Perda Tahun 2003

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR 18 TAHUN 2003
TENTANG
RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang : a. bahwa dengan telah terbentuknya Kota Prabumulih melalui Undangundang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih perlu
meningkatkan penerimaan Daerah khusus di bidang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan Daerah sejalan dengan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak
Daerah dan Retribusi yang sederhana, adil, efektif, dan efisien sehingga
dapat menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan
pembangunan, maka memandang perlu Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan.
Mengingat :


1.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209 );

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antar Pemerintahan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 246 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4048);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2001 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54; Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggung jawaban Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4022);

2
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
8. Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang ,
Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 70);

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG RETRIBUSI

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih
2.
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih
3.
Walikota adalah Walikota Prabumulih
4.
Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih
5.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih
6.
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang
dilengkapi dengan sarana,prasarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.

7.
Perusahaan Industri adalah Perusahaan / Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola Kawasan Industri.
8.
Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang
berada dalam kawasan industri dan di luar kawasan industri tetapi di dalam RUTR baik
PMA/PMDN maupun non PMA/PMDN.
9.
Izin Mendirikan Bangunan atau disingkat IMB adalah izin yang diberikan dalam rangka
mendirikan Bangunan secara fisik berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1987.
10. Bangunan adalah susunan material atau kontruksi yang berdiri di atas suatu pondasi yaitu
berupa gedung, pabrik, pagar, bak penampungan air, jalan, jembatan dan kontruksi
bangunan lainnya
11. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut Peraturan Perundangundangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong Retribusi.
12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah Surat
Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang.
13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah
data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan

kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Retribusi.
14. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut penyidik
untuk mencari serta mengumpulkan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang
Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangka.
BAB II

3
PERIZINAN
Pasal 2
(1)

Setiap orang atau Badan Hukum yang akan mendirikan bangunan dan sarana penunjang
lainnya wajib memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
(2). Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diajukan kepada Walikota melalui Dinas
Tehnis yang ditetapkan oleh Walikota dengan rekomendasi dari Kepala Desa/ Lurah dan
Camat setempat.
(3). Syarat-syarat dan tata cara pengajuan izin akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

BAB III

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 3
Dengan Nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas
pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan.

Pasal 4
Obyek Retribusi adalah pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan meliputi:
a. Pembangunan Gedung Baru.
b. Renovasi Bangunan .
c. Perluasan Bangunan.
d. Pembuatan Pagar Bangunan .
e. Pembuatan Siring pasangan ,gorong-gorong dan Menara Air.
f. Pembuatan Jalan / jembatan baru.
g. Pembuatan Tower / Menara Jaringan Satelit.
h. Kandang ayam, sapi, kerbau, babi dan lain – lain ( yang mengunakan lahan luas)
i. Pabrik (pembuatan kayu arang, batu bata, gorong-gorong dan lain-lain)
j. Pembangunan gudang
k. Bangunan sarang burung walet.
l. Pembuatan tempat cucian mobil.
m. Konstruksi bangunan lainnya yang bukan termasuk pada point a sampai dengan l.

Pasal 5
Subyek Retribusi adalah Orang Pribadi atau badan yang melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 4.

BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 6
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum .

BAB V

4
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 7
Tingkat Penggunaan Jasa dihitung berdasar pelaksanaan kegiatan pembangunan, Rehab serta
Renovasi Bangunan.

BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8

(1). Untuk setiap penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dikenakan Retribusi.
(2). Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menurut ketentuan sebagaimana
berikut:
a. Bangunan rumah tinggal/hunian, untuk mendirikan bangunan baru atau tanpa
melakukan pembongkaran dan tidak mengingat apakah untuk keperluan tersebut
dipergunakan pondasi yang telah ada atau yang baru, diatur sebagai berikut:
1. Bangunan-bangunan yang dibuat dari bambu /tiang kayu diatas pondasi dari tembok
memakai tiang dan susunan kayu ,konstruksi atap serta dinding dari /papan yang
dipakai bangunan, masuk klasifikasi bangunan semi permanen dikenakan tarif
sebesar Rp. 500,-/M2.
2. Bangunan yang dipergunakan untuk peristirahatan / villa yang dibuat dari bahan
kayu , dikenakan tarif sebesar Rp. 5.000,-/M2.
3. Bangunan dinding tembok / pakai beton bertulang/ rangka atap kayu yang masuk
klasifikasi Rumah Sangat Sederhana (RSS) , dikenakan tarif sebesar Rp.1.000,-M2.
4. Bangunan dinding tembok /pakai beton bertulang besi /rangka atap kayu yang
masuk klasifikasi Rumah Sederhana (RS) dikenakan tarif sebesar Rp. 3.000,-/M2.
5. Bangunan dinding tembok /pakai beton bertulang besi / rangka atap kayu /baja yang
masuk klasifikasi Real Estate (RE) dikenakan tarif sebesar Rp 6.000,-/ M2.
6. Bangunan bertingkat (loteng) besarnya retribusi dikenakan untuk tiap tingkat
sebesar 2/3 kali retribusi bangunan dasar.

b. Bangunan Perusahaan Jasa / Jasa Perdagangan berskala besar dikenakan Retribusi IMB
sebesar 3,5 o/oo (tiga setengah permil )dari taksiran biaya per Meter Bujur sangkar (M 2)
yang ditaksir sebagai berikut:
1. Bangunan masuk klasifikasi semi permanen , dikenakan biaya dengan taksiran biaya
sebesar Rp. 200.000,-/M2.
2. Bangunan tembok yang seluruhnya tanpa mempergunakan kolom beton dikenakan
biaya dengan taksiran biaya sebesar Rp. 400.000,-/M2.
3. Bangunan dinding tembok /pakai beton bertulang rangka atap kayu baja dikenakan
biaya dengan taksiran sebesar Rp. 600.000,-/M2.
4. Untuk bangunan yang mempunyai ketinggian lebih dari 4 M dikenakan tarif
tambahan sebesar 50% setiap kelipatan 4 M.
5. Untuk bangunan bertingkat (loteng) besarnya Retribusi dikenakan untuk tiap tingkat
sebesar 2/3 kali retribusi lantai dasar.
c. Bangunan Pemerintah /BUMD/BUMN,dikenakan tarif sebesar 3o/oo (tiga permil ) dari
rencana anggaran biaya (RAB).
d. Bangunan Pelengkap.

1. Untuk membuat /memperbaharui gorong-gorong duiker/potongan tiap meter
panjang:


5
- 0 50 Cm Rp. 2.000 ,-/M’
2. Untuk membuat atau /memperbaharui benteng tembok (brandmuur batas tiap meter
panjang Rp. 1.000 ,-/M’
3. Untuk membuat /memperbaharui pagar besi(tembok ) ram kawat dengan tinggi tidak
lebih dari 1,2 Meter tiap meter panjang Rp .1.000,-/M’
4. Untuk membuat / memperbaharui jembatan Rp.2.000,-/M’.
5. Untuk membuat jalan tanah /koral Rp.250,-/M2.
6. Untuk membuat jalan beton / aspal Rp. 600,-/M2
7. Untuk membuat selokan / grappel tiap meter panjang Rp. 250,-/M2
8. Untuk pemasangan/ galian kabel tiap meter panjang Rp. 250,-/m’
9. Untuk pemasangan/ galian pipa tiap meter panjang Rp. 250,-/m’
10. Untuk membuat tangki air Rp.2.000,-/M3.
11. Untuk membuat bak/kolam /water treatment Rp.1.000,-/M2
12. Untuk membuat kolam renang Rp.4.000,-/M2
13. Untuk perombakan /perbaikan ringan pada bangunan permanen dikenakan sebesar
50 %.
14. Untuk perombakan /perbaikan berat pada bangunan permanen dikenakan tarif 70 %
15. Untuk perombakan / perbaikan seluruhnya pada bangunan permanent dikenakan
tarif 90% .

16. Untuk membuat rabat, lantai terbuka, jemuran Rp.300,-/M2.
17. Untuk membuat lapangan olah raga terbuka Rp.2.000,-/M2
e. Untuk bangunan diluar ketentuan ayat (1) huruf a,b dihitung sebesar 1% dari taksiran
biaya bangunan.
f. Biaya Administrasi, dihitung 7 ½ % dari Biaya Setoran wajib ke Dispenda Kota
Prabumulih dan digunakan untuk biaya operasional pelayanaan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) ke lapangan.
g. Biaya Tim kota sebesar 3 % dihitung dari besarnya setoran wajib ke Dinas Pendapatan
Daerah Kota Prabumulih, dan disetor kepada Tim yang bersangkutan sebagai jasa.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang dipungut di wilayah Daerah.
BAB VIII
PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1)
(2)
(3)
(4)

Pemungutan retribusi dilakukan oleh Dinas/Instansi Teknis yang ditugaskan oleh Walikota
dengan memberikan tanda bukti penerimaan dari Dinas Pendapatan Daerah.
Kepala Instansi Pemungut/Unit Pengelola dan Instansi terkait diberikan biaya pemungutan
sebesar 5 % dari hasil Pemungutan yang disetor ke Kas Daerah.
Pembagian biaya pemungutan akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Selambat – lambatnya 1 (satu) hari sesudah penerimaan semua hasil uang retribusi
disetorkan oleh Bendaharawan khusus penerima ke kas daerah dengan mengirimkan
tembusan bukti setor kepada Dinas Pendapatan Daerah.

BAB IX
PEMBINAAN

6

Pasal 11
Dinas Tehnis yang ditetapkan oleh Walikota sebagai pembina dan penanggung jawab secara
teknis serta sebagai Pengelola Pungutan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan .

BAB X
KERINGANAN, PENGURANGAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Walikota dapat memberikan keringanan , pengurangan dan pembebasan retribusi setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(2) Pemberian keringanan , pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat
(1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13
(1). Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan
selama-lamanya 3(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah ).
(2). Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah Pelanggaran.
(3). Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah .

BAB XII
PENYIDIKAN
Pasal 14
(1). Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberikan
Wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana dibidang
Retribusi Daerah .
(2). Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi
lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orng pribadi atau badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana
Retribusi Daerah.
c. Meminta keterangan dan badan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah .
e. Melakukan penggeledahan, untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan , pencatatan
dan dokumen – dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
tersebut.
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah .

7
g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf c.
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah .
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi.
j. Menghentikan Penyidikan .
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran Penyidikan tindak pidana
bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3).

Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya Penyidikan dan
menyampaikan hasil Penyidikan kepada Penuntut Umum , sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan .
Agar setiap orang mengetahuinya , memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.
Ditetapkan di
Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH,

HASBULLAH KEMIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 30 SERI C

8