Bahan Menko - Musrembang DKI Jakarta 29 Maret 2017_Final

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia

MEMANTAPKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM RANGKA PERCEPATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Oleh:
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Disampaikan dalam:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, 29 Maret 2017

OUTLINE

Perkembangan Perekonomian

Kebijakan Pemerataan Ekonomi

OUTLINE

Perkembangan Perekonomian


Ekonomi Pemerataan

Tingkat Pengangguran, Kemiskinan dan Ketimpangan Membaik, namun masih tinggi…

5.85

2016

Unemployment Rate (%)

8.478.36

DKI Jakarta

Indonesia

Agt-2016

Agt-2015


Feb-2015

Agt-2014

Feb-2014

Agt-2013

Sep-16

Indonesia

Mar-16

Sep-15

Mar-15

Sep'14


DKI Jakarta

Mar-14

Sep-13

Mar-13

Sep-12

Mar-12

Sep-11

3.753.643.693.703.553.723.924.093.933.613.753.75

5.776.12

6.135.886.175.705.945.816.185.505.61


Feb-2013

6.967.486.37

Mar-11

Sep-16

Mar-16

Sep-15

Mar-15

Sep-14

Mar-14

Sep-13


Mar-13

Sep-12

Mar-12

Sep-11

Mar-11

Sumber: BPS

Indonesia

9.84
8.63

7.23


0.413 0.406 0.4140.4080.402
0.410
0.410
0.397
0.413 0.406
0.394
0.388

DKI Jakarta

11.69
10.86 10.60
9.679.64

Agt-2012

0.431
0.431 0.436
0.421
0.411

0.404
0.397

0.437
0.433

11.4711.25
11.0510.9510.65
10.9611.2211.1310.8610.70
10.5110.33

Feb-2016

Poverty Rate (%)

Agt-2011

0.421
0.402


5.02

2015

GINI Ratio

0.438

5.88

4.88

5.91

2014

Pemerintah Berkomitmen
untuk terus menurunkan
Tingkat Kemiskinan,
Pengangguran dan Gini

Rasio

Feb-2012

2013

5.01

6.07

5.56

2012

DKI Jakarta

Feb-2011

2011


Indonesia

6.53

6.03

6.73

6.17

Perekonomian tahun 2016

Masih Terdapat Sekitar 7 Juta Orang Rakyat Indonesia yang Menganggur

118,4 juta

Bekerja

Angkatan
Kerja

125,4 juta

orang

< SD

: 51.445.972

SMP
SMA
SMK

: 22.652.513
: 22.364.039
: 13.690.816

(41,01 %)
(18,06 %)
(17,83%)
(10,91 %)

DIPLOMA I/II/III

: 3.635.855

(2,90 %)

UNIVERSITAS

: 11.654.553

(9,29 %)

Pengangguran

7 juta
orang

orang

Jumlah Penduduk Indonesia
sekitar 250 juta orang

Sumber: Badan Pusat Statistik, Agustus

< SD
SMP
SMA
SMK
DIPLOMA I/II/III

:
:
:
:
:

1.479.146
1.294.483
1.950.626
1.520.549
219.736

(21,04%)
(18,41%)
(27,74 %)
(21,62%)
(3,12 %)

UNIVERSITAS

:

567.235

(8,07%)

5

Perkembangan Perekonomian

Kebijakan Pemerataan Ekonomi

Kebijakan Pemerataan Ekonomi
4 KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI

1

2

Perumahan terjangkau
utk masyarakat miskin
& pengembangan bank
tanah

3

Peningkatan kapasitas
SDM melalui pelatihan
vokasi

4

Pengaturan
perdagangan ritel &
tradisional

Pengembangan
Wirausaha UMKM

5

1. 1. Kebijakan Perumahan Terjangkau untuk Rakyat Miskin dan Pengembangan Bank Tanah

1

Mengembalikan peranan pemerintah dalam fungsi spasial planning, land banking dan rencana
pengembangan kota & daerah. keterlibatan swasta masih didorong didaerah-daerah yang telah ditetapkan
pemerintah sesuai dengan tata-ruang.

2

Penyediaan lahan-lahan terjangkau yang berada dekat pusat kota dan berkonsep transit oriented
development untuk vertical housing untuk masyarakat menengah ke bawah

3

Pengaturan tata ruang dan penguasaan lahan, agar lahan-lahan strategis yang berada di dki jakarta ,
perbatasan dengan dki jakarta (banten, tangerang, tangerang selatan, depok, bekasi) diutamakan untuk
perumahan menengah ke bawah.

4

Pilot Project untuk : Social Housing, Housing Financing, Land Availability untuk Rumah Terjangkau di
Kemayoran dan perbatasan Banten – DKI Jakarta dan beberapa titik yang dekat dengan transportasi publik
khususnya kereta api

5

Pilot Project untuk Perumahan di desa yang kompak dan terpadu dengan Rantai Nilai Pertanian khususnya
pasca panen, mesin pengering, lumbung desa, dan pasar pengumpul.

8

1. Kebijakan Perumahan Terjangkau untuk Rakyat Miskin dan Pengembangan Bank Tanah

Harus disediakaan lahan untuk perumahan terjangkau bagi masyarakat miskin perkotaan di daerah dekat pusat kota atau daerah
yang dekat dengan sarana transportasi (Transit Oriented Development) agar beban transportasi dapat berkurang bagi masyarakat
menengah ke bawah
Prioritas Kebijakan Lahan
Perkotaan
Penyediaan Perumahan Bagi
Masyarakat Menengah
Kebawah (Social Housing)

Pemangku Kepentingan

Pemerintah

Penyedıaan Pınjaman
Pembelıan Rumah Bagı
Masyarakat Menengah
Kebawah (Housing Financing)

Sektor Private dan
Pemerintah

Penyedıaan Tanah Untuk
Pembangunan Rumah Murah
(Land Availability)

Sektor Private dan
Pemerintah

Faktor yang Terpengaruh

Kebijakan Bank Tanah
dan Kebijakan Tata
Ruang

Kebijakan Perbankan terkait KPR
dengan bunga yang kompetitif

Kebijakan menyangkut
pertanahan dan Bank
Tanah

Tindakan

Kebijakan yang konsisten yang
mendukung terciptanya perumahan
rakyat yang terjangkau di kota

Peningkatan subsidi dan
mempermudah proses KPR

1) Penyediaan tanah dan rumah murah di daerah
utama yang dekat dan terkoneksi dengan pusat
kegiatan dan fasilitas publik
2) Pencegahan konversi lahan

QUICK WIN

Penyediaan tanah untuk program pembangunan perumahan terjangkau yang berorientasi Transit
Oriented Development

9 9

1. Kebijakan Perumahan Terjangkau untuk Rakyat Miskin dan Pengembangan Bank Tanah
Dalam membangun rumah murah tentu saja membutuhkan koordinasi dan sinergi antar seluruh pemangku kepentingan
PERBANKAN

PEMERINTAH

PENGEMBANG
1. Pemanfaatan teknologi konstruksi terbaik.
2. Menciptakan win-win situation dengan skala
ekonomi dibandingkan pematokan harga tinggi.
3. Mengimplementasikan
aturan
pemerintah
untuk membangun rumah murah sesuai
proporsi.

1. Membentuk komite percepatan pembangunan
dan rencana tata ruang rumah murah.

1. Memastikan pengembang
pergerakan bunga

2. Membuat dan menggalakkan aturan wajib
membangun rumah murah bagi pengembang
besar yang disertai insentif.

2. Memberikan bunga yang menguntungkan bagi
masyarakat berpendapatan rendah

3. Membentuk Bank Tanah secepat mungkin.

terproteksi

dari

3. Memberikan waktu periode maksimum bagi
masyarakat berpendapatan rendah

Kebijakan Untuk Menciptakan Akses Terjangkau Terhadap Perumahan
ASPEK

1

PENYEDIAAN PERUMAHAN BAGI
MASYARAKAT MENENGAH
KEBAWAH (social housing)

Pemerintah dan Publik

2

PENYEDIAAN PINJAMAN PEMBELIAN
RUMAH BAGI MASYARAKAT MENENGAH
KEBAWAH (housing financing)

Sektor Private dan Pemerintah

3

PENYEDIAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN RUMAH MURAH
(land availability)

Sektor Private dan Pemerintah

Stakeholders terkait

Kebijakan Bank Tanah,
Faktor yang
berpengaruh

Tindakan

Kebijakan Tata ruang,

Kebijakan Perbankan terkait KPR
dengan bunga yang kompetitif

Kebijakan yang konsisten yang
mendukung terciptanya perumahan
rakyat yang terjangkau di kota

Peningkatan subsidi dan
mempermudah proses KPR

Kebijakan menyangkut pertanahan
dan Bank Tanah

1) Penyediaan tanah dan rumah murah di
daerah utama yang dekat dan terkoneksi
dengan pusat kegiatan dan fasilitas publik
2) Pencegahan konversi lahan

10

2. KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM: KETIMPANGAN DALAM SEKTOR KETENAGAKERJAAN

Hasil riset McKinsey memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, Indonesia memiliki ketidaksesuaian antara jumlah
permintaan tenaga kerja dan pasokan yang ada. Secara total, Indonesia masih mengalami kekurangan pasokan
tenaga terampil dan semi terampil hingga 9 Juta orang
KENDALA

Proyeksi Jumlah Permintaan dan Pasokan Tenaga Kerja Terampil dan Semi Terampil Tahun
2030 berdasarkan Tingkat Pendidikan (Juta orang)
Perbedaan antara permintaan
dan pasokan
Tingkat
Permintaan
Pasokan
pendidikan
Kekurangan
Kelebihan
pasokan
pasokan
Akademi/Univ

25

Mengah atas
(Kejuruan)
Menengah
atas
(Umum)

Menengah
pertama
TOTAL

Sumber: McKinsey

-2

23

17

13
30

35
25

-10

36

26

-10

113

104

Kekurangan pasokan = 9 Juta

11

2. Kebijakan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia melalui Pelatihan Vokasional

Pendidikan/Pelatihan Vokasional
1

Melakukan reklasifikasi dari Jabatan dan Lingkungan Usaha yang pada saat sekarang berjumlah 2137 Jabatan dan 1573
Lapangan Usaha menjadi hanya 446 Jabatan dan 157 Lapangan Usaha

2

Melakukan verifikasi Jenis pekerjaan yang sudah tidak relevan lagi dan Jenis Pekerjaan yang akan relevan di kemudian hari

3

Melakukan Prioritisasi dari Jabatan dan Lapangan Usaha Unggulan yang mempunyai gaji yang menarik dan prospek yang
baik

4

Pilot Project untuk Program Vokasi di :
1)Program Listrik 35GW,
2) Program yang berhubungan dengan Pertanahan,
3)Program Perawat, Pekerja Domestik dengan skema perbaikan hak

5

Mengembangkan Projek Percontohan bantuan sektor swasta besar dalam pengembangan Program Vokasional yang relevan .

6

Membuat lulusan SMK mempunyai sertifikat-sertifikat modul yang bisa diakui sebagai keahlian di bidang tertentu

7

Usulan untuk mengakat harkat SMK dengan SMA dengan menamakan SMA Akademis dan SMA Profesi.
12

2. Kebijakan Peningkatan Kapasitas SDM: Program Kerja Vokasi dan Ketenagakerjaan
Dalam bidang vokasi dan ketenagakerjaan, terdapat lima kebijakan utama yang dapat dilakukan untuk mendukung
kebijakan pemerataan ekonomi
Program vokasi
berbasis tenaga kerja
dengan jumlah besar
(60% dari Tenaga
Kerja Indonesia)

1.
2.
3.
4.

Petani
Penjaga toko/ritel
Cleaners, helpers, babysitters, caregivers
Buruh di mining, construction and
manufacture
5. General clerks

1. Program listrik 35.000 MW
2. Program berbasis pertanahan
3. Program penyuluh pertanian

2

1

Program vokasi
untuk industri
dengan asosiasi
kuat dan skema
vokasional yang
telah berjalan
1.
2.
3.
4.

Sektor Otomotif
Sektor Pariwisata
Sektor Kesehatan
Sektor Transportasi

4

Program berbasis
Kawasan

Program
strategis
pemerintah

1. Program vokasi untuk
mendukung KEK atau KI
2. Program vokasi untuk pesantren
berbasis kawasan

3
Reklasifikasi
lapangan usaha
dan jabatan di
Indonesia
1. Reklasifikasi lapangan usaha dari KBLI
ke GICS
2. Reklasifikasi jabatan dari KBJI ke ISCO
3. Prioritisasi lapangan usaha dan jabatan
hasil reklasifikasi

5

13

3. Pengaturan Perdagangan Ritel Modern dan Tradisional

1

2
3

4

Penataan dan pendataan pasar tradisional / modern, toko tradisional dan toko modern
Pengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modern
Kewajiban menyerap produk setempat
Fair access ke dalam sistem distribusi

14

4. Pengembangan Wirausaha UMKM

1

2
3

4

Peningkatan akses pembiayaan UMKM dengan Penyempurnaan sistem KUR ke arah
pembiayaan usaha yang non-bankable
Peningkatan akses pasar dan peluang usaha umkm

Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan UMKM
Penguatan regulasi yang lebih kondusif terhadap UMKM

15