Transmisi sinyal Serat optik Attenuasi (redaman) bending (pembengkokan)
Afani Sakinah NRP. 1111 100 009 Dosen Pembimbing Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
Pendahuluan
Latar Belakang
Transmisi sinyal Serat optik
Attenuasi (redaman) bending (pembengkokan)
Karakterisasi rugi fiber optik
Tujuan
Mengukur bending loss serat optik multimode
menggunakan Optical Power Meter (OPM) dengan
variasi diameter sebesar 3,4,5,6, 9, 12, dan 27 cm dan
mengetahui pengaruh lekukan terhadap rugi daya.
Mengukur loss serat optik multimode ketika dilukai
menggunakan Optical Power Meter (OPM) dengan
variasi panjang kupasan 0,5 , 1 , 1,5 , 2, dan 2.5 cm danmengetahui pengaruh pelukaian fiber terhadap rugi
daya.
Batasan Masalah
Serat optik yang digunakan adalah multimode silica.
Karakterisasi rugi-rugi fiber optik menggunakan OPM tipe-35. dan sumber cahaya yang digunakan pada source meter dengan panjang gelombang 1550nm dan 1310nm.
Dasar Teori
Serat Optik
Merupakan suatu pemandu gelombang cahaya yang
Serat optik berupa suatu kabel transparant yang mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian yaitu core dan cladding.(Keiser, 1984). n2 n1 Core Cladding Coating
Propagansi cahaya pada serat optic terjadi karena
pemantulan internal sinar optic yang terjadi pada perbatasan
inti dan claddingnya akibat adanya perbedaan indeks bias
antara keduanya, Hal itu sesuai dengan hukum SnelliusNumerical Aperture
Merupakan ukuran kemampuan sebuah serat optik
Numerical Aperture untuk menangkap cahaya. (Hoss,1993).
Nilai NA untuk serat optik step index berkisar antara 0,2-0,5 dan serat optik untuk graded index sekitar 0,2 (Hoss,1993).
NA=
Rugi-rugi lekukan fiber optik
Lekukan-makro
Merupakan lekukan kabel optik dengan radius lekukan yang mempengaruhi banyaknya pelemahan sinyal yang berpropagansi dalam inti. Adanya lekukan dengan radius lekukan lebih besar dari radius inti serat optik mengakibatkan sebagian sinyal hilang terutama dalam lekukan serat optik.(Andre, 2006).
Δ = beda indeks bias core dan cladding R = radius pelengkungan a = radius inti serat optik
2 (parabolic profile) α =
∞ (step profile)
Optical Power Meter (OPM)
Optical Power Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
Meter (OPM) jumlah redaman yang terdapat pada jaringan kabel serat optik baik saat instalasi atau pemeliharaan.Metodologi Penelitian Observasi awal Tahap pelengkungan Tahap pelukaian fiber optik
Tahap pelukaian dan Penyusunan laporan pelengkungan
Tahap pelengkungan
d
OLS-35
Fiber optic yang dimacrobendingFiber optik OPM OLP-35
Mengukur daya fiber optik yang lurus terlebih dahulu Fiber dilengkungkan
Diameter lengkungan
yaitu 3,4,5, 6,9,12,dan
27 cm
daya diukur menggunakan OPM dengan sumber 1310 nm dan 1550 nm.OPM Fiber optik OLP-35
Mengukur daya fiber optik yang belum dilukai terlebih dahulu Cable jaket dikupas +
Fiber dilukai strengthening fibers(serabut fiber) digunting Fiber di gosok dengan kertas amplas Panjang melukai fiber
Fiber yang dilukai Kertas gosok yaitu 0.5 , 1, 1.5 , 2 , 2.5
(amplas) 1200 cm daya diukur menggunakan OPM dengan sumber 1310 nm dan 1550 nm
Fiber optik OLS-35 OPM OLP-35
Fiber optic yang di lukai Permukaan fiber yang dilukai diamati dengan mikroskop
pelengkungan Fiber optic yang
Fiber yang sudah dilukai d dimacrobending pada tahap melukai
OLS-35
fiber akan dipakai Fiber dilengkungkan Diameter lengkungan yaitu 3,4,5,6,9,12,dan 27 cm daya diukur
Fiber yang dilukai menggunakan OPM
Fiber yang tersambung Fiber yang dengan sumber 1310 nm dengan sumber (OLS) tersambung dengan OPM dan 1550 nm.
Analisa Data
dan
Pembahasan
Lekukan terhadap Nilai losses
hasil perhitungan pada panjang gelombang 1310 nm
5
10
15
20
25
30
- 5
- 10
ss o l ing
- 15
nd e crob a m
- 20
- 25
- 30
diameter Lengkungan
Lekukan terhadap Nilai losses
16
14
12 W)
10
(μ n ra lua
8
e
1550 nm
k a y
1310 nm
a d
6
h si li se
4
2
5
10
15
20
25
30
diameter lengkungan (cm)
Gambar 4.1 grafik hubungan diameter lekukan dengan selisih daya keluaranPelukaian Fiber Terhadap Nilai Losses
120 100
) W
80
(μ n ra lua e
60
k
1550 nm
a y a
1310 nm
d h si
40
li se
20 0,5 1 1,5 2 2,5
3
panjang pelukaian fiber (cm)
Gambar 4.2 grafik hubungan panjang pelukaian pada fiberdengan selisih daya keluaran dengan panjang gelombang 1550 nm
Pelukaian Fiber Terhadap Nilai Losses
Gambar Permukaan fiber optic Gambar Permukaan fiber optic yang telah dilukai sepanjang 0.5 cm
Pelukaian Fiber sekaligus dilekungkan Terhadap Nilai losses
9
8
μW) (
7
n
6
11
luara
5
10
ke
4 1550 nm
W)
9
ya (μ
3 1310 nm
8
n da h
2
ra
7
lua lisi
6
1
e se k
5 1550 nm
a y a
4
5
10
15
20
25
30
d
1310 nm
h
3
diameter lengkungan (cm) si li
2
se
1 Gambar 4.9grafik hubungan
panjang pelukaian pada fiber
5
10
15
20
25
30
diameter lengkungan (cm) sebesar 1 cm dan dilekukan dengan selisih daya keluaran
Gambar 4.8 grafik hubungan panjangpelukaian pada fiber sebesar 0.5 cm dan dilekukan dengan selisih daya keluaran
Pelukaian Fiber sekaligus dilekungkan Terhadap Nilai losses
5
panjang pelukaian pada fiber sebesar 2 cm dan dilekukan dengan selisih daya keluaran
Gambar 4.11 grafik hubunganpanjang pelukaian pada fiber sebesar 1.5 cm dan dilekukan dengan selisih daya keluaran
Gambar 4.10 grafik hubungan1550 nm 1310 nm
se li si h d a y a k e lua ra n (μ W) diameter lengkungan (cm)
30
25
20
15
10
5
7
6
1
2
15
3
4
5
6
5
10
20
3
25
30
se li si h d a y a k e lua ra n (μ W) diameter lengkungan (cm)
1550 nm 1310 nm
1
2
4
Pelukaian Fiber sekaligus dilekungkan Terhadap Nilai losses
9
(μ
7
n
6
luara
5 0.5 cm
ke
4 1 cm
11
ya
3 1.5 cm
10
da h
2 2 cm
9 W)
lisi (μ
8
1
se n ra
7
lua
0.5 cm
6
5
10
15
20
25
30
e k
5 1 cm
diameter lengkungan (cm) a y a
4
d
1.5 cm
h
3
si
2 cm
Gambar 4.12 grafik hubungan panjangli
2
se pelukaian pada fiber dan dilekukan
1
dengan selisih daya keluaran dengan panjang gelombang 1550 nm
5
10
15
20
25
30
panjang lekukan (cm)
Gambar 4.13grafik hubungan panjang
pelukaian pada fiber dan dilekukan dengan selisih daya keluaran dengan panjang gelombang 1310 nm
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Semakin besar diameter lengkungan maka semakin semakin besar pula daya yang ditangkap oleh detektor, hal ini akan menyebabkan nilai selisih daya keluaran akan semakin kecil atau denga kata lain nilai rugi dayanya semakin kecil, begitupun sebaliknya.
Semakin besar panjang pelukaian pada fiber maka semakin besar pula nilai rugi dayanya.
Daftar Pustaka
Dewi, M. S., 2010. Kajian Karakteristik Rugi-Rugi pada Serat Optik Telkom karena Pembengkokan Makro, Surakata.
Djohan, N., 2009, Soliton dalam Serat OPtik. Jakarta.
Frederick, C.A., 1990, Fiber Optics Handbook For Engineers and Scientists, McGraw-Hill, Inc., New York.
Hoss, RJ. 1993. Fiber Optics, second edition. New Jersey-Hall
Keiser, G. 1984. Optical Fiber Communication. New York. Mc Graw Hill. rd
Keiser, G. 1991. Optical Fiber Communication 2 Edition. United State of America. rd
Krohn, D.A. 2000. Fiber Optik sensor, Fundamental and application, 3 . New
York: ISA.
Nugroho,D.Y,2005. Studi Pengukuran Rugi-Rugi Serat Optik pada Empat rute
STO di Jawa Tengah dengan menggunakan OTDR tektonik TF S3031. Skripsi
jurusan fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Saleh, B.E.A., Teich, M.C., 2007,Fundamentals of Photonics. John Wiley & Sons,
New York.
Suematzu,Y.1982. introduction to optical fiber communication.John Willey &
sons,inc Tricker, R., 2002,Optoelectronic and Fiber Optik Technology, Jordan Hill, Oxford. http: assets.newport.com/ Photonics Technical Note # 25 Fiber Optics. http://www.testequipmentdepot.com/jdsu /olp-3x_datasheet.pdf
Terima kasih