SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB IV FINAL
SENTRA TENUN ATBM
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
BAB IV
KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
4.1
Kesimpulan
• Sentra industri di Kota Pekalongan berada di Kelurahan Medono,
Kecamatan Pekalongan Barat
• Pengrajin atau pengusaha di sentra industri Medono menggunakan
rumahnya selain sebagai tempat tinggal, juga sebagai showroom dan
workshop. Bagian depan rumah diciptakan showroom, pada bagian
tengah digunakan sebagai rumah tinggal, dan bagian belakang digunakan
sebagai workshop.Showroom-showroom yang ada di sentra industri ini
bergerak sendiri-sendiri, hanya ada di rumah pengrajin. Tidak adanya
fasilitas showroom bersama di dalam kawasan.
• Para pengrajin awalnya kebanyakan dari Pemalang, tapi kemudian warga
medono ikut mempelajari. Proses pembelajaran masih bersifat otodidak
atau belajar di pengrajin, atau karena turun temurun. Kondisi pengrajin
sekarang kebanyakan ibu-ibu dan bapak-bapak.
• Banyak warga pekalongan yang kurang mengetahui tentang tenun
ATBM, terutama proses pembuatannya.
• Pengunjung yang mengunjungi dan membeli produk tenun ATBM di
rumah pengrajin, terutama yang dari luar kota, cenderung ingin
mengetahui proses pembuatan kain tenun ATBM, dengan melihat-lihat
proses produksi di workshop.
• Tidak adanya koperasi atau kelompok yang menjadi perkumpulan para
pengusaha tenun ATBM di Medono. Tidak ada pula sarana sebagai
wadah komunikasi guna mengembangkan industri tenun ATBM di
Pekalongan, di sentra Medono khususnya.
• Diperlukannya fasilitas bersama yang menampung fungsi promosi,
edukasi, komersil, serta komunikasi dan pengembangan pengrajin, serta
pengembangan kawsan sebagai kawasan wisata belanja dan budaya.
67
SENTRA TENUN ATBM
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
• Studi banding dilakukan pada sentra tenun troso Jepara, sentra ukir
tahunan Jepara, sentra seni patung dan ukir Desa Mulyoharjo Jepara, dan
Kampung Batik Laweyan.
• Penekanan desain sentra atau fasilitas bersama/kolektif ini adalah
arsitektur neo-vernakular yang merupakan desain yang mengungkapkan
bahasa arsitektur setempat dengan cara yang baru. Penekanan desain ini
cocok untuk kawasan sentra industri Medono yang dimana bangunan di
dalamnya bercirikan arsitektur lokal.
4.2
Batasan
• Batasan lokasi perencanaan adalah Kelurahan Medono Kecamatan
Pekalongan Barat yang menjadi sentra Industri tenun ATBM Medono di
Kota Pekalongan.
• Konsep
perencanaan
mengangkat
konsep
paket
wisata
dan
pengembangan perdagangan
• Perencanaan dan perancangan desain pada sentra ini lebih terfokus pada
sentra sebagai fasilitas bersama/kolektif, dengan dilengkapi usulan
penataan kawasan ke pengrajin, serta usulan desain rumah produksi bagi
pengrajin
• Penataan kawasan dibatasi hanya memberikan konstelasi dan korelasi
antar
kelompok
pengrajin,
juga
antara
sentra
atau
fasilitas
bersama/kolektif dengan kelompok pengrajin di sentra tenun di Medono,
serta menyediakan fasilitas kawasan untuk mendukung konsep yang
ditawarkan. Tidak ada redesain kawasan sentra industri, tidak ada
pembongkaran, jadi bangunan yang ada tetap dipertahankan.
• Lingkup kegiatan yang diwadahi pada fasilitas bersama adalah kegiatan
promosi seperti pameran, kegiatan edukasi seperti pelatihan dan praktek
workshop, kegiatan komersial berupa penjualan produk-produk tenun
ATBM yang diwadahi pada showroom, serta kegiatan komunikasi para
pengrajin tenun dan pengembangan industri tenun seperti kegiatan
68
SENTRA TENUN ATBM
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
pengelolaan bersama sentra industri tenun, pemberian penyuluhan dan
pelatihan pada pengrajin
• Titik berat perencanaan dan perancangan adalah pada masalah-masalah
arsitektural, permasalahan di bidang ekonomi, politik, dan di bidang lain
di luar bidang arsitektur selanjutnya tidak akan dibahas, kecuali selama
masih berkaitan dan mendukung masalah utama
4.3
Anggapan
• Tapak
terpilih
yang
digunakan
sebagai
sentra
atau
fasilitas
bersama/komplek dianggap telah memenuhi syarat dan siap digunakan
sesuai dengan batas-batas yang ada. Dalam penyediaan pembebasan
tanah tidak terdapat masalah.
• Jaringan utilitas kawasan sentra industri tersebut dianggap tersedia
dengan baik dan siap digunakan sesuai dengan data yang ada
• Studi kelayakan struktur dan daya dukung tanah dianggap telah
dilaksanakan
dan
dapat
digunakan
untuk
rekomendasi
proses
perencanaan dan perancangan selanjutnya
• Aspek ekonomis dianggap diluar pembahasan perencanaan dan
perancangan tetapi dengan memperhatikan rasionalitas
• Dana untuk pembangunan Sentra Tenun ATBM di Medono serta
penataan kawasan yang direncanakan dianggap telah tersedia dan sesuai
dengan program perencanaan dan perancangan
69
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
BAB IV
KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
4.1
Kesimpulan
• Sentra industri di Kota Pekalongan berada di Kelurahan Medono,
Kecamatan Pekalongan Barat
• Pengrajin atau pengusaha di sentra industri Medono menggunakan
rumahnya selain sebagai tempat tinggal, juga sebagai showroom dan
workshop. Bagian depan rumah diciptakan showroom, pada bagian
tengah digunakan sebagai rumah tinggal, dan bagian belakang digunakan
sebagai workshop.Showroom-showroom yang ada di sentra industri ini
bergerak sendiri-sendiri, hanya ada di rumah pengrajin. Tidak adanya
fasilitas showroom bersama di dalam kawasan.
• Para pengrajin awalnya kebanyakan dari Pemalang, tapi kemudian warga
medono ikut mempelajari. Proses pembelajaran masih bersifat otodidak
atau belajar di pengrajin, atau karena turun temurun. Kondisi pengrajin
sekarang kebanyakan ibu-ibu dan bapak-bapak.
• Banyak warga pekalongan yang kurang mengetahui tentang tenun
ATBM, terutama proses pembuatannya.
• Pengunjung yang mengunjungi dan membeli produk tenun ATBM di
rumah pengrajin, terutama yang dari luar kota, cenderung ingin
mengetahui proses pembuatan kain tenun ATBM, dengan melihat-lihat
proses produksi di workshop.
• Tidak adanya koperasi atau kelompok yang menjadi perkumpulan para
pengusaha tenun ATBM di Medono. Tidak ada pula sarana sebagai
wadah komunikasi guna mengembangkan industri tenun ATBM di
Pekalongan, di sentra Medono khususnya.
• Diperlukannya fasilitas bersama yang menampung fungsi promosi,
edukasi, komersil, serta komunikasi dan pengembangan pengrajin, serta
pengembangan kawsan sebagai kawasan wisata belanja dan budaya.
67
SENTRA TENUN ATBM
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
• Studi banding dilakukan pada sentra tenun troso Jepara, sentra ukir
tahunan Jepara, sentra seni patung dan ukir Desa Mulyoharjo Jepara, dan
Kampung Batik Laweyan.
• Penekanan desain sentra atau fasilitas bersama/kolektif ini adalah
arsitektur neo-vernakular yang merupakan desain yang mengungkapkan
bahasa arsitektur setempat dengan cara yang baru. Penekanan desain ini
cocok untuk kawasan sentra industri Medono yang dimana bangunan di
dalamnya bercirikan arsitektur lokal.
4.2
Batasan
• Batasan lokasi perencanaan adalah Kelurahan Medono Kecamatan
Pekalongan Barat yang menjadi sentra Industri tenun ATBM Medono di
Kota Pekalongan.
• Konsep
perencanaan
mengangkat
konsep
paket
wisata
dan
pengembangan perdagangan
• Perencanaan dan perancangan desain pada sentra ini lebih terfokus pada
sentra sebagai fasilitas bersama/kolektif, dengan dilengkapi usulan
penataan kawasan ke pengrajin, serta usulan desain rumah produksi bagi
pengrajin
• Penataan kawasan dibatasi hanya memberikan konstelasi dan korelasi
antar
kelompok
pengrajin,
juga
antara
sentra
atau
fasilitas
bersama/kolektif dengan kelompok pengrajin di sentra tenun di Medono,
serta menyediakan fasilitas kawasan untuk mendukung konsep yang
ditawarkan. Tidak ada redesain kawasan sentra industri, tidak ada
pembongkaran, jadi bangunan yang ada tetap dipertahankan.
• Lingkup kegiatan yang diwadahi pada fasilitas bersama adalah kegiatan
promosi seperti pameran, kegiatan edukasi seperti pelatihan dan praktek
workshop, kegiatan komersial berupa penjualan produk-produk tenun
ATBM yang diwadahi pada showroom, serta kegiatan komunikasi para
pengrajin tenun dan pengembangan industri tenun seperti kegiatan
68
SENTRA TENUN ATBM
MEDONO PEKALONGAN
LP3A
TA 115
pengelolaan bersama sentra industri tenun, pemberian penyuluhan dan
pelatihan pada pengrajin
• Titik berat perencanaan dan perancangan adalah pada masalah-masalah
arsitektural, permasalahan di bidang ekonomi, politik, dan di bidang lain
di luar bidang arsitektur selanjutnya tidak akan dibahas, kecuali selama
masih berkaitan dan mendukung masalah utama
4.3
Anggapan
• Tapak
terpilih
yang
digunakan
sebagai
sentra
atau
fasilitas
bersama/komplek dianggap telah memenuhi syarat dan siap digunakan
sesuai dengan batas-batas yang ada. Dalam penyediaan pembebasan
tanah tidak terdapat masalah.
• Jaringan utilitas kawasan sentra industri tersebut dianggap tersedia
dengan baik dan siap digunakan sesuai dengan data yang ada
• Studi kelayakan struktur dan daya dukung tanah dianggap telah
dilaksanakan
dan
dapat
digunakan
untuk
rekomendasi
proses
perencanaan dan perancangan selanjutnya
• Aspek ekonomis dianggap diluar pembahasan perencanaan dan
perancangan tetapi dengan memperhatikan rasionalitas
• Dana untuk pembangunan Sentra Tenun ATBM di Medono serta
penataan kawasan yang direncanakan dianggap telah tersedia dan sesuai
dengan program perencanaan dan perancangan
69