PENCARIAN SUSU FORMULA BERDASARKAN KANDUNGAN GIZI MENGGUNAKAN BASIS DATA KABUR MODEL TAHANI

  PENCARIAN SUSU FORMULA BERDASARKAN KANDUNGAN GIZI MENGGUNAKAN BASIS DATA KABUR MODEL TAHANI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Disusun oleh: Nugrahayuningsih P.H. NIM : 055314106 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  SEARCH FORMULA MILK CONTENT BASED ON NUTRITION USING FUZZY DATA BASE TAHANI MODEL A THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Department By: Nugrahayuningsih P.H. NIM : 055314106 DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2011

HALAMAN MOTTO

  

Rejoice in the Lord always

Jika kita berhenti melangkah hari ini,

maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari.

  ”

Sekalipun kamu dapat berguru dan memiliki segala ilmu,

tetapi jika kamu tidak mempunyai kasih,

kamu sama sekali tidak berguna.

  ”

Ilmu ibarat lagu, semakin kita menikmatinya

maka kita akan semakin mengerti maknanya.

  ”

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya tulis ini penulis persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih Bunda Maria atas keajaiban yang diberikan

  Kedua Orang Tua atas segala doa dan pengorbanannya

  

ABSTRAKSI

  Susu formula merupakan makanan pendamping ASI (Air Susu Ibu). Setiap orang tua pastinya menginginkan susu formula yang terbaik untuk anaknya. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizinya, misalnya seorang bayi yang dilahirkan dengan kelebihan kandungan protein maka bayi tersebut seharusnya mengkonsumsi susu formula yang mempunyai kandungan protein rendah.

  Masalah ini diperumit dengan semakin banyaknya jenis susu formula yang beredar di pasaran dengan kandungan gizi yang berbeda-beda pada setiap jenis susu formula yang ada.

  Kandungan gizi pada setiap susu formula yang berbeda-beda, membuat orang tua sering bertanya-tanya manakah kandungan gizi susu formula yang tinggi atau rendah (secara linguistik). Basis data kabur merupakan pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan ketidaktegasan atau kekaburan karena pemahaman yang berbeda-beda.

  Besarnya nilai kandungan gizi diberikan secara linguistik, seperti: RENDAH, AGAK-RENDAH, NORMAL, AGAK-TINGGI dan TINGGI. Bentuk linguistik direpresentasikan dengan menggunakan himpunan kabur dan proses pencarian didasarkan pada konsep Basis Data Kabur Model Tahani.

  Sistem ini dibangun berbasis web dengan menggunakan PHP dan MySQL.

  

ABSTRACT

  As parents always wishes the best for their beloved babies. They choose top quality products, especially for formula milk. Formula milk is mother‟s milk sustenance. Most of them find difficulties to choose a good one. The requirements are fulfill nutrition‟s need and optimized growth. Besides every baby is unique, when the baby comes into over protein, he or she should consume low-protein milk.

  Another problem rises from the various numbers of milk trades in market. It contains assorted nutrition but, makes parent

  ‟s confusion. This happen when they have to decide which one is the best for the babies. Since milk has their own characteristic and the need for one baby is different from one to another.

  By doing this research, parents will be able to classify milk in a market and to give the best for babies. Fuzzy data base is the approach used to help overcome the problems of ambiguity or obscurity because of different understanding.

  The nutrition is categorized from LOW, RATHER LOW, NORMAL, RATHER HIGH, and HIGH. Linguistic form is represented by using fuzzy sets and the search process is based on the concept of Fuzzy Database Tahani Model.

  The system based on web and use PHP and MySQL.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “

  Pencarian Susu Formula Berdasarkan Kandungan Gizi Menggunakan Basis Data Kabur Model T ahani”.

  Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari, bahwa selama proses penulisan tugas akhir ini. Penulis tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, terima kasih atas kasih dan keajaiban-Nya.

  2. Kedua orang tua penulis, FL. Djoko Wijono dan Lucia Yustina Heru Hartati yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik moral, spiritual maupun material sejak dalam kandungan hingga detik ini.

  3. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, bantuan dan dorongan kepada penulis dari awal pengerjaan sampai tugas akhir ini dapat terselesaikan.

  4. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dengan penuh perhatian selama masa studi.

  7. Bapak Alb. Agung Hadhiatma, S.T., M.T. selaku Ketua Panitia Penguji yang telah memberikan kritik dan saran membangun demi sempurnanya tugas akhir ini.

  8. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. selaku Sekretaris Panitia Penguji yang telah memberikan kritik dan saran membangun demi sempurnanya tugas akhir ini.

  9. Bapak Emanuel Bele Bau, S.Pd., Mas Rusdanang Ali Basuni, F. Andaru Prima Yudha, Mas T. Susilo Dwiratno dan seluruh staff Sekretariat Teknik yang telah memberikan fasilitas dan bantuannya selama ini.

  10. Untuk Heruko bersaudara (Saudaraku tercinta) : Novisia Palupi Nurwahyuwi Heruko Saputri, S.Si. (Naknung), Twotu Febra Hingsaka Bakti Heruko Saputro, S.E. (Mas Ibe) dan Trijingo Femile Bakti Nugroho Heruko Saputro, S.T. (Ingik) terima kasih atas segala doa, dukungan dan persaudaraan kita yang sangat erat meski jarak memisahkan kita.

  11. Untuk Kakak Iparku Lucia Darmani yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk tetap melangkah dan ponakanku Genoveva Felicia Van Daf yang membantu mengumpulkan bungkus susu formula dan memberi keceriaan.

  12. Untuk kekasihku JB. Mahendra Prabharajasa terima kasih karena selalu memberi motivasi, doa, dukungan dan kasih sayang.

  13. Untuk Mama (Dra. Yustina Dwi Cintawati) dan Papa (Mikael Baswendra Tunjung Jati Utama, S.H., M.M.), terima kasih untuk semua doa, dukungan dan kasih sayangnya.

  14. Untuk Keluarga Besar Klaten yang sudah menganggap penulis seperti saudara kandung sendiri, terima kasih untuk doa, dukungan dan kasih

  15. Yuanita Prasetyaningtyas, S.T., Novi C.A.P., S.T., Sony Setiawan, S.T., Orpha Sampe B., S.T., Fr. Bayu Atmaja, Johanes Wahyu, Yohanes Budi K., Ganang Rahdianto, Stephanus Christiono, S.T., Ign. Dimas Sukma, S.T., Yosaphat Dwi Santa, Ign. Hans Veda, S.T., Novendi Beni, S.T., Beta Yoga Iwan, Andreas Hermawan, S.T., Tomi Purba, Dionysius Arya, Agung Pratnyawan, Silvester Aan, Untung Susanto, Robi Hasan, Agustinus Rahayu P., Silvia Ida Marice, S.Kom., Antonius Saputro S., Frederick Martce Y., dan Timotius Ari Kusbiantoro, terima kasih untuk segala bantuan, doa dan dukungan dari teman-teman semua.

  16. Untuk semua teman-teman Teknik Informatika angkatan 2005 terima kasih untuk pengalaman yang sangat berarti.

  17. Untuk anak- anak kost “Ijo”, Dian Pratiwi, Silvia Ida Marice, S.Kom., Yanuarani Liana Susma Haryadi, Amd.Kom. dan Dwi Erniawati, S.Apt. yang selalu mendukung doa, membantu mengumpulkan data, membuat kegilaan dan menemami begadang.

  18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Dan demi sempurnanya penulisan tugas akhir ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

  Semoga laporan tugas akhir ini memberi manfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 7 Februari 2011

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………… …………………………...……i

  HALAMAN JUDUL (INGGRIS)……………………………………………….. ii

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... vii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Karyawan Berdasarkan Umur Dengan Derajat Keanggotaan

  

Tabel 2.2. Tabel masa kerja dengan derajat keanggotaan (Kusumadewi, 2007) .. 12Tabel 2.3. Menunjukkan hasil query nama-nama karyawan yang masih muda tapi masa kerjanya sudah lama .............................................................................. 12Tabel 2.4. Standar komposisi susu bayi (per 100 kcal) (Mucthadi, 2002) ........... 16Tabel 2.5. Aturan Minimum dan Maksimum Kandungan Gizi (BPOM RI) ........ 17Tabel 3.6. Tabel Input Output Proses Modeling ................................................... 21Tabel 3.7. Tabel Administrator ............................................................................. 28Tabel 3.8. Tabel FAQ ........................................................................................... 28Tabel 3.9. Tabel Variabel Protein ......................................................................... 28Tabel 3.10. Tabel Variabel Karbohidrat ............................................................... 29Tabel 3.11. Tabel Variabel Omega3 ..................................................................... 29Tabel 3.12. Tabel Variabel Omega6 ..................................................................... 29Tabel 3.13. Tabel Variabel AA ............................................................................. 30Tabel 3.14. Tabel Variabel DHA .......................................................................... 30Tabel 3.15. Tabel Susu Formula ........................................................................... 30

  

Tabel 3.17. Nilai Derajat Keanggotaan dan Fire Strength ................................... 38Tabel 3.18. Susu Formula Hasil Rekomendasi ..................................................... 38Tabel 4.19. Tabel Hasil Rekomendasi .................................................................. 54Tabel 4.20. Tabel Data Susu Formula .................................................................. 69Tabel 4.21. Tabel Kebenaran Himpunan Crisp .................................................... 69Tabel 4.22. Tabel Kebenaran Himpunan Kabur ................................................... 70Tabel 5.23. Hasil Rekomendasi Sebelum Fungsi Keanggotaan Diganti .............. 71Tabel 5.24. Hasil Rekomendasi Setelah Fungsi Keanggotaan Diganti ................ 72Tabel 5.25. Hasil Rekomendasi Sebelum Nilai Batas Diganti ............................. 73Tabel 5.27. Hasil Kueisoner untuk Kemampuan Sistem dalam Membantu

  

Tabel 5.28. Hasil Kueisoner untuk Kemampuan Sistem Memberikan Informasi 76Tabel 5.29. Hasil Kueisoner untuk Kemudahan Sistem ....................................... 76Tabel 5.30. Hasil Kueisoner untuk Tampilan Sistem ........................................... 77

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Representasi Linear Naik ................................................................... 7Gambar 2.2. Representasi Linear Turun ................................................................. 7Gambar 2.3. Representasi Kurva Segitiga .............................................................. 8Gambar 2.4. Representasi Kurva Bahu ................................................................... 9Gambar 2.5. Fungsi Keanggotaan Untuk Variabel Usia ....................................... 11Gambar 2.6. Fungsi Keanggotaan Untuk Variabel Masa Kerja (Kusumadewi,

  

Gambar 3.7. Use Case Diagram User .................................................................. 19Gambar 3.8. Use Case Diagram Administrator .................................................... 20Gambar 3.9. Diagram Konteks ............................................................................. 21Gambar 3.10. Diagram Berjenjang ...................................................................... 22Gambar 3.11. DAD Level 1 Administrator .......................................................... 23Gambar 3.12. DAD Level 1 User ......................................................................... 23Gambar 3.13. DAD Level 2 Administrator Proses Kelola User ........................... 24Gambar 3.14. DAD Level 2 Administrator Proses Kelola Susu Formula ............ 24Gambar 3.15. DAD Level 2 Administrator Proses Kelola Derajat Keanggotaan 25Gambar 3.16. DAD Level 2 Administrator Proses Kelola Hasil Kabur ............... 25Gambar 3.17. DAD Level 2 Administrator Proses Kelola FAQ .......................... 26Gambar 3.18. E-R Diagram .................................................................................. 27Gambar 3.19. Relation Model ............................................................................... 28Gambar 3.20. Fungsi keanggotaan pada variabel protein ..................................... 32Gambar 3.21. Fungsi keanggotaan pada variabel karbohidrat .............................. 33Gambar 3.22. Fungsi keanggotaan pada variabel omega 3................................... 34Gambar 3.23. Fungsi keanggotaan pada variabel omega6.................................... 35Gambar 3.24. Fungsi keanggotaan pada variabel AA .......................................... 36Gambar 3.25. Fungsi keanggotaan pada variabel DHA........................................ 36Gambar 3.28. Menu User Administrator .............................................................. 40Gambar 3.29. Menu Susu Formula Administrator ................................................ 40Gambar 3.30. Menu Derajat Keanggotaan Administrator .................................... 41Gambar 3.31. Menu Hasil Kabur Administrator .................................................. 41Gambar 3.32. Menu FAQ Administrator .............................................................. 42Gambar 3.33. Halaman Utama User ..................................................................... 42Gambar 3.34. Menu Susu Formula User .............................................................. 43Gambar 3.35. Menu Rekomendasi User ............................................................... 43Gambar 3.36. Menu FAQ User ............................................................................. 44Gambar 4.37. Tampilan Halaman Login ............................................................... 55Gambar 4.38. Tampilan Halaman Utama Administrator ...................................... 55Gambar 4.39. Tampilan Menu User Administrator .............................................. 56Gambar 4.40. Tampilan Menu Susu Formula Administrator ............................... 57Gambar 4.41. Tampilan Edit Susu Formula ......................................................... 58Gambar 4.42. Tampilan Menu Derajat Keanggotaan Administrator .................... 60Gambar 4.43. Tampilan Menu Hasil Kabur Administrator .................................. 61Gambar 4.44. Tampilan Halaman Utama User..................................................... 62Gambar 4.45. Tampilan Menu Susu Formula User .............................................. 63Gambar 4.46. Tampilan Detail Susu Formula User.............................................. 64Gambar 4.47. Tampilan Menu Pencarian Susu Formula User ............................. 65Gambar 4.48. Tampilan Halaman Rekomendasi Susu Formula ........................... 66Gambar 4.49. Tampilan Menu FAQ User ............................................................ 67Gambar 4.50. Tampilan Detail FAQ User ............................................................ 68Gambar 4.51. Representasi Crisp ......................................................................... 69Gambar 4.52. Representasi Kabur ........................................................................ 70Gambar 5.53. Protein Tinggi Bahu Kanan dan Karbohidrat Rendah Linear

  

Gambar 5.54. Protein Tinggi Bahu Kanan dan Karbohidrat Rendah Bahu

  

Gambar 5.57. Grafik Kemampuan Sistem dalam Membantu Pemilihan Susu

  

Gambar 5.58. Grafik Kemampuan Sistem Memberikan Informasi ...................... 76Gambar 5.59. Grafik Kemudahan Sistem ............................................................. 77Gambar 5.60. Grafik Tampilan Sistem ................................................................. 77

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah

  Susu formula merupakan makanan pendamping ASI (Air Susu Ibu). Setiap orang tua pastinya menginginkan susu formula yang terbaik untuk anaknya. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizinya, misalnya seorang bayi yang dilahirkan dengan kelebihan kandungan protein maka bayi tersebut seharusnya mengkonsumsi susu formula yang mempunyai kandungan protein rendah.

  Masalah ini diperumit dengan semakin banyaknya jenis susu formula yang beredar di pasaran dengan kandungan gizi yang berbeda-beda pada setiap jenis susu formula yang ada.

  Kandungan gizi pada setiap susu formula yang berbeda-beda, membuat orang tua sering bertanya-tanya manakah kandungan gizi susu formula yang tinggi atau rendah (secara linguistik). Basis data kabur merupakan pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan ketidaktegasan atau kekaburan karena pemahaman yang berbeda-beda.

  Pemecahan masalah ketidaktegasan ini dilakukan dengan menggunakan

basis data kabur model Tahani. Basis data kabur model Tahani digunakan untuk

mengekspresikan kandungan gizi susu formula yang sudah diketahui

kandungannya ke dalam variabel linguistik. Misalnya kandungan gizi susu

formula dengan DHA TINGGI, AA NORMAL, karbohidrat RENDAH.

  1.2. Perumusan Masalah

  Bagaimana membangun Basis Data Kabur Model Tahani untuk pencarian susu formula berdasarkan kandungan gizinya.

  1.3. Tujuan

  Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah membangun sebuah sistem untuk pencarian susu formula berdasarkan kandungan gizi menggunakan basis data kabur model Tahani.

  1.4. Batasan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menentukan beberapa batasan masalah sebagai berikut :

  1. Sistem ini dibuat hanya untuk membantu seseorang dalam memilih

susu formula berdasarkan jenis susu serta kandungan gizi.

  2. Sistem ini hanya menggunakan Basis Data Kabur Model Tahani.

  3. Sistem ini hanya menggunakan query AND dalam proses pencarian susu formula.

  4. Kandungan gizi dalam pemilihan susu formula, hanya dibatasi pada 7 (tujuh) kriteria pemilihan, yaitu : jenis susu , protein, karbohidrat, Omega3, Omega6, AA dan DHA.

  5. Sistem ini hanya menggunakan variabel linguistik RENDAH, AGAK RENDAH, NORMAL, AGAK TINGGI dan TINGGI untuk variabel protein, karbohidrat, omega3, omega6, AA dan DHA.

  6. Sistem ini hanya menggunakan 5 fungsi keanggotaan, yaitu : fungsi segitiga, fungsi linear turun, fungsi linear naik, fungsi bahu kiri dan fungsi bahu kanan.

  7. Sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan MySql sebagai database-nya.

  8. Susu formula yang dibahas hanya susu formula untuk Bawah Lima Tahun (Balita).

1.5. Metodologi Penelitian

  Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan membaca dan mempelajari referensi dari berbagai sumber baik dari buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, makalah dari internet yang berhubungan dengan basis data kabur beserta metode-metode yang terkait, krtiteria dan alternatif yang akan digunakan.

  2. Metodologi Waterfall yang meliputi :

  a. Analisis Kebutuhan Sistem

  Analisis kebutuhan sistem merupakan proses pengumpulan kebutuhan secara lengkap, untuk mendapatkan spesifikasi pendekatan yang terbaik dan sumber daya yang dibutuhkan dalam membangunan sistem.

  b. Disain/Perancangan Sistem Disain/perancangan sistem merupakan rincian dari komponen, struktur dan fitur sistem yang akan dibangun dan diformulasikan secara terperinci.

  c. Implementasi Perancangan Implementasi perancangan merupakan proses pembuatan kode-kode dari disain yang telah dibuat, dengan menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.

  d. Pengujian

  Tahap ini merupakan proses pengujian sistem secara keseluruhan, yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah diuji.

1.6. Sistematika Penulisan

  BAB I. PENDAHLUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah yang

  

merupakan inti penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian

yang digunakan, dan juga diuraikan tentang sistematika penulisan untuk

mempermudah pemahamannya.

  BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai landasan teori tentang basis data kabur, query kabur dan kandungan gizi susu formula yang digunakan. BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang penjelasan analisis dan perancangan sistem yang dibangun,

  

meliputi analisis masalah, deskripsi sistem, perancangan subsistem yang akan

dibangun yakni subsistem manajemen data, subsistem manajemen model dan

subsistem manajemen dialog.

  BAB IV. IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan berisi implementasi dan perancangan yang telah dibuat sebelumnya meliputi tampilan program dari input maupun output yang akan dihasilkan. BAB V. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis hasil dari program yang telah dibuat antara lain penjelasan cara kerja program yang berupa hasil input dan output. BAB VI. PENUTUP Bab ini berisi semua kesimpulan dan saran-saran yang didapatkan dari sistem yang dibuat. Kesimpulan menjawab rumusan masalah yang dituliskan pada bab pendahuluan secara ringkas dan jelas. DAFTAR PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengenalan Logika Kabur

  Teori himpunan logika kabur dikembangkan oleh Prof Lofti Zadeh pada tahun 1965. Logika kabur mempunyai nilai yang kontinue. Himpunan kabur dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan benar dan salah pada waktu yang bersamaan,

  

namun berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot

keanggotaan yang dimilikinya (Kusumadewi, 2004) .

  Kalau pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan hanya ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan kabur nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Bila x memiliki nilai keanggotaan kabur µA[x]=0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula bila x memiliki nilai keanggotaan kabur µA[x]=1 berarti menjadi anggota penuh pada himpunan A. Himpunan kabur memiliki dua atribut yaitu :

  1. Linguistik, yaitu suatu lambang atau kata yang menunjuk kepada suatu kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA, PAROBAYA, dan TUA.

  2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti : 40, 25, 50, dsb.

  Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem kabur, yaitu :

  1. Variabel Kabur Variabel kabur merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu

  2. Himpunan Kabur Himpunan kabur merupakan sebuah kelompok yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel kabur. Misalnya : Variabel umur, terbagi menjadi 3 (tiga) himpunan kabur, yaitu : MUDA, PAROBAYA, dan TUA.

  3. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel kabur. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Ada kalanya nilai semesta pembicaraan ini dibatasi batas atasnya. Misalnya : Semesta pembicaraan untuk variabel umur : (0 +∞).

  4. Domain Domain himpunan kabur adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan kabur. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Misalnya :

   MUDA = [0, 45]  PAROBA = [35, 55]  TUA

  = [45, +∞]

2.1.2. Fungsi Keanggotaan

  Fungsi Keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik

  

input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering disebut dengan derajat

  keanggotaan) yang memiliki interval 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Fungsi keanggotaan yang sering digunakan adalah sebagai

  1. Representasi Kurva Linear Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaan digambarkan sebagai suatu garis lurus. Ada 2 (dua) keadaan himpunan kabur yang linear. Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi (Gambar 2.1). Kedua, merupakan kebalikan yang pertama, garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri bergerak ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah (Gambar 2.2). µ[x]

  1 a domain b

Gambar 2.1. Representasi Linear Naik

  Rumus fungsi keanggotaan linear naik:

  0 , ≤ − ,

  [ ] ≤ ≤ − 1 , ≥ µ[x]

  1 a domain b

Gambar 2.2. Representasi Linear Turun Rumus fungsi keanggotaan linear turun :

  1 , ≤ − ,

  [ ] ≤ ≤ − 0 ,

  ≥

  2. Representasi Kurva Segitiga Kurva segitiga merupakan gabungan antara 2 garis (linear) yang dipertemukan pada satu titik yakni akhir dari kurva naik dan titik awal dari kurva turun.

  1 µ[x] a b c domain

Gambar 2.3. Representasi Kurva Segitiga

  Rumus fungsi keanggotaan kurva segitiga :

  − , ≤ ≤

  − − [ ] , ≤ ≤

  − 0 , ≤ ≥

  3. Representasi Kurva Bentuk Bahu Daerah yang terletak ditengah-tengah segitiga suatu variabel direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Himpunan kabur „bahu‟, bukan segitiga digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah kabur. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar (Gambar 2.4).

  Bahu Kiri Bahu Kanan 1 µ[x] domain

Gambar 2.4. Representasi Kurva Bahu

2.1.3. Operator Zadeh Untuk Operasi Himpunan Kabur

  Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan kabur. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 (dua) himpunan sering dikenal dengan nama fire strength atau α-predikat. Ada 3 (tiga) operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu (Kusumadewi, 2007) :

  1. Operator AND Operator ini berhubungan dengan operasi interaksi pada himpunan. α- predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan- himpunan yang bersangkutan.

  = min [ ⁡( ])

  ,

  ∧

  2. Operator OR Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α- predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan- himpunan yang bersangkutan.

  = max [ ⁡( , ])

  ∨

  3. Operator NOT mengkurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1 (satu).

  = 1 − ′

2.2. Basis Data Kabur

  Basis Data adalah sebuah sistem berbasis komputer yang bertujuan untuk menyimpan informasi tentang entitas dan untuk menyediakan pengguna, agar dapat mengorganisir, memanipulasi, dan mengambil informasi yang tersimpan seperti yang diminta (George dan Bo Yuan, 1995).

  Misalnya : diinginkan informasi tentang nama-nama karyawan yang usianya kurang dari 50 tahun, maka bisa diciptakan query berikut :

  SELECT NAMA FROM KARYAWAN WHERE(umur < 50)

  Sehingga akan muncul nama-nama karyawan yang usianya kurang dari 50 tahun. Namun pada kenyataannya, seseorang kadang membutuhkan informasi dari data-data yang bersifat tidak pasti. Apabila hal ini terjadi, maka sebaiknya digunakan Basis Data Kabur. Sistem Basis Data Kabur mempunyai 2 (dua) model yaitu Model Tahani dan Model Umano (Kusumadewi, 2004).

  Basis data kabur adalah perluasan dari model relasional, tetapi perumusanya berbeda sesuai dengan jenis ketidaktegasan untuk mengekspresikan dan memanipulasi suatu data (Terano, 1987).

2.2.1. Basis Data Kabur Model Tahani

  Basis data Kabur Model Tahani merupakan sebuah basis data yang masih tetap menggunakan relasi standar, hanya saja model ini menggunakan teori himpunan kabur untuk mendapatkan informasi pada query-nya.

  Misalnya kita mengkategorikan usia karyawan ke dalam himpunan :

Gambar 2.5. Fungsi Keanggotaan Untuk Variabel Usia

  Fungsi keanggotaan untuk variabel usia : 1 ; ≤ 30

  40 = − ; 30

  ≤ ≤ 40

  [ ]

  10 0 ; ≥ 40

  − 35 ; 35

  ≤ ≤ 45 =

  10

  50 −

  [ ]

  ; 45 ≤ ≤ 50

  5 0 ; 1 ;

  ≥ 40 = − 40 ; 40

  ≤ ≤ 50

  [ ]

  10 0 ;

Tabel 2.1. Tabel Karyawan Berdasarkan Umur Dengan Derajat

  

Keanggotaan (Kusumadewi, 2007)

  Derajat Keanggotaan ([x]) NIP Nama Umur

  MUDA PAROBAYA TUA

  01 Lia

  30

  1

  02 Iwan 48 0,4 0,8

  03 Sari 36 0,4 0,1 Mengkategorikan variabel masa kerja ke dalam himpunan : BARU dan LAMA.

  BARU LAMA µ[y]

  1

5 Masa kerja (tahun)

  10

  15

  25 Gambar 2.6. Fungsi Keanggotaan Untuk Variabel Masa Kerja

(Kusumadewi, 2007)

  Fungsi keanggotaan untuk variabel masa kerja :

  1 ; ≤ 5

  15 = − ; 5

  ≤ ≤ 15

  [ ]

  10 0 ; ≥ 15 1 ;

  ≥ 25 = − 10 ; 10

  [ ] ≤ ≤ 25

  15 0 ;

Tabel 2.2. Tabel masa kerja dengan derajat keanggotaan (Kusumadewi, 2007)

  Derajat keanggotaan ([y]) NIP Nama Masa Kerja

  BARU LAMA

  01 Lia

  6

  0.9

  02 Iwan 17 0.467

  03 Sari

  14 0.1 0.267 Contoh : Siapa saja karyawan yang masih muda tapi masa kerjanya sudah lama?

  SELECT NAMA FROM KARYAWAN WHERE (Umur=”MUDA”) and (MasaKerja=”LAMA”)

Tabel 2.3. Menunjukkan hasil query nama-nama karyawan yang masih

  

muda tapi masa kerjanya sudah lama

  NIP Nama Umur Masa Kerja

  03 Sari

  36

  14

2.3. Susu Formula

  Pembuatan susu formula semula dilator belakangi oleh alasan terdapatnya banyak ibu-ibu yang tidak dapat atau tidak mampu menyusui bayinya secara penuh. Misalnya, karena terinfeksi HIV/AIDS seorang ibu tidak dapat menyusui karena dikawatirkan bayinya bisa tertular. Bisa juga seorang ibu wanita karir yang sangat sibuk sehingga mengharuskan bayinya perlu tambahan susu formula, dll.

  Awal pembuatan susu formula, untuk pertama kalinya dibuat oleh seorang ahli kimia Jerman bernama Von Liebig yang mulai dipasarkan abad ke-19. Susu formula buatan Von Liebig dibuat dari campuran susu sapi, tepung terigu, dan tepung malt. Campuran bahan-bahan ini dimasak dengan dicampur sedikit kalium dan karbohidrat untuk mengurangi rasa asam. (Taufiq, 2008).

  Perkembangan produksi susu formula hingga saat ini amat bervariasi dengan berbagai rasa menarik selera. Susu formula yang banyak beredar di pasaran saat ini umumnya terdiri dari campuran emulsi lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.

  Bahan utama susu formula tidak selalu susu sapi, tetapi terdapat pula dari kedelai atau dari protein hidrolisa. Susu formula dari susu sapi menggunakan susu sapi yang telah bebas dari kandungan lemak seperti halnya susu krim sebagai komponen utama.

  Susu formula dengan bahan utamanya kedelai dibuat dengan menggunakan isolate protein dari kedelai. Kemudian ditambahkan dengan minyak nabati untuk melengkapi kandungan lemaknya, dan sirup jagung atau sukrosa untuk melengkapi kandungan karbohidratnya.

  Zat-zat gizi penting yang lazim dibubuhkan sewaktu pembuatan susu formula adalah Taurin, Asam Dokosaheksanoat (DHA), Asam Arakhidonat (AA/ARA), berbagai jenis vitamin terutama antioksidan sepertin vitamin A, C, E untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, berbagai jenis mineral

  Para ahli gizi seringkali membubuhkan pula zat-zat penting yang dapat meningkatkan daya guna susu formula, diantaranya ditambahkan probiotik yaitu sejenis serat yang dinamakan FOS (frukto oligosakarida) dan Inulin yaitu zat yang dapat menimbulkan fermentasi dalam usus sehingga terbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid). Fungsi inulin adalah memudahkan kuman- kuman yang bersifat “baik” dan menguntungkan bagi manusia berkembang biak di dalam usus. Selain inulin, susu formula juga ditambahkan pula zat Taurin dan Probiotik (Taufiq, 2008).

2.3.1. Jenis – jenis Susu Formula Bayi

  Susu formula bayi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Muchtadi, 2002) :

1. Susu Formula Adapted Adapted berarti disesuaikan dengan keadaan fisilogis bayi.

  2. Susu Formula Complete Starting Susu formula ini susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan sebagai susu formula permulaan. Berbeda dengan susu formula Adapted, kadar protein dan mineral susu formula ini lebih tinggi.

  3. Susu Formula Follow-up Pengertian Follow-up dalam susu formula ini adalah lanjutan, yaitu menggantikan susu formula yang sedang digunakan dengan susu formula ini. Pada umumnya susu formula Follow-up mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi dari susu formula sebelumnya. Disamping susu formula bayi yang dapat diberikan pada bayi sehat, ada

juga susu formula yang di khususkan untuk bayi dengan kelainan metabolisme

tertentu, agar bayi tersebut dapat tetap tumbuh normal, baik fisik maupun

kejiwaan. Beberapa susu formula Special Formula, (Muchtadi, 2002) :

  1. Formula Prematur

  Susu formula ini dikhususkan bagi bayi yang prematur. Susu formula ini mengandung lebih banyak protein, kadar beberapa mineral (seperti kalsium dan natrium) serta density energinya lebih tinggi.

  2. Formula Rendah Laktosa dan Tanpa Laktosa

  Susu formula ini dikhususkan bagi bayi yang aktivitas laktasenya rendah, misalnya pada bayi prematur atau bayi yang terkena infeksi usus.

  3. Formula dengan Asam Lemak MCT Tinggi

  Susu formula ini dikhususkan bagi bayi yang menderita kesulitan dalam menyerap lemak, yang ditandai dengan gejala diare dan banyaknya lemak yang terdapat dalam feses.

  4. Formula Protein Hidrosilat

  Susu formula ini untuk bayi yang menderita kesulitan mencerna protein yang masuk, sehingga tidak dapat diserap oleh usus, dan dikeluarkan lagi melalui feses.

  5. Formula Kacang Kedelai

  Susu formula ini, untuk bayi yang menderita gangguan diare, batuk- batuk. Kemungkinan bayi tersebut tidak dapat menerima protein susu (sapi), sehingga bereaksi alergik.

Tabel 2.4. Standar komposisi susu bayi (per 100 kcal) (Mucthadi, 2002)

  Adapted Follow-up Infant Komponen Infant Infant Formula

  Formula Formula

  • Energi 64-72 Kcal/100ml 60-85 Kcal/100ml Protein, min. 1.8 g 1.8-2.8 g 3.05-5.5 g Lemak 3.3-6.0 g 4.0-6.0 g 3.0-6.0 g Asam Linoleat 300 mg 300 mg - 8-12 g - Karbohidrat

  8-12 g Vitamin Vitamin A, min. 250 IU 250 IU 75-150 ug

  • Max. 500 IU 500 IU Vitamin D, min.

40 IU

  40 IU 1-2 ug

  80 IU Max. 80 IU -

0.7 IU

  0.7 IU - Vitamin E, min.

Vitamin K1, min. 4 ug 4 ug 0.5 mg

Vitamin C, min. 8 ug 8 ug -

Vitamin B1, min. 40 ug 40 ug Vitamin larut air tidak Vitamin B2, min. 60 ug 60 ug dispesifikasi

  Nikotinamid, min. 250 ug 250 ug Vitamin B6, min. 35 ug 35 ug Asam folat, min. 4 ug 4 ug As. pantotenat, min. 300 ug 300 ug

  Vitamin B12, min. 0.15 ug 0.15 ug Biotin, min. 1.5 ug 1.5 ug Choline, min. 7 mg 7 mg Mineral

  1.0-3.7 mEq/L Natrium (Na), min. 20 mg Max. 60 mg 1.76 mEq/L 2.o-5.2 mEq/L Kalium (K), min. 80 mg Max. 200 mg (Total Na, K, dan Cl, max Chlorida (Cl), min. 55 mg 50 mEq/L) Max. 150 mg 60 mg 90 mg

Kalsium (Ca), min. 50 mg 30 mg 60 mg

  

Forfor (P), min 25 mg 6 mg 6 mg

Magnesium (Mg), min. 6 mg 0.1-0.2 mg 1.0-2.0 mg

Besi (Fe), min. 0.15 mg 5 ug 5 ug

Iod (I), min. 5 ug 5 ug 1.0-2.0 mg

  

Tembaga (Cu), min. 60 ug 30 ug 5 ug

  • Seng (Zn), min. 0.5 ug 0.3 ug

    Mangan (Mn), min. 5 ug 5 ug 0.5 ug

2.3.2. Acuan Batas Atas (ABA) Kandungan Susu Formula

  Kandungan gizi Formula Bayi siap konsumsi per 100 kkal harus memenuhi ketentuan nilai minimum, maksimum, atau ABA. ABA digunakan untuk zat gizi yang tidak mempunyai informasi cukup tentang kajian resiko berbasis ilmiah. Kandungan gizi biasanya tidak boleh melebihi ABA kecuali jika tidak dapat dihindari sehubungan dengan keragaman kandungan formula atau alasan teknologi (BPOM RI).

Tabel 2.5. Aturan Minimum dan Maksimum Kandungan Gizi (BPOM RI)

  Jenis Gizi Satuan Minimum Maksimum ABA

  1.8

  3.0 - Protein g/100 kkal Karbohidrat

  9.0

  14.0 - g/100 kkal

  • Omega6 mg/100 kkal 300 1400

  50 Tidak dinyatakan - Omega3 mg/100 kkal

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

  Karena kandungan gizi pada setiap susu formula yang berbeda-beda, membuat orang tua sering bertanya-tanya manakah kandungan gizi susu formula yang tinggi atau sedang (secara linguistik). Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka sistem ini dibuat mengunakan basis data kabur. Karena, basis data kabur merupakan pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan ketidaktegasan atau kekaburan akibat dari pemahaman yang berbeda-beda. Sistem ini dibuat menggunakan logika kabur karena :

  1. Konsep logika kabur mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran kabur sangat sederhana dan mudah dimengerti.

  2. Logika kabur sangat fleksibel.

  3. Logika kabur memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.

  4. Logika kabur mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks.

  Sistem ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan MySql sebagai database-nya. Sehingga orang tua bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang susu formula kapan saja dan dari mana saja.

  3.1.1. Gambaran Umum Sistem

  Sistem ini dibuat berbasis web, sehingga memudahkan orang tua dalam memilih susu formula yang tepat untuk anaknya. Setelah data-data kandungan gizi dalam susu formula dimasukkan kedalam database maka user dapat melihat jenis- jenis susu formula beserta kandungan gizi dan harganya.

  Selanjutnya user dapat meminta informasi susu formula dari sistem berdasarkan jenis susu dan kandungan gizi tertentu secara linguistik. Misalnya susu formula apa saja yang memiliki kandungan protein TINGGI, karbohidrat AGAK TINGGI, Omega3 NORMAL dan Omega6 TINGGI, tanpa mempertimbangkan unsur yang lainnya, maka sistem ini akan memberikan informasi susu formula sesuai kriteria yang diinginkan.

3.2. Perancangan Sistem 3.2.1. Use Case Diagram

  Use Case Diagram dari Sistem Pencarian Susu Formula Berdasarkan

  Kandungan Gizi Menggunakan Basis Data Kabur Model Tahani dapat dilihat pada Gambar 3.6. dan Gambar 3.7.

  Subsistem User Lihat informasi susu formula

  Input pilihan kriteria Lihat hasil User Lihat FAQ

Gambar 3.7. Use Case Diagram User

  Subsistem Administrator Kelola Susu Formula Tambah User Hapus User Edit User Kelola User Tambah Susu Hapus Susu Edit Susu Kelola Fungsi Keanggotaan Edit Variabel Protein

  Kelola Hasil Kabur Input Pilihan Login Logout Administrator Edit Variabel Karbohidrat Edit Variabel AA Edit Variabel Omega6 Edit Variabel Omega3 Edit Variabel DHA Lihat Hasil Kabur Tambah FAQ Hapus FAQ Edit FAQ Kelola FAQ

  3.2.2. Proses Modeling