Analisis Teori Pilihan Rasional Terkait
Analisis Teori Pilihan Rasional Terkait
Kebijakan Embargo Impor Minyak Iran Oleh
Uni Eropa Pada Tahun 2012
Dalam Rangka memenuhi Ujian Tengah Semester
dari mata kuliah Seminar HI
DISUSUN OLEH :
FIKRI ARDIYANSYAH
1242500922
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan
proposal ini dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester oleh dosen
Rusdiyanta, S.I.P, M.Si dari mata kuliah Seminar HI.
Dalam proposal ini, akan dijelaskan mengenai kasus dampak
embargo
yang sering terjadi dalam lingkup hubungan internasional.
Perbedaan Ideologi dan permasalahan nuklir menjadi faktor utama
dalam kasus embargo ini. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
maka setiap aktor yang terlibat dalam kasus ini berusaha untuk
melakukan cara untuk menyelesaikan kasus tersebut
Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih secara khusus
kepada Rusdiyanta, S.I.P, M.Si sebagai dosen yang membimbing saya
dalam mata kuliah Seminar HI. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada narasumber yang telah membantu memberikan
tanggapan positif pada terselesaikannya proposal ini. Penulis menyadari
proposal ini masih jauh dari sempurna. Maka dalam hal ini, kritik dan
saran untuk menyempurnakan proposal ini akan sangat membantu.
Semoga proposal
ini dapat
menambah wawasan dan memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 09 Januari 2015
Penyusun
1.1 Latar Belakang
Perkembangan nuklir di Iran sudah berkembang sejak lama yang
dulunya pengembangan nuklir Iran didukung Amerika Serikat namun
dengan sering berjalannya waktu Amerika Serikat mengaggap Iran
sebagai
ancaman
dikarenakan
diduga
sebagai
Negara
terorisme.
Keadaan semakin diperburuk ketika Pakistan mengumumkan untuk
mentransfer teknologi pengayaan uranium ke Iran sehingga membuat
ketakutan dunia barat maupun dunia internasional. Pada tahun 2009,
Iran meluncurkan satelit ke orbit ruang angkasa Amerika Serikat dan trio
Eropa, yang mencakup Rusia, Prancis dan Inggris, sekali lagi menyatakan
kekhawatiran mereka tentang teknologi nuklir Iran dan kemungkinan
digunakan untuk militer Iran.1
Sementara itu, pemerintah Iran melanjutkan uji coba rudalnya
dan mengumumkan pembangunan pabrik pengayaan uranium kedua.
Pada bulan Agustus 2010, Iran memulai pengayaan 20 persen uranium
di pabrik di wilayah Natanz. Pada tanggal 1 Januari 2011, menurut
Institut Sains dan Keamanan Internasional, Iran memiliki 4,922 kilogram
uranium hexafluoride rendah yang sudah diperkaya. Setelah diperkaya
dengan uranium weapon-grade, jumlah ini mungkin cukup untuk empat
hulu ledak nuklir. Pada tahun yang sama, IAEA (Badan Energi Atom
Internasional) mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa Iran
sedang mengembangkan senjata nuklir.2
Ketegangan mengenai program nuklir Republik Islam Iran tidak
berkurang. Dengan demikian, pada Februari 2012, Iran dilaporkan telah
sukses dalam mengembangkan program nuklir. Menanggapi hal ini,
beberapa negara menyerukan sanksi lebih keras terhadap pemerintah
Iran. Pada bulan Maret, Israel mulai membahas kemungkinan serangan
rudal Iran. Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,
“program nuklir Iran mengancam keamanan wilayah Israel dan global”.3
Pada akhir Agustus 2012, Presiden Prancis Francois Hollande juga
mengatakan bahwa program nuklir Iran menimbulkan bahaya nyata bagi
wilayah tersebut. Hollande pun menyerukan Iran untuk mematuhi
ketetapan internasional. Saat ini terdapat sanksi internasional yang
1
Fadjri, R. (2009, 5 April). Reformis Kalem Menantang Ahmadinejad.
TEMPO, 144.
2
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional:Antar Bangsa, No.1.Vol 1
( Pekanbaru Fisip Universitas Riau, 2012), hal 5
3
Netti Herlina. 2012, “ Minyak dan Embargo”, Jurnal Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Kimia. (Universitas Sumatera Utara, 2012), hal 1.
diberlakukan terhadap Iran. Sanksi itu dimotori oleh AS, Uni Eropa,
Jepang, Kanada dan Australia. Sanksi-sanksi tersebut, menurut Kepala
Staf IDF Benny Gantz, sudah membuahkan hasil. Gantz meyakini bahwa
Iran belum sampai pada keputusan akhir apakah negara itu perlu
memiliki bom nuklir. Para pejabat Israel berharap bahwa orang-orang
rasional dalam pemerintahan Republik Islam tidak akan membiarkan hal
ini terjadi.4
Salah satu yang menolak pengembangan nuklir di Iran adalah Uni
Eropa dengan mengeluarkan kebijakan embargo minyak ke pada iran
yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1 Juni 2012 Kebijakan ini sudah
disepakati
oleh
Negara
–
Negara
Eropa
pada
pertemuannya
di
Luxemburg. Dari kebijakan Uni Eropa tersebut, maka Negara – Negara
eropa tidak akan mengimpor segala minyak bumi ataupun mentah dari
iran. Walaupun ada satu Negara yang menentang kebijakan ini, yaitu
yunani dikarenakan Negara tersebut sedang mengalami krisis dan
ketergantungan dengan impor minyak dari iran. Kebijakan ini juga
didukung oleh amerika serikat (AS) berupa paket sanksi finansial yang
telah dikeluarkan oleh amerika serikat lebih dahulu dikarenakan
gagalnya perundingan tentang nuklir dengan Iran di Moskow. 5
Dari kasus diatas, Pengembangan nuklir di Iran yang semula di
dukung oleh Amerika Serikat. Namun sekarang, pengembangan nuklir di
Iran di kecam oleh banyak Negara termasuk Amerika Serikat dan Uni
Eropa. Bahkan dari pengembangan nuklir di Iran tersebut banyak Negara
yang mengeluarkan berbagai macam penolakan terkait pengembangan
nuklir di iran tersebut seperti Uni Eropa yang diwakili oleh Perdana
Menteri Inggris David Cameron yang menyatakan bahwa "Iran telah
gagal memulihkan kepercayaan internasional terhadap hakikat program
nuklir damai," sehingga Uni Eropa mengambil kebijakan mengembargo
impor minyak kepada Iran yang kita tahu bahwa Uni Eropa merupakan
pasar terbesar ke dua Iran dalam hal importir minyak.6
4
Jurnal HI Fisip Universitas Andalas. 2012, “Perbedaan Uni Eropa dengan
OrganisasiInternasionalLainnya”http://hi.fisip.unand.ac.id/himashi/index.
php/sample-sites-2/95
perbedaan-uni-eropadengan-organisasikekuasaan-lainya. diakses 08 oktober 2014
5
AntaraNews.com,(2012,26Juni),“embargo Uni Eropa ganggu ekspor
minyak Iran,” http://www.antaranews.com/berita/318218/embargo-unieropa-ganggu-ekspor-minyak-iran diakses 08 Oktober 2014
6
Dw
(2013,24Juli),“pengusaha
jerman
langgar
embargo
Iran,”
http://www.dw.de/pengusaha-jerman-langgar-embargo-iran/a-16973553
diakses 08 Oktober 2014
Namun dalam kasus ini pemerintah Iran bersikeras tidak mau
menghentikan pengembangan nuklir di Iran sehingga permasalahan
Antara Iran dengan Negara-Negara yang menolak pengembangan nuklir
di Iran termasuk Uni Eropa menjadi kelas dengan sikap angkuh Iran. Iran
yang diwakili oleh
juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin
Mehmanparast menyatakan bahwa "Langkah (Uni Eropa) itu tidak akan
menghalangi Iran untuk melanjutkan upaya meraih hak-hak dasar
kami,”7 dari pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara kementerian
luar negeri Iran bahwa adanya kesombongan dari pemerintah Iran yang
bersikeras untuk mengembangkan nuklir di Iran.
Keadaan semakin buruk ketika Menteri Luar Negeri Iran pun
angkat bicara setelah Juru bicara kementerian Luar negeri berbicara
pada beberapa minggu lalu yang menyatakan bahwa "Mereka sendiri
yang akan dirugikan oleh embargo, dan saat ini orang-orang Eropa hidup
di bawah tekanan,"8 dari pernyataan itu, pemerintah Iran kembali
menekan Uni Eropa karena sebagian dari Negara anggotanya masih
sangat membutuhnya Impor minyak seperti Yunani. Karena kita tahu
bahwa yunani sedang mengalami krisis yang melanda negaranya
sehingga apabila yunani melakukan kebijakan yang di sepakati oleh
anggota Uni Eropa yang lain pasti akan sangat berdampak kepada
perekonomian di Yunani.
Disini penulis tertarik mengambil judul ini dikarenakan apakah
yang
diambil
oleh
Uni
Eropa
sudah
tepat
dalam
menekan
pengembangan nuklir di Iran atau malah sebaliknya kebijakan yang
diambil oleh Uni Eropa merupakan tidakan yang salah karena tidak
semua Negara-Negara anggota Uni Eropa siap untuk menghentikan
Impor minyak dari Iran karena itulah penulis mengambil judul ini untuk
dijadikan sebuah penelitian.
1.2 Perumusan Masalah
7
ROLRepublika, (2012, 27Juni), “Uni Eropa Embargo Minyak Mentah
Iran,”
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/27/m69g12uni-eropa-embargo-minyak-mentah-iran diakses 08 Oktober 2014.
8
Kompas (2012,03Juli), “Selat Homus Tertutup oleh kapal Tanker Tujuan
UniEropa,“http://internasional.kompas.com/read/2012/07/03/07191279/s
elat.Hormuz.Tertutup.Untuk.Tanker.Tujuan.UE diakses 08 Oktober 2014
1. Bagaimana analisis kebijakan Embargo impor minyak Iran oleh
Uni Eropa pada tahun 2012 berdasarkan Teori Pilihan Rasional?
1.3 Tujuan Penelitian
Menjelaskan bagaimana pengembangan nuklir di Iran.
Menggambarkan kebijakan embargo impor minyak iran oleh Uni
Eropa pada tahun 2012.
Menganalisis kebijakan embargo impor minyak iran oleh Uni
Eropa pada tahun 2012 berdasarkan Teori Pilihan Rasional.
1.4 Kerangka Pemikiran
Di dalam penelitian ini penulis akan menggunakan 4 teori/konsep
dalam menganalisis kasus ini dimulai dari Organisasi Regional adalah
organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Peran
yang
dimainkan
oleh
organisasi-organisasi
regional
sangat
berbeda bergantung pada karakteristik organisasi tersebut. Karakteristik
ini dipengaruhi oleh faktor geografis, ketersediaan sumber-sumber dan
struktur organisasi.9 Teori yang pertama ini digunakan oleh penulis untuk
menjelaskan aktor yang terlibat di dalam kasus ini yaitu Uni Eropa.
Yang kedua, Teori kebijakan luar negeri menurut K. J. Holsti adalah
tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk
memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam
lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain.
Gagasan kebijakan luar negeri, dapat dibagi menjadi empat komponen
dari yang umum hingga kearah yang lebih spesifik yaitu orientasi
kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan, dan tindakan. 10Teori yang
kedua ini digunakan oleh penulis untuk melihat kebijakan yang dilakukan
oleh Uni Eropa yaitu embargo minyak terhadap Iran yang dikarenakan
pengembangan nuklirnya.
9
Firmansyah, T. (2012, 10 Maret). Iran Didesak Buka Akses Nuklir,
Republika,hlm.7.
10
Haghighi, A. N and Victoria Tahmasebi. 2005. The Velvet Revolution of
Iranian Puritan Hardliners (Mahmoud Ahmadienjads Rise To Power).
HeinOnline Law Journal Library. 62 (959), 959-962.
Yang
Ketiga,
konsep
Embargo
ekonomi
adalah
pelarangan
perdagangan atau aktivitas ekspor impor dengan sebuah negara. Kuota
Ekspor Impor adalah pembatasan perdagangan atau aktivitas ekspor
impor dengan sebuah negara. Positifnya dari embargo ekonomi adalah
negara tersebut dapat belajar memproduksi kebutuhan negaranya
dengan mandiri tanpa bergantung dengan negara lain. Negatifnya
adalah negara tersebut akan mempunyai hubungan yang buruk dengan
negara yang diembargo. Positifnya dari kuota ekspor impor adalah
negara dapat memajukan produksi dalam negerinya karena pesaing dari
luar negeri berkurang. Negatifnya adalah harga barang yang dibatasi
akan melambung karena keterbatasannya barang tersebut.
Yang ketiga, Teori Pilihan Rasional merupakan teori yang
digunakan untuk menjawab mengenai apa keputusan terbaik untuk
mencapai kepentingan dari aktor di lingkungan internasional. Penjelasan
lebih rinci mengenai teori pilihan rasional dinyatakan oleh Stephen M.
Waltz dalam jurnalnya yang berjudul Rigor or Rigor Mortis? Rational
Choice and Security Studies. Pada jurnalnya, Waltz menyatakan bahwa:
1. Rational choice theory is individualistic: social and political outcomes
are viewed as the collective product of individual choices (or as the
product of choices made by unitary actors).
2. Rational choice theory assumes that each actor seeks to maximize its
“subjective expected utility.” Given a particular set of preferences and a
fixed array of possible choices, actors will select the outcome that brings
the greatest expected benefits.
3. The specification of actors’ preferences is subject to certain
constraints: (a) an actor’s preferences must be complete (meaning we
can rank order their preference for different outcomes); and (b)
preferences must be transitive (if A is preferred to B and B to C, A is
preferred to thenC11
Pada penjelasan di atas terdapat tiga poin yang dijelaskan oleh
Waltz mengenai teori pilihan rasional. Pertama, teori pilihan rasional
bersifat individu yaitu hasil-hasil sosial dan politik dipandang sebagai
produk kolektif atas pilihan individu (atau sebagai produk dari pilihan
yang dibuat oleh aktor kesatuan). Dapat dikatakan Waltz menambahkan
mengenai aktor kesatuan (negara) pada aktor teori pilihan rasional, yang
sebelumnya
dijelaskan
mengasumsikan
11
oleh
bahwa
Latsis
aktor
yaitu
individu.
berusaha
Kedua,
Waltz
memaksimalkan
Stephen M Waltz, (1999), “Rigor or Rigor Mortis? Rational Choice and
Security Studies,” MIT Press Journals, Spring.
kepentingannya, hal tersebut dilakukan oleh aktor dengan mengambil
suatu pilihan yang akan membawa hasil maksimal terhadap pencapaian
kepentingannya.
Ketiga, teori pilihan rasional menspesifikasikan preferensi dari
aktor terhadap kendala tertentu, misalkan aktor memiliki beberapa
pilihan (artinya peneliti dapat membentuk urutan peringkat dari
preferensi untuk hasil yang berbeda). Selain itu, pilihan harus bersifat
transitif (jika pilihan A lebih dinilai penting dibanding dengan pilihan B
dan C, maka aktor akan memilih A). Waltz pada intinya menyatakan
bahwa teori pilihan rasional merupakan alat untuk membuat kesimpulan
logis tentang bagaimana manusia (atau negara) membuat keputusan. 12
Teori keempat ini digunakan oleh penulis untuk menganalisis kebijakan
embargo
minyak
yang
dilakukan
oleh
Uni
Eropa
terhadap
pengembangan nuklir di Iran.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian “Analisis Teori Pilihan Rasional
Terkait Kebijakan Embargo Impor Minyak Iran Oleh Uni Eropa Pada Tahun
2012”. Jenis Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif analitis. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel
penelitian, selain menggambarkan variabel - variabel penelitian, penulis
juga mencoba menganalisa hubungan antar variabel tersebut sehingga
hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. secara
deskriptif,
penulis
akan
mencoba
memaparkan
gambaran
umum
mengenai Analisis Teori Pilihan Rasional Terkait Kebijakan Embargo Impor
Minyak Oleh Uni Eropa Pada Tahun 2012. Kemudian penulis akan
mencoba memaparkan tentang Bagaimana Analisis Kebijakan Embargo
Impor Minyak Iran Oleh Uni Eropa Berdasarkan Teori Pilihan Rasional.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah kualitatif, yakni data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan
dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realitas secara empirik di
balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu
12
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian Jakarta: PT. Ghalia Indonesia,
2003
penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realitas empirik dengan teori yang berlaku dengan
menggunakan metode deskriptif analitis.
3. Teknik Pengumpulan data
Data-data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data studi kepustakaan, dimana data-data pendukung
dikumpulkan dengan merujuk pada Buku, Jurnal, Artikel dan Berita –
Berita yang relevan dengan topik penelitian ini. Buku, jurnal, maupun
artikel
yang
didapat
penulisan
sebagai
referensi,
berasal
dari
perpustakaan Universitas Budi Luhur, Pusdiklat Departemen Luar Negeri
(Deplu). Dan juga koleksi pribadi. Selain itu penulis juga menggunakan
fasilitas
internet
dalam
mendukung
pencarian
data.
Data
yang
digunakan adalah berupa kutipan atau deskripsi terhadap peristiwa
tertentu,
data
dalam
bentuk
angka
hanya
bersifat
melengkapi
(suplementary).
Sistematika penelitian
Pada penulisan penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar
tiap-tiap babnya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan pendahuluan yang menguraikan latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran,
metode penelitian serta sistematika penulisan penelitian.
BAB II PENGEMBANGAN NUKLIR DI IRAN
Dalam bab ini diuraikan variable penelitian 1, yakni dijelaskan
mengenai pengembangan nuklir yang ada di Iran yang ditolak oleh
banyak Negara salah satunya adalah Uni Eropa yang mengeluarkan
kebijakan embargo impor minyak terhadap Iran.
BAB III
KEBIJAKAN EMBARGO IMPOR MINYAK IRAN OLEH UNI EROPA
PADA TAHUN 2012
Dalam bab ini diuraikan variable penelitian 2, yakni dijelaskan
mengenai kebijakan embargo impor minyak iran oleh uni eropa yang
dikarekan tidak mau menghentikan program nuklirnya.
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN EMBARGO IMPOR MINYAK IRAN OLEH UNI
EROPA BERDASARKAN TEORI PILIHAN RASIONAL.
Bab keempat ini merupakan bab yang secara khusus membahas
fokus permasalahan. Dalam bab ini juga menjelaskan kebijakan impor
minyak iran oleh uni eropa pada tahun 2012. Serta menganalisis
menggunakan teori pilihan rasional untuk melihat kebijakan yang
dilakukan oleh Uni Eropa sudah rasional atau irrasional dikarenakan pada
saat ini Uni Eropa sedang mengalami krisis namun dalam hal ini lebih
memilih kebijakan mengembargo impor minyak iran.
BAB V
KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam sistematika penelitian ini.
Dalam bab ini, dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
AntaraNews.com, (2012,26 Juni),“embargo Uni Eropa ganggu ekspor
minyak Iran,”
http://www.antaranews.com/berita/318218/embargo-uni-eropaganggu-ekspor-minyak-iran diakses 08 Oktober 2014
Dw (2013, 24 Juli),“Pengusaha jerman langgar embargo Iran,”
http://www.dw.de/pengusaha-jerman-langgar-embargo-iran/a16973553
diakses 08 Oktober 2014
Fadjri, R. (2009, 5 April). Reformis Kalem Menantang Ahmadinejad.
TEMPO, 144.
Firmansyah, T. (2012, 10 Maret). Iran Didesak Buka Akses Nuklir,
Republika,hlm.7.
Haghighi, A. N and Victoria Tahmasebi. 2005. The Velvet Revolution of
Iranian Puritan Hardliners (Mahmoud Ahmadienjads Rise To
Power).
HeinOnline Law Journal Library. 62 (959), 959-962.
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional:Antar Bangsa, No.1.Vol 1 ( Pekanbaru
Fisip
Universitas Riau, 2012), hal 5.
Jurnal HI Fisip Universitas Andalas. 2012, “Perbedaan Uni Eropa dengan
OrganisasiInternasionalLainnya”http://hi.fisip.unand.ac.id/himashi
/index.php/sample-sites-2/95
perbedaan-uni-eropa-
dengan-
organisasi-kekuasaan-lainya. diakses 08 oktober 2014
Kompas (2012,03Juli), “Selat Homus Tertutup oleh kapal Tanker Tujuan
Uni
Eropa,“http://internasional.kompas.com/read/2012/07/03/071912
79/selat.Hormuz.Tertutup.Untuk.Tanker.Tujuan.UE
diakses
08
Oktober 2014
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Netti Herlina. 2012, “ Minyak dan Embargo”, Jurnal Fakultas Teknik
Jurusan Teknik
Kimia. (Universitas Sumatera Utara, 2012), hal 1.
ROLRepublika, (2012, 27Juni), “Uni Eropa Embargo Minyak Mentah Iran,”
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/27/m
69g12-uni-eropa-embargo-minyak-mentah-iran
diakses
08
Oktober 2014.
Stephen M Waltz, (1999), “Rigor or Rigor Mortis? Rational Choice and
Security
Studies,” MIT Press Journals, Spring.
Kebijakan Embargo Impor Minyak Iran Oleh
Uni Eropa Pada Tahun 2012
Dalam Rangka memenuhi Ujian Tengah Semester
dari mata kuliah Seminar HI
DISUSUN OLEH :
FIKRI ARDIYANSYAH
1242500922
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan
proposal ini dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester oleh dosen
Rusdiyanta, S.I.P, M.Si dari mata kuliah Seminar HI.
Dalam proposal ini, akan dijelaskan mengenai kasus dampak
embargo
yang sering terjadi dalam lingkup hubungan internasional.
Perbedaan Ideologi dan permasalahan nuklir menjadi faktor utama
dalam kasus embargo ini. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
maka setiap aktor yang terlibat dalam kasus ini berusaha untuk
melakukan cara untuk menyelesaikan kasus tersebut
Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih secara khusus
kepada Rusdiyanta, S.I.P, M.Si sebagai dosen yang membimbing saya
dalam mata kuliah Seminar HI. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada narasumber yang telah membantu memberikan
tanggapan positif pada terselesaikannya proposal ini. Penulis menyadari
proposal ini masih jauh dari sempurna. Maka dalam hal ini, kritik dan
saran untuk menyempurnakan proposal ini akan sangat membantu.
Semoga proposal
ini dapat
menambah wawasan dan memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 09 Januari 2015
Penyusun
1.1 Latar Belakang
Perkembangan nuklir di Iran sudah berkembang sejak lama yang
dulunya pengembangan nuklir Iran didukung Amerika Serikat namun
dengan sering berjalannya waktu Amerika Serikat mengaggap Iran
sebagai
ancaman
dikarenakan
diduga
sebagai
Negara
terorisme.
Keadaan semakin diperburuk ketika Pakistan mengumumkan untuk
mentransfer teknologi pengayaan uranium ke Iran sehingga membuat
ketakutan dunia barat maupun dunia internasional. Pada tahun 2009,
Iran meluncurkan satelit ke orbit ruang angkasa Amerika Serikat dan trio
Eropa, yang mencakup Rusia, Prancis dan Inggris, sekali lagi menyatakan
kekhawatiran mereka tentang teknologi nuklir Iran dan kemungkinan
digunakan untuk militer Iran.1
Sementara itu, pemerintah Iran melanjutkan uji coba rudalnya
dan mengumumkan pembangunan pabrik pengayaan uranium kedua.
Pada bulan Agustus 2010, Iran memulai pengayaan 20 persen uranium
di pabrik di wilayah Natanz. Pada tanggal 1 Januari 2011, menurut
Institut Sains dan Keamanan Internasional, Iran memiliki 4,922 kilogram
uranium hexafluoride rendah yang sudah diperkaya. Setelah diperkaya
dengan uranium weapon-grade, jumlah ini mungkin cukup untuk empat
hulu ledak nuklir. Pada tahun yang sama, IAEA (Badan Energi Atom
Internasional) mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa Iran
sedang mengembangkan senjata nuklir.2
Ketegangan mengenai program nuklir Republik Islam Iran tidak
berkurang. Dengan demikian, pada Februari 2012, Iran dilaporkan telah
sukses dalam mengembangkan program nuklir. Menanggapi hal ini,
beberapa negara menyerukan sanksi lebih keras terhadap pemerintah
Iran. Pada bulan Maret, Israel mulai membahas kemungkinan serangan
rudal Iran. Menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,
“program nuklir Iran mengancam keamanan wilayah Israel dan global”.3
Pada akhir Agustus 2012, Presiden Prancis Francois Hollande juga
mengatakan bahwa program nuklir Iran menimbulkan bahaya nyata bagi
wilayah tersebut. Hollande pun menyerukan Iran untuk mematuhi
ketetapan internasional. Saat ini terdapat sanksi internasional yang
1
Fadjri, R. (2009, 5 April). Reformis Kalem Menantang Ahmadinejad.
TEMPO, 144.
2
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional:Antar Bangsa, No.1.Vol 1
( Pekanbaru Fisip Universitas Riau, 2012), hal 5
3
Netti Herlina. 2012, “ Minyak dan Embargo”, Jurnal Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Kimia. (Universitas Sumatera Utara, 2012), hal 1.
diberlakukan terhadap Iran. Sanksi itu dimotori oleh AS, Uni Eropa,
Jepang, Kanada dan Australia. Sanksi-sanksi tersebut, menurut Kepala
Staf IDF Benny Gantz, sudah membuahkan hasil. Gantz meyakini bahwa
Iran belum sampai pada keputusan akhir apakah negara itu perlu
memiliki bom nuklir. Para pejabat Israel berharap bahwa orang-orang
rasional dalam pemerintahan Republik Islam tidak akan membiarkan hal
ini terjadi.4
Salah satu yang menolak pengembangan nuklir di Iran adalah Uni
Eropa dengan mengeluarkan kebijakan embargo minyak ke pada iran
yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1 Juni 2012 Kebijakan ini sudah
disepakati
oleh
Negara
–
Negara
Eropa
pada
pertemuannya
di
Luxemburg. Dari kebijakan Uni Eropa tersebut, maka Negara – Negara
eropa tidak akan mengimpor segala minyak bumi ataupun mentah dari
iran. Walaupun ada satu Negara yang menentang kebijakan ini, yaitu
yunani dikarenakan Negara tersebut sedang mengalami krisis dan
ketergantungan dengan impor minyak dari iran. Kebijakan ini juga
didukung oleh amerika serikat (AS) berupa paket sanksi finansial yang
telah dikeluarkan oleh amerika serikat lebih dahulu dikarenakan
gagalnya perundingan tentang nuklir dengan Iran di Moskow. 5
Dari kasus diatas, Pengembangan nuklir di Iran yang semula di
dukung oleh Amerika Serikat. Namun sekarang, pengembangan nuklir di
Iran di kecam oleh banyak Negara termasuk Amerika Serikat dan Uni
Eropa. Bahkan dari pengembangan nuklir di Iran tersebut banyak Negara
yang mengeluarkan berbagai macam penolakan terkait pengembangan
nuklir di iran tersebut seperti Uni Eropa yang diwakili oleh Perdana
Menteri Inggris David Cameron yang menyatakan bahwa "Iran telah
gagal memulihkan kepercayaan internasional terhadap hakikat program
nuklir damai," sehingga Uni Eropa mengambil kebijakan mengembargo
impor minyak kepada Iran yang kita tahu bahwa Uni Eropa merupakan
pasar terbesar ke dua Iran dalam hal importir minyak.6
4
Jurnal HI Fisip Universitas Andalas. 2012, “Perbedaan Uni Eropa dengan
OrganisasiInternasionalLainnya”http://hi.fisip.unand.ac.id/himashi/index.
php/sample-sites-2/95
perbedaan-uni-eropadengan-organisasikekuasaan-lainya. diakses 08 oktober 2014
5
AntaraNews.com,(2012,26Juni),“embargo Uni Eropa ganggu ekspor
minyak Iran,” http://www.antaranews.com/berita/318218/embargo-unieropa-ganggu-ekspor-minyak-iran diakses 08 Oktober 2014
6
Dw
(2013,24Juli),“pengusaha
jerman
langgar
embargo
Iran,”
http://www.dw.de/pengusaha-jerman-langgar-embargo-iran/a-16973553
diakses 08 Oktober 2014
Namun dalam kasus ini pemerintah Iran bersikeras tidak mau
menghentikan pengembangan nuklir di Iran sehingga permasalahan
Antara Iran dengan Negara-Negara yang menolak pengembangan nuklir
di Iran termasuk Uni Eropa menjadi kelas dengan sikap angkuh Iran. Iran
yang diwakili oleh
juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin
Mehmanparast menyatakan bahwa "Langkah (Uni Eropa) itu tidak akan
menghalangi Iran untuk melanjutkan upaya meraih hak-hak dasar
kami,”7 dari pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara kementerian
luar negeri Iran bahwa adanya kesombongan dari pemerintah Iran yang
bersikeras untuk mengembangkan nuklir di Iran.
Keadaan semakin buruk ketika Menteri Luar Negeri Iran pun
angkat bicara setelah Juru bicara kementerian Luar negeri berbicara
pada beberapa minggu lalu yang menyatakan bahwa "Mereka sendiri
yang akan dirugikan oleh embargo, dan saat ini orang-orang Eropa hidup
di bawah tekanan,"8 dari pernyataan itu, pemerintah Iran kembali
menekan Uni Eropa karena sebagian dari Negara anggotanya masih
sangat membutuhnya Impor minyak seperti Yunani. Karena kita tahu
bahwa yunani sedang mengalami krisis yang melanda negaranya
sehingga apabila yunani melakukan kebijakan yang di sepakati oleh
anggota Uni Eropa yang lain pasti akan sangat berdampak kepada
perekonomian di Yunani.
Disini penulis tertarik mengambil judul ini dikarenakan apakah
yang
diambil
oleh
Uni
Eropa
sudah
tepat
dalam
menekan
pengembangan nuklir di Iran atau malah sebaliknya kebijakan yang
diambil oleh Uni Eropa merupakan tidakan yang salah karena tidak
semua Negara-Negara anggota Uni Eropa siap untuk menghentikan
Impor minyak dari Iran karena itulah penulis mengambil judul ini untuk
dijadikan sebuah penelitian.
1.2 Perumusan Masalah
7
ROLRepublika, (2012, 27Juni), “Uni Eropa Embargo Minyak Mentah
Iran,”
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/27/m69g12uni-eropa-embargo-minyak-mentah-iran diakses 08 Oktober 2014.
8
Kompas (2012,03Juli), “Selat Homus Tertutup oleh kapal Tanker Tujuan
UniEropa,“http://internasional.kompas.com/read/2012/07/03/07191279/s
elat.Hormuz.Tertutup.Untuk.Tanker.Tujuan.UE diakses 08 Oktober 2014
1. Bagaimana analisis kebijakan Embargo impor minyak Iran oleh
Uni Eropa pada tahun 2012 berdasarkan Teori Pilihan Rasional?
1.3 Tujuan Penelitian
Menjelaskan bagaimana pengembangan nuklir di Iran.
Menggambarkan kebijakan embargo impor minyak iran oleh Uni
Eropa pada tahun 2012.
Menganalisis kebijakan embargo impor minyak iran oleh Uni
Eropa pada tahun 2012 berdasarkan Teori Pilihan Rasional.
1.4 Kerangka Pemikiran
Di dalam penelitian ini penulis akan menggunakan 4 teori/konsep
dalam menganalisis kasus ini dimulai dari Organisasi Regional adalah
organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Peran
yang
dimainkan
oleh
organisasi-organisasi
regional
sangat
berbeda bergantung pada karakteristik organisasi tersebut. Karakteristik
ini dipengaruhi oleh faktor geografis, ketersediaan sumber-sumber dan
struktur organisasi.9 Teori yang pertama ini digunakan oleh penulis untuk
menjelaskan aktor yang terlibat di dalam kasus ini yaitu Uni Eropa.
Yang kedua, Teori kebijakan luar negeri menurut K. J. Holsti adalah
tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk
memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam
lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain.
Gagasan kebijakan luar negeri, dapat dibagi menjadi empat komponen
dari yang umum hingga kearah yang lebih spesifik yaitu orientasi
kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan, dan tindakan. 10Teori yang
kedua ini digunakan oleh penulis untuk melihat kebijakan yang dilakukan
oleh Uni Eropa yaitu embargo minyak terhadap Iran yang dikarenakan
pengembangan nuklirnya.
9
Firmansyah, T. (2012, 10 Maret). Iran Didesak Buka Akses Nuklir,
Republika,hlm.7.
10
Haghighi, A. N and Victoria Tahmasebi. 2005. The Velvet Revolution of
Iranian Puritan Hardliners (Mahmoud Ahmadienjads Rise To Power).
HeinOnline Law Journal Library. 62 (959), 959-962.
Yang
Ketiga,
konsep
Embargo
ekonomi
adalah
pelarangan
perdagangan atau aktivitas ekspor impor dengan sebuah negara. Kuota
Ekspor Impor adalah pembatasan perdagangan atau aktivitas ekspor
impor dengan sebuah negara. Positifnya dari embargo ekonomi adalah
negara tersebut dapat belajar memproduksi kebutuhan negaranya
dengan mandiri tanpa bergantung dengan negara lain. Negatifnya
adalah negara tersebut akan mempunyai hubungan yang buruk dengan
negara yang diembargo. Positifnya dari kuota ekspor impor adalah
negara dapat memajukan produksi dalam negerinya karena pesaing dari
luar negeri berkurang. Negatifnya adalah harga barang yang dibatasi
akan melambung karena keterbatasannya barang tersebut.
Yang ketiga, Teori Pilihan Rasional merupakan teori yang
digunakan untuk menjawab mengenai apa keputusan terbaik untuk
mencapai kepentingan dari aktor di lingkungan internasional. Penjelasan
lebih rinci mengenai teori pilihan rasional dinyatakan oleh Stephen M.
Waltz dalam jurnalnya yang berjudul Rigor or Rigor Mortis? Rational
Choice and Security Studies. Pada jurnalnya, Waltz menyatakan bahwa:
1. Rational choice theory is individualistic: social and political outcomes
are viewed as the collective product of individual choices (or as the
product of choices made by unitary actors).
2. Rational choice theory assumes that each actor seeks to maximize its
“subjective expected utility.” Given a particular set of preferences and a
fixed array of possible choices, actors will select the outcome that brings
the greatest expected benefits.
3. The specification of actors’ preferences is subject to certain
constraints: (a) an actor’s preferences must be complete (meaning we
can rank order their preference for different outcomes); and (b)
preferences must be transitive (if A is preferred to B and B to C, A is
preferred to thenC11
Pada penjelasan di atas terdapat tiga poin yang dijelaskan oleh
Waltz mengenai teori pilihan rasional. Pertama, teori pilihan rasional
bersifat individu yaitu hasil-hasil sosial dan politik dipandang sebagai
produk kolektif atas pilihan individu (atau sebagai produk dari pilihan
yang dibuat oleh aktor kesatuan). Dapat dikatakan Waltz menambahkan
mengenai aktor kesatuan (negara) pada aktor teori pilihan rasional, yang
sebelumnya
dijelaskan
mengasumsikan
11
oleh
bahwa
Latsis
aktor
yaitu
individu.
berusaha
Kedua,
Waltz
memaksimalkan
Stephen M Waltz, (1999), “Rigor or Rigor Mortis? Rational Choice and
Security Studies,” MIT Press Journals, Spring.
kepentingannya, hal tersebut dilakukan oleh aktor dengan mengambil
suatu pilihan yang akan membawa hasil maksimal terhadap pencapaian
kepentingannya.
Ketiga, teori pilihan rasional menspesifikasikan preferensi dari
aktor terhadap kendala tertentu, misalkan aktor memiliki beberapa
pilihan (artinya peneliti dapat membentuk urutan peringkat dari
preferensi untuk hasil yang berbeda). Selain itu, pilihan harus bersifat
transitif (jika pilihan A lebih dinilai penting dibanding dengan pilihan B
dan C, maka aktor akan memilih A). Waltz pada intinya menyatakan
bahwa teori pilihan rasional merupakan alat untuk membuat kesimpulan
logis tentang bagaimana manusia (atau negara) membuat keputusan. 12
Teori keempat ini digunakan oleh penulis untuk menganalisis kebijakan
embargo
minyak
yang
dilakukan
oleh
Uni
Eropa
terhadap
pengembangan nuklir di Iran.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian “Analisis Teori Pilihan Rasional
Terkait Kebijakan Embargo Impor Minyak Iran Oleh Uni Eropa Pada Tahun
2012”. Jenis Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif analitis. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel
penelitian, selain menggambarkan variabel - variabel penelitian, penulis
juga mencoba menganalisa hubungan antar variabel tersebut sehingga
hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. secara
deskriptif,
penulis
akan
mencoba
memaparkan
gambaran
umum
mengenai Analisis Teori Pilihan Rasional Terkait Kebijakan Embargo Impor
Minyak Oleh Uni Eropa Pada Tahun 2012. Kemudian penulis akan
mencoba memaparkan tentang Bagaimana Analisis Kebijakan Embargo
Impor Minyak Iran Oleh Uni Eropa Berdasarkan Teori Pilihan Rasional.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah kualitatif, yakni data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan
dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realitas secara empirik di
balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu
12
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian Jakarta: PT. Ghalia Indonesia,
2003
penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realitas empirik dengan teori yang berlaku dengan
menggunakan metode deskriptif analitis.
3. Teknik Pengumpulan data
Data-data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data studi kepustakaan, dimana data-data pendukung
dikumpulkan dengan merujuk pada Buku, Jurnal, Artikel dan Berita –
Berita yang relevan dengan topik penelitian ini. Buku, jurnal, maupun
artikel
yang
didapat
penulisan
sebagai
referensi,
berasal
dari
perpustakaan Universitas Budi Luhur, Pusdiklat Departemen Luar Negeri
(Deplu). Dan juga koleksi pribadi. Selain itu penulis juga menggunakan
fasilitas
internet
dalam
mendukung
pencarian
data.
Data
yang
digunakan adalah berupa kutipan atau deskripsi terhadap peristiwa
tertentu,
data
dalam
bentuk
angka
hanya
bersifat
melengkapi
(suplementary).
Sistematika penelitian
Pada penulisan penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar
tiap-tiap babnya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan pendahuluan yang menguraikan latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran,
metode penelitian serta sistematika penulisan penelitian.
BAB II PENGEMBANGAN NUKLIR DI IRAN
Dalam bab ini diuraikan variable penelitian 1, yakni dijelaskan
mengenai pengembangan nuklir yang ada di Iran yang ditolak oleh
banyak Negara salah satunya adalah Uni Eropa yang mengeluarkan
kebijakan embargo impor minyak terhadap Iran.
BAB III
KEBIJAKAN EMBARGO IMPOR MINYAK IRAN OLEH UNI EROPA
PADA TAHUN 2012
Dalam bab ini diuraikan variable penelitian 2, yakni dijelaskan
mengenai kebijakan embargo impor minyak iran oleh uni eropa yang
dikarekan tidak mau menghentikan program nuklirnya.
BAB IV
ANALISIS KEBIJAKAN EMBARGO IMPOR MINYAK IRAN OLEH UNI
EROPA BERDASARKAN TEORI PILIHAN RASIONAL.
Bab keempat ini merupakan bab yang secara khusus membahas
fokus permasalahan. Dalam bab ini juga menjelaskan kebijakan impor
minyak iran oleh uni eropa pada tahun 2012. Serta menganalisis
menggunakan teori pilihan rasional untuk melihat kebijakan yang
dilakukan oleh Uni Eropa sudah rasional atau irrasional dikarenakan pada
saat ini Uni Eropa sedang mengalami krisis namun dalam hal ini lebih
memilih kebijakan mengembargo impor minyak iran.
BAB V
KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam sistematika penelitian ini.
Dalam bab ini, dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
AntaraNews.com, (2012,26 Juni),“embargo Uni Eropa ganggu ekspor
minyak Iran,”
http://www.antaranews.com/berita/318218/embargo-uni-eropaganggu-ekspor-minyak-iran diakses 08 Oktober 2014
Dw (2013, 24 Juli),“Pengusaha jerman langgar embargo Iran,”
http://www.dw.de/pengusaha-jerman-langgar-embargo-iran/a16973553
diakses 08 Oktober 2014
Fadjri, R. (2009, 5 April). Reformis Kalem Menantang Ahmadinejad.
TEMPO, 144.
Firmansyah, T. (2012, 10 Maret). Iran Didesak Buka Akses Nuklir,
Republika,hlm.7.
Haghighi, A. N and Victoria Tahmasebi. 2005. The Velvet Revolution of
Iranian Puritan Hardliners (Mahmoud Ahmadienjads Rise To
Power).
HeinOnline Law Journal Library. 62 (959), 959-962.
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional:Antar Bangsa, No.1.Vol 1 ( Pekanbaru
Fisip
Universitas Riau, 2012), hal 5.
Jurnal HI Fisip Universitas Andalas. 2012, “Perbedaan Uni Eropa dengan
OrganisasiInternasionalLainnya”http://hi.fisip.unand.ac.id/himashi
/index.php/sample-sites-2/95
perbedaan-uni-eropa-
dengan-
organisasi-kekuasaan-lainya. diakses 08 oktober 2014
Kompas (2012,03Juli), “Selat Homus Tertutup oleh kapal Tanker Tujuan
Uni
Eropa,“http://internasional.kompas.com/read/2012/07/03/071912
79/selat.Hormuz.Tertutup.Untuk.Tanker.Tujuan.UE
diakses
08
Oktober 2014
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Netti Herlina. 2012, “ Minyak dan Embargo”, Jurnal Fakultas Teknik
Jurusan Teknik
Kimia. (Universitas Sumatera Utara, 2012), hal 1.
ROLRepublika, (2012, 27Juni), “Uni Eropa Embargo Minyak Mentah Iran,”
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/27/m
69g12-uni-eropa-embargo-minyak-mentah-iran
diakses
08
Oktober 2014.
Stephen M Waltz, (1999), “Rigor or Rigor Mortis? Rational Choice and
Security
Studies,” MIT Press Journals, Spring.