Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Sering

terjadinya

kasus

penyimpangan

pada

laporan

keuangan

menimbulkan kurangnya kepercayaan para pengguna laporan keuangan seperti,

investor, debitur, kreditor dan pengguna informasi lainnya.Tindakan kecurangan
pada laporan keuangan tersebut dapat terjadi di berbagai sektor usaha, salah
satunya sektor keuangan khususnya perbankan.Perbankan menyediakan dan
menawarkan berbagai instrumen keuangan bagi para nasabah dengan kualitas
risiko yang tinggi dan rendah.
Perbankan juga merupakan perusahaan yang memliki tingkat risiko yang
tinggi.Bank juga menjadi sorotan utama masyarakat, karena bank merupakan
tempat masyarakat banyak melakukan transaksi keuangan, yang tidak lepas dari
risiko-risiko dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Dampak dari tindakan fraud
yaitu perusahaan dituntut untuk mampu mengendalikan dan memberikan solusi
sebagai salah satu cara untuk mengelola risiko agar tidak merugikan perusahaan
dan para investor.
Perusahaan

diharapkan

untuk

dapat


lebih

transparan

dalam

mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu
para pengambil keputusan seperti investor,kreditur, dan pemakai informasi
lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Almilia
dan Retrinasari, 2007).Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko ini
diharapkan dapat mengurangi dampak risiko atau bahkan menghilangkannya.

1

Seperti halnya risiko padaperusahaan merupakan hal yang tidak mungkin
dapat dihindarkan, sehingga risikotermasuk suatu aktivitas didalam perusahaan.
Risiko tidak sama halnya dengansuatu masalah, karena risiko merupakan sesuatu
yang belum terjadi sehingga tidaksemua risiko berdampak negatif bagi perusahaan
apabila perusahaan mampumengelola risiko itu dengan baik maka risiko tersebut
akan dapat dihindari.Tetapi penawaran risiko yang rendah tidak menutup

kemungkinan tidak adanya risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya.
Pentingnya pengelolaan dan pengendalian risiko agar perusahaan
dapatmempertahankan dan mengembangkan usahanya, terutama di masa yang
sangatketat kompetisinya seperti sekarang ini.Risiko, meskipun berkonotasi
negatif,bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari.Untuk menghadapi risiko
yangmuncul, banyak perusahaan maupun badan usaha yang kemudian memulai
menggunakan manajemen risiko.
Karena risiko yang melekat ini, maka informasi yang disajikan oleh
perusahaan diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang
dihadapi oleh investor.Dengan demikian, maka diperlukan pengungkapan
(disclosure) yang memadai (Sudamarji, 2007). Pengungkapan manajemen risiko
perusahaan adalah merupakan suatu strategi yangdigunakan untuk mengevaluasi
dan mengelola semua risiko dalam perusahaansecara sistematis dan efektif
sehingga mampu menambah nilai atau profit suatuperusahaan (COSO, 2004).
Dalam menjalankan kegiatan usaha manajemen risiko perusahaan perlu
diterapkan untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi dan juga sebagai

2


tindakan pencegahan, mengingat bahwa semua hampir aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan mengandung risiko, baik itu risiko keuangan, seperti risiko kredit
dan risiko likuiditas, serta risiko non-keuangan, seperti risiko hukum dan risiko
operasional.
Pengungkapan manajemen risiko penting karena membantu stakeholder
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami profil risiko dan
bagaimana manajemen mengelola risiko.Pengungkapan manajemen risiko pada
perusahaan ini juga bermanfaat untuk memonitor risiko dan mendeteksi potensi
masalah sehingga dapat melakukan tindakan lebih awal agar masalh tersebut tidak
terjadi (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Djoko dan Aryane, 2011).Pada sektor
perbankan

sudah

diatur

kewajibannya

untuk


melakukan

pengungkapan

manajemen risiko.
Informasi mengenai risiko perusahaan dapat memberikan manfaat
bagipengguna informasi akuntansi khusunya bagi perusahaan, informasi risiko
dapatmembantu mengelola perubahan, menurunkan biaya modal, dan pedoman
bagialur bisnis perusahaan dimasa mendatang(Mubarok, 2013). Manfaat
laindilakukannya risk disclosure perusahaan menurut Baretta dan Bonzzolan,
2004yaitu

mengurangi

kegagalan

keuangan

atau


kerugian

perusahaan

(Mubarok,2013).
Banyak penelitian terdahulu yang mengungkapakan struktur kepemilikan
dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan
keuangan perusahaan seperti Kumala Dewi (2009) yang menyatakan bahwa porsi
saham publik berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan laporan

3

keuangan.Puspitasari, (2009) meneliti hubungan ukuran perusahaan dan porsi
kepemilikan saham publik dengan tingkat pengungkapan laporan tahunan
perusahaan.Fathimiyah dkk, (2011) yang meneliti tentang pengaruh srtuktur
kepemilikan terhadap risk management disclosure.
Anisa (2012) melakukan penelitian pada perusahaan non-keuangan, dan
menemukankarakteristik berupa leverage berpengaruh positifpada pengungkapan
manajemenrisiko, namun berbeda dengan hasil yang telah diteliti oleh Amran et al
(2009)bahwa


leveragetidak

berpengaruh

pada

pengungkapan

manajemenrisiko.Leverage adalah dimana perusahaan memiliki tingkat utang
yang tinggidaripada struktur modalnya untuk membiayai aktiva perusahan.
Ketikaperusahaan memiliki tingkat utang atau leverage yang lebih tinggi
dibandingkanstruktur modalnya, perusahaan akan lebih banyak mengungkapkan
keadaan yangdialami perusahaan sehingga informasi akuntansi sangat penting
bagi investor,kreditur dan pengguna informasi lainnya untuk menilai dan
mengambil keputusanuntuk berinvestasi.
Pengungkapan manajemen risikojuga dipengaruhi oleh laba atau tingkat
NPM(net profit margin) yang diperoleh oleh perusahan (Anisa, 2012).Teori
agensi menjelaskanbahwa dimana manajer perusahaan memiliki ambisi untuk
mensejahterakanperusahaannya, ketika perusahaan memiliki profit margin yang

tinggi, manajercenderung memberikan informasi lebih terperinci, sebab manajer
inginmeyakinkan para investor terhadap kemampuan perusahaan dalam
memperolehkeuntungan.

4

Keberhasilan perusahaan dalam mengelola risiko sehinggaperusahaan
memiliki peluang untuk memperoleh profit margin lebih besar. Hasilpenelitian
yang dilakukan Ruwita (2013) menemukan bahwa profitabilitasberpengaruh
positif terhadap pengungkapan risiko, sedangkan hasil yang ditelitioleh Anisa
(2012) berbeda bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh positifterhadap
pengungkapan manajemen risiko.
Di Indonesia penelitian mengenai pengungkapan manajemen resiko masih
terbatas karakteristik pengungkapan risiko secara umum.Misalnya saja penelitian
yang dilakukan oleh Amalia (2005) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan dengan luas pengungkapan sukarela pada laporan
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Kemudian ada lagi penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari
(2007) yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEJ menemukan pengaruh signifikan antara rasio leverage, rasiolikuiditas, dan
ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan wajib.
Lalu Sudarmadji dan Sularto (2007) didalam penelitiannya tidak
menemukan hubungan yang signifikan baik dengan ukuran perusahaan maupun
profitabilitas perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan
tahunan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anisa (2012); Amran et.al
(2009);Ruwita (2013); Fathimiyah et.al (2012) dan adanya ketidak konsistenan
antarapeneliti

sebelumnya,

maka

5

peneliti

tertarik


meneliti

kembalipengaruhleverage,profitabilitas,

dan

ukuran

perusahaan

padapengungkapan manajemen risiko.
Alasan peneliti, melakukan pengujiankembali yang pertama, dikarenakan
penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko ini masih jarang dilakukan
di

Indonesia

dan

tingginya


permintaanpara

investor

dan

pemegang

saham.Rendahnya pengungkapan informasi risiko di Indonesia merupakan isu
yang sangat menarik untuk diteliti kembali.
Perbedaanpenelitian sebelumnya, peneliti akan meneliti pada perusahaan
perbankan yanglisting di (BEI)tetapi dengan periode tahun 2011-2013,
rendahnyapengungkapan risiko pada perbankan pada periode tahun tersebut juga
merupakan alasanuntuk diteliti dan adanya peraturan perbankan yang mewajibkan
mengungkapkanrisiko.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti menuangkan penelitiannya
dalam bentuk skripsi dengan judul: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

6

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakahleverage

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapanmanajemen risiko?
2. Apakah

profitabilitas

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapanmanajemen risiko?
3. Apakah

ukuran

perusahaan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan manajemen risiko?
1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka dapat ditetapkan yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui leverage, profitabilitas, danukuran
perusahaanberpengaruh signifikan terhadap pengungkapanmanajemen risiko pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga

bagi calon investor, perusahaan, serta bagi pihak lain yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya.
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengungkapan manajemen risiko.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada investor maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi
dan kredit kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.

7

3. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini mampu untuk memberikan
informasi dan pemahaman tentang pengungkapan manajemen risiko untuk
membantu memperbaiki praktek pengungkapan manajemen risiko di
perusahaan.
4. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber
informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

8