit mer angkai kalimat dengan benar dan ber bicar a dengan suar a sangat pelan. Selama ini setiap kali ke Puskesmas, Bu Sani selalu diantar suaminya. Suaminya yang akan mengur us administr asi dan menyampaikan keluhan pada dokter . Suatu ketika, Bu Sani mer asa ulu hatinya sangat per ih diser tai pusing dan mual-mual. Suaminya tidak diper bolehkan ijin oleh mandor bangunan. Kar ena sudah tidak bisa menahan sakit, Bu Sani per gi sendir i ke Puskesmas. Dengan takut- takut, Bu Sani member anikan dir i mendaftar di loket, kemudian duduk menunggu antr ian. Saat namanya dipanggil masuk ke r uang dokter , ter lihat wajahnya semakin pucat.

  Feedback _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________

  Bapak Joni, seor ang supir tr uk, usia 38 tahun, sudah ber keluar ga dengan 2 or ang anak. Kar ena peker jaannya, Bapak Joni ser ing per gi keluar kota ber har i-har i, dan mempunyai kebiasaan “jajan” di kota-kota yang disinggahinya. Suatu ketika, badannya mer asa mer iang dan dar i alat kelamin keluar nanah. Bapak Joni mer asa cemas dan memutuskan per iksa ke dokter Nana. Bapak Joni mer asa malu untuk mengemukakan kebiasaannya ber kencan dengan PSK apalagi kepada dokter w anita, sehingga Bapak Joni memutuskan untuk tidak akan mengatakan hal yang sebenar nya.

  Feedback _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________

  Ibu Intan, 25 tahun datang ke pr aktek dokter dengan keluhan nyer i per ut. Bu Intan masuk ke r uang per iksa dengan wajah yang pucat dan nampak kesakitan sambil ter us memegangi per utnya. Nyer i ter utama dir asakan saat ibu ter sebut ter lambat makan, atau makan makanan yang ter lalu asam atau pedas Feedback _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________

  Bapak Salim usia 27 tahun datang ke pr aktek dokter dengan keluhan sakit panas diser tai batuk dan pilek. Saat menyampaikan keluhannya, Pak Salim selalu ter batuk- batuk dan ber sin-ber sin. Badannya nampak lemah dan menggigil. Feedback _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________

  Nn. Widya, umur 17 tahun, seor ang mahasisw i bar u datang ke medical center di kampusnya dengan keluhan selur uh badan ter asa gatal. Saat mencer itakan keluhannya kepada dokter , Nn. Widya menangis ter sedu kar ena mer asa sedih tidak ada keluar ganya yang bisa menemaninya saat sakit kar ena sekar ang ini kos jauh dar i r umah or ang tuanya. Sebelumnya, Nn. Widya tidak per nah jauh dar i ibunya. Nn. Widya mengatakan bahw a dulu per nah sakit yang sama dan setelah per iksa ke dokter dikatakan memiliki aler gi.

  KETERAMPILAN SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Skor No Aspek Keter ampilan yang Dinilai

  1

  2 MEMBUKA WAWANCARA

  1 Menyapa pasien

  2 Memperkenalkan diri pada pasien

  3 Menanyakan identitas pasien

  4 Menunjukkan sikap hormat dan respek pada pasien

  5 Member ikan situasi yang nyaman pada pasien

  6 Mengidentifikasi dan mengkonfir masi permasalahan pasien

  7 Menegosiasikan agenda konsultasi MEMBANGUN SAMBUNG RASA

  8 Melakukan kontak mata dengan pasien

  9 Menunjukkan tingkah laku (non verbal) yang sesuai

  10 Bila melakukan kegiatan lain (misal melihat catatan atau menulis) tidak sampai mengganggu pr oses w awancara dengan pasien

  11 Tidak menghakimi

  12 Bisa menjaga emosi

  13 Member i empati dan dukungan pada pasien

  14 Menjaga harga dir i dan rahasia pasien

  15 Tidak tampak ter bur u – bur u

  16 Tampak per caya dir i ANAMNESIS

  17 Menanyakan keluhan utama Menanyakan lokasi Menanyakan onset dan kr onologi Menanyakan kualitas keluhan Menanyakan kuantitas keluhan Menanyakan faktor – faktor yang memperber at keluhan utama Menanyakan faktor-faktor yang meringankan keluhan utama Menanyakan gejala penyer ta

  18 Menanyakan riw ayat penyakit dahulu Menanyakan riw ayat kesehatan keluarga Menanyakan riw ayat sosial ekonomi Menanyakan kebiasaan pribadi

  19 Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pasien

  20 Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat

  21 Menggunakan pertanyaan tertutup secar a tepat MENSTRUKTUR WAWANCARA

  22 Menggunakan scr eening, negosiasi, agenda set t ing, signpost ing, membuat r ingkasan (int er nal summar y) dengan tepat

  23 Menjalankan w awancara dengan ur utan yang logis / tepat

  24 Memperhatikan waktu MENUTUP WAWANCARA

  25 Menanyakan pada pasien apakah ada yang ter lewat

  26 Menutup waw ancara dengan membuat suatu ringkasan (end summar y)

  27 Membuat kesepakatan dengan pasien JUMLAH SKOR

  Penjelasan :

  0 Tidak dilakukan mahasisw a, atau dilakukan tetapi salah Nilai mahasisw a =

  1 Dilakukan, tapi belum sempur na Jumlah skor x 100% = ............

  2 Dilakukan dengan sempur na, atau bila aspek ter sebut tidak

  54 dilakukan mahasisw a kar ena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diper lukan dalam skenar io yang sedang dilaksanakan). Azwar , A. 1996. Pengant ar Administ r asi Kesehat an . Binar upa Aksar a. Jakar ta Clar amita M, Utar ini A, Soebono H, Van Dalen J, Van der Vieuten. 2011. Doctor

  Patient Communication in A Southeast Asian Setting: The Conflict Betw een Ideal and Reality. Adv in Healt h Sci Educ ; volume 16: 69 – 80

  Effendy, OU. 2002. Hubungan Masyar akat Suat u St udi Komunologis . PT Remaja Rosdakar ya. Bandung.

  Fong Ha J, Anat DS, Longnecker . 2010. Doctor – Patient Communication: A Review . ; volume 10:38 – 43.

  The Ochsner Jour nal

  http:/ / w ww .ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/ ar ticles/ PMC3096184/ pdf/ i1524-5012- 10-1-38.pdf. Diunduh pada tanggal 23 Juli 2016 Notoatmodjo, S. 2003.

  . PT Rineka

  Ilmu Kesehat an Masyar akat Pr insip-pr insip Dasar Cipta.Jakar ta.

  Pr abandar i, Y.S. 2007. Dasar -dasar Komunikasi , Makalah disampaikan pada Inhouse Tr aining Komunikasi di FK UNS.

  Sub-Unit of the Medical Skills Pr ogr am Univer sity of Calgar y. 2014. Communicat ion . http:/ / w ww .ucalgar y.ca/ mdpr ogr am/ files/ mdpr ogr am/ mdcn-320- 420medical-skills-communications-unit-year -1-2.pdf . Diunduh pada tanggal 23 Juli 2016.

  WHO. 1992. Pendidikan Kesehat an . Pener bit ber sama ITB dan Univer sitas Udayana.

  Bandung.