LPSE Kota Cimahi RKS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

BAB I
SYARAT- SYARAT TEKNIS
Pasal 1
S i t u a s i
1.1.
1.2.

Pekerjaan yang dilaksanakan terletak di Kota Cimahi.
Calon-calon pemborong wajib meneliti medan / lapangan terutama tanah, sifat tanah dan
luasnya pekerjaan. Disamping hal-hal lain yang berpengaruh terhadap harga-harga penawaran
yang akan diajukan. Pemborong juga harus meneliti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
RKS ini, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari apa yang telah
digariskan.

1.3.

Kelalaian dari Pemborong dalam meneliti medan/lapangan ataupun hal-hal lainnya, tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.


Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
2.1.

2.2.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengamanan Fisik Aset Pasar Milik Pemkot,
yang terdiri dari :
I.
Pekerjaan Persiapan
II.
Pekerjaan Struktur
III.
Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran dan Acian
IV.
Pekerjaan Pengecatan
Hal-hal lain yang nyata-nyata diperlukan dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar rencana
( bestek ) dan atas perintah / petunjuk dari Konsultan Pengawas.


Pasal 3
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk menjamin mutu pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan :
3.1

Tenaga ahli yang mengerti gambar-gambar dan cara pelaksanaan di lapangan.

3.2

Tenaga pelaksana yang mengerti dan terampil tentang cara-cara pelaksanaan di lapangan.

3.3

Alat-alat pembantu untuk kelancaran pekerjaan seperti : mesin pengaduk beton (beton
molen), vibrator, pompa air, stamper, alat-alat ukur seperti penyipat datar, alat-alat pengukur
(meteran, rol meter), serta alat bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pekerjaan
ini.

3.4


Bahan-bahan harus sudah ada di tempat pekerjaan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan pekerjaan dari jadwal yang telah
ditentukan.

3.5

Buku-buku yang diperlukan seperti Buku Logistik, Buku Tamu, Buku Pesanan Bahan, Buku
Pekerja, Buku Laporan Harian, Buku Catatan Harian, dan buku-buku lainnya yang diperlukan
pada pelaksanaan pekerjaan. Buku-buku tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 4
Ukuran
4.1

Satuan Ukuran
Satuan ukuran dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik. Pemborong harus meneliti

gambar-gambar terutama mengenai ukuran-ukuran dan hal-hal lainnya sebelum pelaksanaan
pekerjaan. Kalau ada hal-hal yang meragukan segera pemborong melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk dicarikan jalan penyelesaiannya.

4.2

Ukuran Pokok
Permukaan atas lantai dasar yang di nyatakan dengan + 0.00 cm, terletak 30 cm di atas
permukaan rata-rata halaman setelah dibentuk (cut & fill), sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana Grading Plan, atas petunjuk Konsultan Perencana / Pengawas.
Selanjutnya seluruh ukuran ketinggian diambil dari tinggi lantai + 0.00 cm tersebut.

4.3

Mengukur Letak Bangunan
Letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Perencana dan Pengawas. Papan
bangunan ( bouwplank ) dibuat dari papan kayu yang diketam rata pada sisi atasnya, ukuran
minimal 2 / 20 cm, dipaku pada patok kayu ukuran 5 / 7 cm atau dolken yang dipancang kuatkuat dalam tanah.
Sumbu-sumbu serta ketinggian bangunan harus tertera dengan jelas dengan cat pada papan
bangunan tersebut. Pemborong harus menyediakan pembantu secukupnya yang paham dalam

cara-cara pengukuran penyipat datar yang baik dan alat-alat lain yang diperlukan untuk
pengukuran.

Pasal 5
Pekerjaan Persiapan
5.1

Daerah di mana akan didirikan bangunan harus kering / bebas air, terutama pada pekerjaan
pondasi. Untuk itu pemborong harus menyediakan mesin pompa air bila diperlukan, dengan
kapasitas yang cukup untuk memenuhi untuk pengeringan ini.

5.2

Bilamana di dalam lahan terdapat pohon / perdu, maka penebangan harus mendapat ijin dari
konsultan. Sisa-sisa brangkal, kayu, akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu yang
lainnya harus dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan tanah. Jaringan air bersih dan
listrik yang terdapat pada lokasi pembangunan harus diamankan / dipindahkan sebelum
pekerjaan pembentukan muka tanah dilakukan.

Pasal 6

Pekerjaan Pembentukan Muka Lahan
6.1.

Lokasi dimana di mana akan didirikan bangunan harus dibentuk sesuai dengan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Lingkup pekerjaan pembentukan lahan ini adalah
sampai minimal jarak 3 meter dari as bangunan yang akan dibangun.

6.2.

Pekerjaan pembentukan muka tanah ini meliputi pengupasan top soil / tanah gembur bekas
kebun, sedalam 20 cm, penggalian dan pengurugan tanah, serta pemadatan tanah.

6.3.

Tanah gembur / top soil, dan tanah yang masih mengandung bekas-bekas akar, dan bahan
organik lainnya tidak boleh dipakai untuk mengurug. Pada perbedaan tinggi permukaan
dibuat talud dengan kemiringan 45o.

6.4.


Untuk pekerjaan pembentukan tanah ini Pemborong harus menyediakan alat-alat berat yang
sesuai. Pembuangan tanah bekas galian ini ditempatkan dalam kompleks ini, dan akan diatur
kemudian di lapangan dengan Pemberi Tugas / Pihak Rumah Sakit.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 7
Pasangan Batu Bata
11.1.

Pemasangan batu bata dilaksanakan pada semua dinding, rollaag, dan lain-lain tempat seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana.

11.2.

Pasangan bata melintang dengan adukan trasram atau biasa (rollaag) harus dipasang di bawah
semua dinding, pasangan lain yang tidak berdiri diatas sloof beton, dan pada pasangan lain
yang memerlukannya.


11.3.

Pasangan bata tegak atau segmen harus dipasang di atas semua kusen, bilamana di atas kusen
tersebut masih ada dinding bata setinggi lebih dari 30 cm, yang tidak disangga oleh latei
beton.

11.4.

Pasangan dinding harus tegak lurus dan rata sehingga pada pekerjaan selanjutnya dapat
diselesaikan dengan plesteran rata dan sama tebalnya. Apabila tidak tertera dalam gambar
untuk setiap luas pasangan 9-12 m2 harus dipasang kolom / balok tulangan praktis. Di bawah
semua kusen dipasang balok lintel beton ukuran 10 x 10 cm.

11.5.

Pada sambungan antara beton dan pasangan bata dipasang angker horisontal setiap 1 meter,
dan harus dicor beton untuk pengikatnya, dengan campuran 1Pc :3 Ps : 5Kr.

11.6.


Pasangan pada sudut-sudut / pertemuan dinding harus diperkuat dengan kolom praktis, sudut
dan ukurannya sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar.

11.7.

Ketidak-sikuan dinding akan menyulitkan pemasangan ubin dan langit-langit, dan
menunjukkan ketidak-ahlian pelaksana. Pembongkaran kembali pasangan dinding akibat
kekurang-ahlian pelaksana menjadi tanggung jawab pemborong.

11.8.

Bata yang dipakai adalah batu bata biasa dari tanah liat produksi setempat, kwalitas terbaik,
dengan ukuran tidak jauh menyimpang dari 5 x 11 x 22 cm. Hendaknya jangan memakai bata
dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dan batu bata yang dipakai harus matang dalam
pembakarannya, berbentuk dan permukaan rata dan tanpa cacat. Bata sebelum dipasang,
direndam dahulu hingga jenuh air, bata yang patah separuh hanya boleh dipasang untuk tepi
atau bagian yang memerlukan ukuran pendek, dan bata yang patah, kurang dari separuh, tidak
boleh dipergunakan.

Pasal 8

Pekerjaan Adukan
12.1.

Adukan trasram dengan campuran 1PC:3Ps dipasang pada :
- dari permukaan sloof sampai 20 cm di atas lantai ruangan, dan 160 cm di atas lantai
KM/WC.
- rollaag bata dan lapis terakhir pasangan bata yang tidak terlindung ringbalk / balok.
- pasangan lainnya sesuai dengan gambar.

12.2.

Pasangan batu bata lainnya memakai adukan 1PC: 5 Ps

12.3.

Mencampur bahan-bahan adukan harus benar-benar merata dikerjakan dalam keadaan kering,
kemudian diairi sampai merata dan konsisten. Untuk jumlah adukan yang banyak diharuskan
memakai adukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen).

12.4.


Adukan yang lebih lama dari 2 jam atau sudah mengeras tidak boleh dipakai karena daya
lekatnya sudah berkurang.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 9
Pekerjaan Plesteran
13.1.

Komposisi campuran bahan-bahan plesteran dan syarat-syaratnya sama dengan untuk bahan
adukan.

13.2.

Plesteran trasram diterapkan pada pasangan trasram dan beton, sedang plesteran biasa
diterapkan pada semua pasangan batu bata.

13.3.

Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan harus dibasahi dahulu, dan siar-nya harus
dikorek dahulu sedalam 1 cm. Pelaksana harus memberi perhatian penuh terhadap
kesempurnaan pekerjaan ini. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, tidak melekat, miring,
retak dan cacat, harus diulangi, dan pada sudut-sudut pertemuan bidang, alur atau tali air dan
lainnya yang tidak siku atau tidak lurus harus diulangi, diperbaiki sampai memuaskan
Konsultan dan seluruh biaya perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

13.4.

Semua plesteran diratakan dengan acian, diplamur dan digosok amplas hingga halus sebelum
dicat tembok, kecuali pada dinding bagian luar tidak perlu diplamur, setelah diaci halus
langsung dicat dengan cat tembok.

13.5.

Pasir untuk pekerjaan plesteran harus disaring hingga cukup halus, dan memenuhi syarat
untuk plesteran.

13.6.

Penghalusan / acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi dan dilakukan
dengan roskam.

Pasal 10
Persyaratan Bahan - bahan Adukan dan Beton
15.1.

Semen portland
Semen yang dimaksud adalah semen PC merk “Tiga Roda“, ex Cibinong atau sekwalitas, dan
harus sampai di tempat kerja dalam keadaan baik terbungkus dalam kantong asli dari pabrik.
Semen yang telah rusak, membatu tidak boleh dipakai dan harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan.
Semen harus disimpan dalam ruangan tertutup, di atas lantai papan yang terangkat, dan tidak
lembab. Kantong-kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Untuk
seluruh pekerjaan harus dipergunakan satu merk dan tidak boleh dicampur dengan merk lain.

15.2.

Air Kerja
Air sebagai bahan campuran beton maupun adukan harus bersih, tidak mengandung asam,
garam, alkali, atau bahan organik dan zat-zat lainnya yang bisa menurunkan kekuatan struktur
.

15.3.

Pasir
Pasir harus bebas dari bahan-bahan organik, garam, asam, kapur, tanah serta kotoran-kotoran
lainnya . Pasir laut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini. Pasir untuk adukan pasangan,
plesteran, ataupun beton harus keras, tajam dan tidak mengandung kadar lumpur lebih dari 5
%. Untuk plesteran atau adukan pasangan, pasir harus melalui ayakan berlubang persegi 3
mm.

Pasal 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pekerjaan Beton
16.1.

Untuk struktur beton bangunan dipakai beton dengan kekuatan karakteristik yang disyaratkan
sebesar 175 kg/cm2 (K-175 ) sesuai petunjuk pada Perincian Anggaran Biaya. Pelaksana
harus menyerahkan hasil pengujian mutu beton (berbentuk test kubus beton) dari
laboratorium yang sah kepada Konsultan Pengawas, khususnya untuk campuran beton pada
bagian struktur utama. Ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pencampuran beton,
perawatan beton dan lain-lainnya mengenai pekerjaan beton mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam ayat-ayat pasal ini.

16.2.

Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan pada semua beton struktur dan beton lainnya, dengan
ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana.

16.3.

Pekerjaan beton bertulang harus mengikuti persyaratan dalam :
1.
Peraturan bahan beton bertulang :
- PUBB NI - 3, 1970, NI-8, 1964
- PBI 1971, terutama :
- Syarat bahan - bahan untuk semua pekerjaan beton, PBI 1971, NI - 2,
Bagian I Bab 3, pasal 3-1 s/d 3-9
- Syarat bahan- bahan untuk semua pekerjaan beton, PBI 1971, NI -2, Bagian 3,
Bab 3,4,5, dan 6.
- Syarat pekerjaan tulangan , PBI 1971, NI-2 , Bab 8, Pasal 8-1 s/d 8-17
- Kwalitas baja tulangan , U- 24, PBI 1971, NI -2.
2.

Semen
Semen harus dari jenis portland cement, sesuai dengan persyaratan ASTM C- 150, type
1, atau sejenis, atau sesuai dengan pasal 15. 1.

3.

Air
Air sesuai dengan pasal 15.2.
Pasir beton
Pasir beton harus bersih, dan tersusun dalam gradasi yang baik, bebas dari bahan-bahan
organik, garam, lumpur, tanah, serta kotoran-kotoran lain, sesuai dengan tanah, serta
kotoran-kotoran lain, sesuai dengan persyaratan PBI 1971 . Jumlah butir yang lebih
kecil dari 0,63 mm, tidak boleh melebihi dari 5% dari jumlah total.

4.

5.

Kerikil / Batu pecah .
Kerikil harus bersih, keras, tersusun dalam gradasi yang baik, bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur serta kotoran-kotoran lain sesuai dengan persyaratan PBI 1971.

16.4.

Campuran/komposisi bahan beton dengan kekuatan karakteristik 200 kg/cm2 (K-200) harus
sesuai dengan hasil pengujian di laboratorium (mix-design) atau minimal campuran 1PC : 2
Ps : 3Kr. Kekentalan beton ditentukan dengan tinggi percobaan slump, yang harus terletak
diantara 7-10 cm.

16.5.

Campuran harus diadukan dengan mesin pengaduk (beton molen), dengan kecepatan putaran
antara 14-20 putaran permenit. Waktu pengadukan tidak boleh kurang dari 2 menit, dihitung
dari semua bahan termasuk air dimasukkan ke dalam mesin. Mengaduk dengan tenaga
manusia sama sekali tidak diperbolehkan.

16.6.

Sebelum dan sesudah dipakai, mesin pengaduk harus bersih untuk pemakaian berikutnya
tidak boleh ada sisa adukan yang tertinggal.

16.7.

Pengecoran beton
1.
Selambat-selambatnya dalam waktu 2 x 24 jam sebelum tanggal pengecoran
dilaksanakan, Konsultan harus diberi tahu. Hanya atas persetujuan Konsultan
Pengawas (tertulis), pengecoran boleh dilaksanakan .
2.

Sebelum saat pengecoran, harus dilakukan penelitian lagi, baik mengenai peralatan,
jarak tulangan dengan bekisting / acuan, dimensi tulangan, kekokohan, dan lurus atau
tidaknya acuan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

3.

Mengecor beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 m dari lapisan sebelumnya.
Adukan harus dirojok dan digetarkan dengan mesin penggetar, terutama pada setiap
sudut cetakan, sehingga menghasilkan permukaan beton yang mulus, tidak keropok,
dan berbekas gelembung udara, maupun cacat lain yang berarti.

4.

Menutup keropok dengan kamprotan akibat tidak sempurnanya cara pengecoran yang
tidak memenuhi syarat kekuatan harus segera dibongkar, dan diulangi atas resiko
pemborong.

5.

Melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras dilaksanakan
dengan
jalan mengkasar dan membersihkan permukaan beton lama, kemudian disiram dengan
cairan semen.

16.8.

Perawatan beton
Semua permukaan beton harus dijaga agar tidak terlalu cepat mengering, dengan kain / goni
yang dibasahi terus menerus selama 14 hari.

16.9.

Pengontrolan kwalitas
Pengontrolan kwalitas beton harus dilakukan terus menerus, pada setiap pengadukan baru,
dengan mengambil benda uji / kubus, serta percobaan slump, sehingga mencapai konsisten
yang stabil. Minimal diambil benda uji kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm, untuk setiap 5 m3
beton, sedang ketinggian slump terletak pada 7 - 10 cm. Evaluasi kekuatan beton
dilaksanakan atas tanggungan Pemborong.

16.10. Pekerjaan beton biasa memakai campuran 1 PC : 3 PC : 5 KR dilaksanakan pada neut di
bawah kosen-kosen pintu, dan pengisian celah-celah pada angker. Penyelesaian pada neutneut tiang kusen dihaluskan dengan acian beton.
16.11. Untuk pekerjaan beton yang terletak di atas tanah seperti pondasi dan sloof di bagian
bawahnya dipasang lapisan urugan pasir setebal 10 cm dan lapisan lantai kerja campuran
1Pc : 5Ps setebal 5 cm.

Pasal 12
Pekerjaan Acuan
17.1.

Untuk acuan balok dan kolom beton, dapat dipakai papan kayu kelas III yang lurus dengan
tebal minimal 2 cm, dan telah kering, sehingga tidak akan berubah selama dan sesudah
pengecoran dilaksanakan. Apabila memungkinkan dapat dipakai acuan dari multipleks 9
mm, yang diperkuat dengan rusuk-rusuk kayu, agar mutu hasil cetakan lebih terjamin
kerapihannya.

17.2.

Hendaknya dipakai papan dengan panjang minimum 2 m guna menjamin kelurusan beton
yang dicetak. Ukuran yang lebih pendek hanya boleh dipakai apabila ternyata diperlukan
ukuran kurang dari 2 meter.

17.3.

Sisa papan dimana akan dilakukan penyambungan harus diketam rata dan lurus untuk
menjamin kerapatan sambungan.

17.4.

Pemasangan acuan harus dilakukan dengan penuh ketelitian baik mengenai ukuran, tegak
dan lurusnya, terutama untuk kolom-kolom, hasil pengecoran harus mempunyai bentuk
tegak lurus, tidak bengkok-bengkok dan patah pada sambungan acuan atupun miring.

17.5.

Acuan harus terpasang demikian kuatnya, sehingga sanggup menahan getaran-getaran
vibrator, beban beton, dan kejutan-kejutan lain tanpa berubah bentuk.

17.6.

Beberapa saat sebelum dilakukan pengecoran beton, acuan harus disiram / dibasahi air,
untuk merapatkan sambungan-sambungan. Celah-celah yang memungkinkan air semen
keluar, harus di sumbat dengan kertas bekas pembungkus semen.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

17.7.

Acuan boleh dibuka setelah beton mengalami pengerasan sesuai dengan persyaratan PBI
1971.

17.8.

Setelah acuan dibuka, Pemborong tidak boleh mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton, tanpa ijin konsultan pengawas secara tertulis.

Pasal 13
Pekerjaan Baja Tulangan
18.1.

Baja untuk tulangan pondasi, kolom, dan balok adalah dari jenis U-24 sesuai dengan
persyaratan PBI 1971.

18.2.

Ukuran-ukuran tulangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, penggantian
dengan diameter lain hanya diperkenankan dengan persetujuan tertulis dari Konsultan, dan
jumlah luas penampang baja serta mutunya, harus tetap sama dengan
perencanaan/perhitungan. Toleransi ukuran diameter baja tulangan mengacu kepada
Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBI-1982), dan telah mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Perencana.

18.3.

Apabila ada keraguan mengenai mutu baja, Pemborong harus dapat menunjukkan sertifikat
atau hasil uji kekuatan baja dari laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, yang
menyatakan bahwa kekuatan baja sesuai dengan yang disyaratkan.

18.4.

Baja tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, lemak, atau bahan lain yang mengurangi
daya lekat tulangan terhadap beton.

18.5.

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran, tidak
berubah tempat. Penahan jarak / spacers berbentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang
untuk menjaga ketebalan selimut beton, harus dipasang minimum 4 buah setiap 2 m2
cetakan.

Pasal 14
Pekerjaan Kayu
19.1.

Persyaratan umum
1. Kayu yang akan dipakai harus dalam keadaan kering
2. Harus dipakai kayu yang mulus, tidak mempunyai mata kayu, tidak cacat, dan lurus.
Selama dalam pelaksanaan pekerjaan, mutu kayu harus tetap dijaga dengan menyimpan
di tempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.
3. Semua pekerjaan kayu yang terlihat dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata
dan halus, juga tempat-tempat kayu yang akan dicat harus benar- benar rata, sehingga
didapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
4. Semua pekerjaan sambungan -sambungan untuk konstruksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku (PPKI 1961,NI-5).

19.2.

Kayu Kamper Banjarmasin
1. Untuk semua kosen-kosen pintu, jendela, jendela ventilasi, dan lisplank, sesuai dengan
Rencana Anggaran Biaya.
2. Rangka daun pintu dan daun jendela, sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya.
3. Untuk semua pekerjaan lain sesuai dengan yang tertera dalam gambar, dan sesuai dengan
Rencana Anggaran Biaya .

19.3.

Kayu kamper medan / kruing.
Digunakan untuk kuda- kuda, gording, balok bubung, papan ruiter

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

19.4.

Kayu Borneo ( kayu klas II)
Digunakan untuk rangka atap, rangka langit-langit, dan hal-hal lainnya sesuai dengan yang
tertera dalam gambar dan bill of quantity.

19.5.

Kayu Lapis ( Multipleks, teakwood, dsb. )
Digunakan untuk lapisan / panel pintu, dan lain-lain sesuai dengan yang tertera dalam
gambar.

Pasal 15
Pekerjaan Pengecatan
25.1.

5.

Cat Kayu
1. Meni kayu harus dilakukan pada semua bagian kayu yang akan dicat, yang
pada dinding, dan pada sambungan kayu.

menempel

2.

Khusus untuk kosen yang akan dicat, pekerjaan meni harus seijin Konsultan Pengawas,
setelah diperiksa kwalitas / keadaan kosen tersebut.

3.

Pendempulan dilakukan setelah meni kering, dan seluruh permukaan kayu diplamur dan
diampelas halus, sehingga hasil memuaskan.

4.

Pengecatan terakhir dilakukan setelah pekerjaan sebelumnya telah benar-benar kering,
dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

5.

Pengecatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan cat yang tidak terlalu kental, pada
waktu udara kering setiap lapisan harus menunggu lapis sebelumnya benar-benar kering,
sehingga tidak terjadi pecah-pecah di kemudian hari.

Tidak dibenarkan mengecat pada waktu hujan, atau pada malam hari. Cat yang tidak rata,
pecah - pecah harus diulangi hingga memuaskan.

7. Cat yang digunakan adalah sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.
25.2. Solignum
1. Dilakukan pada seluruh konstruksi atap dari kayu, dan pekerjaan ini dilakukan di
bawah sebelum konstruksi atap dipasangkan.
2. Pelaburan solignum dilakukan minimal 2 ( dua ) kali.
25.3.

Cat Logam
1. Meni besi dilakukan pada semua pekerjaan besi dan seng yang akan dicat dan yang
terkena air.
2. Cat yang digunakan adalah sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.

25.4.

Cat Dinding
1. Dinding dan langit-langit yang tidak tertutup bahan lain harus dicat dengan cat tembok
sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.
2. Sebelum dicat, semua dinding/langit-langit diplamur dan diampelas, sehingga halus, licin
dan rata.
3.
Pengecatan dilakukan lapis demi lapis, minimal 3 lapis sampai mendapatkan hasil
pengecatan yang rata.
4.
Pada waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya, seluruh dinding, dan langit langit yang dicat tembok, harus dicat secara merata, bersih, dan rapih

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 16
Penyelesaian Pekerjaan
31.1.

Sebelum penyerahan pertama yang direncanakan, pemborong harus meneliti bagian-bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus segera memperbaikinya dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab.

31.2.

Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain: penyesuaian kontruksi atap
dengan gambar bestek, penyelesaian dinding, pemasangan kosen-kosen, pemasangan pintu
dan jendela, pemasangan langit - langit dan lisnya, kerapihan pemasangan ubin dan plin,
pekerjaan penyelesaian dinding, pemasangan kosen, pemasangan lis kaca, kerapihan
pemasangan ubin dan plin, kesempurnaan pengecatan, terutama di bagian belakang, dan
tempat-tempat tersembunyi, pemasangan kaca, kerapihan pemasangan atap dan bubung, serta
hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kekuatan dan estetika.

31.3.

Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan harus sudah dibersihkan, lantai dan lantai sudah
bersih dan mengkilat. Halaman dalam dan luar sudah selesai digarap sekitar lokasi bangunan
telah dibersihkan dari segala macam sampah dan kotoran lainnya.

31.4.

Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik, sehingga
memuaskan, dan dapat dipakai oleh pemakai bangunan tanpa harus melakukan perbaikan
kembali.

31.5.

Meskipun telah ada Konsultan Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan-ketentuan bestek dan gambar tetap menjadi tanggung jawab Pemborong, kecuali
ada bukti tertulis bahwa penyimpangan tersebut atas perintah Pemberi Tugas.

31.6.

Setelah penyerahan kedua, semua barang-barang dan peralatan yang menjadi milik
Pemborong harus segera diangkut dari lokasi pekerjaan.