BAB V MOMENT, SKEWNESS DAN KURTOSIS - STATISTIKA DASAR ; MOMENT , KURTOSIS
BAB V MOMENT, SKEWNESS DAN KURTOSIS A. MOMENT
1. Data Tunggal
4
7 49 343 2.401
7
81
27
9
3
3
16
8
2
2
8 64 512 4.096
4
3 X j
2 X j
1 X j
X j
X j
Atau dapat dikerjakan dengan :
X
8
6
10 10 100 1.000 10.000 Jumlah 30 226 1890 16.594
Moment ke r disekitar
m
Jika r = 1 maka 1
0
X X m
X
X NX X N
r j r j N j r j r
X didefinisikan :
X
3
16 4
5 594 .
X 3318 8 ,
5 226 2
45
X 2 ,
5 1890 3
X 378
30 1
5
2 4 4 4 4 4 4
Misalkan diberikan variabel X dengan harga-harga X 1 , X 2 , X 3 , …,X N dengan r = 0,1,2, … maka :
Moment ke r dari X didefinisikan :
6
2 ,
b. moment kedua:
X
2 1
3
7
8
10
5
a. moment pertama:
5 226
PENYELESAIAN:
Jika r = 1 maka menjadi Mean Aritmatika Contoh : Tentukan moment pertama, kedua, ketiga dan kempat dari 2, 3, 7, 8, 10 !
0 2 1 ...
X X r j N j
r
j
r N r r rX X
X N
X N
N
45
5
8
7
10
5
16
5 594 .
3318 8 ,
d. moment kempat:
X
2 3 3 3 3 3 3
3
8
10
10
5
5 1890
378
c. moment ketiga:
X
2 2 2 2 2 2 2
3
7
8
7
2 s
Jika r = 2 maka
Contoh : Tentukan moment pertama, kedua, ketiga dan kempat disekitar rata-rata dari 2, 3, 7, 8, 10 !
2 m
2
3
7
8
10 30
X
6 j
5
5 X
X X
X X
X X
X X j j j j 2 3 4
2 -4 16 -64 256 3 -3 9 -27
81
7
1
1
1
1
8
2
4
8
16
10
4
16 64 256 Jumlah 46 -18 610
18
3 ,
60 m m 1 3
5 5 46 610 2 9 ,
2 122
4 m m5
5
Moment ke r disekitar A (A adalah sebuah bilangan tetap) didefinisikan : N r
X A
j r
X A ' j 0 j
m r
X A j
N N
Contoh : Diberikan data 2,3,7,8,10 empat moment pertama disekitar 4 adalah :
X j j j j
4 X j
4 X
4 X
4 X 2 3 4
2 -2 4 -8
16 3 -1 1 -1
1
7
3
9
27
81
8
4
16 64 256
10
6 36 216 1296 Jumlah
10 76 298 1650
10 298 ' 59 ,
6
2 3 1 m ' m
5
5
76 1650
' 330
13 ,
2 4 m '
2 m
5
5
2. Data Berdaftar Distribusi Frekuensi
X X f j j
63 –65
61
5
60 - 62
X X f j j
3 ) (
X X f j
2 2 ) (
) (
64
X X j
3 ) (
X X j
2 ) (
X X j
X ) (
f j
Tinggi badan
Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ18
66 –68
Contoh : Moment pertama, kedua dan ketiga disekitar
Moment ke r disekitar A (A adalah sebuah bilangan tetap) didefinisikan :
Contoh : Moment pertama, kedua dan ketiga disekitar A = 65 berikut adalah
0 '
X f N A X f m
A X f
N
A r j j r j j N j r j j r
3 m
42
2 m
1 m
73 JUMLAH 100 - - - - X = … .
8
72 –74
70
27
69 –71
67
X berikut adalah
0
Moment ke r dari X didefinisikan : Dengan N =
0 2 2 1 1 ...
X f 3 j j X f
X 1 j j X f 2 j j
X 3 j
X 2 j
f 1 j
Tinggi badan (in)
Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZContoh : Moment pertama, kedua dan ketiga dari X berikut adalah
5 61 3721 226981 305
X N r j r j j r N N r r r
N X f X f X f
N X f N X f
tanda kelas interval
X
j
,
j f
60 - 62
63 –65
3
X X f m
X X f N
X X f
N
r j j r
j j
N j r j j rX didefinisikan :
Moment ke r disekitar
X
2 X
18 64 4096 262144 1152
67 100 6745
X 45 ,
1
8 73 5329 389017 584 100 - - - 6745
72 –74
27 70 4900 343000 1890
69 –71
42 67 4489 300763 2814
66 –68
- Metode Koding
m
Dari ' r
3 3
33
8 100
91 ,
3 ' m
3 2
m
97
8 100
73 ,
2 ' m
3 1
15
45 , 100
1 ' m
33
97
harga-harga r
untuk beberapa harga r dapat ditentukan berdasarkan hubungan : Sehingga contoh di atas dengan menghubungkan hubungan di atas :
64 JUMLAH 100 - - -
3 '
X
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2 ' 1 '
X
2 m
2 A 2 m m A A d d A d A
2
2
2
2
2
2 ' 1 '
X
1 ' A m d A
Dan untuk yang lain :
3 m 8,91 – 3x 0,45x8,73 + 2x0,45 = … .
8,73 – 0,45 2 = … .
15
32
Tinggi badan (in)
67
8
73
8
72–74
25 125 135
5
70
27
69–71
84
8
4
2
42
64 JUMLAH
66–68
64 -1 1 -1 -18
18
63–65
61 -4 16 -64 -20
5
X f j j 60 - 62
X f j 3 ) ( A
X
j ) ( A X f j j 2 2 ) ( A) ( A
X j 2 ) ( A X j 3
X ) ( A
f j
64 512
100 - - - - 245
16
42
8
4
2
8
72–74
27
27
27
1
1
1
27
69–71
66–68
1 ' m
18 -1 1 -1 -18 18 -18
63–65
5 -2 4 -8 -10 20 -40
fc 2 fc 3 fc 60 - 62
f c c 2 c 3 1
Tinggi badan (in)
c = sandi
dengan d = panjang kelas interval
) ( ' N fc d m r r r
3 ' m
2 ' m
2 100 245
45 ,
3 A m m m A A d d A d A A d A
B. SKEWNESS
Skewness adalah ukuran ketidaksimetrisan (kemencengan) distribusi. Yang dapat menentukan
atau dapat dijadikan ukuran tentang simetris atau tidak simetris dari sebuah distribusi ialah letak dari nilai Mean, Median, dan Modus. Makin tinggi tingkat (derajat) ketidak simetrisan suatu distribusi frekuensi akan semakin besar pula perbedaan antara nilai ketiga ukuran tendensi pusat tersebut.
Pada diagram yang simetris besarnya mean = median = modus. Pada distribusi yang tidak simetris besarnya mean ≠ median ≠ modus. Pada distribusi semacam ini apabila datanya cukup banyak berlaku ketentuan sbb:
Modus – Median = 2 (median - mean) Modus = 3 (median) - 2(mean)
Untuk mengukur tingkat kecondongan atau simetris atau tidaknya suatu distribusi dapat kita gunakan Koefisien Kecondongan atau Coefficient of Skewness.
UKURAN SIMETRIS DAN CONDONGNYA SUATU KURVA
Untuk mengukur simetris atau condongnya suatu kurva kita gunakan koefisien skewness,yang dapat dihitung dengan rumus ;
1. METODE PEARSON
Koefisien Skewness dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
X
- - Mo (Rumus I) Sk = s
Keterangan :
Sk = Koefisien skewness
X = Rata-rata Mo = Nilai modus
Contoh
Tabel 2.4 Distribusi nilai matematika 80 siswa SMA XYZRentang nilai frekuensi 50-54
1 55-59
2 60-64
11 65-69
10 70-74
12 75-79
21 80-84
6 85-89
9 90-94
4 95-99
4
80
j j 346
f . c
X A d .
= 97 + 5 = 97 + - 21,625 = 75,375
80 j
f
9
Mo = 74.5 + 5 = 76,375
9 15 N
2 f A
X
71 108 .
j j 8538 .
08 10 .
39 j 1 =
80
1 s
N
1
X Mo 75 . 375
76 , 375
,
09 Sk
=
10 ,
39 S
Dengan menggunakan hub antara mean, median, modus rumus diatas dapat diubah
menjadi3 X Me
Sk
s Rumus ke-2
Contoh :
Tabel 2.4 Distribusi nilai matematika 80 siswa SMA XYZRentang nilai frekuensi 50-54
1 55-59
2 60-64
11 65-69
10 70-74
12 75-79
21 80-84
6 85-89
9 90-94
4 95-99
4 N
80 A . f j 1 j j
6030
X N
80 f j
= = 75,375
1 j N
F
40
36
2 Me L d
1
= 74,5 + 5 = 74,5 + 0,952 = 75,452 f Median
21
N 2 f A
X
71 j j 108 .
8538 .
08 10 .
39 j 1 =
80
1 s
N
1
3 ( 75 , 375 75 , 452 )
3 X Md
, 022
Sk =
10 ,
39 S
Jadi distribusi di atas mempunyai skewness negatif
2.METODE BOWLEY Dalam menentukan koefisien skewness , bowley mendasarkan pada nilai-nilai Quartil
Diperoleh:
Jika :
- Q 3 Q Q Q 1. 2 = 2 1 maka hasilnya akan 0.<
- Q 3 Q Q Q 2 2 1 2. maka hasilnya akan skewness pos
- Q 3 Q Q Q 2 2 1 3. maka hasilnya akan skewness negatif.
- – function- select category : statistical – kurt
3. METODE PERCENTIL
10 – 90 persentil Sk-nya dinyatakan dengan:
P P P P 90 10
50
10 Sk P P
90 10 Setelah kita ketahui besarnya koefisien skewness maka untuk menentukan gambar dari distribusi itu condong ke kiri,ke kanan atau simetris didasarkan atas ketentuan berikut :
a. Bila koefisien skewness itu positif berarti mean > median dan mode ,maka kurva condong ke kiri atau ekornya disebelah kanan.
b. Bila koefisien skewness itu negatif berarti mean < median dan mode ,maka kurva itu condong ke kanan atau ekornya di sebelah kiri.
c. Bila koefisien skewnes itu besarnya sama dengan nol berarti mean=median=modus, maka kurva itu simetris.
Distribusi Simetrik Distribusi Positif Skewness Distribusi Negatif Skewness
Untuk data tunggal komputasi skewness melalui Ms. Excel adalah insert – function- select category : statistical – skew
C. KURTOSIS Kurtosis adalah ukuran mengenai keruncingan dari kurva suatu distribusi frekuensi.
Kurtosis ada 3 macam :
1. Leptokurtik Ialah distribusi frekuensi yang kalau digambarkan kurvanya merupakan kurva yang agak sempit pada bagian puncaknya atau mendekati runcing.
2. Platikurtik Ialah distribusi frekuensi yang digambarkan kurvanya agak mendatar (tumpul) pada puncaknya.
9
X j
X X j
X X j
2
X X j
4
2 -4 16 256 3 -3
81
7
1
1
1
8
2
4
16
10
X
2
3. Mesokurtik Ialah distribusi frekuensi yang kurvanya normal yakni bukan leptokurtik dan plaktikurtik.
< 3 Distribusi yang lebih runcing (Leptokurtik) nilai 4
Dalam perhitungan untuk mengetahui runcingan kurva dapat mendasarkan pada moment keempat. Momen keempat ialah rata-rata dari kuatnya penyimpangan keempat dari nilai mean dalam suatu distribusi frekuensi. Kurtosis dalam suatu distribusi frekuensi diukur atas dasar momen keempat tersebut dan ukuran ini diberik symbol 4
a
2 2 4
2
2 4 4 4 4 m NX X m m s m a
Distribusi frekuensi yang normal (Mesokurtik) nilai 4
a
= 3 Distribusi yang lebih mendatar (Platikurtik) Nilai 4
a
a
3
> 3 Contoh :
1. Tentukan kurtosis dari 2, 3, 7, 8, 10 !
6
5
30
5
10
8
7
4 16 256
= 199 333 .
2,74 Jadi data di atas kurvanya platikurtik (distribusi yang lebih mendatar)
8 199 333 .
2 525 .
4 a
100 19933 3 .
4 m
K = 10 90 1 3 P P
8 100 852 5 .
2 m 525 .
67,45
X
8 73 5,55 30,80 948,64 246,4 7589.12 JUMLAH 100 - - - - 852.5 19933.3
72 –74
27 70 2,55 6,50 42,25 175,5 1140.75
Momen coefficient of kurtosis dan alpha empat, ukuran keruncingan tersebut dapat juga dicari dengan menggunakan nilai kuartil dan persentil. Ukuran yang demikian dinamakan quartile coefficient of kurtosis dan dinyatakan dengn rumus ;
) Q (Q
1.68
60 - 62
27 72 – 74
69 – 71
42
66 – 68
18
63 – 65
5
Tinggi badan (in) frekuensi
2
Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ3. Jika koefisien kurtosisnya > 0,263, maka distribusinya adalah leptokurtik.
2. Jika koefisien kurtosisnya = 0,263, maka distribusinya adalah mesokurtik.
1. Jika koefisien kurtosisnya < 0,263, maka distribusinya adalah platikurtik.
Dari hasil koefisiensi kurtosis di atas, ada tiga kriteria untuk mengetahui model distribusi dari sekumpulan data, yaitu:
1
69 –71
42 67 -0,45 0,20 0,04 8,4
2 ,
1 2 ,
9
122 2 2 2 4 4 44 ,
5 610 4 m
122
46 2 m
5
9
46 610
Jadi data di atas kurvanya platikurtik (distribusi yang lebih mendatar)
4
Jumlahf F
jxn
L d Q j Q j
m m a
2. Hitunglah Kurtosis dari data berikut !
66 –68
2 2 ) (
18 64 -3,45 11,90 141,61 214,2 2548.98
63 –65
5 61 -6,45 41,60 1730,56 208 8652.80
60 - 62
X X f j j
4 ) (
X X f j
X X j
Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ 4 ) (
X X j
2
) (X X j
X ) (
f j
Tinggi badan
8 100 dan kuartil ) kemudian simpulkan !
m
3 5 .
x P
68 90
90
) Q (Q
65 100 100
27
68
3 5 .
25
27
71
28 .
x P
K = 10 90 1 3 P P
2
TUGAS
e. Kurtosis ( melalui 4
d. Koefisien Skewness dengan Metode Pearson I dan II Kemudian simpulkan !
, , , m m m m dengan A = 150
X X b. 4 3 2 1 , , , m m m m c. 4 ' 3 ' 2 ' 1 '
X X
, , ,
40 Hitunglah : a. 4 3 2
4 Jumlah
14 161 – 170 5 171 – 180
Tinggi (cm) Frekuensi 121 – 130 3 131 – 140 5 141 – 150 9 151 – 160
DATA TINGGI 40 MAHASISWA LAKI-LAKI UNMUH PONOROGO
Untuk data tunggal komputasi kurtosis melalui Ms. Excel adalah insert
1
Jadi data di atas kurvanya platikurtik (distribusi yang lebih mendatar)
x
69 2 1 2 1
65 61 .
71 64 .
63 28 .
3 3 .
7 97 .
98 .
25 .
=
64 .
10
27
69
61 .
x Q
68
65 1
3 5 .
1
4 100
23
42
65
3 5 .
2
42
65
3 5 .
27
62 10
3 5 .
10
5 100 100
18
62
3 5 .
5 .
18
63
3 .
x Q
65
68 3
3 5 .
3
4 100