Strategi Meningkatkan Nasabah Pada Bmt Usaha Mulya Pondok Indah

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dak’wah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

NOVIJA KURNIAWAN

NIM: 109053000009

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAK

WAH

FAKULTAS ILMU DAK

WAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

STRATEGI

MENINGKATKAI\

NASABAH PADA

BMT

USAHA

MULYA

PONDOK

INDAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Saqiana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NOVIJA KT]RNIAWAN

NIM: 109053000009

NrP. 195s0101 198302 I 001

KO]\SENT.TA SI MANAJEMEIHOMBAGA

KEUANGAN

PROGRAM STUDI MANAJN,MEN

DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

DAN

ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS

ISLAM

NtrGERI

SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435

H


(3)

USAITA

MIjLYA

PoNDoK

INDAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada

28

Oktober 2014. Skripsi

ini telah diterima

sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi

Manajemen Dakwah.

Jakarta, 28 Oktober 2014

Sidang Munaqasyah

Ketua Meriurgkap Anggota Anggota

NIP. 196305t5 199203

I

006

Anggota

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Murodi. MA

NIP. 19640705 199203

I

003

_ Pembimbing

'!-/

H. Mulkanasir. BA. S.Pd.

MM


(4)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Oktober 2014


(5)

ii

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Maka dari itu hal-hal yang bernuansa Islam tetap menjadi suatu hal yang menarik untuk di perbincangkan. Faktor itu pula yang membuat perkembangan ekonomi syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun-tahun terakhir ini ekonomi syariah dengan lembaga keuangan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru, jenis usaha yang ditawarkan dan volume kegiatan yang dilakukan semakin baik. Berawal dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Oprasional BMI kurang menjangkau usaha kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro. Salah satu bentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah Baitulmaal Wattamwil (BMT). BMT terdiri dari dua istilah, yaitu

baitulmaal, dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit sedangkan baitul tamwil

sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana.

Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah Dalam Meningkatkan Nasabah

Metode penulisan yang digunakan penulisa dalah metode deskriptif kualitatif, yang mana metode ini berusaha menggambarkan dan menjelaskan objek dengan kenyataannya

Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa Strategi yang diterapkan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah dalam Meningkatkan Nasabah, baik itu produk simpanan atau pembiayaan bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang digambarkan melalui struktur perusahaan, kebudayaan yang ada di perusahaan, serta informasi berantai.

Kata Kunci: Strategi Meningkatkan Nasabah BMT Usaha Mulya Pondok Indah


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas kehendak-NYA penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi terakhir sebagai panutan umat.

Terimakasih sebesar-besarnya Kepada Ayahanda Muhammad Yunus dan Ibunda Siti Halimah yang sudah banyak memberikan dorongan materil, motivasi tanpa batas, senyum bergelimang ikhlas kepada saya, sehingga saya terpacu untuk menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah ini

Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan oleh banyak pihak. Tiada kata yang dapat penulis ungkapkan kecuali ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada mereka:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto. M. ED, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Jumroni. M.Si selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, H. Sunandar. MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, M.M. sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah


(7)

iv

4. Kepada Tim Penguji Skripsi yang telah meluangkan waktunya demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen-Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajari penulis banyak ilmu selama di bangku perkuliahan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Keduanya telah banyak membantu penulis mendapatkan buku referensi yang penulis perlukan. Ungkapan terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Komunikasi. 7. Kakak-kakaku tercinta, Herman Apriyadi, Safridah dan Andi Rahmadana,

yang banyak memberikan arahan dan saran sehingga penulis bisa menyelesaikan tahap demi tahap dalam proses pembelajaran selama ini.

8. Bapak Warja SE sebagai sekertaris BMT Usaha Mulya Pondok Indah atas kesediannya yang telah memberikan izin kepada saya untuk dapat mengadakan penelitian di BMT Usaha Mulya Pondok Indah dan Ibu sun selaku Bendahara BMT Usaha Mulya Pondok Indah. Keduanya yang bersedia menjadi sumber informasi melalui wawancara untuk penelitian skripsi ini. 9. Kepada seluruh staff BMT Usaha Mulya Pondok Indah, dalam kesediannya

membangun kerja sama sehingga penulis mampu mengumpulkan data demi data yang berguna dalam penulisan skripsi ini.


(8)

v

10.Teman satu pena jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2009, seluruh teman satu angkatan 2009 yang menjadi senyum dalam duka, dan menjadi duka dalam senyum, Rosiyah, Ajeng Retno, Hana Kafiah, Aditya Yudho, Denny Sarwani, Gardika, Ainun Najib, Fatkhur Rohman, Manggala, Virga Agesta, Ilham Kurniawan, Aldy Cahya, Syukron(tile), Syukron Akbar, Ahmad Nizar, yang selalu memotivasi penulis, memberikan setiap tawa dan semangat setiap harinya dan tidak ragu menegur kesalahan di setiap harinya, Ilham Yudiayansyah, Slamet Nurmawanto, Indra Tri Septiana, Eko Wahyudi, Kamaluddin, Pampam, haydrant and dpp comunity

Akhirnya atas jasa dan bantuan dari semua pihak, baik itu moril maupun materil. penulis panjatkan doa semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan pahala yang berlipat. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat umumnya kepada semua pihak, khususnya diri pribadi penulis.

Jakarta, oktober 2014


(9)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan danManfaat Penelitian ... 4

D. Tinjauan Pustaka ... 5

E. Metodologi Penelitian dan Teknis Penulisan ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi ... 9

1. Pengertian Strategi ... 9

2. Bentuk-bentuk Strategis ... 10

3. Manajemen Strategis ... 13

4. Tahapan-tahapan dan Prinsip-prinsip Dalam Membuat Sebuah Strategi ... 16

B. Meningkatkan Nasabah ... 22

1. Pengertian Meningkatkan ... 22

2. Pengertian Nasabah ... 23


(10)

vii

4. Pengertian Meningkatkan Nasabah ... 26

BAB III GAMBARAN UMUM BMT USAHA MULYA PONDOK INDAH A. Sejarah Singkat BMT Usaha Mulya Pondok Indah ... 27

B. Tujuan, Visi dan Misi ... 28

C. Identitas Lembaga ... 29

D. Struktur Organisasi ... 30

E. Jaringan Kerja Lembaga ... 31

F. Layanan BMT Usaha Mulya ... 32

G. Gambaran Layanan ... 32

H. Produk Simpanan Syari’ah ... 33

I. Produk Pembiayaan ... 35

BAB IV STRATEGI MENINGKATKAN NASABAH PADA BMT USAHA MULYA PONDOK INDAH A. Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah ... 38

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar didunia. Maka dari itu hal-hal yang bernuansa Islam tetap menjadi suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan.Faktor itu pula yang membuat perkembangan ekonomi syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan.Pada tahun-tahun terakhir ini ekonomi syariah dengan lembaga keuangan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru, jenis usaha yang ditawarkan dan volume kegiatan yang dilakukan semakin baik1

Berawal dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah.Oprasional BMI kurang menjangkau usaha kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro.

Salah satu bentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah Baitul maalWattamwil (BMT).BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal, dan

baitul tamwil.Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana. Sementara itu BMT memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infaq, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi

1


(12)

2

yang bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif seperti layaknya Bank.

Tujuan didirikannya BMT adalah untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan angota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Maksud dari tujuan tersebut dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus diberdayakan (empowering) supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup.

Sedangkan nasabah pada lembaga keuangan sangat penting.Nasabah itu ibarat nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu lembaga keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.2

2

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-nasabah/


(13)

Dalam koperasi, dikenal istilah simpanan pokok dan simpanan wajib. Oleh karena BMT berada dibawah naungan Badan Koperasi, maka anggota BMT harus membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat masuk menjadi anggota. simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. Sedangkan simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama jumlahnya yang wajib dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama menjadi anggota3

Oleh karena itu bank harus dapat meningkatkan nasabah sebanyak-banyaknya agar dana yang terkumpul dari nasabah dapat diputar oleh bank yang nantinya disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Bagi suatu lembaga kauangan, konsep strategi yang cocok adalah konsep strategi yang bersifat kemasyarakatan.Karena kondisi pasar sekarang adalah buyer’s market, maka nasabah adalah segalanya. Kebutuhan, keinginana dan kepuasan nasabah harus benar-benar di perhatikan, sedangkan tujuan konsep ini adalah agar nasabah menggunakan produk-produk atau jasa yang di hasilkan oleh lembaga keuangan tersebut. Beberapa lembaga keuangan mungkin mempunyai tujuan yang sama, akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda.

3

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-nasabah/


(14)

4

Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akan selalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Akan tetapi penentuan berhasil tidaknya rencana tersebut sangat tergantung pada pelaksanaan dari semua strategi yang telah dibuat. Jadi jelaslah bahwa masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting, sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa lembaga keuangan seperti BMT memerlukan adanya suatu strategi dari produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah, hal ini untuk meningkatkan nasabah untuk menyimpan dananya ataupun melakukan suatu bentuk peminjaman terhadap BMT. Karena dengan adanya strategi yang baik pada suatu BMT maka eksistensi dari BMT tersebut akan selalu ada dan dapat dipercaya masyarakat.

Berangkat dari uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

B. Pembatasan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat dibatasi pada tahapan-tahapan Strategi Meningkatkan Nasabah yang di terapkan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

2. Perumusan Masalah

Strategi apa yang dipakai oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah Dalam Meningkatkan Nasabah ?


(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, adapun tujuan dan manfaat dari telaah kritis ilmiah terhadap strategi meningkatkan minat nasabah pada BMT Usaha Mulya pondok indah adalah:

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui tahapan-tahapan strategiyang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah Dalam Meningkatkan Nasabah.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Secara Praktisi

Manfaat bagi BMT sebagai bahan evaluasi kritis atau perbandingan atas langkah-langkah yang telah dan sedang diambil oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan sekaligus sebagai dasar strategi khusunya dalam meningkatkan minat nasabah yang insyaAllah bisadigunakan di masa yang akan datang.

Bagi nasabah di harapkan hasil penulisan ini terbaca secara luas oleh warga Negara Indonesia agar mereka yang mayoritas beragama Islam bergerak untuk berpastisipasi dalam pengembangan bisnis peran jasa keuangan syariah dalam pengembangan bisnis produknya dan mendapat respon yang positif.

b. Manfaat Secara Akademis

Bagi penulis, sebagai wahana untuk memperkaya khasanah karya tulis tentang strategi dalam meningkatkan jumlah nasabah.Penulis berharap tulisan ini memberi kontribusi positif untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(16)

6

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun karya ilmiayah ini penulis juga merujuk pada skripsi terdahulu yang digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pikiran mengenai penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hamim, 202046101277, 1427 H/2006 M. dengan judul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah”. Skripsi ini membahas tentang upaya menarik minat nasabah dalam pembiayaan musyarakah pada BMT Al- Fath. Persamaan dalam penulisan ini terletak pada strategi yang akan dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai produk musyarakah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar Yanti, 204046102984, 1430 H/2009. Dengan judul “Kepuasan Nasabah Terhadap Tabungan Haji Mabrur diBank Syariah Mandiri Cabang pamulang”. Skripsi ini membahas tentang kepuasan nasabah atas produk tabungan Haji Mabrur yang dikeluarkan oleh BSM cabang pamulang. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai kepuasan nasabah tetapi meningkatan nasabah. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Iroh Masruroh, 206046103879, 1431

H/2010 M. dengan judul “Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah”. Persamaa dalam penulisan ini terletak pada meningkatkan loyalitas nasabah. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahasn tentang loyalitas nasbah tetapi lebih pada meningkatkan nasabah


(17)

Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada, yang berkaitan dengan produk-produk jasa keuangan syariah. Karena penulis lebih focus pada tahapan-tahapan strategi dalam meningkatkan nasabah. Sedangkan penelitian terdahulu lebih kepada kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu untuk melakukan pengukuran yang cermat dan sistematik terhadap peristiwa tertentu dengan cara menafsirkan data yang telah ada dengan tanpa hipotesis dan tetap memperhatikan keutuhan dari objek penelitian yang terintegrasi.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Strategi Meningkatkan Nasabah dan Subjek penelitian ini adalah BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

3. Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan jenis data primer dan sekunder.Data primer diperoleh melalui pengamatan kegiatan operasional dalam wawan cara, BMT usaha mulya pondok indah.Data sekunder diambil dari dokumentasi perusahaan.Khususnya pada BMT usaha mulya pondok indah.

a. Observasi (data primer) yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti yaitu pada BMT usala mulya, pondok indah. data yang diperoleh


(18)

8

mencakup beberapa aspek dari segi ekonomi, religious, pendidikan dan teknis yang meliputi situasi dan keamanaan tempat penelitian.

b. Wawancara (data primer) yaitu penulis mengadakan wawancara secara langsung tentang data internal perusahaan dangan pimpinan bank (direktur) dan staf lainnya yang mewakili objek yang diteliti. Data yang diperoleh berupa Strategi Meningkatkan Nasabah.

c. Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang berbentuk arsip (dokumen) yang dimiliki oleh bank, buku, majalah, Koran dan catatan-catatan yang sudah disediakan oleh BPS (badan pusat statistic) baik melalui internet maupun media lainnya. Data yang diperoleh berupa setruktur organisasi, personalia, pemasaran dan operasional.

4. Teknik Analisa Data

Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah data yang didapat mengenai tahapan-tahapan strategi meningkatkan nasabah. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis mengambil kesimpulan dalam masalah yang bersifat umum kepada masalah yang bersifat khusus (induktif).

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.


(19)

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian strategi, bentuk-bentuk strategi, manajemen strategi dan tahapan-tahapan, prinsip-prinsip dalam membuat strategi.

BAB III GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WAT TAMWIL USAHA MULYAPenulis akan menulis tentang sejarah singkat, visi dan misi,prinsip oprasional, struktur organisasi serta produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penulis akan membahas mengenai perkembangan strategi meningkatkan nasabah serta faktor yang mempengaruhi strategi dalam meningkatkan nasabah dan analisa penulis terhadap strategi meningkatkan nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

BAB V PENUTUP. Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan penelitian dan merupakan jawaban dari masalah dalam penelitian, selain itu pada bab ini juga berisikan saran-saran dari penulis selama melakukan penelitian.


(20)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Ditinjau dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan juga berarti memimpin. Pada awalnya, strategi di artikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendaral dalam membuat rencana unutk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1

Menurut kamus wabster dalam buku David R. Fred, strategi adalah seni tentang perencanaan dan pengelolaan operasi militer sekala besar, tenang pengarahan kekuatan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertemuan sesungguhnya dengan musuh.2

Menurut stephani K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono dalam buku Husein Umar, srategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.3

Sedangkan menurut George Stainner dan Jhon Minner adalah penempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk

1

Setiawan Hari Purnomo, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta: LPEEE UI, 1999), h.8

2

Fred R. David, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Edisi 10, h.33

3

Husein Umar, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 2001), h.31


(21)

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan sasaran utama organisasi akan tercapai.4

Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah seni dalam menggunakan kecakapan dalam menyusun suatu rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan sesuai dengan peluang-pelung danancaman-ancaman yang berfokus pada tujuan jangka panjang.Selain itu, dapat juga disimpulkan sebagai rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan mengaitkan secara efektif sasaran dan sumber daya organisasi untuk mencapai suatu sasaran tujuan organisasi.Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi.

2. Bentuk-Bentuk Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga bentuk strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.5 a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan.

4

George Steinner, John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.20

5

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1997) cet 14, h.12


(22)

12

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau oprasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Selain itu, Salusu, dalam bukunya menambahkan, bahwa Kotten membagi bentuk-bentuk strategi menjadi 4 bagian, yaitu:6

a. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)

Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif stratejik.

b. Program Strategy (Strategi Program)

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari program tertentu

c. Recourse Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)

Strategi sumberdaya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna

6

Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi


(23)

meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.

d. Institusional Strategi (Strategi Kelembagaan)

Fokus dari strategi institusional ini ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.

Keempat tipe-tipe strategi di atas dapat dipergunakan sesuai dengan keadaan dan situasi tertentu.Kotten menyebutkan salah satu tipe strategi yaitu tipe strategi pendukung sumber daya yang mencakup salah satunya tenaga sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini harus diperhatikan dan ditingkatkan guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi atau perusahaan.7

3. Manajemen Strategis

Manajemen strategi dapat didefinisikansebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.8 Hadari Nawawimengatakan bahwa manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinterkasi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan oprasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada

7

Fred. R. David, Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: PT.Prenhallindo. 1998.

8


(24)

14

optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategi dan berbagai saran (tujuan oprasional organisasi).9

Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu system yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula. Sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut ini:

Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem10

9

George, Stainer dan John Miller, Manajemen Strategi, Jakarta : Erlangga, 2008). h. 65

10

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,2003), h. 151

Pilihan Visi&Misi organisasi Analisis Analisis Strategi Utama Tujuan Strategi/

Jangka Panjang Prencanaan Strategi

program-program Strategi

Rencana oprasional/jangka pendek (implementasi Strategi) Sasaran Oprasional

jangka sedang

kebijakan Fungsi Manajemen: pengorganisasian,

pelaksanaan dan penganggaran

Jaringan Kerja Internal/Eksternal Program & proyek

Kontrol dan Evaluasi


(25)

Dari pengertian yang diuraikan diatas dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya sebagai berikut:

a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan oprasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan.

b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih samapi 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non profit khusunya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.

c. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk (utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi (RENSTRA), namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Oprasional yang antara lain

berisi program-program operasional, termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen puncak.

e. Penetapan RENSTRA & RENOP harus melibatkan Manajemen puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan


(26)

16

seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka panjangnya.

f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran dan kontrol.

4. Tahapan-tahapan dan Prinsip-Prinsip dalam Membuat Sebuah

Strategi

a. Tahapan-tahapan Manajemen Srategi

Dalam manajemen straegi terdapat beberapa tahapan sebagai suatu proses yang harus secara sistematis dijalankan, yaitu :11

1) Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan meupakan proses awal menetapkan strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mempengaruhi kinerja lingkungan atau organisasi. Analisis lingkungan tempat organisasi ini berada, secara garis besar terbagi dalam dua komponen pokok, yaitu analis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal,proses analisis ini biasa di kenal dengan sebutan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threats).12

11

Gluek, William. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. 1989, h. 12

12


(27)

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal suatu organisasi adalah untuk mengidentifikasi peluang (Opportunity) yang harus segera mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama, organisasi menentukan beberapa ancaman (Threats) yang perlu diantisipasi.

Proses dari analisis lingkungan eksternal organisasi akanmemberiikan gambaran tentang peluang dan ancaman, sedangkan analisis internal organisasi akan mengetahui keunggulan dan kelemahan organisasi. Langkah ini akanmemberiikan dampak terhapa strategi pengembangan yang merupakan regenerisasi dalam organisasi DSN dan DPS.

2) Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksud untuk membangun visi, misi perusahaan, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan atau organisasi serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

Dalam melakukan perumusan atau formalisasi strategi juga ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, diantaranya: harus dipahami benar visi, misi dan objektif suatu organisasi sehingga kita akan mengetahui kearah mana organisasi itu dibawa serta bagaimana caranya untuk menuju kearah tersebut,


(28)

18

memahami tentang posisi organisasi saat ini, kemampuan mengidentifikasi lingkungan (internal dan eksternal) yang sedang dihadapi, mencari alternative solusi yang bias dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien di masa yang akan datang.

Setiap organisasi yang ingin meningkatkan kualitas dan mutunya memang sudah seharusnya dalam perencanaan danperumusan strategi itu harus mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan strategidan juga bisa mempertimbangkan apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat dalam pencapaian tujuan.

Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya tak terbatas, peyusunan strategi harus memutuskan alternative strategi mana yang akanmemberiikan keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisai terhadap produk, pasar, sumber daya dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang.13

3) Implementasi Strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.Implementasi strategi

13


(29)

termaksut mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran,menyiapkananggaran, mengembangkan dan memberidayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer unutk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan.Sering kali dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategis, implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan mengorbanan.Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer dalam memotivasi karyawannya, yang lebih tepat disebut seni dari pada ilmu.Kemampuan interpersonal sangatlah penting dalam implementasi strategi.Aktivitas implementasi strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi.

4) Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini.Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena factor internal dan eksternal


(30)

20

secara konstan berubah. Tiga aktifitas dasar evaluasi strategi adalah:

a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini.

b) mengukur kinerja dan

c) mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok. b. Prinsip Manajemen Strategi

Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka susun dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memeang dapat dilaksanakan. Untuk itu, mengutip dari Hatten dan Hatten (1988). Salusu, memberii beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi dibuat sehingga iabisa sukses.14

1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. Jangan membuat strategi yang melawan arus. Ikutilah arus perkembangan dalam masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju.

2) Setiap organisasi tidakhanya mebuat satu strategi. Tergantung pada ruanglingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategiyang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain.

14

Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi


(31)

3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antar berbagai unit kerja dalam suatu organisasi sering kali mhengklaim sumber dayanya, membiarkan terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru merugikan organisasi.

4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.

5) Sumber daya adalah suatu yang kritis

6) Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah behati-hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke dalam lobang yang besar.

7) Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai. Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.

8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.


(32)

22

B. Meningkatkan Nasabah 1. Pengertian Meningkatkan

Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan beberapa arti antara lain menaikkan yang berarti derajat, taraf, mengangkat diri, memegahkan diri dan sebagainya. Serta mempertinggi yang berarti memperhebat (produksi dan sebagainya).15

Sedangkan menurut Moeliono seperti yang di kutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau uasaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak sedangkan, “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan Nasabah.

2. Pengertian Nasabah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah.Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit

15


(33)

Usaha Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.

Dalam koperasi, dikenal istilah simpanan pokok dan simpanan wajib.Oleh karena BMT berada dibawah naungan Badan Koperasi, maka anggota BMT harus membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat masuk menjadi anggota. simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. Sedangkan simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama jumlahnya yang wajib dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama menjadi anggota.

3. Klasifikasi Nasabah:

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 26 /PBI/2009 tentang prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:16

a. Nasabah Profesional

Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko dari structured product dan terdiri dari:

16


(34)

24

Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar modal, lembaga pembiayaan dan perdagangan berjangka komoditi yang berlaku.

Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 36 bulan berturut-turut.

b. Nasabah Eligible

Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko dari structured product dan terdiri dari:

Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan berupa dana pensiun atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun dan usaha perasuransian yang berlaku.

Perusahaan dengan modal setidaknya Rp. 5.000.000.000,-(lima miliar rupiah) atau ekuivaennya dalam valuta asing dan telah melakukan kegiatan paling kurang 12 bulan berturut-turut.

Nasabah perorangan yang mempunyai portofolio aset berupa kas, giro, tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah).

c. Nasabah Retail

Adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah profesional dan eligible. Structured Products adalah produk Bank yang merupakan


(35)

penggabungan antara 2 (dua) atau lebih instrumen keuangan berupa instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif dan paling kurang memiliki karakteristik sebagai berikut:

Nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut dikaitkan dengan satu atau kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi dan/ atau ekuitas.Pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak reguler apabila dibandingkan dengan pola perubahan variabel dasar sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau arus kas tersebut tidak mencerminkan keseluruhan perubahan pola dari variabel dasar secara linear.

Menurut Teguh Pujo Mulyono (2005), klasifikasi nasabah dapat dilihat dengan matrik klasifikasi nasabah pembiayaan. Matrik tersebut menggabungan antara aspek jaminan dan menajemen.

4. Pengertian Meningkatkan Nasabah

Bila di lihat dari penjelasan di atas tentang Pengertian Meningkatkan dan Pengertian Nasabah dapat di korelasikanMeningkatkan Nasabah adalah suatu proses menaikan atau menambahkan pengguna jasa Bank dan atau Unit Usaha Syariah, jadi semakin meningkatnya nasabah berarti semakin berkembangan pula Bank dan atau Unit Usaha Syariah itu sendiri. Nasabah merupakan nafas bagi Bank dan atau Unit Usaha syariah, selama masih ada Nasabah rutinitas kegiatan perBankan dan atau Unit Usaha Syariah akan tetap berjalan. Jadi semakin Meningkatnya Nasabah dana


(36)

26

yang disalurkanpun ikut meningkat.Itulah sebabnya, setiap bank harus membangun tahapan-tahapan strategi yang tepat dan dahsyat sehingga bisa menjadi strategi Meningkatkan Nasabah yang benaran-benar efektif.


(37)

27

A. Sejarah Singkat BMT Usaha Mulya Pondok Indah

BMT Usaha Mulya berdiri pada tanggal 01 Agustus 2002 adalah Lembaga Keuangan Mikro berbasis Syariah, berfungsi sebagai sarana memberdayakan prekonomian ummat melalui kerjasama antar pihak BMT dengan masyarakat yang menjadi anggota atau nasabah dalam bentuk pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpanan atau tabungan ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya. Semua transaksi muamalat yang dilakukan menggunakan beberapa mekanisme yang sesuai dengan standar muamalat syariah seperti bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual dan ujrah atau upah. Sumber dana yang dikelola BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga dan ZIS produktif.16

BMT berupaya menghasilkan produk-produk yang praktis, kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan anggota atau nasabah untuk bermuamalat secara aman, nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktek ribawi.

BMT Usaha Mulya berupaya untuk fokus pada pemberdayaan serta pengembangan kegiatan usaha produktif atau investasi di kalangan masyarakat bawah, menengah, dalam bentuk permodalan atau pengelolaan

16BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah,


(38)

28

usaha baik secara financial maupun non financial dengan memadukan fungsi Baitul Maal (dalam penghimpunan dana) dan Baitut Tamwiil (dalam pengembangan usaha).

Kehadiran BMT Usaha Mulya ditengah hingar binger metropolitan pondok indah dapat menjadi solusi terbaik dan meraih kepercayaan para wirausaha masyarakat bawah menengah melalui sinergi amanah sehingga masyarakat dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera ke arah yang lebih baik melalui mekanisme muamalah yang sesuai dengan tuntunan syariah Islam17

B. Tujuan, Visi dan Misi Tujuan

Melalui konsep syariah mengembangkan perekonomian umat itulah misi yang selama ini diemban oleh BMT Usaha Mulya, kemunculan BMT Usaha Mulya yang berada dilingkungan masjid Raya Pondok Indah diharapkan mampu memotivasi peningkatan roda perekonomian umat khusunya di lingkungan sekitar Masjid Raya Pondok Indah dan umumnya umat muslim yang memiliki kelayakan usaha di wilayah Jakarta Selatan. Pihak pengelola BMT sangat bersyukur karena pada akhirnya perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah belakangan ini telah menempatkan eksistensinya sebagai lembaga yang memiliki masa depan cukup baik khususnya dalam melayani serta mengambangkan usaha sektor bawah

17

BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah, (Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002) h. 1


(39)

menengah, kondisi ini member isyarat bahwa respon masyarakat atas kemitraan usaha yang dilakukan oleh pihak BMT telah mendapat penilaian positif dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan taraf perekonomian masyarakat kecil.

Visi

Menjadi lembaga keuangan berbasis syariah terdepan serta terpercaya dalam mensosialisasikan dan mengembangkan sistem keuangan sebagai solusi efektif untuk meningkatkan prekonomian, produktifitas dan ksejahteraan masyarakat bawah menengah.

Misi

1. Mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah Islam

2. Memudahkan akses permodalan dan pengelolaan kegiatan usaha bagi masyarakat bawah menengah secara financial maupun non financial

3. Mengembangkan potensi ummat untuk dapat berkiprah membangun perekonomian dan menetaskan kemiskinan

4. Membangun budaya usaha yang amanah, bermartabat dan adil.18

C. Identitas Lembaga

1) Nama Lembaga : Koperasi Usaha Mulya

Baitul Maal Wat Tamwiil Usaha Mulya

2) Alamat Kantor : Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah

18

BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah, (Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002)


(40)

30

Jakarta Selatan 12310 Telp./ Fax 021 75905868 3) Tanggal Berdiri : 01 Agustus 2002

4) Badan Hukum : 467/BH/MENEG. 1/2006 5) SIUP : 0685/1. 824.271

6) NPWP : 02.503.943.9-013.000 7) TDP : 09.03.2.51.01043.19

D. Struktur Organisasi

1. Pengawas Syariah

Prof. Dr. H. Achmad sukardja, SH, MA 2. Pengawas Manajemen

a. M. Ridwan b. H. Yusuf Sudono

19Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Profil BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah

(jl.Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah Jakarta Selatan 12310).

Pengawas Manajemen

Bendahara

Sekretaris


(41)

3. Pengurus

a. Ketua : H. Ika Achmad Furqon, LC b. Sekretaris : Warja SE

c. Bendahara : Nur Baiti, Amd.20

Dari susunan pengawashingga pengurus seperti yang telah dicantumkan diatas, dapat kita ketahui bahwa yang memiliki peran paling tinggi adalah direktur atau ketua yang dijabat oleh Bpk. H. Ika Achmad Furqon, LC dan didampingi oleh staf-stafnya serta pihak-pihak lain yang bertugas untuk mengawasi kinerja dan berjalannya usaha di BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

E. Jaringan Kerja Lembaga

Untuk mendukung usaha di bidang pelayanan jasa keuangan, BMT Usaha Mulya telah menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga antara lain :

1. PT. Asuransi Takaful 2. Bank Permata Syariah 3. Bank Muamalat Indonesia 4. Asosiasi BMT Korwil Jakarta21

20BMT Usaha Mulya Pondok Idah. Produk dan Struktur Organisasi (jakarta : BMT

Usaha Mulya, 2002). Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekretaris BMT Usaha mulya tanggal 28 juni 2014

21

BMT Usaha Mulya Pondok Idah. Produk dan Struktur Organisasi (jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002). Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekretaris BMT Usaha mulya 28 juni 2014


(42)

32

F. Layanan BMT Usaha Mulya

BMT Usaha Mulya adalah lembaga keuangan mikro berbasis syariahberfungsi sebagai sarana membardayakan prekonomian ummat dengan memberikan pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, layanan jasa pembayaran seperti listrik, telepon dan lain-lain, penghimpunan dana dalam bentuk simpanan atau tabungan atau deposito ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya.

G. Gambaran layanan

1. Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana yang dikelola oleh Lembaga BMT Usaha Mulya diperoleh dari tiga unsur : 1. Penyertaan modal dari Yayasan Pondok Mulya, 2. Penghimpunan dana dari ZIS produktif bersinergi dengan Masjid Raya Pondok Indah yang segmen pengelolaannya diperuntukan bagi usaha kaum dhuafa atau para mustahik zakat, 3. Himpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito.

2. Pembiayaan (Landing)

BMT Usaha Mulya menyediakan jasa pembiayaan untuk barbagai jenis usaha dan perniagaan.Usaha yang dibiayai diantaranya dalam bentuk perdagangan, industry kerajinan atau home industry serta usaha yang bersifat jasa seperti pendidikan dan jasa transportasi. Pada sisi lain BMT Usaha Mulya juga melayani pembiayaan konsumtif dengan prinsip jual beli serta kerja sama usaha dengan pihak kedua melalui skema Musyarakah dan Mudharabah.22

22

Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah jakarta Selatan tanggal 23 juni – 03 juli 2014


(43)

H. Produk Simpanan Syari’ah

1. Simpanan Mudharabah

Simpanan Mudharabah adalah simpanan dengan konsep Mudharabah, simpanan anggota atau nasabah yang disetorkan akan dikelola oleh BMT, anggota atau nasabah akan mendapatkeuntungan dari pengelolaan simpanan tersebut. Keuntungan lainnya saldo simpanan dapat dijadikan jaminan pembiayaan atau pinjaman. Setoran awal minimal Rp. 10.000,-. 2. Simpanan Pendidikan

Simpanan untuk biaya pendidikan mulai jenjang sekolah TK sampai Perguruan Tinggi.Simpanan dapat di ambil sesuai dengan tahapan periode pendidikan (sepekan sebelum tahun ajaran baru, semester dan akhir tahun), bentuk simpanan tahapan pendidikan tersebut juga mendapatkan bagi hasil atas pengelolaannya. Setoran awal minimal Rp. 10.000,-.

3. Simpanan Idul Fitri

Simpanan bagi pemenuhan segala kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.Penarikan simpanannya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Setoran awal minimal Rp. 10.000,-.

4. Simpanan Idul Qurban

Merupakan simpanan bagi pembeli hewan qurban, membantu penabung dalam menyalurkan hewan qurban pada para mustahik serta membuka kesempatan bagi siapa saja untuk melaksanakan ibadah qurban.Penarikan simpanannya dilakukan menjelang hari raya Idul Adha. Setoran awal minimal Rp. 50.000,00,-.


(44)

34

5. Simpanan Walimah

Simpanan untuk memenuhi kebutuhan biaya pernikahan serta penyelengaraan resepsi. Penarikan simpanan dilakukan menjelang acara pernikahan. Setoran awal minimal Rp. 50.000,-.

6. Simpanan Haji

Simpanan ini dikhususkan bagi nasabah yang berminat melaksanakan ibadah haji, penarikannya dapat dilakukan menjelang keberangkatan ibadah haji. Insya Allah melalui simpanan haji ini, niat anda beribadah ke tanah suci dapat terwujud. Setoran awal minimal Rp. 500.000,-.

7. Simpanan Berjangka

Simpanan ini adalah investasi syariah yang penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu (1, 3, 6 dan 12 bulan) setelah jatuh tempo atau perjanjian dengan BMT. Nisbah bagi hasil yang akan diberikan BMT kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Minimal simpanan Rp. 500.000,-.23

Perhitungan Nisbah Simpanan Berjangka

a. 1 bulan nisbah 65% (BMT) 35% untuk pemilik dana b. 3 bulan nisbah 60% (BMT) 40% untuk pemilik dana c. 6 bulan nisbah 55% (BMT) 45% untuk pemilik dana d. 12 bulan nisbah 50% (BMT) 50% untuk pemilik dana.24

23

Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan pada juni-juli 2014

24

Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya, tanggal 28 juli 2014


(45)

I. Produk Pembiayaan Syari’ah

1. Pembiayaan Murabahah

a. Murabahah dengan pembiayaan jatuh tempo adalah pembiayaan untuk investasi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli. Pembayaran dilakukan secara tunai dan sekaligus pada saat jatuh tempo dengan tenggang waktu maksimal 3 bulan. BMT Usaha Mulya mendapat selisih atau marjin dari harga jual.

b. Murabahah dengan pembiayaan berangsur adalah pembiayaan untuk investasi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli. Pembayaran dilakukan secara angsur (harian, mingguan atau bulanan) dengan jangka waktu pembayaran mulai dari 4 bulan atau lebih. BMT usaha Mulya mendapatbselisih atau marjin dari harga jual.

2. Pembiayaan Ijarah a. Ijarah Multi Jasa

Adalah pemindahan hak guna dan jasa. Pemohon atau nasabah dan BMT melakukan kontrak ijarah dalambentuk sewa jasa,seperti jasa pendidikan, kesehatan, dll. BMT mendapat ujrah atau upah dari pemohon yang mengacu pada kesepakatan kontrak ijarah yang dilakukan

b. Ijarah Muntahiah Bit-tamlik

Adalah pemindahan hak guna atas barang.Nasabah atau pemohon dan BMT melakukan kontrak ijarah.Dalam sewa barang dengan jangka waktu sesuai kesepakatan kedua belah pihak.BMT mendapat ujrah atau


(46)

36

upah dan hasil sewa sesuai kesepakatan dalam akad.Pada akad persewaan yang berakhir dengan kepemilikan, nasabah atau pemohon dapat memiliki barang yang disewa bila dapat memenuhi ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

3. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan ini dalam bentuk penyertaan modal antara BMT dan nasabah untuk menggarap suatau usaha. Tiap-tiap pihak menyertakan modal dalam jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Mekanisme bagi hasil dan keuntungan disesuaikan dengan jumlah nisbah yang disepakati kedua belah pihak.

4. Pembiayaan Mudharabah

Bentuk pembiayaan dari BMT untuk modal kerja atau investasi sampai 100%, penerima pembiayaan adalah nasabah atau pemohon yang memiliki kemampuan.Skil yang layak dan bertanggung jawab dalam mengelola usaha tersebut.Pembagian keuntungan dibagi hasilkan sesuai nisbah yang disepakati antara BMT dan pengelola.

5. Pembiayaan Dana Bergulir Dhuafa

Merupakan bentuk pembiayaan yang diperoleh dari dana soaial dan ZIS yang dipergunakan untuk usaha kaum dhuafa.

6. Melayani Jasa Pembayaran a. Pembayaran Rekening PLN b. Pembayaran Rekening Telepon c. Pembayaran Rekening PDAM d. Isi Ulang pulsa Handphone


(47)

7. Teknologi

Untuk mendukung efektifitas, akurasi serta kualitas layanan maka sistem kerja BMT Usaha Mulya dioprasikan mengacu pada sistem standarisasi lembaga keuangan melalui perangkat teknologi imformasi dan komputerisasi.25

25

Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan pada 23 juni – 03 juli 2014


(48)

38

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL ANALISA DATA

A. Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah

Strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk mencapai visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategisperusahaan. Beberapa tahapan-tahapan strategi yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

1. Analisis SWOT

Analisis lingkungan diperlukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah guna mencapai visi dan misi perusahaan, analisis ini diperlukan guna mengetahui lingkup di sekitar BMT Usaha Mulya Pondok Indah guna menyelaraskan visi misi dan tujuan.Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan serta kelemahan guna mengambil keuntungan dari peluang, dan menghindari ancaman yang dapat mengganggu kesinambungan visi perusahaan.

a. Kekuatan (Strength)

Perusahaan harus mengetahui kekuatan yang dimiliknya, selain mendapatkan keuntungan bagi lembaga hal ini juga bisa memberikan motivasi yang kuat bagi lembaga. Adapun kekuatan yang dimiliki oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah adalah :

1) Melayani nasabah dengan baik serta bertanggung jawab terhadap kerahasian data nasabah yang menggunakan fasilitas kredit di BMT Usaha Mulya Pondok Indah


(49)

38

2) Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai guna melayani nasabah serta kerapian dan ketelitian para staf dalam menangani Nasabah

3) Memberikan kemudahan informasi produk kepada nasabah21 b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah adalah :

1) Permasalahan Keterjangkauan Jaringan Yang Masih Rendah Dan Belum Merata.

2) Kurangnya kantor cabang pembantu

3) Kurangnya pemahaman masyarakat pada BMT 4) Keterbatasan SDM

c. Peluang (Opportunity)

Peluang yang masih bisa dicapai BMT Usaha Mulya Pondok Indah dalam pelaksanaan produknya antaranya

1) Respon masyarakat bagus 2) Lokasi strategis

3) Kualitas pelayanan bagus d. Ancaman (Treath)

Ancaman adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga, adapun beberapa ancaman yang dapat mengganggu keberhasilan kegiatan produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah diantaranya adalah:

21Wawancara pribadi

dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya pada tanggal 28 Juni 2014


(50)

40

38

1) Banyak lembaga keuangan lain

2) Biaya administrasi lembaga keuangan lain yang lebih terjangkau

Setelah semua faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan diketahui, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah untuk memasarkan produk 22

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah kedepan yang di maksud untuk mencapai visimisi perusahaan, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan atau organisasi serta merancang strategi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Dengan menggunakan matrik SWOT diharapkan akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan agar dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

a. Strategi SO (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.)

Strategi ini dibuat dengan mengembangkan suatu strategi memanfaatkan kekuatan untuk mengambil peluang yang ada sebesar-besarnya.Setelah melihat kekuatan berupapelayanan yang baik,

22Wawancara pribadi

dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya pada tanggal 28 juni 2014


(51)

38

kerahasiaan Nasabah yang terjaga, kelengkapan peralatan serta kemudahan informasi. Peluang berupa, respon masyarakat yang bagus, lokasi yang mudah di temukan, kualitas pelayanan yang baik. BMT Usaha Mulya Pondok Indah dapat melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan memperbanyak jumlah iklan sebagai sarana promosi, serta juga memperluas target pemasaran guna meningkatkan Nasabah

b. Strategi ST (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T))

Setelah melihat kekuatan berupa pelayanan yang baik, kerahasiaan Nasabah yang terjaga, kelengkapan peralatan serta kemudahan informasi. Dan melihat ancaman berupa munculnya lembaga keuangan syariah yang baru, administrasi lembaga keuang lain yang lebih terjangkau. BMT Usaha Mulya Pondok Indah dapat mengatasi kondisi ini dengan menjadikan para pesaing sebagai studi perbandingan dalam pelayanan dan produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah, menciptakan produk yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

c. Strategi WO (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. BMT Usaha Mulya Pondok Indah dihadapkan dengan pasar yang cukup besar, tetapi di lain sisi harus menghadapi kelemahan internal. Cara yang efektif yaitu


(52)

42

38

dengan peninjauan kembali promosi yang dilakukan untuk menawarkan produk, baik melalui media cetak dan elektronik.Melihat kelemahan berupa jaringan yang belum merata, promosi yang dilakukan belum menyeluruh dan keterbatasannya SDM serta kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BMT.Dan melihat peluang berupa kualitas pelayanan yang bagus tempat yang mudah di cari serta adanya kepercayaan masyarakat terhadap BMT. BMT Usaha Mulya Pondok Indah dapat meningkatkan kemudahan melalui peningkatan kerja sama mempromosikan produk dan menambah jaringan pemasaran melalui brosur, peningkatan penggunaan tekhnologi sebagai sarana promosi, peningkatan mutu prodak dan kualitas pelayanan dalam menganalkan BMT ke setiap kalangan. d. Strategi WT (Mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi

kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).)

Strategi ini diambil pada saat perusahaan mengalami keadaan yang kurang menguntungkan, dimana perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.Kegiatan ini bersifat definitif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Melihat kelemahan berupa jaringan yang belum merata, promosi yang dilakukan belum menyeluruh dan keterbatasannya SDM serta kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BMT. Dan Melihat ancaman berupa berupa munculnya lembaga keuangan yang baru, administrasi lembaga lain yang


(53)

38

terjangkau. Untuk mengatasi masalah ini BMT Usaha Mulya pondok Indah dapat meningkatkan sosialisasi terhadap manfaat BMT di setiap lapisan kalangan masyarakat, dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dalam menghadapi persaingan diantara para pelaku lembaga keuangan.23

Berdasarkan pendekatan tersebut, peneliti mencoba untuk dapat menentukan berbagai macam alternative strategi yang dapat diambil oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah, dalam hal ini strategi yang dapat diambil guna memasarkan produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah adalah sebagai berikut :

a. Memberikan sosialisasi dan promosi di Media Massa b. Meningkatkan kualitas SDM

c. Mempertahankan dan menjaga keunggulan yang dimiliki BMT Usaha Mulya Pondok Indah dalam memasarkan produk guna meningkatkan Nasabah

Berikut ini tabel matrik SWOT yang berisi strategi yang dapat diambil BMT Usaha Mulya Pondok Indah setelah menggabungkan data internal dan eksternal.

23Wawancara pribadi

dengan Bpk. Warja selaku sekertari BMT Usaha Mulya pada tanggal 28 juni 2014


(54)

44

38

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strenght Weakness

Pelayanan yang baik Kerahasiaan Nasabah terjaga Kelengkapan peralatan Kemudahan informasi

Jaringan yang masih belum merata

Kurangnya kantor cabang Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BMT Keterbatasan SDM Opportunities

Respon masyarakat yang baik Lokasi strategis

Kualitas pelayanan yang bagus

Strategi SO Peningkatan kerjasama antar BMT Memperluas target pemasaran Memperbanyak jumlah promosi Strategi WO Meningkatkan teknologi sebagai sarana promosi Meningkatkan kualitas pelayanan

Threats

Banyak lembaga baru bermunculan

Administrasi lembaga keuangan lain lebih terjangkau

Strategi ST

Menciptakan produk yang sesuai dengan masyarakat Menjadikan lembaga keuangan lain sebagai studi perbanding Strategi WT Melakukan sosialisasi tentang BMT Meningkatkan SDM 3. Implementasi

Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Dalam upayanya meningkatkan


(55)

38

nasabah, BMT Usaha Mulya Pondok Indah melakukan beberapa tahapan implementasi yang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mempertahankan pendekatan dengan calon nasabah yang belum

closing dan menjalin hubungan baik dengan calon nasabah tersebut b. Mempertahankan hubungan baik dengan nasabah, misalnya apabila

nasabah ulang tahun memberi ucapan selamat, nasabah terkena musibah maka ditengok.

c. Bertanggungjawab dan amanah dalam mengelola dana-dana dari nasabah.

d. Silaturahmi bertujuan untuk menjalin suatu kekeluargaan yang akan menciptakan suatu kepercayaan bagi nasabah atau calon nasabah. e. Mengadakan pertemuan rutin seiap satu bulan sekali dengan

pengurus BMT Usaha Mulya Pondok Indah, guna mendiskusikan mengenai pengalaman di lapangan

f. Mendatangkan motivator strategi sehingga dapat memotivasi para

marketing di BMT Usaha Mulya Pondok Indah dan dapat memberikan solusi-solusi dalam proses meningkatkan nasabah g. Struktur pimpinan ikut survey langsung ke lapangan, sehingga bisa

mengetahui kesulitan yang dihadapi seorang marketing. h. Melakukan Promosi

Kegiatan ini dapat melalui Media orang-orang bisa berupa informasi juga, bisa tersampaikan lewat kegiatan di masjid.Brosur, disebarkan ke daerah yang bisa dijangkau.Marketing datang ke


(56)

46

38

rumah nasabah yang ingin bergabung, mengajukan dengan produk BMT.

i. Sistem informasi berantai, mulut ke mulut.

Nasabah BMT Usaha Mulya Pondok Indah yang sudah merasa nyaman pun ikut membantu dalam memasarkan produk BMT.Tidak jarang dari mereka menginfokan atau hanya sekedar menawarkan kepada rekan atau sanak saudara mereka untuk menjadi nasabah BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

j. Door to door atau jemput bola

Sesuai dengan namanya door to door yang berarti pintu ke pintu atau yang lebih dikenal istilah jemput bola.Bagian marketing mendatangi nasabah satu persatu, ke rumah mereka masing-masing. Entah itu hanya sekedar menawarkan produk dan menginfokan kepada calon nasabah atau mengontrol kelanjutan proses pembiayaan.

Setelah nasabah sudah didapat, langsung dilanjutkan proses melengkapi data nasabah yang kemudian nantinya dari hasil kelengkapan data tersebut akan dinilai layak tidaknya calon nasabah mendapatkan pencairan. jika disetujui, nantinya nasabah melakukan penyicilan pembayaran tiap bulannya.24

dari implementasi yang di terapkan dapat dilihat bahwa strategi yang di gunakan BMT Usaha Mulya Pondok Indah memang berjalan hal itu dapat dilihat dari grafik Peningkatan Nasabah BMT Usaha Mulya Pondok Indah

24Wawancara pribad

i dengan Bpk. Warja selaku sekertari BMT Usaha Mulya pada tanggal 28 juni 2014


(57)

38

Grafik Peningkatan Nasabah

Dari grafik diatas dapat di ketahui bahwa BMT Usaha Mulya Pondok Indah dapat mengatasi ancaman serta kelemahan yang ada dalam BMT usaha Mulya Pondok indah. Sehingga BMT usaha Mulya Pondok Indah dapat mengoptimalkan peluang dan kekuatan yang dimiliki. hal itu terbukti dengan masih berlangsungnya aktivitas BMT Usaha Mulya Pondok Indah sampai saat ini

4. Evaluasi

Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah:

a. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini

b. Mengukur kinerja

c. Dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500


(58)

48

38

Berbicara tentang strategi, otomatis akan cenderung mengarah ke jumlah nasabah yang ada pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah tersebut. Sampai saat ini jika total data base di atas terdapat nasabah sejumlah 2000 lebih, namun hal tersebut tidak semua aktif karena pada dasarnya sudah terdapat yang sudah pidah atau lainnya.

Dari hsail penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemukan bahwa BMT Usaha Mulya Pondok Indah melakukan evaluasi sebagai berikut: a. Meninjau fakor eksternal dan internal yang ada pada BMT Usaha

Mulya Pondok Indah sehingga dapat merumuskan strategi yang akan dilakukan. Peninjauan ini bisa dilakukan dengan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman apa yang terdapat pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah.

b. Mengukur kinerja pelaksanaan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. apakah telah berjalan efektif dan efisien.

c. Membuat hasil analisa korektif apakah strategi yang telah dilaksanakan memiliki impact terhadap masyarakat luas (eksternal) dan karyawan ataupun perintis BMT Usaha Mulya Pondok Indah (internal). Jika dampak yang ada justru negative, maka perlu ada perbaikan dengan menganalisa komponen kerja mana yang harus dikoreksi sehingga bisa menghasilkan dampak yang lebih baik. namun, Jika dampaknya positif maka hasil ini harus dipertahankan bahkan lebih baik ditingkatkan.


(59)

38

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari analisis lingkungan, faktor yang paling dominan pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah adalah kelemahan.Karena itu BMT Usaha Mulya Pondok Indah menerapkan langkah-langkah yang telah di tetapkan seperti sebelumnya dan bila kita melihat peningkatan nasabah yang di alami BMT Usaha Mulya Pondok Indah sejak awal berdiri sampai saat ini.bisa dipastikan bahwa langkah yang BMT Usaha Mulya Pondok Indah terapkan merupakan strategi yang baik untuk meningkatkan nasabah.

Dan faktor ancaman merupakan factor yang tidak dominan bagi BMT Usaha Mulya Pondok Indah.Ini berarti banyaknya lembaga serupa bukan merupakan ancaman yang besar. Biaya administrasi yang murah yang telah ditetapkan oleh lembaga lain juga bukan merupakan ancaman karena kedua point ini tidak mendominasi.

Sedangkan dari segi implementasi yang dilakukan BMT Usaha Mulya Pondok Indah terhadap nasabahnya dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan dalam manajemen usaha yang dialami oleh nasabah.dengan salah satu strategi jemput bola atau door to door. Nasabah akan sedikit di manjakan sehingga Nasabah merasa nyaman Sehingga hubungan antara BMT Usaha Mulya Pondok Indah dan nasabah semakin erat.Dengan demikian implementasi tantang Strategi Meningkatkan Nasabah pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah bisa dikatagorikan baik dan optimal.Hal ini dapat terlihat dari hasildata base di atas terdapat nasabah sejumlah 2000 lebih, dan dari


(60)

50

38

eksistensi BMT Usaha Mulya Pondok Indah yang masih continue malayanin Nasabah

Secara keseluruhan strategi yang diterapkan BMT Usaha Mulya Pondok Indah dalam meningkatkan Nasabah adalah sudah tepat sehingga hasil yang dicapai cukup baik. Jika melihat hasil dari yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah, nasabah dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan usaha secara produktif dan disamping itu juga untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif tanpa perlu khawatir akan kesulitan dalam pengajuannya hal yang demikian karena selalu dimudahkan dan tidak dipersulit mulai dari segi mekanisme, akad, dan syarat ketentuannya serta persyaratan yang diberikan. Tentunya selama BMT Usaha Mulya Pondok Indah melihat bahwa mitranya masih layak untuk disetujui pengajuannya.Prosedur yang sedemikan baik inilah yang mampu memberikan hasil optimal dan dampak yang baik sehingga strategi Meningkatkan Nasabah yang diterapkan bisa berjalan efektif.


(61)

51 A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang saya temukan di lapangan bahwa dapat dilihat lembaga keuangan seperti BMT memerlukan adanya suatu strategi dari produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah, hal ini untuk meningkatkan nasabah untuk menyimpan dananya ataupun melakukan suatu bentuk peminjaman terhadap BMT. Karena dengan adanya strategi yang baik pada suatu BMT maka eksistensi dari BMT tersebut akan selalu ada dan dapat dipercaya masyarakat.

2. Perumusan strategi Meningkatkan Nasabah yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah meliputi identifikasi lingkungan internal dan eksternal yang telah selaras dengan visi dan misi perusahaan, tahap menganalisayang dilakukan BMT Usaha Mulya Pondok indah sudah memumpuni dengan misi, namun harus memperhatikan kelemahanyang mana Strategi meningkatkan Nasabah yang dilakukan belum maksimal, Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah Sebelum melaksanakan sebuah strategi, tentunya ada langkah pertama yaitu, tahapan-tahapan strategi yang harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Dalam merumuskan strategi, ada beberapa tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu :


(62)

52

b. Mengenali tentang peluang yang ada pada organisasi tersebut dan ancaman yang dihadapi oleh suatu organisasi yang sifatnya eksternal. c. Dan juga menetapkan kekuatan dan kelemahan yang sifatnya internal,

kemudian menempatkan suatu objektivitas yang menghasilkan strategi alternative strategi yang akan dilaksanakan. Dengan ditetapkannya tahapan-tahapan strategi ini diharapkan akan berjalan dengan baik dan sesuai yang telah dirumuskan.

B. Saran

1. Melakukan open recruitment guna menambah sumber daya manusia secara kulitatif dan kuantitatif

2. Memperluas jaringan dengan menambah kantor cabang

3. Meningkatkan promosi dengan menggunakan media masa kini

4. Mensosialisasikan produk dan mekanisme BMT Usaha Mulya Pondok Indah.


(63)

2002).

David, Fred R,ManajemenStrategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Edisi 10.ManajemenStrategiKonsep. (Jakarta: PT.Prenhallindo, 1998).

Dirgantoro, Crown, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Grasindo, 2001).

Gluek, William F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. (Jakarta: Erlangga. 1989.)

Hardadi, Bambang, Strategi Manajemen, (Malang: Banyumedia Publishing, 2003), Cet.I.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3, Cet. Ke- 4. Miller,John Dkk, Manajemen Strategi. (Jakarta :Erlangga, 2008).

Nasution, Mulia. PengantarManajemen. (Jakarta: Djambatan. 1996)

Nawawi, Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003).

Purnomo, SetiawanHari, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta: LPEEE UI, 1999).

Rangkuti,Freddy,Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia PustakaUtama 1997) cet. 14.

Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.

Steinner, George dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002).

Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press. 2000.

Umar, Husein, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 2001).

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-nasabah/


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Sri Budi Cantika, Manajemen Sratejik. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002).

David, Fred R,ManajemenStrategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Edisi 10.ManajemenStrategiKonsep. (Jakarta: PT.Prenhallindo, 1998).

Dirgantoro, Crown, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Grasindo, 2001).

Gluek, William F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. (Jakarta: Erlangga. 1989.)

Hardadi, Bambang, Strategi Manajemen, (Malang: Banyumedia Publishing, 2003), Cet.I.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3, Cet. Ke- 4. Miller,John Dkk, Manajemen Strategi. (Jakarta :Erlangga, 2008).

Nasution, Mulia. PengantarManajemen. (Jakarta: Djambatan. 1996)

Nawawi, Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003).

Purnomo, SetiawanHari, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta: LPEEE UI, 1999).

Rangkuti,Freddy,Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia PustakaUtama 1997) cet. 14.

Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.

Steinner, George dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002).

Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press. 2000.

Umar, Husein, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 2001).

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-nasabah/


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)