Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Kredit yang Disalurkan Perbankan Konvensional di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Mendengar kata bank, selalu dikaitkan dengan uang. Hal ini dikarenakan
bank merupakan suatu lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan. Peranan perbankan dalam mendorong dan memajukan perekonomian
suatu negara sangatlah besar. Jasa bank dibutuhkan oleh hampir semua sektor dari
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan keuangan. Di negara-negara maju,
bank sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat dalam bertransaksi.
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
keuangan atau financial intermediary antara pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat
dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro, lalu kemudian uang tersebut
dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Menurut UU No.10 Tahun 1998 bank didefinisikan sebagai badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Kasmir (2008:2) secara sederhana bank dapat diartikan sebagai

lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari

11
Universitas Sumatera Utara

masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah
setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya baik
hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya
menghimpun dan menyalurkan dana.
Keuntungan dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional
diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan
bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini
dikenal dengan istilah spread based.
2.1.2 JenisBank
Menurut Undang-undang No.7 yang dipertegas dalam Undang-undang
No.10 tahun 1998, bank berdasarkan jenisnya terdiri dari:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.3 FungsiBank
Secara lebih spesifik, bank juga dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent
of development, dan agent of services (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006).

12
Universitas Sumatera Utara

1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga
percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik
lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan

atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi
unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan
menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman
dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada
saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik
untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh
tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja
dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank
sebagai penghimpunan atau penyaluran dana sangat diperlukan untuk
kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga

13
Universitas Sumatera Utara

konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi,

konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara
lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau
financial intermediary.

2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Kredit sering diartikan sebagai kegiatan memperoleh barang yang dibayar
dengan cicilan atau angsuran di kemudian hari. Seseorang yang melakukan
kegiatan pembelian secara kredit tidak harus membayar pada saat itu juga.

Menurut Kasmir (2008) kata kredit berasal dari bahasa Yunani, credere,
yang berarti kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh

14
Universitas Sumatera Utara

kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu, bagi si pemberi
kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang
dipinjamkan pasti kembali.
Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga .

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Abdullah (2005:84) melihat bahwa tujuan pemberian kredit dari pendekatan
mikro ekonomi guna mendapatkan suatu nilai tambah bagi nasabah maupun bank
sebagai kreditur, dan dari pendekatan makro ekonomi melihat pemberian kredit
merupakan salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan jumlah uang

beredar di masyarakat.
Tujuan kredit dari pihak bank adalah untuk memperoleh keuntungan yang
aman, sehingga pada saatnya masyarakat peminjam dana di bank dapat
memperoleh kembali simpanannya berikut bunga tanpa dikuatirkan oleh adanya
kredit macet (Rimsky K, 2002).
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2011:100)
adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

15
Universitas Sumatera Utara

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank
terus-terusan menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut
akan dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah
sebagai berikut:
(1) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
(2) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan akan membutuhkan tenaga kerja baru
sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
(3) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang
dan jasa yang beredar di masyarakat.

16
Universitas Sumatera Utara


Rivai (2006:6) mengatakan bahwa pada dasarnya terdapat dua fungsi yang
saling berkaitan dengan kredit, yaitu profitability dan safety. Profitability yaitu
tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan dari bunga yang
harus dibayar nasabah. Sedangkan safety merupakan keamanan dari prestasi atau
fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability
dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam
perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang
berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi lebih berguna
untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu

17
Universitas Sumatera Utara

wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan
jumlah barang yang beredar.
d. Sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi
Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari
dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bila nasabah memiliki modal yang pas-pasan.
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik terutama dalam
hal menigkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik maka tentunya membutuhkan tenaga kerja sehingga
dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat

sekitar pabrik dapat juga meningkatkan pendapatannya.
g. Meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian
kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
2.2.3 Unsur-unsur Kredit
Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat
mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit
dan pihak yang menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban

18
Universitas Sumatera Utara

yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa
pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka unsur-unsur yang
terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir,
2008):
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan
baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di

masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena
sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan
untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit
yang disalurkan.
b. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian atau akad kredit dimana
masing-masing pihak, yaitu pihak bank dan nasabah, menandatangani hak
dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka
waktu.

19
Universitas Sumatera Utara

d. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang
diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal
mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja
yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak
tertagih

sebenarnya

dikarenakan

adanya

suatu

tenggang

waktu

pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar risikonya tidak tertagih, dan sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan bank, baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak
disengaja.
e. Balas jasa
Dalam pemberian fasilitas kredit, bank tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit
atau jasa tersebut kita kenal dengan nama bunga bank. Balas jasa dalam
bentuk bunga, biaya provinsi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini
merupakan keuntungan utama bank.
2.2.4 Jenis-jenis Kredit
Permohonan pengajuan kredit ditujukan untuk maksud yang berbeda-beda,
tergantung dari kebutuhan calon debitur. Untuk itu, bank pun menyesuaikan
produk kredit yang ditawarkan dengan kebutuhan calon debitur. Menurut
Triandaru (2006), jenis kredit yang disalurkan dapat dilihat dari berbagai segi
yang salah satunya adalah jenis kredit menurut tujuan penggunaannya, terlihat
sebagai berikut:

20
Universitas Sumatera Utara

a. Kredit Modal Kerja/Kredit Eksploitasi
Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan
dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian
bahan baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya
eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain.
b. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit (berjangka menengah atau panjang) yang
diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan,
ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin,
bangunan dan tanah untuk pabrik.
c. Kredit Konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang atau
jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan berupa barang modal dalam kegiatan
usaha. Kredit ini dapat digunakan oleh nasabah untuk berbagai tujuan
pribadi.
2.2.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Dalam menjalankan kegiatan pemberian kredit, ada beberapa kriteria yang
harus dinilai dari para nasabah agar mendapatkan nasabah yang benar-benar dapat
memberikan keuntungan. Prinsip pemberian kredit biasa dilakukan dengan
menggunakan analisis 5C dan 7P.
Metode analisis 5C sebagai berikut (Kasmir, 2008):
1. Character

21
Universitas Sumatera Utara

Suatu keyakinan yang tercermin dari latar belakang nasabah, baik yang
bersifat pekerjaan maupun pribadi, seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianut, keadaan keluarga, hobi, dan keberadaan sosial sebagai tolak ukur
penilaian “kemauan” nasabah dalam membayar kreditnya.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta mencari laba,
sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan.
3. Capital
Bank biasanya tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%.
Setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus menyediakan
dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, sehingga bank dapat
mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki oleh nasabah
terhadap usahanya yang akan dibiayai.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang berikan
dan harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, jaminan
yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsinya ialah
sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition

22
Universitas Sumatera Utara

Kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang dinilai sesuai dengan
sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil,
sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih
dahulu dan jika jadi diberikan sebaiknya dengan melihat prospek usaha
tersebut di masa yang akan datang.
Metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Nasabah dinilai kepribadian dan tingkah lakunya sehari-hari maupun di
masa lalu. Selain itu juga menilai sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan
nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan
modal, loyalitas, serta karakternya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang
berbeda dari bank berdasarkan golongannya. Kredit untuk pengusaha yang
lemah berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik
dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya.
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain memiliki prospek atau

23
Universitas Sumatera Utara

sebaliknya. Jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tidak memiliki prospek,
baik bank maupun nasabah akan mengalami kerugian.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
yang diperoleh.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba
yang diukur dari periode ke periode, apakah tetap sama atau akan semakin
meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.
7. Protection
Untuk menganalisis bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank
dengan melalui suatu perlindungan yang dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.

2.3 Teori Permintaan Kredit
Secara umum permintaan kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
(Harmanta dan Ekananda, 2005):
a. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang
dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). Produk Domestik Bruto dapat dihitung

24
Universitas Sumatera Utara

dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan.
b. Spread Suku Bunga Kredit
Spread adalah selisih antara biaya dana (borrowing rate) dengan tingkat

bunga kredit (lending rate) atau selisih antara bidding rate dengan offering
rate yang sering digunakan dalam transaksi pasar uang (Siamat, 2004).

Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak
bank menerapkan strategi bank serta target pasarnya. Untuk itu,
pengelompokkan jenis industri serta peringkat usaha bank merupakan
salah satu pertimbangan kepada tinggi rendahnya spread.
c. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah atau lebih dikenal dengan istilah kurs merupakan nilai
tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Kurs terbagi
atas kurs jual dan kurs beli.
d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham gabungan adalah salah satu indeks pasar saham yang
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Perhitungannya dilakukan
setiap hari setelah penutupan perdagangan.
e. Laju Inflasi
Tingkat laju inflasi adalah persentase pertumbuhan dalam tingkat harga.
2.3.1 Teori Klasik
Teori klasik sebenarnya teori yang menjelaskan mengenai penawaran dan
permintaan uang. Fokus dari teori ini adalah hubungan antara penawaran uang

25
Universitas Sumatera Utara

atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan antara
kedua variabel dijabarkan melalui konsepsi teori mengenai permintaan akan uang.
Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan
permintaan uang dan selanjutnya akan ditentukan nilai uang.
Teori yang mendasari ialah Irving Fisher dengan rumus:
M.V = P.T
dimana:
M = Jumlah uang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan dalam satu periode
P = Harga barang
T = Volume barang yang diperdagangkan
2.3.2 Teori Keynes
Teori Keynes menjelaskan permintaan uang kedalam bentuk motif, yaitu:
a. Motif transaksi
Motif ini dilakukan karena orang membutuhkan uang tunai untuk
melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Jumlah uang yang diminta
tergantung dari pendapatan orang tersebut.
b. Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga berhubungan erat dengan tingkat pendapatan. Semakin
besar pendapatan maka semakin besar uang yang digunakan untuk berjagajaga. Selain tingkat pendapatan, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga
dipengaruhi tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga yang
sedemikian tinggi akan mengakibatkan orang untuk mengurangi memegang
uang tunai.

26
Universitas Sumatera Utara

c. Motif spekulasi
Permintaan uang untuk motif spekulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu tingkat bunga, jumlah kekayaan, dan sikap optimisme dan pesimis
seseorang. Tujuan utama dari motif ini adalah untuk mencari keuntungan.
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dan tingkat suku bunga
bersifat negatif, artinya penurunan tingkat suku bunga akan mendorong
orang meningkatkan permintaan uang untuk spekulasi, begitu pula
sebaliknya (Suparmono, 2004).

2.4 Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga
merupakan proses penurunannya nilai mata uang secara kontinu (Wikipedia
Indonesia, 2015).
Susanti, dkk (2007:38) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan harga umum
secara terus-menerus dan persisten dari suatu perekonomian. Sementara Ekawarna
dan Facruddinsyah (2010:252) menyatakan inflasi adalah gejala kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus.

27
Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Jenis Inflasi
Menurut Bakti, Sumanjaya, dan Nasution (2012) ditinjau dari jenisnya,
maka inflasi terbagi menjadi:
a. Inflasi rendah (lower inflation) < 30%
b. Inflasi sedang (middle inflation) 30% - 60%
c. Inflasi tinggi (high inflation) 60% - 100%
d. Inflasi hiper (hyper inflation) > 100%
Dilihat dari sebabnya, inflasi dibagi menjadi:
a. Demand Full Inflation
Menyatakan bahwa inflasi yang terjadi disebabkan oleh kenaikan aggregate
demand lebih besar dibandingkan dengan aggregate supply.

b. Cost Push Inflation
Inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, sehingga berakibat pada
kenaikan tingkat harga.

2.5 Nilai Tukar
Nilai tukar atau yang dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah
sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap
pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing
negara atau wilayah. Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan
selalu berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang
berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila
permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi

28
Universitas Sumatera Utara

berkurang bila permintaan kurang dari suplai yang tersedia (Wikipedia Indonesia,
2015).
Menurut Triyono (2008), kurs (ecxhange rate) adalah pertukaran antara dua
mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara
kedua mata uang tersebut. Nilai tukar (kurs) adalah harga atau nilai mata uang
suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang suatu negara (Sukirno, 2004:397).
2.5.1 Sistem Nilai Tukar
a. Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate)
Sistem di mana mata uang domestik ditetapkan berdasarkan keputusan
pemerintah. Kelebihan dari sistem ini adalah adanya kepastian nilai tukar yang
dapat meningkatkan ekspektasi. Kelemahannya adalah kurs yang berlaku tidak
selalu menggambarkan tingkat kelangkaan yang sebenarnya. Bisa terjadi nilai
tukar yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi dibandingkan dengan kurs pasar
(overvalued). Atau sebaliknya, nilai tukar yang ditetapkan pemerintah terlalu
rendah dibanding dengan kurs pasar (undervalued).
b. Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs mengambang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan
permintaan dan penawaran pada bursa valas. Sistem kurs mengambang dibagi atas
sistem kurs mengambang murni (freely floating system), yaitu penentuan kurs
valas di bursa valas tanpa terjadi campur tangan pemerintah, dan sistem kurs
mengambang terkendali (managed floating system), yaitu penentu kurs valas di
bursa valas terjadi dengan campur tangan pemerintah yang mempengaruhi

29
Universitas Sumatera Utara

penawaran dan permintaan valas melalui berbagai kebijakan di bidang moneter,
fiskal dan perdagangan luar negeri.
c. Nilai Tukar Terkait (Pagged Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata
uang tertentu (Hady, 2012)
2.5.2 Jenis Nilai Tukar
Menurut para ekonom dalam Mankiw (2003:123) kurs dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Nilai Tukar Nominal (nominal exchange rate)
Nilai tukar nominal merupakan harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Nilai Tukar Riil (real exchange rate)
Nilai tukar riil merupakan harga relatif dari barang-barang di antara dua
negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan
barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang di negara lain.

2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh

Tandris dkk (2014) dengan judul “Suku

Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit
Perbankan di Kota Manado.” Hasil penelitiannya menyatakan suku bunga
berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan kredit perbankan. Inflasi tidak

30
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap permintaan kredit perbankan. Nilai tukar berpengaruh
positif signifikan terhadap permintaan kredit perbankan.
Kaunang (2013) dengan judul “Tingkat Suku Bunga Pinjaman dan Kredit
Macet Pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit UMKM di Indonesia.” Hasil
penelitiannya menyatakan tingkat suku bunga pinjaman memiliki pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit UMKM. Kredit macet
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit UMKM.
Pangenmanan (2013) dengan judul “Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga
terhadap Risiko Sistematis Pada Perusahaan Sub-Sektor Food and Beverage di
BEI.” Hasil penelitiannya menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap risiko sistematis. Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap risiko sistematis. Nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
risiko sistematis.
Kholisudin (2012) dengan judul “Determinan Permintaan Kredit pada Bank
Umum di Jawa Tengah.” Hasil penelitiannya menyatakan bahwa suku bunga
kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit perbankan.
Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit
perbankan. Nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan
kredit perbankan. Krisis global berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan kredit perbankan.
Aryaningsih (2008) dengan judul “Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Jumlah
Penghasilan terhadap Permintaan Kredit di PT. BPD Cabang Kediri.” Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan

31
Universitas Sumatera Utara

tidak signifikan terhadap permintaan kredit. Inflasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap permintaan kredit. Jumlah penghasilan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap permintaan kredit.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.

Nama/Tahun

Judul Penelitian

1

Raimond
Tandris,
Parengkuan
Tommy, Sri
Murni (2014)

Suku Bunga,
Inflasi, dan Nilai
Tukar
Pengaruhnya
terhadap
Permintaan Kredit
Perbankan di
Kota Manado

Variabel
Penelitian
Variabel
Independen:
Suku Bunga,
Inflasi, Nilai
Tukar

Metode
Penelitian
Analisis
regresi
linear
berganda

Variabel
Dependen:
Permintaan
Kredit
Perbankan

Hasil Penelitian
1.

2.

3.

2

3

Glently
Kaunang
(2013)

Vanessa
Pangemanan
(2013)

Tingkat Suku
Bunga Pinjaman
dan Kredit Macet
Pengaruhnya
terhadap
Permintaan Kredit
UMKM di
Indonesia

Inflasi, Nilai
Tukar, Suku
Bunga terhadap
Risiko Sistematis
Pada Perusahaan
Sub-Sektor Food
and Beverage di
BEI

Variabel
Independen:
Tingkat Suku
Bunga
Pinjaman dan
Kredit Macet
Variabel
Dependen:
Permintaan
Kredit
UMKM

Variabel
Independen:
Inflasi, Nilai
Tukar, Suku
Bunga

Analisis
regresi
linear
berganda
dengan
metode
Ordinary
Least
Square
(OLS)

Analisis
regresi
linear
berganda

1.

2.

1.

2.

Suku bunga
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
permintaan
kredit perbankan
Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap
permintaan
kredit perbankan
Nilai tukar
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
permintaan
kredit perbankan
Tingkat suku
bunga pinjaman
memiliki
pengaruh yang
negatif dan
signifikan
terhadap
permintaan
kredit UMKM
Kredit macet
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
permintaan
kredit UMKM
Inflasi
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap risiko
sistematis
Tingkat suku
bunga
berpengaruh

32
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.

Nama/Tahun

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Metode
Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel
Dependen:
Risiko
Sitematis
3.

4

Akhman
Kholisudin
(2012)

Determinan
Permintaan Kredit
pada Bank Umum
di Jawa Tengah

Variabel
Independen:
Suku Bunga
Kredit, Inflasi,
Nilai Tukar,
Krisis Global
Variabel
Dependen:
Permintaan
Kredit
Perbankan

Analisis
regresi
linear
berganda
dengan
metode
Ordinary
Least
Square
(OLS)

1.

2.

3.

4.

5

Ni Nyoman
Aryaningsih
(2008)

Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi,
dan Jumlah
Penghasilan
terhadap
Permintaan Kredit
di PT. BPD
Cabang Kediri

Variabel
Independen:
Suku Bunga,
Inflasi, Jumlah
Penghasilan
Variabel
Dependen:
Permintaan
Kredit

Analisis
regresi
linear
berganda
dengan
metode
Ordinary
Least
Square
(OLS)

1.

2.

positif dan
signifikan
terhadap risiko
sistematis
Nilai tukar
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap risiko
sistematis
Suku bunga
kredit
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
permintaan kredit
perbankan.
Inflasi
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap
permintaan kredit
perbankan
Nilai tukar
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
permintaan kredit
perbankan
Krisis global
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
permintaan kredit
perbankan
Tingkat suku
bunga
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap
permintaan kredit
Inflasi
berpengaruh
positif dan tidak

33
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.

Nama/Tahun

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Metode
Penelitian

Hasil Penelitian

3.

2.7

Kerangka Konseptual

2.7.1

Pengaruh Inflasi terhadap Permintaan Kredit

signifikan
terhadap
permintaan
kredit
Jumlah
penghasilan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
permintaan
kredit

Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan
terus menerus. Blundell – Wignall dan Gizycki (1992) berpendapat bahwa tingkat
inflasi yang tinggi akan mengakibatkan spekulasi harga aset sehingga bank akan
cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan kredit. Selain itu, jika terjadi
inflasi yang tinggi, otoritas akan mengambil kebijakan untuk mengendalikannya.
Inflasi berhubungan erat dengan suku bunga dan akan membuat para
investor mengalihkan uangnya dalam bentuk tabungan karena memberikan tingkat
pengembalian hasil yang tinggi dan berisiko rendah. Hal ini menyebabkan
permintaan akan kredit menjadi menurun (Darmawi, 2006).
2.7.2

Pengaruh Nilai Tukar terhadap Permintaan Kredit
Nilai

tukar

yang

melonjak-lonjak

secara

drastis

tak

terkendali

mencerminkan perekonomian yang tak menentu menyebabkan kesulitan pada
dunia usaha dalam merencanakan usahanya. Kesulitan merencanakan transaksi

34
Universitas Sumatera Utara

dan meningkatnya risiko berusaha direspon oleh dunia usaha dengan menurunkan
permintaan kreditnya (Pohan, 2008).
Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu,
diduga bahwa inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap permintaan kredit di
kota Medan. Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian
sebagai berikut:

Inflasi
Permintaan Kredit
Nilai Tukar

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.8

Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah inflasi

dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit pada industri
perbankan konvensional di kota Medan.

35
Universitas Sumatera Utara