PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BNSP
PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BNSP
1. Ruang Lingkup
1.1. Pedoman ini merupakan pedoman BNSP dalam peloparan kegiatan lisensi, sertifikasi dan kegiatan pengembangan kompetensi kepada Presiden dan Menteri tenaga sebagai pembina.
1.2. Pedoman ini sebagai persyaratan BNSP dalam melaporkan pengelolaan dan pelaksanaan sertifikasi di Indonesia
1.3. Maksud dan tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan suatu pedoman dalam melaporkan suatu kegiatan sertifikasi dan yang terkait, yang dilakukan serta hasilnya.
2. Acuan Normatif
Dokumen yang diacu berikut diperlukan dalam penerapan pedoman ini. Apabila ada perubahan (amademen), dokumen yang diacu menggunakan dokumen yang mutakhir.
2.1. ISO 17011: 2000. General requirements for bodies operating accreditation 2.2.
ISO 17024: 2000. General requirements for bodies operating certification systems of persons.
2.3. Pedoman BNSP 202-2007.
2.4. Peraturan pemerintah no 23 tahun 2004.
2.5. Kosakata umum SNI 19-9000-2001, Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan Kosakata.
3. Istilah dan Definisi
3.1. Peserta Uji Kompetensi, Pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
3.2. Proses sertifikasi, Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
3.3. Skema sertifikasi, Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama, dengan acuan pedoman ini.
3.4. Sistem sertifikasi, Kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi termasuk pemeliharaannya.
3.5. Kompetensi, Kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan dan/atau keterampilan sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
3.6. Keluhan, Permintaan penilaian kesesuaian selain banding, oleh suatu organisasi perorangan terhadap LSP, untuk melakukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan LSP atau pelanggannya.
3.7. Evaluasi, Proses penilaian profesi terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi untuk mengambil keputusan sertifikasi
3.8. Asesmen kompetensi, Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi calon dan menggunakan satu atau lebih metode misalnya metode tertulis, lisan, praktek dan pengamatan.
3.9. Asesor kompetensi, Seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian.
3.10. Kualifikasi, Peragaan dari atribut personal, pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman kerja Profesi.
3.11. Surveillance adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi personil untuk tetap menjamin kompetensinya selama memegang sertifikat kompetensi.
4. Persyaratan Umum
4.1. BNSP harus membuat laporan tahunan kepada Presiden dan Menteri Tenaga Kerja sebagai pembina.
4.2. BNSP harus mempunyai kebijakan dan prosedur untuk membuat laporan kegiatan dan program sertifikasi kompetensi.
4.3. Pelaporan Kegiatan sertifikasi disusun oleh Sekretariat BNSP dan ditetapkan oleh pleno BNSP.
5. Laporan Kegiatan dan program
5.1. BNSP harus mempunyai kebijakan dan prosedur untuk membuat laporan kegiatan dan program BNSP.
5.2. Laporan kegiatan dan program BNSP dilaksanakan satu tahun sekali, paling lambat akhir Desember setiap tahun.
5.3. Laporan kegiatan dan program kegiatan BNSP harus mencakupi: 5.3.1. Perencanaan Strategi dan pembangunan kompetensi SDM.
5.3.2. Pengembagan kebijakan, standar dan pedoman sertifikasi kompetensi.
5.3.3. Pengelolaan dan pelaksanaan program sertifikasi
5.3.3.1. Kegiatan sertifikasi kompetensi
5.3.3.2. Kegiatan pengembangan skema sertifikasi 5.3.3.3.
Kegiatan verifikasi standar kompetensi
5.3.3.4. Kegiatan pengembangan kelembagaan sertifikasi
5.3.3.5. Kegiatan Notifikasi dan pengelolaan jaringan enquiry dalam regulasi skema sertifikasi.
5.3.3.6. Kegiatan pengembangan organisasi profesi
5.3.3.7. Kegiatan harmonisasi pengembangan sertifikasi dengan lintas sektor, lintas badan akreditasi dan standardisasi.
5.3.4. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program sertifikasi kompetensi.
5.4. Pengembagan kebijakan, standar dan pedoman sertifikasi kompetensi,
Laporan kegiatan Pengembagan kebijakan, standar dan pedoman sertifikasi kompetensi seharusnya mencakupi: (struktur dan format terlampir).
5.4.1. Kebijakan yang diterbitkan 5.4.2.
Standar yang dikembangkan
5.4.3. Pedoman yang diterbitkan
5.5. Pengelolaan dan pelaksanaan program sertifikasi
5.5.1. Kegiatan sertifikasi kompetensi
5.5.1.1. Jenis penerbitan sertifikat kompetensi sesuai bidang kompetensi
5.5.1.2. Perkembangan asesor dan ruang lingkup kompetensi/bidang pelaksana uji kompetensi.
5.5.1.3. Sertifikasi ulang bagi yang masa berlaku sertifikat telah habis.
5.5.1.4. Pencabutan sertifikat.
5.5.2. Kegiatan pengembangan skema sertifikasi, laporan kegiatan
pengembagan skema seharusnya mencakupi (struktur dan format terlampir):
5.5.2.1. Perkembangan skema sertifikasi kompetensi;
5.5.2.2. Standar kompetensi yang digunakan dalam pengembangan
skema sertifikasi; 5.5.2.3. Harmonisasi pengembangan skema sertifikasi dengan para pemangku kepentingan;
5.5.2.4. Jumlah penerbitan sertifikat untuk masing-masing skema sertifikasi.
5.5.3. Kegiatan verifikasi standar kompetensi, laporan kegiatan verifikasi
seharusnya mencakupi (struktur dan format terlampir):
5.5.3.1. Lingkup verifikasi standar kompetensi; 5.5.3.2.
Status dan ketelusuran standar kompetensi dari standar
internasional dan standar khusus;
5.5.4. Kegiatan pengembangan kelembagaan LSP, laporan seharusnya
mencakupi (struktur dan format terlampir):
5.5.4.1. Perkembangan pengembangan LSP;
5.5.4.2. Ruang lingkup sertifikasi LSP dan ketersediaan asesornya; 5.5.4.3.
Perkembangan pengembangan TUK;
5.5.4.4. Lokasi dan jenis (tempat kerja atau lembaga yang membuat
simulasi tempat kerja) setiap TUK;
5.5.4.5. Pola surveilan kompetensi dan lingkup jenis sertifikat yang disurveilan; 5.5.4.6. Lembaga provider profisiensi yang terlibat.
5.5.5. Kegiatan Notifikasi dan pengelolaan jaringan enquiry dalam regulasi skema sertifikasi.
5.5.5.1. Jenis regulasi teknis sertifikasi yang dinotifikasikan 5.5.5.2.
Pengembangan jejaring enquiry dan respon Indonesia
terhadap notifikasi negara anggota.
5.5.5.3. Evaluasi persyaratan request and offer negara mitra bisnis.
5.5.6. Kegiatan pengembangan organisasi profesi 5.5.6.1. Organisasi profesi dalam jaringan sertifikasi kompetensi.
5.5.6.2. Sertifikasi profesi berbasis kompetensi.
5.5.7. Kegiatan harmonisasi pengembangan sertifikasi dengan lintas sektor, lintas badan akreditasi dan standardisasi.
5.5.7.1. Harmonisasi pengembangan skema sertifikasi lintas sektoral 5.5.7.2.
Harmonisasi pengembangan skema lintas lembaga sertifikasi;
5.5.7.3. Harmonisasi dalam request and offer.
5.6. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program sertifikasi kompetensi.
5.6.1. Pengembangan dan penerapan sistem monitoring jaringan kelembagaan sertifikasi;
LAMPIRAN
LAPORAN KEGIATAN DAN PROGRAM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI 1.
TRACEABLE DALAM JEJARING SISTEM KOMPETENSI DUNIA
♦ LSP yang mempunyai keberterimaan nasional dan internasional melalui lisensi, dan MRA internasional
♦
♦ SDM professional yang kompeten dalam verifikasi Standar kompetensi
♦ ♦ Pengembangan SDM yang mempunyai kompetensi dalam memverifikasi validitas standar kompetensi kerja untuk perbaikan berlanjut.
♦ Harmonisasi kelembagaan pengambangan standar antar industri, profesi dan instansi sektoral.
improvement
INDUSTRI DALAM SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI ♦ Pengembangan system dan jejaring pembakuan serta penerapan standar yang menjamin continual
1. PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAKUAN STANDAR BERBASIS PADA KEBUTUHAN
♦
♦ BNSP, LSP, TUK yang sesuai dengan standar internasional
Pengembangan harmonisasi Skema sertifikasi profesi antar negara
♦ ♦
♦ Pengembangan kelembagaan LSP yang didukung Industri, profesi, lembaga pendidikan berbasis kompetensi, serta kelembagaan standardisasi terkait
Perencanaan Strategi dan pembangunan kompetensi SDM.
♦ PENGEMBANGAN JEJARING KELEMBAGAAN SERTIFIKASI YANG KUAT
♦ 2.
♦ Keselarasan system dan standar antar negara dan organisasi dunia.
networking
traceable pada global
Notification Body dan Enquiry Point yang
♦ ♦ Pengembangan jejaring kelembagaan harmonisasi
♦ Keselarasan komitmen nasional, daerah dan sector untuk menghasilkan tenaga kompeten
♦ ♦ Pengembangan jejaring kelembagaan pembinaan kompetensi kerja nasional berdasarkan KLU
♦ Harmonisasi standar kompetensi
♦ Pengembangan jejaring kelembagaan industri dan asosiasi profesi dalam pengembangan kompetensi
1. PENEMBANGAN JEJARING PENGEMBANGAN KOMPETENSI KERJA NASIONAL
No. KEGIATAN POKOK SUBKEGIATAN POKOK PERSYARATAN DASAR PENCAPAIAN % PENCAP AIAN I. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SITEM PENGEMBANGAN KOMPETENSI KERJA YANG CONFORM DAN
II PENGEMBANGAN STANDARDISASI DALAM SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
2. HARMONISASI STANDAR KOMPETENSI ANTAR NEGARA
Pengembangan asesor lisensi pada setiap level kelembagaan BNSP, LSP, dan industri/TUK
♦ Conformity dan harmonisaSI standar ASESOR KOMPETENSI
♦ Pengembangan SDM asesor kompetensi yang profesional pada level industri/TUK, LSP dan BNSP yang keberterimaan nasional dan internasional
♦ Traceability sistem sertifikasi ♦
Sertifikasi yang dibutuhkan industri dan mempunyai ketelusuran dan keberterimaan internasional
PENGEMBANGAN SKEMA SISTEM SERTIFIKASI BERBASIS KEBUTUHAN INDUSTRI ♦ Pengembangan Skema
IV. PENGEMBANGAN SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA YANG KREDIBLE
♦
♦ Tenaga professi dalam skema sertifikasi profesi
♦ ♦
♦ Menjadi mata rantai dan berperan aktif dalam pengambangan standar komtensi dunia
♦ Kberterimaan thd standar internasional thd seluruh mata rantai sistem lisensi
Pengembangan system lisensi yang sesuai dengan standar internasional
PENGEMBANGAN SISTEM LISENSI YANG HARMONIS TERHADAP STANDAR SISTEM LISENSI DUNIA ♦
III. PENGEMBANGAN SISTEM LISENSI LSP YANG KREDIBLE
♦
♦ Ekivalensi system standardisasi kompetensi
Harmonisasi standardisasi kompetensi dengan Negara-negara mitra bisnis
♦ ♦
♦ Member kelembagaan standardisasi internasional
♦
2. Pengembagan kebijakan, standar dan pedoman sertifikasi kompetensi.
NO BIDANG KEBIJAKAN PEDOMAN LAINNYA
I UMUM
II PENGEMBANGAN STANDAR
III PENGEMBANGAN LISENSI
IV PENGEMBANGAN SERTIFIKASI
V PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
VI PROMOSI
3. Pengelolaan dan pelaksanaan program sertifikasi
3.1. Kegiatan sertifikasi kompetensi
No. Bidang/sektor Kualifikasi Paket/cluster Unit RCC/RPL profesiensi kompetensi
3.2. Kegiatan verifikasi standar kompetensi
No. Bidang Skema Unit Ketelusuran LSP
verifikasi sertifikasi kompetensi standar standar kompetensi3.3. Kegiatan pengembangan kelembagaan sistem sertifikasi
No Nama Kelembagaan Status Sektor
1. LSP
2. LSP CABANG
3. TUK
4. BKSP
3.4. Kegiatan Notifikasi dan pengelolaan jaringan enquiry dalam regulasi skema sertifikasi.
A. Notifikasi NO REGULASI BSKEMA
SERTIFIKASI/PERSYARATAN KOMPETENSI SEKTOR WAKTU PEMBERLAKU AN B. Request tenaga kerja berdasarkan kompetensi tenaga NO. BIDANG KUALIFIKASI/CLUSTER LSP TERKAIT NEGARA
TERKAIT C. Offer tenaga kerja berdasarkan kompetensi tenaga NO. BIDANG KUALIFIKASI/CLUSTER LSP TERKAIT NEGARA
TERKAIT D. Kegiatan pengembangan organisasi profesi
No Nama Kelembagaan Status Sektor Organisasi Profesi internasional terkait
3.5. Kegiatan harmonisasi pengembangan sertifikasi dengan lintas sektor, lintas badan akreditasi dan standardisasi.
NO. KELEMBAGAAN STATUS LINGKUP NEGARA HARMONISASI HARMONISASI A SEKTOR B BADAN AKREDITASI C BADAN SERTIFIKASI D BADAN STANDARDISASI E KELEMBAGAAN LAINNYA
4. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program sertifikasi kompetensi.
NO KEGIATAN BIDANG/SEKTOR KEGIATAN YANG
PENGENDALIAN DAN DIKEMBANGKAN
PENGAWASAN5. Pengembangan SDM dalam sistem sertifikasi kompetensi
A. Perkembangan asesor kompetensi
No Nama Asesor Ruang lingkup bidang/kompetensi
B. Pengembangan asesor lisensi
No Nama Asesor Ruang lingkup bidang/kompetensi
C. Pengembangan verifikator sandar kompetensi
No Nama Verifikator Ruang lingkup bidang/kompetensi