BAB VIII - DOCRPIJM dadf154c8d BAB VIIIBAB 8 ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
Laporan Akhir
BAB VIII
ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
RPI2JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan
sosial untuk meminimalisir pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek
lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting
lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaanantisipasi dan rekomendasi
perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1 Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2JM
bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan
pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala
bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014: “Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak
dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan
untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program
agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan. Sebagai
persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal,
UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal
atau UKL dan UPL.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 1
Laporan Akhir
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No.
32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten /kota
di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis
yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di
dalam RPI2JM antara lain karena:
1.
RPI2JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 2
Laporan Akhir
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2JM adalah karena
RPI2JM berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS
menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang
berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Dinas
Lingkungan Hidup sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan
KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai
pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis diatur dalam Pasal 15, 16, 17 dan 18.
Dalam Pasal 15 Ayat (1) disebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
Sedangkan pada Pasal 15 Ayat (2) dinyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota;
b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
Selanjutnya pada Pasal 15 Ayat (3) disebutkan bahwa KLHS dilaksanakan dengan
mekanisme:
a. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
c. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau
program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dalam penjelasan Pasal 15 Ayat (2) huruf b, yang dimaksud dengan dampak dan/atau
risiko lingkungan hidup yang dimaksud meliputi:
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 3
Laporan Akhir
perubahan iklim;
b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
c. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
d. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
e. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
f. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau
g. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
a.
Proses penyusunan RPI2JM Kabupaten Gorobogan telah melalui berbagai tahapan
mulai dari identifikasi potensi wilayah, permasalahan, aspirasi para pemangku kepentingan,
maupun prediksi perkembangan wilayah di masa yang akan datang. Berdasarkan proses
tersebut maka isu-isu strategis yang dianggap memiliki pengaruh yang cukup nyata terhadap
lingkungan hidup adalah :
Tabel 8. 1. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
1.
perubahan iklim;
2.
kerusakan,
kemerosotan,
dan/atau
kepunahan
keanekaragaman
hayati;
3.
peningkatan
intensitas dan
cakupan wilayah
bencana banjir,
longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran
hutan dan lahan;
Uraian Penilaian
Krisis air bersih akibat perubahan iklim kian dirasakan
masyarakat khususnya di perkotaan. Sudah saatnya kita
lakukan gerakan massal menabung air serta
memanfaatkan air secara efisien. Perubahan iklim
merupakan sesuatu yang dampaknya sulit untuk
dihindari terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak
ekstrem dari perubahan iklim adalah terjadinya
kenaikan temperatur serta pergeseran musim.
Perubahan iklim bukan lagi semata-mata wacana,
namun sudah dapat kita rasakan dampaknya, seperti
banjir, gelombang pasang, dan kekeringan.
Perubahan penggunaan lahan dan pembangunan
manusia dapat menimbulkan ancaman bagi satwa liar
karena hilangnya habitat dan degradasi lingkungan yang
terjadi.
Bagi sejumlah spesies, efek pengembangan perumahan
sama parah atau malah lebih parah dibandingkan efek
yang dihasilkan oleh perubahan iklim.
Wilayah Kabupaten Grobogan merupakan wilayah yang
rawan akan bencana alam, Bencana alam yang sering
melanda wilayah ini terdiri atas banjir, tanah longsor,
dan kekeringan. Banjir yang terjadi di Kabupaten
Grobogan disebabkan antara lain curah hujan yang
tinggi saat musim hujan, meluapnya sungai terutama
pada sungai yang tanggul nya kurang tinggi, saluran
drainase yang tidak berfungsi dengan sedimentasi
maupun kegiatan penyempitan saluran, tanggul
sungai/saluran mudah jebol/rusak, penggudulan hutan,
dan jenis tanah yang tidak mudah meresapkan air .
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Kesimpulan
(Signifikan/Tidak
Signifikan)
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
VIII - 4
Laporan Akhir
Daerah rawan longsor terdapat di 6 Kecamatan yang
meliputi 7 desa, yaitu Desa Nambuhan Kecamatan
Purwodadi, Desa Kradenan Kecamatan Kradenan, desa
Dapuro Kunden Kecamatan Wirosari, Desa Padang
Kecamatan Tanggungharjo, Desa Randurejo Kecamatan
Pulokulon, dan desa Jono Kecamatan Tawangharjo.
4.
penurunan mutu
dan kelimpahan
sumber daya alam
5.
peningkatan alih
fungsi kawasan
hutan dan/atau
lahan
Bencana kekeringan sering kali terjadi di Kabupaten
Grobogan, hal ini dikarenakan jenis tanah yang susah
meresapkan air, jumlah sumber air yang sangat terbatas
dan letaknya terkonsentrasi di sebelah utara dan
selatan bagian timur Kabupaten Grobogan.
Isu lainnya adalah meningkatnya kerusakan
lingkungan akibat kegiatan penambangan, industri,
penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang tidak
terkontrol pada aktivitas pertanian.
Kegiatan penambangan yang ditengarai
merusak lingkungan terjadi hampir di semua tahapan
penambangan, mulai dari konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang.
Salah satu kegiatan pemurnian penambangan
yang mengakibatkan gangguan lingkungan adalah
pembakaran kapur. Kegitan ini telah menimbulkan
permasalahan pencemaran baik udara maupun tanah
meskipun di satu pihak mampu memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi pendapatan daerah serta mampu
membantu mengatasi penganngguran.
Begitu pula aktivitas penambangan bahan
galian golongan C yang tidak terkendali baik dari sisi
frekuensi pengambilan, volume bahan galian yang
ditambang maupun lokasi di wilayah Kabupaten
Grobogan.
Kegiatan
industri
dapat
menimbulkan
kerusakan lingkungan apabila pengelolaan limbahnya
tidak dilakukan dengan benar. Tekanan terhadap
lingkungan akan semakin besar apabila lokasi industri
berada di dekat permukiman atau di wilayah pertanian.
Kegiatan lain yang berpotensi menimbulkan
penurunan kualitas ingkungan adalah aktivitas
pertanian, terutama pada proses produksi. Penggunaan
pestisida dan pupuk anorganik yang tidak terkontrol
berpotensi menimbulkan dampak pencemaran air,
tanah dan udara.
Penggunaan lahan di Kabupaten Grobogan
terbagi menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah.
Lahan sawah terdapat di hampir semua Kecamatan.
Pada tahun 2007 lahan sawah yang ada di Kabupaten
Grobogan seluas 63.435.526 ha atau 47,61%.
Lahan bukan sawah yang paling dominan
adalah penggunaan untuk hutan negara hutan rakyat,
pekarangan dan tegalan/ kebun. Pada tahun 2007 luas
hutan negara seluas 68.633.030 ha atau sebesar 51,20
%, pekarangan seluas 29.111.020 Ha, tegalan/ kebun
seluas 25.168.319 Ha, dan hutan rakyat seluas
3.619.000 Ha.
Kontribusi sektor pertanian sangat dominan
terhadap PDRB dibandingkan sektor lain, yaitu rata-rata
mencapai 43% dari total PDRB. Di samping itu, sebagian
besar penduduk di Kabupaten Grobogan (±53%)
menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian ini.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Signifikan
Signifikan
VIII - 5
Laporan Akhir
Dengan demikian dapat dilihat arti penting dari
pertanian
terhadap
perekonomian
Kabupaten
Grobogan.
Dengan
kecenderungan
yang
semakin
meningkat, alih fungsi lahan di wilayah ini maka
pengendalian harus dilakukan.
6.
peningkatan jumlah
penduduk miskin
atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat;
dan/atau
Menurut BPS, Jumlah penduduk Kabupaten
Grobogan pada akhir tahun 2009 adalah 1.404.770 jiwa,
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 412.480. Dari
jumlah penduduk yang ada sebanyak 262.411 jiwa atau
sebesar 18,68% adalah penduduk miskin. Sedangkan
jumlah rumah tangga miskin sebanyak 159.496 atau
sebesar 38,67%. Mengingat jumlah penduduk miskin
maupun rumah tangga miskin yang masih cukup besar,
maka setiap kebijakan, rencana dan program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten harus
mempertimbangkan keberadaan penduduk miskian
maupun rumah tangga miskin yang ada di wilayah ini.
Signifikan
7.
peningkatan risiko
terhadap kesehatan
dan keselamatan
manusia
Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten
Grobogan dari hasil pengamatan di lapangan terlihat
cukup padat dengan kondisi lingkungan yang minim
prasarana drainase dan sanitasi, serta tata letak yang
tidak teratur. Masalah lain yang cukup mempengaruhi
lingkungan permukiman ini adalah adanya pola hidup
masyarakat tani yang kurang memahami pentingnya
kebersihan dan kesehatan. Kekumuhan di sini lebih
disebabkan karena tidak tertanganinya pembuangan
limbah dan sampah yang kurang baik, yang akhirnya
secara tidak langsung dampaknya adalah penurunan
kualitas kesehatan dan kualitas lingkungan perumahan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan diperoleh data jumlah rumah yang
dikategorikan sebagai rumah sehat di Kabupaten
Grobogan adalah sebanyak 64,2%.
Signifikan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 6
Laporan Akhir
Tabel 8.2 Identifikasi KRP
No
1.
Komponen kebijakan
Pengembangan
Permukiman
a. Revitalisasi permukiman
kumuh,
menjadi
permukiman yang layak
huni
b.
Mendorong pembangunan
permukiman dan
infrastruktur permukiman
baru pada kawasan siap
bangun tersebut
rencana / program
Penyusunan profil kawasan permukiman
Pengawasan pembangunan permukiman sesuai standar tata ruang
kota sempadan –sempadan (jalan dan sungai)
Peningkatan kualitas permukiman dan infrastruktur permukiman,
untuk mencegah dan menangani adanya permukiman
kumuh/padat penduduk perkotaan
Peremajaan permukiman kumuh bantaran sungai
Meningkatkan pembangunan sarana prasarana dasar permukiman
dan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh, pembangunan
keciptakaryaan ini meliputi : jalan, drainase, persampahan, PBL dan
sanitasi.
Membatasi permukiman masyarakat di sempadan sungai, yang
tergolong kumuh
Membangun rumah percontohan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR), yaitu rumah layahk huni yang memenuhi syarat
rumah sehat sederhana (RSS)
Membangun sarana prasarana /infrastruktur permukiman di
sekitar permukiman agar tidak kumuh sekali.
Penyehatan Lingkungan sebagai kawasan permukiman siap baru
Pembangunan permukiman baru di Kasiba/Lisiba
Kemudahan kepemilikan rumah untuk MBR
Pembangunan sarana prasarana dasar permukiman berserta
infrastrukutrnya, sebagai wujud kota baru
Pengalihan dan pemanfaatan khusus sebahai lahan kawasan
permukiman siap bangun
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 8
Lokasi
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Purwodadi,
Kota Godong, Kota Gubug, Kota Wirosari.
Diarahkan pada Rencana sistem pusat kegiatan terdiri atas:
Kawasan perkotaan Purwodadi sebagai bagian dari
PKN Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga –
Semarang – Purwodadi yang selanjutnya disebut
Kedungsepur;
PKL meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
PKLp meliputi:
Kawasan perkotaan Wirosari; dan
Kawasan perkotaan Kradenan.
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
c.
d.
e.
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
Meningkatkan kualitas
/layanan infrastruktur
permukiman melalui
subsidi Pemda Kabupaten
Grobogan
Meningkatkan kualitas
/layanan infrastruktur
permukiman melalui
Bantuan Program
Pemberdayaan baik di
Perkotaan maupun di
Pedesaan
pengembangan kawasan
agropolitan
meningkatkan dan
memantapkan fungsi dan
peran kawasan strategis
ekonomi;
mengembangkan kawasan
peruntukan pertanian
secara terpadu;
mengembangkan kegiatan
agroindustri di kawasan
agropolitan;
meningkatkan pelayanan
perdesaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi di
kawasan agropolitan;
memantapkan kawasan
sentra produksi dan
kawasan pemasaran;
rencana / program
Perencanaan dan pembangunan infrastruktur di Kawasan prioritas
Peningkatan dan pembangunan jalan, drainase, sanitasi dan
persampahan
Perencanaan dan pembangunan infrastruktur di Kawasan pedesaan
maupun perkotaan dengan konsep pemberdayaan masyarakat (PPIP,
PNPM – MD, P2KP)
Pengembangan Infrastruktur kawasan melalui :
1. Peningkatan jalan utama kawasan agropolitan,
2. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung,
Promosi dan Pengembangan komoditas melalui :
1. Peningkatan kegiatan pemasaran dan
2. Penelitian dan pengembangan komoditas unggulan
Peningkatan kelembagaan dan SDM melalui :
1. Penguatan kelompok tani
2. Pelatihan ketrampilan budidaya
3. Pelatihan penanganan pasca panen
4. Pelatihan manajemen dan sistem informasi
5. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
6. Program pembangunan jalan dan jembatan
7. Program pemelihaaan/ rehabilitasi jalan dan jembatan
8. Program pembangunan perumahan
9. Program lingkungan sehat perumahan
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
pada kawasan agropolitan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 9
Lokasi
Kota Purwodadi
Diseluruh wilayah Kab. Grobogan
Lokasi Kawasan Agropolitan meliputi:
Kecamatan Pulokulon;
Kecamatan Toroh;
Kecamatan Wirosari; dan
Kecamatan Penawangan
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
d. Infrastruktur Kawasan
Permukiman Perdesaan
Potensial yang Meningkat
Kualitasnya:
Mengembangkan kawasan
permukiman yang tanggap
terhadap bencana (Gempa &
Banjir , dll)
2.
rencana / program
Penguatan Pusat Pelayanan Lokal
1. Penyusunan RTR dan RPJM KTP2D
2. Pengembangan penyediaan fasilitas perkotaan (pendidikan,
kesehatan, perdagangan)
3. Pengembangan penyediaan prasarana dasar perkotaan (sanitasi, air
minum, dan persampahan)
4. Pengembangan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
produksi pertanian
5. Pengembangan pasar pertanian atau sub terminal agribisnis
6. Pengembangan klaster ekonomi agro
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
pada KTP2D
Pembangunan permukiman yang tanggap terhadap bencana. (jalur
evakuasi, zona aman, dll)
Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman
Relokasi kawasan rawan bencana
Lokasi
Lokasi PPL meliputi:
Desa Karangasem Kecamatan Wirosari ;
Desa Boloh Kecamatan Toroh;
Desa Jeketro Kecamatan Gubug;
Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi;
Desa Putatsari Kecamatan Grobogan;
Desa Trowolu Kecamatan Ngaringan;
Desa Simo Kecamatan Kradenan;
Desa Kapung Kecamatan Tanggungharjo;
Desa Sedadi Kecamatan Penawangan;
Desa Telawah Kecamatan Karang Rayung;
Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati; dan
Desa Jambon Kecamatan Pulokulon
Sistem pengendalian banjir berada di :
Kecamatan Tegowanu,
Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Karangrayung,
Kecamatan Geyer,
Kecamatan Brati,
Kecamatan Toroh, dan
Kecamatan Purwodadi.
Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. mengembangkan ruang
terbuka hijau di kawasan
perkotaan
Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 10
ruang terbuka hijau;
taman kota yang terdapat di :
Kota Purwodadi yaitu taman kota di Alunalun, Simpang Lima, Hutan Kota Purwodadi
serta lokasi lainnya.
Kota Wirosari yaitu taman kota di Desa
Kunden dan Kelurahan Wirosari dan Desa
Penawangan;
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
Lokasi
rencana / program
Kota Gubug yaitu taman kota di Desa Gubug
dan Desa Kwaron;
Kota Godong yaitu taman kota di Desa Bugel
dan Desa Godong;
b. Membangun dan
meningkatkan kualitas
permukiman dan infrastruktur
perkotaan
f.
g.
h.
3.
i.
j.
4.
Peningkatan kualitas permukiman
Pengawasan pembangunan permukiman sesuai standar tata ruang
kota sempadan –sempadan (jalan dan sungai)
Penyusunan master plan Pembangunan kawasan permukiman di
Kabupaten Grobogan sesuai rencana tata ruang. (Penyusunan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)
Wilayah perkotaan sebagai PKL meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
Pengembangan Air Minum
Pengelolaan air bersih meliputi :
1. Pengembangan sistem perpipaan air bersih perdesaan dengan
meningkatkan kapasitas jaringan yang telah ada maupun
pembangunan jaringan baru (Pamsimas)
2. Pengembangan sistem perpipaan air bersih perkotaan dengan
meningkatkan kapasitas jaringan yang telah ada maupun
pembangunan jaringan baru (Spam di Ibu Kota Kecamatan (IKK))
3. Penyediaan air bersih pada daerah rawan kekeringan
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
a. Pembangunan infrastruktur Pengembangan sistem jaringan drainase meliputi :
dasar Drainase Perkotaan
1. Program kali bersih
pada kawasan perkotaan
2. Normalisasi sungai
Prioritas (Pengurangan
3. Penyediaan drainase permukiman yang memadai
Wilayah perkotaan Prioritas meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
Kawasan perkotaan Wirosari.
Kawasan perkotaan Kradenan.
Luas Genangan di
Perkotaan)
Pengembangan sistem pengendalian banjir meliputi :
1. Pembangunan embung baru sebagai fasilitas pemanenan air hujan
2. Perbaikan embung yang rusak
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 11
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
Lokasi
rencana / program
3. Membangun bangunan penahan arus run off dan penahan erosi
4. Membangun bangunan resapan air atau ruang terbuka hijau sebagai
fasilitas penangkap air hujan dan sedimen
k.
b.
Pembangunan infrastruktur Pengelolaan Persampahan dan sanitasi meliputi :
1. Peningkatan pelayanan persampahan di pusat-pusat kegiatan
dasar pengelolaan
perkotaan.
Persampahan pada
2. Peningkatan Pengelolaan sampah di TPA dengan cara sanitary
kawasan perkotaan
landfill
3. Pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara Terpadu (TPST)
4. Pengembangan program reduksi sampah melalui konsep 3R dan
pemilahan sampah organik dengan an organik
5. Penyediaan sarana persampahan yang mendukung konsep 3R dan
pemilahan sampah
6. Sosialisasi dan pilot project pengelolaan sampah berbasis konsep 3R
dan pemilahan sampah
l.
c.
Pembangunan infrastruktur Optimalisasi IPAL dan IPLT di kawasan perkotaan
dasar pengelolaan air
Penyediaan prasarana dasar air limbah domestik on-site komunal di
limbah domestik pada
wilayah Perkotaan maupun kawasan industri.
kawasan perkotaan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 12
Sistem jaringan prasarana lainnya
Sistem pengelolaan persampahan
Lokasi TPA terdapat di :
Kecamatan Purwodadi;
Revitalisasi TPST eksisting :
Kecamatan Godong;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Wirosari;
Pembangunan TPST baru di :
Kecamatan Grobogan.
Pembangunan 3R baru di :
Kecamatan Kradenan
Kecamatan Purwodadi;
Kecamatan Godong;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Wirosari;
Sistem pengelolaan air limbah kawasan di 19 IKK .
Sistem pengelolaan air limbah kawasan peruntukan
industri :
Kecamatan Purwodadi;
Kecamatan Tanggungharjo;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Tegowanu;
Kecamatan Wirosari;
Kecamatan Godong; dan
Kecamatan Tawangharjo
Laporan Akhir
Tabel 8.3 Matriks pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya terhadap pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut :
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
1.
2
KRP
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
0
(+)
(+)
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
(+)
4
1
1
4
Lokasi
Pengembangan Permukiman
Revitalisasi
permukiman
kumuh, menjadi
permukiman yang
layak huni
Peremajaan
permukiman
kumuh bantaran
sungai
Membangun
sarana prasarana
/infrastruktur
permukiman
di
sekitar
permukiman agar
tidak
kumuh
sekali.
Kawasan Permukiman Kumuh
Perkotaan di Kota Purwodadi,
Kota Godong, Kota Gubug,
Kota Wirosari.
Mendorong
pembangunan
Penyehatan
Lingkungan
Diarahkan pada Rencana
sistem pusat kegiatan terdiri
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
(+)
Penanganan
permukiman
kumuh dapat
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
Penataan
Penanganan
Penanganan
lingkungan permukiman kumuh
permukiman
kumuh tidak merupakan program kumuh dapat
berpengaruh
yang membantu
mengurangi
pada alih
masyarakat miskin potensi turunnya
fungsi lahan
(masyarakat
kualitas
pertanian
berpenghasilan
lingkungan karena
menjadi non
rendah) dalam
dalam rangka
pertanian.
menangani
meningkatkan
lingkungan
kualitas
permukimannya
lingkungan
menjadi
permukiman layak
huni
Penanganan
permukiman
kumuh dengan
perbaikan
lingkungan seperti
pembenahan
drainase,
persampahan,
maupun
pengelolaan
limbah domestik
dapat mengurangi
terjadinya polusi
tanah, sehingga
membantu upaya
konservasi dan
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
pembangunan
Munculnya
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
VIII - 14
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
permukiman dan
infrastruktur
permukiman baru
pada
kawasan
siap
bangun
tersebut
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
permukiman
dan infrastruktur
permukiman
baru dapat
berpotensi nyata
terhadap
munculnya
bencana dan
meningkatnya
kerentanan
terhadap
bencana,
terutama banjir
dan tanah
longsor
kegiatan
ekonomi di
wilayah di
wilayah
permukiman
baru dapat
mendorong
alih fungsi
lahan
pertanian
menjadi non
pertanian
permukiman baru
dapat mendorong
munculnya
kegiatan ekonomi
baru di wilayah
sekitar sehingga
menciptakan
lapangan
pekerjaan baru
sehingga kegiatan
ini dapat
membantu
pengentasan
kemiskinan
permukiman
baru dapat
memicu
terjadinya
polusi dan
penurunan
kualitas
lingkungan di
lokasi dan
wilayah sekitar
akibat
peningkatan
aktivitas
ekonomi,
transportasi dan
kegiatan
penunjangnya
seperti bengkel,
stasiun
pengisian bahan
bakar, rumah
makan, dan
lainnya
permukiman
baru dapat
mendorong
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
mengganggu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
(+)
(+)
(+)
(+)
Pembanguna
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
5
0
Lokasi
Meningkatkan
kualitas /layanan
infrastruktur
Isu 1
sebagai kawasan
permukiman siap
baru
Pembangunan
permukiman baru
di Kasiba/Lisiba
Kemudahan
kepemilikan
rumah untuk MBR
Pembangunan
sarana prasarana
dasar permukiman
berserta
infrastrukutrnya,
sebagai wujud
kota baru
Pengalihan dan
pemanfaatan
khusus sebagai
lahan kawasan
permukiman siap
bangun
Perencanaan dan
pembangunan
infrastruktur di
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
atas:
Kawasan perkotaan
Purwodadi;
Kawasan perkotaan
Gubug; dan
Kawasan perkotaan
Godong
Kawasan perkotaan
Wirosari; dan
Kawasan perkotaan
Kradenan
Diseluruh wilayah Kab.
Grobogan
(+)
Pembangunan
VIII - 15
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
permukiman
melalui Bantuan
Program
Pemberdayaan
baik di Perkotaan
maupun
di
Pedesaan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan program
PPIP, PNPM dll
dapat
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya
penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
n
Infrastruktur
di Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program
PPIP, PNPM
dll tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan dengan
program PPIP,
PNPM dll
merupakan
program dengan
pola
pemberdayaan
dimana dalam
pembangunan
dengan padat
karya yang dapat
menyerap
lapangan
pekerjaan
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program PPIP,
PNPM dll dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
lingkungan
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program PPIP,
PNPM dll
dengan
perbaikan
lingkungan
seperti
pembenahan
drainase, jalan
lingkungan,
irigasidapat
mengurangi
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
Lokasi
Kawasan pedesaan
maupun perkotaan
dengan konsep
pemberdayaan
masyarakat (PPIP,
PNPM – MD, P2KP)
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
VIII - 16
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
pengembangan
kawasan
agropolitan
Infrastruktur
Kawasan
Lokasi
Lokasi Kawasan
Agropolitan meliputi:
Kecamatan
Pulokulon;
Kecamatan Toroh;
Kecamatan
Wirosari; dan
Kecamatan
Penawangan
1. Peningkatan jalan
utama kawasan
agropolitan,
2. Pengembangan
sarana dan
prasarana
pendukung,
3. Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
4. Pengembangan
prasarana dan
sarana lingkungan
permukiman pada
kawasan
agropolitan
Penguatan Pusat
Pelayanan Lokal
Lokasi PPL meliputi:
Desa Karangasem
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
4
1
4
0
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian
berupa
peningkatan
produksi dan
produktivitas
jagung dan
kedelai di
daerah
perbukitan
dapat
meningkatkan
potensi
minculnya
kelongsoran di
wilayah
perbukitan
Pengembang
an kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembang
an pertanian
dapat
mengurangi
konversi
lahan
pertanian
karena PKA
berbasis
pada potensi
pertanian
dan
peternakan
di lokasi
kawasan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian dan
peternakan dapat
menciptakan
lapangan kerja,
meningkatkan
pendapatan
penduduk dan
mendorong upaya
pengentaan
kemiskinan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena PKA
berbasis pada
potensi
pertanian di
lokasi kawasan
dan ramah
lingkungan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian
mendorong
keberhasilan
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
hutan dan lahan
karena PKA
berbasis pada
potensi
pertanian dan
peternakan di
lokasi kawasan
(+)
(0)
(+)
(+)
(+)
VIII - 17
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Permukiman
Perdesaan
Potensial yang
Meningkat
Kualitasnya
7. Penyusunan
RTR dan RPJM
KTP2D
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
2. Pengembangan
prasarana dan
sarana
lingkungan
permukiman
pada KTP2D
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi
Kecamatan Wirosari ;
Desa Boloh Kecamatan
Toroh;
Desa Jeketro
Kecamatan Gubug;
Desa Nambuhan
Kecamatan Purwodadi;
Desa
Putatsari
Kecamatan Grobogan;
Desa Trowolu
Kecamatan Ngaringan;
Desa Simo Kecamatan
Kradenan;
Desa Kapung
Kecamatan
Tanggungharjo;
Desa Sedadi
Kecamatan
Penawangan;
Desa Telawah
Kecamatan Karang
Rayung;
Desa Karanglangu
Kecamatan Kedungjati;
dan
Desa Jambon
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya
penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
Pengembang
an Kawasan
Permukiman
Perdesaan
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
merupakan
program yang
mengoptimalkan
potensi daerah
perdesaan
sehingga
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dapat
meningkatkan
perekonomiannya
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena
mengoptimalka
n potensi
daerah dengan
penataan
lingkungan yang
lebih baik
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
dengan
perbaikan
lingkungan
seperti
pembenahan
drainase,
persampahan,
maupun
pengelolaan
limbah
domestik dapat
mengurangi
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
VIII - 18
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Mengembangkan Pembangunan
kawasan
permukiman yang
permukiman
tanggap terhadap
yang tanggap
bencana. (jalur
terhadap
evakuasi, zona
bencana (Gempa
aman, dll)
& Banjir , dll)
Peningkatan
kualitas
infrastruktur
permukiman
Relokasi kawasan
rawan bencana
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
4
0
Lokasi
Kecamatan Pulokulon
Sistem pengendalian banjir
berada di :
Kecamatan Tegowanu,
Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Karangrayung,
Kecamatan Geyer,
Kecamatan Brati,
Kecamatan Toroh, dan
Kecamatan Purwodadi.
(+)
(0)
(+)
(+)
(+)
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana dapat
menurunkan
potensi
munculnya
bencana seperti
banjir dan
kelongsoran di
wilayah
perbukitan
Pengembang
an kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pengembangan
kawasan
permukiman yang
tanggap terhadap
bencana
merupakan
program yang
membantu
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dalam
menangani
lingkungan
permukimannya
menjadi
permukiman
aman, dan layak
huni
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
menjadi lebih
baik.
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
maupun
merelokasi
masyarakat
yang berada
dalam kawasan
VIII - 19
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
3
0
3
1
Lokasi
rawan bencana
Penataan Bangunan dan Lingkungan
mengembangkan
ruang terbuka
hijau di kawasan
perkotaan
Sarana dan prasarana
Penataan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
taman kota yang terdapat di
:
Kota Purwodadi yaitu
taman kota di Alunalun, Simpang Lima,
Hutan Kota Purwodadi
serta lokasi lainnya.
Kota Gubug yaitu
taman kota di Desa
Gubug dan Desa
Kwaron;
Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) air
bersih meliputi :
Pengembangan
sistem perpipaan
Kawasan rawan
kekeringan ;
19 IKK di Kabupaten
Grobogan ;
(+)
(0)
(0)
(+)
(+)
Penataan RTH
dapat
menurunkan
potensi
munculnya
bencana seperti
banjir karena
meningkatkan
fungsi resapan
air
Penataan
RTH tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Penataan RTH
tidak berpengaruh
pada penurunan
tingkat
kemiskinan
masyarakat
Penataan RTH
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
menjadi lebih
baik.
Penataan RTH
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
Pengembangan Air Minum
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
air bersih yang
layak dan sehat
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
(+)
(0)
(+)
(+)
(-)
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Sistem
Penyediaan
Air Minum
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM) air
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
VIII - 20
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
2. Strategi
mengembang
kan sistem
prasarana
lingkungan.
Rencana
pengembangan
sistem jaringan
prasarana
wilayah lainnya
pada sistem
pengelolaan
persampahan
berupa:
rencana
pengelolaan TPA
(Tempat
Pemrosesan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
air bersih dapat
menurunkan
intensitas dan
cakupan wilayah
bencana
kekeringan
(SPAM) air
bersih tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
bersih dapat
meningkatkan
akses air besih
pada masyarakat
miskin dimana
masyarakat kini
menikmati akses
terhadap air
bersih lebih baik
air bersih dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
dimana
penyediaan air
bersih dikelola
dengan optimal.
air bersih
dengan
eksploitasi air
baku yang
besar-besaran
dapat
mengancam
konservasi dan
rehabilitasi
hutan dan lahan
+
0
+
-
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
3
1
Lokasi
air bersih
perdesaan
(Pamsimas)
Pengembangan
sistem perpipaan
air bersih
perkotaan (Spam
di Ibu Kota
Kecamatan (IKK))
Penyediaan air
bersih pada
daerah rawan
kekeringan
Pengelolaan
Persampahan
dan
sanitasi
meliputi
Peningkatan
Pengelolaan sampah
di TPA dengan cara
sanitary landfill
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi TPA terdapat
Kecamatan Purwodadi
di
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan sampah
pengelolaan
sampah di TPA sampah di TPA di TPA dengan cara sampah di TPA
dengan cara
dengan cara
sanitary landfill
dengan cara
sanitary landfill sanitary landfill
landfill dapat
sanitary landfill
akan mengurangi
tidak
mendorong
dapat mendorong
potensi munculnya berpengaruh munculnya lapangan
munculnya
bencana dan
pada alih
pekerjaan dan
permasalahan
meningkatnya
fungsi lahan
kegiatan ekonomi lingkungan seperti
kerentanan
pertanian
baru di wilayah
polusi udara, air
terhadap bencana, menjadi non
sekitar serta
dan tanah,
VIII - 21
+
Peningkatan
pengelolaan
sampah di TPA
dengan cara
sanitary landfill
dapat mengurangi
terjadinya polusi
tanah, sehingga
membantu upaya
konservasi dan
rehabilitasi lahan
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Akhir) dengan
sistem sanitary
landfill;
rencana
pengembangan
lokasi TPST
(Tempat
Pemrosesan
Sementara
Sampah
Terpadu);
Pembangunan
infrastruktur
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
terutama bencana
banjir dan tanah
longsor.
pertanian.
-
-
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
-
1
4
4
0
Lokasi
Pembangunan
Tempat Pemrosesan
Sementara Terpadu
(TPST)
Pengembangan
sistem jaringan
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Pembangunan TPST baru di
Kecamatan Grobogan.
Wilayah perkotaan Prioritas
meliputi:
Pembangunan
Munculnya
TPST baru dapat
kegiatan
berpotensi nyata
ekonomi di
terhadap
wilayah sekitar
munculnya
TPST dapat
bencana dan
mendorong alih
meningkatnya
fungsi lahan
kerentanan
pertanian
terhadap bencana, menjadi non
terutama banjir
pertanian
meningkatkan
merusak sarana
potensi PAD yang prasarana publik
dapat dimanfaatkan
seperti jalan
oleh Pemkab. untuk sehingga akan
kegiatan
menurunkan
pengentasan
kualitas
kemiskinan
lingkungan
+
-
Pembangunan TPST Pembangunan
Pembangunan
dapat mendorong
TPST dapat
TPST dapat
munculnya kegiatan
mendorong
mendorong
ekonomi baru di
munculnya
terjadinya polusi
wilayah sekitar
permasalahan
tanah, sehingga
sehingga
lingkungan seperti
mengganggu
menciptakan
polusi udara, air upaya konservasi
lapangan pekerjaan
dan tanah,
dan rehabilitasi
baru sehingga
merusak sarana
lahan
kegiatan ini dapat prasarana publik
membantu
seperti jalan
pengentasan
sehingga akan
kemiskinan
menurunkan
kualitas
lingkungan
+
0
+
+
+
Pembangunan
Pembanguna
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
VIII - 22
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
dasar Drainase
Perkotaan pada
kawasan
perkotaan
Prioritas
(Pengurangan
Luas Genangan di
Perkotaan)
Pembangunan
infrastruktur
drainase meliputi :
Normalisasi sungai
Program kali bersih
Penyediaan
drainase
permukiman yang
memadai
Pengembangan
sistem pengendalian
banjir meliputi :
Pembangunan
embung baru
(kolam retensi)as
pemanenan air
hujan
Membangun
bangunan resapan
air atau ruang
terbuka hijau
sebagai fasilitas
penangkap air
hujan dan
sedimen
Optimalisasi IPAL
dan IPLT di
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi
Kawasan perkotaan
Purwodadi;
Kawasan perkotaan
Gubug; dan
Kawasan perkotaan
Godong
Kawasan perkotaan
Wirosari; dan
Kawasan perkotaan
Kradenan
Sistem pengelolaan air
limbah kawasan di 19 IKK .
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan akan
mengurangi
potensi
munculnya
bencana dbanjir
dan tanah
longsor
n
infrastruktur
dasar
Drainase
Perkotaan
tidak
berpengaruh
pada
konservasi
lahan
pertanian
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
membantu
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dalam
menangani
lingkungan
permukimannya
menjadi
permukiman
aman, dan layak
huni
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena menata
drainase
lingkungan
menjadi lebih
baik.
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
+
0
+
+
+
VIII - 23
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
4
0
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
dasar
pengelolaan air
limbah domestik
pada kawasan
perkotaan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah domestik
akan
mengurangi
potensi
munculnya
bencana dan
meningkatnya
kerentanan
terhadap
bencana,
terutama
bencana banjir
Pembanguna
n
infrastruktur
dasar
pengelolaan
air limbah
domestik
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pembangunan
infrastruktur
dasar pengelolaan
air limbah
domestik dapat
membantu
masyarakat
miskin dalam
penyediaan air
limbah domestik
yang layak
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah
domestik dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan air
dan tanah
karena air
limbah
domestik yang
dikelola dengan
baik tidak
mengintrusi
daerah
sekitarnya
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah
domestik dapat
mengurangi
terjadinya
polusi air dan
tanah, sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
Lokasi
kawasan
perkotaan
Penyediaan
prasarana dasar
air limbah
domestik on-site
komunal di
wilayah Perkotaan
maupun kawasan
industri.
Frekuensi dampak (+)
Frekuensi dampak (-)
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
2
7
VIII - 24
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Berdasarkan penilaian pengaruh KRP terhadap isu, maka dapat diurutkan isu-isu
berdasarkan tingkat kepentingan atau prioritas. Urutan dari yang terpenting atau
prioritas adalah sebagai berikut:
a. Isu Kemiskinan Penduduk
b. Isu konversi lahan pertanian
c. Isu konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan
d. Isu Peningkatan insentitas dan cakupan wilayah bencana banjir, lonsor dan
kekeringan.
e. Isu penurunan kualitas lingkungan.
Adapun dampak dari kebijakan, rencana dan program yang dianggap paling
prioritas karena memiliki nilai positif terhadap isu pembangunan, adalah :
a. Meningkatkan kualitas /layanan infrastruktur permukiman melalui Bantuan Program
Pemberdayaan baik di Perkotaan maupun di Pedesaan di seluruh wilayah Kabupaten
(5-0);
b. Meningkatkan kualitas /layanan infrastruktur permukiman melalui Bantuan Program
Pemberdayaan baik di Perkotaan maupun di Pedesaan di seluruh wilayah Kabupaten
(5-0);
c. Mengembangkan kawasan permukiman yang tanggap terhadap bencana (Gempa &
Banjir , dll) di di : Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Grobogan, Kecamatan
Karangrayung, Kecamatan Geyer, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, dan Kecamatan
Purwodadi (4-0);
d. Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan dengan rencana kawasan strategis
Kabupaten pada bidang pe
BAB VIII
ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
RPI2JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan
sosial untuk meminimalisir pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek
lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting
lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaanantisipasi dan rekomendasi
perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
8.1 Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2JM
bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan
pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala
bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014: “Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak
dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan
untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program
agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan. Sebagai
persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal,
UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal
atau UKL dan UPL.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 1
Laporan Akhir
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No.
32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten /kota
di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis
yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di
dalam RPI2JM antara lain karena:
1.
RPI2JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 2
Laporan Akhir
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2JM adalah karena
RPI2JM berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS
menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang
berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Dinas
Lingkungan Hidup sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan
KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai
pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis diatur dalam Pasal 15, 16, 17 dan 18.
Dalam Pasal 15 Ayat (1) disebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
Sedangkan pada Pasal 15 Ayat (2) dinyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota;
b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
Selanjutnya pada Pasal 15 Ayat (3) disebutkan bahwa KLHS dilaksanakan dengan
mekanisme:
a. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
c. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau
program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dalam penjelasan Pasal 15 Ayat (2) huruf b, yang dimaksud dengan dampak dan/atau
risiko lingkungan hidup yang dimaksud meliputi:
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 3
Laporan Akhir
perubahan iklim;
b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
c. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
d. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
e. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
f. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau
g. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
a.
Proses penyusunan RPI2JM Kabupaten Gorobogan telah melalui berbagai tahapan
mulai dari identifikasi potensi wilayah, permasalahan, aspirasi para pemangku kepentingan,
maupun prediksi perkembangan wilayah di masa yang akan datang. Berdasarkan proses
tersebut maka isu-isu strategis yang dianggap memiliki pengaruh yang cukup nyata terhadap
lingkungan hidup adalah :
Tabel 8. 1. Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
1.
perubahan iklim;
2.
kerusakan,
kemerosotan,
dan/atau
kepunahan
keanekaragaman
hayati;
3.
peningkatan
intensitas dan
cakupan wilayah
bencana banjir,
longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran
hutan dan lahan;
Uraian Penilaian
Krisis air bersih akibat perubahan iklim kian dirasakan
masyarakat khususnya di perkotaan. Sudah saatnya kita
lakukan gerakan massal menabung air serta
memanfaatkan air secara efisien. Perubahan iklim
merupakan sesuatu yang dampaknya sulit untuk
dihindari terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak
ekstrem dari perubahan iklim adalah terjadinya
kenaikan temperatur serta pergeseran musim.
Perubahan iklim bukan lagi semata-mata wacana,
namun sudah dapat kita rasakan dampaknya, seperti
banjir, gelombang pasang, dan kekeringan.
Perubahan penggunaan lahan dan pembangunan
manusia dapat menimbulkan ancaman bagi satwa liar
karena hilangnya habitat dan degradasi lingkungan yang
terjadi.
Bagi sejumlah spesies, efek pengembangan perumahan
sama parah atau malah lebih parah dibandingkan efek
yang dihasilkan oleh perubahan iklim.
Wilayah Kabupaten Grobogan merupakan wilayah yang
rawan akan bencana alam, Bencana alam yang sering
melanda wilayah ini terdiri atas banjir, tanah longsor,
dan kekeringan. Banjir yang terjadi di Kabupaten
Grobogan disebabkan antara lain curah hujan yang
tinggi saat musim hujan, meluapnya sungai terutama
pada sungai yang tanggul nya kurang tinggi, saluran
drainase yang tidak berfungsi dengan sedimentasi
maupun kegiatan penyempitan saluran, tanggul
sungai/saluran mudah jebol/rusak, penggudulan hutan,
dan jenis tanah yang tidak mudah meresapkan air .
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Kesimpulan
(Signifikan/Tidak
Signifikan)
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
VIII - 4
Laporan Akhir
Daerah rawan longsor terdapat di 6 Kecamatan yang
meliputi 7 desa, yaitu Desa Nambuhan Kecamatan
Purwodadi, Desa Kradenan Kecamatan Kradenan, desa
Dapuro Kunden Kecamatan Wirosari, Desa Padang
Kecamatan Tanggungharjo, Desa Randurejo Kecamatan
Pulokulon, dan desa Jono Kecamatan Tawangharjo.
4.
penurunan mutu
dan kelimpahan
sumber daya alam
5.
peningkatan alih
fungsi kawasan
hutan dan/atau
lahan
Bencana kekeringan sering kali terjadi di Kabupaten
Grobogan, hal ini dikarenakan jenis tanah yang susah
meresapkan air, jumlah sumber air yang sangat terbatas
dan letaknya terkonsentrasi di sebelah utara dan
selatan bagian timur Kabupaten Grobogan.
Isu lainnya adalah meningkatnya kerusakan
lingkungan akibat kegiatan penambangan, industri,
penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang tidak
terkontrol pada aktivitas pertanian.
Kegiatan penambangan yang ditengarai
merusak lingkungan terjadi hampir di semua tahapan
penambangan, mulai dari konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang.
Salah satu kegiatan pemurnian penambangan
yang mengakibatkan gangguan lingkungan adalah
pembakaran kapur. Kegitan ini telah menimbulkan
permasalahan pencemaran baik udara maupun tanah
meskipun di satu pihak mampu memberikan kontribusi
yang cukup besar bagi pendapatan daerah serta mampu
membantu mengatasi penganngguran.
Begitu pula aktivitas penambangan bahan
galian golongan C yang tidak terkendali baik dari sisi
frekuensi pengambilan, volume bahan galian yang
ditambang maupun lokasi di wilayah Kabupaten
Grobogan.
Kegiatan
industri
dapat
menimbulkan
kerusakan lingkungan apabila pengelolaan limbahnya
tidak dilakukan dengan benar. Tekanan terhadap
lingkungan akan semakin besar apabila lokasi industri
berada di dekat permukiman atau di wilayah pertanian.
Kegiatan lain yang berpotensi menimbulkan
penurunan kualitas ingkungan adalah aktivitas
pertanian, terutama pada proses produksi. Penggunaan
pestisida dan pupuk anorganik yang tidak terkontrol
berpotensi menimbulkan dampak pencemaran air,
tanah dan udara.
Penggunaan lahan di Kabupaten Grobogan
terbagi menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah.
Lahan sawah terdapat di hampir semua Kecamatan.
Pada tahun 2007 lahan sawah yang ada di Kabupaten
Grobogan seluas 63.435.526 ha atau 47,61%.
Lahan bukan sawah yang paling dominan
adalah penggunaan untuk hutan negara hutan rakyat,
pekarangan dan tegalan/ kebun. Pada tahun 2007 luas
hutan negara seluas 68.633.030 ha atau sebesar 51,20
%, pekarangan seluas 29.111.020 Ha, tegalan/ kebun
seluas 25.168.319 Ha, dan hutan rakyat seluas
3.619.000 Ha.
Kontribusi sektor pertanian sangat dominan
terhadap PDRB dibandingkan sektor lain, yaitu rata-rata
mencapai 43% dari total PDRB. Di samping itu, sebagian
besar penduduk di Kabupaten Grobogan (±53%)
menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian ini.
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Signifikan
Signifikan
VIII - 5
Laporan Akhir
Dengan demikian dapat dilihat arti penting dari
pertanian
terhadap
perekonomian
Kabupaten
Grobogan.
Dengan
kecenderungan
yang
semakin
meningkat, alih fungsi lahan di wilayah ini maka
pengendalian harus dilakukan.
6.
peningkatan jumlah
penduduk miskin
atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat;
dan/atau
Menurut BPS, Jumlah penduduk Kabupaten
Grobogan pada akhir tahun 2009 adalah 1.404.770 jiwa,
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 412.480. Dari
jumlah penduduk yang ada sebanyak 262.411 jiwa atau
sebesar 18,68% adalah penduduk miskin. Sedangkan
jumlah rumah tangga miskin sebanyak 159.496 atau
sebesar 38,67%. Mengingat jumlah penduduk miskin
maupun rumah tangga miskin yang masih cukup besar,
maka setiap kebijakan, rencana dan program yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten harus
mempertimbangkan keberadaan penduduk miskian
maupun rumah tangga miskin yang ada di wilayah ini.
Signifikan
7.
peningkatan risiko
terhadap kesehatan
dan keselamatan
manusia
Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten
Grobogan dari hasil pengamatan di lapangan terlihat
cukup padat dengan kondisi lingkungan yang minim
prasarana drainase dan sanitasi, serta tata letak yang
tidak teratur. Masalah lain yang cukup mempengaruhi
lingkungan permukiman ini adalah adanya pola hidup
masyarakat tani yang kurang memahami pentingnya
kebersihan dan kesehatan. Kekumuhan di sini lebih
disebabkan karena tidak tertanganinya pembuangan
limbah dan sampah yang kurang baik, yang akhirnya
secara tidak langsung dampaknya adalah penurunan
kualitas kesehatan dan kualitas lingkungan perumahan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan diperoleh data jumlah rumah yang
dikategorikan sebagai rumah sehat di Kabupaten
Grobogan adalah sebanyak 64,2%.
Signifikan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 6
Laporan Akhir
Tabel 8.2 Identifikasi KRP
No
1.
Komponen kebijakan
Pengembangan
Permukiman
a. Revitalisasi permukiman
kumuh,
menjadi
permukiman yang layak
huni
b.
Mendorong pembangunan
permukiman dan
infrastruktur permukiman
baru pada kawasan siap
bangun tersebut
rencana / program
Penyusunan profil kawasan permukiman
Pengawasan pembangunan permukiman sesuai standar tata ruang
kota sempadan –sempadan (jalan dan sungai)
Peningkatan kualitas permukiman dan infrastruktur permukiman,
untuk mencegah dan menangani adanya permukiman
kumuh/padat penduduk perkotaan
Peremajaan permukiman kumuh bantaran sungai
Meningkatkan pembangunan sarana prasarana dasar permukiman
dan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh, pembangunan
keciptakaryaan ini meliputi : jalan, drainase, persampahan, PBL dan
sanitasi.
Membatasi permukiman masyarakat di sempadan sungai, yang
tergolong kumuh
Membangun rumah percontohan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR), yaitu rumah layahk huni yang memenuhi syarat
rumah sehat sederhana (RSS)
Membangun sarana prasarana /infrastruktur permukiman di
sekitar permukiman agar tidak kumuh sekali.
Penyehatan Lingkungan sebagai kawasan permukiman siap baru
Pembangunan permukiman baru di Kasiba/Lisiba
Kemudahan kepemilikan rumah untuk MBR
Pembangunan sarana prasarana dasar permukiman berserta
infrastrukutrnya, sebagai wujud kota baru
Pengalihan dan pemanfaatan khusus sebahai lahan kawasan
permukiman siap bangun
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 8
Lokasi
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Purwodadi,
Kota Godong, Kota Gubug, Kota Wirosari.
Diarahkan pada Rencana sistem pusat kegiatan terdiri atas:
Kawasan perkotaan Purwodadi sebagai bagian dari
PKN Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga –
Semarang – Purwodadi yang selanjutnya disebut
Kedungsepur;
PKL meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
PKLp meliputi:
Kawasan perkotaan Wirosari; dan
Kawasan perkotaan Kradenan.
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
c.
d.
e.
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
Meningkatkan kualitas
/layanan infrastruktur
permukiman melalui
subsidi Pemda Kabupaten
Grobogan
Meningkatkan kualitas
/layanan infrastruktur
permukiman melalui
Bantuan Program
Pemberdayaan baik di
Perkotaan maupun di
Pedesaan
pengembangan kawasan
agropolitan
meningkatkan dan
memantapkan fungsi dan
peran kawasan strategis
ekonomi;
mengembangkan kawasan
peruntukan pertanian
secara terpadu;
mengembangkan kegiatan
agroindustri di kawasan
agropolitan;
meningkatkan pelayanan
perdesaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi di
kawasan agropolitan;
memantapkan kawasan
sentra produksi dan
kawasan pemasaran;
rencana / program
Perencanaan dan pembangunan infrastruktur di Kawasan prioritas
Peningkatan dan pembangunan jalan, drainase, sanitasi dan
persampahan
Perencanaan dan pembangunan infrastruktur di Kawasan pedesaan
maupun perkotaan dengan konsep pemberdayaan masyarakat (PPIP,
PNPM – MD, P2KP)
Pengembangan Infrastruktur kawasan melalui :
1. Peningkatan jalan utama kawasan agropolitan,
2. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung,
Promosi dan Pengembangan komoditas melalui :
1. Peningkatan kegiatan pemasaran dan
2. Penelitian dan pengembangan komoditas unggulan
Peningkatan kelembagaan dan SDM melalui :
1. Penguatan kelompok tani
2. Pelatihan ketrampilan budidaya
3. Pelatihan penanganan pasca panen
4. Pelatihan manajemen dan sistem informasi
5. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
6. Program pembangunan jalan dan jembatan
7. Program pemelihaaan/ rehabilitasi jalan dan jembatan
8. Program pembangunan perumahan
9. Program lingkungan sehat perumahan
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
pada kawasan agropolitan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 9
Lokasi
Kota Purwodadi
Diseluruh wilayah Kab. Grobogan
Lokasi Kawasan Agropolitan meliputi:
Kecamatan Pulokulon;
Kecamatan Toroh;
Kecamatan Wirosari; dan
Kecamatan Penawangan
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
d. Infrastruktur Kawasan
Permukiman Perdesaan
Potensial yang Meningkat
Kualitasnya:
Mengembangkan kawasan
permukiman yang tanggap
terhadap bencana (Gempa &
Banjir , dll)
2.
rencana / program
Penguatan Pusat Pelayanan Lokal
1. Penyusunan RTR dan RPJM KTP2D
2. Pengembangan penyediaan fasilitas perkotaan (pendidikan,
kesehatan, perdagangan)
3. Pengembangan penyediaan prasarana dasar perkotaan (sanitasi, air
minum, dan persampahan)
4. Pengembangan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
produksi pertanian
5. Pengembangan pasar pertanian atau sub terminal agribisnis
6. Pengembangan klaster ekonomi agro
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1. Pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
pada KTP2D
Pembangunan permukiman yang tanggap terhadap bencana. (jalur
evakuasi, zona aman, dll)
Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman
Relokasi kawasan rawan bencana
Lokasi
Lokasi PPL meliputi:
Desa Karangasem Kecamatan Wirosari ;
Desa Boloh Kecamatan Toroh;
Desa Jeketro Kecamatan Gubug;
Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi;
Desa Putatsari Kecamatan Grobogan;
Desa Trowolu Kecamatan Ngaringan;
Desa Simo Kecamatan Kradenan;
Desa Kapung Kecamatan Tanggungharjo;
Desa Sedadi Kecamatan Penawangan;
Desa Telawah Kecamatan Karang Rayung;
Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati; dan
Desa Jambon Kecamatan Pulokulon
Sistem pengendalian banjir berada di :
Kecamatan Tegowanu,
Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Karangrayung,
Kecamatan Geyer,
Kecamatan Brati,
Kecamatan Toroh, dan
Kecamatan Purwodadi.
Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. mengembangkan ruang
terbuka hijau di kawasan
perkotaan
Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 10
ruang terbuka hijau;
taman kota yang terdapat di :
Kota Purwodadi yaitu taman kota di Alunalun, Simpang Lima, Hutan Kota Purwodadi
serta lokasi lainnya.
Kota Wirosari yaitu taman kota di Desa
Kunden dan Kelurahan Wirosari dan Desa
Penawangan;
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
Lokasi
rencana / program
Kota Gubug yaitu taman kota di Desa Gubug
dan Desa Kwaron;
Kota Godong yaitu taman kota di Desa Bugel
dan Desa Godong;
b. Membangun dan
meningkatkan kualitas
permukiman dan infrastruktur
perkotaan
f.
g.
h.
3.
i.
j.
4.
Peningkatan kualitas permukiman
Pengawasan pembangunan permukiman sesuai standar tata ruang
kota sempadan –sempadan (jalan dan sungai)
Penyusunan master plan Pembangunan kawasan permukiman di
Kabupaten Grobogan sesuai rencana tata ruang. (Penyusunan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)
Wilayah perkotaan sebagai PKL meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
Pengembangan Air Minum
Pengelolaan air bersih meliputi :
1. Pengembangan sistem perpipaan air bersih perdesaan dengan
meningkatkan kapasitas jaringan yang telah ada maupun
pembangunan jaringan baru (Pamsimas)
2. Pengembangan sistem perpipaan air bersih perkotaan dengan
meningkatkan kapasitas jaringan yang telah ada maupun
pembangunan jaringan baru (Spam di Ibu Kota Kecamatan (IKK))
3. Penyediaan air bersih pada daerah rawan kekeringan
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
a. Pembangunan infrastruktur Pengembangan sistem jaringan drainase meliputi :
dasar Drainase Perkotaan
1. Program kali bersih
pada kawasan perkotaan
2. Normalisasi sungai
Prioritas (Pengurangan
3. Penyediaan drainase permukiman yang memadai
Wilayah perkotaan Prioritas meliputi:
Kawasan perkotaan Purwodadi;
Kawasan perkotaan Gubug; dan
Kawasan perkotaan Godong.
Kawasan perkotaan Wirosari.
Kawasan perkotaan Kradenan.
Luas Genangan di
Perkotaan)
Pengembangan sistem pengendalian banjir meliputi :
1. Pembangunan embung baru sebagai fasilitas pemanenan air hujan
2. Perbaikan embung yang rusak
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 11
Laporan Akhir
No
Komponen kebijakan
Lokasi
rencana / program
3. Membangun bangunan penahan arus run off dan penahan erosi
4. Membangun bangunan resapan air atau ruang terbuka hijau sebagai
fasilitas penangkap air hujan dan sedimen
k.
b.
Pembangunan infrastruktur Pengelolaan Persampahan dan sanitasi meliputi :
1. Peningkatan pelayanan persampahan di pusat-pusat kegiatan
dasar pengelolaan
perkotaan.
Persampahan pada
2. Peningkatan Pengelolaan sampah di TPA dengan cara sanitary
kawasan perkotaan
landfill
3. Pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara Terpadu (TPST)
4. Pengembangan program reduksi sampah melalui konsep 3R dan
pemilahan sampah organik dengan an organik
5. Penyediaan sarana persampahan yang mendukung konsep 3R dan
pemilahan sampah
6. Sosialisasi dan pilot project pengelolaan sampah berbasis konsep 3R
dan pemilahan sampah
l.
c.
Pembangunan infrastruktur Optimalisasi IPAL dan IPLT di kawasan perkotaan
dasar pengelolaan air
Penyediaan prasarana dasar air limbah domestik on-site komunal di
limbah domestik pada
wilayah Perkotaan maupun kawasan industri.
kawasan perkotaan
Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
VIII - 12
Sistem jaringan prasarana lainnya
Sistem pengelolaan persampahan
Lokasi TPA terdapat di :
Kecamatan Purwodadi;
Revitalisasi TPST eksisting :
Kecamatan Godong;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Wirosari;
Pembangunan TPST baru di :
Kecamatan Grobogan.
Pembangunan 3R baru di :
Kecamatan Kradenan
Kecamatan Purwodadi;
Kecamatan Godong;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Wirosari;
Sistem pengelolaan air limbah kawasan di 19 IKK .
Sistem pengelolaan air limbah kawasan peruntukan
industri :
Kecamatan Purwodadi;
Kecamatan Tanggungharjo;
Kecamatan Gubug;
Kecamatan Tegowanu;
Kecamatan Wirosari;
Kecamatan Godong; dan
Kecamatan Tawangharjo
Laporan Akhir
Tabel 8.3 Matriks pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/ atau Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya terhadap pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut :
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
1.
2
KRP
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
0
(+)
(+)
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
(+)
4
1
1
4
Lokasi
Pengembangan Permukiman
Revitalisasi
permukiman
kumuh, menjadi
permukiman yang
layak huni
Peremajaan
permukiman
kumuh bantaran
sungai
Membangun
sarana prasarana
/infrastruktur
permukiman
di
sekitar
permukiman agar
tidak
kumuh
sekali.
Kawasan Permukiman Kumuh
Perkotaan di Kota Purwodadi,
Kota Godong, Kota Gubug,
Kota Wirosari.
Mendorong
pembangunan
Penyehatan
Lingkungan
Diarahkan pada Rencana
sistem pusat kegiatan terdiri
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
(+)
Penanganan
permukiman
kumuh dapat
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
Penataan
Penanganan
Penanganan
lingkungan permukiman kumuh
permukiman
kumuh tidak merupakan program kumuh dapat
berpengaruh
yang membantu
mengurangi
pada alih
masyarakat miskin potensi turunnya
fungsi lahan
(masyarakat
kualitas
pertanian
berpenghasilan
lingkungan karena
menjadi non
rendah) dalam
dalam rangka
pertanian.
menangani
meningkatkan
lingkungan
kualitas
permukimannya
lingkungan
menjadi
permukiman layak
huni
Penanganan
permukiman
kumuh dengan
perbaikan
lingkungan seperti
pembenahan
drainase,
persampahan,
maupun
pengelolaan
limbah domestik
dapat mengurangi
terjadinya polusi
tanah, sehingga
membantu upaya
konservasi dan
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
pembangunan
Munculnya
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
VIII - 14
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
permukiman dan
infrastruktur
permukiman baru
pada
kawasan
siap
bangun
tersebut
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
permukiman
dan infrastruktur
permukiman
baru dapat
berpotensi nyata
terhadap
munculnya
bencana dan
meningkatnya
kerentanan
terhadap
bencana,
terutama banjir
dan tanah
longsor
kegiatan
ekonomi di
wilayah di
wilayah
permukiman
baru dapat
mendorong
alih fungsi
lahan
pertanian
menjadi non
pertanian
permukiman baru
dapat mendorong
munculnya
kegiatan ekonomi
baru di wilayah
sekitar sehingga
menciptakan
lapangan
pekerjaan baru
sehingga kegiatan
ini dapat
membantu
pengentasan
kemiskinan
permukiman
baru dapat
memicu
terjadinya
polusi dan
penurunan
kualitas
lingkungan di
lokasi dan
wilayah sekitar
akibat
peningkatan
aktivitas
ekonomi,
transportasi dan
kegiatan
penunjangnya
seperti bengkel,
stasiun
pengisian bahan
bakar, rumah
makan, dan
lainnya
permukiman
baru dapat
mendorong
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
mengganggu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
(+)
(+)
(+)
(+)
Pembanguna
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
5
0
Lokasi
Meningkatkan
kualitas /layanan
infrastruktur
Isu 1
sebagai kawasan
permukiman siap
baru
Pembangunan
permukiman baru
di Kasiba/Lisiba
Kemudahan
kepemilikan
rumah untuk MBR
Pembangunan
sarana prasarana
dasar permukiman
berserta
infrastrukutrnya,
sebagai wujud
kota baru
Pengalihan dan
pemanfaatan
khusus sebagai
lahan kawasan
permukiman siap
bangun
Perencanaan dan
pembangunan
infrastruktur di
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
atas:
Kawasan perkotaan
Purwodadi;
Kawasan perkotaan
Gubug; dan
Kawasan perkotaan
Godong
Kawasan perkotaan
Wirosari; dan
Kawasan perkotaan
Kradenan
Diseluruh wilayah Kab.
Grobogan
(+)
Pembangunan
VIII - 15
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
permukiman
melalui Bantuan
Program
Pemberdayaan
baik di Perkotaan
maupun
di
Pedesaan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan program
PPIP, PNPM dll
dapat
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya
penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
n
Infrastruktur
di Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program
PPIP, PNPM
dll tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan dengan
program PPIP,
PNPM dll
merupakan
program dengan
pola
pemberdayaan
dimana dalam
pembangunan
dengan padat
karya yang dapat
menyerap
lapangan
pekerjaan
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program PPIP,
PNPM dll dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
lingkungan
Infrastruktur di
Kawasan
Perdesaan
maupun
Perkotaan
dengan
program PPIP,
PNPM dll
dengan
perbaikan
lingkungan
seperti
pembenahan
drainase, jalan
lingkungan,
irigasidapat
mengurangi
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
Lokasi
Kawasan pedesaan
maupun perkotaan
dengan konsep
pemberdayaan
masyarakat (PPIP,
PNPM – MD, P2KP)
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
VIII - 16
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
pengembangan
kawasan
agropolitan
Infrastruktur
Kawasan
Lokasi
Lokasi Kawasan
Agropolitan meliputi:
Kecamatan
Pulokulon;
Kecamatan Toroh;
Kecamatan
Wirosari; dan
Kecamatan
Penawangan
1. Peningkatan jalan
utama kawasan
agropolitan,
2. Pengembangan
sarana dan
prasarana
pendukung,
3. Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
4. Pengembangan
prasarana dan
sarana lingkungan
permukiman pada
kawasan
agropolitan
Penguatan Pusat
Pelayanan Lokal
Lokasi PPL meliputi:
Desa Karangasem
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
4
1
4
0
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian
berupa
peningkatan
produksi dan
produktivitas
jagung dan
kedelai di
daerah
perbukitan
dapat
meningkatkan
potensi
minculnya
kelongsoran di
wilayah
perbukitan
Pengembang
an kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembang
an pertanian
dapat
mengurangi
konversi
lahan
pertanian
karena PKA
berbasis
pada potensi
pertanian
dan
peternakan
di lokasi
kawasan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian dan
peternakan dapat
menciptakan
lapangan kerja,
meningkatkan
pendapatan
penduduk dan
mendorong upaya
pengentaan
kemiskinan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena PKA
berbasis pada
potensi
pertanian di
lokasi kawasan
dan ramah
lingkungan
Pengembangan
kawasan
agropolitan
dengan
program
promosi dan
pengembangan
komoditas
pertanian
mendorong
keberhasilan
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
hutan dan lahan
karena PKA
berbasis pada
potensi
pertanian dan
peternakan di
lokasi kawasan
(+)
(0)
(+)
(+)
(+)
VIII - 17
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Permukiman
Perdesaan
Potensial yang
Meningkat
Kualitasnya
7. Penyusunan
RTR dan RPJM
KTP2D
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
2. Pengembangan
prasarana dan
sarana
lingkungan
permukiman
pada KTP2D
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi
Kecamatan Wirosari ;
Desa Boloh Kecamatan
Toroh;
Desa Jeketro
Kecamatan Gubug;
Desa Nambuhan
Kecamatan Purwodadi;
Desa
Putatsari
Kecamatan Grobogan;
Desa Trowolu
Kecamatan Ngaringan;
Desa Simo Kecamatan
Kradenan;
Desa Kapung
Kecamatan
Tanggungharjo;
Desa Sedadi
Kecamatan
Penawangan;
Desa Telawah
Kecamatan Karang
Rayung;
Desa Karanglangu
Kecamatan Kedungjati;
dan
Desa Jambon
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
mengurangi
intensitasdan
cakupan wilayah
banjir dll
dikarenakan
adanya
penataan
lingkungan
terutama
pembangunan
drainase
lingkungan
Pengembang
an Kawasan
Permukiman
Perdesaan
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
merupakan
program yang
mengoptimalkan
potensi daerah
perdesaan
sehingga
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dapat
meningkatkan
perekonomiannya
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
dapat
mengurangi
potensi
turunnya
kualitas
lingkungan
karena
mengoptimalka
n potensi
daerah dengan
penataan
lingkungan yang
lebih baik
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
dengan
perbaikan
lingkungan
seperti
pembenahan
drainase,
persampahan,
maupun
pengelolaan
limbah
domestik dapat
mengurangi
terjadinya
polusi tanah,
sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
VIII - 18
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Mengembangkan Pembangunan
kawasan
permukiman yang
permukiman
tanggap terhadap
yang tanggap
bencana. (jalur
terhadap
evakuasi, zona
bencana (Gempa
aman, dll)
& Banjir , dll)
Peningkatan
kualitas
infrastruktur
permukiman
Relokasi kawasan
rawan bencana
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
4
0
Lokasi
Kecamatan Pulokulon
Sistem pengendalian banjir
berada di :
Kecamatan Tegowanu,
Kecamatan Grobogan,
Kecamatan Karangrayung,
Kecamatan Geyer,
Kecamatan Brati,
Kecamatan Toroh, dan
Kecamatan Purwodadi.
(+)
(0)
(+)
(+)
(+)
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana dapat
menurunkan
potensi
munculnya
bencana seperti
banjir dan
kelongsoran di
wilayah
perbukitan
Pengembang
an kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pengembangan
kawasan
permukiman yang
tanggap terhadap
bencana
merupakan
program yang
membantu
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dalam
menangani
lingkungan
permukimannya
menjadi
permukiman
aman, dan layak
huni
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
menjadi lebih
baik.
Pengembangan
kawasan
permukiman
yang tanggap
terhadap
bencana
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
maupun
merelokasi
masyarakat
yang berada
dalam kawasan
VIII - 19
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
3
0
3
1
Lokasi
rawan bencana
Penataan Bangunan dan Lingkungan
mengembangkan
ruang terbuka
hijau di kawasan
perkotaan
Sarana dan prasarana
Penataan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
taman kota yang terdapat di
:
Kota Purwodadi yaitu
taman kota di Alunalun, Simpang Lima,
Hutan Kota Purwodadi
serta lokasi lainnya.
Kota Gubug yaitu
taman kota di Desa
Gubug dan Desa
Kwaron;
Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) air
bersih meliputi :
Pengembangan
sistem perpipaan
Kawasan rawan
kekeringan ;
19 IKK di Kabupaten
Grobogan ;
(+)
(0)
(0)
(+)
(+)
Penataan RTH
dapat
menurunkan
potensi
munculnya
bencana seperti
banjir karena
meningkatkan
fungsi resapan
air
Penataan
RTH tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Penataan RTH
tidak berpengaruh
pada penurunan
tingkat
kemiskinan
masyarakat
Penataan RTH
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
menjadi lebih
baik.
Penataan RTH
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
Pengembangan Air Minum
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
air bersih yang
layak dan sehat
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
(+)
(0)
(+)
(+)
(-)
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Sistem
Penyediaan
Air Minum
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM) air
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Sistem
Penyediaan Air
Minum (SPAM)
VIII - 20
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
2. Strategi
mengembang
kan sistem
prasarana
lingkungan.
Rencana
pengembangan
sistem jaringan
prasarana
wilayah lainnya
pada sistem
pengelolaan
persampahan
berupa:
rencana
pengelolaan TPA
(Tempat
Pemrosesan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
air bersih dapat
menurunkan
intensitas dan
cakupan wilayah
bencana
kekeringan
(SPAM) air
bersih tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
bersih dapat
meningkatkan
akses air besih
pada masyarakat
miskin dimana
masyarakat kini
menikmati akses
terhadap air
bersih lebih baik
air bersih dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
dimana
penyediaan air
bersih dikelola
dengan optimal.
air bersih
dengan
eksploitasi air
baku yang
besar-besaran
dapat
mengancam
konservasi dan
rehabilitasi
hutan dan lahan
+
0
+
-
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
3
1
Lokasi
air bersih
perdesaan
(Pamsimas)
Pengembangan
sistem perpipaan
air bersih
perkotaan (Spam
di Ibu Kota
Kecamatan (IKK))
Penyediaan air
bersih pada
daerah rawan
kekeringan
Pengelolaan
Persampahan
dan
sanitasi
meliputi
Peningkatan
Pengelolaan sampah
di TPA dengan cara
sanitary landfill
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi TPA terdapat
Kecamatan Purwodadi
di
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan sampah
pengelolaan
sampah di TPA sampah di TPA di TPA dengan cara sampah di TPA
dengan cara
dengan cara
sanitary landfill
dengan cara
sanitary landfill sanitary landfill
landfill dapat
sanitary landfill
akan mengurangi
tidak
mendorong
dapat mendorong
potensi munculnya berpengaruh munculnya lapangan
munculnya
bencana dan
pada alih
pekerjaan dan
permasalahan
meningkatnya
fungsi lahan
kegiatan ekonomi lingkungan seperti
kerentanan
pertanian
baru di wilayah
polusi udara, air
terhadap bencana, menjadi non
sekitar serta
dan tanah,
VIII - 21
+
Peningkatan
pengelolaan
sampah di TPA
dengan cara
sanitary landfill
dapat mengurangi
terjadinya polusi
tanah, sehingga
membantu upaya
konservasi dan
rehabilitasi lahan
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
Akhir) dengan
sistem sanitary
landfill;
rencana
pengembangan
lokasi TPST
(Tempat
Pemrosesan
Sementara
Sampah
Terpadu);
Pembangunan
infrastruktur
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
terutama bencana
banjir dan tanah
longsor.
pertanian.
-
-
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
7
10
11
-
1
4
4
0
Lokasi
Pembangunan
Tempat Pemrosesan
Sementara Terpadu
(TPST)
Pengembangan
sistem jaringan
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Pembangunan TPST baru di
Kecamatan Grobogan.
Wilayah perkotaan Prioritas
meliputi:
Pembangunan
Munculnya
TPST baru dapat
kegiatan
berpotensi nyata
ekonomi di
terhadap
wilayah sekitar
munculnya
TPST dapat
bencana dan
mendorong alih
meningkatnya
fungsi lahan
kerentanan
pertanian
terhadap bencana, menjadi non
terutama banjir
pertanian
meningkatkan
merusak sarana
potensi PAD yang prasarana publik
dapat dimanfaatkan
seperti jalan
oleh Pemkab. untuk sehingga akan
kegiatan
menurunkan
pengentasan
kualitas
kemiskinan
lingkungan
+
-
Pembangunan TPST Pembangunan
Pembangunan
dapat mendorong
TPST dapat
TPST dapat
munculnya kegiatan
mendorong
mendorong
ekonomi baru di
munculnya
terjadinya polusi
wilayah sekitar
permasalahan
tanah, sehingga
sehingga
lingkungan seperti
mengganggu
menciptakan
polusi udara, air upaya konservasi
lapangan pekerjaan
dan tanah,
dan rehabilitasi
baru sehingga
merusak sarana
lahan
kegiatan ini dapat prasarana publik
membantu
seperti jalan
pengentasan
sehingga akan
kemiskinan
menurunkan
kualitas
lingkungan
+
0
+
+
+
Pembangunan
Pembanguna
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan
VIII - 22
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
dasar Drainase
Perkotaan pada
kawasan
perkotaan
Prioritas
(Pengurangan
Luas Genangan di
Perkotaan)
Pembangunan
infrastruktur
drainase meliputi :
Normalisasi sungai
Program kali bersih
Penyediaan
drainase
permukiman yang
memadai
Pengembangan
sistem pengendalian
banjir meliputi :
Pembangunan
embung baru
(kolam retensi)as
pemanenan air
hujan
Membangun
bangunan resapan
air atau ruang
terbuka hijau
sebagai fasilitas
penangkap air
hujan dan
sedimen
Optimalisasi IPAL
dan IPLT di
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
Lokasi
Kawasan perkotaan
Purwodadi;
Kawasan perkotaan
Gubug; dan
Kawasan perkotaan
Godong
Kawasan perkotaan
Wirosari; dan
Kawasan perkotaan
Kradenan
Sistem pengelolaan air
limbah kawasan di 19 IKK .
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan akan
mengurangi
potensi
munculnya
bencana dbanjir
dan tanah
longsor
n
infrastruktur
dasar
Drainase
Perkotaan
tidak
berpengaruh
pada
konservasi
lahan
pertanian
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
membantu
masyarakat
miskin
(masyarakat
berpenghasilan
rendah) dalam
menangani
lingkungan
permukimannya
menjadi
permukiman
aman, dan layak
huni
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan
karena menata
drainase
lingkungan
menjadi lebih
baik.
infrastruktur
dasar Drainase
Perkotaan
merupakan
program yang
dapat
meningkatkan
konservasi dan
rehabilitasi
karena
mengatur,
mengelola, dan
menata
lingkungan
+
0
+
+
+
VIII - 23
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
4
0
Laporan Akhir
Isu Pembangunan berkelanjutan yang
berpotensi terkena pengaruh/dampak
Kebijakan, Rencana, Program
sebagaimana tertuang dalam
Raperda RTRW Kab.
Grobogan
1
No
2
KRP
dasar
pengelolaan air
limbah domestik
pada kawasan
perkotaan
Isu 1
Isu 2
Isu 3
Isu 4
Isu 5
Isu Peningkatan
intensitas dan
cakupan
wilayah
bencana banjir,
longsor,
kekeringan.
Isu
konversi
lahan
pertanian
Isu Kemiskinan
Penduduk
Isu
penurunan
kualitas
lingkungan
Isu konservasi
dan rehabilitasi
hutan dan
lahan
3
4
5
6
7
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah domestik
akan
mengurangi
potensi
munculnya
bencana dan
meningkatnya
kerentanan
terhadap
bencana,
terutama
bencana banjir
Pembanguna
n
infrastruktur
dasar
pengelolaan
air limbah
domestik
tidak
berpengaruh
pada alih
fungsi lahan
pertanian
menjadi non
pertanian.
Pembangunan
infrastruktur
dasar pengelolaan
air limbah
domestik dapat
membantu
masyarakat
miskin dalam
penyediaan air
limbah domestik
yang layak
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah
domestik dapat
meningkatkan
kualitas
lingkungan air
dan tanah
karena air
limbah
domestik yang
dikelola dengan
baik tidak
mengintrusi
daerah
sekitarnya
Pembangunan
infrastruktur
dasar
pengelolaan air
limbah
domestik dapat
mengurangi
terjadinya
polusi air dan
tanah, sehingga
membantu
upaya
konservasi dan
rehabilitasi
lahan
Lokasi
kawasan
perkotaan
Penyediaan
prasarana dasar
air limbah
domestik on-site
komunal di
wilayah Perkotaan
maupun kawasan
industri.
Frekuensi dampak (+)
Frekuensi dampak (-)
Review RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2013-2017
2
7
VIII - 24
Frekuen
si
Dampak
+
Frekuen
si
Dampak
-
10
11
Laporan Akhir
Berdasarkan penilaian pengaruh KRP terhadap isu, maka dapat diurutkan isu-isu
berdasarkan tingkat kepentingan atau prioritas. Urutan dari yang terpenting atau
prioritas adalah sebagai berikut:
a. Isu Kemiskinan Penduduk
b. Isu konversi lahan pertanian
c. Isu konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan
d. Isu Peningkatan insentitas dan cakupan wilayah bencana banjir, lonsor dan
kekeringan.
e. Isu penurunan kualitas lingkungan.
Adapun dampak dari kebijakan, rencana dan program yang dianggap paling
prioritas karena memiliki nilai positif terhadap isu pembangunan, adalah :
a. Meningkatkan kualitas /layanan infrastruktur permukiman melalui Bantuan Program
Pemberdayaan baik di Perkotaan maupun di Pedesaan di seluruh wilayah Kabupaten
(5-0);
b. Meningkatkan kualitas /layanan infrastruktur permukiman melalui Bantuan Program
Pemberdayaan baik di Perkotaan maupun di Pedesaan di seluruh wilayah Kabupaten
(5-0);
c. Mengembangkan kawasan permukiman yang tanggap terhadap bencana (Gempa &
Banjir , dll) di di : Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Grobogan, Kecamatan
Karangrayung, Kecamatan Geyer, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, dan Kecamatan
Purwodadi (4-0);
d. Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan dengan rencana kawasan strategis
Kabupaten pada bidang pe