Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Alginat Setelah Direndam dalam Larutan Ekstrak Daun Lidah Buaya 25% ( Aloe vera L. ) Chapter III VI

14



BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan merupakan penelitian post test only control
group design.
3.3 Lokasi dan Waktu penelitian
3.3.1 Lokasi penelitian
1.Pembuatan ekstrak lidah buaya: Laboratorium Obat Tradisional Fakultas
Farmasi USU, Medan.
2.Pembuatan dan perendaman sampel: Departemen Ilmu Material dan
Teknologi Kedokteran Gigi FKG USU, Medan.
3.3.2 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015-Agustus 2016
3.4 Sampel dan Besar Sampel

3.4.1 Sampel
Die stone merupakan hasil pengisian dental stone pada hasil cetakan alginat
dengan Master die kuningan berbentuk kerucut terpancung dengan ukuran yaitu :
diameter atas 6,60 mm, diameter bawah 8,36 mm, dan tinggi 10 mm.35

Universitas Sumatera Utara

15



Diameter atas 6,60 mm
Tinggi 10 mm
Diameter bawah 8,36 mm

Gambar 2. Kerangka hasil cetakan alginat setelah diisi dental stone
3.4.2 Besar Sampel
Dihitung dengan menggunakan rumus berikut :36
(t-1) ( r-1) ≥ 15
Keterangan:

t = jumlah perlakuan
r = jumlah pengulangan
Pada penelitian ini akan menggunakan 5 kelompok sampel yaitu kelompok
tanpa perendamandan kelompok perendaman 15, 20, 25, dan 30 menit dalam larutan
ekstrak daun lidah buaya 25 %, maka t=5.
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1 ) (r-1) ≥ 15
4 (r-1)

≥ 15

4r

≥ 19

r

≥5

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5 buah untuk setiap

perlakuan.

Universitas Sumatera Utara

16



3.5 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
3.5.1 Kriteria pada Hasil Cetakan
3.5.1.1 Kriteria Inklusi pada Hasil Cetakan
1. Cetakan alginat dengan permukaan yang halus.
2. Mould berada di tengah-tengah hasil cetakan.
3.5.1.2 Kriteria Eksklusi pada Hasil Cetakan
1. Cetakan yang sobek
2. Cetakan yang poreus
3. Cetakan yang terlepas dari ring cetak
4. Cetakan yang tidak mencakup keseluruhan master die.
3.5.2 Kriteria pada Die Stone
3.5.2.1 Kriteria Inklusi pada Die Stone

1. Die stone dengan permukaan halus.
2. Die stone yang utuh.
3.5.2.2 Kriteria Ekslusi pada Die Stone
1. Die stone yang poreus.
2. Die stone yang retak.
3. Die stone yang tidak mencakup keseluruhan hasil cetakan.
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Waktu perendaman hasil cetakan dalam larutan ekstrak daun lidah buaya
25% yaitu 15, 20, 25, dan 30 menit.

3.6.2 Variabel Tergantung
Perubahan dimensi hasil cetakan alginat.

Universitas Sumatera Utara

17




3.6.3 Variabel Terkendali
1. Rasio alginat dan air ( 2,1 gr/ 5 ml)
2. Rasio gips cetak dengan air ( 5 gr/ 1,5 ml)
3. Ukuran master die kuningan dengan ukuran diameter atas 6,60 mm,
diameter bawah 8,36 mm, dan tinggi 10 mm.
4. Volume larutan ekstrak daun lidah buaya 25% sebagai bahan rendam hasil
cetakan alginate 20 ml.
5. Cara melepaskan cetakan dari master die, segera setelah mengeras ±1-2
menit cetakan dilepas dengan hati-hati sehingga permukaan hasil cetakan tetap halus.
3.6.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Kecepatan pengadukan bahan cetak alginat.
2. Kecepatan pengadukan dental stone.
3. Temperatur ruangan
3.7 Definisi Operasional
1. Perubahan dimensi adalah perubahan ukuran hasil cetakan alginat karena
terjadinya penyerapan larutan (imbibisi) yang diketahui dari perbedaan hasil
pengukuran diameter atas, diameter bawah, dan tinggi die stone dengan
menggunakan kaliper digital dengan satuan milli meter pada kelompok kontrol
dengan kelompok perendaman (15, 20, 25, dan 30 menit ) dalam larutan ekstrak daun
lidah buaya 25%.

2. Larutan ekstrak daun lidah buaya 25% adalah larutan hasil pengenceran
dari ekstrak kental daun lidah buaya 1:4 dengan akuades sehingga diperoleh 25%
ekstrak daun lidah buaya.
3. Hasil cetakan alginat adalah hasil cetakan dari bahan cetak alginat setelah
diisi dengan dental stone.
4. Waktu perendaman adalah lamanya hasil cetakan direndam dalam larutan
ekstrak daun lidah buaya 25% yaitu selama 15, 20, 25, dan 30 menit.

Universitas Sumatera Utara

18



3.8 Alat dan Bahan Penelitian
3.8.1 Alat penelitan
A. Alat pembuatan Die stone
1. Master die kuningan dengan ukuran diameter atas 6,60 mm diameter bawah
8,36 mm, dan tinggi 10 mm.


Gambar 3. Master die

2. Ring tube kuningan yang berlubang-lubang pada dindingnya dengan ukuran
diameter dalam 10 mm dan tinggi 15 mm.

Gambar 4. Ring Tube

Universitas Sumatera Utara

19



3. Rubber bowl, spatula dan sendok takar alginat.

Gambar 5. Rubber bowl
4. Spuit 10 ml (Terumo, Philippines)

Gambar 6. Spuit
5. Timbangan digital dengan angka ketelitian 0,001 g (made in Japan)


Gambar 7. Timbangan digital

Universitas Sumatera Utara

20



6. Kaliper digital (Krisbow Brand Model KW 06-351 dengan ketelitian 0,01
mm)

Gambar 8. Kaliper digital
7. Stopwacth
8. Lecron mass (Dentica, Japanese)

Gambar 9. Lecron mass
9. Wadah untuk merendam, Tabung 30 ml

Gambar 10. Wadah Perendaman


Universitas Sumatera Utara

21



10. Wadah untuk menyimpan, nierbeken stainless (onemed, Indonesia)

Gambar 11. Nierbeken stainless
11. Alat bantu pencetakan

Gambar 12. Alat bantu pencetakan

Universitas Sumatera Utara

22




B. Alat pembuatan Ekstrak Daun Lidah buaya
1. Timbangan (Kenmaster, China)

Gambar 13. Timbangan
2. Pisau (Joyko Cutter CU-15BC)
3. Lemari pengering dengan suhu 40-50º c

Gambar 14. Lemari pengering

Universitas Sumatera Utara

23



4. Stoples

(Harum wangi, Indonesia)

Gambar 15. Stoples

5. Blender (Miyako, Indonesia)

Gambar 16. Blender
6. Perkolator

Gambar 17. Perkolator

Universitas Sumatera Utara

24



7. Rotary Evaporator (Heydolph vv 2000, Germany)

Gambar 18. Rotary Evaporator
8. Kertas Perkamen
9. Aluminium foil
3.8.2 Bahan Penelitian

1. Daun lidah buaya segar ± 7 kg.

Gambar 19. Daun lidah buaya
2. Etanol 96%

Gambar 20. Etanol

Universitas Sumatera Utara

25



3. Akuades

Gambar 21. Akuades
4. Bahan cetak alginat (Bubuk warna Pink kemerahan, Hygedent, China)

Gambar 22. Bahan cetak alginat
5. Dental Stone tipe III (Bubuk warna biru, Moldano, Germany)

Gambar 23. Dental Stone tipe III

Universitas Sumatera Utara

26



3.9 Prosedur Penelitian
3.9.1 Pembuatan Larutan Ekstrak Daun lidah buaya 25%
Untuk memperoleh larutan ekstrak daun lidah buaya 25% dilakukan dengan
cara perkolasi bedasarkan farmakope indonesia yaitu dengan cara sebagai
berikut.15,37,38
a. Daun lidah buaya dikumpulkan ± 7 kg, disortasi yaitu memisahkan dengan
benda-benda asing. Kemudian dicuci bersih lalu ditiriskan setelah itu ditimbang dan
dipotong kecil-kecil.

Gambar 24. Proses disortasi dan penimbangan daun lidah buaya
b. Kemudian dimasukkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 ºC.
Proses pengeringan terjadi sekitar 7 hari. Bahan yang telah kering dibuat serbuk
dengan cara memblender.

Gambar 25. Proses pengeringan lidah buaya dan simplisia

Universitas Sumatera Utara

27



c. Pembuatan ekstrak etanol dilakukan dengan cara perkolasi yaitu proses
penyarian bahan aktif yang terdapat pada serbuk simplisia daun lidah buaya dengan
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak ± 7000 ml. Sebanyak ±700 gram simplisa
dimasukkan kedalam wadah tertutup, lalu dilarutkan dengan pelarut etanol 96%
sampai seluruh permukaan simplisia menjadi basah. Massa tersebut disimpan dalam
botol kedap cahaya dan terlindung dari cahaya matahari dibiarkan sekurangkurangnya selam 3 jam lalu dilakukan penyaringan.

Gambar 26. Proses penyarian bahan aktif dengan menggunakan pelarut etanol 96%
d. Hasil penyaringan diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary
evaporator pada temperatur tidak lebih dari 40ºC selama 2 hari sehingga diperoleh
ekstrak kental ±140 ml.

Gambar 27. Proses penguapan hasil penyarian sehingga diperoleh ekstrak kental

Universitas Sumatera Utara

28



e. Ekstrak kental daun lidah buaya diencerkan dengan menggunakan akuades
15 ml. Pengenceran dilakukan setiap akan melakukan penelitian sebanyak 20 ml
sebagai media perendam. Berdasarkan rumus pengenceran.
M1 V1 = M2 V2
Keterangan :
M1= Konsentrasi larutan sebelum pengenceran
M2= Konsentrasi larutan setelah pengenceran
V1= Volume larutan sebelum pengenceran
V2= Volume larutan setelah pengenceran
M1 v1 = M2 v2
100% X 5 ml = 25% (5+v2)
V2
= 15 ml
3.9.2 Pengambilan Cetakan dengan Bahan cetak Alginat
1. Bahan cetakan alginat ditimbang diaduk dengan air p/w rasio (2,1 gr/ 5
ml ) pada rubber bowl dengan menggunakan spatula sampai homogen.

Gambar 28. Penimbangan bahan cetak alginat

Universitas Sumatera Utara

29



2. Bahan cetakan dimasukkan ke dalam ring tube kuningan yang sudah
diberikan tanda sebelumnya.

Gambar 29. Ring Tube
yang telah diisi alginat
3. Pencetakan dilakukan pada master die yang dipasang pada alat pencetak
kusus sebagai model selama 1-2 menit, pencetakan master die dilakukan pada tengah
ring cetak.

Gambar 30. Proses pencetakan
dengan alat pencetakan
4. Kemudian setelah bahan cetak mengeras cetakan dilepas.

Gambar 31. Hasil Cetakan

Universitas Sumatera Utara

30



3.9.3 Perlakuan pada Hasil Cetakan
Sampel yang dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu :
1. Lima cetakan sebagai kelompok kontrol, langsung di isi dengan dental
stone tipe III.

Gambar 32. Hasil Cetakan
diisi dengan dental stone.
2. Lima cetakan direndam dalam larutan daun lidah buaya 25% sebanyak ± 20
ml selama 15 menit, kemudian diisi dengan dental stone tipe III.
3. Lima cetakan direndam dalam larutan daun lidah buaya 25% sebanyak ± 20
ml selama 20 menit, kemudian diisi dengan dental stone tipe III.
4. Lima cetakan direndam dalam larutan daun lidah buaya 25% sebanyak ± 20
ml selama 25 menit, kemudian diisi dengan dental stone tipe III.
5. Lima cetakan direndam dalam larutan daun lidah buaya 25% sebanyak ± 20
ml selama 30 menit, kemudian diisi dengan dental stone tipe III.

Gambar 33. Perendaman
hasil cetakan alginat

Universitas Sumatera Utara

31



3.9.4 Pengukuran Sampel
Setelah semua die stone diperoleh dilakukan pengukuran pada:
1. Diameter atas die stone
2. Diameter bawah die stone.
3. Tinggi die stone yaitu jarak dari alas ke puncak die stone.
Pengukuran dilakukan dari titik yang telah diberi tanda sebagi titik tolak
pengukuran dengan menggunakan kaliper digital untuk mendapatkan data-data yang
di perlukan.

Gambar 34. Die stone
yang diberi tanda pengukuran
3.9.5 Pengukuran Perubahan Dimensi
Persentase perubahan dimensi dapat dicari berdasarkan rumus ISO :26
A-B

× 100%

Master Die

Keterangan:
A-B = Perubahan dimensi (mm)
A
= Ukuran master die kelompok pengukuran (mm)
B
= Hasil pengukuran die stone kelompok sampel (mm)

Universitas Sumatera Utara

32



3.10 Analisa Data
Untuk melihat perbedaan ukuran die stone sebagai kontrol dengan die stone
dari hasil cetakan alginat yang telah diberi perlakuan dengan perendaman dengan
larutan ekstrak daun lidah buaya 25% selama 15, 20, 25, dan 30 menit, dilakukan uji
data dengan Kruskal-Wallis lalu dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan
menggunakan program analisa data SPSS.

Universitas Sumatera Utara

33



BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASILPENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengukuran Die Stone
Hasil pengukuran diameter atas, diameter bawah, dan tinggi die stone pada
kelompok kontrol dan perendaman dengan 15, 20, 25, dan 30 menit terlihat adanya
perbedaan ukuran die stone yaitu pada kelompok kontrol dan kelompok perendaman
15, 20, 25, dan 30 menit dibandingkan dengan master die. Berdasarkan data hasil
penelitan pada diameter atas die stone diperoleh mean dan standar deviasi dari
masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol sebesar 6,60±0 mm, pada
kelompok perendaman 15 menit yaitu 6,54±0.01643 mm, pada kelompok
perendaman 20 menit yaitu 6,51±0,02280 mm, pada kelompok perendaman 25 menit
yaitu 6,46±0.03347 mm dan pada kelompok perendaman 30 menit yaitu
6,36±0,07362 mm. Pada diameter bawah die stone diperoleh mean dan standar
deviasi dari pada masing-masing kelompok

yaitu kelompok kontrol sebesar

8,35±0,00447 mm, pada kelompok perendaman 15 menit yaitu 8,29±0,01789 mm,
pada kelompok perendaman 20

menit yaitu 8,20±0,05727 mm, pada kelompok

perendaman 25 menit yaitu 8,15±0,06058 mm dan pada kelompok perendaman 30
menit yaitu 7,99±0,020857 mm. Pada tinggi die stone diperoleh mean dan standar
deviasi dari masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol sebesar 9,99±0,00894
mm, pada kelompok perendaman 15 menit yaitu 9,93±0,03421 mm, pada kelompok
perendaman 20 menit yaitu 9,90±0,0363 mm, pada kelompok perendaman 25 menit
yaitu 9,84±0,05357 mm dan pada kelompok perendaman 30 menit yaitu
9,64±0.10286 mm. Dari data tersebut diperoleh adanya penurunan ukuran diameter
atas, diameter bawah, dan tinggi die stone pada masing-masing kelompok perlakuan
dibandingkan dengan ukuran master die seperti pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

34



Tabel 2. Rerata dan Standar Deviasi Pengukuran Die Stone Kelompok Kontrol
dan Perendaman 15, 20, 25, dan 30 Menit.

Kelompok Pengukuran Sampel
Master
Die
(mm)

Diameter Atas

Kontrol

6,60

Mean ±
SD

Master
Die
(mm)

Waktu Perendaman

Master
Die
(mm)

Diameter Bawah

Kontrol

Waktu Perendaman

10

25
mnt/
mm
9,88

30
mnt/
mm
9,64

10

9,95

9,96

9,80

9,55

10

9,94

9,90

9,87

9,74

8,02

10

9,97

9,92

9,89

9,54

8,12

7,63

9,98

9,88

9,86

9,77

9,76

8,15
±0,0
6

7,99
±0,2
0

9,99
±0,00

9,93
±0,00

9,90
±0,0
3

9,84
±0,0
5

9,64
±0,1
0

8,36

25
mnt/
mm
8,22

30
mnt/
mm
8,16

8,36

8,28

8,23

8,08

8,10

8,36

8,32

8,11

8,21

8,04

6,41

8,36

8,31

8,19

8,13

6,41

6,25

8,35

8,28

8,25

6,46
±0,0
3

6,36
±0,0
7

8,35
±0,00

8,29
±0,0
1

8,20
±0,0
5

6,60

25
mnt/
mm
6,48

30
mnt/
mm
6,44

6,60

6,56

6,51

6,49

6,39

6,60

6,53

6,49

6,49

6,35

6,60

6,52

6,51

6,47

6,60

6,55

6,55

6,60
±0

6,54
±0,0
1

6,51
±0,0
2

8,36

Mean ±
SD

Waktu Perendaman
20
mnt/
mm
9,90

20
mnt/
mm
8,24

20
mnt/
mm
6,50

Kontrol

15
mnt/
mm
9,92

15
mnt/
mm
8,30

15
mnt/
mm
6,55

Tinggi

10

Mean
± SD

4.1.2 Perubahan Dimensi Die Stone
Pengukuran perubahan dimensi hasil cetakan alginat dilakukan pada
kelompok kontrol dan kelompok perendaman (15, 20, 25, dan 30 menit) dengan
ekstrak daun lidah buaya 25% pada diameter atas, diameter bawah, dan tinggi die
stone (Lampiran 9). Hasil perubahan dimensi hasil cetakan alginat dilihat dari
persentase rerata perubahan dimensi kelompok pengukuran diameter atas, diameter
bawah, dan tinggi die stone. Berdasarkan data hasil pengukuran dapat dilihat pada
diameter atas die stone didapatkan persentase rata-rata perubahan dimensi pada
kelompok kontrol adalah 0%, pada kelompok perendaman 15 menit adalah 0,01%,
pada kelompok 20 menit adalah 0,01%, pada kelompok perendaman 25 menit adalah
0,02%, dan pada kelompok perendaman 30 menit adalah 0,04%. Pada diameter
bawah die stone didapatkan persentase rata-rata perubahan dimensi pada kelompok
kontrol adalah 0,0002%, pada kelompok perendaman 15 menit adalah 0,007%, pada
kelompok 20 menit adalah 0,02%, pada kelompok perendaman 25 menit adalah

Universitas Sumatera Utara

35



0,03%, dan pada kelompok perendaman 30 menit adalah 0,05%. Pada tinggi die stone
didapatkan persentase nilai rata-rata perubahan dimensi pada kelompok kontrol
adalah 0,0004%, pada kelompok perendaman 15 menit adalah 0,007%, pada
kelompok 20 menit adalah 0,009%, pada kelompok perendaman 25 menit adalah
0,016%, dan pada kelompok perendaman 30 menit adalah 0,037% seperti tabel
berikut.
Tabel 3. Rerata Perubahan Dimensi dan Persentase Diameter Atas, Diameter
Bawah dan Tinggi Die Stone Kelompok Kontrol dan Perendaman 15,
20, 25, dan 30 Menit.

Kelompok
Pengukuran
Diameter
Atas
Diameter
Bawah
Tinggi

Kontrol

15 menit

20 menit

25 menit

30 menit

Mean

(mm)
0

(%)
0

(mm)
0,06

(%)
0,01

(mm)
0,09

(%)
0.01

(mm)
0,13

(%)
0,02

(mm)
0,23

(%)
0,04

SD
Mean

0
0,002

0
0,0002

0,02
0,058

0,003
0,007

0,02
0,16

0,004
0,02

0,03
0,21

0,01
0,03

0,07
0,37

0,01
0,05

SD

0,004

0,0001

0,015

0,002

0,06

0,007

0,06

0,007

0,20

0,03

Mean

0,004

0,0004

0,068

0,007

0,092

0,009

0,158

0,016

0,354

0,037

SD

0,009

0,0009

0,034

0,034

0,04

0,004

0,05

0,005

0,103

0,011

Dari data tersebut diketahui bahwa semakin lama waktu perendaman cetakan
alginat yang direndam dalam larutan ekstrak daun lidah buaya 25% maka persentase
rata-rata perubahan dimensi ukuran diameter bawah, diameter atas, dan tinggi die
stone akan semakin besar. Hal ini dapat terlihat dalam grafik berikut.

Universitas Sumatera Utara

36



% Perubahan Dimensi
0.06

Diameter atas
Diameter bawah
Tinggi

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0

Kontrol

15

20

25

30 menit

Waktu Perendaman
Gambar 35. Grafik persentase rata-rata perubahan dimensi diameter atas,
diameter bawah, dan tinggi die stone

Universitas Sumatera Utara

37



4.2 Analisa Penelitian
Sebelum dilakukan uji analitik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
dengan uji Shapiro-Wilk. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Hasil uji normalitas data diperoleh hasil uji bahwa p-value ( kolom
sig) pada tabel uji Shapiro -Wilk kurang dari 0,05, maka Ho ditolak, yaitu berarti data
yang diambil dari populasi tidak terdistribusi normal (lampiran 8). Oleh karena itu,
analisa data yang digunakan pada hasil penelitian die stone adalah uji data non
parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis untuk melihat perubahan dimensi pada diameter
atas, diameter bawah dan tinggi die stone dari data sampel penelitian yang tidak
terdistribusi normal dengan p-value (probabilitas)≤0,05 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. Tabel Uji Kruskal-Wallis pada Diameter Atas, Diameter bawah dan
Tinggi
Die Stone untuk kelompok kontrol dan kelompok
perendaman 15, 20, 25, dan 30 menit.

diameter_atas
Chi-Square
Df
Asymp. Sig.

diameter_bawah

Tinggi

22,377

21,239

21,139

4

4

4

0,000

0,000

0,000

Pada tabel diatas dapat terlihat pada kolom Asymp. Sig. diameter atas,
diameter bawah, dan tinggi diperoleh nilai p-value = 0,000, Dengan demikian hasil
yang diperoleh p