Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan) Chapter III V

BAB III
GAMBARAN DATA
3.1 Definisi Pajak
Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah Kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang
terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3.2 Penagihan Pajak
3.2.1 Dasar Hukum
1. Undang- undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa.
2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketetuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
3.2.2 Definisi Penagihan
Berdasarkan Undang- undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa, Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan

Universitas Sumatera Utara


menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
3.2.3 Bentuk Penagihan Pajak
1. Penagihan Pasif
Penagihan pajak yg dilakukan dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak
(STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), SK Pembetulan, SK
Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan pajak terutang lebih
besar.
Dalam penagihan pasif, fiskus hanya memberitahukan Wajib Pajak
mengenai adanya utang pajak. Apabila dalam jangka waktu satu bulan
sejak diterbitkan Surat Tagihan Pajak atau surat lain yang sejenis wajib
pajak tidak melunasi utang pajaknya maka fiskus akan melakukan
penagihan aktif.
2. Penagihan aktif
Dalam penagihan aktif, fiskus berperan aktif sampai dengan tindakan sita
dan lelang. Adapun tahap penagihan aktif adalah sebagai berikut:



Surat Teguran.



Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus.

Universitas Sumatera Utara



Surat Paksa.



Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.



Pelaksanaan Lelang.


3.2.4 Surat Tagihan Pajak
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan
atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Yang menerbitkan STP
adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat seseorang atau badan terdaftar
sebagai Wajib Pajak. Terbitnya STP ini biasanya disebabkan Wajib Pajak tidak
melakukan satu atau beberapa kewajiban pajaknya.
3.2.5 Surat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak adalah surat keterangan yang meliputi Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), dan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (SKPLB). Surat Ketetapan Pajak ditebitkan apabila dalam
pemeriksaan masih terdapat kesalahan dalam menghitung dan melaporkan SPT,
sehingga masih terdapat Pajak yang tidakatau kurang dibayar, dan pajak yang
kurang atau tidak dipotong atau dipungut.

Universitas Sumatera Utara

3.2.5 Surat Teguran
Surat Teguran diterbitkan apabila Wajib Pajak belum juga melunasi utang
pajaknya sebulan setelah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak. Surat Teguran

dimaksudkan untuk menegur Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.
Penerbitan Surat Teguran merupakan tindakan awal dari pelaksanaan penagihan
pajak.
3.2.6 Penagihan Seketika dan Sekaligus
Dasar Hukum :
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketetuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan.
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.03/2010
tanggal 13 April 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan
Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus.
Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang
dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua
jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Penagihan Seketika dan Sekaligus dilakukan apabila :
1. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

atau berniat untuk itu.
2. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang
dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan
perusahaan atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia.
3. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan
usaha, menggabungkan atau memekarkan usaha, memindahtangankan
perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, atau melakukan
perubahan bentuk lainnya.
4. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara.
5. Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau

terdapat tanda-tanda kepailitan.
3.2.7 Surat Paksa
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya Penagihan
Pajak. Surat Paksa disampaikan kepada Penanggung Pajak 21 (dua puluh satu)
hari setelah Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
diterbitkan.

Universitas Sumatera Utara


Surat Paksa diterbitkan apabila :
1. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah
diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis,
2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus, atau
3. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum
dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan pernyataan dan
penyerahan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak dan dituangkan dalam
Berita Acara.
Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak
kepada:
1. Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain
yang memungkinkan,
2. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di
tempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang
bersangkutan tidak dapat dijumpai,

Universitas Sumatera Utara


3. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta
peninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta
warisan belum dibagi, atau
4. Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta
warisan telah dibagi.
Surat Paksa terhadap Badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada :
1. Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik
modal, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat
tinggal mereka maupun di tempat lain yang memungkinkan, atau
2. Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang
bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang
sebagaimana dimaksud dalam angkat 1 di atas.
Wajib Pajak Pailit :
Surat Paksa diberitahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas, dan dalam hal
Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa diberitahukan
kepada orang atau badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan, atau
likuidator.

Universitas Sumatera Utara


Keadaan Khusus :
Apabila surat paksa tidak dapat diberitahukan kepada Wajib pajak orang
pribadi atau badan, Surat paksa dapat disampaikan melalui aparat Pemda
sekurang-kurangnya

Sekretaris

Desa

atau

Sekretaris

Kelurahan

tempat

Penanggung Pajak bertempat tinggal atau melakukan usaha.
Apabila tempat tinggal atau tempat kedudukan Penanggung Pajak tidak

diketahui, pemberitahuan Surat Paksa dapat dilaksanakan dengan cara
menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman KPP yang menerbitkannya
atau mengumumkan melalui Surat Kabar.
Penanggung Pajak Diluar Wilayah Kerja Pejabat :
Pejabat yang berwenang meminta bantuan kepada Pejabat yang wilayah
kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa. Pejabat yang diminta bantuan
sebagaimana dimaksud dalam (ketentuan umum) wajib membantu dan
memberitahukan tindakan yang telah dilaksanakannya kepada Pejabat yang
meminta bantuan disertai dengan salinan Fotocopy Berita Acara Pemberitahuan
Surat Paksa dan Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Penyitaan Pajak
3.3.1 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tanggal 20 Desember 2000

tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-564/KMK.04/2000 tanggal
26 Desember 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Surat Paksa dan
Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yang Menerbitkan Surat Paksa
5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 tanggal 4
Oktober 2001 tentang Bentuk, Jenis, Kartu, Formulir, Surat, dan Buku
yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
s.t.d.d KEP-474/PJ/2002
3.3.2 Definisi Penyitaan
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan
dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Penyitaan adalah tindakan
yang dilakukan oleh Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak,

Universitas Sumatera Utara

guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundangundangan.
3.3.3 Tujuan Penyitaan
Tujuan dilakukannya Penyitaan adalah untuk memperoleh jaminan pelunasan
utang pajak dari Penanggung Pajak. Penyitaan dapat dilakukan baik terhadap

barang bergerak (mobil, uang tunai, tabungan, deposuto berjangka, atau bentuk
lainya yang dapat disamakan) maupun barang tidak bergerak (tanah, bangunan).
Akibat dari penyitaan adalah beralihnya hak kepemilikan atas barang
Penanggung Pajak kepada Negara, sehingga selama dalam masa penyitaan hakhak kepemilikan barang Penanggung Pajak menjadi hilang. Melaksanakan
penyitaan terhadap barang milik Penanggung Pajak tersebut diperlukan suatu
prosedur yang mengatur secara rinci, jelas dan tegas yang meliputi status, nilai,
serta tempat penyimpanan atau penitipan barang sitaan milik Penanggung Pajak
dengan tetap memberikan perlindungan kepentingan pihak ketiga maupun
masyarakat Wajib Pajak.
3.3.4 Jurusita Pajak
Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi
penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan
penyanderaan.

Universitas Sumatera Utara

Tugas dan Wewenang Jurusita Pajak antara lain :
Tugas Jurusita Pajak :
1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,
2. Memberitahukan Surat Paksa,
3. Melaksanakan penyitaan atas barang Penangung Pajak berdasarkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan
4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan.
Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartu
tanda pengenal Jurusita Pajak dan harus diperlihatkan kepada Penanggung Pajak.
Wewenang Jurusita Pajak :
1. Jurusita Pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan
termasuk membuka lemari, laci, dan tempat lain untuk menemukan objek
sita di tempat usaha, di tempat kedudukan, di tempat tinggal Penanggung
Pajak, atau di tempat lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan
objek sita.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusita Pajak dapat meminta bantuan
Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan
perundang-undangan, Pemerintah Daerah setempat, Badan Pertanahan

Universitas Sumatera Utara

Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri,
Bank atau pihak lain.
3.3.5 Ketentuan Umum Pelaksanaan Penyitaan
Penyitaan dilakukan oleh Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah
Melakukan Penyitaan (SPMP) yang diterbitkan oleh Pejabat penerbit Surat Paksa.
Adapun ketentuan umumnya antara lain :
1.

Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan dilakukan apabila utang
pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh
empat) jam terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan kepada
Wajib Pajak.

2.

Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, penduduk
Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya.

3.

Setiap melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak membuat Berita Acara
Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, Penanggung
Pajak dan saksi-saksi.

4.

Dalam hal Penanggung Pajak adalah Badan maka Berita Acara
Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan,
kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal atau pegawai tetap
perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, penyitaan tetap dapat
dilaksanakan dengan syarat salah seorang saksi berasal dari Pemerintah
Daerah setempat.

6.

Dalam hal penyitaan dilaksanakan tidak dihadiri oleh Penanggung Pajak,
Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani Jurusita Pajak dan saksisaksi. Berita Acara Pelaksanaan Sita harus memuat alasan ketidak
hadiran Penanggung Pajak.

7.

Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mempunyai kekuatan mengikat,
meskipun Penanggung Pajak menolak menandatangani Berita Acara
Pelaksanaan Sita.

8.

Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang
bergerak atau barang tidak bergerak yang disita, atau di tempat barang
bergerak atau barang tidak bergerak yang disita berada, dan di tempattempat umum.

9.

Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita.

10 Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi
penagihan pajak dan utang pajak berdasarkan putusan pengadilan atau
putusan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan
Menteri atau Keputusan Kepala Daerah.

Universitas Sumatera Utara

3.3.6 Objek Pajak Penyitaan
Objek Pajak Penyitaan adalah barang yang bergerak maupun yang tidak
bergerak yang dimiliki oleh Penanggung Pajak baik yang berada di tempat
tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain termasuk yang
penguasaannya berada di tangan pihak lain atau dijadikan jaminan sebagai
pelunasan utang.
3.3.7 Barang-barang Yang Termasuk Dan Yang Tidak Termasuk Penyitaan
Barang-Barang Yang Termasuk Penyitaan
a. Barang Bergerak sebagai berikut :


Kendaraan (mobil, sepeda motor dan sebagainya)



Uang tunai



Barang-barang perhiasan (kalung, cincin, gelang dari emas, berlian
dan batu permata lainnya)



Barang-barang mewah (TV, lemari es, tape recorder, kompor gas dan
sebagainya)



Surat Berharga (obligasi, saham, deposito berjangka, saldo rekening
koran, giro,atau lainnya yang dipersamakan dengan itu, atau surat
berharga lainnya, piutang, penyertaan modal pada perusahaan lain)



Kendaraan (mobil, sepeda motor dan sebagainya)

Universitas Sumatera Utara

b. Barang Tidak Bergerak
Penyitaan dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan
cukup melunasi utang pajak dan biaya penagihan. Dalam golongan barang tidak
bergerak yang boleh disita adalah sebagai berikut :


Rumah tinggal, bangunan kantor, bangunan perusahaan, gudang, baik
yang ditempati sendiri maupun yang disewakan atau dikontrakan
kepada orang lain.



Kebun, sawah baik yang ditempati atau yang dikerjakan sendiri
maupun yang disewakan ataupun dikerjakan



Kapal dengan isi kotor tertentu Yang berada pada tempat tinggal,
tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain, termasuk
penguasaan pada pihak lain atau yang dibebani dengan hak
tanggungan

Barang-Barang Yang Tidak Termasuk Penyitaan :


Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan
oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungan.



Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta
peralatan memasak yang berada dirumah.



Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas.

Universitas Sumatera Utara



Buku-buku yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan
penanggung pajak dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan,
kebudayaan dan keilmuan.



Peralatan dalam keadaan jalan yang memiliki kegunaan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah
seluruhnya tidak melebihi Rp.20.000.000



Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak
dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Perubahan besarnya nilai
peralatan ditetapkan oleh Menteri dan penambahan jenis barang
bergerak yang dikecualikan dari penyitaan diatur dengan Peraturan
Pemerintah

3.3.8 Pencabutan Sita
Pencabutan Sita dilaksanakan apabila Penanggung Pajak telah melunasi biaya
penagihan pajak dan utang pajak dengan tidak menggunakan harta kekayaannya
yang disita berdasarkan putusan pengadilan atau berdasarkan putusan badan
peradilan pajak atau ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan atau
Keputusan Kepala Daerah.
Surat pencabutan sita sekaligus berfungsi sebagai pencabutan Berita Acara
Pelaksanaan Sita disampaikan oleh jurusita pajak kepada penanggung pajak dan
instansi yang terkait, diikuti dengan pengembalian penguasaan barang yang disita
kepada penanggung pajak.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan pencabutan sita dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pencabutan Sita terhadap deposito, tabungan, saldo rekening koran, giro
dan lainnya yang dipersamakan dengan itu dilaksanakan dengan
menyampaikan Surat Pencabutan Sita kepada penanggung pajak dan
tebusannya disampaikan kepada bank yang bersangkutan.
2. Pencabutan Sita terhadap surat berupa obligasi saham, atau sejenisnya,
baik yang diperdagangkan maupun yang tidak diperdagangkan di bursa
efek, dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pencabutan Sita kepada
penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada penanggung
pajak dan kepada pihak yang terkait yang sekaligus berfungsi sebagai
pembatalan Berita Acara Pengalihan Hak Atas Surat Berharga tersebut.
3. Pencabutan Sita terhadap piutang dilaksanakan dengan menyampaikan
Surat Pencabutan Sita kepada penanggung pajak dan tembusannya
disampaikan kepada pihak yang berutang yang sekaligus berfungsi
pembatalan Berita Acara Persetujuan Pengalihan Hak Menagih Piutang.
4. Pencabutan Sita terhadap penyertaan modal pada peusahaan lain
dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pencabutan Sita kepada
Penanggung Pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak terkait
serta membuat Akta Pembatalan Pengalihan hak.

Universitas Sumatera Utara

3.3.9 Biaya Penyitaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun
2000 Tentang Tata Cara Penyitaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa pasal 16 angka 1, bahwa besarnya biaya Penagihan Pajak adalah
Rp.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk Pemberitahuan Surat Paksa dan
Rp.100.000,00 (seratus ribu Rupiah) untuk setiap pelaksanaan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan.
Besarnya tambahan biaya penagihan pajak yang dibayar oleh Penanggung
Pajak dalam hal barang yang telah disita dijual adalah sebagai berikut:
a. Secara lelang, 1% (satu persen) dari pokok lelang.
b. Tidak secara lelang, 1% (satu persen) dari hasil penjualan.
Biaya penagihan pajak dan tambahan biaya penagihan pajak merupakan
Penerimaan Negara Bukan Pajak. Tata cara pengelolaan dan penggunaan biaya
penagihan pajak dan tambahan biaya penagihan pajak diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.4 Lelang
3.4.4 Definisi lelang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000, Lelang
adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga
secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan minat atau calon
pembeli.

Universitas Sumatera Utara

Apabila utang pajak lunas dan atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi
setelah dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan
secara lelang terhadap barang yang disita melalui kantor lelang.
Barang yang disita digunakan untuk membayar biaya penagihan pajak dan utang
pajak dengan cara :
1. Uang tanai disetor ke Kas Negara atau Kas Daerah
2. Deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu, dipindah bukukan ke rekening Kas
Negara atau Kas Daerah atas permintaan Pejabat kepada Bank yang
bersangkutan.
3. Obligasi, saham, atau surat berharga lainnya yang diperdagangkan di bursa
efek dijual di bursa efek atas permintaan Pejabat.
4. Obligasi, saham, atau surat berharga lainnya yang tidak diperdagangkan di
bursa efek segera dijual oleh pejabat.
5. Piutang dibuatkan berita acara persetujuan tentang Pengalihan Hak
Menagih dari Penanggung Pajak kepada Pejabat
6. Penyertaan modal pada perusahaan lain dibuatkan akte persetujuan
Pengalihan Hak Menjual dari Penanggung pajak kepada Pejabat
3.4.5 Pengumuman Lelang
Setiap penjualan secara lelang harus didahului dengan pengumuman lelang
(pasal 26 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000).

Universitas Sumatera Utara

• Pengumuman lelang dilaksanakan paling singkat 14(empat belas) hari
setelah penyitaan.
• Pengumuman lelang untuk barang bergerak dilakukan 1 (satu) kali dan
untuk barang tidak bergerak dilakukan 2 (dua) kali.
• Pengumuman lelang terhadap barang dengan nilai paling banyak
Rp.20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) tidak harus diumumkan melalui
media masa.
• Sebelum pengumuman lelang dimuat di media massa, pejabat menulis
surat kepada Kepala Kantor Lelang setempat untuk minta jadwal waktu
dan tempat pelelangan diadakan.
• Pejabat bertindak sebagai penjual atas barang yang disita dan sekaligus
pejabat atau yang mewakilinya menghadiri pelaksanaan lelang untuk
menentukan

dilepas

atau

tidaknya

barang

yang

dilelang,

dan

menandatangani asli Risalah Lelang.
3.4.6 Larangan Terhadap Pejabat Dan Jurusita Pajak Pada Saat Pelelangan
“ Pejabat dan Jurusita Pajak tidak diperbolehkan membeli barang sitaan yang
dilelang. Larangan tersebut berlaku juga terhadap istri, keluarga sedarah dan
semenda dalam keturunan garis lurus, serta anak angkat “
Pejabat dan Jurusita Pajak yang melanggar ketentuan tersebut, dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

3.4.7 Syarat Lelang
Syarat-syarat Lelang antara lain :
1. Lelang dilakukan di muka umum
2. Lelang dilakukan berdasarkan hukum
3. Lelang dilakukan di hadapan Pejabat
4. Lelang dilakukan dengan penawaran harta
5. Lelang dilakukan dengan usaha pengumpulan peminat
6. Lelang ditutup dengan Berita Acara
3.4.5 Pelaksanaan lelang
Adapun Pelaksanaan Lelang antara lain :
• Jurusita pajak datang ke tempat di mana barang tersebut akan dilelang
untuk mendampingi Juru lelang.
• Sesaat sebelum pelelangan dimulai sebaiknya Jurusita Pajak menanyakan
kepada Wajib Pajak apakah utang pajaknya akan dilunasi. Seandainya
WP dapat dan bersedia melunasi utang pajaknya, maka pelelangan
dibatalkan, bila tidak maka pelelangan segera dilakukan.
• Saat pelelangan sebaiknya Pejabat yang bersangkutan atau wakilnya
dapat menghadirinya.
• Juru lelang kemudian mengumumkan kepada calon pembeli tentang
syarat apa yang harus dipenuhi serta cara penawarannya.

Universitas Sumatera Utara

• Wajib Pajak berhak untuk menentukan urutan barang-barang sitaan yang
akan dilelang.
• Jika hasil penjualan barang telah mencapai jumlah utang pajak ditambah
dengan biaya pelaksanaannya, maka penjualan tersebut dihentikan dan
sisa barang dikembaikan segera kepada Wajib Pajak.
Setelah selesai pelelangan, Kantor lelang, Jurusita Pajak, atau orang yang
diserahi untuk menjual barang-barang sitaan, melaporkan kepada atasannya untuk
membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Lelang.
Dengan telah dijualnya barang-barang sitaan itu, maka hak atas barangbarang tersebut berpindah dari Wajib Pajak atau Penanggung Pajak kepada
pembeli yang tawarannya telah diterima, segera setelah pembeli tersebut
memenuhi syarat-syarat pembelian.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
4.1 Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi
Tunggakan Pajak Di KPP Pratama Medan Timur
4.1.1 Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak
1. Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, Penduduk
Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak dan dapat dipercaya.
2. Dalam melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak harus :memperlihatkan


kartu tanda pengenal Jurusita Pajak,



memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan



memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.

3. Setiap melaksanakan penyitaan Jurusita Pajak harus membuat Berita
Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak,
Penanggung Pajak dan saksi-saksi.
4. Dalam hal Penanggung Pajak menolak untuk menandatangani Berita
Acara Pelaksanaan Sita, Jurusita Pajak harus mencantumkan penolakan
tersebut dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita, dan Berita Acara
Pelaksanaan Sita tersebut ditandatangani oleh Jurusita Pajak dan saksi-

Universitas Sumatera Utara

saksi, dan Berita Acara Pelaksanaan Sita tersebut tetap sah dan
mempunyai kekuatan mengikat.
5. Penyitaan tetap dapat dilaksanakan walaupun Penanggung Pajak tidak
hadir, sepanjang salah seorang saksi berasal dari Pemerintah Daerah
setempat, sekurang-kurangnya setingkat Sekretaris Kelurahan atau
Sekretaris Desa.
6. Dalam hal pelaksanaan penyitaan tidak dihadiri oleh Penanggung Pajak,
Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh Jurusita Pajak dan
saksi-saksi, dan Berita Acara Pelaksanaan Sita tersebut tetap sah dan
mempunyai kekuatan mengikat.
7. Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang
bergerak dan atau barang tidak bergerak yang disita, atau di tempat
barang bergerak dan atau barang tidak bergerak yang disita berada, atau
di tempat-tempat umum.
8. Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita disampaikan kepada:


Penanggung Pajak,



Kepolisian untuk barang bergerak yang kepemilikannya terdaftar,



Badan Pertanahan Nasional, untuk tanah yang kepemilikannya sudah
terdaftar,



Pemerintah Daerah dan Pengadilan Negeri setempat, untuk tanah
yang kepemilikannya belum terdaftar,

Universitas Sumatera Utara



Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, untuk kapal.

9. Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita.
10. Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi
penagihan pajak dan utang pajak berdasarkan putusan pengadilan atau
putusan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan
Menteri atau Keputusan Kepala Daerah.
4.1.2 Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Melaksanakan Penyitaan (SPMP) yang dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu 2 kali 24 jam setelah Surat Paksa
diberitahukan.
Formulir yang Digunakan
1.

Bukti pelunasan (SSP/STTS/SSB/Bukti Pbk)

2.

Surat Teguran Penagihan

3.

Surat Paksa

4.

Laporan Pelaksanaan Surat Paksa

5.

Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan
Banding) dan STP

Dokumen yang Dihasilkan : Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)

Universitas Sumatera Utara

Prosedur Kerja :
1. Kepala Kantor Pelayanan menugaskan Kepala seksi penagihan untuk
membuat SPMP, kemudian Kepala seksi penagihan menugaskan Jurusita
Pajak untuk membuat SPMP.
2. Jurusita Pajak meneliti data tunggakan pajak beserta pelunasannya
(SSP/STTS/SSB/buktiPbk)

atau

pengurangan

(keputusan

pembetulan/keputusan keberatan /putusan banding/keputusan pengurangan
atau pembatalan ketetapan pajak/keputusan pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi), membuat konsep SPMP dan menyampaikannya
kepada Kepala Seksi Penagihan.
3. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep SPMP, serta
menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMP
dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.
5. Kepala Seksi Penagihan meneruskan SPMP kepada Jurusita pajak untuk
menatausahakan, mengirimkan SPMP serta melakukan penyitaan.
6. Jurusita Pajak menerima SPMP yang telah disetujui dan menatausahakan,
mengirimkan SPMP serta melakukan penyitaan.
7. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 2 (dua) hari kerja

Universitas Sumatera Utara

Bagan Arus 4.1.2
4.1.3 Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa
Uang Tunai (Termasuk Mata Uang Asing), Emas, Permata, Dan
Sejenisnya Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
Tata cara penyitaan terhadap barang milik Penanggung Pajak yang berupa
uang tunai (termasuk mata uang asing), emas, permata, dan sejenisnya, yang

Universitas Sumatera Utara

dilaksanakan oleh Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan.
Formulir yang Digunakan : Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Dokumen yang Dihasilkan :
1. Berita Acara Pelaksanaan Sita
2. Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Prosedur Kerja :
1. Berdasarkan SPMP yang telah diterbitkan (SOP Tata Cara Penerbitan
SPMP), Jurusita Pajak menyampaikan SPMP kepada Penanggung Pajak
dengan terlebih dahulu memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Jurusita
Pajak dan memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. Dalam
hal penanggung Pajak menolak menerima SPMP atau tidak hadir,
penyitaan tetap dapat dilaksanakan (syarat salah satu saksi berasal dari
Pemerintah Daerah setempat, serendah-rendahnya setingkat Sekretaris
Kelurahan

atau

Sekretaris

Desa).

Penolakan

Penanggung

Pajak

dicantumkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
2. Jurusita Pajak membuat rincian tentang jenis, jumlah, dan harga barang
yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran Berita Acara
Pelaksanaan Sita dan membuat

Berita Acara Pelaksanaan Sita,

Universitas Sumatera Utara

menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita, dan menyampaikannya
kepada Penanggung Pajak untuk ditandatangani.
3. Penanggung Pajak meneliti dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan
Sita dan menyampaikannya kepada saksi-saksi untuk ditandatangani.
Dalam hal Penanggung Pajak menolak menandatangani Berita Acara
Pelaksanaan Sita, penolakan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara
Pelaksanaan Sita.
4. Saksi-saksi meneliti dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita
dan menyampaikannya kepada Jurusita Pajak.
5. Jurusita Pajak menempelkan segel sita pada barang sitaan, menunjuk
Penyimpan barang sitaan dan menitipkan barang sitaan kepada Penyimpan
(uang tunai kepada Penanggung Pajak atau Bank, emas, perhiasan, dan
sejenisnya kepada Penanggung Pajak kecuali apabila menurut Jurusita
Pajak barang tersebut harus disimpan di Kantor Pelayanan Pajak, atau
tempat lain seperti Kantor Penggadaian, Bank, dan Kantor Pos), yang
dilakukan di depan saksi-saksi.
6. Penyimpan barang sitaan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita,
menyimpan barang sitaan, dan menyampaikan Berita Acara Pelaksanaan
Sita kepada Jurusita Pajak.
7. Jurusita Pajak membuat konsep Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

Universitas Sumatera Utara

8. Kepala Seksi penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar
salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dan menyampaikannya kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita.
10. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan Surat Pengantar salinan
Berita Acara Pelaksanaan Sita dan salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
kepada Penanggung Pajak dan Penyimpan Barang Sitaan melalui
Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
11. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 1 (satu) hari kerja.

Universitas Sumatera Utara

Bagan Arus 4.1.3

Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak yang
Disimpan Di Bank Berupa Deposito Berjangka, Tabungan, Saldo
Rekening Koran, Giro, dan Bentuk Lainnya yang Dipersamakan
dengan itu Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak.
Tata cara peyitaan terhadap kekayaan Penanggung Pajak yang disimpan di
Bank berupa deposito berjangka, tabngan, saldo rekening koran, giro, dan bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu, yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak
berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Formulir yang Digunakan : Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Dokumen yang Dihasilkan :
1. Surat Permintaan Pemblokiran (Kekayaan Penanggung Pajak yang
Tersimpan pada Bank), dilampiri salinan Surat Paksa dan SPMP
2. Berita Acara Pemblokiran
3. Surat

Perintah

(untuk

memberikan

kuasa

kepada

bank

untuk

memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di
bank)
4. Surat Kuasa (memberitahukan saldo kekayaan yang tersimpan pada Bank)
/ Berita Acara Penolakan Pemberian Kuasa (oleh Penanggung Pajak
kepada Bank untuk Memberitahukan Saldo Kekayaan di Bank kepada
Jurusita Pajak)

Universitas Sumatera Utara

5. Surat kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan (dilampiri konsep surat kepada Menteri Keuangan untuk
Meminta

Bank

Indonesia

agar

memerintahkan

bank

untuk

memberitahukan saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada
Bank)
6. Surat Pemberitahuan (saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan
pada Bank)
7.

Berita Acara Pelaksanaan Sita

8. Surat Pemberitahuan Penyitaan (Deposito berjangka, Tabungan, Saldo
Rekening Koran, Giro, atau Bentuk Lainnya yang Dipersamakan dengan
itu)
9. Surat pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Prosedur Kerja :
1. Berdasarkan SPMP yang telah diterbitkan (SOP Tata Cara Penerbitan
SPMP), Jurusita Pajak membuat konsep Surat Permintaan Pemblokiran
(dilampiri salinan Surat Paksa dan SPMP) dan menyampaikannya kepada
Kepala Seksi Penagihan.
2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Permintaan
Pemblokiran dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.

Universitas Sumatera Utara

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Permintaan Pemblokiran.
4. Jurusita Pajak menyampaikan Surat Permintaan Pemblokiran kepada
Bank terkait.
5. Bank wajib memblokir seketika setelah menerima Surat Permintaan
Pemblokiran, membuat Berita Acara Pemblokiran, dan menyampaikan
salinannya kepada Jurusita Pajak dan Penanggung Pajak.
6. Jurusita Pajak membuat Surat Perintah (untuk memberikan kuasa kepada
bank untuk memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang
tersimpan di bank) dan menyampaikannya kepada Penanggung Pajak.
7. Penanggung Pajak memberikan Surat Kuasa (untuk memeberitahukan
saldo kekayaan yang tersimpan pada Bank) kepada Bank terkait. Proses
dilanjutkan ke poin 13.
8. Apabila Penanggung Pajak menolak memberikan Surat Kuasa, Jurusita
Pajak membuat Berita Acara Penolakan Pemberian Kuasa (ditandatangani
oleh Jurusita Pajak dan Penanggung Pajak).
9. Jurusita Pajak membuat konsep surat yang ditujukan kepada Direktur
Jenderal Pajak c.q Direktur Pemeriksaan dan Penagihan dengan dilampiri
konsep Surat Menteri Keuangan untuk meminta Bank Indonesia agar
memerintahkan

bank

untuk

memeberitahukan

saldo

kekayaan

Penanggung Pajak yang tersimpan pada Bank kepada Gubernur Bank

Universitas Sumatera Utara

Indonesia, salinan surat permintaan pemblokiran kepada bank, Berita
Acara Pemblokiran oleh bank, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan serta Berita Acara Penolakan Pemberian Kuasa oleh
Penanggung Pajak kepada bank untuk memberitahukan saldo kekayaan
Penanggung Pajak kepada Jurusita Pajak.
10. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep surat yang
ditujukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan tentang pemberitahuan saldo kekayaan Penanggung Pajak yang
tersimpan pada bank dalam rangka penagihan dengan Surat Paksa.
11. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
surat yanng ditujukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur
Pemeriksaan dan Penagihan tentang pemberitahuan saldo kekayaan
Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank dalam rangka penagihan
dengan Surat Paksa.
12. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan surat kepada Direktur
Jenderal Pajak c.q. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan perihal
pemberitahuan saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada
Bank melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokkumen
di KPP).
13. Jurusita

Pajak

menerima

Surat

Pemberitahuan

saldo

kekayaan

Penanggung Pajak di bank dari bank terkait kemudian Jurusita Pajak

Universitas Sumatera Utara

membuat dan menandatangani konsep Berita Acara Pelaksanaan Sita,
serta menyampaikannya kepada pimpinan bank atau Pejabat bank yang
ditunjuk.
14. Bank (Pimpinan bank atau Pejabat bank yang ditunjuk) meneliti dan
menandatangani

konsep

Berita

Acara

Pelaksanaan

Sita

dan

menyampaikannya kepada kelapa seksi-seksi.
15. Seksi-seksi

meneliti

dan

menandatangani

konsep

Berita

Acara

Pelaksanaan Sita dan menyampaikannya kepada Jurusita Pajak.
16. Jurusita Pajak membuat konsep Surat Pemberitahuan Penyitaan (Deposito
berjangka, Tabungan, Saldo Rekening Koran, Giro, atau Bentuk Lainnya
yang Dipersamakan dengan itu) dan Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita, serta menyampaikannya kepada Kepala Seksi
Penagihan.
17. Kepala

Seksi

Penagihan

meneliti

dan

memaraf

konsep

Surat

Pemberitahuan Penyitaan dan Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.
18. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Pemberitahuan Penyitaan dan Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita.

Universitas Sumatera Utara

19. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan Surat Pemberitahuan
Penyitaan dan salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita kepada Bank, Surat
Pengantar dan salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita kepada Penanggung
Pajak melalui Subbagian umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
di KPP).
20. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 5 (lima) hari kecuali Penanggung
Pajak tidak memberikan Surat Kuasa memberitahukan Saldo Kekayaan
kepada Bank.

Universitas Sumatera Utara

Bagan Arus 4.1.4

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa
Surat Berharga (Obligasi, Saham, dan Sejenisnya) yang Tidak
Diperdagangkan Di Bursa Efek Dalam RangkaPelaksanaan Penagihan
Pajak Dengan Surat Paksa.
Tata cara penyitaan terhadap kekayaan Penanggung Pajak berupa surat
berharga berupa obligasi, saham, dan sejenisnya yang tidak diperdagangkan di
bursa efek yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan.
Formulir yang Digunakan : Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Dokumen yang Dihasilkan :
1. Berita Acara Pelaksanaan Sita
2. Berita Acara Pengalihan Hak dari Penanggung Pajak kepada Pejabat
3. Surat Pemberitahuan Penyitaan (Obligasi, Saham, dan Sejenisnya)
4. Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Prosedur Kerja :
1. Berdasarkan SPMP yang telah diterbitkan (SOP Tata Cara Penerbitan
SPMP), Jurusita Pajak memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita
Pajak,

menyampaikan

SPMP

kepada

Penanggung

Pajak,

dan

memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. Dalam hal

Universitas Sumatera Utara

Penanggung Pajak menolak menerima SPMP atau tidak hadir, penyitaan
tetap dapat dilaksanakan (syarat salah satu saksi berasal dari Pemerintah
Daerah setempat, serendah-rendahnya setingkat Sekertaris Kelurahan atau
Sekertaris Desa). Penolakan Penanggung Pajak dicantumkan dalam Berita
Acara Pelaksanaan Sita.
2. Jurusita Pajak membuat rincian tentang jenis, jumlah, dan nilai nominal
atau perkiraan nilai lainnya dari surat berharga yang disita dalam suatu
daftar yang merupakan lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita, membuat
Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Berita Acara Pengalihan Hak,
menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Berita Acara
Pengalihan Hak dan menyampaikannya kepada Penanggung Pajak.
3. Penanggung
Pelaksanaan

Pajak
Sita

meneliti
dan

dan

Berita

menandatangani
Acara

Pengalihan

Berita
Hak,

Acara
serta

menyampaikannya kepada saksi-saksi.
4. Saksi-saksi meneliti dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita
dan Berita Acara Pengalihan Hak, serta penyampaikannya kepada Jurusita
Pajak.
5. Jurusita Pajak membuat konsep Surat Pemberitahuan Penyitaan dan Surat
Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita, serta menyampaikannya
kepada Kepala Seksi Penagihan.

Universitas Sumatera Utara

6. Kepala

Seksi

Penagihan

meneliti

dan

memaraf

konsep

Surat

Pemberitahuan Penyitaan dan Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.
7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Pemberitahuan Penyitaan dan Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan Sita.
8. Jurusita menatausahakan dan mengirimkan Surat Pengantar dan salinan
Berita Acara Pelaksanaan Sita serta salinan Berita Acara Pengalihan Hak
kepada Penanggung Pajak, Surat Pemberitahuan Penyitaan, salinan Berita
Acara Pelaksanaan Sita, dan salinan Berita Acara Pengalihan Hak kepada
investee melalui subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP).
9. Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak SPMP
disampaikan kepada Penanggung Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Bagan Arus 4.1.5

Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa
Penyertaan Modal Pada Perusahaan Lain Yang Tidak Ada Surat
Sahamnya Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan
Surat Paksa
Tata cara penyitaan terhadap kekayaan milik Penanggung Pajak yang berupa
penyertaan modal pada perusahaan lain yang tidak ada surat sahamnya yang
dilaksanakan oleh Jurusita Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan.
Formulir yang Digunakan : Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Dokumen yang Dihasilkan :
1. Berita Acara Pelaksanaan Sita
2. Akta Persetujuan Pengalihan Hak
3. Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
4. Surat Pemberitahuan Penyitaan (Obligasi, Saham, dan Seterusnya)
Prosedur Kerja :
1. Berdasarkan SPMP yang telah diterbitkan (SOP Tata Cara Penerbitan
SPMP), Jurusita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Jurusita
Pajak,

memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan, dan

menyampaikan

Surat

Perintah

Melaksanakan

Penyitaan

terhadap

Universitas Sumatera Utara

Penanggung Pajak. Dalam hal Penanggung Pajak menolak menerima
SPMP atau tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan (syarat salah
satu saksi berasal dari Pemerintah Daerah setempat, serendah-rendahnya
setingkat Sekertaris Kelurahan atau Sekertaris Desa). Penolakan
Penanggung Pajak dicantumkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
2. Jurusita Pajak melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang
jumlah penyertaan modal pada perusahaan lain dalam suatu daftar yang
merupakan lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita, membuat Berita
Acara Pelaksanaan Sita dan Akta Persetujuan Pengalihan Hak serta
menandatangani, dan menyampaikannya kepada Penanggung Pajak.
3. Penanggung Pajak menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita dan
Akta Persetujuan Pengalihan Hak dan menyampaikannya kepada saksisaksi. Dalam hal Penanggung Pajak menolak untuk menandatangani
Berita Acara Pelaksanaan Sita, Jurusita Pajak harus mencantumkan
penolakan tersebut dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
4. Saksi-saksi menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Akta
Persetujuan Pengalihan Hak dan menyampaikannya kepada Jurusita
Pajak.
5. Jurusita Pajak membuat konsep Surat Pengantar salinan Berita Acara
Pelaksanaan

Sita

dan

Surat

Pemberitahuan

Penyitaan,

serta

menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

Universitas Sumatera Utara

6. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar
salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Surat Pemberitahuan
Penyitaan, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak.
7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Surat
Pemberitahuan Penyitaan.
8. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan Surat Pengantar dan
salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita, serta salinan Akta Persetujuan
Pengalihan Hak kepada Penanggung Pajak, Surat Pemberitahuan
Penyitaan, salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita, dan salinan Akta
Persetujuan Pengalihan Hak kepada perusahaan tempat penyertaan modal
melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di
KPP).
9. Proses selesai
Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan disampaikan kepada Penanggung
Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Bagan Arus 4.1.6

Universitas Sumatera Utara

4.1.7 Tata Cara Penerbitan Surat Peringatan Penyitaan Piutang Untuk
Pelunasan Utang Pajak Dan Biaya Penagihan Pajak
Tata cara penerbitan Surat Peringatan Penyitaan Piutang untuk Pelunasan
Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak.
Formulir yan Digunakan : Surat Paksa
Dokumen yang Dihasilkan :
Surat Peringatan Penyitaan Piutang (untuk Pelunasan Utang Pajak ada Biaya
Penagihan Pajak)
Prosedur Kerja :
1. Apabila setelah jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam
terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan kepada Penanggung
Pajak (SOP Tata Cara Penerbitan dan Penyampaian Surat Paksa),
Penanggung Pajak belum melunasi utang pajak dan biaya penagihan
pajak, Jurusita Pajak membuat konsep Surat Peringatan Penyitaan
Piutang.
2. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Peringatan
Penyitaan Piutang serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.

Universitas Sumatera Utara

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep
Surat Peringatan Penyitaan Piutang.
4. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan Surat Peringatan
Penyitaan Piutang kepada Penanggung Pajak melalui Subbagian Umun
(SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP)
5. Proses selesai
Jadwal Waktu Penyelesaian : Paling lama 1 (satu) hari kerja

Bagan Arus 4.1.7

Universitas Sumatera Utara

4.1.8 Tindakan Penagihan Dengan Penyitaan, Penerimaan Penagihan Dan
Saldo Akhir Tunggakan Di KPP Pratama Medan Timur pada Tahun
2014-2015.
Tabel 4.1 Tindakan Penagihan Dengan Penyitaan Di KPP Pratama Medan
Timur pada Tahun 2014-2015

TAHUN

JUMLAH SPMP YANG

PAJAK

DIKELUARKAN

NILAI

NILAI

PENERIMAAN

PENERIMAAN

PENYITAAN YANG

PENYITAAN

CAIR

2014

25

18,904,082,553

1,933,578,326

2015

14

33,377,094,885

66,000,000

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keterangan :
Dari Tabel 4.1 di atas dapat ditarik kesimpulan pada tahun 2014 SPMP
(Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak

Pratama Medan Timur berjumlah 25 dengan nilai

Rp.18.904.082.553 tetapi nilai penerimaan

penyitaan

yang

cair

hanya

Rp.1.933.578.326 atau sekitar 10,2%. Sedangkan pada tahun 2015 SPMP yang
dikeluarkan berjumlah 14 dengan nilai Rp.33.377.094.885 tetapi penerimaan
penyitaan yang cair hanya Rp.66.000.000 atau sekitar 0,2%.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Penerimaan Penagihan Di KPP Pratama Medan Timur pada
Tahun 2014-2015
PENERIMAAN PENAGIHAN
BULAN

2014
TARGET

2015

REALISASI

TARGET

REALISASI

JANUARI

439,866,568

895,914,394

FEBRUARI

435,584,064

1,363,358,369

MARET

1,885,825,467

1,369,114,018

APRIL

2,010.115,138

326,749,928

MEI

1,318,302,056

200,982,106

JUNI

761,118,635

3,790,671,508

JULI

4,028,809,099

605,647,479

AGUSTUS

2,147,720,930

1,223,174,009

SEPTEMBER

4,589,652,947

679,630,325

OKTOBER

3,700,257,176

810,148,545

NOPEMBER

1,773,422,590

1,611,675,522

DESEMBER

2,263,874,388

4,263,901,360

TOTAL

47,527,219,307

25,354,549,058

53,239,092,108

17,140,967,563

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keterangan :
1. Pada tahun 2014 Realisasi Penerimaan Penagihan di KPP Pratama Medan
Timur mencapai nilai Rp.25.354.549.058 atau sekitar 53,3% dari nilai
Target yang ditentukan.
2. Sedangkan pada tahun 2015 Realisasi Penerimaan Penagihan di KPP
Pratama Medan Timur mencapai nilai Rp.17.140.967.563 atau sekitar
32,2% dari Target yang ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

3. Nilai Target Penerimaan di tentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dilihat
dari pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Tabel 4.3 Saldo Akhir Tunggakan Di KPP Pratama Medan Timur pada
Tahun 2014-2015
SALDO AKHIR TUNGGAKAN
2014

2015

144,449,284,372

194,322,122,742

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keterangan :
Dari tabel 4.3 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa saldo akhir tunggakan
pada tahun 2015 meningkat dari tahun 2014. Peningkatan mencapai nilai
Rp.49.872.838.370 atau sekitar 34,5% dari saldo akhir tunggakan.
4.2 Kendala-kendala Yang Dihadapi Jurusita Pajak KPP Pratama Medan
Timur Dalam Melakukan Penyitaan Dan Upayanya
1. Kendala : Wajib Pajak tidak berada di lokasi penyitaan saat pelaksanaan
sita.
Upaya

: Sita

tetap

dilaksanakan

dengan

menghadirkan

Kepala

Lingkungan dan Sekretaris Lurah untuk menjadi saksi dan
tetap dibuat Berita Acara Pelaksanaan Sita.

Universitas Sumatera Utara

2. Kendala : Wajib Pajak bersikeras menolak untuk dilakukan penyitaan
terhadap objek sita dikarenakan masih belum mengakui asalusul timbulnya utang pajak.
Upaya

: Dilakukan penjelasan kepada Penanggung Pajka dan memberi
kelonggaran dengan melunasi utang pajak untuk dapat
mencabut Sita karena pelaksanaan sita tidak dapat ditunda
ketika SPMP telah terbit.

3. Kendala : Wajib Pajak dalam hal Badan Usaha Tetap (BUT) tidak
beroperasi lagi di Indonesia sehingga tidak ada lagi
penanggung jawab secara langsung.
Upaya

: Mencari pengampu atau lawan transaksi BUT saat berada di
Indonesia sehingga sita tetap dapat dilaksanakan dengan
memberitahukan terlebih dahulu kronologis utang pajak
kepada pengampu atau lawan transaksi BUT.

4. Kendala : Wajib Pajak telah meninggal dunia.
Upaya

: Mencari ahli waris dalam hal masih ada warisan belum dibagi
sehingga pelaksanaan sita masih dapat dilaksanakan terhadap
salah satu atau beberapa ahli waris.

5. Kendala : Wajib Pajak telah diputuskan pailit oleh Pengadilan Negeri
Upaya

: Berkas/salinan berkas penagihan disampaikan kepada kurator
dan menjelaskan kepada kurator mengenai hak mendahului

Universitas Sumatera Utara

negara sesuai peraturan dan perundang-undangan perpajakan
dengan tetap menghormati Undang-Undang kepailitan.
4.3 Hak Dan Kewajiban Penanggung Pajak Saat Dilakukan Penyitaan
Penyitaan merupakan tugas dan wewenang Jurusita Pajak. Dalam melakukan
penyitaan Jurusita Pajak berhak memeriksa seluruh isi ruangan untuk menentukan
Objek Sita Pajak. Walaupun demikian Penanggung Pajak juga memili

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Penelitian / Pemeriksaan Faktur Pajak Yang Disampaikan Wajib Pajak (WP) Kepada Fiskus Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

2 28 72

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 46 63

Pelaksanaan Prosedur Penyitaan Barang Wajib Pajak Akibat Dari Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah

1 25 57

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 8

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 1

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 13

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 18

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 1