this file 104 181 1 SM

KANTIN KEJUJURAN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN AKHLAK
Oleh
Musta’an
(Dosen pada Universitas Sahid Surakarta)
ABSTRAK
Program pemerintah terkait dengan revolusi mental layak untuk mendapatkan apresiasi. Penentuan
program tersebut tentunya bukan tanpa alasan, hilangnya nilai-nilai yang luhur serta budi pekerti menjadi
alasan yang kuat mengapa revolusi mental diperlukan di Indonesia. Namun demikian, penerapan program
tersebut bukannya tanpa kendala. Hal ini disebabkan dalam melakukan revolusi mental diperlukan adanya
penanaman nilai-nilai yang terkait dengan budi pekerti dan akhlak. Salah satu akhlak yang harus
ditanamkan kepada masyarakat Indonesia adalah kejujuran. Penanaman sikap jujur sebagai media
pendidikan akhlak sangatlah krusial dalam perkembangan bangsa kita. Bahkan, penerapan sikap ini harus
dimulai sejak dini. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam melatih sikap jujur ini adalah dengan
membuat kantin kejujuran untuk perguruan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui faktor
pendukung kantin kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa (2) Mengetahui dampak kantin
kejujuran dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa. Adapun target dari penelitian ini adalah (1)
Pengayaan bahan ajar pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam, (2) Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal
yang mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi. Dalam rangka mencapai target tersebut, maka
penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan “Deskriptif Kualitatif”. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan studi pustaka, observasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data
menggunakan bentuk analisis data interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data,

dan verifikasi data.
Kata kunci : Kantin Kejujuran, Pendidikan, Akhlak.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Implementasi program pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia salah satunya adalah dengan revolusi
mental. Dalam penerapan revolusi mental ini
pemerintah tentunya tidak bisa bekerja sendiri
akan tetapi peran serta masyarakat sangat
diharapkan. Salah peran yang diharapkan dapat
membantu dalam mensukseskan program
revolusi mental ini adalah dunia pendidikan
khususnya pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan
mahasiwa-mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi adalah calon

pegawai pemerintah yang mana tidak hanya
cukup untuk mendapatkan bekal ilmu
pengetahuan dan keahlian sesuai dengan

bidangnya tetapi mahasiswa di perguruan tinggi
wajib juga mempunyai sikap, tingkah laku
ataupun akhlak yang terpuji. Penanaman akhlak
tersebut tentunya harus disesuaikan dengan
nilai-nilai luhur dan budi pekerti yang ada di
negara Indonesia. Salah nilai luhur dan budi
pekerti yang sesuai dengan negara Indonesia
adalah nilai kejujuran. Nilai kejujuran yang
adalah nilai yang harus ditanamkan sejak dini.
Penanaman nilai kejujuran sejak dini tentunya

akan menghasilkan pribadi-pribadi dengan
mental yang sanggup mengemban amanah dari
seseorang.
Melihat dari kenyataan bahwa di Indonesia
penanaman nilai kejujuran masih dapat
dikatakan belum maksimal. Bahkan, penanaman
nilai kejujuran ini masih sangat minim ditemukan
di masyarakat khususnya di dunia pendidikan.
Hal ini dapat dilihat dari frekuensi besarnya

angka korupsi di Indonesia. Dengan kata lain,
tingginya angka korupsi di Indonesia tidak bias
dilepaskan dari dampak belum optimalnya
penerapan nilai kejujuran.
Dampak dari belum maksimalnya penerapan
nilai kejujuran yang menyebabkan tingginya
angka korupsi yang ada di negara Indonesia
perlu dicermati sebagai senuah fenomena yang
menarik dan penting. Maka dari itu penulis
merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian
mengenai peran kantin kejujuran sebagai media
pendidikan akhlak mahasiswa.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana kantin kejujuran sebagai media
pendidikan akhlak pada mahasiswa?”
Adapun pertanyaan penelitian yang muncul
adalah :
1. Apakah faktor pendukung kantin kejujuran
dalam pendidikan akhlak pada mahasiswa?

2. Bagaimana dampak kantin kejujuran dalam
pendidikan akhlak pada mahasiswa?
Tujuan Umum
1. Mengetahui faktor pendukung
kejujuran dalam pendidikan akhlak
mahasiswa.
2. Menjelaskan bagaimana dampak
kejujuran dalam pendidikan akhlak
mahasiswa.

kantin
pada
kantin
pada

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan
sikap
kejujuran

pada
mahasiswa.

2. Meningkatkan sikap kejujuran mahasiswa
kelompok sasaran.
Target Luaran
Pada penelitian ini ada beberapa target
luaran yaitu:
1. Pengayaan bahan ajar pada mata kuliah
pendidikan Agama Islam.
2. Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang
mempunyai ISSN atau jurnal nasional
terakreditasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kantin Kejujuran
Kantin kejujuran merupakan strategi praktik
pendidikan akhlak bagi peserta didik di
lingkungan sekolah baik lingkungan sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Dengan adanya
kantin kejujuran peserta didik dihadapkan pada

dua pilihan yaitu ingin menerapkan kejujuran hati
nuraninya atau tidak. Dengan demikian, dalam
kantin kejujuran selalu melibatkan prinsip
keterbukaan. Hal ini sesuai dengan kutipan
berikut:
Kantin kejujuran adalah sebuah model kantin
yang dikelola oleh anak-anak sekolah dengan
modal jujur. Setiap anak sekolah berhak terlibat
untuk menjadi pengurus dan pengelola kantin
kejujuran. Prinsip keterbukaan dan kejujuran
menjadi ciri utama dari para pengelolanya
(Pikiran Rakyat, 2008: 11).
Dengan demikian, dapat kita simpulkan
bahwa dalam pelaksanaan kantin kejujuran
keterbukaan menjadi hal yang utama serta siswa
atau mahasiswalah yang mengelola kantin
kejujuran tersebut maka ketika aktifitas kantin
kejujuran tersebut dilaksanakan hanya ada 2 hal
yang dihadapkan kepada mereka, yaitu: jujur
dengan hati nurani atau tidak.

Dengan adanya kantin kejujuran di sekolah
diharapkan siswa bisa kembali melatih hati
nuraninya pada saat membeli sesuatu di kantin
tanpa diawasi oleh penjaga. Kantin kejujuran
bisa menjadi suatu terapi agar siswa nantinya

tidak mempraktikkan korupsi karena tindakan itu
bias menghancurkan mental masyarakat dan
negara. Sekolah diharapkan bisa menjadi contoh
agar lulusannya bisa menjadi sumber daya
manusia yang jujur sehingga dapat membantu
perubahan positif di masyarakat.
Lebih lanjut, Menurut Syaharudin (2009: 1)
kantin kejujuran dalam pelaksanaannya tersebut
tidak dijaga oleh seorang pelayan toko atau
kasir. Kantin dibiarkan terbuka tanpa penjaga.
Melalui kantin kejujuran, siswa belajar
berperilaku jujur dan bersikap patuh ketika tidak
ada orang yang mengawasi. Belajar jujur kepada
diri sendiri, secara langsung dapat menyentuh

kesadaran dan sikap siswa.
Pendidikan Akhlak
Dalam memahami pengertian pendidikan
dengan benar maka pendidikan harus dibedakan
dari dua pengertian yaitu: pengertian yang
bersifat filosofis, dan pengertian yang bersifat
pendidikan dalam arti praktis (Nata, 2003: 210).
Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis
adalah pemikiran manusia terhadap masalahmasalah kependidikan untuk memecahkan dan
menyusun teori-teori baru dengan mendasarkan
pada pemikiran normatif, spekulatif, rasional
empirik, nasional filosofis, maupun historis
filosofik. Dengan demikian, dalam arti teoritik
pendidikan harus disusun tidak hanya
berdasarkan pada satu pemikiran saja akan
tetapi pendidikan harus disusun berdasarkan

berbagai macam pemikiran. Selanjutnya,
pendidikan dalam arti praktis adalah suatu
proses pemindahan pengetahuan ataupun

pengembangan-pengembangan potensi-potensi
yang dimiliki subyek didik untuk mencapai
perkembangan
secara
optimal
serta
membudayakan manusia melalui proses
transformasi nilai-nilai utama. Berbeda dengan
pengertian pendidikan teoritis, pada pendidikan
praktis lebih memfokuskan transformasi nilai
utama sehingga penyusunan berbagai macam
pikiran bukan merupakan hal yang esensial.
Lebih lanjut, dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional pendidikan diartikan sebagai
“usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan, bagi perannya di masa yang akan
datang”. (Ibid: 211). Pendidikan adalah usaha
sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya
memanusiakan manusia tetapi juga agar

manusia menyadari posisinya sebagai pemimpin
di muka bumi yang pada gilirannya akan semakin
meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia
yang bertakwa, beriman, berilmu dan beramal
saleh. Dengan demikian sejauh mana pengaruh
perubahan pendidikan terhadap pembentukan
nilai akhlak yang berdasar pada meningkatnya
ketakwaan, keimanan, ilmu dan amal adalah
dampak dari penanaman nilai atau transformasi
nilai yang disusun berdasarkan berbagai macam
pemikiran.

Kerangka Berpikir
Latar Belakang :
1. Belum
maksimalnya
penaman nilai
kejujuran

Judul :

kantin kejujuran
sebagai media
pendidikan akhlak

Tujuan :
1. Mengetahui faktor pendukung
kantin kejujuran dalam pendidikan
akhlak pada mahasiswa.
2. Menjelaskan bagaimana dampak
kantin kejujuran dalam pendidikan
akhlak pada mahasiswa.

Out put :
Meningkatkan
penanaman
kejujuran
mahasiswa

nilai
pada

1. Pengayaan bahan ajar
pada
mata
kuliah
komunikasi antar pribadi
dan kelompok.
2. Publikasi ilmiah dalam
jurnal
lokal
yang
mempunyai ISSN atau
jurnal
nasional
terakreditasi.

Pengumpulan
data
melalui
observasi,
wawancara,
studi
pustaka dll untuk
mendapatkan
data
primer dan sekunder

Gambar 1. Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Moleong (2005: 6) mengatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lai-lain secara
holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Selain itu, Sutopo (2006) menambahkan
bahwa penelitian kualitatif memusatkan pada
deskripsi. Data yang dikumpulkan terutama
berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang
memiliki arti lebih bermakna dan mampu

memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata
daripada sekedar sajian angka atau frekuensi.
Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi
kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam yang
menggambarkan situasi sebenarnya guna
mendukung penyajian data. Oleh sebab itu
penelitian kualitatif secara umum sering disebut
sebagai pendekatan kualitatif deskriftif. Jadi
dalam mengembangkan pemahaman, penelitian
kualitatif cenderung tidak memotong halaman
cerita dan data lainnya dengan simbol-simbol
angka. Penelitian berusaha menganalisis data
dengan semua kekayaan wataknya yang penuh
nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya
seperti waktu dicatat. Penelitian kualitatif ini
mengadakan identifikasi dan klarifikasi dalam

memperoleh data yang dibutuhkan
menjawab semua rumusan masalah.

untuk

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dipusatkan Masjid Sahid
Suherman,
Kelurahan Jajar,
Surakarta.
Pemilihan lokasi penelitian atas dasar Masjid
Sahid Suherman adalah tempat yang startegis
sekaligus tempat untuk beristirahat dan
beribadah bagi para mahasiswa. Selain itu,
Masjid Sahid Suherman merupakan masjid
kampus di lingkungan kompleks Universitas
Sahid Surakarta.
Sumber Data
Jenis–jenis sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Sahid
Surakarta.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini
berupa buku, jurnal ataupun tulisan ilmiah
yang relevan dengan penelitian ini.
Data
a. Data Primer
Data primer adalah data utama dalam suatu
penelitian. Data primer merupakan data yang
merupakan temuan langsung di lapangan.
Dalam penelitian ini, data primer yang
digunakan berupa hasil observasi dan
wawancara terhadap mahasiswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat
melalui sumber lain yang telah ada sebeum
penelitian ini dilakukan. Data sekunder dalam
penelitian ini diantaranya meliputi hasil-hasil
penelitian yang relevan dan sejenis dengan
penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan tiga teknik
pengumpulan data yang meliputi observasi,
angket dan wawancara.
a. Observasi
Observasi yang juga dapat diartikan dengan
pengamatan adalah sebuah kegiatan untuk
pengukuran. Dalam melakukan observasi
tidak diajukan pertanyaan melainkan hanya
sekedar pengamatan. Dalam penelitian ini
observasi dilakukan terhadap mahasiswa
yang melakukan kegiatan pembelian di kantin
kejujuran.
b. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik dalam
pengumpulan data di mana responden
diminta untuk mengisi jawaban dari daftar
pertanyaan yang telah disediakan. Angket
dalam penelitian ini telah disusun guna
menjawab rumusan permasalahan yang telah
ditentukan.
c. Wawancara
Wawancara
merupakan
kegiatan
pengumpulan langsung yang dilakukan untuk
memperoleh informasi dari sumbernya.
Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara
difokuskan kepada mahasiswa yang
melakukan transaksi pembelian di kantin
kejujuran.
Teknik Analisis Data
Seperti yang telah disarankan Milles and
Hubbermen (1992) ada empat tahap yang harus
dilakukan dalam melakukan analisis data.
Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
a. Pengumpulan Data
Proses pertama sebagai pengumpulan data
ini bisa dilihat saat peneliti melakukan
observasi, wawancara, rekaman, dokumen
simulasi dan sebagainya. Pada proses
pengumpulan data ini keseluruhan berupa
kata-kata karena penelitian yang digunakan
menggunakan metode kualitatif.

b. Reduksi Data
Reduksi data bisa diartikan sebagai
penyederhanaan data sehingga lebih mudah
dipahami. Reduksi ini bukan dalam artian
mengurangi kualitas, sebaliknya bertujuan
untuk meningkatkannya sehingga kompilasi
data yang semula seolah-olah belum teratur
dapat disusun kembali ke dalam bentuk yang
baru.
c. Penyajian Data
Proses penyajian data merupakan deskripsi
terstruktur yang memungkinkan untuk
melakukan proses keempat, mengambil
kesimpulan. Dalam penyajian data ini
merupakan proses interpretasi yaitu proses
pemberian makna, baik emik maupun etik,
baik terhadap unsur-unsur maupun totalitas.
Yang dimaksud emik adalah sudut pandang
yang berasal dari objek yang diteliti
sedangkan etik adalah pengambilan sudut
pandang dari sang peneliti.
d. Penarikan Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian peneliti harus
memahami bagaimana menjadi seorang
peneliti. Seperti sikap yang terbuka, objektif,
memahami etika dalam menulis dan sebagai
penulis, dan lain sebagainya. Pada proses
awal hingga menjelang akhir pasti terdapat
kompleksitas persoalan yang kadang sulit
untuk dipahami. Namun seiring tambahnya
teori yang didapat dan penjelasan-penjelasan
yang dibaca tentu akan memperjelas apa
yang dimaksud dan tertuju pada pengertian
yang dapat diterima oleh pembaca.
ANALISIS DAN DISKUSI
Pada bab analisis dan diskusi ini akan
dipaparkan hasil temuan atau analisis dari faktor
pendukung kantin kejujuran sebagai media
pendidikian akhlak dan dampak dari kantin
kejujuran sebagai media pendidikan akhlak.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan tujuh
faktor pendukung kantin kejujuran yang ada di
Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid

Surakarta. Ke tujuh faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Adanya Bantuan Modal
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pengelola kantin kejujuran di Mushola Sahid
Saherman Universitas Sahid Surakarata
didapatkan informasi bahwa pengelolaan
kantin tersebut masih memerlukan tambahan
modal yang banyak. Hal ini disebabkan
kurangnya variasi makanan yang dijual
sehingga minat mahasiswa untuk terlibat
dalam kantin kejujuran masih sangat kecil.
Modal ini sangat signifikan dalam
pengembangan
kantin
kejujuran
ke
depannya, sehingga aktivitas kantin kejujuran
dapat bersaing dengan kantin konvensional
yang ada di kampus.
2. Perilaku Mahasiswa untuk Jujur Setiap
Melakukan Transaksi Pembelian dan
Pembayaran
Selain modal, perilaku pembeli dalam hal ini
mahasiswa juga turut meningkatkan
pengembangan kantin kejujuran di Mushola
Sahid Saherman Universitas Sahid Surakarta.
Perilaku jujur mahasiswa dalam bertransaksi
di kantin kejujuran menentukan perkembagan
kanti kedepannya.
3. Pemberian Materi Pendidikan Akhlak dan
Antikorupsi pada Matakuliah Agama dan
Kewarganegaraan
Salah satu tujuan dari pendirian kantin
kejujuran adalah tercapainya akhlak yang
baik. Dengan kata lain, pendidikan akhlak
menjadi salah satu parameter keberhasilan
kantin kejujuran. Pendidikan akhlak ini dapat
disampaikan melalui pembelajaran di kelas,
khususnya matakuliah agama. Selain itu,
pendidikan anti korupsi yang dapat
disampaikan dalam materi pendidikan
kewararganegaraan juga berperan signifikan
dalam pendidikan akhlak.
4. Mahasiswa Menyukai Makanan dan Dapat
Menjangkau Harga yang Ditawarkan
Dalam pelaksanaan kantin kejujuran, daya
beli konsumen hendaknya juga harus

diperhatikan demi kelangsungan pelaksanaan
kantin kejujuran itu sendiri. Pelaksanaan
kantin kejujuran akan dapat berjalan secara
berkesinambungan apabila terdapat transaksi
pembelian. Oleh karena itu, harga makanan
yang menjangkau turut berpengaruh dalam
keberlangsungan kantin ini.
5. Kesadaran Mahasiswa untuk Mematuhi
Norma-norma yang Berlaku di Kantin
kejujuran
Pelaksanan kantin kejujuran sebagai sarana
pendidikan karakter dan akhlak ini tentunya
sangat bergantung kepada aturan atau norma
yang dibuat oleh pengelola. Pematuhan pada
norma ini oleh mahasiswa menentukan
keberlangsungan kantin ini.
6. Pemahaman
Mahasiswa
terhadap
Mekanisme Pembelian dan Pembayaran di
Kantin Kejujuran
Mekanisme pembelian dan pembayaran juga
berperan dalam pelaksanaan kantin kejujuran
ini. Dalam hal ini mahasiswa harusnya
disosialisasikan terkait dengan mekanisme
pembayaran dan pembelian. Selanjutnya,
sosialisasi ini tidak hanya dapat dilakukan
dengan cara pemberian ceramah tetapi juga
dapat
dilakukan
dengan
pemberian
pengumuman tertulis yang ditujukan kepada
mahasiswa selaku pihak konsumen.
7. Mahasiswa Mengetahui bahwa Mencuri
Merupakan Perbuatan yang Tidak Baik
Karena Dapat Merugikan Diri Sendiri dan
Orang Lain
Faktor penunjang utama pengembangan kanti
kejujuran ini terfokus kepada kesadaran
mahasiswa akan peran serta kantin kejujuran
dalam meningkatkan karekter atau akhlak
mereka. Dalam hal ini, kejujuran mahasiswa
sangat ditutut demi keberlangsungan kantin
ini. Kesadaran akan mencuri merugikan diri
sendiri dan orang lain harus ditanamkan
dalam
benak
mahasiswa
sehingga
pelaksanaan kantin ini dapat berjalan dengan
baik.

Selanjutnya, pada tahap diskusi dampak
diterapkannya pengembangan kantin kejujuran
dalam rangka pendidikan akhlak di Mushola
Sahid Saherman Universitas Sahid Surakarata
dapat diamati sebagai berikut:
1. Bagi Lingkungan Kampus Universitas Sahid
Surakarta
Terbentuknya perilaku dan lingkungan yang
jujur di kampus serta sebagai sarana
mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang
telah diajarkan di dalam perkuliahan.
2. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan kantin kejujuran ini dapat
melatih sikap jujur, bertanggung jawab dan
mandiri. Bahkan, pelaksanaan kantin
kejujuran ini dapat melatih siswa untuk taat
dan patuh terhadap norma, tata tertib dan
ketentuan yang berlaku di lingkungan kampus
maupun di masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Pelaksanaan kantin kejujuran ini dapat
mendidik generasi muda berperilaku jujur dan
berakhlak mulia sehingga kampus sebagai
institusi pendidikan dapat mencetak generasi
penerus bangsa yang unggul, berkarakter dan
berakhlak mulia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kantin kejujuran yang dilaksanakan di di
Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid
Surakarata dapat bejalan berkesinambungan jika
faktor-faktor pendukung kantin kejujuran tersebut
dilaksanakan dan mendapat dukungan baik dari
mahasiswa, pengelola dan lingkungan kampus
Universitas Sahid Surakarta. Apabila kesinergian
antara komponen-komponen itu tidak terwujud
maka keberlangsungan kantin kejujuran di di
Mushola Sahid Saherman Universitas Sahid
Surakarata dapat terancam. Saran yang diapat
diberikan oleh penelitian ini adalah agar program
kantin kejujuran di di Mushola Sahid Saherman
Universitas Sahid Surakarata menjadi lebih

sempurna dan dapat dijadikan wahana
pendidikan moral yang efektif, hendaknya
kampus Universitas Sahid Surakarta yang
bersangkutan juga memberikan materi akhlak

dan pendidikan antikorupsi dalam pembelajaran
dan dalam pengawasan kantin kejujuran
hendaknya juga melibatkan semua eleman di
dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Satria. 2009. Kantin Kejujuran Versus Prinsip 3-2-1 (Online), (http//satriadharma.com/,).
Miles,B & Huberman,A. Tanpa Tahun. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode
Baru. Terjemahan oleh Cecep Rohadi. 1992. Jakarta. UI Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Muhammadun. 2008. Kantin Kejujuran dan Pendidikan Antikorupsi ( Online), (http.diknas-padang.org,
diakses tanggal 5 Maret 2009)
Nata. Abuddin (Ed). 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.
Pikiran

Rakyat. 16 Januari, 2008. Menakar
(http://beta.pikiranrakyat.com/index.php.).

Kejujuran

di

Kantin

Sekolah

(Online),

Syaharuddin. 6 Maret 2009. Kantin Kejujuran Sebuah Alternatif Budaya Antikorupsi. (Online),
(http://syaharuddin.wordpress.com/)