Karakteristik Penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2015 Chapter III IV

30

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain case
series.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik, Jl. Bunga Lau No.17
Medan Tuntungan Km 12 Medan atas pertimbangan rumah sakit ini merupakan
rumah sakit tersebar di kota Medan dan menjadi tempat rujukan dari berbagai
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya serta tersedianya data rekam medis
penderita SLE.
3.2.2 Penelitian
Waktu penelitian dilakukan Maret 2016 sampai dengan Agustus 2016
(lihat Lampiran 3).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita SLE yang dirawat inap
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2015 yaitu 117 penderita yang

terdaftar pada bagian rekam medik.

30
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

31

3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah 117 orang penderita SLE yang dirawat
inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2015. Besar sampel adalah
sama dengan populasi (total sampling).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu
status penderita SLE yang berobat di RSUP H. Adam Malik tahun 2011-2015.
Semua kartu status sampel tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan
sesuai dengan jenis veriabel yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan program analisa
komputer. Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square, Fisher Exact,

Kolmogorov-Smirnov dan Mann Whitney, selanjutnya disajikan dalam bentuk
narasi, tabel distribusi frekuensi, pie, dan diagram bar.
3.6 Definisi Operasional
3.6.1

Penderita SLE adalah pasien yang didiagnosa dokter menderita SLE sesuai
yang tercatat di kartu status.

3.6.2

Sosiodemografi meliputi :
a. Umur adalah usia penderita SLE yang sesuai yang tercatat pada kartu
status pasien, dikategorikan atas (Pick, 2016):
1.
2.
3.

< 20 tahun
20-40 tahun
> 40 tahun


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

32

Untuk keperluan statistik maka umur penderita akan dikategorikan
berdasarkan median umur penderita SLE pada analisa bivariat.
b. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita SLE
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status pasien, dikategorikan atas:
1.
2.

Laki-laki
Perempuan

c. Pendidikan terakhir adalah tingkat pendidikan yang diperoleh penderita
SLE sesuai yang tercatat pada kartu status pasien, dikategorikan atas
(BPS, 2016):
1.

2.
3.
4.
3.6.3

Tidak/belum sekolah
Pendidikan dasar (SD/MI/sederajat)
Pendidikan menengah (SMP/MTs/sederajat)
Pendidikan tinggi (SMA/MA/sederajat dan PT)

Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan penderita SLE sesuai
yang tercatat pada kartu status pasien, dikategorikan atas:
1.
2.
3.
4.
5.

3.6.4


Pelajar/Mahasiswa/i
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Wiraswasta

Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita SLE berdasarkan
yang tercatatpada kartu rekam medis pasien, dikategorikan atas:
1.
2.
3.

Islam
Kristen Protestan
Katolik

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

33


3.6.5

Status kawin adalah predikat yang dimiliki penderita SLE berdasarkan
penikahan sesuai yang tercatat pada kartu status pasien, dikategorikan atas:
1.
2.
3.

3.6.6

Belum kawin
Kawin
Cerai mati/hidup

Daerah asal adalah tempat penderita SLE berasal sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status pasien, dikategorikan atas:
1.
2.


3.6.7

Kota Medan
Luar Kota Medan

Manifestasi klinis adalah gejala yang timbul dan cenderung melibatkan
multi manifestasi pada penderita SLE yang terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

3.6.8

Manifestasi Konstitusional

Manifestasi Muskuloskeletal
Manifestasi Kulit
Manifestasi Kardiovaskuler
Manifestasi Paru
Manifestasi Ginjal
Manifestasi Hematologik
Manifestasi Susunan Saraf
Manifestasi Gastrointestinal

Derajat manifestasi klinis adalah tingkat keparahan multi manifestasi
klinis yang timbul pada penderita SLE, dikategorikan atas (Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, 2011):
1.

2.

Ringan : secara klinis tenang, tidak terdapat tanda atau gejala yang
mengancam nyawa, dan fungsi organ (ginjal, paru,
jantung, gastrointestinal, susunan saraf pusat, hematologi)
normal atau stabil

Berat
: secara klinis mengancam nyawa karena terdapat
gangguan organ vital tubuh (ginjal, paru, jantung,
gastrointestinal, susunan saraf pusat, hematologi)

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

34

3.6.9

Riwayat penggunaan obat-obatan adalah sejarah penggunaan obat-obatan
oleh penderita SLE sebelum riwayat SLE, dikategorikan atas:
1. Tidak ada
2. Ada

3.6.10 Penatalaksanaan medis adalah tindakan yang dilakukan tim medis
terhadap penderita SLE demam dalam rangka mengontrol dan mengurangi
risiko yang timbul sesuai yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan

atas (Isbagio dkk, 2010) :
1. Terapi konservatif (OAINS/Antimalaria/Kortikosteroid dosis rendah)
2. Terapi agresif (Kortikosteroid+Imunosupresif)
3.6.11 Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari rata-rata penderita SLE yang
dirawat dari tanggal masuk sampai tanggal keluar dari rumah sakit (baik
dengan izin dokter, atas permintaan sendiri maupun meninggal dunia)
sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.
3.6.12 Keadaan sewaktu pulang adalah keterangan tentang keadaan penderita
SLE yang dirawat inap ketika pulang sesuai yang tercatat pada kartu status
pasien, dikategorikan atas :
1.
2.
3.

Pulang Berobat Jalan
Pulang Atas Permintaan Sendiri
Meninggal dunia

3.6.13 Sumber biaya cara yang digunakan penderita SLE yang dirawat inap untuk
melunasi biaya administrasi rumah sakit, dikategorikan atas :

1. Bukan Biaya Sendiri (Jamkesmas, Askes, Jamsostek, dan asuransi
kesehatan lain)
2. Biaya Sendiri

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

35

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik berada di jalan Bunga
Lau No. 17 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera
Utara yang dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha. RSUP H. Adam Malik Medan
merupakan rumah sakit pemerintah tipe A sesuai dengan SK Menkes No.
335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan
SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 dengan visi sebagai pusat unggulan
pelayanan kesehatan dan pendidikan. RSUP H. Adam Malik Medan adalah rumah
sakit pemerintah yang ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi dan
menerima rujukan untuk wilayah pembangunan A yaitu Provinsi Sumatera Utara,
Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
RSUP H. Adam Malik Medan sebagai rumah sakit tipe A memiliki 2.309
orang tenaga yang terdiri dari 461 orang tenaga medis, 562 orang tenaga
keperawatan, 335 orang tenaga nonkeperawatan dan 622 orang tenaga nonmedis.
Fasilitas pelayanan yang ada di RSUP H. Adam Malik Medan yaitu
pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat
darurat, bedah pusat, dan hemodialisa), pelayanan penunjang medis (intalasi
diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medis,
kardiovaskuler, mikrobiologi, nefrologi, dan endokrinologi), pelayanan penunjang
35
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

36

nonmedis (intalasi medis, farmsai, Central Sterilization Supply Depart (CSSD),
penyuluh kesehatan masyarakat rumah sakit, dan bioelektro medis) serta
pelayanan nonmedis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, dan pemulasaran
jenazah).
4.1.2 Visi RSUP H. Adam Malik Medan
Visi RSUP H. Adam Malik Medan adalah “Menjadi Pusat Rujukan
Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di
Sumatera Utara Tahun 2019”.
4.1.3 Misi RSUP H. Adam Malik Medan
Misi RSUP H. Adam Malik Medan untuk memenuhi visi tersebut adalah:
a. Melaksanakan pelayanan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau.
b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan professional.
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien,
akuntabel, dan mandiri.
4.2

Analisa Deskriptif

4.2.1 Distribusi Proporsi Penderita SLE Berdasarkan Sosiodemografi (Umur,
Jenis Kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan,
Daerah Asal)
Distribusi proporsi penderita SLE berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, daerah asal) yang

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

37

dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
a. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita SLE yang Dirawat Inap
Berdasarkan Umur Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 20112015
No
1

Sosiodemografi
Umur
40 tahun
Total

f

(%)

43
57
17
117

36,8
48,7
14,5
100,0

Dari tabel 4.1 dapat diketahui distibusi proporsi penderita SLE berdasarkan
umur terbanyak pada kelompok umur 20-40 tahun yaitu 57 orang (48,7%) dan
paling sedikit pada kelompok umur >40 tahun sebanyak 17 orang (14,5%).
Tabel 4.2 Rata-rata Umur Penderita SLE yang Dirawat Inap Berdasarkan
Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2015
Rata-rata Umur Penderita SLE
Mean
= 26,13
Median
= 24
Modus
= 19
Standar Deviasi (SD)
= 11,78
Coefisien of Variation
= 45,08%
Minimum
=8
Maksimum
= 65
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata umur penderita SLE yang
dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2015 adalah 26,13
tahun. Umur penderita SLE minimum adalah 8 tahun dan umur penderita
maksimum adalah 65 tahun. Coefisien of variation penderita SLE yaitu 45,08%,
artinya terdapat 45,08% variasi umur dari rata-rata umur penderita SLE, karena

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

38

sebaran umur penderita SLE >30% (heterogen) maka dalam analisa bivariat umur
dikelompokkan berdasarkan median umur penderita SLE yang dirawat inap di
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2015 yaitu