Rancangan Usaha Agribisnis AGB08213 PROG (1)
Rancangan Usaha Agribisnis
AGB08213
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL PERKULIAHAN
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Dipersiapkan sebagai materi perkuliahan oleh: Tatiek Koerniawati A.,SP.MP.
Modul
1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RANCANGAN
USAHA AGRIBISNIS
DESKRIPSI
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pola dasar
(building block/framework/guideline), atas usaha agribisnis yang direncanakan
mahasiswa serta review pengetahuan pendukung yang relevan termasuk aspek
teknis, pemasaran produk,manajemen keuangan dan organisasi usaha. Tim
pengampu mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis saat ini sedang menyusun
satu seri modul sesuai dengan algoritma bahan kajian yang dirancang untuk
dipelajari secara berurutan sesuai kode penomoran. Setelah mempelajari modul
ini, mahasiswa diharapkan akan dapat memahami pengertian dan ruang lingkup
rancangan usaha agribisnis serta tujuan dan manfaat penyusunan rancangan
usaha agribisnis (agribusiness plan).
PRASYARAT
Metode pembelajaran yang digunakan dalam mata kuliah Rancangan Usaha
Agribisnis adalah metode konstruktivistik yang menempatkan mahasiswa
sebagai subyek pembelajar aktif (student centered learing). Untuk itu sebagai
prasyarat mempelajari modul ini mahasiswa terlebih dahulu harus memiliki
wawasan tentang:
1. logika berpikir kreatif
2. keterampilan berkomunikasi dalam kelompok belajar
3. keterampilan mengakses dan mengelola informasi dari berbagai sumber
4. cara-cara bekerja sama dalam kelompok secara efektif
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
BAGI MAHASISWA
1. Bacalah dengan cermat RKPS (Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Semester) mata kuliah, hingga Anda memahami apa, untuk apa dan
bagaimana Anda menjalani seluruh proses perkuliahan Rancangan
Usaha Agribisnis. Dalam RKPS diberikan algoritma bahan kajian sebagai
road map proses belajar Anda secara sistematis. Modul 1 merupakan
dasar bagi penguasaan bahan kajian pada modul-modul berikutnya.
1
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata atau konsep kunci
atau istilah-istilah yang baru Anda ketahui. Setelah itu, cari dan baca
pengertian kata dan konsep kunci serta istilah baru atau kata sulit dalam
kamus dan sumber-sumber tertulis lain yang relevan. Bagian akhir modul
ini menyertakan daftar pustaka yang dapat Anda gunakan sebagai
rujukan.
3. Baca kembali bagian demi bagian modul ini dengan lebih seksama dan
buatlah catatan atau ringkasan untuk mempermudah Anda memahami
dan mengingatnya.
4. Uji kemampuan penguasaan materi modul ini secara mandiri, Anda dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan latihan dan tugas yang telah
disediakan.
5. Bila Anda masih merasakan kesulitan menguasai materi modul ini,
diskusikan dengan teman, atau tanyakan hal-hal yang tidak Anda pahami
pada asisten dan atau dosen tutor.
BAGI DOSEN
Modul ini dirancang sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang
menggunakan metode pembelajaran konstruktif dan berpusat pada mahasiswa
(student centered learning, SCL). Dengan demikian dalam modul disertakan
seluruh proses rancangan, penjelasan, organisasi materi ajar dan arahan serta
evaluasi belajar secara mandiri. Peran Anda sebagai Dosen antara lain adalah:
1. Membaca dengan cermat seluruh isi modul, serta memperkaya materi
modul dengan suplemen-suplemen pembelajaran secara terpisah
2. Membantu proses belajar mahasiswa dan mengarahkan asisten dosen
agar dapat melakukan tugasnya dalam pendampingan dan pelaksanaan
tugas mahasiswa
3. Membimbing mahasiswa agar dapat memahami konsep teoritis dan
aplikatif serta mengatasi kendala-kendala yang mungkin muncul dalam
proses belajar
4. Memfasilitasi mahasiswa dalam memilih dan mengakses sumber
pembelajaran lain yang diperlukan dalam proses belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok dan diskusi kelas
6. Melatih asisten untuk dapat menyusun catatan dan laporan hasil belajar
mahasiswa
7. Mengevaluasi hasil belajar
2
KOMPETENSI
Posisi mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis dalam struktur Kurikulum
Berbasis Kompetensi Program Studi Agribisnis adalah sebagai back bone atau
mata kuliah inti keilmuan. Peran mata kuliah inti keilmuan adalah membidik
penguasaan kompetensi utama bidang keilmuan. Adapun kompetensi utama
yang akan dicapai melalui mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis bersama
dengan tiga mata kuliah inti lainnya (Usahatani, Pemberdayaan Masyarakat
dalam Agribisnis dan Manajemen Produksi dan Operasi Perusahaan Agribisnis)
dapat dipetakan menjadi sejumlah area kompetensi sebagai berikut:
1. Komunikasi efektif : area kompetensi ini mencakup kecakapan
berkomunikasi dengan stake holder, kolega, anggota tim dan atau mitra
kerja, berkomunikasi dengan masyarakat dan komunikasi multidisipliner
dan intas profesi
2. Pengelolaan informasi : area kompetensi ini merujuk pada aspek
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu
pengambilan keputusan manajerial dan perancangan unit dan atau
kawasan agribisnis
3. Landasan keilmuan agribisnis : mencakup komponen kompetensi
prosedur teknis produksi tanaman, pengolahan hasil hingga pemasaran
produk pertanian baik primer maupun olahan
4. Keterampilan merancang unit agribisnis
5. Etika moral, profesionalisme serta pengembangan diri sebagai profesional
agribisnis
Modul 1 ini hanya merupakan salah satu elemen road map konstruksi proses
akademik yang telah dibangun untuk menghasilkan lulusan yang mampu
berpikir analitis, kritis dan sintesis; terampil merancang unit agribisnis
berbasis masyarakat serta bersikap etis dan profesional. Penguasaan
kompetensi tersebut antara lain diukur berdasarkan tingkat ketercapaian hasil
belajar mahasiswa dalam perancangan unit agribisnis.
Sesuai sifat modul yang mandiri dan user friendly, maka modul ini dapat
dipelajari sebagai unit bahan kajian tersendiri. Namun demikian, mahasiswa
harus memahami bahwa penguasaan kompetensi akhir yang diharapkan
hanya dapat dicapai dengan mempelajari seluruh seri modul mata kuliah
Rancangan Usaha Agribisnis.
3
RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)
4
5
Bahan Kajian 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Rancangan Usaha Agribisnis
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Sesuai dengan sifat pertanian sebagai unit produksi biologis primer, usahatani atau
sistem agronomi pada umumnya berlokasi di pedesaan. Dengan demikian profitabilitas
sistem usahatani akan berdampak langsung pada eksistensi pembangunan wilayah
pedesaan. Di sisi lain secara alamiah sistem usahatani dan industri merupakan dua
sektor yang saling terkait satu sama lain baik langsung maupun tak langsung. Pada
umumnya produk pertanian berupa bahan pangan dan serat yang berperan memenuhi
kebutuhan konsumsi rumahtangga dan bahan baku industri.
Meski demikian, karakteristik sektor pertanian dan industri berbeda cukup kontras.
Karakteristik produk pertanian antara lain voluminous (bulky), mudah rusak, bersifat
musiman, dan unit produksinya terpencar. Produk industri di lain pihak, dicirikan oleh
karakteristik yang fleksibel, terdifersifikasi dalam jenis dan kualitas, memiliki aksesibilitas
pasar yang baik dan mampu beradaptasi sesuai lokasi.
Untuk memperoleh nilai tambah tinggi perlu dibangun integrasi sistematis antara sektor
pertanian dan industri yang lazim diistilahkan sebagai pendekatan industrial. Hal ini
bermakna bahwa kegiatan pertanian harus dipandang sebagai bagian kegiatan
industrial ( Badan Agribisnis,1997). Konsep industri pertanian bukan berarti mendirikan
pabrik, namun lebih ditekankan pada upaya membangun sikap mental dan budaya
industrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pengetahuan menjadi landasan utama pangambilan keputusan produksi (tidak
hanya mengandalkan intuisi dan kebiasaan saja)
2. Kemajuan teknologi merupakan instrumen utama pemanfaatan sumberdaya
3. Mekanisme pasar adalah media utama transaksi barang dan jasa
4. Efisiensi dan produktivitas menjadi dasar alokasi sumberdaya
5. Keunggulan kualitas merupakan orientasi, media sekaligus tujuan transaksi
6. Profesionalisme adalah karakteristik yang dominan dan pada akhirnya
7. Teknologi akan menggantikan ketergantungan pada alam, sehingga setiap produk
yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan kualitas, jumlah, berat, volume,
bentuk, ukuran, warna rasa dan sebagainya yang telah ditetapkan lebih dulu. Selain
itu produk juga harus dipasok tepat waktu.
Membangun pertanian industrial adalah mengembangkan ciri-ciri tersebut di sektor
pertanian sehingga kelemahan produk pertanian tradisional dapat diperbaiki. Salah satu
pendekatan pembangunan pertanian industrial adalah sistem agribisnis. Secara
konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran produk-produk
yang dihasilkan oleh usahatani dan nelayan serta agroindustri yang saling terkait satu
sama lainnya. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa sub sistem yaitu:
6
1. sub sistem
pengadaan dan penyaluran
pengembangan sumberdaya manusia
sarana
produksi,teknologi
dan
2. sub sistem budidaya atau usahatani
3. sub sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
4. sub sistem pemasaran hasil pertanian
Dengan kata lain sistem agribisnis (agroindustri) merupakan totalitas atau kesatuan
kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness),
subsistem usahatani (on-farm agribusiness), subsistem agribisnis pengolahan (down
stream agribusiness), subsistem pemasaran dan subsistem penunjang termasuk sarana,
prasarana, jasa dan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis. Sistem
agribisnis dapat digambarkan sebagai berikut:
Diagram pada gambar 1. mengilustrasikan bagaimana antara sub sistem usahatani dan
sub sistem agroindustri terdapat keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan
ke belakang (backward linkage). Keterkaitan agroindustri dalam pengembangan
agribisnis menjadi sangat penting dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi,
penyaluran dana dan investasi serta teknologi dengan dukungan sistem tataniaga dan
perdagangan yang efektif. Hanani (2003) menjelaskan bahwa sebagai sektor yang
diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian pedesaan, maka
penumbuhan agroindustri pedesaan direkayasa dengan prinsip :
1. Memacu keunggulan kompetitif produk atau komoditi serta keunggulan komparatif
wilayah.
2. Memacu peningkatan sumberdaya manusia dan penumbuhan agroindustri yang
sesuai dengan kondisi setempat.
3. Memperluas kawasan sentra – sentra komoditas unggulan yang nantinya akan
berfungsi sebagai pemasok bahan baku yang berkelanjutan.
4. Memacu pertumbuhan subsistem lainnya serta menghadirkan berbagai sarana
pendukung, berkembangnya industri pedesaan.
Dengan pendekatan sistem agribisnis, rancang bangun seluruh sub sistem agribisnis
harus dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan pengelolaan sumberdaya
pertanian yang berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Untuk mewujudkan
rancang bangun sistem agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan di
Indonesia, peningkatan kualitas SDM pertanian baik dari aspek teknis maupun
manajerial menjadi prasyarat yang mendesak. Untuk itu pengembangan aspek
kewirausahaan (enterpreunership) pelaku pertanian merupakan strategi strategis dalam
kaitannya dengan pemberdayaan komunitas agraris, pengentasan kemiskinan dan
peningkatan produktivitas sektor pertanian.
7
Gambar 1. Sistem Agribisnis
Diadaptasi dari: Austin, J.E., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The John Hopkins University
Press, Baltimore and London
8
AGRIBISNIS DAN ENTERPREUNERSHIP LANDSCAPE
Perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi dan
kesejahteraan telah menciptakan kesenjangan (gap) yang menyebabkan perubahan
status sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan, selera dan sebagainya. Hal ini
membangkitkan inspirasi bisnis yang pada akhirnya memunculkan banyak peluang
usaha. Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya banyak
enterpreuner muda. Menurut Hendro dan Chandra (2006) beberapa faktor yang menjadi
stimulus spirit enterpreunership antara lain adalah:
1. Evolusi produk
2. Evolusi ilmu pengetahuan
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahan budaya
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
7. Intrapreneruship (kapabilitas usaha internal perusahaan yang disebabkan oleh
inovasi, daya saing, perubahan organisasi dsb yang pada gilirannya akan
memotivasi pengembangan spirit enterpreunership orang per orang).
Selanjutnya Hendro dan Chandra (2006) menjelaskan bahwa untuk memulai suatu
bisnis seorang enterpreneur harus memiliki kunci enterpreneruship yang terdiri dari
empat bagian pokok sebagai berikut:
a. Bagian pemutar (pengungkit) leverage key yaitu:
a. Great decision
b. Lingkaran dan peluang emas (golden opportunity):
enterpreneur, bisnis dan pasar benang merah bisnis Anda
segitiga kreativitas teori kesempurnaan, inspirasi dan intuisi
peluang
riset dan trial
2. Bagian batang kunci the body of key. Bagian ini adalah bagian yang sangat
penting untuk mewujudkan sebuah bisnis yang solid setelah Anda mulai berbisnis.
The body of key terdiri dari:
a. bagian sambungan (translation):
membentuk keterampilan kelompok bisnis
strategi memasuki pasar
penetapan sistem bisnis
b. bagian batang (transitional):
konsep kualitas
8S : kunci sukses adalah keterampilan manajerial yang baik
Aspek finansial: cash flow dan strategi investasi
3. Bagian anak kunci (the primary key) terdiri dari:
a. marketing concept
b. how to promote your business
c. seliing skill is an embryo of enterpreneurial skill
Konsep The Key of Enterpreunership dapat dicermati pada gambar 2 berikut ini:
9
Gambar 2. The Key of Enterpreunership
Dikutip dari : Hendro dan Candra,2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA Publishing, Bekasi
Di Jawa Timur, Bakpao Telo produksi SPAT (Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu)
yang unit produksinya berlokasi di Jl Raya Simping No 1 Purwodadi telah sangat
terkenal. Sukses Bakpao Telo tak terlepas dari kisah seorang enterpreneur agribisnis
alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Ir. Unggul Abinowo. Didirikan
pada tahun 1984, SPAT merupakan implementasi konsep agribisnis sebagai suatu
sistem. Maskot SPAT yaitu bakpao telo, adalah sebuah contoh evolusi produk. Telo yang
pada awalnya identik dengan citra bahan pangan inferior, di tangan seorang Unggul
Abinowo berubah menjadi produk bergengsi, yang selain unik, memiliki banyak
keunggulan lainnya sebab diolah dari bahan baku alami yang kaya antioksidan. Ide
kreatif yang melahirkan bakpao telo tentu tak dimungkinkan tanpa evolusi ilmu
pengetahuan penggagasnya yang sejak masa kuliah telah menjajal berbagai peluang
bisnis.
Selain bakpao telo SPAT juga mendiversifikasikan produk olahan ubi jalar ungu lain
antara lain mie, tepung telo, ice cream, juice, pizza dan sebagainya. Seluruh bahan baku
produk-produk ini dipasok dari kebun inti seluas 8 hektar yang dikelola oleh SPAT. Bila
pasokan bahan baku kurang, SPAT membeli dari petani mitra dengan menetapkan
standar kualitas produk. Ubi jalar yang digunakan sebagai bahan baku produksi bakpao
telo adalah ubi jalar organik. Penggunaan bahan baku organik dilakukan sebagai bentuk
adaptasi terhadap perubahan gaya hidup dan budaya hidup sehat yang saat ini telah
menjadi trend. Dengan menetapkan standar food safety yang tinggi, produk SPAT telah
dipersiapkan untuk dapat menembus pasar global.
Jumlah produk yang dihasilkan SPAT yaitu 50.000 bakpao/bulan, 40.000 bungkus
mie/bulan, 5000 cup ice cream/bulan. Selama proses produksi SPAT mengantisipasi
over stock, karena produk dibuat dalam bentuk sistem rolling. Selain itu produk
diproduksi berdasarkan estimasi permintaan konsumen. Karena berorientasi pada
10
produk berbasis permintaan, maka dalam manajemen pemasarannya SPAT melakukan
evaluasi pasokan, produksi dan stok setiap saat.
SPAT Bakpao Telo terdiri dari enam divisi yang saling terkait dan mendukung. Divisi-divisi
tersebut memiliki program-program yang bertujuan sebagai sarana pemberdayaan
masyarakat pertanian dengan meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kemandirian
dalam mengelola potensi SDA dan SDM di lingkungannya.
Divisi-divisi tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Center of data and information.
The center of education and training.
The center of study and village development strategies
The center of adapted technology development
Investment and micro credit
Agribussines terminal
Gambar 3. Produk Pangan Olahan Berbasis Telo Ungu SPAT
Foto: Dokumentasi Studi Lapang Program Studi Agribisnis (2004)
Dengan visi : To Create an integrated Farming Model which is efficient, strong, modern,
on going and people-friendly, SPAT berupaya mewujudkan model pertanian terpadu
yang efisien, tangguh, modern, berkelanjutan dan berdimensi kerakyatan. SPAT juga
memiliki target sebagai berikut :
To produce agribusiness products which are competitive in the marketplace
(menghasilkan produk agribisnis yang mempunyai daya saing).
To work for welfare of the farmers (mensejahterakan kehidupan petani)
To develop the small and medium enterprises (mengembangkan usaha kecil dan
menengah)
To impart training to make competent farmers (melatih dan mencetak petani yang
handal)
To rebuild the image of local products (membangun image produk lokal)
11
Sukses bisnis SPAT sebagaimana diilustrasikan di atas merupakan salah satu contoh
kasus bagaimana enterpreneurship landscape, yang dipetakan pada sistem agribisnis
dapat dikembangkan menjadi sebuah industri.
AGRIBISNIS DAN PROSES ENTERPRENEURIAL
Hendro dan Candra (2006) menjelaskan, seorang enterpreneur yang smart and good
adalah enterpreneur yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Strategic thinker and strong emotional attachment
2. Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim dan self leader
3. Ambisius karena high achiever (tidak mengenal kata puas)
4. Risk manager, not just a risk taker
5. Totalitas dalam bekerja dan target oriented (penuh komitmen dan konsisten terhadap
pekerjaan)
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk memilih jalur
enterpreneurship antara lain adalah:
1. Pengalaman personal: pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan
dengan bisnis, pengalaman bergaul dengan rekan-rekan dari kalangan bisnis
umumnya sangat memotivasi seseorang untuk berkeinginan menerjuni dunia bisnis
2. Suasana kerja: lingkungan kerja yang nyaman umumnya tidak akan mendorong
seseorang untuk berwirausaha.
3. Pendidikan: pada umumnya tingkat pendidikan yang tidak tinggilah yang
memberikan dorongan lebih kuat pada seseorang untuk memulai berwirausaha
4. Kepribadian: ada banyak tipe kepribadian seperti controller, advocator, analitic dan
fasilitator. Dari tipe-tipe tersebut yang cenderung berhasrat tinggi untuk berkarier
sebagai pengusaha adalah controller dan advocator, meskipun hal ini bukan suatu
hal yang mutlak.
5. Dorongan keluarga: keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan
mempercepat pengambilan keputusan berkarier sebagai enterpreneur karena
umumnya keluarga sangat efektif berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach dan
atau mentor
6. Lingkungan dan pergaulan: untuk sukses seseorang perlu bergaul dengan orang
yang sukses agar memperoleh pengaruh yang positip
7. Self esteem: posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah
kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah terpenuhi kebutuhannya akan
pangan, sandang dan papan, maka kebutuhan berikutnya yang ingin diraih adalah
self esteem yaitu perasaan ingin diakui dan dihargai. Dorongan self esteem juga
mendorong orang untuk mengambil keputusan menjadi wirausaha
8. Keadaan atau keterpaksaan: ketiadaan pilihan misalnya karena terus-terusan
menganggur, terkena PHK, pensiun dan sebagainya akan mendorong seseorang
untuk memilih menjadi enterpreneur.
12
Untuk lebih memahami bagaimana proses enterpreneural agribisnis berikut dikutip
pengalaman Ir. Unggul Abinowo saat memutuskan untuk mengembangkan SPAT
(Bakpao Telo):
1. Perjalanan SPAT dimulai pada periode 1980-1990, ketika Unggul muda memulai
perintisan usaha budidaya pertanian tanaman pangan (padi, jagung, ubi jalar), buahbuahan (jeruk, tomat, melon) dan sayur-sayuran di Desa Parerejo, Kabupaten
Pasuruan, sejak masih menjadi
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Modal awal diperolehnya dari mengjukan sejumlah dana kredit bank
dengan menjaminkan sertifikat rumah yang dipinjamnya dari orangtua.
2. Pada periode tahun 1981-1997 Unggul mencoba cabang usaha ternak bebek dan
sapi dan mulai berminat mendirikan agroindustri. Dalam kurun waktu yang sama,
SPAT mulai menerima kunjungan, dan mengadakan magang serta pelatihan dari
petani, kelompok tani, LSM, dinas pemerintah serta instansi/lembaga lain. Pada
kesempatan tersebut jejaring kerja (networking) SPAT mulai dikembangkan
dengan merintis kerjasama yang saling menguntungkan dengan instansi pemerintah
dan pihak-pihak lain yang saling menguntungkan. Dalam proses yang berlangsung,
dalam periode waktu yang sama, SPAT juga berbisnis pupuk. Ekstensifikasi dan
intensifikasi komoditi pertanian SPAT terus berkembang. Untuk menimba ilmu
tentang agribisnis, Unggul mengikuti kursus singkat Agribisnis di Australia Barat
tahun 1991. Sepulang dari perjalanan belajarnya, pada tahun 1993 Unggul terpilih
sebagai Ketua Litbang Asosiasi Pupuk Cair. Atas prestasinya mengembangkan
agribisnis pada tahun 1996 Unggul menerima penghargaan sebagai pemuda pelopor
dan menjadi Ketua Brigade Pemuda Pelopor Pembangunan Desa (BP3D) tahun
1997.
3. SPAT terus berkembang dengan pasang surutnya. Memasuki periode 1998-2003
SPAT ditunjuk sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
oleh Menteri Pertanian tahun 1998 dan kemudian dikukuhkan kembali tahun 2003.
Unggul sendiri pada tahun 1999 diangkat menjadi Sekjen KTNA Nasional. Terminal
SPAT berdiri dan disahkan oleh Mentri Pemuda dan Olahraga tanggal 16 April 1999.
Sejak terminal SPAT yang lebih dikenal sebagai outlet Bakpao Telo itu diresmikan,
SPAT mulai serius menekuni pengolahan pasca panen khususnya ubi jalar dan
pemasaran produk UKM sejak tahun 2000. SPAT juga berkembang dari aspek
organisasi menjadi 6 divisi kerja yakni Data & Informasi, TTG, Diklat, Kajian
Pembangunan Desa, Investasi & Pembiayaan dan Terminal Agribisnis. Unggul
sendiri pada tahun 2003 menyempatkan magang agribisnis di Jepang.
4. Sepulang dari Jepang pada tahun 2004 Unggul mulai mengembangkan
pemasaran produk SPAT berbasis WEB dengan membuka web site www.spatindonesia.or.id. Dalam kurun waktu 2004 hingga sekarang, SPAT telah
memantapkan diri sebagai unit agribisnis besar yang bermitra dengan lebih
dari 300 petani, meraih banyak penghargaan nasional dan internasional,
berkembang dari aspek organisasi dan produk dan telah bekerja sama dengan
berbagai lembaga dalam dan luar negeri.
13
Gambar 4. (Kiri) Bakpau Telo Ungu dan Kuning dengan Aneka Isi; (Kanan) Proses Produksi Bakpao Telo
Foto: Materi Presentasi Ir. Unggul Abinowo pada Seminar dan Temu Alumni FP UB, 21 November 2009
GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Pengertian Rancangan Usaha Agribisnis
Rancangan usaha agribisnis adalah dokumen yang harus dipersiapkan sebelum
melaksanakan kegiatan bisnis Walaupun unit bisnis yang akan dikembangkan mungkin
beragam dalam aspek produk atau jasa yang diberikan, namun setiap rancangan bisnis
memiliki beberapa elemen yang lebih kurang sama. Elemen pokok tersebut antara lain
diskripsi bisnis, produk/barang dan jasa, analisis daya saing, rencana pemasaran,
rencana pengelolaan (management plan), dan rencana pembiayaan (financial plan).
Dokumen tersebut sangat penting bila di kelak kemudian hari perusahaan akan menjual
seluruh atau sebagian dari hasil usahanya ke masyarakat (go public).Fakta membuktikan
bahwa bank tidak akan mengucurkan dana pinjaman tanpa adanya dokumen rencana
bisnis yang baik (Depdiknas,2006).
Gambar 5. Elemen Business Plan
Dikutip dari : Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
14
Bagi kreditor atau investor, dokumen rancangan bisnis tidak hanya menyediakan
informasi yang mengungkap evaluasi visibilitas perusahaan, tetapi juga mencerminkan
kemampuan manajemen. Kreditor, dengan melihat dan menganalisis secara kritis tujuan
dalam rencana bisnis, akan merasa yakin bahwa pengusaha mampu dan tertata
usahanya. Bila rencana bisnis tidak didukung oleh data dan asumsi yang baik maka
akan mengindikasikan bahwa pengusaha tidak berpengalaman, bahkan menurut
pandangan kreditor dapat dikategorikan ceroboh. Hal ini berarti bahwa dokumen
rancangan bisnis harus berfungsi sebagai alat promosi awal yang dapat memberikan
kesan baik karena hanya memiliki waktu sedikit untuk dievaluasi. Oleh karena itu,
buatlah rancangan bisnis terbaik karena dokumen tersebut dapat menunjukkan bahwa
anda adalah seorang wirausahawan (enterpreneur) yang memiliki kompetensi dan
kemampuan untuk mengelolanya.
TUJUAN DAN MANFAAT RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Menyiapkan rencana bisnis yang baik membutuhkan waktu, namun dalam jangka
panjang akan sangat bermanfaat. Manfaat tersebut bukan hanya bagi investor atau
kreditor saja namun yang lebih penting adalah akan menjadi kerangka dasar jalannya
perusahaan atau cetak biru (blue print) keseluruhan operasional usaha dalam mencapai
tujuannya. Rencana bisnis yang baik adalah berbasis kewirausahaan, komprehensif
dalam seluruh bagian dokumen, akurat dan didukung oleh data serta fakta
(Depdiknas,2006).
Gambar 6. Fungsi dari Rancangan Bisnis
Dikutip dari: Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
Sesuai dengan ilustrasi pada gambar 6. fungsi rancangan bisnis adalah:
1. Sebagai rencana aksi (Action Plan)
Rencana bisnis membantu dalam menjalankan dan mengambil tindakan bisnis. Jika
Anda akan memulai sebuah usaha, tetapi prosesnya terlalu kompleks, maka. rencana
bisnis membantu dalam mengambil tindakan bisnis dengan membagi masalah besar ke
dalam masalah-masalah kecil yang mudah diterapkan.
15
2. Peta Jalan (Road Map).
Rencana bisnis menjadi alat yang sangat berguna agar bisnis tetap pada arah yang
diinginkan. Rencana bisnis akan membantu pihak lain untuk memahami visi usaha Anda,
termasuk supplier, pekerja, mitra bisnis, teman dan keluarga.
3. Sebagai promosi dini (Sales Tool).
Rencana bisnis juga dapat digunakan sebagai alat bantu penjualan. Rencana Bisnis
merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk meyakinkan investor untuk menempatkan
uangnya di usaha tersebut, disamping itu dapat meningkatkan kepercayaan dari supplier
dan pelanggan.
4. Misi dan tujuan bisnis (Business Mision and Goals)
Misi akan memperjelas arah dan sasaran bisnis yang hendak dicapai.
Secara umum penyusunan atau penulisan rancangan bisnis memiliki dua tujuan sebagai
berikut:
1. Memberikan pegangan dalam menjalankan usaha agar tetap berada dalam alur yang
diinginkan. Supaya tetap bermanfaat, dokumen rancangan usaha ini sebaiknya
senantiasa diperbaharui sesuai dengan perubahan dan permasalahan yang
dihadapi.
2. Rencana usaha dapat digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang akan
memberikan dukungan pendanaan. Untuk tujuan ini, rencana usaha hendaknya
memberikan informasi rinci tentang berbagai aspek di masa lalu, kondisi operasi saat
ini dan rencana atau proyeksi ke masa depan.
Investor dan atau calon pemberi pinjaman modal (lenders/creditors) tertarik
perhatiannya hanya pada rencana bisnis yang jelas dan mudah dipahami tujuan, strategi
serta kelayakan pembiayaannya (financial viability). Jadi rancangan bisnis adalah suatu
rencana yang komprehensif dan akan memiliki banyak perbedaan analisis tergantung
pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan.
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan sebelum menyusun rencana bisnis yang baik:
1. Persiapkan dan sediakan waktu (dalam hitungan minggu atau bulan) untuk
menyelesaikan rencana bisnis. Karena kegiatan ini memerlukan kerja keras dan
konsentrasi penuh.
2. Walaupun akan sangat rumit diawalnya jangan patah semangat, caranya yaitu bagi
pekerjaan ini menjadi beberapa bagian yang dapat dengan mudah dikelola dan
masing-masing bagian tetap berorientasi pada tujuan akhir.
3. Sertakan semua hal penting atau isu pokok yang mendukung bisnis secara ringkas
kedalam dokumen. Sebuah proposal rencana bisnis yang ideal cukup 10-15 halaman
yang diketik dalam dua spasi. Tinggalkan pendukung lain yang lebih rinci untuk
bahan diskusi pada pertemuan pembahasan berikutnya.
4. Investor atau kreditor hanya tertarik pada aspek yang dapat meyakinkan apakah
anda mampu mencapai tujuan usaha. Oleh karena itu, tulis segala cara dan berbagai
upaya yang mendasar untuk mencapai tujuan usaha serta fokus hanya pada apa
yang diharapkan pembaca.
16
5. Hindarkan terminologi yang sangat teknis dalam operasional usaha (proses produksi
dan produk). Upayakan gunakan terminologi yang umum.
6. Rencana bisnis adalah dokumen yang fleksibel, oleh karena itu menjadi subyek untuk
senantiasa di perbaharui sejalan dengan perkembangan pengetahuan sehingga
strategi yang dipilih akan semakin jelas.
7. Rencana bisnis harus realistis dan berdasar pada hasil analisis data serta jujur dalam
mengungkapkan temuan-temuan positif maupun negatif.
8. Jelaskan resiko bisnis yang mungkin terjadi. Kredibilitas anda akan berkurang bila
yang menemukan adanya risiko dan permasalahan usaha anda adalah calon kreditor
atau investor.
9. Jangan membuat pernyataan yang tidak jelas atau tidak berhubungan dengan
substansi. Misalnya jangan hanya menyatakan bahwa penjualan akan berlipat ganda
pada tahun mendatang atau jika kita dapat menambah unit produksi baru.
Pernyataan tersebut harus didukung oleh data dan informasi pasar.
10.
Rencana bisnis internal dan eksternal dapat disusun secara terpisah agar
lebih efektif. Rencana bisnis internal biasanya disusun lebih rinci agar dapat menjadi
alat manajemen yang lebih efisien.
RANCANGAN TUGAS
Tujuan Tugas :
1. Mampu menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas
2. Mampu mengidentifikasi peluang pengembangan usaha agribisnis dan resiko yang
dihadapi sesuai informasi pohon industri yang telah dihimpun
3. Mampu mengomunikasikan gagasan kreatif ide bisnis dengan anggota kelompok
4. Mampu bekerja sama dalam tim untuk menyusun gagasan awal rancangan
agribisnis
5. Mampu menghimpun dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menyusun draft
rancangan agribisnis secara berkelompok
Uraian Tugas:
1. Obyek garapan:
a. Menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas
sebagaimana telah ditetapkan oleh tim dosen pengampu mata kuliah yaitu:
Padi-apel kelas A
Kedelai-nangka kelas B
Ubikayu-mangga kelas C
Jagung-pisang kelas D
Kelapa-ubi jalar kelas E
Salak-jamur kelas F
17
b. Menginventarisasi alternatif unit agribisnis yang dapat dikembangkan dari
pohon industri berbasis komoditas. Masing-masing komoditas akan
dikembangkan menjadi 4 unit agribisnis, sehingga dalam setiap kelas
terdapat 8 kelompok unit agribisnis.
2. Batasan tugas:
a. Pohon industri berbasis komoditas telah ditetapkan berdasarkan
kesepakatan team teaching, yaitu sebanyak 2 komoditas per kelas
b. Dengan rata-rata 40 orang mahasiswa per kelas, diperkirakan dalam setiap
kelas terdapat 8 kelompok beranggotakan lima orang mahasiswa. Untuk
setiap komoditas seleksi alternatif unit bisnis yang diminati akan dikerjakan
oleh empat kelompok (20 orang mahasiswa)
c. Alternatif unit bisnis yang akan diseleksi dapat merupakan unit usahatani, unit
agroindustri hulu dan hilir atau unit agroniaga selingkung pohon industri
d. Setiap kelompok akan memilih satu unit agribisnis yang akan dikembangkan
dalam rancangan unit agribisnis.
e. Unit agribisnis yang dipilih oleh kelompok harus spesifik, tidak diperkenankan
memilih unit usaha yang sama dengan kelompok lain. Pemilihan unit usaha
dikonsultasikan dalam kelompok, kepada asisten dan dosen tutor.
3. Metodologi dan acuan tugas:
a. Bentuk kelompok kecil dengan anggota lima orang per kelompok. Segera
lengkapi kelengkapan organisasi kelompok (ketua, sekretaris, bendahara)
dan job description masing-masing anggota dua orang anggota bertugas
sebagai bagian lapang.
b. Asisten dan dosen tutor membagi kelas menjadi dua kelompok komoditi.
Setiap kelompok komoditi terdiri dari 4 kelompok kecil
c. Setiap kelompok komoditas mencari dan menghimpun informasi tentang
pohon industri berbasis komoditas browsing internet
d. Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu:
Hendro dan Candra, 2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA
Publishing, Bekasi
Austin, J.A., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The Johns
Hopkins University Press, Baltimore dan London
Zubir, Z., 2006,Kelayakan Studi Usaha, Lembaga Penerbitan FE UI,
Jakarta
Badan Agribisnis, 1997, Rumusan Pemikiran Pembangunan
Pertanian Masa Depan, Departemen Pertanian RI.
e. Himpun informasi tentang: definisi dan ruang lingkup pohon industri serta
skema pohon industri berbasis komoditas yang ditugaskan
f.
Setiap kelompok kecil mulai menghimpun informasi unit agribisnis yang dapat
dikembangkan berdasarkan informasi pohon industri yang telah diketahui
18
g. Adakan musyawarah kelas dalam dua kelompok komoditas untuk
menetapkan jenis unit agribisnis yang akan dikembangkan oleh setiap
kelompok kecil sebagai rancangan usaha agribisnis. Ingat, dalam mata kuliah
ini penetapan rancangan usaha akan digunakan sebagai dasar membuat
rancangan usaha. Jenis usaha tidak boleh sama dengan kelompok lain, dan
harus konsisten hingga akhir perkuliahan.
h. Kelompok kecil mencari 2 perusahaan yang telah menekuni bisnis yang
sama dengan jenis agribisnis yang akan dikembangkan sebagai rujukan.
Selanjutnya kelompok harus mengidentifikasi profil kedua perusahaan
tersebut serta menyusun analisis komparatif terkait kelebihan dan
kekurangan dari aspek enterpreunerial landscape dan proses
enterpreunership- nya.
i.
Seluruh mahasiswa harus menyusun kontrak belajar, yang ditandatangani
oleh asisten/ dosen tutor. Konsultasi dilaksanakan secara terjadual. Jadual
disepakati dan diatur lebih lanjut oleh asisten.
j.
Sebagai kelengkapan administrasi kelompok harus membeli satu ordner dan
pervorator untuk mengarsipkan file dan dokumen proses belajar mengajar
selama satu semester. Untuk kerapian, seluruh print out tugas dicetak pada
kertas kerja berukuran folio. Sedangkan untuk tugas-tugas yang harus ditulis
tangan dikerjakan pada kertas folio bergaris.
4. Keluaran tugas:
a. Dua dokumen pohon industri berbasis komoditas yang akan dijadikan acuan
seleksi unit agribisnis kelompok.
b. Dokumen profil unit agribisnis yang telah ditetapkan kelompok sebagai tema
rancangan unit agribisnis, dengan menyertakan analisis komparatif yang
telah dilakukan kelompok atas dua perusahaan rujukan yang sejenis 8
dokumen per kelas
c. Seluruh dokumen keluaran proses pembelajaran diketik dan diprint pada
kertas folio 70 mgr. Pengetikan menggunakan font Arial 11, spasi 1 dan
margin kiri, kanan, atas dan bawah masing-masing 3, dan 2,5. Dokumen
tidak dijilid, tetapi diperforasi dan dihimpun dalam ordner kelompok.
d. Dokumen assesment pribadi berupa tulisan reflektif dikerjakan pada kertas
folio bergaris dengan margin lipat kiri sebesar 3 cm.
Kriteria Penilaian:
1. Timbulnya minat untuk mengeksplorasi ide kreatif usaha assesment dilakukan
dari tulisan reflektif perorangan yang ditulis tangan sepanjang 1 halaman folio
2. Menyadari bahwa setiap bisnis mengandung resiko assesment dilakukan
berdasarkan dokumen profil unit agribisnis dan analisis komparatif yang dilakukan
atas dua perusahaan rujukan sejenis
3. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep konsep pohon industri berbasis
komoditas
4. Tersusunnya gagasan awal rancangan unit agribisnis orisinalitas, kelengkapan,
kejelasan dan organisasi data.
5. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan kerja sama tim assesment
dilakukan oleh asisten selama berlangsungnya proses diskusi dan praktikum dalam
kelas
19
6.
Kontrak Belajar Mahasiswa:
20
AGB08213
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL PERKULIAHAN
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Dipersiapkan sebagai materi perkuliahan oleh: Tatiek Koerniawati A.,SP.MP.
Modul
1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RANCANGAN
USAHA AGRIBISNIS
DESKRIPSI
Modul ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pola dasar
(building block/framework/guideline), atas usaha agribisnis yang direncanakan
mahasiswa serta review pengetahuan pendukung yang relevan termasuk aspek
teknis, pemasaran produk,manajemen keuangan dan organisasi usaha. Tim
pengampu mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis saat ini sedang menyusun
satu seri modul sesuai dengan algoritma bahan kajian yang dirancang untuk
dipelajari secara berurutan sesuai kode penomoran. Setelah mempelajari modul
ini, mahasiswa diharapkan akan dapat memahami pengertian dan ruang lingkup
rancangan usaha agribisnis serta tujuan dan manfaat penyusunan rancangan
usaha agribisnis (agribusiness plan).
PRASYARAT
Metode pembelajaran yang digunakan dalam mata kuliah Rancangan Usaha
Agribisnis adalah metode konstruktivistik yang menempatkan mahasiswa
sebagai subyek pembelajar aktif (student centered learing). Untuk itu sebagai
prasyarat mempelajari modul ini mahasiswa terlebih dahulu harus memiliki
wawasan tentang:
1. logika berpikir kreatif
2. keterampilan berkomunikasi dalam kelompok belajar
3. keterampilan mengakses dan mengelola informasi dari berbagai sumber
4. cara-cara bekerja sama dalam kelompok secara efektif
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
BAGI MAHASISWA
1. Bacalah dengan cermat RKPS (Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Semester) mata kuliah, hingga Anda memahami apa, untuk apa dan
bagaimana Anda menjalani seluruh proses perkuliahan Rancangan
Usaha Agribisnis. Dalam RKPS diberikan algoritma bahan kajian sebagai
road map proses belajar Anda secara sistematis. Modul 1 merupakan
dasar bagi penguasaan bahan kajian pada modul-modul berikutnya.
1
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata atau konsep kunci
atau istilah-istilah yang baru Anda ketahui. Setelah itu, cari dan baca
pengertian kata dan konsep kunci serta istilah baru atau kata sulit dalam
kamus dan sumber-sumber tertulis lain yang relevan. Bagian akhir modul
ini menyertakan daftar pustaka yang dapat Anda gunakan sebagai
rujukan.
3. Baca kembali bagian demi bagian modul ini dengan lebih seksama dan
buatlah catatan atau ringkasan untuk mempermudah Anda memahami
dan mengingatnya.
4. Uji kemampuan penguasaan materi modul ini secara mandiri, Anda dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan latihan dan tugas yang telah
disediakan.
5. Bila Anda masih merasakan kesulitan menguasai materi modul ini,
diskusikan dengan teman, atau tanyakan hal-hal yang tidak Anda pahami
pada asisten dan atau dosen tutor.
BAGI DOSEN
Modul ini dirancang sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang
menggunakan metode pembelajaran konstruktif dan berpusat pada mahasiswa
(student centered learning, SCL). Dengan demikian dalam modul disertakan
seluruh proses rancangan, penjelasan, organisasi materi ajar dan arahan serta
evaluasi belajar secara mandiri. Peran Anda sebagai Dosen antara lain adalah:
1. Membaca dengan cermat seluruh isi modul, serta memperkaya materi
modul dengan suplemen-suplemen pembelajaran secara terpisah
2. Membantu proses belajar mahasiswa dan mengarahkan asisten dosen
agar dapat melakukan tugasnya dalam pendampingan dan pelaksanaan
tugas mahasiswa
3. Membimbing mahasiswa agar dapat memahami konsep teoritis dan
aplikatif serta mengatasi kendala-kendala yang mungkin muncul dalam
proses belajar
4. Memfasilitasi mahasiswa dalam memilih dan mengakses sumber
pembelajaran lain yang diperlukan dalam proses belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok dan diskusi kelas
6. Melatih asisten untuk dapat menyusun catatan dan laporan hasil belajar
mahasiswa
7. Mengevaluasi hasil belajar
2
KOMPETENSI
Posisi mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis dalam struktur Kurikulum
Berbasis Kompetensi Program Studi Agribisnis adalah sebagai back bone atau
mata kuliah inti keilmuan. Peran mata kuliah inti keilmuan adalah membidik
penguasaan kompetensi utama bidang keilmuan. Adapun kompetensi utama
yang akan dicapai melalui mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis bersama
dengan tiga mata kuliah inti lainnya (Usahatani, Pemberdayaan Masyarakat
dalam Agribisnis dan Manajemen Produksi dan Operasi Perusahaan Agribisnis)
dapat dipetakan menjadi sejumlah area kompetensi sebagai berikut:
1. Komunikasi efektif : area kompetensi ini mencakup kecakapan
berkomunikasi dengan stake holder, kolega, anggota tim dan atau mitra
kerja, berkomunikasi dengan masyarakat dan komunikasi multidisipliner
dan intas profesi
2. Pengelolaan informasi : area kompetensi ini merujuk pada aspek
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu
pengambilan keputusan manajerial dan perancangan unit dan atau
kawasan agribisnis
3. Landasan keilmuan agribisnis : mencakup komponen kompetensi
prosedur teknis produksi tanaman, pengolahan hasil hingga pemasaran
produk pertanian baik primer maupun olahan
4. Keterampilan merancang unit agribisnis
5. Etika moral, profesionalisme serta pengembangan diri sebagai profesional
agribisnis
Modul 1 ini hanya merupakan salah satu elemen road map konstruksi proses
akademik yang telah dibangun untuk menghasilkan lulusan yang mampu
berpikir analitis, kritis dan sintesis; terampil merancang unit agribisnis
berbasis masyarakat serta bersikap etis dan profesional. Penguasaan
kompetensi tersebut antara lain diukur berdasarkan tingkat ketercapaian hasil
belajar mahasiswa dalam perancangan unit agribisnis.
Sesuai sifat modul yang mandiri dan user friendly, maka modul ini dapat
dipelajari sebagai unit bahan kajian tersendiri. Namun demikian, mahasiswa
harus memahami bahwa penguasaan kompetensi akhir yang diharapkan
hanya dapat dicapai dengan mempelajari seluruh seri modul mata kuliah
Rancangan Usaha Agribisnis.
3
RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)
4
5
Bahan Kajian 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Rancangan Usaha Agribisnis
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Sesuai dengan sifat pertanian sebagai unit produksi biologis primer, usahatani atau
sistem agronomi pada umumnya berlokasi di pedesaan. Dengan demikian profitabilitas
sistem usahatani akan berdampak langsung pada eksistensi pembangunan wilayah
pedesaan. Di sisi lain secara alamiah sistem usahatani dan industri merupakan dua
sektor yang saling terkait satu sama lain baik langsung maupun tak langsung. Pada
umumnya produk pertanian berupa bahan pangan dan serat yang berperan memenuhi
kebutuhan konsumsi rumahtangga dan bahan baku industri.
Meski demikian, karakteristik sektor pertanian dan industri berbeda cukup kontras.
Karakteristik produk pertanian antara lain voluminous (bulky), mudah rusak, bersifat
musiman, dan unit produksinya terpencar. Produk industri di lain pihak, dicirikan oleh
karakteristik yang fleksibel, terdifersifikasi dalam jenis dan kualitas, memiliki aksesibilitas
pasar yang baik dan mampu beradaptasi sesuai lokasi.
Untuk memperoleh nilai tambah tinggi perlu dibangun integrasi sistematis antara sektor
pertanian dan industri yang lazim diistilahkan sebagai pendekatan industrial. Hal ini
bermakna bahwa kegiatan pertanian harus dipandang sebagai bagian kegiatan
industrial ( Badan Agribisnis,1997). Konsep industri pertanian bukan berarti mendirikan
pabrik, namun lebih ditekankan pada upaya membangun sikap mental dan budaya
industrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pengetahuan menjadi landasan utama pangambilan keputusan produksi (tidak
hanya mengandalkan intuisi dan kebiasaan saja)
2. Kemajuan teknologi merupakan instrumen utama pemanfaatan sumberdaya
3. Mekanisme pasar adalah media utama transaksi barang dan jasa
4. Efisiensi dan produktivitas menjadi dasar alokasi sumberdaya
5. Keunggulan kualitas merupakan orientasi, media sekaligus tujuan transaksi
6. Profesionalisme adalah karakteristik yang dominan dan pada akhirnya
7. Teknologi akan menggantikan ketergantungan pada alam, sehingga setiap produk
yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan kualitas, jumlah, berat, volume,
bentuk, ukuran, warna rasa dan sebagainya yang telah ditetapkan lebih dulu. Selain
itu produk juga harus dipasok tepat waktu.
Membangun pertanian industrial adalah mengembangkan ciri-ciri tersebut di sektor
pertanian sehingga kelemahan produk pertanian tradisional dapat diperbaiki. Salah satu
pendekatan pembangunan pertanian industrial adalah sistem agribisnis. Secara
konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran produk-produk
yang dihasilkan oleh usahatani dan nelayan serta agroindustri yang saling terkait satu
sama lainnya. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa sub sistem yaitu:
6
1. sub sistem
pengadaan dan penyaluran
pengembangan sumberdaya manusia
sarana
produksi,teknologi
dan
2. sub sistem budidaya atau usahatani
3. sub sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
4. sub sistem pemasaran hasil pertanian
Dengan kata lain sistem agribisnis (agroindustri) merupakan totalitas atau kesatuan
kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness),
subsistem usahatani (on-farm agribusiness), subsistem agribisnis pengolahan (down
stream agribusiness), subsistem pemasaran dan subsistem penunjang termasuk sarana,
prasarana, jasa dan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis. Sistem
agribisnis dapat digambarkan sebagai berikut:
Diagram pada gambar 1. mengilustrasikan bagaimana antara sub sistem usahatani dan
sub sistem agroindustri terdapat keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan
ke belakang (backward linkage). Keterkaitan agroindustri dalam pengembangan
agribisnis menjadi sangat penting dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi,
penyaluran dana dan investasi serta teknologi dengan dukungan sistem tataniaga dan
perdagangan yang efektif. Hanani (2003) menjelaskan bahwa sebagai sektor yang
diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian pedesaan, maka
penumbuhan agroindustri pedesaan direkayasa dengan prinsip :
1. Memacu keunggulan kompetitif produk atau komoditi serta keunggulan komparatif
wilayah.
2. Memacu peningkatan sumberdaya manusia dan penumbuhan agroindustri yang
sesuai dengan kondisi setempat.
3. Memperluas kawasan sentra – sentra komoditas unggulan yang nantinya akan
berfungsi sebagai pemasok bahan baku yang berkelanjutan.
4. Memacu pertumbuhan subsistem lainnya serta menghadirkan berbagai sarana
pendukung, berkembangnya industri pedesaan.
Dengan pendekatan sistem agribisnis, rancang bangun seluruh sub sistem agribisnis
harus dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan pengelolaan sumberdaya
pertanian yang berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Untuk mewujudkan
rancang bangun sistem agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan di
Indonesia, peningkatan kualitas SDM pertanian baik dari aspek teknis maupun
manajerial menjadi prasyarat yang mendesak. Untuk itu pengembangan aspek
kewirausahaan (enterpreunership) pelaku pertanian merupakan strategi strategis dalam
kaitannya dengan pemberdayaan komunitas agraris, pengentasan kemiskinan dan
peningkatan produktivitas sektor pertanian.
7
Gambar 1. Sistem Agribisnis
Diadaptasi dari: Austin, J.E., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The John Hopkins University
Press, Baltimore and London
8
AGRIBISNIS DAN ENTERPREUNERSHIP LANDSCAPE
Perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi dan
kesejahteraan telah menciptakan kesenjangan (gap) yang menyebabkan perubahan
status sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan, selera dan sebagainya. Hal ini
membangkitkan inspirasi bisnis yang pada akhirnya memunculkan banyak peluang
usaha. Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya banyak
enterpreuner muda. Menurut Hendro dan Chandra (2006) beberapa faktor yang menjadi
stimulus spirit enterpreunership antara lain adalah:
1. Evolusi produk
2. Evolusi ilmu pengetahuan
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahan budaya
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
7. Intrapreneruship (kapabilitas usaha internal perusahaan yang disebabkan oleh
inovasi, daya saing, perubahan organisasi dsb yang pada gilirannya akan
memotivasi pengembangan spirit enterpreunership orang per orang).
Selanjutnya Hendro dan Chandra (2006) menjelaskan bahwa untuk memulai suatu
bisnis seorang enterpreneur harus memiliki kunci enterpreneruship yang terdiri dari
empat bagian pokok sebagai berikut:
a. Bagian pemutar (pengungkit) leverage key yaitu:
a. Great decision
b. Lingkaran dan peluang emas (golden opportunity):
enterpreneur, bisnis dan pasar benang merah bisnis Anda
segitiga kreativitas teori kesempurnaan, inspirasi dan intuisi
peluang
riset dan trial
2. Bagian batang kunci the body of key. Bagian ini adalah bagian yang sangat
penting untuk mewujudkan sebuah bisnis yang solid setelah Anda mulai berbisnis.
The body of key terdiri dari:
a. bagian sambungan (translation):
membentuk keterampilan kelompok bisnis
strategi memasuki pasar
penetapan sistem bisnis
b. bagian batang (transitional):
konsep kualitas
8S : kunci sukses adalah keterampilan manajerial yang baik
Aspek finansial: cash flow dan strategi investasi
3. Bagian anak kunci (the primary key) terdiri dari:
a. marketing concept
b. how to promote your business
c. seliing skill is an embryo of enterpreneurial skill
Konsep The Key of Enterpreunership dapat dicermati pada gambar 2 berikut ini:
9
Gambar 2. The Key of Enterpreunership
Dikutip dari : Hendro dan Candra,2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA Publishing, Bekasi
Di Jawa Timur, Bakpao Telo produksi SPAT (Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu)
yang unit produksinya berlokasi di Jl Raya Simping No 1 Purwodadi telah sangat
terkenal. Sukses Bakpao Telo tak terlepas dari kisah seorang enterpreneur agribisnis
alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Ir. Unggul Abinowo. Didirikan
pada tahun 1984, SPAT merupakan implementasi konsep agribisnis sebagai suatu
sistem. Maskot SPAT yaitu bakpao telo, adalah sebuah contoh evolusi produk. Telo yang
pada awalnya identik dengan citra bahan pangan inferior, di tangan seorang Unggul
Abinowo berubah menjadi produk bergengsi, yang selain unik, memiliki banyak
keunggulan lainnya sebab diolah dari bahan baku alami yang kaya antioksidan. Ide
kreatif yang melahirkan bakpao telo tentu tak dimungkinkan tanpa evolusi ilmu
pengetahuan penggagasnya yang sejak masa kuliah telah menjajal berbagai peluang
bisnis.
Selain bakpao telo SPAT juga mendiversifikasikan produk olahan ubi jalar ungu lain
antara lain mie, tepung telo, ice cream, juice, pizza dan sebagainya. Seluruh bahan baku
produk-produk ini dipasok dari kebun inti seluas 8 hektar yang dikelola oleh SPAT. Bila
pasokan bahan baku kurang, SPAT membeli dari petani mitra dengan menetapkan
standar kualitas produk. Ubi jalar yang digunakan sebagai bahan baku produksi bakpao
telo adalah ubi jalar organik. Penggunaan bahan baku organik dilakukan sebagai bentuk
adaptasi terhadap perubahan gaya hidup dan budaya hidup sehat yang saat ini telah
menjadi trend. Dengan menetapkan standar food safety yang tinggi, produk SPAT telah
dipersiapkan untuk dapat menembus pasar global.
Jumlah produk yang dihasilkan SPAT yaitu 50.000 bakpao/bulan, 40.000 bungkus
mie/bulan, 5000 cup ice cream/bulan. Selama proses produksi SPAT mengantisipasi
over stock, karena produk dibuat dalam bentuk sistem rolling. Selain itu produk
diproduksi berdasarkan estimasi permintaan konsumen. Karena berorientasi pada
10
produk berbasis permintaan, maka dalam manajemen pemasarannya SPAT melakukan
evaluasi pasokan, produksi dan stok setiap saat.
SPAT Bakpao Telo terdiri dari enam divisi yang saling terkait dan mendukung. Divisi-divisi
tersebut memiliki program-program yang bertujuan sebagai sarana pemberdayaan
masyarakat pertanian dengan meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kemandirian
dalam mengelola potensi SDA dan SDM di lingkungannya.
Divisi-divisi tersebut antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Center of data and information.
The center of education and training.
The center of study and village development strategies
The center of adapted technology development
Investment and micro credit
Agribussines terminal
Gambar 3. Produk Pangan Olahan Berbasis Telo Ungu SPAT
Foto: Dokumentasi Studi Lapang Program Studi Agribisnis (2004)
Dengan visi : To Create an integrated Farming Model which is efficient, strong, modern,
on going and people-friendly, SPAT berupaya mewujudkan model pertanian terpadu
yang efisien, tangguh, modern, berkelanjutan dan berdimensi kerakyatan. SPAT juga
memiliki target sebagai berikut :
To produce agribusiness products which are competitive in the marketplace
(menghasilkan produk agribisnis yang mempunyai daya saing).
To work for welfare of the farmers (mensejahterakan kehidupan petani)
To develop the small and medium enterprises (mengembangkan usaha kecil dan
menengah)
To impart training to make competent farmers (melatih dan mencetak petani yang
handal)
To rebuild the image of local products (membangun image produk lokal)
11
Sukses bisnis SPAT sebagaimana diilustrasikan di atas merupakan salah satu contoh
kasus bagaimana enterpreneurship landscape, yang dipetakan pada sistem agribisnis
dapat dikembangkan menjadi sebuah industri.
AGRIBISNIS DAN PROSES ENTERPRENEURIAL
Hendro dan Candra (2006) menjelaskan, seorang enterpreneur yang smart and good
adalah enterpreneur yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Strategic thinker and strong emotional attachment
2. Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim dan self leader
3. Ambisius karena high achiever (tidak mengenal kata puas)
4. Risk manager, not just a risk taker
5. Totalitas dalam bekerja dan target oriented (penuh komitmen dan konsisten terhadap
pekerjaan)
Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk memilih jalur
enterpreneurship antara lain adalah:
1. Pengalaman personal: pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan
dengan bisnis, pengalaman bergaul dengan rekan-rekan dari kalangan bisnis
umumnya sangat memotivasi seseorang untuk berkeinginan menerjuni dunia bisnis
2. Suasana kerja: lingkungan kerja yang nyaman umumnya tidak akan mendorong
seseorang untuk berwirausaha.
3. Pendidikan: pada umumnya tingkat pendidikan yang tidak tinggilah yang
memberikan dorongan lebih kuat pada seseorang untuk memulai berwirausaha
4. Kepribadian: ada banyak tipe kepribadian seperti controller, advocator, analitic dan
fasilitator. Dari tipe-tipe tersebut yang cenderung berhasrat tinggi untuk berkarier
sebagai pengusaha adalah controller dan advocator, meskipun hal ini bukan suatu
hal yang mutlak.
5. Dorongan keluarga: keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan
mempercepat pengambilan keputusan berkarier sebagai enterpreneur karena
umumnya keluarga sangat efektif berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach dan
atau mentor
6. Lingkungan dan pergaulan: untuk sukses seseorang perlu bergaul dengan orang
yang sukses agar memperoleh pengaruh yang positip
7. Self esteem: posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah
kariernya. Sesuai dengan teori Maslow, setelah terpenuhi kebutuhannya akan
pangan, sandang dan papan, maka kebutuhan berikutnya yang ingin diraih adalah
self esteem yaitu perasaan ingin diakui dan dihargai. Dorongan self esteem juga
mendorong orang untuk mengambil keputusan menjadi wirausaha
8. Keadaan atau keterpaksaan: ketiadaan pilihan misalnya karena terus-terusan
menganggur, terkena PHK, pensiun dan sebagainya akan mendorong seseorang
untuk memilih menjadi enterpreneur.
12
Untuk lebih memahami bagaimana proses enterpreneural agribisnis berikut dikutip
pengalaman Ir. Unggul Abinowo saat memutuskan untuk mengembangkan SPAT
(Bakpao Telo):
1. Perjalanan SPAT dimulai pada periode 1980-1990, ketika Unggul muda memulai
perintisan usaha budidaya pertanian tanaman pangan (padi, jagung, ubi jalar), buahbuahan (jeruk, tomat, melon) dan sayur-sayuran di Desa Parerejo, Kabupaten
Pasuruan, sejak masih menjadi
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Modal awal diperolehnya dari mengjukan sejumlah dana kredit bank
dengan menjaminkan sertifikat rumah yang dipinjamnya dari orangtua.
2. Pada periode tahun 1981-1997 Unggul mencoba cabang usaha ternak bebek dan
sapi dan mulai berminat mendirikan agroindustri. Dalam kurun waktu yang sama,
SPAT mulai menerima kunjungan, dan mengadakan magang serta pelatihan dari
petani, kelompok tani, LSM, dinas pemerintah serta instansi/lembaga lain. Pada
kesempatan tersebut jejaring kerja (networking) SPAT mulai dikembangkan
dengan merintis kerjasama yang saling menguntungkan dengan instansi pemerintah
dan pihak-pihak lain yang saling menguntungkan. Dalam proses yang berlangsung,
dalam periode waktu yang sama, SPAT juga berbisnis pupuk. Ekstensifikasi dan
intensifikasi komoditi pertanian SPAT terus berkembang. Untuk menimba ilmu
tentang agribisnis, Unggul mengikuti kursus singkat Agribisnis di Australia Barat
tahun 1991. Sepulang dari perjalanan belajarnya, pada tahun 1993 Unggul terpilih
sebagai Ketua Litbang Asosiasi Pupuk Cair. Atas prestasinya mengembangkan
agribisnis pada tahun 1996 Unggul menerima penghargaan sebagai pemuda pelopor
dan menjadi Ketua Brigade Pemuda Pelopor Pembangunan Desa (BP3D) tahun
1997.
3. SPAT terus berkembang dengan pasang surutnya. Memasuki periode 1998-2003
SPAT ditunjuk sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
oleh Menteri Pertanian tahun 1998 dan kemudian dikukuhkan kembali tahun 2003.
Unggul sendiri pada tahun 1999 diangkat menjadi Sekjen KTNA Nasional. Terminal
SPAT berdiri dan disahkan oleh Mentri Pemuda dan Olahraga tanggal 16 April 1999.
Sejak terminal SPAT yang lebih dikenal sebagai outlet Bakpao Telo itu diresmikan,
SPAT mulai serius menekuni pengolahan pasca panen khususnya ubi jalar dan
pemasaran produk UKM sejak tahun 2000. SPAT juga berkembang dari aspek
organisasi menjadi 6 divisi kerja yakni Data & Informasi, TTG, Diklat, Kajian
Pembangunan Desa, Investasi & Pembiayaan dan Terminal Agribisnis. Unggul
sendiri pada tahun 2003 menyempatkan magang agribisnis di Jepang.
4. Sepulang dari Jepang pada tahun 2004 Unggul mulai mengembangkan
pemasaran produk SPAT berbasis WEB dengan membuka web site www.spatindonesia.or.id. Dalam kurun waktu 2004 hingga sekarang, SPAT telah
memantapkan diri sebagai unit agribisnis besar yang bermitra dengan lebih
dari 300 petani, meraih banyak penghargaan nasional dan internasional,
berkembang dari aspek organisasi dan produk dan telah bekerja sama dengan
berbagai lembaga dalam dan luar negeri.
13
Gambar 4. (Kiri) Bakpau Telo Ungu dan Kuning dengan Aneka Isi; (Kanan) Proses Produksi Bakpao Telo
Foto: Materi Presentasi Ir. Unggul Abinowo pada Seminar dan Temu Alumni FP UB, 21 November 2009
GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Pengertian Rancangan Usaha Agribisnis
Rancangan usaha agribisnis adalah dokumen yang harus dipersiapkan sebelum
melaksanakan kegiatan bisnis Walaupun unit bisnis yang akan dikembangkan mungkin
beragam dalam aspek produk atau jasa yang diberikan, namun setiap rancangan bisnis
memiliki beberapa elemen yang lebih kurang sama. Elemen pokok tersebut antara lain
diskripsi bisnis, produk/barang dan jasa, analisis daya saing, rencana pemasaran,
rencana pengelolaan (management plan), dan rencana pembiayaan (financial plan).
Dokumen tersebut sangat penting bila di kelak kemudian hari perusahaan akan menjual
seluruh atau sebagian dari hasil usahanya ke masyarakat (go public).Fakta membuktikan
bahwa bank tidak akan mengucurkan dana pinjaman tanpa adanya dokumen rencana
bisnis yang baik (Depdiknas,2006).
Gambar 5. Elemen Business Plan
Dikutip dari : Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
14
Bagi kreditor atau investor, dokumen rancangan bisnis tidak hanya menyediakan
informasi yang mengungkap evaluasi visibilitas perusahaan, tetapi juga mencerminkan
kemampuan manajemen. Kreditor, dengan melihat dan menganalisis secara kritis tujuan
dalam rencana bisnis, akan merasa yakin bahwa pengusaha mampu dan tertata
usahanya. Bila rencana bisnis tidak didukung oleh data dan asumsi yang baik maka
akan mengindikasikan bahwa pengusaha tidak berpengalaman, bahkan menurut
pandangan kreditor dapat dikategorikan ceroboh. Hal ini berarti bahwa dokumen
rancangan bisnis harus berfungsi sebagai alat promosi awal yang dapat memberikan
kesan baik karena hanya memiliki waktu sedikit untuk dievaluasi. Oleh karena itu,
buatlah rancangan bisnis terbaik karena dokumen tersebut dapat menunjukkan bahwa
anda adalah seorang wirausahawan (enterpreneur) yang memiliki kompetensi dan
kemampuan untuk mengelolanya.
TUJUAN DAN MANFAAT RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Menyiapkan rencana bisnis yang baik membutuhkan waktu, namun dalam jangka
panjang akan sangat bermanfaat. Manfaat tersebut bukan hanya bagi investor atau
kreditor saja namun yang lebih penting adalah akan menjadi kerangka dasar jalannya
perusahaan atau cetak biru (blue print) keseluruhan operasional usaha dalam mencapai
tujuannya. Rencana bisnis yang baik adalah berbasis kewirausahaan, komprehensif
dalam seluruh bagian dokumen, akurat dan didukung oleh data serta fakta
(Depdiknas,2006).
Gambar 6. Fungsi dari Rancangan Bisnis
Dikutip dari: Depdiknas, 2006, Pengembangan Rencana Bisnis, Jakarta
Sesuai dengan ilustrasi pada gambar 6. fungsi rancangan bisnis adalah:
1. Sebagai rencana aksi (Action Plan)
Rencana bisnis membantu dalam menjalankan dan mengambil tindakan bisnis. Jika
Anda akan memulai sebuah usaha, tetapi prosesnya terlalu kompleks, maka. rencana
bisnis membantu dalam mengambil tindakan bisnis dengan membagi masalah besar ke
dalam masalah-masalah kecil yang mudah diterapkan.
15
2. Peta Jalan (Road Map).
Rencana bisnis menjadi alat yang sangat berguna agar bisnis tetap pada arah yang
diinginkan. Rencana bisnis akan membantu pihak lain untuk memahami visi usaha Anda,
termasuk supplier, pekerja, mitra bisnis, teman dan keluarga.
3. Sebagai promosi dini (Sales Tool).
Rencana bisnis juga dapat digunakan sebagai alat bantu penjualan. Rencana Bisnis
merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk meyakinkan investor untuk menempatkan
uangnya di usaha tersebut, disamping itu dapat meningkatkan kepercayaan dari supplier
dan pelanggan.
4. Misi dan tujuan bisnis (Business Mision and Goals)
Misi akan memperjelas arah dan sasaran bisnis yang hendak dicapai.
Secara umum penyusunan atau penulisan rancangan bisnis memiliki dua tujuan sebagai
berikut:
1. Memberikan pegangan dalam menjalankan usaha agar tetap berada dalam alur yang
diinginkan. Supaya tetap bermanfaat, dokumen rancangan usaha ini sebaiknya
senantiasa diperbaharui sesuai dengan perubahan dan permasalahan yang
dihadapi.
2. Rencana usaha dapat digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang akan
memberikan dukungan pendanaan. Untuk tujuan ini, rencana usaha hendaknya
memberikan informasi rinci tentang berbagai aspek di masa lalu, kondisi operasi saat
ini dan rencana atau proyeksi ke masa depan.
Investor dan atau calon pemberi pinjaman modal (lenders/creditors) tertarik
perhatiannya hanya pada rencana bisnis yang jelas dan mudah dipahami tujuan, strategi
serta kelayakan pembiayaannya (financial viability). Jadi rancangan bisnis adalah suatu
rencana yang komprehensif dan akan memiliki banyak perbedaan analisis tergantung
pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan.
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan sebelum menyusun rencana bisnis yang baik:
1. Persiapkan dan sediakan waktu (dalam hitungan minggu atau bulan) untuk
menyelesaikan rencana bisnis. Karena kegiatan ini memerlukan kerja keras dan
konsentrasi penuh.
2. Walaupun akan sangat rumit diawalnya jangan patah semangat, caranya yaitu bagi
pekerjaan ini menjadi beberapa bagian yang dapat dengan mudah dikelola dan
masing-masing bagian tetap berorientasi pada tujuan akhir.
3. Sertakan semua hal penting atau isu pokok yang mendukung bisnis secara ringkas
kedalam dokumen. Sebuah proposal rencana bisnis yang ideal cukup 10-15 halaman
yang diketik dalam dua spasi. Tinggalkan pendukung lain yang lebih rinci untuk
bahan diskusi pada pertemuan pembahasan berikutnya.
4. Investor atau kreditor hanya tertarik pada aspek yang dapat meyakinkan apakah
anda mampu mencapai tujuan usaha. Oleh karena itu, tulis segala cara dan berbagai
upaya yang mendasar untuk mencapai tujuan usaha serta fokus hanya pada apa
yang diharapkan pembaca.
16
5. Hindarkan terminologi yang sangat teknis dalam operasional usaha (proses produksi
dan produk). Upayakan gunakan terminologi yang umum.
6. Rencana bisnis adalah dokumen yang fleksibel, oleh karena itu menjadi subyek untuk
senantiasa di perbaharui sejalan dengan perkembangan pengetahuan sehingga
strategi yang dipilih akan semakin jelas.
7. Rencana bisnis harus realistis dan berdasar pada hasil analisis data serta jujur dalam
mengungkapkan temuan-temuan positif maupun negatif.
8. Jelaskan resiko bisnis yang mungkin terjadi. Kredibilitas anda akan berkurang bila
yang menemukan adanya risiko dan permasalahan usaha anda adalah calon kreditor
atau investor.
9. Jangan membuat pernyataan yang tidak jelas atau tidak berhubungan dengan
substansi. Misalnya jangan hanya menyatakan bahwa penjualan akan berlipat ganda
pada tahun mendatang atau jika kita dapat menambah unit produksi baru.
Pernyataan tersebut harus didukung oleh data dan informasi pasar.
10.
Rencana bisnis internal dan eksternal dapat disusun secara terpisah agar
lebih efektif. Rencana bisnis internal biasanya disusun lebih rinci agar dapat menjadi
alat manajemen yang lebih efisien.
RANCANGAN TUGAS
Tujuan Tugas :
1. Mampu menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas
2. Mampu mengidentifikasi peluang pengembangan usaha agribisnis dan resiko yang
dihadapi sesuai informasi pohon industri yang telah dihimpun
3. Mampu mengomunikasikan gagasan kreatif ide bisnis dengan anggota kelompok
4. Mampu bekerja sama dalam tim untuk menyusun gagasan awal rancangan
agribisnis
5. Mampu menghimpun dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menyusun draft
rancangan agribisnis secara berkelompok
Uraian Tugas:
1. Obyek garapan:
a. Menghimpun informasi tentang pohon industri berbasis komoditas
sebagaimana telah ditetapkan oleh tim dosen pengampu mata kuliah yaitu:
Padi-apel kelas A
Kedelai-nangka kelas B
Ubikayu-mangga kelas C
Jagung-pisang kelas D
Kelapa-ubi jalar kelas E
Salak-jamur kelas F
17
b. Menginventarisasi alternatif unit agribisnis yang dapat dikembangkan dari
pohon industri berbasis komoditas. Masing-masing komoditas akan
dikembangkan menjadi 4 unit agribisnis, sehingga dalam setiap kelas
terdapat 8 kelompok unit agribisnis.
2. Batasan tugas:
a. Pohon industri berbasis komoditas telah ditetapkan berdasarkan
kesepakatan team teaching, yaitu sebanyak 2 komoditas per kelas
b. Dengan rata-rata 40 orang mahasiswa per kelas, diperkirakan dalam setiap
kelas terdapat 8 kelompok beranggotakan lima orang mahasiswa. Untuk
setiap komoditas seleksi alternatif unit bisnis yang diminati akan dikerjakan
oleh empat kelompok (20 orang mahasiswa)
c. Alternatif unit bisnis yang akan diseleksi dapat merupakan unit usahatani, unit
agroindustri hulu dan hilir atau unit agroniaga selingkung pohon industri
d. Setiap kelompok akan memilih satu unit agribisnis yang akan dikembangkan
dalam rancangan unit agribisnis.
e. Unit agribisnis yang dipilih oleh kelompok harus spesifik, tidak diperkenankan
memilih unit usaha yang sama dengan kelompok lain. Pemilihan unit usaha
dikonsultasikan dalam kelompok, kepada asisten dan dosen tutor.
3. Metodologi dan acuan tugas:
a. Bentuk kelompok kecil dengan anggota lima orang per kelompok. Segera
lengkapi kelengkapan organisasi kelompok (ketua, sekretaris, bendahara)
dan job description masing-masing anggota dua orang anggota bertugas
sebagai bagian lapang.
b. Asisten dan dosen tutor membagi kelas menjadi dua kelompok komoditi.
Setiap kelompok komoditi terdiri dari 4 kelompok kecil
c. Setiap kelompok komoditas mencari dan menghimpun informasi tentang
pohon industri berbasis komoditas browsing internet
d. Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu:
Hendro dan Candra, 2006, Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA
Publishing, Bekasi
Austin, J.A., 1992, Agroindustrial Project Analysis, The Johns
Hopkins University Press, Baltimore dan London
Zubir, Z., 2006,Kelayakan Studi Usaha, Lembaga Penerbitan FE UI,
Jakarta
Badan Agribisnis, 1997, Rumusan Pemikiran Pembangunan
Pertanian Masa Depan, Departemen Pertanian RI.
e. Himpun informasi tentang: definisi dan ruang lingkup pohon industri serta
skema pohon industri berbasis komoditas yang ditugaskan
f.
Setiap kelompok kecil mulai menghimpun informasi unit agribisnis yang dapat
dikembangkan berdasarkan informasi pohon industri yang telah diketahui
18
g. Adakan musyawarah kelas dalam dua kelompok komoditas untuk
menetapkan jenis unit agribisnis yang akan dikembangkan oleh setiap
kelompok kecil sebagai rancangan usaha agribisnis. Ingat, dalam mata kuliah
ini penetapan rancangan usaha akan digunakan sebagai dasar membuat
rancangan usaha. Jenis usaha tidak boleh sama dengan kelompok lain, dan
harus konsisten hingga akhir perkuliahan.
h. Kelompok kecil mencari 2 perusahaan yang telah menekuni bisnis yang
sama dengan jenis agribisnis yang akan dikembangkan sebagai rujukan.
Selanjutnya kelompok harus mengidentifikasi profil kedua perusahaan
tersebut serta menyusun analisis komparatif terkait kelebihan dan
kekurangan dari aspek enterpreunerial landscape dan proses
enterpreunership- nya.
i.
Seluruh mahasiswa harus menyusun kontrak belajar, yang ditandatangani
oleh asisten/ dosen tutor. Konsultasi dilaksanakan secara terjadual. Jadual
disepakati dan diatur lebih lanjut oleh asisten.
j.
Sebagai kelengkapan administrasi kelompok harus membeli satu ordner dan
pervorator untuk mengarsipkan file dan dokumen proses belajar mengajar
selama satu semester. Untuk kerapian, seluruh print out tugas dicetak pada
kertas kerja berukuran folio. Sedangkan untuk tugas-tugas yang harus ditulis
tangan dikerjakan pada kertas folio bergaris.
4. Keluaran tugas:
a. Dua dokumen pohon industri berbasis komoditas yang akan dijadikan acuan
seleksi unit agribisnis kelompok.
b. Dokumen profil unit agribisnis yang telah ditetapkan kelompok sebagai tema
rancangan unit agribisnis, dengan menyertakan analisis komparatif yang
telah dilakukan kelompok atas dua perusahaan rujukan yang sejenis 8
dokumen per kelas
c. Seluruh dokumen keluaran proses pembelajaran diketik dan diprint pada
kertas folio 70 mgr. Pengetikan menggunakan font Arial 11, spasi 1 dan
margin kiri, kanan, atas dan bawah masing-masing 3, dan 2,5. Dokumen
tidak dijilid, tetapi diperforasi dan dihimpun dalam ordner kelompok.
d. Dokumen assesment pribadi berupa tulisan reflektif dikerjakan pada kertas
folio bergaris dengan margin lipat kiri sebesar 3 cm.
Kriteria Penilaian:
1. Timbulnya minat untuk mengeksplorasi ide kreatif usaha assesment dilakukan
dari tulisan reflektif perorangan yang ditulis tangan sepanjang 1 halaman folio
2. Menyadari bahwa setiap bisnis mengandung resiko assesment dilakukan
berdasarkan dokumen profil unit agribisnis dan analisis komparatif yang dilakukan
atas dua perusahaan rujukan sejenis
3. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep konsep pohon industri berbasis
komoditas
4. Tersusunnya gagasan awal rancangan unit agribisnis orisinalitas, kelengkapan,
kejelasan dan organisasi data.
5. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan kerja sama tim assesment
dilakukan oleh asisten selama berlangsungnya proses diskusi dan praktikum dalam
kelas
19
6.
Kontrak Belajar Mahasiswa:
20