ANALISIS STRATEGI RANTAI PASOK AGRIBISNIS SUSU PASTEURISASI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1.

Keadaan Umum Perusahaan

Perusahaan CV. Cita Nasional adalah sebuah perusahaan milik
perseorangan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu sapi yang diolah
menjadi susu pasteurisasi dengan proses homogenisasi. Susu pasteurisasi
diproduksi berbagai rasa seperti rasa murni, rasa coklat, rasa stroberi, rasa mocca
dan rasa jeruk. Susu pasteurisasi juga dikemas berbagi bentuk seperti dalam
kemasan cup, minipack dan purepack dengan merk dagang Susu Segar Nasional.
Perusahaan CV. Cita Nasional juga memproduksi produk lain, seperti yoghurt
dengan merk dagang Yoghurt Nasional dalam kemasan cup dan botol.
CV. Cita Nasional telah berdiri selama 17 tahun dan mengalami perubahan
serta pengembangan dalam bidang pengolahan susu pasteurisasi. Perusahaan
didirikan oleh Bapak Rudi Kurnia Danuwijaya pada tanggal 10 November 2000

dan diresmikan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec selaku Menteri
Pertanian dan Perkebunan Republik Indonesia pada saat itu. CV. Cita Nasional
didirikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dan meningkatkan kesehatan serta kesadaran masyarakat di Indonesia terhadap
hidup sehat. Berdirinya perusahaan susu pasteurisasi CV. Cita Nasional
diharapkan dapat diterima di kalangan masyarakat khususnya golongan menengah
kebawah, yang dapat mengkonsumsi susu setiap hari dengan harga terjangkau
guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

56

4.1.1. Keadaan Geografi

Lokasi pabrik perusahaan CV. Cita Nasional terletak di Jalan Raya
Salatiga Kopeng Km 5 Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Keadaan wilayah mempunyai topografi daerah
yang berbukit dengan ketinggian 400-500 dpl dan suhu udara rata-rata 250C, serta
memiliki kelembaban 80-90 %. Peta Wilayah Kabupaten Semarang dapat dilihat
di Lampiran 1. Perusahaan memiliki luas area sekitar 40.000 m2. Perusahaan CV.
Cita Nasional berbatasan dengan berbagai wilayah, yaitu :

Sebelah Utara

: berbatasan dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Getasan.

Sebelah Barat

: berbatasan dengan perkebunan rakyat.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan perekebunan.
Sebelah Timur : berbatasan dengan Jalan Raya Salatiga Kopeng dan
pemukiman penduduk.
Pemilihan lokasi berdirinya perusahaan di Kecamatan Getasan ini
disebabkan karena Povinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Boyolali merupakan sentra pemasok susu yang cukup besar di Jawa
Tengah, menurut data BPS (2016), sapi perah di Kabupaten Semarang 25.780
ekor dan 86.363 ekor di Kabupaten Boyolali, penduduk disekitar CV. Cita
Nasional sebagian besar sebagai peternak sapi perah dan petani, faktor-faktor lain
yang menunjang pemilihan lokasi berdiri peusahaan adalah tersedianya tenaga
kerja yang cukup, tersedianya air yang cukup, sarana transportasi yang memadai,
tersedianya fasilitas listrik, fasilitas komunikasi dan faktor-faktor penunjang

lainnya. Gambar dan letak perusahaan dapat dilihat di Lampiran 2.

57

4.1.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan CV. Cita Nasional didirikan untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kini sedang tumbuh dan
berkembang, serta mempersipakan generasi penerus bangsa yang turut serta
menyukseskan program pemerintah untuk mencerdaskan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat. Mengingat hal tersebut maka pemilik perusahaan sekaligus
pendiri merasa tertantang untuk mendirikan suatu perusahaan yang dapat
membuat sesuatu produk guna memenuhi syarat-syarat seperti hal tersebut,
dengan harga yang relatif terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat dan kualitas
produk yang baik, sehingga dapat dikonsumsi dikalangan masyarakat umum,
merupakan suatu strategi yang diterapkan perusahaan.
Dilatar belakangi jiwa sebagai pengusaha serta dorongan dari pihak
keluarga baik moral atau materi, akhirnya bapak H. Rudi Kurnia Danuwijaya
dapat mewujudkan cita-citanya yaitu mendirikan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri pengolahan susu pasteurisasi dan homogenisasi

dengan nama CV. Cita Nasional. Persusahanan CV. Cita Nasional merupakan
badan usaha yang berbentuk CV, dengan nomor ijin perusahaan (SIUP) No.
155/KWDPP.11/3.1/IX/2000. Perusahaan CV. Cita Nasionnal pertama kali
memproduksi susu pasteurisasi pada tanggal 10 November 2000 dengan
memproses 5.000 liter susu murni dari berbagai KUD disekitar wilayah
perusahaan, proses pengolahan susu pasteurisasi menggunakan teknologi moderen
yang didatangkan dari luar negeri, sehingga menjamin produk yang dihasilkan
berkualitas baik.

58

Susu murni yang dipasok KUD diolah menjadi susu pasteurisasi bebagai
rasa dan di kemas dalam kemasan yang menarik dalam bentuk cup dengan jumlah
awal 20.000 cup dengan merk dagang Susu Segar Nasional, serta dipasarkan
diwilayah Surabaya dan sekitarnya menggunakan jasa loper-loper keliling. Produk
Susu Segar Nasional secara perlahan mulai dikenal masyarakat luas dan
perusahaan mengalami perkembangan yang baik, baik kualitas maupun kuantititas
perusahaan, pemasaran produk tidak hanya di diwilayah Surabaya dan sekitarnya,
mulai dipasarkan dan dikenal masyarakat di berbagai wilayah di Pulau Jawa
seperti, wilayah Yogyakarta, wilayah Solo, wilayah Semarang, wilayah Salatiga,

wilayah Kendal, wilayah Pati, wilayah Pekalongan, wilayah Purwokerto, wilayah
Purworejo, wilayah Temanggung, wilayah Magelang, wilayah Bandung dan
wilayah Jabodetabek.

4.1.3. Struktur dan Manajemen Perusahaan

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh data personalia CV. Cita
Nasional 2017, hal ini ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Personalia Perusahaan CV. Cita Nasional 2017
No
Nama
Jabatan
1.
H. Rudi Kurnia Danuwijaya
Direktur Utama
2.
Ir. Iskandar Mukhlas
Plan Manajer
3.

Enang Komara
Kepala Personalia
4.
Moh. Nur Ali Muslim, S.Pt
Kepala QC dan R&D
5.
Supriyati
Kepala Administrasi
6.
Ade Herman
Kepala Mekanik Proses Produksi
7.
Anjas Asmara
Kepala Mekanik Pengemasan
8.
Atang Suparman
Kepala Gudang
Sumber: Analisis Data Sekunder CV. Cita Nasional 2017.

59


Tabel 8. Menunjukan tabel personalia perusahaan CV. Cita Nasional,
perusahaan dipimpin oleh seorang direktur utama yaitu bapak H. Rudi Kurnia
Danuwijaya. dalam pelaksanaan kegiatan di perusahaan, direktur utama dibantu
oleh Plant Manager beserta supervisor, seperti Kepala Personalia, Kepala QC dan
R&D, Kepala Adminitrasi, Kepala Mekanik, Kepala Gudang, dan asisten masingmasing supervisor. Direktur utama memiliki berbagai tugas dalam mengolah
perusahaan, seperti menetapkan kebijakan strategi perusahaan, merencanakan
efektivitas perusahaan, dan mengelola kekayaan perusahaan. Handoko (2011),
menyatakan bahwa direktur utama memiliki berbagai tugas, seperti bertanggung
jawab atas manajemen perusahaan secara keseluruhan, bertugas untuk membuat
rencan strategi perusahaan yang berjangka panjang, menetapakan tujuan
perusahaan dan menetapkan strategi yang akan digunakan.
Para karyawan bekerja sesuai dengan arahan dan pengawasan oleh kepala
masing-masing bidang, agar pekerjaan karyawan dapat dipantau, menurut
pendapat Anwar (2011), manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan,
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, dan
pemeliharaan, pendapat ini didukung oleh pendapat Teulung (2013), yang
menyatakan manajemen personalia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,

pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber
daya manusia agar tujuan individu, organisasi dan masyarakat dapat terwujud.
Data lengkap personalia perusahaan dapat dilihat di Lampiran 4.

60

4.2.

Identifikasi Strategi Rantai Pasok CV. Cita Nasional

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh strategi rantai pasok CV.
Cita Nasional 2017, hal ini ditunjukkan pada Ilustrasi 3.

KUD

Perusahaan CV.
Cita Nasional

Wilayah Distribusi


Konsumen

(9999
Rantai Pasok
Hulu

Rantai Pasok
Internal

Rantai Pasok Hilr

Ilustrasi 3. Strategi Rantai Pasok CV. Cita Nasional

Ilustrasi 3. Menunjukan alur strategi rantai pasok CV. Cita Nasional,
startegi rantai pasok berawal dari rantai pasok hulu, yaitu KUD yang memasok
susu ke perusahaan CV. Cita Nasional, susu yang diterima perusahaan adalah susu
yang telah lolos uji laboratorium CV. Cita Nasional, susu yang telah lolos
kemudian diolah menjadi susu pasteurisasi berbagai rasa dan dikemas berbagai
bentuk, proses pembuatan produk susu pasteurisasi termasuk rantai pasok internal
perusahaan, susu yang sudah diproduksi dan sudah dikemas, dipasarkan

dibarbagai wilayah di indonesisa untuk dikonsumsi masyarakat, ini termasuk
strategi rantai pasok hilir yang diterapkan oleh perusahaan, hal ini merupakan
startegi yang diterapakan perusahaan, menurut pendapat Paulus dan Devie (2013),
berpendapat bahwa strategi perusahaan adalah kinerja perusahaan yang tingkat
keberhasilan dapat dilihat dari seberapa besar peningkatan kinerja perusahaan
yang dapat dicapai oleh perusahaan tersebut, menurut pendapat Lau (2002),
berpendapat bahwa untuk dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang superior
dapat dicapai dengan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan.

61

Strategi rantai pasok yang diterapakan perusahaan CV. Cita Nasional
bertujuan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan. Sinaga et al. (2011),
berpendapat tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasok adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Pujawan (2005),
mengatakan bahwa rantai pasok adalah metode atau pendekatan integrative untuk
mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan
pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan
distribusi maupun jasa.


4.3.

Rantai Pasok Hulu

Rantai pasok hulu yang digunakan perusahaan CV. Cita Nasional adalah
KUD yang memasok susu murni keperusahaan. KUD pemasok susu ke
perusahaan CV. Cita Nasional adalah KUD Andini Luhur, KUD Wahyu Agung,
KUD Sidodado, KUD Cepogo, KUD Getasan, KUD Tirta Handayani, KUD
Sumber Karya, KUD Kota Boyolali, KUD Banyu aji, KUD Musuk, KUD Blancir,
KUD Mekar Ungaran, Cita Nasional Farm dan KUD Sidomaju. KUD berfungsi
sebagai penyalur bahan baku produksi susu pasteurisasi CV.Cita Nasional. Russel
dan Taylor (2009), berpendapat bahwa rantai pasokan hulu (upstream supply
chain), meliputi berbagai aktivitas perusahaan dengan para penyalur, antara lain
berupa pengadaan bahan baku dan bahan pendamping. Turban (2004) dalam
Sinaga et al. (2011), menambahkan bahwa rantai pasok hulu meliputi aktivitas
dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyaluran dan koneksi penyaluran
lainnya.

62

4.3.1. Analisis Benchmarking Supplier

Berdasarkan hasil Analisis Benchmarking Supplier terhadap CV. Cita
Nasional,

Benchmarking Supplier

Analisis

tidak dapat mengidentifikasi

indikator waktu tunggu bahan baku (Lead time / pengiriman-hari), waktu yang
diperlukan untuk memesan bahan baku (menit) dan persentase keterlambatan
pengiriman perusahaan susu pasteurisasi CV. Cita Nasional.
Analisis Benchmarking Supplier hanya dapat mengidentifikasi susu
diterima dan susu ditolak dari berbagai KUD pemasok susu murni, strategi
penerimaan susu yang digunakan bukan sistem order dan target ke KUD,
melainkan KUD langsung memasok susu keperusahaan, dikarenakan jumlah
produk susu KUD yang tidak menentu dan susu yang mudah rusak, analisis
Benchmarking Supplier membandingkan pasokan susu KUD diterima dan ditolak
perusahaan CV. Cita Nasional. Paulus dan Devie (2013), menyatakan bahwa
benchmarking

adalah

proses pengukuran

secara berkesinambungan dan

membandingkan satu atau lebih bisnis proses perusahaan dengan perusahaan yang
terbaik di proses bisnis tersebut, dan juga untuk mendapatkan informasi yang
dapat membantu

mengidentifikasi perusahaan serta

mengiplementasikan

peningkatan proses bisnis suatu perusahaan, sedangkan menurut Goetsch dan
Davis (2002), berpendapat bahwa benchmarking sebagai proses pembanding dan
pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik
dalam kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri. Data susu diterima dan
susu ditolak perusahaan CV. Cita Nasional dapat dilihat di Lampiran 5.

63

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh Analisis Benchmarking Supplier terhadap susu yang diterima perusahaan dari
pasokan KUD, hal ini ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Susu KUD Diterima Perusahaan CV. Cita Nasional.
No

Nama KUD

KUD
Rata-rata KUD
Jumlah Susu
Rata-rata Susu
Persentase
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
-------------------(unit)------------------ --------------------(lt)---------------------- ---------(%)------1
Andini Luhur
2.171
362
12.545.510
2.090.918
32,03
2
Cepogo
2.797
466
10.852.150
1.808.692
27,71
3
Sumber Karya
1.069
178
3.075.741
512.623
7,85
4
Wahyu Agung
672
112
2.721.926
453.654
6,95
5
Musuk
634
106
2.547.920
424.653
6,51
6
Getasan
520
87
1.846.890
307.815
4,72
7
Sidodadi
500
83
1.788.755
298.126
4,57
8
Kota Boyolali
702
117
1.570.815
261.803
4,01
9
Banyu Aji
261
44
1.005.535
167.589
2,57
10
Cn Farm
18.952
3.159
551.630
91.938
1,41
11
Mekar Ungaran
114
19
322.475
53.746
0,82
12
Blancir
607
101
222.008
37.001
0,57
13
Tirta Handayani
40
7
94.690
15.782
0,24
14
Sidomaju
720
120
20.519
3.420
0,05
29.759
4.960
39.166.564
466.269
100,00
Jumlah
Sumber: Analisis Data Sekunder CV. Cita Nasional, 2017.

64

Tabel 9. Menunjukkan bahwa susu KUD yang banyak diterima di
perusahaan CV. Cita Nasional selama 6 tahun adalah KUD Andini Luhur, dengan
pengririman susu yang diterima sejumlah 2.171 unit, rata-rata pengiriman susu
diterima pertahun 362 unit, jumlah susu 12.545.510 lt, rata-rata pertahun
2.090.918 liter dan persentase 32,03% dari total penerimaan susu/lt. Susu yang
diterima adalah susu yang lolos uji laboratorium di perusahaan CV. Cita Nasional.
KUD Andini merupakan KUD pemasok susu terbanyak ke perusahaan CV. Cita
Nasional, karena KUD Andini memasok susu dengan kontinuitas yang baik dan
produk yang berkualitas.
KUD Andini memasok susu segar ke perusahaan CV. Cita Nasional
dengan jumlah pasokan yang stabil dan kontinuitas pengiriman yang baik, hal ini
menyebakan adanya kerjasama yang dilakukan secara terus menerus dan
keberlanjutan antara KUD Andini dengan perusahaan CV. Cita Nasional. Menurut
Munawir (2007), kontinuitas pengiriman merupakan hal yang terus berlanjut
dengan kesinambungan berdasarkan priode-priode tertentu yang menyebabkan
saling ketergantungan tentunya minimal antara dua belah pihak yang pasti
menguntungkan didalamnya terdapat sebuah kebutuhan untuk saling memenuhi,
sedangkan Titin (2014), berpendapat bahwa kontinuitas usaha perusahaan
ditentukan dengan pengelolaan modal kerja secara efektif dan efisien, agar
kontinuitas perusahaan tetap terjaga, dengan mengukur rasio likuiditas,
profitabilitas dan aktifitas perusahaan.
Kualitas susu yang baik dari KUD Andi juga mempengaruh jumlah
peneriamaan susu murni ke perusahaan CV. Cita Nasional, kualitas susu sapi yang

65

baik dipengaruhi berbagai faktor seperti, bangsa sapi, pakan dan sistem
pemeliharan sapi. Lingathurai et al. (2009), dalam Utami et al. (2014),
berpendapat bahwa kualitas fisik dan kimia susu sapi segar dipengaruhi oleh
faktor bangsa sapi perah, pakan, sistem pemberian pakan, frekuensi pemerahan,
metode pemerahan, perubahan musim dan periode laktasi, pendapat ini didukung
oleh pendapat Asmaki et al. (2009), yang menyatakan banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas produksi susu sapi, faktor tersebut diantaranya adalah
genetik induk sapi, pakan sapi, dan tatalaksana pemeliharaan, ketiga faktor
tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain.
Pemasok susu paling sedikit diterima di perushaan CV. Cita Nasional
selama 6 tahun adalah KUD Sidomaju dengan pengiriman susu diterima sebayak
720 unit, rata-rata pengiriman susu di tolak pertahun 120 unit, jumlah susu
diterima 20519 liter, rata-rata susu diterima pertahun 3420 liter dan persentase
0.05 % dari total penerimaan susu/liter. KUD Sidomaju pemasok susu paling
sedikit ke perusahaan CV. Cita Nasional, karena KUD Sidomaju memiliki
pasokan yang sedikit. Pasokan susu murni dipengaruhi tingkat produksi susu
sapih perah, menurut Pasaribu et al. (2015), tingkat produksi susu sapi perah
mempengaruhi pasokan susu murni.
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh Analisis Benchmarking
Supplier terhadap susu yang ditolak perusahaan dari pesokan KUD, hal ini
ditunjukkan pada Tabel 10.

66

Tabel 10. Susu KUD Ditolak Perusahaan CV. Cita Nasional
No

Nama KUD

KUD Ditolak

Rata-Rata
KUD Ditolak
-------------------(unit)----------------1
Cepogo
297
50
2
Sumber Karya
220
37
3
Sidodadi
130
22
4
Andini
85
14
5
Getasan
109
18
6
Banyu Aji
51
9
7
Wahyu Agung
34
6
8
Mekar Ungaran
46
8
9
Musuk
27
5
10
Kota Boyolali
40
7
11
Cn farm
253
42
12
Tirta Handayani
8
1
13
Blancir
8
1
14
Sidomaju
2
0
1.310
182
Jumlah
Sumber: Analisi Data Sekunder CV. Cita Nasional, 2017.

Jumlah Susu
Rata-rata Susu
Persentase
Ditolak
Ditolak
------------------------(lt)------------------- --------(%)-------1.130.800
188.467
29,80
648.200
108.033
17,12
475.400
79.233
12,56
447.360
74.560
11,82
408.820
68.137
10,80
200.980
33.497
5,31
135.280
22.547
3,57
107.300
17.883
2,83
104.480
17.413
2,76
93.250
15.542
2,46
17.069
2.845
0,45
10.120
1.687
0,27
5.650
942
0,15
1.686
281
0,04
3.786.395
45.076
100,00

67

Tabel 10. Menunjukkan bahwa susu KUD yang paling banyak di tolak
dalam memasok susu ke perusahaan CV. Cita Nasional selama 6 tahun adalah
KUD Cepogo dengan memasok susu yang ditolak sejumlah 297 unit, rata-rata
pertahun pengiriman susu yang ditolak 50 unit, jumlah susu yang di tolak
1130800 lt, rata-rata susu yang ditolak pertahun 188467 lt dan persentase 29.8%
dari total penolakan susu/liter. Susu yang ditolak adalah susu yang tidak lolos uji
laboratorium. KUD Cepogo merupakan pemasok susu paling banyak ditolak ke
perusahaan CV. Cita Nasional. Susu KUD Cepogo banyak ditolak perusahaan
CV. Cita Nasional karena tidak lolos beberapa pengujian laboratorium perusahaan
seperti uji suhu, alcohol, pH, berat jenis, kadar lemak, Total Solid (TS), lemak
nabati, dan organoleptic. Sudarwanto (2009) berpendapat kesegaran susu dapat
diperiksa dengan cara uji alkohol, uji didih dan uji PH, sedangkan menurut Utami
(2014), Susu yang memiliki TS kurang dari 11% akan ditolak koperasi, sedangkan
susu yang memiliki TS antara 11-11,2% akan mendapatkan penalti dan susu yang
memiliki TS lebih dari 11,3% akan mendapatkan bonus.
Pasokan susu KUD yang sedikit ditolak ke perushaan CV. Cita Nasional
selama 6 tahun adalah KUD Sidomaju dengan pengiriman susu yang ditolak
sebayak 2 unit, rata-rata pengiriman susu yang ditolak pertahun sejumlah 0 unit,
jumlah susu yang ditolak 1686 liter, rata-rata susu yang ditolak pertahun 281 liter
dan persentase

0.05 % daru total penolakan susu/liter. KUD Sidomaju pemasok

susu paling sedikit ditolak ke perusahaan CV. Cita Nasional, karena jumlah
pengiriman dan jumlah penolakan pasokan lebih rendah dari pada KUD pemasok
lainnya.

68

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, perbandingan susu KUD ditolak dan diterima CV. Cita Nasional, hal ini ditunjukkan
pada Tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan Susu KUD ditolak dan diterima CV. Cita Nasional
No

Nama KUD

Jumlah Susu Jumlah Susu Jumlah Total
Persentase
Persentase
Persentase
Diterima
Ditolak
Susu
Susu Diterima
Susu Ditolak
Total
---------------------------(lt)---------------------------- -----------------------------(%)-----------------------------1
Andini Luhur
12.545.510
447.360
12.992.870
29,21
1,04
30,25
2
Cepogo
10.852.150
1.130.800
11.982.950
25,27
2,63
27,90
3
Sumber Karya
3.075.741
648.200
3.723.941
7,16
1,51
8,67
4
Wahyu Agung
2.721.926
135.280
2.857.206
6,34
0,31
6,65
5
Musuk
2.547.920
104.480
2.652.400
5,93
0,24
6,18
6
Sidodadi
1.788.755
475.400
2.264.155
4,16
1,11
5,27
7
Getasan
1.846.890
408.820
2.255.710
4,30
0,95
5,25
8
Kota Boyolali
1.570.815
93.250
1.664.065
3,66
0,22
3,87
9
Banyu Aji
1.005.535
200.980
1.206.515
2,34
0,47
2,81
10
CN Farm
551.630
17.069
568.699
1,28
0,04
1,32
11
Mekar Ungaran
322.475
107.300
429.775
0,75
0,25
1,00
12
Blancir
222.008
5.650
227.658
0,52
0,01
0,53
13
Tirta
94.690
10.120
104.810
0,22
0,02
0,24
14
Sidomaju
20.518
1.686
22.204
0,05
0,00
0,05
39.166.564
3.786.395
42.952.959
91,18
8,82
100,00
Jumlah
Sumber: Analisis Data Sekunder CV. Cita Nasional, 2017.

69

Tabel 11. Menunjukkan bahwa KUD yang paling banyak mengirimkan
pasokan susu ke perusahaan CV. Cita Nasional selama 6 tahun adalah KUD
Andini dengan total pengiriman 12.992.870 lt susu, yang diterima perusahaan
sejumlah 12.545.510 lt susu, yang ditolak perusahaan sejumlah 447.360 lt susu,
dengan persentase kiriman pasokan 30,25% dari total susu yang di pasok dari tiap
KUD. KUD paling sedikit mengirimkan pasokan susu ke perusahaan CV. Cita
Nasional selama 6 tahun adalah KUD Sidomaju dengan total pengiriman 22.205
liter susu, yang diterima perushaan sejumlah 20.519 lt susu, yang ditolak
perusahaan sejumlah 1.686 lt susu, dengan persentase kiriman pasokan 0,05% dari
total susu yang di pasok dari tiap KUD.

4.4.

Rantai Pasok Internal

Rantai pasok internal (internal supply chain) CV. Cita Nasional meliputi
berbagai kegiataan di dalam perusahaan seperti proses produksi dan manajemen
pengolahan perusahaan CV. Cita Nasional. Russel dan Taylor (2009),
mengungkapkan bahwa rantai pasokan internal (internal supply chain), meliputi
semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan sampai pada proses
produksi. Aktivitas utamanya antara lain produksi dan pengendalian persediaan.
Sinaga et al. (2011), menambahkan bahwa manajemen internal rantai
pasok/Internal supply chain management adalah bagian dari internal supply chain
meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu,

70

di dalam rantai pasokinternal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

4.4.1. Proses Produksi Susu Pasteurisasi CV. Cita Nasional

Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh proses produksi susu
pasteurisasi CV. Cita Nasional, hal ini ditunjukkan pada Ilustrasi 4.

Alur proses produksi susu pasteurisasi :
Susu Segar
KUD

Perusahaan

Tangki Antara (penambahan
pewarna)
Pengujian
Laboratoriu
m

Pengujian
Laboratoriu
m
Mixing tank
(proses mixing)

Homogenesis dan Pasteurisasi

Tangki
penampungan
susu T301
Storage tank

Proses
Pengemasan

Ilustrasi 4. Proses Produksi Susu Pasteurisasi CV. Cita Nasional

Ilustrasi 4. Menunjukan susu segar yang di pasok dari berbagai KUD diuji
terlebih dahulu di laboratorium CV. Cita Nasional, parameter yang diuji antar
lain, uji suhu, alcohol, pH, berat jenis, kadar lemak, Total Solid (TS), lemak
nabati, dan organoleptic. Setelah lolos hasil pengujian susu kemudian dialirkan ke
tangki penampung melalui filter untuk dilakukan penyaringan terhadap kotoran
yang mungkin akan tercampur dalam susu murni, kemudian susu dialirkan
melalaui Plate Cooler, alat ini berfungsi untuk mendinginkan susu dengan suhu
5ºC, sedangkan susu yang tidak lolos hasil pengujian akan ditolak dan

71

dikembalikan ke KUD. Penetapan standar penerimaan susu ke perusahaan dapat
dilihat di Lampiran 6.
Susu yang telah mengalami proses pendingin disimpan ke dalam tangki
penampung (Raw Milk Tank) / tangki penampung susu T 301. Setelah dilakukan
pendinginan susu dialirkan ke storage tank, susu didalam storage tank dipanaskan
di alirkan ke mixing tank. Pada waktu yang sama dilakukan penambahan seperti
gula, dan stabilizer (apabila rasa coklat ditambahkan coklat powder) melalui
corong. Proses mixing berfungsi untuk mencampur seluruh bahan baku pembuatan
susu pasteurisasi dengan temperatur suhu 60ºC selama 30 menit.
Setelah proses mixing kemudian dilakukan pendinginan dan dialirkan ke
tangki antara, ditangki antara dilakukan penambahan pewarna, kemudian
diadakan uji laboratoriun dengan mengambil sampel produk setengah jadi, apabila
dalam uji laboratorium produk dalam keadaan baik maka selanjutnya dilakukan
homogenisasi dan pasteurisasi.
Pada proses homogenisasi dan pasteurisasi menggunakan PHE (Plate Heat
Exchanger) 3 bagian lempeng, susu masuk ke lempeng pertama regenatif dengan
suhu pertama 60 ºC, setelah dari lempeng pertama susu dialirkan ketempat proses
homogenisasi yang berfungsi untuk mencampur kandungan lemak dan air dengan
kecepatan tumbukan ±1200-1400 psi, berikutnya susu masuk kedalam lempengan
kedua dalam proses pasteurisasi dengan suhu mencapai 80 ºC selama 15 detik
didalam pipa holding, dalam proses pasteurisasi di CV. Cita Nasional hanya
dilakukan sekali proses pasteuriasi dengan suhu mencapai 80 oC hingga 85 oC dan
jangan sampai proses pasteurisasi ini terulang kembali, jika proses pasteurisai ini

72

terulang kambali akan menyebabkan menurunnya kualitas susu pasteurisasi dan
merubah cita rasa susu, menurut pendapat Almatsier (2003), pasteurisasi dapat
didefinisikan sebagai proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu
pada suhu 62oC sealama 30 menit, atau pemanasan dapat diatur, semakin rendah
suhunya maka makin lama waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan. Proses
produksi dapat dilihat di Lampiran 7.
Tujuan homogenisasi susu adalah untuk menyeragamkan ukuran globula
lemak yaitu sebesar 2 mikron. Susu yang homogen mempunyai penampakan yang
lebih putih karena globula lemak merata. Adnan (1984), dalam Suprihana (2012)
menjelakan bahwa proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan
besarnya globula lemak, sedangkan pasteurisasi bertujuan untuk membunuh
bakteri patogen, yaitu bakteri yang ber bahaya yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia dan dapat menimbulkan cita rasa yang lebih baik pada produk. Susu
yang sudah mengalami proses pasteurisasi masuk kelempengan ketiga, suhu
diturunkan menjadi 22 ºC dan dialirkan ketangki penampung suhu menjadi 5 ºC,
setelah susu dipasteurisasi kemudian susu dikemas mengunakan mesin kemas.
Susu yang sudah mengalami proses pasteurisasi memiliki keunggulan daya
simpan yang lebih lama dibanding susu segar, ditambah lagi dengan proses
pengemasan menggunakan mesin kemas, menurut pendapat Aziz (2007), yang
menyatakan susu pasteurisasi memiliki keunggulan yaitu daya simpannya lebih
lama disbanding susu segar, meminimalisir aktivitas mikroba pada susu, dan
memiliki pilihan rasa yang beragam.

73

4.4.2. Analisis Matriks IFE dan EFE

Penilaian faktor internal dan eksternal dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh dan respon perusahaan CV. Cita Nasional terhadap faktor
internal dan eksternal yang terdapat di perusahaan. Penilaian faktor internal dan
eksternal dilakukan dengan menggunakan analisis Internal Faktor Evaluation
(IFE) dan Eksternal Faktor Evaluation (EFE).
Penilaian faktor internal digunakan untuk mengetahui pengaruh dari faktor
internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan CV. Cita
Nasional, terhadap keberlangsungan perusahaan CV. Cita Nasional yang bergerak
di bidang perusahaan susu pasteurisasi. Penilaian faktor eksternal dilakukan untuk
mengetahui bagaimana respon perusahaan CV. Cita Nasional terhadap faktor
eksternal perusahaan CV. Cita Nasional yaitu peluang dan ancaman perusahaan.
Setelah mengetahui pengaruh dan respon dari perusahaan CV. Cita
Nasional terhadap faktor internal dan eksternal tersebut penyusunan alternatif
strategi dapat dilakukan dengan lebih baik dan tepat sasaran. Berdasarkan analisis
faktor internal dan eksternal ini maka alternatif strategi yang dihasilkan akan
sesuai dengan keadaan internal dan eksternal perusahaan CV. Cita Nasional
sehingga diharapkan dapat menghasilkan alternatif-alternatif strategi rantai pasok
yang efektif dan efisien yang mampu meningkatkan daya saing perusahaan dan
membangun sistem rantai pasok yang berkesinambungan di perusahaan susu
pasteurisasi CV. Cita Nasional.

74

4.4.3. Faktor-faktor Internal

Faktor-faktor

internal

yang

berpengaruh

terhadap

perkembangan

perusahaan CV. Cita Nasional di lihat dari kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness) perusahaan. Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh data
Faktor Internal Strategi Produksi Susu CV. Cita Nasional, hal ini ditunjukkan
pada Tabel 12.

Tabel 12. Faktor Internal Strategi Produksi Susu CV. Cita Nasional
Faktor Internal
Keuangan
Produksi dan
Operasi

Kekuatan
1. Modal Perusahaan.

Kelemahan
1. Pemasukan yang tidak
menentu.

1. Produk susu
1. Terjadi kerusakan mesin.
pasteurisasi
2. Recording data
beranekaragam.
perusahan belum
2. Produksi
lengkap.
menggunakan sistem
3. Produk yang mudah
moderen.
rusak.
3. Memiliki Uji
4. Human Error
Laboratorium.
4. Memiliki SOP.
5. Pengemasan produk
moderen.
Pemasaran
1. Alur distribusi yang
1. Risiko distribusi.
menyeluruh di Pulau
2. Risiko produk.
Jawa.
2. Adanya promosi
produk.
3. Pemesaran secara
langsung kekonsumen.
Sumber Daya
1. Memiliki shift kerja.
1. Belum adanya jaminan
Manusia
2. Pembagian tugas
kesehatan.
sesuai bidang.
Sumber : Analisis Data Primer CV. Cita Nasional, 2017.

75

4.4.3.1. Kekuatan (Strength)
Hal pertama yang menjadi kekuatan perusahaan CV.Cita Nasional adalah
modal perusahaan yang berasal darai Derektur Utama yaitu bapak H. Rudi Kurnia
Danuwijaya dan penanam modal lainnya ke perusahaan CV. Cita Nasional,
sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik karena adanya permodalan
yang baik. Nugraha (2011), berpendapat bahwa modal usaha adalah uang yang
dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagain harta
benda (uang, barang, dan sebagainya), yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan, pendapat ini didukung pendapat
Sukoco et al. (2015), yang menyatakan modal usaha memang sangat diperlukan,
akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang
dijalankan dapat berjalan lancar.
Faktor lain yang tidak kalah penting dalam mendukung strategi rantai
pasok perusahaan CV. Cita Nasional adalah proses produksi, yang meliputi :
produk susu pasteurisasi beranekaragam, kemasan produk moderen, produksi
menggunakan sistem moderen, perusahaan memiliki uji laboratorium dan
perusahaan memiliki SOP.
Perusahaan CV. Cita Nasional menghasil produk susu pasteurisasi
beranekaragam rasa, seperti rasa coklat, rasa mocca, dan rasa jeruk. Susu yang
diolah berbagai rasa akan mempengaruhi kandungan susu didalamnya dan
mengalami perubahan seperti warna, rasa, dan aroma susu, menurut pendapat
Abubakar (2012), yang menyatakan organoleptik susu akan mengalami perubahan
jika terdapat perubahan warna, rasa, dan aroma dari susu yang normal. Susu

76

pasteurisasi CV. Cita Nasional dibuat dalam berbagai rasa, hal ini merupakan
sebuah inovasi produk agar konsumen tertarik terhadap produk susu pasteurisasi.
Sumarwan, (2010) dalam Suroso dan Iriani, (2014) mengungkapkan, bahwa
inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau obyek yang dipahami sebagai sesuatu
yang baru oleh masing-masing individu atau unit pengguna lainnya, proses
keputusan inovasi pada prinsipnya merupakan kegiatan pencarian.
Produk susu pasteurisasi CV. Cita Nasional diuji di laboratoirum untuk
mengetahui susu dalam kondisi baik atau tidak, pengujian pada saat susu masuk
ke perusahaan dan pada saat susu murni dibuat menjadi susu pasteuriasi, susu
yang tidak sesuai dengan standar kualitas perusahaan akan ditolak masuk ke
perusahaan. Pengujian susu meliputi, uji suhu, alcohol, pH, berat jenis, kadar
lemak, Total Solid (TS), lemak nabati, dan organoleptik. Setiap susu murni dari
KUD memiliki kandungan yang berbeda-beda maka perlu di uji dilaboratorium
sesuai dengan standar. Data dari BSN (2011), berdasarkan SNI 01-3141-201,
syarat susu segar meliputi : berat jenis (pada suhu 27.5℃) dengan hasil 1,0270
g/ml, kadar lemak minimum 3,0%, ladar bahan kering tanpa lemak minimum
7,8%, kadar protein minimum 2,7%, hasil warna, bau, rasa dan kekentalan tidak
ada perubahan, derajat asam 6,0-7,5°SH, pH 6,3-6,8, Uji alcohol (70%) dengan
hasil negative, residu antibiotika dengan hasil negatif, uji pemalsuan dengan hasil
negative. Septiani dan Marimin (2005) menambahkan, bahan susu segar dapat
diolah menjadi susu pasteurisasi dengan kandungan lemak yang bervariasi dari
0% sampai 3.5%.

77

Perusahaan memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) dari proses
penerimaan susu segar hingga proses distribusi produk yang siap dipasarkan,
SOP CV. Cita Nasional meliputi, SOP penerimaan susu segar, SOP laboratorium,
SOP produksi susu pasteurisasi, SOP pengemasan dan SOP distribusi produk
CV.Cita Nasional. SOP berfungsi untuk mengatur semua kegiatan sesuai dengan
prosedur yang ada. Jones (2001), berpendapat bahwa SOP berfungsi untuk
mengatur cara pekerja untuk melakukan peran keorganisasiannya secara terus
menerus dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi, sedangkan
menurut pendapat Hartatik (2014), fungsi SOP adalah memperlancar tugas
petugas/pegawai atau tim/unit kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan untuk mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak, mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja,
sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Standar Oprasional
Produk dapat dilihat di Lampiran 9.
Susu pasteurisasi CV. Cita Nasional dikemas dalam berbagai bentuk
kemasan seperti kemasan cup palstik berukukuran 150 ml, dalam satu krat
berjumlah 126 cup, mini pack berukuran 70 ml, dalam satu krat berjumlah 250
pack, mini pack berukuran 200 ml, dalam satu krat berjumlah 100 pack, pure pack
500 ml, dalam satu krat berjumlah 40 pack. Proses pengemasan ini dilakukan
dengan menggunakan mesin kemas moderen, yang bertujuan untuk membungkus
produk sehingga produk memiliki nilai jual, menurut pernyataan Marianne (2006),
yang menyatakan pengemasan merupakan tindakan membungkus atau menutup
suatu barang atau sekelompok barang yang bertujuan untuk mendapatkan nilai

78

jual. Afrila dan Windari (2010), mendukung pernyataan Marianne (2006), yang
menyatakan pengemasan ditujukan untuk menghindari yang disebabkan oleh
mikroba, fisik, biokimia, perpindahan uap air dan gas, sinar ultrviolet dan
perubahan suhu.
Faktor yang mendukung lainnya dalam strategi rantai pasok perusahaan
CV. Cita Nasional adalah pemasaran, yang meliputi : distribusi yang menyeluruh
di Pulau Jawa, adanya promosi poduk, dan pemasaran secara langsung
kekonsumen.
Perusahaan memiliki saluran distribusi yang menyeluruh dipulau jawa
yaitu, wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta dan
Purwakerto, agar produk dapat dijangkau seluruh masyarakat dipulau jawa.
Distribusi yang menyeluruh yang dilakukan perusahaan sangat mempengaruh
tingakat volume penjualan produk. Salindeho (2014), mengungkapkan bawah
distribusi berpengaruh terhadap meningkatnya volume penjualan, yang mana
memerlukan pengembangan dan perencanaan pemasaran yang baik, agar dapat
menjual dalam jumlah yang telah ditentukan perusahaan sebelumnya, dalam hal
ini peranan saluran pemasaran khususnya saluran distribusi sangat menentukan
untuk dapat memasarkan produk-produk tersebut sampai ke wilayah-wilayah yang
ditentukan. Angipora (2008), menyatakan keberhasilan suatu perusahaan adalah
apabila suatu perusahaan mampu melakukan penjualan produknya sesuai dengan
target yang ditentukan oleh perusahaan, bahkan melebihi target dari volume
penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

79

Mempelancar arus barang dari produsen ke konsumen, tidak lepas dari
masalah distribusi pemasaran produk, karena hal ini merupakan salah satu faktor
penting yang tidak boleh diabaikan. Banyak perusahaan yang tidak dapat
menjangkau konsumen yang menjadi sasarannya hanya disebabkan oleh
kurangnya jaringan distribusi yang dimiliki atau tidak tepatnya jaringan distribusi
yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan CV. Cita Nasional
memasarakan produk susu pasteurisasi secara langsung kekonsumen melalu loperloper keliling, proses penyaluran ini merupakan langkah perusahaan untuk
memasarkan produk hingga ke tangan konsumen, menurut pendapat Salindeho
(2014), proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat
menggunakan saluran yang panjang atau pendek sesuai dengan kebijaksanaan
saluran distribusi yang ingin dilaksanakan perusahaan. Angipora (2008),
menambahkan bahwa bentuk-bentuk saluran distribusi dibagi atas dua, yaitu
saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung, saluran distribusi
langsung adalah bentuk penyaluran barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke
konsumen dengan tidak melalui perantara, sedangkan saluran distribusi tidak
langsung adalah bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa perantara dan
agen untuk menyalurkan barang/jasa kepada para konsumen.
Mempromosikan produk susu pasteurisasi ada cara perusahaan CV. Cita
Nasional untuk memperkenal produk susu pasteurisasi dikalangan masyarakat,
perusahan sudah melakukan banyak langkah promosi seperti membuat jingle lagu
susu murni nasional yang menjadi trencenter dikalangan masayarakat, sehingga
masyarakat sudah banyak yang mengetahui produk susu pasteurisasi CV. Cita

80

Nasional. Perusahaan juga sering menjadi CSR (Corporate Social Responsibility)
bagi anak-anak TK, SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan
yang berbentuk berupa kunjungan perusahaan atau menjadi sponsorship dalam
berbagai kegiatan yang ada. Perusahaan juga bekerjasama dengan berbagai
instansi yang terkait, untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Bentuk
kerjasama sponsorship berbentuk uang atau barang sesuai dengan kesepakatan
kerjasama, perusahan juga memberikan bantuan santunan kepada anak yatim,
janda, tempat ibadah dan sebagainya. Mempromosikan produk dengan membuat
jingle lagu produk, menjadi CSR, bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan
aktif dalam kegiatan sosial adalah sebuah strategi perusahaan dalam
memperkenalkan dan memasarakan sebuah produk dikalangan masyarakat luas.
Kotler (2007), yang menyatakan produk disusun strategi yang disebut dengan
strategi bauran promosi yang terdiri atas 4 komponen utama yaitu, iklan,
penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat, sedangkan
Simatupang (2007), menyatakan jika CSR dikemas dalam program yang
berkesinambungan diyakini mampu menjadi alat marketing yang ampuh.
Faktor sumber daya manusia di perusahaan CV. Ciat Nasional
berpengaruh dalam strategi rantai pasok yang meliputi : shift kerja perusahaan dan
pembagian tugas sesuai bidang.
Perusahaan CV. Cita Nasional memiliki shift kerja yang baik. Sistem
pembagian kerja yang digunakan di CV. Cita Nasional adalah sistem 2 shift
dengan 2 kelompok kerja, dimana masing-masing shift bekerja 15 hari kerja
sebulan dengan waktu istirahat ± 60 menit dari jam 12.00-13.00 WIB, sehingga

81

dengan begitu setiap shift sehari kerja sehari tidak. Waktu kerja staf kantor yaitu
hari Senin sampai hari Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. Namun untuk kepentingan
pengecekan sebelum produksi dimulai, karyawan bagian produksi dan
laboratorium yang hari tersebut bertugas, umumnya datang lebih awal yaitu pukul
06.00-17.00 WIB. Karyawan bagian filling mulai bertugas pukul 07.00-17.00
WIB, untuk memenuhi pemesanan yang banyak, proses produksi dapat
berlangsung hingga pukul 17.00 WIB.
Perusahaan memiliki berbagai kebijakan shift kerja dalam mengelola
manajemen personalia perusahaan, sesuai dengan pendapat Kroll (2010), yang
berpendapat bahwa shift kerja terdiri dari dua indikator, yaitu indikator pembagian
waktu shift dan pergantian shift kerja, pemabagian waktu shift yaitu perputaran
jam kerja yang dilakukan perusahaan secara cepat maupun lambat dengan jangka
waktu dua hari hingga satu bulan, sedangkan pergantian shift kerja yaitu
pergantian jam kerja yang diinginkan karyawan dengan mengubah jadwal kerja
yang sudah ditentukan perusahaan. Shift kerja yang diterapkan perusahaan
bertujuan agar karyawan tidak mengalami stres kerja, yang menyebabkan
menurunnya kapasitas kerja fisik adalah akibat timbulnya perasaan mengantuk
dan lelah pada karyawan. Menurut Wijono (2006), dalam Revalicha (2013),
pekerja yang mengalami stres kerja rendah mempunyai jumlah jam kerja/minggu
antara 37 hingga 40 jam, sedangkan pekerja yang mengalami stres kerja sedang
mempunyai jumlah jam kerja/minggu antara 41 hingga 60 jam. Sebaliknya,
pekerja yang mengalami stres kerja tinggi mempunyai jumlah jam kerja/minggu
antara 61 hingga 71 jam.

82

4.4.3.2. Kelemahan (Weakness)
Pemasukan yang tidak menentu merupakan kelemahan perusahaan yang
disebabkan karena penjualan produk susu pasteurisasi dimasyarakat tidak
menentu, seiring tingkat pembelian produk susu pasteurisasi dikalangan
masyarakat, pemasukan yang tidak menentu mempengaruhi modal produksi
perushaaan. Riyanto (2011), mengatakan bahwa salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap produksi adalah faktor modal, modal adalah barang yang
dipergunakan menghasilkan lebih lanjut, misalnya mesin, gedung, bahan dan
sebagainya. Fungsi modal yang paling penting ialah untuk memperbesar dan
menambah usaha atau mempertinggi tingkat produktivitas. Riyanto (2010),
mangatakan modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk
berdagang, melepas uang, dan sebagain harta benda (uang, barang, dan
sebagainya), yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan.
Faktor lain yang menjadi kelemahan dalam strategi rantai pasok
perusahaan CV. Cita Nasional adalah proses produksi, yang meliputi : terjadinya
kerusakan mesin, recording data perushaan belum lengkap dan produk yang
mudah rusak.
Proses produksi pembuatan susu pasteurisasi CV. Cita Nasional memiliki
kelemahan yang mempengaruhi dalam strategi rantai pasok perusahaan,
kelemahan proses produksi melikputi, terjadinya kerusakan mesin sewaktu-waktu,
terjadinya kerusakan mesin dapat menghambat proses produksi, hal ini pernah
terjadi pada perusahaan CV. Cita Nasional, yang menyebabkan pengiriman

83

orderan yang tertunda dan merugikan perusahaan secara finansial, namun
terjadinya kerusakan mesin saat proses produksi dapat ditangani oleh mekanik,
karena perusahaan memiliki pekerja dibidang mekanik perusahaan, kerusakan
mesin dapat disebabkan oleh kerusakan komponen mesin yang digunakan proses
produksi dan bisa juga karena kesalahan teknik produksi, menurut pendapat
Darsono (2013), kerusakan dapat disebabkan oleh kecerobohan karyawan, karena
kecerobohan karyawan yang tidak bias menggunkan mesin dengan baik sehingga
mesin mengalami kerusakan, dan bisa juga karena faktor usia mesin, dengan
terjadinya human error terhadap perusahaan perlu adanya manajemen personalia,
Dolphina (2011), menjelasakan kerusakan pada mesin operasional tergantung
pada jenis alat oprasional yang digunakan, lingkungan operasi, efisiensi
pemeliharaan, proses operasi dan keahlian operator.
Recording dalam perusahaan sangat diperlukan, untuk mengetahui apa saja
yang telah dilakuakn oleh sebuah perusahaan dalam bentuk tertulis, recording juga
memudahkan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahan, namun
perusahaan CV. Cita Nasional belum memiliki recording perusahaan yang
lengkap, sehingga ada kegiatan perusahaan yang tidak tercatat dalam bentuk
recording, hal ini menjadi kelemahan dalam pengolahan data perusahaan CV. Cita
Nasional, sedangkan recording sangat dibutuhkankan perusahaan untuk bahan
evaluasi

perushaan,

seperti

data

penjualan,

menurut

Sukoco

(2007),

mengungkapkan bahawa recording perusahaan sangat dibutuhkankan perusahaan
karena nilai administrasinya untuk bahan evaluasi perushaan, seperti data
penjualan seluruh wilayah. Saleh (2004), menambahkan ungkapan Sukoco (2007),

84

yang menyatakan adanya komitmen dari pihak manajemen untuk menggunakan
system rescording yang mampu mengintegrasikan arsip maupun dokumen fisik
(kertas. CD, DVD, dan lain-lain) dengan arsip atau dokumen elektronis.
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat mudah rusak,
karena merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Susu yang sudah
dipasteurisasi tidak dapat dipastikan tidak mengandung mikroorganisme apapun.
Hal ini karena pada proses pasteurisasi tidak mematikan semua mikroorganisme,
tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak membentuk spora, mengonfirmasi
hasil penelitian Usmiati dan Abubakar (2009) menyatakan susu merupakan salah
satu produk peternakan yang bersifat mudah rusak karena kandungan zat gizinya
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Susu juga
mudah terkontaminasi cemaran lain seperti bahan kimia (pestisida), logam berat,
antibiotika, dan racun atau toksin (jamur, kapang, khamir). Penanganan yang
kurang baik dapat menyebabkan penurunan terhadap keamanan pangan susu.
Saleh (2004), menambahkan penanganan susu segar sangat diperlukan untuk
memperlambat penurunan kualitas susu atau memperpanjang massa simpan susu.
Didalam penanganan air susu dituntut keterampilan dalam hal penanganan
kandang dan kamar air susu , pengaturan ransumsapi, teknis pemerahan dan pasca
panen (perawatan air susu hingga sampai ketangan konsumen).
Faktor lain yang menjadi kelemahan dalam strategi rantai pasok
perusahaan CV. Cita Nasional adalah faktor pemasaran, yang meliputi : risiko
distribusi dan risiko produk.

85

Pemasaran memliki berbagai konsep, meliputi konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran sosial,
Sistem pemasaran produk susu pasteurisasi perusahaan CV. Ciat Nasional yang
dilakukan berdasarakan sistem job order, sehingga perusahaan harus segera
mendistribusikan produk yang sudah jadi di berbagai wilayah yang memesan
produk, namun dalam mendistribusikan produk perusahaan memiliki kelemahan,
yang meliputi risiko distribusi dan risiko produk dikarena produk susu pasteurisasi
hanya bertahan 3 hari. Mendistribusikan produk susu pasteurisasi di berbagai
wilayah, perusahaan pernah mengalami kendala, seperti adanya bencana
diberbagai wilayah, adanya kemacetan di berbagai wilayah, adanya kecelakaan
dalam mendistrisbusikan produk dan armada distribusi yang mengalami
kerusakan, sehingga perusahaan tidak dapat mendistribusikan produk dengan tepat
waktu. Hal ini menjadi risiko distribusi produk susu pasteurisasi CV. Cita
Nasional.
Risiko yang terjadi tehadap distribusi dan produk merupakan suatu
konsekuensi yang harus dihadapai perusahan walapun tidak diharapkan oleh
perusahaan, risiko pemasaran sebagai suatu situasi dimana pembuat keputusan
memiliki konsekuensi yang merugikan dan kemungkinan terjadinya dalam bidang
pemasaran, menurut pernyataan Ariyanti (2008), menyatakan mendefinisikan
risiko pemasaran sebagai suatu situasi dimana pembuat keputusan memiliki
konsekuensi yang merugikan dan kemungkinan terjadinya dalam bidang
pemasaran, menurut pendapat Schiffman dan Kanuk (2008), resiko pemasaran
produk akan menimbulkan suatu dampak yang meliputi fuctional risk, fisical risk,

86

financial risk, fuctional risk dan sosial risk, fuctional risk adalah risiko bahwa
produk tersebut tidak mempunyai kinerja seperti yang diharapkan, fisical risk
adalah risiko terhadap diri dan orang lain yang dapat ditimbulkan produk,
financial risk adalah risiko pada produk yang tidak seimbang dengan harganya,
social risk adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek.
Faktor sumber daya manusia di perusahaan CV. Ciat Nasional yang
menjadi kelemahan dalam strategi rantai pasok adalah Human Error. Human
Error pernah terjadi di perusahaan CV. Cita Nasional, dikarenkan Human Error
tidak dapat dihindari, namun Human Error dapat dicegah dengan adanya
pengawasan yang ketat. Human Error yang pernah terjadi di perusahaan CV. Cita
Nasional seperti susu yang tidak lolos hasil laboratorium tetap masuk ke tangki
produksi, dikarenakan kelalean pekerja dan menyebabkan hasil produksi susu
pasteurisasi kurang baik. Komponen pembuatan susu pasteurisasi yang tidak
sesuai dengan standar pembuatan susu pasteurisasi CV. Cita Nasional seperti
salah penakaran bahan tambahan dan bahan penolong, hal ini dapat dicegah
dengan pengontrolan uji laboratorium yang baik, sehingga tidak dapat terjadi
kejadian demikian. Darsono (2013), menyatakan kerusakan dapat disebabkan
oleh kecerobohan karyawan, karena kerusakan mesin yang digunakan sehingga
barang rusak, dan bisa juga karena kesalahan teknik produksinya. Anwar (2011),
mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan,
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan.

87

4.4.4. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap strategi rantai pasok
susu pasteurisasi CV. Cita Nasional terdiri dari peluang (Opportunities) dan
ancaman (Threats). Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, diperoleh analisis data
Faktor Eksternal Strategi Produksi CV. Cita Nasional, hal ini ditunjukkan pada
Tabel 13.

Tabel 13. Faktor Eksternal Strategi Produksi CV. Cita Nasional
Faktor Eksternal
Politik
Pemerintah dan
Hukum

Peluang
1. Dukungan pemerintah.

Ancaman
1. Perubahan kebijakan
dari pemerintah.

Ekonomi

1. Pertambahan jumlah
penduduk.
2. Tingkat penghasilan
masyarakat meningkat.
1. Perubahan pola hidup
sehat dimasyarakat
dipengaruhi tingkat
pengetahuan
masyarakat.

1. Harga bahan baku
berubah-ubah.
2. Jumlah pesanan yang
tidak menentu.
1. Iklim dan cuaca yang
tidak menentu
mempengaruhi hasil
produk.
2. Masayarakat Indonesia
tidak memiliki
kebiasaan minum susu
sapi segar.
1. Adanya pesaingan
antar perusahaan.

Sosisal Buadaya
dan Demografi

Kompetitif

1. Kuata permintaan
belum terpenuhi
semua.
2. Harga jual produk yang
terjangkau di
masyarakat.
3. Produk yang sudah
terkenal di kalangan
masyarakat.
Sumber : Analisis Data Primer CV. Cita Nasional, 2017.

88

4.4.4.1. Peluang (Opportunities)
Perusahaan memiliki peluang dalam menjalankan usahanya, salah satu
peluang yang mendukungan perusahaan adalah dukungan pemerintah. Dukungan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap perusahaan CV. Cita Nasional, yang
berkait dengan kebijakan pemerintah yang mendukung adanya kegiatan usaha
produk olahan susu.
Kebijakan pemerintah dalam penyediaan bahan baku ini telah dibuat
dalam Surat