BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1505115739Bab I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan di Kabupaten Boyolali dilaksanakan secara terpadu dengan pembangunan di tingkat Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat. Pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan menjadi tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dengan mengembangkan konsep perencanaan

  pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

  RPI2-JM Bidang Cipta Karya telah diinisiasi oleh penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya. Sampai dengan akhir Tahun 2012 telah tersusun RPIJM sebanyak 489 dokumen, yaitu sebanyak 99 % kabupaten/kota di Indonesia. RPI2-JM Bidang Cipta Karya merupakan penyempurnaan dari RPIJM, dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus berkembang. Hal ini juga mengacu pada terbitnya Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum pada Bulan Februari Tahun 2014.

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya diharapkan dapat menggerakkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable) dan berkelanjutan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Boyolali menyusun Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya yang diharapkan mampu menjadi pedoman acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Boyolali. RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-1

  Dokumen RPI2-JM ini merupakan revisi dari dokumen RPIJM Kabupaten Boyolali Tahun 2011 – 2016. Jangka waktu berlakunya RPI2-JM ini adalah selama 5 (lima) yaitu mulai Tahun 2016 sampai dengan 2020. Penyesuaian dilakukan berdasarkan kondisi eksisting, isu strategis, permasalahan, tantangan pengelolaan, dan skala prioritas program pembangunan serta disesuaikan dengan Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Tahun 2014. Melalui dokumen RPI2-JM ini, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah. Atas latar belakang diatas maka Kabupaten Boyolali perlu menyusun dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya yang terbaru sesuai dengan pedoman yang ada.

1.2. DASAR HUKUM

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali Tahun 2016 – 2020 didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;

  2. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

  3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

  4. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

  5. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

  6. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

  7. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

  8. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

  9. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

  10. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

  11. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

  12. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;

  13. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

  14. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

  15. Undang-Undang RI Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

  16. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

  17. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

  18. Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);

  19. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

  20. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum;

  21. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

  22. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

  23. Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

  24. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014;

  25. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-2

  26. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

  27. Keputusan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009;

  28. Peraturan Menteri PU Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Pemukiman;

  29. Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air Minum;

  30. Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

  31. Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

  32. Peraturan Menteri PU Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;

  33. Peraturan Menteri PU Nomor 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

  34. Peraturan Menteri PU Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

  35. Peraturan Menteri PU Nomor 01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

  36. Peraturan Menteri PU Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

  37. Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

  38. Peraturan Menteri PU Nomor 15/PRT/M/2010 tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

  39. Peraturan Menteri LH Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

  40. Peraturan Menteri LH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;

  41. Peraturan Menteri LH Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;

  42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029;

  43. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2005-2025;

  44. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2010 – 2015;

  45. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2031; dan

  46. Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Tahun 2014.

1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1.

  Maksud Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Boyolali dalam penyelenggaraan (perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan) infrastruktur permukiman Bidang Cipta Karya yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

1.3.2. Tujuan

  Tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

  I-3 Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multistakeholders.

1.3.3. Sasaran

  Sasaran untuk mencapai maksud dan tujuan diatas meliputi :

  1. Teridentifikasinya kondisi kebijakan pembangunan dan kondisi profil wilayah;

  2. Teridentifikasinya kondisi eksisiting, isu strategis, permasalahan dan tantangan pengelolaan infrastruktur bidang Cipta Karya;

  3. Terwujudnya keterpaduan strategi, rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya;

  4. Teranalisisnya aspek lingkungan dan sosial, aspek pembiayaan, dan aspek kelembagaan dalam merumuskan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya; dan

  5. Tersusunnya matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya.

1.4. RUANG LINGKUP 1.4.1.

  Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi

  Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya adalah Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali yang termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kabupaten Boyolali terletak pada posisi 110 22’-110 50’ Bujur Timur dan antara 7 7’ - 7 36’ Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Boyolali terbagi dalam 19 Kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Boyolali yaitu 101.510,20 Ha. Secara spasial wilayah Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta Administrasi Kabupaten Boyolali.

  1.4.2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi

  Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali disesuaikan dengan Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) Bidang Cipta Karya Tahun 2014. Adapun muatan substansi yang harus tertuang dalam RPI2-JM Kabupaten Boyolali sebagai berikut :

  Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Boyolali Bab 4 Profil Kabupaten Boyolali Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Boyolali Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial Bab 9 Aspek Pembiayaan Bab 10 Aspek Kelembagaan Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Dalam Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali akan sering kita temukan peristilahan dan singkatan yang perlu penjelasan lebih rinci. Adapun beberapa daftar peristilahan dan singkatan tersebut antara lain : 1) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah upaya pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang layak pakai;

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-4

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-5

  2) Air limbah adalah permukiman air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3);

  3) Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum langsung; 4) AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;

  5) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu pembangunan;

  6) APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah; 7) APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang ditetapkan melalui Undang-Undang Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih;

  8) Black water adalah air limbah yang berasal dari WC atau tinja manusia; 9) BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) adalah badan usaha yang pendiriannya diprakarsai oleh pemerintah daerah dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara;

  10) BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara;

  11) CSR (Corporate Social Responsibility) adalah tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada; 12) DAK (Dana Alokasi Khusus) adalah Dana Alokasi Khusus/dana yang bersumber dari pendapatan

  APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional; 13) DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama) adalah dana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama pemerintah dan pemerintah daerah; 14) DED adalah Detailed Engineering Design; 15) DSCR (Debt Service Cost Ratio) adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah; 16) Grey Water adalah air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak, dan cuci; 17) HSBGN adalah Harga Standar Bangunan Gedung Negara; 18) IMB adalah Izin Mendirikan Bangunan; 19) Infrastruktur Bidang ke-Cipta Karya-an adalah jenis prasarana dan sarana ke-Cipta Karya-an mencakup : sektor pengembangan permukiman (Bangkim), sektor PBL (Penataan Bangunan dan

  Lingkungan), sektor PPLP (Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, mencakup : Air limbah, Persampahan, dan Drainase); dan sektor pengembangan air minum. 20) IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL;

  21) IPL (Instalasi Pengolahan Leacheate) adalah instalasi pengolahan yang berada di TPA dan dirancang untuk mengolah air lindi/leacheate agar aman bagi lingkungan ketika dibuang ke lingkungan;

  22) IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) adalah instalasi pengolahan air limbah yang dirancang untuk hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobak tinja;

  23) Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil pemerintah untuk mencapai tujuan; 24) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan;

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-6

  25) KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program;

  26) KSPD adalah Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah; 27) MP3EI adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia; 28) MP3KI adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia; 29) NPS (Net Public Saving) adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk pembangunan;

  30) P2KP adalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan; 31) PAD (Pendapatan Asli Daerah) adalah penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah;

  32) PBL adalah Penataan Bangunan dan Lingkungan; 33) Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan daerah yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan diterima kembali Pemerintah daerah Gubernur, Bupati/Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

  34) Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan; 35) Perda BG adalah Peraturan Daerah Bangunan Gedung; 36) Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan;

  37) Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat;

  38) PNPM adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat; 39) Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan instasi pemerintah;

  40) PSD adalah Prasarana Sarana Dasar; 41) PUG (Pengarusutamaan Gender) adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan;

  42) Readiness Criteria adalah Kriteria Kesiapan; 43) RI-SPAM adalah Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum; 44) RISPK adalah Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran; 45) RP2KP adalah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman; 46) RSH (Rumah Sehat Sederhana) adalah rumah yang dibangun dengan standar bahan bangunan dan konstruksi sederhana namun tetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah;

  47) RTBL adalah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 48) RTBL KSK adalah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

  (RTBL KSK) ; 49) RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang pengguna-annya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam;

  50) RTH Privat adalah Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Swasta/ Pribadi; 51) RTH Publik adalah Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Pemerintah dan dimiliki masyarakat publik; 52) Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama;

  53) Saluran Drainase Primer adalah saluran yang menerima masukan dari saluran sekunder. Saluran ini relatif besar dan terletak paling hilir. Aliran dari drainase primer langsung disalurkan ke badan air;

  54) Saluran Drainase Sekunder adalah saluran yang menerima masukan dari saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer; 55) Sampah B3 adalah sampah yang bermuatan Bahan Beracun Berbahaya yang dalam penanganannya perlu penanganan khusus; 56) Sanitasi Sistem Setempat (on-site) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual; 57) Sanitasi Sistem Terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan

  (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ; 58) Satgas RPIJM adalah Satuan Tugas Penyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah; 59) SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu) adalah satuan kerja yang melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidak dilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat dan Satker UPT Pusat;

  60) SPM (Standar Pelayanan Minimal) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal; 61) SSK adalah Strategi Sanitasi Kota; 62) Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi; 63) Tangki Septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat

  (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan;

  64) Tangki Septik Komunal adalah bangunan tangki septik yang digunakan secara bersama-sama oleh 2 atau lebih KK; 65) TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) adalah tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya; 66) TPA Regional adalah tempat pemrosesan akhir sampah yang digunakan oleh lebih dari 1 kab/kota secara bersama-sama; 67) TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang sampah skala kawasan; dan 68) UKL- UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan.

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-7

  Peta 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Boyolali.

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 I-8

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

  Sistematika penulisan laporan akhir dalam Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Boyolali dituangkan kedalam 11 (sebelas) bab, sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan dan sasaran RPI2-JM Bidang Cipta Karya, ruang lingkup penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya (lingkup wilayah dan materi), serta sistematika penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali.

  Bab II Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (seperti : RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional yang terkait dengan Kabupaten Boyolali.

  Bab III Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Boyolali Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP Nomor 26 Tahun 2008), RTRW Pulau (Perpres Nomor 28 Tahun 2012), RTRW Provinsi (Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010), RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) serta Arahan MP3EI/KEK yang terkait dengan Kabupaten Boyolali.

  Bab IV Profil Kabupaten Boyolali Bab ini menguraikan profil Kabupaten Boyolali meliputi batas administrasi wilayah, kondisi demografi, kondisi geografi, kondisi topografi, kondisi geohidrologi, kondisi geologi, kondisi klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

  Bab V Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Boyolali Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi pengembangan seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Perda Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta penjelasan mengenai Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten Boyolali dan Sektor Cipta Karya.

  Bab VI Aspek Teknis Per Sektor Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai Rencana Program Investasi Infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup sektor rencana pengembangan permukiman (Bangkim), rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL), rencana pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), dan rencana pengembangan sektor air minum. Bab VII Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten, kawasan, dan lingkungan/ komunitas.

  Bab VIII Aspek Lingkungan dan Sosial Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai analisis perlindungan lingkungan, analisis perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali.

  Bab IX Aspek Pembiayaan Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil Perkembangan APBD Kabupaten Boyolali, profil perkembangan investasi pembangunan, proyeksi dan rencana investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta keterpaduan strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Bab X Aspek Kelembagaan Kabupaten Boyolali Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Boyolali yang mencakup kondisi eksisting kelembagaan, analisis kelembagaan dan rencana pengembangan kelembagaan. Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-9

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya I-10

  Bab XI Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali

  Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali di setiap entitas.